SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
http://risalahrasul.wordpress.com/2008/05/19/nabi-musa-menerima-wahyu/ (situs kisah nabi)



Kitab Allah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kitab Allāh (Arab: ‫هلل‬       ‫ ,ك تاب ا‬Kitabullāh) adalah catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada
para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena mempercayai kitab-kitab selain Al
Qur'an sesuai dengan salah satu Rukun Iman. Jumlah kitab yang telah diturunkan sebanyak 104 kitab
suci.[1]

                       Daftar isi
                     [sembunyikan]


1 Etimologi

 o     1.1 Shuhuf

 o     1.2 Mushaf

              1.2.1 Taurat (Torah)

              1.2.2 Zabur (Mazmur)

              1.2.3 Injil

              1.2.4 Al-Qur`an

2 Penjelasan di dalam al-Qur`an

 o     2.1 Semua kitab turun pada bulan Ramadan

 o     2.2 Janji Allah terhadap orang beriman

3 Hubungan Al-Qur'an dengan kitab terdahulu

4 Lihat pula

5 Catatan kaki

6 Referensi

7 Pranala luar

[sunting]Etimologi

Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab Allah) zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa
berupa shuhuf dan mushaf. Kata Suhuf pula terdapat di surah al A'laa



“                                                      ”
           (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.




                                          —(al A'laa 87:19)


Kedua kalimat itu berasal dari akar kalimat yang sama yaitu, "sahafa" (menulis). Shuhuf (Arab:‫ةفيحص‬
tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit,papirus dan
media lain. Sedangkan mushaf (Arab:‫ فحصم‬jamak: masahif) berarti kumpulan-kumpulan shuhuf, yang
dibundel menjadi satu, seperti 2 sampul dalam satu isi.[2]

Dalam sejarah penulisan dari teks Qur'an, suhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada akhirnya Qur'an
dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam suhuf tersebut susunan tiap ayat di dalam surah telah tepat,
tetapi lembaran-lembaran yang ada belumlah tersusun dengan rapi, tidak dibundel menjadi satu isi.

Kalimat mushaf pada saat ini memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam Qur'an yang
telah dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap ayat di dalam surah telah disusun
dengan rapi. Saat ini umat Islam juga menyebut setiap duplikat Qur'an, yang mana memiliki keteraturan
tiap ayat dan surah disebut mushaf.

[sunting]Shuhuf

Beberapa nabi yang dikatakan memiliki shuhuf adalah:


   Adam - 10 shuhuf

   Syits - 60 shuhuf, (pendapat lain mengatakan 50 shuhuf)[1]

   Khanukh - 30 shuhuf

   Ibrahim - 30 shuhuf (10 shuhuf)[1]

   Musa - 10 shuhuf

Untuk shuhuf Ibrahim dan Musa tercantum di dalam firman Tuhan, surah Al A'la dan An Najm, yang
berbunyi;



“
      Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat
      nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
      duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-
      benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.                   ”
                                                                                       —(Al A’la : 14-19)




“                                                                                                           ”
      Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan
      lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?


                                                                                       —(An Najm : 36-37)


[sunting]Mushaf

Beberapa suhuf yang telah dicatat dari firman Allah kemudian dijadikan satu yang memiliki nama
bermacam-macam, yang telah diberikan kepada para rasul-Nya. Di antaranya adalah:

[sunting]Taurat (Torah)

Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan
diturunkan melalui Musa. Isi pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat
berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum.
“                                                                                                           ”
      (Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang
      terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil.


                                                                                          —(Ali Imran: 3)


[sunting]Zabur (Mazmur)

Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian bagi Allah) yang dibawakan melalui Daud yang berbahasa Qibti.
Kitab ini tidak mengandung syariat, karena Daud diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah
dibawa oleh Musa.



“                                                                  ”
      Dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud.




                                                       —(An-Nisa; 163)


[sunting]Injil

Injil pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai
penggenap ajaran Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelionyang berarti "kabar
gembira". Injil-injil tidak mempunyai pembahasan sistematis mengenai satu tema atau tema-tema
tertentu,[3] meskipun di dalamnya banyak membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini
mengandung firman Allah dan riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa.



“
      Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam,
      membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya
      Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
      membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
      pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.                                                           ”
                                                                                    —(Al-Maa`idah 5:46)


[sunting]Al-Qur`an

    Artikel utama untuk bagian ini adalah: Al-Qur'an

Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan kitab sebagai pedoman
hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada
keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan
manusia.

      Pada bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
“                                                                                                      ”
                                                                                      —(Al-Baqarah: 185)
Tampilan Al-Qur`an dianggap unik, karena berupa prosa berirama, puisi epik, dan simfoni dalam
keterpaduan teks yang indah. Isi Al-Qur`an juga dianggap unik, berupa paduan filsafat semesta, catatan
sejarah, peringatan-peringatan dan hiburan, dasar-dasar hukum, serta doa-doa.

Bagi umat Islam, tidak disyariatkan untuk mempelajari isi Taurat, Zabur, dan Injil yang ada saat ini, karena
menurut ajaran Islam, dianggap telah mengandung berbagai tafsiran yang tidak benar[4]dan karena isi
kesemua kitab yang masih diperlukan, telah dimasukkan ke dalam kitab Al-Qur`an. Namun tidak diperlukan
juga upaya untuk menyerang atau menyalah-nyalahkan isi Taurat, Zabur, atau Injil, karena terdapat ayat-
ayat Allah di dalamnya.

[sunting]Penjelasan        di dalam al-Qur`an

Dalam firman Allah ayat Al Imraan 3 ayat 4:



“
      Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al
      Furqaan.[5] Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh
      siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).                               ”
                                                                                          —(Al Imran 3:4)


Kemudian An Nissa 4 ayat 136 dan 163:



“
      Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
      kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
      Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
      dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.                             ”
                                                                                        —(An Nissa 4:136)




“
      Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan
      wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula)
      kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
      Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.                                                          ”
                                                                                        —(An Nissa 4:163)


[sunting]Semua      kitab turun pada bulan Ramadan
Menurut sumber berdasarkan hadits shahih dari Imam Ahmad, kesemua kitab-kitab suci tersebut turun
pada bulan Ramadan, shuhuf Ibrahim turun pada awal malam pertama bulan Ramadan, Taurat turun pada
hari keenam bulan Ramadan dan Injil pada hari ketiga belas dari Ramadan.[6] Al-Qur’an diturunkan pada
bulan Ramadan berdasarkan pada salah satu surah di dalam Al Qur'an yang berbunyi,

      Bulan Ramadan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan
“     penjelasan atas petunjuk itu, serta pemisah antara haq dan batil.                                      ”
                                                                                       —(Al Baqarah 2:185)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah menyanjung bulan Ramadan diatas bulan-bulan yang lain, yaitu
dengan memilihnya sebagai bulan dimana kesemua kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya.

[sunting]Janji    Allah terhadap orang beriman
Menurut keyakinan ajaran Islam, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan
hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya
melimpah ruah, kepada orang yang jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sebagai contoh
dalam ayat:



“
       Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran)
       yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari
       atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan
       alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.                                      ”
                                                                                      —(Al Maidah 66:5)


[sunting]Hubungan        Al-Qur'an dengan kitab terdahulu

    Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain

Semua muslim meyakini bahwa adanya wahyu progresif, bahwa wahyu Tuhan berkembang dengan seiring
berjalannya waktu dan perbedaan kelompok dari masyarakat. Didalam Al Quran membenarkan tentang
adanya larangan bekerja di hari Sabbath dalam Taurat, tetapi Al Quran membolehkan bekerja dan
mengesampingkan hal tersebut.

Pada awal tahun kenabian Muhammad, sebuah wahyu diberitakan kepadanya,



“
       Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
       menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari
       Tuhanmu...                                                                                         ”
                                                                                      —(Al Maidah 5:68)


Kalimat ini diyakini oleh pemeluk agama Islam bahwa konversi agama lama menjadi agama Islam akan
dimulai dengan segala ketulusan hati mengikuti firman dari kita-kitab suci sebelum Al Quran.




Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al-Qur'an dalam pandangan Islam memiliki posisi yang sangat jelas berkaitan dengan keberadaan teks-
teks keagamaan yang termasuk dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada kaum sebelum kaum
Nabi Muhammad SAW (Taurat, Zabur, Injil, dan lembaran Adam, Syits, Idris, Ibrahim dan Musa). Berkaitan
dengan hal ini dalam doktrin Islam, al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap
kitab-kitab tersebut.
Daftar isi
                            [sembunyikan]


1 Pernyataan Al Qur'an tentang hubungan dengan kitab terdahulu

 o    1.1 Menegaskan eksistensi kitab terdahulu

 o    1.2 Pembenar & Ujian

 o    1.3 Referensi utama

 o    1.4 Sejarah yang benar

2 Lihat pula

3 Pranala luar

[sunting]Pernyataan              Al Qur'an tentang hubungan dengan kitab terdahulu

     Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Allah

Berikut adalah pernyataan Al Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan
al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut.

[sunting]Menegaskan              eksistensi kitab terdahulu
Secara eksplisit dalam surah Al-Baqarah ayat ke 2-4 ditegaskan bahwa salah satu ciri orang yang
bertaqwa (muttaqin) adalah mereka yang percaya pada al-Qur'an dan wahyu yang diturunkan sebelum al-
Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW. Berikut adalah petikan terjemahan bagian tersebut.

          (2)Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
          bertaqwa,(3)(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat,
          dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(4)dan mereka yang
          beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
          diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
     [sunting]Pembenar             & Ujian
     Al Qur'an juga diposisikan sebagai pembenar (mushaddiq) dan batu ujian/verifikator (muhaymin)
     terhadap kitab-kitab yang lain. Hal ini terdapat pada surah Al-Ma'idah ayat 48 yang artinya :

          Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
          yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-
          kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan
          janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
          datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
          terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
          hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
          kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
          apa yang telah kamu perselisihkan itu,
[sunting]Referensi      utama
        Dalam Islam dipercayai bahwa setiap bangsa memiliki nabi yang diutus kepada mereka
        sebagaimana terdapat dalam surat Yunus ayat 47 yang artinya :

        Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan
        antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.

             Dan bila tiap umat tersebut berselisih mengenai sesuatu hal maka Al Qur'an dapat menjadi
             hakim atau referensi untuk menerangkan hal-hal yang mereka perselisihkan tersebut. Dalam
             Al Qur'an mengenai hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam surat An Nahl ayat 63 dan 64 yang
             artinya:

        (63)Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum
        kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk),
        maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat
        pedih(64)Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu
        dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan
        rahmat bagi kaum yang beriman.
                 [sunting]Sejarah      yang benar
                 Maksudnya ialah bahwa Al Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al Qur'an terdapat cerita-
                 cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian
                 mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting
                 berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh kaum
                 Yahudi dan Kristen.

