SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Menggali Nilai Dasar ASN
Berbasis
Budaya Indonesia
Dr.	
  Tri	
  Widodo	
  W.	
  Utomo,	
  SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara	
  LAN-­‐RI
Disampaikan pada Webinar	
  dalam rangka Hari	
  Statistik
Nasional	
  2021	
  dengan Tema “Menuju ASN	
  yang	
  Berakhlak”
Jakarta,	
  29	
  September	
  2021
Indonesia: Sebuah Realitas Kultural
6	
  Agama	
  
resmi
± 250	
  suku
bangsa &	
  
bahasa/dialek
± 400	
  aliran
kepercayaan
± 17.000	
  
pulau,	
  3	
  
zona waktu
19	
  adat	
  
rechtskringen	
  
van	
  Vollen	
  H.
74.944	
  Desa,	
  
8.309	
  Kel,	
  6.994	
  
Kec,	
  508	
  
Kab/Kota
Dimensi Multi Sosiokultural Indonesia
1. Masyarakat tradisional (the	
  
traditional	
  society),
2. Prasyarat untuk tinggal landas (the	
  
preconditions	
  for	
  take-­‐off),
3. Tinggal landas (the	
  take-­‐off),
4. Menuju kekedewasaan (the	
  drive	
  
to	
  maturity),	
  dan
5. Masa konsumsi tinggi (the	
  age	
  of	
  
high	
  mass-­‐consumption)
1. Tidak Sekolah
2. SD,	
  MI
3. SMP,	
  MTS
4. SMA,	
  SMK,	
  MAN
5. D3
6. S1
7. S2-­‐S3
1. Low	
  income	
  (<	
  $	
  675)
2. Lower-­‐middle	
  income	
  
($	
  675	
  – $	
  2.695)
3. Upper-­‐middle	
  income	
  
($	
  2.695	
  – $	
  8.355)
4. High	
  income	
  (>	
  $	
  8.355)
Aristoteles
1. Sangat kaya
2. Kaya
3. Miskin
Karl	
  Marx
1. Kapitalis
2. Menengah
3. Proletar
Pitirim Sorokin
1. Raja,	
  bangsawan
2. Priyayi,	
  ulama,	
  
punggawa
3. Petani,	
  pedagang,	
  
buruh
PENGETAHUAN
à Ranah Kognitif
(TAKSONOMI BLOOM)
SIKAP
à Ranah Afektif
TINDAKAN
à Ranah Psikomotorik
BUDAYA merupakan
FAKTOR penting dalam
pembentukan NILAI DASAR/
KARAKTER ASN dan
reformasi BIROKRASI
Nilai Dasar: Mencari Makna Menjadi ASN
Budaya Pribumi: Mediokritas?
Budaya Pribumi: Malas?
Menurut Djoko,	
  secara tidak langsung
istilah “mangan ora mangan sing	
  
penting kumpul”	
  adalah konsep
kolonial. Pihak kolonial,	
  dalam hal ini
VOC,	
  secara tak langsung “memaksa”	
  
warga untuk makan tidak makan yang	
  
penting berkumpul.	
  Tujuannya agar	
  
jumlah “karya”	
  di	
  situ	
  tidak berkurang.
MALAS	
  adalah warisan
kolonial yang	
  harus
dikikis habis !!
“…	
  Mohammad	
  Yamin,	
  seorang pemuda kelahiran Sawah Lunto yang	
  
mewakili organisasi pemuda Jong	
  Sumatranen Bond.	
  Dari	
  belahan
timur Indonesia,	
  kita menemukan pemuda bernama Johannes	
  Leimena,	
  
kelahiran kota Ambon,	
  mewakili organisasi pemuda Jong	
  Ambon.	
  Ada	
  
juga	
  Katjasungkana dari Madura,	
  ada juga	
  Cornelis	
  Lefrand Senduk,	
  
mewakili organisasi pemuda Sulawesi,	
  Jong	
  Celebes.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Mohammad	
  Yamin
dari Sawah Lunto dapat bertemu dengan Johannes	
  Leimena dari
Ambon?	
  Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang
Katjasungkana dari Madura	
  dapat bertemu dengan Lefrand Senduk dari
Sulawesi?	
  
