SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
KARYA TULIS




     MODEL PELATIHAN
      PENDIDIK PAUD
      BERWAWASAN
       LINGKUNGAN

                       SUSILOWATI, S.PD
                  NIP. 19750404 200012 2 003




               PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BALAI PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL
                              TAHUN 2011
BAB I

                          PENDAHULUAN



  A. Latar Belakang Masalah


       Berdasarkan penelitian para ahli pendidikan mengungkapkan bahwa

masa usia dini merupakan rentang usia kritis yang disebut dengan masa

keemasan (golden age). Pada usia ini anak mulai peka atau sensitif untuk

menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak

berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara

individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan

psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.

       Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Juli 2003 merupakan bukti

komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini

(PAUD). Pada Bab I pasal 1 butir 14 Undang Nomor 20 tahun 2003

menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kemudian dalam pasal 28

pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu menyebutkan secara tegas

antara lain bahwa, pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum

jenjang pendidikan dasar; pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui




                                                                      2
jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal,

atau bentuk lain yang sederajat; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

non formal mencakup Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, atau

bentuk lain yang sederajat; dan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

informal berupa pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan

oleh lingkungan.

       Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat

terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kuat

untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan di

sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat

keilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasan

anak dalam proses pembelajaran.

       Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan

lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap

individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan.

Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa

perubahan tingkah laku. Dapat juga individu menyebabkan terjadinya

perubahan pada lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat

negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor

yang penting dalam proses pembelajaran. Belajar akan lebih bermakna karena

anak berinteraksi langsung dengan lingkungan dan merangsang anak untuk

lebih banyak tahu hal yang ada di sekitarnya.




                                                                       3
Tenaga kependidikan dalam pendidikan anak usia dini merupakan

     komponen yang sangat penting, karena perannya sangat menentukan berhasil

     tidaknya proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.1 Pendidik

     maupun tenaga kependidikan PAUD harus memiliki kompetensi pribadi yang

     meliputi: beragama dan berbudi pekerti luhur; memiliki minat dan perhatian

     pada anak; sehat jasmani dan rohani; sabar dan menyenangkan; cukup cerdas;

     kreatif; memiliki komitmen tinggi; memahami perkembangan anak; cakap

     berkomunikasi dengan anak; dan berwawasan multi budaya.2

               Di samping itu, pendidik atau tenaga kependidikan sebagai fasilitator

     dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu

     memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang

     terdapat dalam lingkungannya.

               Muhamad Uzer Usman (1999:3) dalam Sudilah menyatakan bahwa

     sebagai pengajar ataupun pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu

     keberhasilan setiap upaya pendidikan. Oleh karena itu setiap ada upaya

     inovasi     pendidikan,    khususnya      dalam      kurikulum     dan     peningkatan

     sumberdaya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan, selalu bermuara

     pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru dalam dunia

     pendidikan sangat eksis. Diskusi mengenai              profesi guru, baik dari segi

     kompetensi guru, gaji guru, mutu guru, peran guru, dan kehidupan pribadi

     guru serta dari segi lain selalu menarik, dan                   menunjukkan bahwa

1 Lexy J. Meleong, Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini, Buletin
  PAUD Edisi 03 Desember 2002, (Jakarta; Direktorat PADU, 2002), h. 48
2 Lexy J. Meleong, Standar Nasional dan Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia
  Dini Pada Jalur Pendidikan Non Formal, Buletin PADU Edisi Khusus 2004 (Jakarta; Direktorat
  PADU, 2004), h. 11




                                                                                        4
posisi/peran     guru     tidak mudah        digantikan, sekalipun dengan mesin

     canggih.3

             Menurut Soeparto dalam La Ode Turin menyatakan bahwa

     peningkatan mutu pendidikan tidak hanya pada faktor guru saja, namun

     demikian analisis terakhir menunjukkan bahwa guru tetap merupakan factor

     kunci yang paling menentukan, karena proses kegiatan belajar mengajar

     ditentukan oleh pendidik dan peserta didik.4

             Sebagai salah satu alternatif dalam menanggapi pernyataan di atas,

     penulis akan mencoba menyumbangkan pemikiran melalui Model Pelatihan

     Pendidik PAUD Berwawasan Lingkungan dalam rangka meningkatkan

     pengetahuan dan keterampilan pendidik maupun tenaga kependidikan dalam

     menyelenggarakan proses pembelajaran berwawasan lingkungan.