Pengertian, Sejarah Dan Pokok Isi Kandungan Al-Quran / AlQuran -
Pengetahuan Agama Islam
Submitted by godam64
on Wed, 13/02/2008 - 06:23


A. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an


Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia
semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat,
zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.


B. Sejarah Turunnya Al-Quran


Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi
Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir
alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu
surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang
ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad
SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya. Lama al-quran
diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.


C. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan AlQuran


1.            Tauhid           -           Keimanan        terhadap         Allah     SWT
2.           Ibadah           -          Pengabdian         terhadap        Allah     SWT
3. Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain
4.                   Hukum                     -               Mengatur             manusia
5.     Hubungan       Masyarakat       -      Mengatur  tata      cara   kehidupan  manusia
6.     Janji     Dan      Ancaman        -     Reward  dan       punishment    bagi manusia
7. Sejarah - Teledan dari kejadian di masa lampau


Pada website organisasi.org ini juga terdapat artikel lain yang membahas mengenai isi kandungan
Kitab Suci Al-quran. Silahkan anda cari melalui fitur pencarian di sebelah kiri.


D. Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Lain


1. Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat
dan                                                                                     bangsa.
2.   Susunan     ayat    yang     mengagumkan      dan    mempengarihi    jiwa    pendengarnya.
3.     Dapat      digunakan       sebagai      dasar      pedoman      kehidupan       manusia.
4. Menghilangkan ketidakbebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia
(memutus                                       rantai                                    taqlid).
5.   Memberi    penjelasan     ilmu    pengetahuan    untuk   merangsang      perkembangannya.
6. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.
7. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia
hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri
Selasa, 12 Juni 2012, 17:09 WIB

Nabi Isa Alaihissalam (AS) adalah salah seorang dari lima nabi dan rasul yang diberi gelar 'Ulul Azmi, yakni
memiliki sejumlah keistimewaan. Kelima nabi dan rasul yang mendapat gelar itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa, dan Muhammad SAW.

Sejak dilahirkan, Isa sudah memiliki keistimewaan (mukjizat), yakni bisa berbicara sejak dalam buaian (QS Ali
Imran [3]:46, Almaidah [5]:110, Maryam [19]:29-33), menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menciptakan
burung dari tanah, menyembuhkan orang buta, sakit sopak (kusta) (lihat QS Ali Imran [3]:49), dan menyuguhkan
hidangan dari langit (Almaidah [4]:114). Selain itu, Allah SWT juga memberikan padanya sebuah kitab suci, yakni
Injil (QS Almaidah [5]:46).

Saat muncul rencana jahat dari kaum Bani Israil (Yahudi) yang bermaksud membunuhnya, Allah SWT kemudian
menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke langit. Orang yang dibunuh oleh Yahudi itu adalah orang yang
diserupakan dengan Isa. Yang dibunuh tersebut adalah pengikut Isa yang telah berkhianat, yakni Yudas Iskariot.

''Dan, karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,'
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.'' (Annisaa' [5]: 157).

Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan di suatu tempat yang hanya Allah
SWT yang tahu tentang hal ini. Alquran menjelaskan peristiwa penyelamatan ini.

''Tetapi, (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan, adalah Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana. (Annisaa' [5]:158). (bersambung)


Redaktur: Heri Ruslan
Nabi Musa Memperoleh Kitab Taurat
Posted on 19 May 2008 by admin
Dalam perjalanan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah
mereka merasa aman dari kejaran Fir’aun dan kaumnya. Bani Isra’il yang dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat
sekelompok orang-orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya. Berkatalah mereka kepada Nabi
Musa : “Wahai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai berhala-
berhala yang disembah sebagai tuhan.” Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang
bodoh dan tidak berfikiran sehat. Persembahan mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan
bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu selain Allah yang telah
memberikan kurnia kepada kamu, dengan menyelamatkan kamu dari Fir’aun, melepaskan kamu dari
perhambaannya dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang
lain.Sesungguhnya suatu permintaan yang aneh dari kamu, bahwa kamu akan mencari tuhan selain Allah yang
demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yang baru saja
kamu saksikan kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Fir’aun berserta bala tentaranya untuk keselamatan
dan kelangsungan hidupmu.”


Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra’il dilanjuntukan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sangat teriknya dan
sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang dapat berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi
Musa yang didesak oleh kaumnya yang sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yang
tebal untuk mereka bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di samping itu tatkala
bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan
hidangan makanan “manna” – sejenis makanan yang manis sebagai madu dan “salwa” – burung sebangsa
puyuh dengan diiringi firman-Nya: “Makanlah Kami dari makanan-makanan yang baik yang Kami telah turunkan
bagimu.”


Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air untuk minum dan mandi di tempat
yang tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kepada Musa agar memukul batu dengan tongkatnya. Lalu
memancarlah dari batu yang dipukul itu dua belas mata air, untuk dua belas suku bangsa Isra’il yang mengikuti
Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil keperluan airnya.
Bani Isra’il pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa masih belum cukup atas apa yang telah Allah
berikan kepada mereka yang telah menyelamatkan mereka dari perhambaan dan penindasan Fir’aun,
memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yang lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus
mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kepada Allah menurunkan bagi mereka apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, separti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang
merah karena mereka tidak puas dengan satu macam makanan.
Terhadap tuntutan mereka yang aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: “Maukah kamu memperoleh sesuatu yang
rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah kurniakan kepada kamu?
Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah kamu inginkan dan kamu minta.”


Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah “Al-A’raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ;
serta surah “Al-Baqarah” ayat 61 yang berbunyi sebagai berikut : “138 Dan Kami seberangkan Bani Isra’il ke
seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka
(Bani Isra’il) berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai
beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-
sifat Tuhan)”. 139 Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal
yang selalu mereka kerjakan. 140 Musa berkata: “Patuntukah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari
Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat”. ( Al-A’raaf : 138 140 )


“160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami
wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Maka
memancarlah darinya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-
masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami
berfirman): “Makanlah baik-baik dari apa yang Kami telah rezekikan kepadamu.” Mereka tidak menganiaya Kami,
tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.” ( Al-A’raaf : 160 )
“61 Dan ingatlah ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam makanan
saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah
merahnya.” Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?
Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta.” ( Al-Baqarah : 61 )
Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kepada
kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup yang akan
memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dengan sesama
manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kepada Allah. Di dalam
kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang halal dan haram, perbuatan yang baik yang diredhai
oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yang mungkar yang dapat mengakibatkan dosa dan murkanya
Tuhan.
Maka setelah perjuangan menghadapi Fir’aun dan kaumnya yang telah tenggelam binasa di laut, selesai, Nabi
Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya
kepada kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar untuk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh,
yaitu semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan diberi kesempatan
bermunajat dengan Tuhan serta menerima kitab penuntun yang diminta.
Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kepada Allah di atas bukit
Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Tuhannya dalam keadaan mulutnya berbau
kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan dalam usahanya
menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yang datang kepadanya atas perintah Allah. Berkatalah
malaikat itu kepadanya: “Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan gigimu untuk menghilangkan bau
mulutmu yang menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa
bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah
memerintahkan kepadamu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu
sepanjang empat puluh hari.”


Nabi Musa mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih diantara pengikutnya untuk menyertainya ke bukit Thur
Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yang ditinggalkan selama
kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yang telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorang diri di bukit
Thur Sina mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: “Mengapa
engkau datang seorang diri mendahului kaummu, hai Musa?” Ia menjawab: “Mereka sedang menyusul di
belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mencapai ridha-Mu.”
Berkatalah Musa dalam munajatnya dengan Allah: “Wahai Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku
dapat melihat-Mu” Allah berfirman: “Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cobalah lihat bukit itu, jika ia
tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka niscaya engkau akan dapat melihat-Ku.”Lalu
menolehlah Nabi Musa mengarahkan pandangannya kejurusan bukit yang dimaksudkan itu yang seketika itu
juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dalam perut bumi tanpa menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi
Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan.
Setelah ia sadar kembali dari pingsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun kepada Allah
atas kelancangannya itu dan berkata: “Maha Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah
taubatku dn aku akan menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu.” Dalam kesempatan bermunajat itu,
Allah menerimakan kepada Nabi Musa kitab suci “Taurat” berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan
kayu menurut sementara ahli tafsir yang di dalamnya tertulis segala sesuatu secara terperinci dan jelas
mengenai pedoman hidup dan penuntun kepada jalan yang diredhai oleh Allah.
Allah mengiring pemberian “Taurat” kepada Musa dengan firman-Nya: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah
memilih engkau lebih dari manusia-manusia yang lain di masamu, untuk membawa risalah-Ku dan
menyampaikan kepada hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kepadamu keistimewaan dengan dapat
bercakap-cakap langsung dengan Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kepadamu dan berpegang
teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu. Dalam kitab yang Aku berikan kepadamu terhimpun tuntunan
dan pengajaran yang akan membawa Bani Isra’il ke jalan yang benar, ke jalan yang akan membawa
kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Anjurkanlah kaummu Bani Isra’il agar mematuhi perintah-perintah-
Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat orang-orang yang fasiq.”


Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah “Thaha” ayat 83 dan 84 dan surah “Al-a’raaf” ayat 142
sehingga ayat 145 sebagaimana berikut : “83 Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?”
84 Berkata Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadamu ya Tuhanku, agar supaya
Engkau redha kepadaku.” ( Thaha : 83 84 )