Bukan hanya bertemu,	
  tapi mereka juga	
  berdiskusi,	
  bertukar pikiran,	
  
mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri
dalam komitmen ke-­‐Indonesia-­‐an.	
  Padahal,	
  jarak antara Sawah Lunto
dengan kota Ambon,	
  lebih dari 4.000	
  kilometer.	
  Hampir sama dengan
jarak antara kota Jakarta	
  ke kota Shanghai	
  di	
  China.	
  Sarana transportasi
umum saat itu,	
  masih mengandalkan laut.	
  Dibutuhkan waktu
berminggu-­‐minggu untuk bisa sampai ke kota mereka.”
(Pidato Menpora Imam	
  Nahrowi
pada peringatan Hari	
  Sumpah
Pemuda Tahun 2017)
Karakter Asli Bumiputera:
Tangguh
Budaya Harmoni & Keseimbangan
SAIYEG	
  SAEKA	
  PRAYA:
Penari SAMAN	
  nomor 9	
  disebut
Pengangkat,	
  nomor 8	
  dan 10	
  
disebut Pengapit,	
  nomor 2-­‐7	
  dan 11-­‐
16	
  disebut Penyepit,	
  nomor 1	
  dan 17	
  
disebut Penupang.	
  
Penari nomor 9	
  (tengah,	
  sentral,	
  
pusat,	
  raja,	
  Aji)	
  pembawa berkah
SAKA	
  (tiang,	
  tonggak,	
  saka=dari,	
  
bersumber dari kebijakan,	
  karya
tangan=hasta)	
  yang	
  didukung,	
  diapit
8	
  (HASTA)	
  penari (keindahan,	
  
keluwesan,	
  prigel=terampil)	
  di	
  kiri
dan 8	
  (BRATA)	
  penari di	
  kanan dalam
wujud bakti,	
  membaktikan hal baik,	
  
demi	
  kesejahteran masyarakat,	
  
kepada kedua sisi baik sisi kiri
maupun sisi kanan,	
  ‘karya ‘nak
tyasing sasami’.
Budaya Musyawarah & Gotong Royong
Asal Mula:
“HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada
barang yang tidak terangkat!) yang
diteriakkan oleh salah satu awak kapal milik
VOC dan seluruh awak saling bantu untuk
mengangkat barang. Konon terjadi pada abad
16-­‐17, ketika kapal milik VOC berlabuh di
Tuban dan pada saat bongkar muatan awak
kapalnya meneriakan kalimat tersebut.
Budaya Berbagi & Saling Membantu
Budaya Nyinom /	
  Rewang
Budaya Jimpitan
KEPEMIMPINAN/
KETELADANAN
STRATEGI	
  
PELEMBAGAAN
PEMBINAAN SIKAP
PERILAKU ASN
Sumber: Kajian Puslatbang KMP LAN 2021
Internalisasi Nilai Budaya kedalam Birokrasi
Jend. Pol. Hoegeng Imam S.
Hoegeng sangat gencar memerangi penyelundupan.	
  Dia
tidak peduli siapa beking penyelundup tersebut,	
  semua
pasti disikatnya.	
  Wanita ini pun	
  berusaha mengajak damai
Hoegeng.	
  Berbagai hadiah mewah dikirim ke alamat
Hoegeng.	
  Tentu saja Hoegeng menolak mentah-­‐mentah.	
  
Hadiah ini langsung dikembalikan oleh Hoegeng.	
  Tapi si
wanita tak putus asa.	
  Dia terus mendekati Hoegeng.
Yang	
  membuat Hoegeng heran,	
  malah koleganya
di Kepolisian dan Kejaksaan yang	
  memintanya untuk
melepaskan wanita itu.	
  Hoegeng heran,	
  kenapa begitu
banyak pejabat yang	
  mau menolong pengusaha wanita
tersebut.	
  Hoegeng pun	
  hanya bisa mengelus dada	
  prihatin
menyaksikan tingkah polah koleganya yang	
  terbuai uang.
Kapolri (1968-1971)
Di	
  jabatan strategis ini dirinya diuji.	
  Suatu kali	
  adik
iparnya,	
  Mohammad	
  Zainuddin Dahlan menghadap dan
memohon untuk dihajikan dengan biaya dinas (abidin)	
  