        B. Tujuan


             Adapun tujuan dari Model Pelatihan Pendidik PAUD Berwawasan

     Lingkungan ini adalah:


                 1. memberikan pemahaman kepada pendidik atau tenaga

                      kependidikan anak usia dini dalam menyelenggarakan atau

                      melaksanakan pembelajaran berwawasan lingkungan,


                 2. meningkatkan         pengetahuan      dan     keterampilan      pendidik

3 Sudilah,M.W., Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pembinaan Kepala Sekolah dengan Kinerja
  Guru SMU Negeri se-Kota Samarinda (Jakarta; UNJ,2003)p.2
4 La Ode Turin, Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman PEnataran dan Motivasi Kerja
  dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3 Kendari Sulawesi Tenggara,
  http.//pk.ut.ac.id/jp/12turi.htm



                                                                                        5
maupun    tenaga   kependidikan   anak   usia   dini   dalam

   menyelenggarakan     proses   pembelajaran      berwawasan

   lingkungan,


3. mengembangkan penggunaan lingkungan sekitar lembaga

   PAUD sebagai sumber belajar pada proses pembelajaran

   PAUD,


4. memilih media dan sumber belajar yang tepat sesuai dengan

   topik dan tujuan pembelajaran untuk anak usia dini yang

   berwawasan lingkungan.




                                                           6
BAB II

                                     BAHASAN UTAMA



         A. Pengertian Anak Usia Dini

              Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses

     pertumbuhan dan perkembangan yang unik, dalam arti memiliki pola

     pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar),

     intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan

     spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan

     komunikasi        yang     khusus      sesuai     dengan      tingkat     pertumbuhan          dan

     perkembangan anak.5

              Mengingat        bahwa anak usia dini merupakan makhluk unik yang

     memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, maka intervensi yang

     diberikan oleh orang dewasa pun harus berbeda pula sesuai dengan laju dan

     kecepatan       belajar      anak     seiring     dengan       masa      pertumbuhan           dan

     perkembangannya. Untuk itu lembaga pendidikan anak usia dini harus

     mempunyai sumber daya manusia yang memiliki pemahaman dan

     pengetahuan tentang perkembangan anak.

         B. Prinsip dalam Pendidikan Anak Usia Dini


5 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, http://www.nu.or.id/public_detail_buku_asp, 2006



                                                                                                    7
Prinsip-prinsip dalam pendididikan anak usia dini (PAUD) sangat

    diperlukan untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak baik

    aspek kognitif, afektif, fisik, sosial emosional, bahasa, moral, agama,

    kemandirian dan seni. Prinsip-prinsip yang telah dtetapkan oleh Departemen

    Pendidikan Nasional6 yaitu:

              1. Berorientasi pada kebutuhan anak

                   Kegiatan pembelajaran harus senantiasa berorientasi terhadap

           kebutuhan anak karena pada masa ini anak usia dini sedang

           membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi

           semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis.

              2. Belajar melalui bermain

                   Melalui bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan

           pada    anak    untuk     bereksplorasi,    menemukan,       mengekspresikan

           perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Melalui bermain

           anak akan memperoleh pengetahuan. Bermain merupakan pendekatan

           dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan

           menggunakan strategi, metode, materi atau bahan dan media yang

           menarik agar mudah diikuti oleh anak.

         3. Pendekatan berpusat pada anak

                   Pendekatan kelas yang berpusat pada anak adalah suatu kegiatan

           belajar di mana terjadi interaksi dinamis antara pendidik dan anak atau

           antara anak dengan anak lainnya


6 Departemen Pendidikan Nasional, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta; Dit.
  PTK-PNF), h. 8



                                                                                       8
4. Pendekatan konstruktivisme

        Pendekatan ini bertolak dari pemahaman para konstruktivist

 bahwa belajar adalah membangun (to construct) pengetahuan itu

 sendiri, setelah dicernakan dan kemudian dipahami dalam diri individu,

 dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Diyakini bahwa

 pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia sekeliling

 mereka, anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia

 sekitar dan pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan

 teman sebaya, orang dewasa, dan lingkungan.

5. Pendekatan Kreatif dan Inovatif

        Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-

 kegiatan yang menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk

 berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru.

6. Lingkungan yang kondusif

        Lingkungan pembelajarn harus diciptakan sedemikian rupa

 sehingga   menarik    dan   menyenangkan      dengan   memperhatikan

 keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar

 melalui bermain.

7. Menggunakan pembelajaran terpadu

        Model pembelajaran terpadu berdasarkan tema dan dapat

 membangkitkan minat anak. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu

 mengenal berbagai konsep sacara mudah dan jelas sehingga

 pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.




                                                                  9
8. Pengembangan tematik

            Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran

     yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan

     pengalaman yang bermakna kepada anak.