“142 Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan
Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah
ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun: “Gantilah aku
dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakkan”. 143 Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) dengan (Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan
dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku nampakkanlah (Zat Engkau)
kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku,
tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-
Ku.” Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun
jatuh pengsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu
dan aku orang yang pertama beriman.” 144Allah berfirman: “Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih
dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku sebab
itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang
yang bersyukur.” 145 Dan Kami telah tuliskan untuk Musa luluh (Taurat) segala sesuatu sebagai pengajaran bagi
sesuatu. Maka Kami berfirman: “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang
kepada (perintah-perintahnya) yang sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-
orang yang fasiq.” ( Al-A’raaf: 142 145 )
Kaum Nabi Musa Kembali Menyembah Patung
Posted on 19 May 2008 by admin
Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra’il yang ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi Harun bahwa ia tidak akan
meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina untuk berminajat dengan
Tuhan. Akan tetapi berhubung dengan adanya perintah Allah kepada Musa untuk melengkapi jumlah hari
puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke
tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama dari yang telah dijanjikan.
Bani Isra’il merasa kecewa dan menyesalkan kelambatan kedatangan Nabi Musa kembali ke tengah-tengah
mereka. Mereka menggerutu dan mengomel dengan melontarkan kata-kata kepada Nabi Musa seolah-olah ia
telah meninggalkan mereka dalam kegedelapan dan dalam keadaan yang tidak menentu. Mereka merasa
seakan-akan telah kehilangan pimpinan yang biasanya memberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk kepada
mereka.
Keadaan yang tidak puas dan bingung yang sedang meliputi kelompok Bani Isra’il itu, digunakan oleh orang
munafiq, bernama Samiri yang telah berhasil menyusup ke tengah-tengah mereka, sebagai kesempatan yang
baik untuk menyebarkan benih syiriknya dan merusakkan akidah para pengikut Nabi Musa yang baru saja
menerima ajaran tauhid dan iman kepada Allah. Samiri yang munafiq itu menghasut mereka dengan kata-kata
bahwa Musa telah tersesat dalam tugasnya mencari Tuhan bagi mereka dan bahawa dia tidak dapat diharapkan
kembali dan karena itu dianjurkan oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Musa.
Samiri melihat bahwa hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut Musa yang memang
belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung bagi mereka untuk disembah sebagai tuhan
pengganti Tuhannya Nabi Musa. PAtung itu berbentuk anak lembu yang dibuatnya dari emas yang dikumpulkan
dari perhiasan-perhiasan para wanita. Dengan kepandaian tektiknya patung itu dibuat begitu rupa sehingga
dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan anak lembu sejati yang hidup. Maka diterimalah anak patung
lembu itu oleh Bani Isra’il pengikut Nabi Musa yang masih lemah iman dan akidahnya itu sebagai tuhan
persembahan mereka.
Ditegurlah mereka oleh Nabi Harun yang berkata: “Alangkah bodohnya kamu ini! Tidakkah kamu melihat anak
lembu yang kamu sembah ini tidak dapat bercakap-cakap dengan kamu dan tidak pula dapat menuntun kamu ke
jalan yang benar. Kamu telah menganiaya diri kamu sendiri dengan menyembah pada sesuatu selain Allah.”
Teguran Nabi Harun itu dijawab oleh mereka yang telah termakan hasutan Samiri itu dengan kata-kata: “Kami
akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai tuhan persembahan kami sampai Musa kembali ke tengah-
tengah kami.”


Nabi Harun tidak dapat berbuat banyak menghadapi kaumnya yang telah berbalik menjadi murtad itu, karena ia
khawatir kalau mereka dihadapi dengan sikap yang keras, akan terjadi perpecahan di antara mereka dan akan
menjadi keadaan yang lebih rumit dan gawat sehingga dapat menyulitkan baginya dan bagi Nabi Musa kelak bila
ia datang untuk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yang melanda kaumnya itu. Ia hanya memberi
peringatan dan nasihat kepada mereka sambil menanti kedatangan Musa kembali dari Thur Sina.
Dalam pada itu, Nabi Musa setelah selesai bermunajat dengan Tuhan dan dalam perjalanannya kembali ke
tempat di mana kaumnya sedang menunggu memperolehi isyarat tentang apa yang telah terjadi dan dialami oleh
Nabi Harun selama ketiadaannya. Nabi Musa sangat marah dan sedih hati tatkala ia tiba di tempat dan melihat
kaumnya sedang berpesta mengelilingi anak patung lembu emas, menyembahnya dan memuji-mujinya. Dan
karena sangat marah dan sedihnya ia tidak dapat menguasai dirinya, kepingan-kepingan Taurat dilemparkan
berantakan. Harun saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik kepadanya seraya berkata menegur: “Apa
yang engkau buat tatkala engkau melihat mereka tersesat dan terkena oleh hasutan dan fitnahan Samiri?
Tidakkah engkau mematuhi perintahku dan pesanku ketika aku menyerahkan mereka kepadamu untuk engkau
pimpin? Tidakkah engkau berdaya melawan hasutan Samiri dengan memberi petunjuk dan penerangan kepada
mereka dan mengapa engkau tidak cepat memadamkan api kemurtadan ini sebelum menjadi besar begini?”


Harun berkata menanggapi teguran Musa: “Hai anak ibuku, janganlah engkau memegang jangut dan rambut
kepalaku, menarik-narikku. Aku telah berusaha memberi nasihat dan teguran kepada mereka, namun mereka
tidak mengindahkan kata-kataku. Mereka menganggapkan aku lemah dan mengancam akan membunuhku. Aku
khawatir jika aku menggunakan sikap dan tindakan yang keras, akan terjadi perpecahan dan permusuhan di
antara sesama kita, hal mana akan menjadikan engkau lebih marah dan sedih. Lepaskanlah aku dan janganlah
membuatkan musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku. Janganlah disamakan aku
dengan orang-orang yang zalim.”


Setelah mereda rasa jengkel dan sedihnya dan memperoleh kembali ketenangannya, berkatalah Nabi Musa
kepada Samiri, orang munafiq yang menjadi biang keladi dari kekacauan dan kesesatan itu: “Hai Samiri, apakah
yang mendorongmu menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad,
menyembah patung yang engkau buatkan dari emas itu?”
Samiri menjawab: “Aku telah melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya. Aku telah melihat kuda malaikat
Jibril. aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas
yang mencair di atas api dan terjadilah patung anak lembu yang dapat menguak, mengeluarkan suara
sebagaimana anak lembu biasa.Demikianlah hawa nafsuku membujukku untuk berbuat itu.”


Berkata Nabi Musa kepada Samiri: “Pergilah engkau dan jauhilah pergaulan manusia sebab karena perbuatan
kamu itu engkau harus dipencilkan dan menjadi tabu (sesuatu yang terlarang) jika disentuh atau menyentuh
seseorang ia akan menderita sakit demam panas. Ini adalah ganjaranmu di dunia, sedang di akhirat nerakalah
akan menjadi tempatmu. Dan tuhanmu yang engkau buat dan sembah ini kami akan bakar dan campakkannya
ke dalam laut.” Kemudian berpalinglah Nabi Musa kepada kaumnya berkata: “Hai kaumku, alangkah buruknya
perbuatan yang kamu telah kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau hendak mendahului janji Tuhanmu?
Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu janji yang baik, berupa kitab suci? Ataukah engkau
menghendaki kemurkaan Tuhan menimpa atas dirimu, karena perbuatanmu yang buruk itu dan perlanggaranmu
terhadap perintah-perintah dan ajaran-ajaranku.”


Kaum Musa menjawab: “Kami tidak sesekali melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, akan tetapi
kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yang berat kepunyaan orang Mesir yang atas anjuran Samiri
kami lemparkan ke dalam api yang sedang menyala. Kemudian perhiasan-perhiasan yang kami lemparkan itu
menjelma menjadi patung anak lembu yang bersuara, sehingga dapat menyilaukan mata kepala kami dan
menggoyahkan iman yang sudah tertanam di dalam dada kami.”


Berkata Musa kepada mereka: “Sesungguhnya kamu telah berbuat dosa besar dan menyia-nyiakan dirimu
sendiri dengan menjadikan patung anak lembu itu sebagai persembahanmu, maka bertaubatlah kamu kepada
Tuhan, Penciptamu dan Pencipta alam semesta dan mohonlah ampun darinya agar Dia menunjukkan kembali
kepada jalan yang benar.”
Akhirnya kaum Musa itu sadar atas kesalahannya dan mengakui bahwa mereka telah disesatkan oleh syaitan
dan memohon ampun dan rahmat Allah agar selanjutnya melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yang
akan merugikan mereka di dunia dan akhirat. Demikian pula Nabi Musa beristighfar memohon ampun baginya
dan bagi Harun saudaranya setalah ternyata bahwa ia tidak melalaikan tugasnya sebagai wakil Musa dalam
menghadapi krisis iman yang dialami oleh kaumnya. Berdoa Musa kepada Tuhannya: “Ya Tuhanku, ampunilah
aku dan saudaraku dan masukkanlah kami berdua ke dalam lingkaran rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


Setelah suasana yang meliputi hubungan Musa dengan Harun di satu pihak dan hubungan mereka berdua
dengan kaumnya di lain pihak menjadi tenang kembali, kepingan-kepingan Taurat yang bertaburan sudah
dihimpun dan disusun sebagaimana asalnya, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa
sekelompok dari kaumnya menghadap untuk meminta ampun atas dosa mereka menyembah patung anak
lembu.
Tujuh puluh orang dipilih oleh Nabi Musa di antara kaumnya untuk diajak pergi bersama ke Thur Sina memenuhi
perintah Allah meminta ampun atas dosa kaumnya. Mereka diperintahkan untuk keperluan itu agar berpuasa,
mensucikan diri, pakaian mereka dan pada waktu yang telah ditentukan berangkatlah Nabi Musa bersama tujuh
puluh orang itu menuju ke bukit Thur Sina.
Setiba mereka di Thur Sina turunlah awan yang tebal meliputi seluruh bukit, kemudian masuklah Nabi Musa
diikuti para pengikutnya ke dalam awan gelap itu dan segera mereka bersujud. Dan sementara bersujud
terdengarlah oleh kelompok tujuh puluh itu percakapan Nabi Musa dengan Tuhannya. Pada saat itu timbullah
dalam hati mereka keinginan untuk melihat Zat Allah dengan mata kepala mereka setelah mendengar
percakapan-Nya dengan telinga.Maka setelah selesai Nabi Musa bercakap-cakap dengan Allah berkatalah
mereka kepadanya: “Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang.” Dan
sebagai jawaban atas keinginan mereka yang menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu, Allah seketika itu
juga mengirimkan halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus.
Nabi Musa merasa sedih melihat nasib fatal yang menimpa kelompok tujuh puluh orang yang merupakan orang-
orang yang terbaik di antara kaumnya. Ia berseru memohon kepada Allah agar diampuni dosa mereka seraya
berkata: “Wahai Tuhanku, aku telah pergi ke Thur Sina dengan tujuh puluh orang yang terbaik di antara kaumku
kemudian aku akan kembali seorang diri, pasti kaumku tidak akan mempercayaiku. Ampunilah dosa mereka,
wahai Tuhanku dan kembalilah kepada mereka nikmat hidup yang Engkau telah cabut sebagai pembalasan atas
keinginan dan permintaan mereka yang durhaka itu.”