dari Departemen Agama.	
  Meski sebenarnya lazim
menghajikan orang	
  yang	
  potensial apalagi pejuang
kemerdekaan,	
  namun Saifuddin menolak permintaan
adiknya.
"Sebagai orang	
  yang	
  berjasa dan mengingat kondisi
perekonomianmu belum memungkinkan,	
  sudah layak jika
Departemen Agama	
  menghajikan.	
  Apalagi kamu pernah
berjuang dalam perang kemerdekaan.	
  Tetapi ada satu hal
yang	
  menyebabkan saya tidak mungkin membantu
melalui haji	
  departemen.	
  Karena kamu adikku.	
  Coba
kamu orang	
  lain,	
  sudah lama	
  aku hajikan,"	
  ujar KH	
  
Saifuddin Zuhri kepada iparnya.
Tak hanya itu,	
  selepas menjadi Menteri,	
  Saifuddin tetapa
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-­‐
cara yang	
  halal	
  dan bersahaja.	
  Dikutip dari buku "Karisma
Ulama Kehidupan Ringkas 26	
  Tokoh NU"	
  karangan
Saifullah Ma'shum,	
  jika banyak mantan menteri bergelut
dalam bisnis yang	
  prestise,	
  justru Saifuddin memilih
menjalani profesi sebagai pedagang beras di	
  Glodok.
K.H. Saifuddin Zuhri
Menteri Agama pada Kabinet Kerja III, Kabinet Kerja IV,
Kabinet Dwikora I, Kabinet Dwikora II, dan Kabinet
Ampera I.
Pada saat aktif di	
  Partai Buruh Indonesia,	
  18	
  bulan
setelah merdeka Trimurti	
  mendapat tawaran menjadi
Menteri Tenaga	
  Kerja,	
  dari Setiajid,	
  salah satu anggota
formatur kabinet yang	
  juga	
  rekan separtai.	
  Pertama,	
  
ajakan menjadi menteri dijawab spontan,	
  tidak!
Selepas berhenti dari jabatannya sebagai Menteri Tenaga	
  
Kerja,	
  Trimurti	
  kembali ke bangku kuliah.	
  Tetapi,	
  di	
  saat
mereguk nikmatnya kebebasan pendidikan,	
  Soekarno
menawari Trimurti	
  untuk menjadi Menteri Sosial pada
tahun 1959.	
  Tak tergiur dan tak ingin dianggap haus
kekuasaan,	
  Trimurti	
  menolak.
Berbeda dengan kehidupan mantan menteri di	
  zaman	
  
sekarang ini,	
  Trimurti	
  selama sisa hidupnya terang-­‐
terangan menolak semua pemberian dan fasilitas
negara.	
  Padahal itu adalah haknya.
Trimurti	
  meninggal tahun 2008	
  di	
  RSPAD	
  Gatot Soebroto.	
  
Sebelum meninggal,	
  Trimurti	
  tinggal di	
  rumah
kontrakan yang	
  sempit di	
  Bekasi.	
  Di	
  rumah
kontrakannya,	
  di	
  antara deretan foto-­‐fotonya bersama
keluarga,	
  terdapat sebuah lukisan yang	
  paling	
  besar
bergambar Bung	
  Karno menyematkan Bintang
Mahaputra tingkat V	
  padanya.
SK. Trimurti
Jurnalis; Menteri Tenaga Kerja pertama (1947-1948) di
bawah PM Amir Sjarifuddin.
Dalam sebuah tulisan untuk mengenang Prawoto,	
  
rekannya di	
  Masyumi,	
  M	
  Roem menyebut sejawatnya
itu sebagai “orang	
  yang	
  selamanya hidup sederhana,	
  
orang	
  yang	
  tak pernah meminta,	
  orang	
  yang	
  hanya
belajar memberi dan mengasih,”	
  demikian dikutip
dari buku M	
  Roem,	
  Bunga Rampai dari Sejarah.
Cerita tentang kesederhanaan Prawoto dituturkan
putrinya Sri	
  Sjamsiar Prawoto Issom seperti dikutip
dari buku “Alam Pikiran dan Jejak Perjuangan Prawoto
Mangkusasmito”	
  karangan SU	
  Basajut.
Saat itu menjelang pembubaran Masyumi,	
  Prawoto
dan tokoh-­‐tokoh partai politik lain	
  seperti Subadio
Sastrosatomo dan Sutan Sjahrir dipanggil ke Istana	
  
