4. REFERENSI
• Andrews` diseases of the
skin. 10th ed. 2006. James WD,
Berger TG, Elston DM.
• Fitzpatrick`s dermatology
in general medicine.
7th ed. 2008. Freedberg IM,
Katz IS, Wolf K, Goldsmith LA,
Frank AK.
6. Kulit organ vital
Cermin kesehatan
Luas 1,5 m2
15% berat badan
Kompleks Warna
Elastis, longgar
Sensitif
Tebal - tipis
7.
8. I. EPIDERMIS
Terdiri atas :
Stratum korneum
Stratum lusidum
Stratum granulosum
Stratum spinosum
Stratum basalis
II. DERMIS
III. SUBKUTIS
9.
10.
11. Vaskularisasi
Plexus superfisialis
Plexus profunda
Persyarafan
Pada dermis banyak terdapat innervasi
Dari plexuses - subcutaneous &
superfisial.
12. ADNEKSA KULIT / SKIN APPENDAGES
Kelenjar-kelenjar kulit
Terdiri atas :
1. Kelenjar keringat ( glandula sudorifera )
a. Kelenjar ekrin
b. Kelenjar apokrin
2. Kelenjar palit ( glandula sebasea )
Kuku : Merupakan terminal lapisan tanduk
Rambut
Tipe : rambut lanugo
rambut terminal
rambut velus
Pertumbuhan : Fase anagen, fase katagen dan
fase telogen
13.
14.
15. Efloresensi
• Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata
telanjang (secara obyektif)
• Ada 2 macam :
– Primer : kelainan kulit yang terjadi pada
permulaan penyakit
– Sekunder : kelainan kulit yang terjadi selama
perjalanan penyakit / pengaruh lingkungan
16. PRIMER SEKUNDER
- Makula - Skuama
- Papula - Erosi
- Nodula - Ekskoriasi
- Vesikula - Krusta
- Bula - Sikatrik
- Urtika - Ulkus
- Pustula
17. MORFOLOGI LESI KULIT
:
EFLORESENSI / Ujud kelainan kulit PRIMER
Makula : Perubahan warna kulit
Papula : Benjolan keci < 1/2mm
Nodula : Masa padat dibawah dermis
Tumor : Benjolan >1 cm
Plak : Penonjolan kulit flat >1cm
Urtika : Edema pada dermis
Vesikula : Gelembung berisi cairan <1/2cm
Bula : Vesikula yg besar
Pustula : Vesikula berisi nanah
Abses : Kumpulan nanah didalam jaringan kutis/sub kutis.
Kista : Rongga berisi cairan ,sel,sisa sel
Skuama : lapisan tanduk dari epidermis mati yang menumpuk pada kulit yang
dapat berkembang sebagai akibat perubahan inflamasi.
Ekskoriasi: kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak
merah disertai bintik-bintik perdarahan.
Erosi : hilangnya permukaan lesi kulit, yang merupakan lesi kulit lembab atau
dangkal.
Krusta : adalah bahan cair ,eksudat, darah atau serum maupun jaringan nekrotik
yang mengering. Contoh: impetigo krustosa.
Sikatrik: adalah penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai
pengganti jaringan kolagen normal.
Ulkus : Luka
40. ( = Tinea, Ringworm )
Infeksi jamur karena dermatofit
Gambaran klinis bervariasi, tergantung
lokasi
41. TINEA KAPITIS
• Infeksi dermatofit pada kepala, alis dan bulu mata
• Umumnya pada anak-anak
a) Gray patch ( antropofilik )
- berskuama, radang ringan, rambut keabuan,
kusut, rapuh, patah beberapa milimeter diatas
kepala botak
b) Kerion ( zoofilik )
- bentuk meradang
c) Black dot ( antropofilik )
- rambut patah tepat di orifisium folikel rambut
hingga alopesia
- kronis , dapat sampai dewasa
42.
43.
44.
45.
46. TINEA KORPORIS
= Tinea circinata, Tinea glabrosa,
• Infeksi dermatofit pada kulit halus (glabrous skin)
• Lesi berbatas jelas, tepi aktif (meninggi, ada papul,
vesikel), bagian tengah cenderung menyembuh
( central healing ) , tertutup skuama.