Alah memperkenankan doa Musa dan permohonannya dengan dihidupkan kembali kelompok tujuh puluh orang
itu, maka bangunlah mereka seakan-akan orang yang baru sadar dari pingsannya. Kemudian pada kesempatan
itu Nai Musa mengambil janji dari mereka bahwa mereka akan berpegangan teguh kepada kitab Taurat sebagai
pedoman hidup mereka melaksanakan perinta-perintahnya dan menjauhi segala apa yang dilarangnya.
Pokok cerita yang diuraikan di atas, dikisahkan oleh Al-Quran dalam banyak tempat, di antaranya surah “Thaha”
ayat 85 sehingga 98, surah “Al-A’raaf ayat 149, 151, 154, 155 dan surah “Al-Baqarah” ayat 55, 56, 63 dan 64
sebagai berikut : “85 Allah berfirman: “Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu
tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.” 86 Kemudian Musa kembali kepada kaumnya, bukankah
Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu
bagimu atau kamu melanggar perjanjian dengan aku?” 87 Mereka berkata: “Kami sesekali tidak melanggar
perjanjian kamu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum
itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya.” 88 Kemudian Samiri
mengeluarkan untuk mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: “Inilah tuhanmu
dan tuhan Musa tetapi Musa telah lupa.” 89Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahawapatung anak
lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka
dan tidak pula kemanfaatan? 90 Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: ” Hai
kaumku, sesungguhnya kamu itu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah
Tuhan Yang Maha Pemurah maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.” 91 Mereka menjawab: “Kami akan tetap
menyambah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami.” 92 Berkata Musa: “Hai Harun, apa yang
menghalangi kamu ketika kamu melihat telah tersesat, 93 (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah
kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?” 94 Harun menjawab: “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang
janguntuku dan jangan pula kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahawa kamu akan berkata (kepadaku): ”
Kamu telah memecah antara Bani Isra’il dan kamu tidak memelihara amanatku.” 95 Berkatalah Musa: “Apakah
yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?” 96 Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang
mereka tidak mengetahuinya maka aku ambil segenggam aari jejak rasul, lalu aku melemparkannya dan
demikianlah nafsuku membujukku.” 97 berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagi kamu di dalam
kehidupan di dunia ini hanya dapat menyatakan : Janganlah menyantuh (aku).” Dan sesungguuhnya bagimu
hukuman (di akhirat) yang kami sesekali tidak dapat menghindarinya dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap
menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami sesungguhnya akan
menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan) 98 Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah
yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.” ( Thaha : 85-98 )
“149 Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatanya dari mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka
pun berkata: “Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami
pastilah kami menjadi orang-orang yang rugi.” ( Al-A’raaf : 149 )
“151 Musa berdoa: “Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau
dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang.” ( Al-A’raaf : 151 )
“154 Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya
terdapat petunjuk dan rahmatbuntuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. 155 Dan Musa memilih tujuh
puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Mak
ketika mereka digoncang genpa bumi Musa berkata: “Ya Tuhanku! kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau
telah membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan
orang-orang yang krg akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan
itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah
yang memimpin kami maka ampunilah kami dan berikanlah kepada kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun
sebaik-baiknya.” ( Al-A’raaf : 154 -155 )
“55 Dan (ingatlah) ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu, sebelum kami melihat
Allah dengan terang karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya” 56 Setelah itu Kami
bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” ( Al-Baqarah : 55 56 )
“63 Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kmai angkatkan gunung ( Thur Sina ) di atas
(seraya Kami berfirman) : “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa
yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka
kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.” ( Al-Baqarah :
63-64 )
Nabi Daud AS - Daud sebagaimana tertulis dalam wikipedia, beliau adalah seorang nabi dan
rasul dalam agama islam. Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim Alaihissalam dan juga
merupakan raja kedua yang paling terkenal dalam kerajaan Israel. Dalam agama Islam Nabi Daud
menerima kitab Zabur, sementara dalam agama Kristen Daud menuliskan banyak Mazmur yang
dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur. Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih. Banyak
terdapat kisah-kisah nabi daud yang dapat kita pelajari, diantaranya adalah kisah nabi daud
melembutkan besi dan juga kisah nabi daud dengan ulat merah dan lain sebagainya.


Daftar Isi


Kisah                  Nabi                      Daud                 dengan                   Besi
Kisah                  Nabi                      Daud                dengan                    Ulat
Daud                           Dalam                        Pandangan                        Islam
Daud Menurut Yahudi dan Kristen
Pesan Sponsor



Membunuh Goliat
Menjadi Raja Israel
Dosa Daud
Keluarga Daud
Mazmur Daud
Refferensi


KISAH NABI DAUD DENGAN BESI – [Kembali ke daftar isi]


Nabi         Daud        a.s           Membuat          Pakaian     Perang         dari        Besi
Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju
besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa.Kemudian turunlah perintah Allah
SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya:
“… dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah
anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’
[34]: 10-11)

Banyak yang berpendapat mengenai penafsiran ayat “dan kami tetah melunakkan besi untuknya”
tersebut. Pendapat yang paling banyak diterima adalah Daud a.s. telah menemukan cara untuk
melunakkan besi dengan cara meleburnya dengan api sehingga besi yang keras dapat dibentuk
sesuai dengan keinginannya.
Kecerdasan Daud a.s. pun terbukti dari baju perang besi hasil buatannya yang terdiri atas bulatan-
bulatan besi sehingga pemakainya dapat bergerak bebas sekaligus terlindungi dari pedang, kapak,
dan belati musuh.
Baju besinya adalah karya terbaik dari baju besi yang ada saat itu. Sedangkan, baju perang
musuh, selain berat, tidak bisa bergerak bebas, juga masih bisa ditembus oleh pedang musuh.
Semenjak para prajurit Daud a.s menggunakan baju besi buatan Daud a.s, mereka selalu
memenangkan peperangan, tentunya atas pertolongan Allah SWT juga.


KISAH NABI DAUD DENGAN ULAT – [Kembali ke daftar isi]


Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S
sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang
seekor ulat merah pada debu.Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya,
“Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu
berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S.
“Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca „Subhanallahu
walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar‟ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada
malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca „Allahumma solli ala Muhammadin
annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim‟ setiap malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. “Apakah
yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”
Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut,
dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri
kepada Allah S.W.T..Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyedari kesilapan yang
telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah
S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan
sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah
kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.


NABI DAUD DALAM ISLAM – [Kembali ke daftar isi]


Daud ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani
Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath).
Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja
Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan
rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal,
mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan
Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf
yang diberikan wajah yang paling tampan.
Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh
anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal
dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis.


NABI DAUD MENURUT PANDANGAN YAHUDI DAN KRISTEN – [Kembali ke daftar isi]


Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya
bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika
sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan
kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin.
Nabi Daud Membunuh Goliat – [Kembali ke daftar isi]


Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh
tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah
seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi-
jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju
menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya
menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud
menjadi pahlawan Israel.
Nabi Daud Menjadi Raja Israel – [Kembali ke daftar isi]
Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan
dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan
Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua.
Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali
diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud
menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib
Daud.
Dosa Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]


Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena
ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap
istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba
adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya
berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui
kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2
Samuel 12:1-25).
Keluarga Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi]


Dari   Batsyeba   Daud   mendapatkan    seorang   anak   yang   dinamainya   Salomo   yang   kelak
menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya.
Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh
Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom.
Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak
buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia
mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33).
Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini
Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18).
Mazmur Daud – [Kembali ke daftar isi]


Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Kitab ini berisi
berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll.


REFFERENSI – [Kembali ke daftar isi]


id.wikipedia.org dan berbagai sumber lain.

More Related Content

What's hot

Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Vessa Ramadhani
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Nisrokhah6
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahAgus Nursasih
 
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupAl qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupZa Rush
 
Perilaku iman kepada kitab allah
Perilaku iman kepada kitab allahPerilaku iman kepada kitab allah
Perilaku iman kepada kitab allahIrfan Bayu Ramadhan
 
Materi iman kepada rasul allah
Materi iman kepada rasul allahMateri iman kepada rasul allah
Materi iman kepada rasul allahkemarau20
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahAhmad Alhidayah
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahWifaq Idaini
 
Fungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahFungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahYanisa S
 
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)Power point kelompok 5 (kelas PAI A)
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)Roony Alim
 
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )Agama ( iman kepada kitab kitab allah )
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )Yulia Fauzi
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)samiul12
 
Kitab-kitab allah
Kitab-kitab allahKitab-kitab allah
Kitab-kitab allahJodhy Putra
 

What's hot (16)

Power point bab 1
Power point bab 1Power point bab 1
Power point bab 1
 
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
Pendidikan agama islam (Iman Kepada Kitab ALLAH)
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Iman Kepada Kitab Allah
Iman Kepada Kitab AllahIman Kepada Kitab Allah
Iman Kepada Kitab Allah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Al qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidupAl qur’an sebagai pedoman hidup
Al qur’an sebagai pedoman hidup
 
Perilaku iman kepada kitab allah
Perilaku iman kepada kitab allahPerilaku iman kepada kitab allah
Perilaku iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada rasul allah
Materi iman kepada rasul allahMateri iman kepada rasul allah
Materi iman kepada rasul allah
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
 
Bab 2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Bab  2 Iman Kepada Kitab-Kitab AllahBab  2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Bab 2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
 
Fungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahFungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab Allah
 
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)Power point kelompok 5 (kelas PAI A)
Power point kelompok 5 (kelas PAI A)
 
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )Agama ( iman kepada kitab kitab allah )
Agama ( iman kepada kitab kitab allah )
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
 
Kitab-kitab allah
Kitab-kitab allahKitab-kitab allah
Kitab-kitab allah
 

Viewers also liked

Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIsnanil Maulida
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahidhingrezzter
 
Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai Karya Orang LainMenghargai Karya Orang Lain
Menghargai Karya Orang LainRizky Elly
 
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42Hisbulloh Huda
 
Ketentuan shalat jum’at
Ketentuan shalat jum’atKetentuan shalat jum’at
Ketentuan shalat jum’atwiwin ginarti
 
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar rum 41-42, surah al- a’r...
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar  rum 41-42, surah al- a’r...Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar  rum 41-42, surah al- a’r...
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar rum 41-42, surah al- a’r...Dian Anisa Putri
 
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa Besar
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa BesarPendidikan Agama Islam tentang Dosa Besar
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa BesarTalitha Syaifur
 
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupModul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupAlveraadk
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarDede Adi Nugraha
 
3. perilaku beriman kepada kitab allah
3. perilaku beriman kepada kitab allah3. perilaku beriman kepada kitab allah
3. perilaku beriman kepada kitab allahabydien_zaif
 
Memahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamMemahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamhimurawahyu
 

Viewers also liked (18)

Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allah
 
Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai Karya Orang LainMenghargai Karya Orang Lain
Menghargai Karya Orang Lain
 
Iman pd ktb allah
Iman pd ktb allahIman pd ktb allah
Iman pd ktb allah
 
Shalat jama’ dan qashar
Shalat jama’ dan qasharShalat jama’ dan qashar
Shalat jama’ dan qashar
 
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42
Presentasi 1 al qur'an surat ar rum 41 42
 
Kitab kitab allah
Kitab kitab allahKitab kitab allah
Kitab kitab allah
 
Ketentuan shalat jum’at
Ketentuan shalat jum’atKetentuan shalat jum’at
Ketentuan shalat jum’at
 
Bab 3 Zuhud dan Tawakal
Bab  3 Zuhud dan TawakalBab  3 Zuhud dan Tawakal
Bab 3 Zuhud dan Tawakal
 
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar rum 41-42, surah al- a’r...
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar  rum 41-42, surah al- a’r...Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar  rum 41-42, surah al- a’r...
Bab 1 menjaga kelestarian lingkungan hidup surah ar rum 41-42, surah al- a’r...
 