oleh Presiden Soekarno.	
  Malam	
  harinya,	
  Prawoto
meminta putrinya untuk menisik (menambal lubang)	
  
di	
  kerah baju koko putih miliknya.	
  Keesokan harinya
di	
  istana,	
  para	
  undangan lain	
  mengenakan setelan jas,	
  
dasi dan bersepatu,	
  tetapi Prawoto hanya
mengenakan sarung,	
  baju koko tua,	
  peci dan sandal	
  
kulit.
Prawoto Mangkoesasmito
Anggota Badan Pekerja KNIP; Wakil Perdana Menteri di
era Mr. Assaat sebagai PM; Wakil Ketua I Konstituante;
Ketua Umum Masyumi
Pembinaan Karakter ASN
The Results of Pyramid
Pelembagaan Nilai Budaya
Upaya formal organisasi dalam menjadikan nilai-nilai budaya kerja yang disepakati
dilaksanakan sebagai kewajiban dalam membangun citra diri internal dan eksternal yang juga
menjadi simbol akuntabilitas instansi pemerintah.
SISTEMATIS,
TERENCANA DAN
BERKELANJUTAN
STRATEGI
PELEMBAGAAN
§ Ketersediaan	
  peraturan	
  atau	
  SK	
  pencanangan	
  budaya	
  
kerja	
  di	
  level	
  instansi,	
  
§ Publikasi	
  nilai	
  budaya	
  kerja	
  Instansi	
  sebagai	
  maklumat	
  
keteguhan	
  diri	
  kedalam	
  maupun	
  keluar.	
  
§ Pembentukan	
  agen/kelompok	
  budaya	
  kerja.
§ Pelaksanaan	
  program/kegiatan	
  internalisasi	
  nilai-­‐nilai	
  
budaya kerja.
Sumber: Kajian Puslatbang KMP LAN 2021
Epilog
§ Nilai dasar ASN	
  tidak tumbuh dari ruang hampa,	
  namun memiliki akar pada
budaya bangsa,	
  bahkan sub-­‐budaya lokal.
§ Nilai dasar ASN	
  juga	
  tidak bisa dibentuk secara top	
  down	
  dengan strategi
“coerce	
  and	
  compel”,	
  namun perlu ditempuh dengan menumbuhkan
keyakinan dari bawah melalui serangkaian pengalaman bersama.
§ Nilai dasar ASN	
  yang	
  bersifat generik nasional dan jangka panjang,	
  perlu
dituangkan dalam sebuah kebijakan (UU).	
  Namun akan lebih baik jika nilai
dasar ini diperkuat dengan sistem nilai yang	
  kontekstual sesuai karakter
daerah atau instansi tertentu.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat …

More Related Content

What's hot

Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014hastapurnama
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iiLa Mone
 
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiaBom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiamusniumar
 
Soeharto2
Soeharto2Soeharto2
Soeharto2La Mone
 

What's hot (6)

Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 2 Maret 2014
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
 
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysiaBom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
Bom waktu dalam hubungan indonesia malaysia
 
Soeharto2
Soeharto2Soeharto2
Soeharto2
 

Similar to MENCARI MAKNA MENJADI ASN

BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxMukhamadShokheh
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfMukhamadShokheh
 
jasmerah juni juli edisi pertama
jasmerah juni juli edisi pertamajasmerah juni juli edisi pertama
jasmerah juni juli edisi pertamamakio01
 
Jasmerah #01 juni juli 2013
Jasmerah #01 juni juli 2013Jasmerah #01 juni juli 2013
Jasmerah #01 juni juli 2013JasmerahMagz
 
#001. jasmerah juni juli 2013
#001. jasmerah juni juli 2013#001. jasmerah juni juli 2013
#001. jasmerah juni juli 2013Reza Parera
 
