2. ِ
ون ُ
د ُب ْ
ع َيِل َّ
َّل ِإ َ
نس ِ
ْ
ٱْل َ
و َّ
ن ِ
جْٱل ُ
ت ْ
قَل َ
خ ا َ
م َ
و
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”
(Q.S. Adz-Dzariyat : 56)
Doc. LPP AIK UHAMKA
3. Ulama
Fikih
Macam-macam Pengertian Ibadah
“Seorang mukalaf mengerjakan
sesuatu yang berlawanan dengan
keinginan hawa nafsunya untuk
membesarkan Tuhannya”
“Apa-apa yang dikerjakan untuk
mencapai keridaan Allah dan
mengharap pahala di Akhirat”
Ulama
Tasawuf
“Apa-apa yang dikerjakan untuk
mencapai keridaan Allah dan
mengharap pahala di Akhirat”
Ulama
Muhammadiyah
Mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala
larangal-Nya serta mengamalkan apa
saja yang diperkenankan oleh-Nya.
Ulama
Lughah
عبادة؟
02
04
01
03
4. Urgensi Ibadah
Beribadah hakikatnya ditujukan kepada
Allah SWT., akan tetapi Allah tidak
memiliki kebutuhan maupun
kepentingan apapun terhadap perbuatan
hamba-hamba-Nya. Allah menegaskan
hukum atau aturan-aturan tentang
ibadah dan tata caranya, namun
kepentingan maupun manfaat ibadah itu
justru untuk si pelaku ibadah (orang yang
melakukan ibadah) itu sendiri.
5. Kedudukan Ibadah
Perbuatan ibadah merupakan satu hal
yang prinsipil dan menjadi ciri khas
setiap orang yang beragama.
Maka, berbeda agama akan berbeda pula
tata cara peribadatannya.
Pelaksanaan ibadah sangat berkait
dengan faktor keimanan atau keyakinan
seseorang, dan juga tidak akan terlepas
dari akhlak atau perilaku seseorang,
serta berhubungan erat dengan
mu’amalah atau persoalan kehidupan
sosial kemasyarakatan
6. Tujuan Ibadah
Terwujudnya rahmat bagi seluruh alam semesta itu
pada hakekatnya merupalakan tujuan dari ibadah itu
sendiri. Namun perlu juga ditegaskan di sini bahwa
ibadah itu sendiri hanya sebagai washilah (perantara,
metode atau cara), sama sekali bukan sebagai ghayah
(tujuan), maka perwujudan ibadah berlebih-lebihan
tidak di benarkan menurut ajaran Islam.
7. Macam-macam Ibadah
Dilihat Secara Umum
1. Ibadah Khassah / mahdhah
Contoh: Shalat
2. Ibadah ‘Ammah / ghairu mahdhah
Contoh: mencari nafkah
Dari Sisi Kepentingannya
1. Fadrdhy
Contoh: Shalat, Puasa
2. Ijtima’iy
Contoh: Zakat
Ditinjau Dari Pelaksanaan
1. Ibadah Jasmaniyah – Ruhaniyah
Cont: Shalat dan Puasa
2. Ibadah Ruhaniyah – Maaliyah
Cont: Zakat
3. Ibadah Jasmaniyah – Ruhaniyah –
Maliyah. Cont: Haji
Ditinjau Dari Waktunya
1. Muwaqqat (terikat waktu)
Contoh: Shalat, Puasa
2. Ghairu Muwaqqat (tidak terikat waktu)
Contoh: berdzikri, bersedekah
Dari Sisi Hukum
1. Wajib
Contoh: Shalat, Puasa, Zakat
2. Sunnah
Contoh: Shalat Sunah, Sedekah
عبادة؟
عبادة؟
عبادة؟
عبادة؟
عبادة؟
8. Tauhid
“Tidaklah aku ciptakan jinda dan
manusia, kecuali hanya untuk
menghamba kepadaku”
(QS. Adzaiyat: 56)
Ikhlas
Nabi Bersabda: “Amal itu
bergantung niatnya…”
Ada
Perintah/Ketentuand
“Ashal (Hukum pokok) terhadap
ibadah itu batal atau haram (tidak
boleh dikerjakan) sehingga ada dalil
yang memerintahkannya”.
Prinsip Ibadah
Tanpa Perantara
Islam sebagai agama lebih mempertegas
bahwa hubungan manusia dengan Tuhan
(melalui ibadah) tidak perlu dengan
perantara apa-apa, dan melalui siapa pun.
Manusia harus melakukan langsung dengan
Allah SWT.
Mudah
“.…Allah menghendaki kemudahan
dan tidak menghendaki
kesukaran….”
)QS.2/Al-Baqarah : 185)
9. Dimansi Eksoteris
Dimensi eksoteris dalam
beribadah adalah
mengamalkan praktek ibadah,
yang bersifat lahiriah sesuai
dengan tuntunan syari’at.
Dimensi Esoteris
Ibadah dalam dimensi esoteris lebih
tertuju kepada kandungan
makna ibadah itu sendiri yang
diiringi rasa keihklasan untuk
mendapatkan ridha Ilahi.
Pelaksanaan ibadah harus mencapai
esensi dan hakikat tujuannya,
yang akan memberi dampak
positif bagi sipelaku sendiri
maupun lingkungan
sekitarnya.
Hubungan dengan Akhlak