Bab 7 pai kelas xi
Bab 7 pai kelas xiBab 7 pai kelas xi
Bab 7 pai kelas xi
 
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa Besar
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa BesarPendidikan Agama Islam tentang Dosa Besar
Pendidikan Agama Islam tentang Dosa Besar
 
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidupModul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
Modul bab 7 agama menjaga kelestarian lingkungan hidup
 
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa BesarMakalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
Makalah PAI tentang Menghargai Karya Orang lain dan Dosa dosa Besar
 
3. perilaku beriman kepada kitab allah
3. perilaku beriman kepada kitab allah3. perilaku beriman kepada kitab allah
3. perilaku beriman kepada kitab allah
 
Memahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islamMemahami syirik dalam islam
Memahami syirik dalam islam
 
Bab 4 Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
Bab 4  Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan SabarBab 4  Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
Bab 4 Tawadhu, Ta’at, Qana’ah dan Sabar
 
Bab 11 Perilaku Terpuji (Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti)
Bab 11  Perilaku Terpuji (Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti)Bab 11  Perilaku Terpuji (Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti)
Bab 11 Perilaku Terpuji (Kerja Keras, Tekun, Ulet dan Teliti)
 

Similar to Nabi Musa menerima wahyu

Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptxBeriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptxssuser12f1d9
 
3. iman kepada-kitabullah
3. iman kepada-kitabullah3. iman kepada-kitabullah
3. iman kepada-kitabullahSigitSurya3
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahsamiul12
 
Iman kepada-kitab-kitab-allah
Iman kepada-kitab-kitab-allahIman kepada-kitab-kitab-allah
Iman kepada-kitab-kitab-allahkiatbelajar95
 
Iman kepada kitab-kitab_allah
Iman kepada kitab-kitab_allahIman kepada kitab-kitab_allah
Iman kepada kitab-kitab_allahMuhamad4a
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahkemarau20
 
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhah
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhahIman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhah
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhahelifitriani
 
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Amalia Sofitri
 
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allah
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allahMateri Iman kepada-kitab-kitab-allah
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allahelifitriani
 
Iman kepada-kitab-kitab Allah
Iman kepada-kitab-kitab AllahIman kepada-kitab-kitab Allah
Iman kepada-kitab-kitab Allahmea_ascha
 
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab AllahIman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab Allahanindianr
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahAnin Shabrina
 
tugas agama islam.docx
tugas agama islam.docxtugas agama islam.docx
tugas agama islam.docxRafel8
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahkemarau20
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahkemarau20
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Amalia Sofitri
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)samiul12
 
Materi iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab AllahMateri iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab Allahmea_ascha
 

Similar to Nabi Musa menerima wahyu (20)

Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptxBeriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah XI IPS-5 Kel.1.pptx
 
3. iman kepada-kitabullah
3. iman kepada-kitabullah3. iman kepada-kitabullah
3. iman kepada-kitabullah
 
Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman KehidupanAl qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
Al qur’ān sebagai pedoman Kehidupan
 
Modul media
Modul  mediaModul  media
Modul media
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Iman kepada-kitab-kitab-allah
Iman kepada-kitab-kitab-allahIman kepada-kitab-kitab-allah
Iman kepada-kitab-kitab-allah
 
Iman kepada kitab-kitab_allah
Iman kepada kitab-kitab_allahIman kepada kitab-kitab_allah
Iman kepada kitab-kitab_allah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhah
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhahIman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhah
Iman kepada-kitab-kitab-allah-nisrokhah
 
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allah
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allahMateri Iman kepada-kitab-kitab-allah
Materi Iman kepada-kitab-kitab-allah
 
Iman kepada-kitab-kitab Allah
Iman kepada-kitab-kitab AllahIman kepada-kitab-kitab Allah
Iman kepada-kitab-kitab Allah
 
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab AllahIman Kepada Kitab-Kitab Allah
Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
tugas agama islam.docx
tugas agama islam.docxtugas agama islam.docx
tugas agama islam.docx
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
 
Materi iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab AllahMateri iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab Allah
 