Jasmerah #01 juni-juli 2013
Jasmerah #01 juni-juli 2013Jasmerah #01 juni-juli 2013
Jasmerah #01 juni-juli 2013Mandro Pay
 
Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013menwakepri
 
Rpp Kelas VI SD
Rpp Kelas VI SDRpp Kelas VI SD
Rpp Kelas VI SDMoh Ichank
 
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptx
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptxmateri_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptx
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptxAnisMugni1
 
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) eonnie martha
 
Seputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKISeputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKIdinasr
 
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptx
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptxARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptx
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptxMukhamadShokheh
 
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)Muhammad Nuroni
 
Kemerdekaan Indonesia.pdf
Kemerdekaan Indonesia.pdfKemerdekaan Indonesia.pdf
Kemerdekaan Indonesia.pdfZukét Printing
 
Kemerdekaan Indonesia.docx
Kemerdekaan Indonesia.docxKemerdekaan Indonesia.docx
Kemerdekaan Indonesia.docxZukét Printing
 
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...musniumar
 

Similar to MENCARI MAKNA MENJADI ASN (20)

BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptxBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah.pptx
 
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdfBINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
BINCANG SEJARAH UNNES_Pemuda Jawa Tengah dalam Lintasan Sejarah. (PDF).pdf
 
jasmerah juni juli edisi pertama
jasmerah juni juli edisi pertamajasmerah juni juli edisi pertama
jasmerah juni juli edisi pertama
 
Jasmerah #01 juni juli 2013
Jasmerah #01 juni juli 2013Jasmerah #01 juni juli 2013
Jasmerah #01 juni juli 2013
 
#001. jasmerah juni juli 2013
#001. jasmerah juni juli 2013#001. jasmerah juni juli 2013
#001. jasmerah juni juli 2013
 
Jasmerah #01 juni-juli 2013
Jasmerah #01 juni-juli 2013Jasmerah #01 juni-juli 2013
Jasmerah #01 juni-juli 2013
 
Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013Jasmerah juni juli 2013
Jasmerah juni juli 2013
 
Sumpah pemuda and Politik etis
Sumpah pemuda and Politik etisSumpah pemuda and Politik etis
Sumpah pemuda and Politik etis
 
Rpp Kelas VI SD
Rpp Kelas VI SDRpp Kelas VI SD
Rpp Kelas VI SD
 
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptx
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptxmateri_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptx
materi_kelas12 Sejarah_indonesia_bab_1.pptx
 
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
 
Biografi moh
Biografi moh Biografi moh
Biografi moh
 
Seputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKISeputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKI
 
Biografi
BiografiBiografi
Biografi
 
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptx
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptxARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptx
ARPUS KOTA SMG_AKADEMISI DAN SEJARAH.pptx
 
Pembahasan soal
Pembahasan soalPembahasan soal
Pembahasan soal
 
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
6. modul bdr kelas 6 tema 2 (websiteedukasi.com)
 
Kemerdekaan Indonesia.pdf
Kemerdekaan Indonesia.pdfKemerdekaan Indonesia.pdf
Kemerdekaan Indonesia.pdf
 
Kemerdekaan Indonesia.docx
Kemerdekaan Indonesia.docxKemerdekaan Indonesia.docx
Kemerdekaan Indonesia.docx
 
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...
Musni Umar: Happy Chinese New Year dan Pentingnya Membangun Kemajuan Bersama ...
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiMenjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiMenjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
 

Recently uploaded

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...iswantosapoetra
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (11)

Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

MENCARI MAKNA MENJADI ASN

  • 1. Menggali Nilai Dasar ASN Berbasis Budaya Indonesia Dr.  Tri  Widodo  W.  Utomo,  SH.,MA Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara  LAN-­‐RI Disampaikan pada Webinar  dalam rangka Hari  Statistik Nasional  2021  dengan Tema “Menuju ASN  yang  Berakhlak” Jakarta,  29  September  2021
  • 2. Indonesia: Sebuah Realitas Kultural 6  Agama   resmi ± 250  suku bangsa &   bahasa/dialek ± 400  aliran kepercayaan ± 17.000   pulau,  3   zona waktu 19  adat   rechtskringen   van  Vollen  H. 74.944  Desa,   8.309  Kel,  6.994   Kec,  508   Kab/Kota
  • 3. Dimensi Multi Sosiokultural Indonesia 1. Masyarakat tradisional (the   traditional  society), 2. Prasyarat untuk tinggal landas (the   preconditions  for  take-­‐off), 3. Tinggal landas (the  take-­‐off), 4. Menuju kekedewasaan (the  drive   to  maturity),  dan 5. Masa konsumsi tinggi (the  age  of   high  mass-­‐consumption) 1. Tidak Sekolah 2. SD,  MI 3. SMP,  MTS 4. SMA,  SMK,  MAN 5. D3 6. S1 7. S2-­‐S3 1. Low  income  (<  $  675) 2. Lower-­‐middle  income   ($  675  – $  2.695) 3. Upper-­‐middle  income   ($  2.695  – $  8.355) 4. High  income  (>  $  8.355) Aristoteles 1. Sangat kaya 2. Kaya 3. Miskin Karl  Marx 1. Kapitalis 2. Menengah 3. Proletar Pitirim Sorokin 1. Raja,  bangsawan 2. Priyayi,  ulama,   punggawa 3. Petani,  pedagang,   buruh
  • 4. PENGETAHUAN à Ranah Kognitif (TAKSONOMI BLOOM) SIKAP à Ranah Afektif TINDAKAN à Ranah Psikomotorik BUDAYA merupakan FAKTOR penting dalam pembentukan NILAI DASAR/ KARAKTER ASN dan reformasi BIROKRASI
  • 5. Nilai Dasar: Mencari Makna Menjadi ASN
  • 7. Budaya Pribumi: Malas? Menurut Djoko,  secara tidak langsung istilah “mangan ora mangan sing   penting kumpul”  adalah konsep kolonial. Pihak kolonial,  dalam hal ini VOC,  secara tak langsung “memaksa”   warga untuk makan tidak makan yang   penting berkumpul.  Tujuannya agar   jumlah “karya”  di  situ  tidak berkurang. MALAS  adalah warisan kolonial yang  harus dikikis habis !!
  • 8. “…  Mohammad  Yamin,  seorang pemuda kelahiran Sawah Lunto yang   mewakili organisasi pemuda Jong  Sumatranen Bond.  Dari  belahan timur Indonesia,  kita menemukan pemuda bernama Johannes  Leimena,   kelahiran kota Ambon,  mewakili organisasi pemuda Jong  Ambon.  Ada   juga  Katjasungkana dari Madura,  ada juga  Cornelis  Lefrand Senduk,   mewakili organisasi pemuda Sulawesi,  Jong  Celebes. Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Mohammad  Yamin dari Sawah Lunto dapat bertemu dengan Johannes  Leimena dari Ambon?  Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang Katjasungkana dari Madura  dapat bertemu dengan Lefrand Senduk dari Sulawesi?   Bukan hanya bertemu,  tapi mereka juga  berdiskusi,  bertukar pikiran,   mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen ke-­‐Indonesia-­‐an.  Padahal,  jarak antara Sawah Lunto dengan kota Ambon,  lebih dari 4.000  kilometer.  Hampir sama dengan jarak antara kota Jakarta  ke kota Shanghai  di  China.  Sarana transportasi umum saat itu,  masih mengandalkan laut.  Dibutuhkan waktu berminggu-­‐minggu untuk bisa sampai ke kota mereka.” (Pidato Menpora Imam  Nahrowi pada peringatan Hari  Sumpah Pemuda Tahun 2017) Karakter Asli Bumiputera: Tangguh