    9. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar

            Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan

     alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan. Banyak bahan

     alam yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar untuk

     mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

    10. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

            Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui

     berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu

     menolong dirinya sendiri, mandiri, bertanggungjawab, memiliki disiplin

     diri, mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal keterampilan dasar

     yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

  C. Pengertian Lingkungan

       Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki

makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Contoh: Seseorang yang

sedang berada dalam perjalanan di padang pasir tentunya merasa sangat haus

dan dahaga. Baginya, air merupakan lingkungan sangat bermakna guna

meredam rasa hausnya. Kalaulah dia memiliki 1 kg emas, namun tidak ada

maknanya dalam situasi atau kondisi yang sedang dihadapi oleh individu

bersangkutan. Jadi   air merupakan lingkungan bagi individu, dan besar




                                                                      10
pengaruhnya terhadap perilaku individu tersebut.7

             Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan

     sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu

     sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris

     peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle,

     area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya

     kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar

     atau sekeliling.8

             Lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan

     keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta

     makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik

     (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.9

             Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

     adalah sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling yang merupakan kesatuan

     ruang dengan semua benda dan makhluk hidup dan perilakunya yang

     memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu,                   dalam

     lingkup ini adalah warga belajar anak usia dini.




        D. Nilai dan Manfaat Lingkungan terhadap Perkembangan Anak


7 Candra Sumantri. Pengajaran Berbasis Lingkungan. http://can-isika-itnp.blogspot.com/2009/06/
pengajaran-berbasis-lingkungan-html.
8 Aptisoma. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. http://simbos.web.id/berita-
pendidikan/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar/.
9 Prastiadi Utomo. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar bagi Anak Usia Dini. http://
ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-
dini/



                                                                                          11
Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala

sesuatu yang ada di sekitar atau di sekeliling anak (makhluk hidup lain, benda

mati, dan budaya manusia).

       Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk

anak-anak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan

bagi anak-anak. Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu

sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil

pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.

       Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak.

Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas,

sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan

pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya

wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh

empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat

mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca

inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.

       Sebagai contoh, jika pada saat belajar di dalam ruangan anak

diperkenalkan oleh pendidik tentang tema tanaman, dengan memanfaatkan

lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi.

Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut pendidik dapat membawa kegiatan-

kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka

dalam hal ini lingkungan, membawa anak-anak berinteraksi langsung dengan

lingkungan, menunjukkan tanaman sesuai dengan tema. Namun jika pendidik




                                                                         12
menyampaikan tema dengan metode bercerita yang berhubungan dengan

tema tanaman tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam

kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika pendidik mengajak anak untuk

memanfaatkan lingkungan.

       Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk

mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan

belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di

luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang

sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan

budaya, perkembangan emosional serta intelektual, dengan uraian sebagai

berikut:

1. Perkembangan Fisik

             Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan

      fisik anak untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki

      kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran

      dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengan cara-cara yang

      tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam

      mengembangkan aspek fisik anak.

             Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya,

      anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dan

      merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon

      tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau

      berguling di dedaunan.




                                                                      13
2. Perkembangan aspek keterampilan sosial

            Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi

     dengan anak-anak lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat

     anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia

     ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya

     penemuannya diketahui oleh teman-temnannya maka anak tersebut

     mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses

     interaksi/hubungan yang harmonis.

            Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika

     mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian

     dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan

     objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini

     anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan

     menyenangkan.

 3. Perkembangan aspek emosi

            Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui

     oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk

     mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak

     diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang

     memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut

     anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari

     pengembangan aspek emosinya.

            Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya




                                                                        14
sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang

        nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk

        mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.

  4. Perkembangan intelektual

               Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-

        benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada pendidik

        kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna,

        angka, bentuk dan ukuran.

               Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan

        konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan

        dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila

        pendidik mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara

        nyata yang ada pada lingkungan sekitar.

        Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, pendidik

harus    memiliki    pengetahuan,   kemampuan,     dan   keterampilan   dalam

mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajarnya. Adapun sumber belajar itu antara lain :

1. Mengamati apa yang menarik bagi anak

               Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat

    menarik baginya. Bila pendidik melihat hal ini maka pendidik hendaknya

    memberi bimbingan kepada anak dengan cara menayakan apa yang

    sedang diamatinya.

               Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak dapat




                                                                         15
mengembangkan         kemampuan     intelektualnya    dengan    mengetahui

    berbagai benda yang diamatinya. Selain itu anak akan dapat

    mengembangkan keterampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan

    kemampuannya dengan berinteraksi dengan orang dewasa dalam hal ini

    pendidik.