Nabi Musa menerima wahyu

  • 1. http://risalahrasul.wordpress.com/2008/05/19/nabi-musa-menerima-wahyu/ (situs kisah nabi) Kitab Allah Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kitab Allāh (Arab: ‫هلل‬ ‫ ,ك تاب ا‬Kitabullāh) adalah catatan-catatan yang difirmankan oleh Allah kepada para nabi dan rasul. Umat Islam diwajibkan meyakininya, karena mempercayai kitab-kitab selain Al Qur'an sesuai dengan salah satu Rukun Iman. Jumlah kitab yang telah diturunkan sebanyak 104 kitab suci.[1] Daftar isi [sembunyikan] 1 Etimologi o 1.1 Shuhuf o 1.2 Mushaf  1.2.1 Taurat (Torah)  1.2.2 Zabur (Mazmur)  1.2.3 Injil  1.2.4 Al-Qur`an 2 Penjelasan di dalam al-Qur`an o 2.1 Semua kitab turun pada bulan Ramadan o 2.2 Janji Allah terhadap orang beriman 3 Hubungan Al-Qur'an dengan kitab terdahulu 4 Lihat pula 5 Catatan kaki 6 Referensi 7 Pranala luar [sunting]Etimologi Tulisan-tulisan firman Allah (Kitab Allah) zaman dahulu dibuat menjadi 2 jenis, yaitu bisa berupa shuhuf dan mushaf. Kata Suhuf pula terdapat di surah al A'laa “ ” (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. —(al A'laa 87:19) Kedua kalimat itu berasal dari akar kalimat yang sama yaitu, "sahafa" (menulis). Shuhuf (Arab:‫ةفيحص‬ tunggal: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit,papirus dan
  • 2. media lain. Sedangkan mushaf (Arab:‫ فحصم‬jamak: masahif) berarti kumpulan-kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu, seperti 2 sampul dalam satu isi.[2] Dalam sejarah penulisan dari teks Qur'an, suhuf terdiri dari beberapa lembaran yang pada akhirnya Qur'an dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Dalam suhuf tersebut susunan tiap ayat di dalam surah telah tepat, tetapi lembaran-lembaran yang ada belumlah tersusun dengan rapi, tidak dibundel menjadi satu isi. Kalimat mushaf pada saat ini memiliki arti lembaran-lembaran yang dikumpulkan di dalam Qur'an yang telah dikoleksikan pada masa Utsman bin Affan. Pada saat itu, tiap ayat di dalam surah telah disusun dengan rapi. Saat ini umat Islam juga menyebut setiap duplikat Qur'an, yang mana memiliki keteraturan tiap ayat dan surah disebut mushaf. [sunting]Shuhuf Beberapa nabi yang dikatakan memiliki shuhuf adalah:  Adam - 10 shuhuf  Syits - 60 shuhuf, (pendapat lain mengatakan 50 shuhuf)[1]  Khanukh - 30 shuhuf  Ibrahim - 30 shuhuf (10 shuhuf)[1]  Musa - 10 shuhuf Untuk shuhuf Ibrahim dan Musa tercantum di dalam firman Tuhan, surah Al A'la dan An Najm, yang berbunyi; “ Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar- benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa. ” —(Al A’la : 14-19) “ ” Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? —(An Najm : 36-37) [sunting]Mushaf Beberapa suhuf yang telah dicatat dari firman Allah kemudian dijadikan satu yang memiliki nama bermacam-macam, yang telah diberikan kepada para rasul-Nya. Di antaranya adalah: [sunting]Taurat (Torah) Taurat adalah tulisan berbahasa Ibrani, berisikan syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar dan diturunkan melalui Musa. Isi pokok Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israel. Selain itu, Taurat berisikan tentang sejarah nabi-nabi terdahulu hingga Musa dan kumpulan hukum.
  • 3. ” (Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injil. —(Ali Imran: 3) [sunting]Zabur (Mazmur) Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian bagi Allah) yang dibawakan melalui Daud yang berbahasa Qibti. Kitab ini tidak mengandung syariat, karena Daud diperintahkan untuk meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Musa. “ ” Dan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawud. —(An-Nisa; 163) [sunting]Injil Injil pertama kali ditulis menggunakan bahasa Suryani melalui murid-murid Isa untuk bangsa Israel sebagai penggenap ajaran Musa. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu euangelionyang berarti "kabar gembira". Injil-injil tidak mempunyai pembahasan sistematis mengenai satu tema atau tema-tema tertentu,[3] meskipun di dalamnya banyak membahas hal kerajaan Surga. Injil yang ada saat ini mengandung firman Allah dan riwayat Isa, yang semuanya ditulis oleh generasi setelah Isa. “ Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. ” —(Al-Maa`idah 5:46) [sunting]Al-Qur`an Artikel utama untuk bagian ini adalah: Al-Qur'an Al-Qur`an merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan kitab sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Menurut syariat Islam, kitab ini dinyatakan sebagai kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, selalu terjaga dari kesalahan, dan merupakan tuntunan membentuk ketaqwaan manusia. Pada bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. “ ” —(Al-Baqarah: 185)
  • 4. Tampilan Al-Qur`an dianggap unik, karena berupa prosa berirama, puisi epik, dan simfoni dalam keterpaduan teks yang indah. Isi Al-Qur`an juga dianggap unik, berupa paduan filsafat semesta, catatan sejarah, peringatan-peringatan dan hiburan, dasar-dasar hukum, serta doa-doa. Bagi umat Islam, tidak disyariatkan untuk mempelajari isi Taurat, Zabur, dan Injil yang ada saat ini, karena menurut ajaran Islam, dianggap telah mengandung berbagai tafsiran yang tidak benar[4]dan karena isi kesemua kitab yang masih diperlukan, telah dimasukkan ke dalam kitab Al-Qur`an. Namun tidak diperlukan juga upaya untuk menyerang atau menyalah-nyalahkan isi Taurat, Zabur, atau Injil, karena terdapat ayat- ayat Allah di dalamnya. [sunting]Penjelasan di dalam al-Qur`an Dalam firman Allah ayat Al Imraan 3 ayat 4: “ Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan.[5] Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). ” —(Al Imran 3:4) Kemudian An Nissa 4 ayat 136 dan 163: “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. ” —(An Nissa 4:136) “ Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. ” —(An Nissa 4:163) [sunting]Semua kitab turun pada bulan Ramadan Menurut sumber berdasarkan hadits shahih dari Imam Ahmad, kesemua kitab-kitab suci tersebut turun pada bulan Ramadan, shuhuf Ibrahim turun pada awal malam pertama bulan Ramadan, Taurat turun pada hari keenam bulan Ramadan dan Injil pada hari ketiga belas dari Ramadan.[6] Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan berdasarkan pada salah satu surah di dalam Al Qur'an yang berbunyi, Bulan Ramadan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan “ penjelasan atas petunjuk itu, serta pemisah antara haq dan batil. ” —(Al Baqarah 2:185)
  • 5. Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah menyanjung bulan Ramadan diatas bulan-bulan yang lain, yaitu dengan memilihnya sebagai bulan dimana kesemua kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya. [sunting]Janji Allah terhadap orang beriman Menurut keyakinan ajaran Islam, Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah, kepada orang yang jujur, lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sebagai contoh dalam ayat: “ Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. ” —(Al Maidah 66:5) [sunting]Hubungan Al-Qur'an dengan kitab terdahulu Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain Semua muslim meyakini bahwa adanya wahyu progresif, bahwa wahyu Tuhan berkembang dengan seiring berjalannya waktu dan perbedaan kelompok dari masyarakat. Didalam Al Quran membenarkan tentang adanya larangan bekerja di hari Sabbath dalam Taurat, tetapi Al Quran membolehkan bekerja dan mengesampingkan hal tersebut. Pada awal tahun kenabian Muhammad, sebuah wahyu diberitakan kepadanya, “ Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu... ” —(Al Maidah 5:68) Kalimat ini diyakini oleh pemeluk agama Islam bahwa konversi agama lama menjadi agama Islam akan dimulai dengan segala ketulusan hati mengikuti firman dari kita-kitab suci sebelum Al Quran. Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Al-Qur'an dalam pandangan Islam memiliki posisi yang sangat jelas berkaitan dengan keberadaan teks- teks keagamaan yang termasuk dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada kaum sebelum kaum Nabi Muhammad SAW (Taurat, Zabur, Injil, dan lembaran Adam, Syits, Idris, Ibrahim dan Musa). Berkaitan dengan hal ini dalam doktrin Islam, al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut.
  • 6. Daftar isi [sembunyikan] 1 Pernyataan Al Qur'an tentang hubungan dengan kitab terdahulu o 1.1 Menegaskan eksistensi kitab terdahulu o 1.2 Pembenar & Ujian o 1.3 Referensi utama o 1.4 Sejarah yang benar 2 Lihat pula 3 Pranala luar [sunting]Pernyataan Al Qur'an tentang hubungan dengan kitab terdahulu Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kitab Allah Berikut adalah pernyataan Al Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut. [sunting]Menegaskan eksistensi kitab terdahulu Secara eksplisit dalam surah Al-Baqarah ayat ke 2-4 ditegaskan bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa (muttaqin) adalah mereka yang percaya pada al-Qur'an dan wahyu yang diturunkan sebelum al- Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW. Berikut adalah petikan terjemahan bagian tersebut. (2)Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,(3)(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(4)dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. [sunting]Pembenar & Ujian Al Qur'an juga diposisikan sebagai pembenar (mushaddiq) dan batu ujian/verifikator (muhaymin) terhadap kitab-kitab yang lain. Hal ini terdapat pada surah Al-Ma'idah ayat 48 yang artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab- kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
  • 7. [sunting]Referensi utama Dalam Islam dipercayai bahwa setiap bangsa memiliki nabi yang diutus kepada mereka sebagaimana terdapat dalam surat Yunus ayat 47 yang artinya : Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. Dan bila tiap umat tersebut berselisih mengenai sesuatu hal maka Al Qur'an dapat menjadi hakim atau referensi untuk menerangkan hal-hal yang mereka perselisihkan tersebut. Dalam Al Qur'an mengenai hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam surat An Nahl ayat 63 dan 64 yang artinya: (63)Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih(64)Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. [sunting]Sejarah yang benar Maksudnya ialah bahwa Al Qur'an meluruskan sejarah. Dalam Al Qur'an terdapat cerita- cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh kaum Yahudi dan Kristen. Pengertian, Sejarah Dan Pokok Isi Kandungan Al-Quran / AlQuran - Pengetahuan Agama Islam Submitted by godam64 on Wed, 13/02/2008 - 06:23 A. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. B. Sejarah Turunnya Al-Quran Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal 17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1 sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10 hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
  • 8. Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang yang menerimanya. Lama al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. C. Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan AlQuran 1. Tauhid - Keimanan terhadap Allah SWT 2. Ibadah - Pengabdian terhadap Allah SWT 3. Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain 4. Hukum - Mengatur manusia 5. Hubungan Masyarakat - Mengatur tata cara kehidupan manusia 6. Janji Dan Ancaman - Reward dan punishment bagi manusia 7. Sejarah - Teledan dari kejadian di masa lampau Pada website organisasi.org ini juga terdapat artikel lain yang membahas mengenai isi kandungan Kitab Suci Al-quran. Silahkan anda cari melalui fitur pencarian di sebelah kiri. D. Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Lain 1. Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat dan bangsa. 2. Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengarihi jiwa pendengarnya. 3. Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia. 4. Menghilangkan ketidakbebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid). 5. Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya. 6. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya. 7. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.
  • 9. REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri Selasa, 12 Juni 2012, 17:09 WIB Nabi Isa Alaihissalam (AS) adalah salah seorang dari lima nabi dan rasul yang diberi gelar 'Ulul Azmi, yakni memiliki sejumlah keistimewaan. Kelima nabi dan rasul yang mendapat gelar itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Sejak dilahirkan, Isa sudah memiliki keistimewaan (mukjizat), yakni bisa berbicara sejak dalam buaian (QS Ali Imran [3]:46, Almaidah [5]:110, Maryam [19]:29-33), menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menciptakan burung dari tanah, menyembuhkan orang buta, sakit sopak (kusta) (lihat QS Ali Imran [3]:49), dan menyuguhkan hidangan dari langit (Almaidah [4]:114). Selain itu, Allah SWT juga memberikan padanya sebuah kitab suci, yakni Injil (QS Almaidah [5]:46). Saat muncul rencana jahat dari kaum Bani Israil (Yahudi) yang bermaksud membunuhnya, Allah SWT kemudian menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke langit. Orang yang dibunuh oleh Yahudi itu adalah orang yang diserupakan dengan Isa. Yang dibunuh tersebut adalah pengikut Isa yang telah berkhianat, yakni Yudas Iskariot. ''Dan, karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.'' (Annisaa' [5]: 157). Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan di suatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. Alquran menjelaskan peristiwa penyelamatan ini. ''Tetapi, (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan, adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Annisaa' [5]:158). (bersambung) Redaktur: Heri Ruslan