  • 9. Budaya Harmoni & Keseimbangan SAIYEG  SAEKA  PRAYA: Penari SAMAN  nomor 9  disebut Pengangkat,  nomor 8  dan 10   disebut Pengapit,  nomor 2-­‐7  dan 11-­‐ 16  disebut Penyepit,  nomor 1  dan 17   disebut Penupang.   Penari nomor 9  (tengah,  sentral,   pusat,  raja,  Aji)  pembawa berkah SAKA  (tiang,  tonggak,  saka=dari,   bersumber dari kebijakan,  karya tangan=hasta)  yang  didukung,  diapit 8  (HASTA)  penari (keindahan,   keluwesan,  prigel=terampil)  di  kiri dan 8  (BRATA)  penari di  kanan dalam wujud bakti,  membaktikan hal baik,   demi  kesejahteran masyarakat,   kepada kedua sisi baik sisi kiri maupun sisi kanan,  ‘karya ‘nak tyasing sasami’.
  • 10. Budaya Musyawarah & Gotong Royong Asal Mula: “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!) yang diteriakkan oleh salah satu awak kapal milik VOC dan seluruh awak saling bantu untuk mengangkat barang. Konon terjadi pada abad 16-­‐17, ketika kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan awak kapalnya meneriakan kalimat tersebut.
  • 11. Budaya Berbagi & Saling Membantu Budaya Nyinom /  Rewang Budaya Jimpitan
  • 12. KEPEMIMPINAN/ KETELADANAN STRATEGI   PELEMBAGAAN PEMBINAAN SIKAP PERILAKU ASN Sumber: Kajian Puslatbang KMP LAN 2021 Internalisasi Nilai Budaya kedalam Birokrasi
  • 13. Jend. Pol. Hoegeng Imam S. Hoegeng sangat gencar memerangi penyelundupan.  Dia tidak peduli siapa beking penyelundup tersebut,  semua pasti disikatnya.  Wanita ini pun  berusaha mengajak damai Hoegeng.  Berbagai hadiah mewah dikirim ke alamat Hoegeng.  Tentu saja Hoegeng menolak mentah-­‐mentah.   Hadiah ini langsung dikembalikan oleh Hoegeng.  Tapi si wanita tak putus asa.  Dia terus mendekati Hoegeng. Yang  membuat Hoegeng heran,  malah koleganya di Kepolisian dan Kejaksaan yang  memintanya untuk melepaskan wanita itu.  Hoegeng heran,  kenapa begitu banyak pejabat yang  mau menolong pengusaha wanita tersebut.  Hoegeng pun  hanya bisa mengelus dada  prihatin menyaksikan tingkah polah koleganya yang  terbuai uang. Kapolri (1968-1971)
  • 14. Di  jabatan strategis ini dirinya diuji.  Suatu kali  adik iparnya,  Mohammad  Zainuddin Dahlan menghadap dan memohon untuk dihajikan dengan biaya dinas (abidin)   dari Departemen Agama.  Meski sebenarnya lazim menghajikan orang  yang  potensial apalagi pejuang kemerdekaan,  namun Saifuddin menolak permintaan adiknya. "Sebagai orang  yang  berjasa dan mengingat kondisi perekonomianmu belum memungkinkan,  sudah layak jika Departemen Agama  menghajikan.  Apalagi kamu pernah berjuang dalam perang kemerdekaan.  Tetapi ada satu hal yang  menyebabkan saya tidak mungkin membantu melalui haji  departemen.  Karena kamu adikku.  Coba kamu orang  lain,  sudah lama  aku hajikan,"  ujar KH   Saifuddin Zuhri kepada iparnya. Tak hanya itu,  selepas menjadi Menteri,  Saifuddin tetapa berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-­‐ cara yang  halal  dan bersahaja.  Dikutip dari buku "Karisma Ulama Kehidupan Ringkas 26  Tokoh NU"  karangan Saifullah Ma'shum,  jika banyak mantan menteri bergelut dalam bisnis yang  prestise,  justru Saifuddin memilih menjalani profesi sebagai pedagang beras di  Glodok. K.H. Saifuddin Zuhri Menteri Agama pada Kabinet Kerja III, Kabinet Kerja IV, Kabinet Dwikora I, Kabinet Dwikora II, dan Kabinet Ampera I.