• Lesi berdekatan bergabung polisiklis
• Derajat inflamasi bervariasi, eritema
vesikel, pustul
47.
48.
49.
50. TINEA BARBAE
• infeksi dermatofit daerah janggut dan dagu,
pada laki-laki dewasa
• 2 bentuk :
- Superfisialis ringan seperti tinea korporis
- Follikulitis berat, dalam dan pustular seperti
tinea kapitis (kerion)
• dapat terjadi alopesia
51.
52. TINEA PEDIS
( = Athlete’s foot )
• infeksi dermatofit pada kaki, mengenai sela jari
kaki dan telapak kaki
1. Interdigitalis
• tersering, terutama sela jari kaki 3-4 dan 4-5
• kulit mengelupas dan pecah-pecah
• tertutup epidermis dan debris mati, putih,
maserasi
• meluas ke telapak kaki, tumit & dorsum pedis
• khas hiperhidrosis dan bau khas tidak enak
53.
54.
55. 2. Bentuk papuloskuamosa hiperkeratotik kronis
• Moccasin foot : bila mengenai seluruh kaki
3.Bentuk vesikular subakut : vesikel dan bula
4.Bentuk ulseratif : perluasan bentuk interdigital
ke dorsal dan plantar kaki, p.u disertai infeksi
bakteri
56. TINEA MANUUM
( = Ringworm of the hand )
• infeksi dermatofit pada daerah interdigitalis,
permukaan palmar dan dorsum manus
• Unilateral, dapat disertai 1 atau 2 kaki
terkena
• Kuku tidak / dapat terkena
57.
58. TINEA UNGUIUM
( = Ringworm of the nail, Dermatophytic onychomycosis)
• invasi dermatofit ke lempeng kuku
• bentuk :
1. Onikomikosis superfisial putih (Superficial
White Onychomycosis / SWO )
• Bercak-bercak atau titik putih yang lunak dan
rapuh (seperti kapur) pada kuku superfisial
60. Didapatkan :
a. Diskromia : perubahan warna kuku ,
permulaan putih/kuning hitam/coklat
b. Onikolisis : lepasnya lempeng kuku dari
dasar kuku
c. Hipertropia unguium : penebalan lempeng
kuku
d. Subungual hiperkeratosis
= Subungual debris
61.
62. DEFINISI
DEFINISI
Infeksi jamur disebabkan Malassezia
furfur
Bersifat kronis, keluhan ringan/tidak ada
Mengenai lapisan stratum korneum
Lesi kulit : bercak berwarna putih hingga
kecoklatan dengan skuama halus
Lokasi : dada, perut, ekstremitas atas
dan punggung
63. ETIOLOGI
ETIOLOGI
Malassezia furfur :
Normal ditemukan pada lapisan
keratin kulit dan folikel rambut
Hanya ditemukan pada daerah
seborrhoe
Daerah tropis >>
P.u menyerang dewasa muda
64. PATOGENESIS
PATOGENESIS
Lesi PV :
Budding yeast cell
Filamen hifa yang tidak bercabang
Bentuk filamen hifa (merupakan fase
patogen), tidak dapat ditemukan pada :
Kulit normal
Kultur
65. Faktor-faktor predisposisi :
Endogen : Eksogen :
- Kulit berminyak - Kelembaban
- Hiperhidrosis - Higiene
- Genetik - Oklusi pakaian
- Imunodefisiensi
- Penggunaan emolien yang
- Sindroma Cushing
- Malnutrisi berminyak
66. GAMBARAN KLINIS
GAMBARAN KLINIS
Lokasi lesi :
· Badan (dada, punggung), leher,
lengan atas dan selangkangan
· Bisa pada daerah lain termasuk muka
Bercak milier - plakat skuama halus
Warna bervariasi : putih, kemerahan,
coklat dan kehitaman
Selesai terapi : depigmentasi residual
tanpa skuama
67.
68.
69.
70. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lampu Wood : fluoresensi kuning emas
+ palsu : petrolatum, as. salisilikum, tetrasiklin dan
sulfur
Pemeriksaan mikologis kerokan kulit :
Kerokan biasa / selotip yg ditempel pada lesi
Diletakkan di atas gelas obyek KOH 20%
(+ tinta parker : memperjelas karena tdp warna
biru cerah pada elemen-elemen jamur )
+ : elemen-elemen jamur berupa hifa pendek dan
spora-spora yang bergerombol (sphaghetti with
meatballs)
71.