  • 10. Nabi Musa Memperoleh Kitab Taurat Posted on 19 May 2008 by admin Dalam perjalanan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir’aun dan kaumnya. Bani Isra’il yang dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok orang-orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya. Berkatalah mereka kepada Nabi Musa : “Wahai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mereka mempunyai berhala- berhala yang disembah sebagai tuhan.” Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sehat. Persembahan mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu selain Allah yang telah memberikan kurnia kepada kamu, dengan menyelamatkan kamu dari Fir’aun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang lain.Sesungguhnya suatu permintaan yang aneh dari kamu, bahwa kamu akan mencari tuhan selain Allah yang demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yang baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Fir’aun berserta bala tentaranya untuk keselamatan dan kelangsungan hidupmu.” Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra’il dilanjuntukan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sangat teriknya dan sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang dapat berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi Musa yang didesak oleh kaumnya yang sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yang tebal untuk mereka bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan “manna” – sejenis makanan yang manis sebagai madu dan “salwa” – burung sebangsa puyuh dengan diiringi firman-Nya: “Makanlah Kami dari makanan-makanan yang baik yang Kami telah turunkan bagimu.” Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air untuk minum dan mandi di tempat yang tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kepada Musa agar memukul batu dengan tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yang dipukul itu dua belas mata air, untuk dua belas suku bangsa Isra’il yang mengikuti Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil keperluan airnya. Bani Isra’il pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa masih belum cukup atas apa yang telah Allah berikan kepada mereka yang telah menyelamatkan mereka dari perhambaan dan penindasan Fir’aun, memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yang lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kepada Allah menurunkan bagi mereka apa yang ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, separti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu macam makanan. Terhadap tuntutan mereka yang aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: “Maukah kamu memperoleh sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah kamu inginkan dan kamu minta.” Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah “Al-A’raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ; serta surah “Al-Baqarah” ayat 61 yang berbunyi sebagai berikut : “138 Dan Kami seberangkan Bani Isra’il ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Isra’il) berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat- sifat Tuhan)”. 139 Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal yang selalu mereka kerjakan. 140 Musa berkata: “Patuntukah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat”. ( Al-A’raaf : 138 140 ) “160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Maka memancarlah darinya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-
  • 11. masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman): “Makanlah baik-baik dari apa yang Kami telah rezekikan kepadamu.” Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.” ( Al-A’raaf : 160 ) “61 Dan ingatlah ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya.” Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta.” ( Al-Baqarah : 61 ) Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup yang akan memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dengan sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kepada Allah. Di dalam kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang halal dan haram, perbuatan yang baik yang diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yang mungkar yang dapat mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan. Maka setelah perjuangan menghadapi Fir’aun dan kaumnya yang telah tenggelam binasa di laut, selesai, Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kepada kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar untuk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh, yaitu semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan diberi kesempatan bermunajat dengan Tuhan serta menerima kitab penuntun yang diminta. Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kepada Allah di atas bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Tuhannya dalam keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan dalam usahanya menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yang datang kepadanya atas perintah Allah. Berkatalah malaikat itu kepadanya: “Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan gigimu untuk menghilangkan bau mulutmu yang menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kepadamu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari.” Nabi Musa mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih diantara pengikutnya untuk menyertainya ke bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yang ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yang telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorang diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: “Mengapa engkau datang seorang diri mendahului kaummu, hai Musa?” Ia menjawab: “Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mencapai ridha-Mu.” Berkatalah Musa dalam munajatnya dengan Allah: “Wahai Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu” Allah berfirman: “Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cobalah lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka niscaya engkau akan dapat melihat-Ku.”Lalu menolehlah Nabi Musa mengarahkan pandangannya kejurusan bukit yang dimaksudkan itu yang seketika itu juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dalam perut bumi tanpa menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan. Setelah ia sadar kembali dari pingsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun kepada Allah atas kelancangannya itu dan berkata: “Maha Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku dn aku akan menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu.” Dalam kesempatan bermunajat itu, Allah menerimakan kepada Nabi Musa kitab suci “Taurat” berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara ahli tafsir yang di dalamnya tertulis segala sesuatu secara terperinci dan jelas mengenai pedoman hidup dan penuntun kepada jalan yang diredhai oleh Allah. Allah mengiring pemberian “Taurat” kepada Musa dengan firman-Nya: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilih engkau lebih dari manusia-manusia yang lain di masamu, untuk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kepada hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kepadamu keistimewaan dengan dapat
  • 12. bercakap-cakap langsung dengan Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kepadamu dan berpegang teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu. Dalam kitab yang Aku berikan kepadamu terhimpun tuntunan dan pengajaran yang akan membawa Bani Isra’il ke jalan yang benar, ke jalan yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Anjurkanlah kaummu Bani Isra’il agar mematuhi perintah-perintah- Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat orang-orang yang fasiq.” Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah “Thaha” ayat 83 dan 84 dan surah “Al-a’raaf” ayat 142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut : “83 Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?” 84 Berkata Musa: “Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadamu ya Tuhanku, agar supaya Engkau redha kepadaku.” ( Thaha : 83 84 ) “142 Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun: “Gantilah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakkan”. 143 Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) dengan (Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku nampakkanlah (Zat Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat- Ku.” Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku orang yang pertama beriman.” 144Allah berfirman: “Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” 145 Dan Kami telah tuliskan untuk Musa luluh (Taurat) segala sesuatu sebagai pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) yang sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang- orang yang fasiq.” ( Al-A’raaf: 142 145 )
  • 13. Kaum Nabi Musa Kembali Menyembah Patung Posted on 19 May 2008 by admin Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra’il yang ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi Harun bahwa ia tidak akan meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina untuk berminajat dengan Tuhan. Akan tetapi berhubung dengan adanya perintah Allah kepada Musa untuk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama dari yang telah dijanjikan. Bani Isra’il merasa kecewa dan menyesalkan kelambatan kedatangan Nabi Musa kembali ke tengah-tengah mereka. Mereka menggerutu dan mengomel dengan melontarkan kata-kata kepada Nabi Musa seolah-olah ia telah meninggalkan mereka dalam kegedelapan dan dalam keadaan yang tidak menentu. Mereka merasa seakan-akan telah kehilangan pimpinan yang biasanya memberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk kepada mereka. Keadaan yang tidak puas dan bingung yang sedang meliputi kelompok Bani Isra’il itu, digunakan oleh orang munafiq, bernama Samiri yang telah berhasil menyusup ke tengah-tengah mereka, sebagai kesempatan yang baik untuk menyebarkan benih syiriknya dan merusakkan akidah para pengikut Nabi Musa yang baru saja menerima ajaran tauhid dan iman kepada Allah. Samiri yang munafiq itu menghasut mereka dengan kata-kata bahwa Musa telah tersesat dalam tugasnya mencari Tuhan bagi mereka dan bahawa dia tidak dapat diharapkan kembali dan karena itu dianjurkan oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Musa. Samiri melihat bahwa hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut Musa yang memang belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung bagi mereka untuk disembah sebagai tuhan pengganti Tuhannya Nabi Musa. PAtung itu berbentuk anak lembu yang dibuatnya dari emas yang dikumpulkan dari perhiasan-perhiasan para wanita. Dengan kepandaian tektiknya patung itu dibuat begitu rupa sehingga dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan anak lembu sejati yang hidup. Maka diterimalah anak patung lembu itu oleh Bani Isra’il pengikut Nabi Musa yang masih lemah iman dan akidahnya itu sebagai tuhan persembahan mereka. Ditegurlah mereka oleh Nabi Harun yang berkata: “Alangkah bodohnya kamu ini! Tidakkah kamu melihat anak lembu yang kamu sembah ini tidak dapat bercakap-cakap dengan kamu dan tidak pula dapat menuntun kamu ke jalan yang benar. Kamu telah menganiaya diri kamu sendiri dengan menyembah pada sesuatu selain Allah.” Teguran Nabi Harun itu dijawab oleh mereka yang telah termakan hasutan Samiri itu dengan kata-kata: “Kami akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai tuhan persembahan kami sampai Musa kembali ke tengah- tengah kami.” Nabi Harun tidak dapat berbuat banyak menghadapi kaumnya yang telah berbalik menjadi murtad itu, karena ia khawatir kalau mereka dihadapi dengan sikap yang keras, akan terjadi perpecahan di antara mereka dan akan menjadi keadaan yang lebih rumit dan gawat sehingga dapat menyulitkan baginya dan bagi Nabi Musa kelak bila ia datang untuk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yang melanda kaumnya itu. Ia hanya memberi peringatan dan nasihat kepada mereka sambil menanti kedatangan Musa kembali dari Thur Sina. Dalam pada itu, Nabi Musa setelah selesai bermunajat dengan Tuhan dan dalam perjalanannya kembali ke tempat di mana kaumnya sedang menunggu memperolehi isyarat tentang apa yang telah terjadi dan dialami oleh Nabi Harun selama ketiadaannya. Nabi Musa sangat marah dan sedih hati tatkala ia tiba di tempat dan melihat kaumnya sedang berpesta mengelilingi anak patung lembu emas, menyembahnya dan memuji-mujinya. Dan karena sangat marah dan sedihnya ia tidak dapat menguasai dirinya, kepingan-kepingan Taurat dilemparkan berantakan. Harun saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik kepadanya seraya berkata menegur: “Apa yang engkau buat tatkala engkau melihat mereka tersesat dan terkena oleh hasutan dan fitnahan Samiri? Tidakkah engkau mematuhi perintahku dan pesanku ketika aku menyerahkan mereka kepadamu untuk engkau pimpin? Tidakkah engkau berdaya melawan hasutan Samiri dengan memberi petunjuk dan penerangan kepada mereka dan mengapa engkau tidak cepat memadamkan api kemurtadan ini sebelum menjadi besar begini?” Harun berkata menanggapi teguran Musa: “Hai anak ibuku, janganlah engkau memegang jangut dan rambut kepalaku, menarik-narikku. Aku telah berusaha memberi nasihat dan teguran kepada mereka, namun mereka tidak mengindahkan kata-kataku. Mereka menganggapkan aku lemah dan mengancam akan membunuhku. Aku