  • 15. Pada saat aktif di  Partai Buruh Indonesia,  18  bulan setelah merdeka Trimurti  mendapat tawaran menjadi Menteri Tenaga  Kerja,  dari Setiajid,  salah satu anggota formatur kabinet yang  juga  rekan separtai.  Pertama,   ajakan menjadi menteri dijawab spontan,  tidak! Selepas berhenti dari jabatannya sebagai Menteri Tenaga   Kerja,  Trimurti  kembali ke bangku kuliah.  Tetapi,  di  saat mereguk nikmatnya kebebasan pendidikan,  Soekarno menawari Trimurti  untuk menjadi Menteri Sosial pada tahun 1959.  Tak tergiur dan tak ingin dianggap haus kekuasaan,  Trimurti  menolak. Berbeda dengan kehidupan mantan menteri di  zaman   sekarang ini,  Trimurti  selama sisa hidupnya terang-­‐ terangan menolak semua pemberian dan fasilitas negara.  Padahal itu adalah haknya. Trimurti  meninggal tahun 2008  di  RSPAD  Gatot Soebroto.   Sebelum meninggal,  Trimurti  tinggal di  rumah kontrakan yang  sempit di  Bekasi.  Di  rumah kontrakannya,  di  antara deretan foto-­‐fotonya bersama keluarga,  terdapat sebuah lukisan yang  paling  besar bergambar Bung  Karno menyematkan Bintang Mahaputra tingkat V  padanya. SK. Trimurti Jurnalis; Menteri Tenaga Kerja pertama (1947-1948) di bawah PM Amir Sjarifuddin.
  • 16. Dalam sebuah tulisan untuk mengenang Prawoto,   rekannya di  Masyumi,  M  Roem menyebut sejawatnya itu sebagai “orang  yang  selamanya hidup sederhana,   orang  yang  tak pernah meminta,  orang  yang  hanya belajar memberi dan mengasih,”  demikian dikutip dari buku M  Roem,  Bunga Rampai dari Sejarah. Cerita tentang kesederhanaan Prawoto dituturkan putrinya Sri  Sjamsiar Prawoto Issom seperti dikutip dari buku “Alam Pikiran dan Jejak Perjuangan Prawoto Mangkusasmito”  karangan SU  Basajut. Saat itu menjelang pembubaran Masyumi,  Prawoto dan tokoh-­‐tokoh partai politik lain  seperti Subadio Sastrosatomo dan Sutan Sjahrir dipanggil ke Istana   oleh Presiden Soekarno.  Malam  harinya,  Prawoto meminta putrinya untuk menisik (menambal lubang)   di  kerah baju koko putih miliknya.  Keesokan harinya di  istana,  para  undangan lain  mengenakan setelan jas,   dasi dan bersepatu,  tetapi Prawoto hanya mengenakan sarung,  baju koko tua,  peci dan sandal   kulit. Prawoto Mangkoesasmito Anggota Badan Pekerja KNIP; Wakil Perdana Menteri di era Mr. Assaat sebagai PM; Wakil Ketua I Konstituante; Ketua Umum Masyumi
  • 17. Pembinaan Karakter ASN The Results of Pyramid
  • 18. Pelembagaan Nilai Budaya Upaya formal organisasi dalam menjadikan nilai-nilai budaya kerja yang disepakati dilaksanakan sebagai kewajiban dalam membangun citra diri internal dan eksternal yang juga menjadi simbol akuntabilitas instansi pemerintah. SISTEMATIS, TERENCANA DAN BERKELANJUTAN STRATEGI PELEMBAGAAN § Ketersediaan  peraturan  atau  SK  pencanangan  budaya   kerja  di  level  instansi,   § Publikasi  nilai  budaya  kerja  Instansi  sebagai  maklumat   keteguhan  diri  kedalam  maupun  keluar.   § Pembentukan  agen/kelompok  budaya  kerja. § Pelaksanaan  program/kegiatan  internalisasi  nilai-­‐nilai   budaya kerja. Sumber: Kajian Puslatbang KMP LAN 2021
  • 19. Epilog § Nilai dasar ASN  tidak tumbuh dari ruang hampa,  namun memiliki akar pada budaya bangsa,  bahkan sub-­‐budaya lokal. § Nilai dasar ASN  juga  tidak bisa dibentuk secara top  down  dengan strategi “coerce  and  compel”,  namun perlu ditempuh dengan menumbuhkan keyakinan dari bawah melalui serangkaian pengalaman bersama. § Nilai dasar ASN  yang  bersifat generik nasional dan jangka panjang,  perlu dituangkan dalam sebuah kebijakan (UU).  Namun akan lebih baik jika nilai dasar ini diperkuat dengan sistem nilai yang  kontekstual sesuai karakter daerah atau instansi tertentu.