72.
73. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Gambaran klinis yang khas
Pemeriksaan fluoresensi lesi
kulit dengan lampu Wood
Pemeriksaan sedian langsung
dengan kerokan kulit
76. PROGNOSIS
PROGNOSIS
Kekambuhan tinggi (40 – 70%)
Perlu pengobatan pemeliharaan, topikal/ sistemik :
Ketokonazol 400 mg/ bulan
Ketokonazol 200mg selama 3 hari berturut-turut
tiap bulan
Hipopigmentasi lama bertahan
- Topikal kortikosteroid ringan
- Liquor Carbonas Detergent (LCD) 5%
77.
78. • Infeksi primer / sekunder karena genus Candida
terutama C. albicans
• Manifestasi klinis : akut / subakut / kronis
• Terlokalisir pada :
Kulit, mulut, tenggorok, vagina, jari, kuku,
bronkus, paru-paru dan sal. pencernaan
• Sistemik mengenai endokardium, meningen hingga
septikemia
•C. albicans infeksi opotunistik
79. EPIDEMIOLOGI DAN PATOGENESIS
80% orang normal :
C. albicans di orofaring, traktus
gastrointestinal dan vagina
Bentuk ragi/klamidospora : saprofit
Bentuk hifa / miselium : patogen
80. FAKTOR PREDISPOSISI
Endogen : Eksogen
1. Kehamilan 1. Iklim, panas,
2. Kegemukan lembab
3. Debilitas 2. Higiene
4. Penyakit sistemik 3. Kontak air lama
5. Penyebab iatrogenik
6. Umur
7. Imunologik
81. Kandidiasis superfisialis yang sering
dijumpai :
1. Mengenai mukosa :
Oral
Vaginitis dan balanitis
2. Mengenai kulit :
Intertriginosa dan generalisata
Paronikia dan onikomikosis
Daerah popok (diaper / napkin rash)
82. GEJALA KLINIS
Mengenai mukosa
Oral
- Kandidiasis pseudomembran akut (=thrush) :
plak/pseudomembran seperti susu, mengenai bukal,
lidah dan permukaan lain
Dikerok dasar mukosa eritema/ berdarah
- Kandida kheilosis / perleche : fisura sudut
mulut, maserasi, pedih
83.
84.
85. Kandidiasis vulvovaginal : duh
tubuh putih seperti krim
susu, mukosa vagina abu-
abu putih
Balanitis / balanopostitis
kandida :
erosi merah superfisial dan
pustul dinding tipis pd
glans penis, sulkus
koronarius, preputium
86. Mengenai kulit
Kandidiasis intertriginosa ( = kandida intertrigo )
- Gatal hebat, kadang rasa panas seperti terbakar
- Pada lipatan kulit, terutama aksila, inframame,
lipat inguinal, lipat gluteal
- Lesi akut : makula eritema batas tegas, pada tepi
kadang tampak papul dan skuama, sering erosi
basah, disekelilingnya terdapat lesi-lesi satelit
berupa vesikel atau pustul kecil
- Lesi kronik : papul-papul , likenifikasi,
hiperpigmentasi dan skuama
87.
88. - Kandidiasis interdigitalis : sela jari t.u 3-4 dan 4-5
Kulit eritema, terkelupas, maserasi, pada kronis
kulit sela jari menebal, lembab warna putih
Generalisata
dapat berasal dari perluasan kandidiasis intetriginosa
Lesi eritema, menyerupai dermatitis, bisa terdapat
vesikel, pustul pada daerah yang luas
Paronikia , Onikomikosis
Kandidiasis popok ( = napkin / diaper )
89.
90.
91.
92. DIAGNOSIS
1. Anamnesis + gejala klinis khas
2. KOH 10-20% bentuk pseudohyphae dan
yeast
(+) Dx (+)
3. Gram (-) tidak menyingkirkan
4. Kultur :
SDA / Cornmeal Agar + Tween 80 /
Tes karbohidrat
5. Histopatologi