  • 14. khawatir jika aku menggunakan sikap dan tindakan yang keras, akan terjadi perpecahan dan permusuhan di antara sesama kita, hal mana akan menjadikan engkau lebih marah dan sedih. Lepaskanlah aku dan janganlah membuatkan musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku. Janganlah disamakan aku dengan orang-orang yang zalim.” Setelah mereda rasa jengkel dan sedihnya dan memperoleh kembali ketenangannya, berkatalah Nabi Musa kepada Samiri, orang munafiq yang menjadi biang keladi dari kekacauan dan kesesatan itu: “Hai Samiri, apakah yang mendorongmu menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad, menyembah patung yang engkau buatkan dari emas itu?” Samiri menjawab: “Aku telah melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya. Aku telah melihat kuda malaikat Jibril. aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yang mencair di atas api dan terjadilah patung anak lembu yang dapat menguak, mengeluarkan suara sebagaimana anak lembu biasa.Demikianlah hawa nafsuku membujukku untuk berbuat itu.” Berkata Nabi Musa kepada Samiri: “Pergilah engkau dan jauhilah pergaulan manusia sebab karena perbuatan kamu itu engkau harus dipencilkan dan menjadi tabu (sesuatu yang terlarang) jika disentuh atau menyentuh seseorang ia akan menderita sakit demam panas. Ini adalah ganjaranmu di dunia, sedang di akhirat nerakalah akan menjadi tempatmu. Dan tuhanmu yang engkau buat dan sembah ini kami akan bakar dan campakkannya ke dalam laut.” Kemudian berpalinglah Nabi Musa kepada kaumnya berkata: “Hai kaumku, alangkah buruknya perbuatan yang kamu telah kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau hendak mendahului janji Tuhanmu? Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu janji yang baik, berupa kitab suci? Ataukah engkau menghendaki kemurkaan Tuhan menimpa atas dirimu, karena perbuatanmu yang buruk itu dan perlanggaranmu terhadap perintah-perintah dan ajaran-ajaranku.” Kaum Musa menjawab: “Kami tidak sesekali melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, akan tetapi kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yang berat kepunyaan orang Mesir yang atas anjuran Samiri kami lemparkan ke dalam api yang sedang menyala. Kemudian perhiasan-perhiasan yang kami lemparkan itu menjelma menjadi patung anak lembu yang bersuara, sehingga dapat menyilaukan mata kepala kami dan menggoyahkan iman yang sudah tertanam di dalam dada kami.” Berkata Musa kepada mereka: “Sesungguhnya kamu telah berbuat dosa besar dan menyia-nyiakan dirimu sendiri dengan menjadikan patung anak lembu itu sebagai persembahanmu, maka bertaubatlah kamu kepada Tuhan, Penciptamu dan Pencipta alam semesta dan mohonlah ampun darinya agar Dia menunjukkan kembali kepada jalan yang benar.” Akhirnya kaum Musa itu sadar atas kesalahannya dan mengakui bahwa mereka telah disesatkan oleh syaitan dan memohon ampun dan rahmat Allah agar selanjutnya melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yang akan merugikan mereka di dunia dan akhirat. Demikian pula Nabi Musa beristighfar memohon ampun baginya dan bagi Harun saudaranya setalah ternyata bahwa ia tidak melalaikan tugasnya sebagai wakil Musa dalam menghadapi krisis iman yang dialami oleh kaumnya. Berdoa Musa kepada Tuhannya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami berdua ke dalam lingkaran rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Setelah suasana yang meliputi hubungan Musa dengan Harun di satu pihak dan hubungan mereka berdua dengan kaumnya di lain pihak menjadi tenang kembali, kepingan-kepingan Taurat yang bertaburan sudah dihimpun dan disusun sebagaimana asalnya, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa sekelompok dari kaumnya menghadap untuk meminta ampun atas dosa mereka menyembah patung anak lembu. Tujuh puluh orang dipilih oleh Nabi Musa di antara kaumnya untuk diajak pergi bersama ke Thur Sina memenuhi perintah Allah meminta ampun atas dosa kaumnya. Mereka diperintahkan untuk keperluan itu agar berpuasa, mensucikan diri, pakaian mereka dan pada waktu yang telah ditentukan berangkatlah Nabi Musa bersama tujuh puluh orang itu menuju ke bukit Thur Sina.
  • 15. Setiba mereka di Thur Sina turunlah awan yang tebal meliputi seluruh bukit, kemudian masuklah Nabi Musa diikuti para pengikutnya ke dalam awan gelap itu dan segera mereka bersujud. Dan sementara bersujud terdengarlah oleh kelompok tujuh puluh itu percakapan Nabi Musa dengan Tuhannya. Pada saat itu timbullah dalam hati mereka keinginan untuk melihat Zat Allah dengan mata kepala mereka setelah mendengar percakapan-Nya dengan telinga.Maka setelah selesai Nabi Musa bercakap-cakap dengan Allah berkatalah mereka kepadanya: “Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang.” Dan sebagai jawaban atas keinginan mereka yang menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu, Allah seketika itu juga mengirimkan halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa merasa sedih melihat nasib fatal yang menimpa kelompok tujuh puluh orang yang merupakan orang- orang yang terbaik di antara kaumnya. Ia berseru memohon kepada Allah agar diampuni dosa mereka seraya berkata: “Wahai Tuhanku, aku telah pergi ke Thur Sina dengan tujuh puluh orang yang terbaik di antara kaumku kemudian aku akan kembali seorang diri, pasti kaumku tidak akan mempercayaiku. Ampunilah dosa mereka, wahai Tuhanku dan kembalilah kepada mereka nikmat hidup yang Engkau telah cabut sebagai pembalasan atas keinginan dan permintaan mereka yang durhaka itu.” Alah memperkenankan doa Musa dan permohonannya dengan dihidupkan kembali kelompok tujuh puluh orang itu, maka bangunlah mereka seakan-akan orang yang baru sadar dari pingsannya. Kemudian pada kesempatan itu Nai Musa mengambil janji dari mereka bahwa mereka akan berpegangan teguh kepada kitab Taurat sebagai pedoman hidup mereka melaksanakan perinta-perintahnya dan menjauhi segala apa yang dilarangnya. Pokok cerita yang diuraikan di atas, dikisahkan oleh Al-Quran dalam banyak tempat, di antaranya surah “Thaha” ayat 85 sehingga 98, surah “Al-A’raaf ayat 149, 151, 154, 155 dan surah “Al-Baqarah” ayat 55, 56, 63 dan 64 sebagai berikut : “85 Allah berfirman: “Maka sesungguhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.” 86 Kemudian Musa kembali kepada kaumnya, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu melanggar perjanjian dengan aku?” 87 Mereka berkata: “Kami sesekali tidak melanggar perjanjian kamu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya.” 88 Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: “Inilah tuhanmu dan tuhan Musa tetapi Musa telah lupa.” 89Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahawapatung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan? 90 Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: ” Hai kaumku, sesungguhnya kamu itu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Pemurah maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.” 91 Mereka menjawab: “Kami akan tetap menyambah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami.” 92 Berkata Musa: “Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat telah tersesat, 93 (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?” 94 Harun menjawab: “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janguntuku dan jangan pula kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahawa kamu akan berkata (kepadaku): ” Kamu telah memecah antara Bani Isra’il dan kamu tidak memelihara amanatku.” 95 Berkatalah Musa: “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?” 96 Samiri menjawab: “Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya maka aku ambil segenggam aari jejak rasul, lalu aku melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku.” 97 berkata Musa: “Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagi kamu di dalam kehidupan di dunia ini hanya dapat menyatakan : Janganlah menyantuh (aku).” Dan sesungguuhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kami sesekali tidak dapat menghindarinya dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami sesungguhnya akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan) 98 Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.” ( Thaha : 85-98 ) “149 Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatanya dari mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata: “Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami pastilah kami menjadi orang-orang yang rugi.” ( Al-A’raaf : 149 ) “151 Musa berdoa: “Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang.” ( Al-A’raaf : 151 )
  • 16. “154 Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmatbuntuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. 155 Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Mak ketika mereka digoncang genpa bumi Musa berkata: “Ya Tuhanku! kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau telah membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang krg akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang memimpin kami maka ampunilah kami dan berikanlah kepada kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun sebaik-baiknya.” ( Al-A’raaf : 154 -155 ) “55 Dan (ingatlah) ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu, sebelum kami melihat Allah dengan terang karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya” 56 Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” ( Al-Baqarah : 55 56 ) “63 Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kmai angkatkan gunung ( Thur Sina ) di atas (seraya Kami berfirman) : “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.” ( Al-Baqarah : 63-64 )
  • 17. Nabi Daud AS - Daud sebagaimana tertulis dalam wikipedia, beliau adalah seorang nabi dan rasul dalam agama islam. Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim Alaihissalam dan juga merupakan raja kedua yang paling terkenal dalam kerajaan Israel. Dalam agama Islam Nabi Daud menerima kitab Zabur, sementara dalam agama Kristen Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur. Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih. Banyak terdapat kisah-kisah nabi daud yang dapat kita pelajari, diantaranya adalah kisah nabi daud melembutkan besi dan juga kisah nabi daud dengan ulat merah dan lain sebagainya. Daftar Isi Kisah Nabi Daud dengan Besi Kisah Nabi Daud dengan Ulat Daud Dalam Pandangan Islam Daud Menurut Yahudi dan Kristen Pesan Sponsor Membunuh Goliat Menjadi Raja Israel Dosa Daud Keluarga Daud Mazmur Daud Refferensi KISAH NABI DAUD DENGAN BESI – [Kembali ke daftar isi] Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi Di zaman itu, kaum Nabi Daud a.s. sering menghadapi peperangan. Mereka menggunakan baju besi yang berat sehingga tidak mampu bergerak dengan leluasa.Kemudian turunlah perintah Allah SWT agar Daud a.s. membuat baju perang dari besi sebagaimana firman-Nya: “… dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’ [34]: 10-11) Banyak yang berpendapat mengenai penafsiran ayat “dan kami tetah melunakkan besi untuknya” tersebut. Pendapat yang paling banyak diterima adalah Daud a.s. telah menemukan cara untuk melunakkan besi dengan cara meleburnya dengan api sehingga besi yang keras dapat dibentuk sesuai dengan keinginannya. Kecerdasan Daud a.s. pun terbukti dari baju perang besi hasil buatannya yang terdiri atas bulatan- bulatan besi sehingga pemakainya dapat bergerak bebas sekaligus terlindungi dari pedang, kapak, dan belati musuh. Baju besinya adalah karya terbaik dari baju besi yang ada saat itu. Sedangkan, baju perang musuh, selain berat, tidak bisa bergerak bebas, juga masih bisa ditembus oleh pedang musuh. Semenjak para prajurit Daud a.s menggunakan baju besi buatan Daud a.s, mereka selalu memenangkan peperangan, tentunya atas pertolongan Allah SWT juga. KISAH NABI DAUD DENGAN ULAT – [Kembali ke daftar isi] Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya,
  • 18. “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?” Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S. “Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca „Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar‟ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca „Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim‟ setiap malam sebanyak 1000 kali. Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?” Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T..Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini. NABI DAUD DALAM ISLAM – [Kembali ke daftar isi] Daud ialah nabi sekaligus raja Bani Israil. Semenjak masih muda telah menyertai tentera Bani Israil di bawah pimpinan Thalut melawan pasukan bangsa Palestin yang dipimpin Jalut (Goliath). Daudlah yang berhasil membunuh Jalut, sehingga dipuji sebagai pahlawan perang. Setelah Raja Thalut meninggal, Daud menggantikannya sebagai raja. Allah mengangkat Daud sebagai nabi dan rasul-Nya. Kepadanyalah diturunkan kitab Zabur. Ia memiliki sejumlah mukjizat, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung, dan melembutkan besi hanya dengan menggunakan tangan kosong dan Daud juga memiliki suara yang paling merdu dari semua suara umat manusia, sama seperti Yusuf yang diberikan wajah yang paling tampan. Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang telah diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Daud meninggal dalam usia 100 tahun dan dikebumikan di Baitul Muqaddis. NABI DAUD MENURUT PANDANGAN YAHUDI DAN KRISTEN – [Kembali ke daftar isi] Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai dan masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala. Suatu kali, ketika sedang menggembalakan dombanya, Daud diperintahkan ayahnya mengantarkan bekal makanan kepada kakak-kakaknya yang sedang berhadap-hadapan dengan tentara-tentara Filistin. Nabi Daud Membunuh Goliat – [Kembali ke daftar isi] Tiba di medan pertempuran, Daud bangkit amarahnya ketika mendengar Tuhannya dihujat oleh tentara Filistin. Mereka menantang siapapun juga untuk maju berperang melawan Goliat, salah seorang anggota pasukan Filistin yang terkenal sangat besar tubuhnya. Daud semakin menjadi- jadi amarahnya ketika tahu bahwa tak seorangpun di antara tentara Israel yang berani maju menjawab tantangan Goliat. Akhirnya Daud merelakan diri mau bertempur dengan hanya menggunakan umban dan beberapa butir batu. Goliat mati terkena lemparan umban dan Daud menjadi pahlawan Israel. Nabi Daud Menjadi Raja Israel – [Kembali ke daftar isi]
  • 19. Kemenangan Daud membuat ia dipuja-puja sebagai pahlawan. Hal ini membangkitkan rasa iri dan dengki pada diri Saul, raja Israel yang pertama. Akhirnya Allah tidak lagi berkenan atas Saul dan Daud pun menggantikannya menjadi raja Israel yang kedua. Meskipun demikian, hubungan Daud dengan Saul boleh dikatakan istimewa. Daud seringkali diundang untuk bermain kecapi di istana Saul. Setelah kemenangannya atas Goliat, Daud menikahi Mikhal, anak perempuan Saul. Dan Yonatan, anak laki-laki Saul, adalah sahabat karib Daud. Dosa Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi] Kitab Suci Ibrani dan Kristen tidak melihat Daud sebagai tokoh yang serba sempurna, karena ternyata ia pun pernah terjatuh ke dalam dosa. Suatu hari Daud sedang berjalan-jalan di atap istananya. Dari atas ia melihat Batsyeba yang cantik jelita. Sayang sekali ternyata Batsyeba adalah istri Uria, panglima perang Daud sendiri. Dengan berbagai tipu muslihat Daud akhirnya berhasil menyingkirkan Uria, dan ia pun memperistri Batsyeba. Namun Allah mengetahui kebusukan Daud, dan melalui Nabi Natan, Allah menegur Daud. Daud menyesali dosa-dosanya (2 Samuel 12:1-25). Keluarga Nabi Daud – [Kembali ke daftar isi] Dari Batsyeba Daud mendapatkan seorang anak yang dinamainya Salomo yang kelak menggantikannya sebagai raja Israel yang ketiga. Daud mempunyai sejumlah anak lainnya. Antara lain adalah Absalom, seorang pemuda yang sangat tampan, yang sangat disayangi oleh Daud. Suatu kali Amnon, anak sulung Daud, memperkosa Tamar, adik perempuan Absalom. Absalom sangat marah. Dua tahun kemudian ia membalas dendam dengan menyuruh anak buahnya membunuh Amnon. Daud marah karena Amnon dibunuh, namun kemudian ia mengampuni Absalom (2 Samuel 13:23-29; 14:1-33). Belakangan Absalom mengadakan pemberontakan terhadap Daud. Dalam pemberontakan ini Absalom mati dibunuh oleh Yoab, panglima Daud (2 Samuel 18:1-18). Mazmur Daud – [Kembali ke daftar isi] Menurut tradisi Kitab Mazmur (Zabur dalam Islam) disebut sebagai karangan Daud. Kitab ini berisi berjenis-jenis puisi berupa doa, nyanyian pujian, ratapan, doa penyesalan, dll. REFFERENSI – [Kembali ke daftar isi] id.wikipedia.org dan berbagai sumber lain.