            Upaya pendidik dengan mengamati apa yang menarik bagi anak

    juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat anak

    mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan

    ekspresi yang serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan

    berbahasa anak juga akan semakin meningkat jika pendidik mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan berbahasa anak,

    maka kosa kata yang dimiliki anak akan berkembang.

2. Memperhatikan saat yang tepat proses pembelajaran

            Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya

    memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak.

    Hal tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat

    banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih

    berpusat pada anak.

3. Bertanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka

            Memberikan pertanyaan kepada anak mendorong anak untuk

     menjelaskan mengenai berbagai hal yang dialami dan dilihat oleh anak.

     Pertanyaan   yang     bersifat   terbuka   akan     memacu    anak   untuk

     mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas sesuai dengan




                                                                          16
kemampuan berbahasanya.

  4. Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru

               Anak-anak terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan

        kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Keterbatasan kosa kata

        yang terjadi pada anak harus dibantu oleh pendidik sehingga tahap demi

        tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa katanya akan

        semakin meningkat.

5. Bersikap lebih ingin tahu

               Pendidik tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas

        pertanyaan anak. Pendidik yang mengetahui berbagai hal akan

        menumbuhkan kepercayaan anak kepadanya. Anak merasa memiliki

        orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal yang

        tidak dapat anak pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi

        kepada pendidik yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya

        jika pendidik    tidak mengetahui banyak hal akan menimbulkan

        ketidakyakinan kepadanya karena setiap mereka menanyakan sesuatu

        anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan.



         Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang

lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan

keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip

kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia

dini.




                                                                         17
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada

penghayatan    nilai-nilai   atau   aspek-aspek   kehidupan   yang   ada        di

lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa

mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa

kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.

       Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan belajar

dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan

sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar

sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka

penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di

masa mendatang.

       Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak

(learning activities) yang lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode

yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi

dalam pendidikan untuk anak usia dini.

       Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan

sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak usia dini bahkan hampir

semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian

diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para pendidik untuk dapat

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

   E. Jenis-jenis Lingkungan sebagai sumber belajar

       Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat

dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia




                                                                           18
dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa

    berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan

    lingkungan budaya.10

    1. Lingkungan alam

                   Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu

           yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah,

           batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai,

           iklim, suhu, dan sebagainya.

                   Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis

           lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak.

           Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-

           perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari,

           termasuk juga proses terjadinya.

                   Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan

           lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya

           sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan

           kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak

           bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan

           alam.

    2. Lingkungan sosial

                   Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas

           jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini


10 Prastiadi Utomo; http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-
 sumber- belajar-untuk-anak-usia-dini/



                                                                                       19
yaitu lingkungan sosial.

           Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya

    dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini

    misalnya:

     a. mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana

        anak tinggal.

     b. mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat

        tinggal dan sekolah.

     c. mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat

        sekitar tempat tinggal dan sekolah.

     d. mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar

        tempat tinggal dan sekolah.

     e. mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar

        tempat tinggal dan sekolah.

     f. mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa

        atau kelurahan dan kecamatan.

           Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam

    kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari

    lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.

3. Lingkungan budaya

           Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang

   sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan

   yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk




                                                                      20
tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak

    dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti

    prosesnya,     pemanfaatannya,         fungsinya,   pemeliharaannya,     daya

    dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan

    kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.

             Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan

    dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka

    lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang

    dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.

   F. Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan

       Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran berwawasan

lingkungan bagi anak usia dini memiliki banyak keuntungan. Beberapa

keuntungan tersebut antara lain:

           1. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang

                 telah ada di lingkungan.

           2. Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan

                 khusus seperti listrik.

           3. Memberikan pengalaman yang riil kepada anak, pelajaran

                 menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

           4. Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan anak,

                 maka     benda-benda        tersebut   akan   sesuai      dengan

                 karakteristik dan kebutuhan anak. Hal ini juga sesuai dengan

                 konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).




                                                                             21
5. Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang

                diperoleh anak melalui media lingkungan kemungkinan besar

                akan dapat diaplikasikan langsung, karena anak akan sering

                menemui benda-benda           atau   peristiwa     serupa     dalam

                kehidupannya sehari-hari.

            6. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada

                anak. Dengan media lingkungan, anak dapat berinteraksi

                secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa

                sesungguhnya secara alamiah.

            7. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di

                lingkungan anak biasanya mudah dicerna oleh anak,

                dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).

      Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat

tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar

kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Lingkungan di sekitar anak

menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak

terbatas.     Lingkungan     dapat     kita    manfaatkan        sebagai     sumber

belajar untuk berbagai tema pembelajaran. Pendidik tinggal memilihnya

berdasarkan      prinsip-prinsip     atau     kriteria pemilihan     media      dan

menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik anak dan tema pembelajaran

yang akan disampaikan.

   G. Prinsip-prinsip       Pembuatan Media            yang        Memanfaatkan

       Lingkungan




                                                                               22
Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa

benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai

sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat

terlebih   dulu    sebelum     dapat     kita     pergunakan    dalam        proses

pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga

sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan

kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa

prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :

           1. Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi

               penggunaannya,

           2. Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu

               konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak,

           3. Dapat mendorong kreatifitas anak, memberikan kesempatan

               kepada        anak        untuk          bereksperimen          dan

               bereksplorasi (menemukan sendiri),

           4. Media     yang    dibuat    harus     mempertimbangkan         faktor

               keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan

               anak,

           5. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal,

           6. Usahakan memenuhi          unsur    kebenaran    substansial     dan

               kemenarikan

           7. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh

               pendidik maupun anak didik,




                                                                              23
8. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya

                      dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan

                      biaya yang relatif murah,

                 9. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat

                      perkembangan sasaran didik.

        H. Langkah-langkah          pemanfaatan        lingkungan        sebagai    sumber

            belajar

             Apabila kita menginginkan anak memperoleh hasil belajar yang

    banyak dan bermakna dari sumber belajar lingkungan, maka kita perlu

    membuatan persiapan yang matang. Tanpa persiapan belajar anak tidak akan

    terkendali dengan baik sehingga akan berpengaruh terhadap terjadinya tujuan

    pendidikan yang diharapkan.

                Ada empat langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam

    menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini sesuai

    dengan metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (Lebih Jauh

    Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) yaitu :11

                 1. Pijakan Lingkungan

                                          a.              Mengelola awal lingkungan

                                                          main     dengan     bahan-bahan

                                                          yang cukup, sesuai dengan

                                                          tema, memilih tempat yang

                                                          aman     dan     nyaman     untuk


11 Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen PLSP, Depdiknas, Bahan Pelatihan Lebih Jauh
  Tentang Sentra dan Saat Lingkaran Jilid 1-5, (Jakarta: Direktorat PAUD, 2004)



                                                                                       24
proses          main           atau

                                      pembelajaran,

                         b.           Merencanakan                  untuk

                                      intensitas      dan         densitas

                                      pengalaman main atau dalam

                                      proses pembelajaran,

                         c.           Memiliki       berbagai       bahan

                                      yang mendukung tiga jenis

                                      main,        yaitu     :       main

                                      sensorimotor,                  main

                                      pembangunan           dan      main

                                      peran.

                         d.           Memiliki       berbagai       bahan

                                      yang mendukung pengalaman

                                      keaksaraan

                         e.           Menata       kesempatan        main

                                      untuk mendukung hubungan

                                      sosial yang positif

Pijakan lingkungan atau penataan lingkungan main dilakukan oleh

pendidik sehari sebelum atau minimal setengah jam sebelum anak-anak

memulai kegiatan main (pijakan saat main) disesuaikan dengan tema.

Melalui perencanaan yang matang, yang disusun secara sistematik,

dalam pola pemikiran yang menyeluruh akan memberi landasan yang




                                                                     25
kuat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan khususnya

untuk anak usia dini.

     2. Pijakan Pengalaman Sebelum Main

                        a.          Membacakan        buku      (buku

                                    cerita/dongeng      dll)     yang

                                    berkaitan dengan pengalaman

                                    atau     mengundang           nara

                                    sumber. Kegiatan ini juga

                                    untuk           memperkenalkan

                                    keaksaraan dan membiasakan

                                    anak untuk menyukai buku.

                        b.          Menggabungkan            kosakata

                                    baru      dan     menunjukkan

                                    konsep     yang     mendukung

                                    standar kinerja

                        c.          Memberikan                 gagasan

                                    bagaimana         menggunakan

                                    bahan-bahan yang disediakan

                                    yang     berhubungan       dengan

                                    lingkungan

                        d.          Mendiskusikan      aturan     dan

                                    harapan untuk pengalaman

                                    main




                                                                  26
e.            Menjelaskan rangkaian waktu

                                  main

                    f.            Mengelola         anak     untuk

                                  keberhasilan hubungan sosial

                    g.            Merancang dan menerapkan

                                  urutan transisi main

3. Pijakan pengalaman main setiap anak (Pijakan saat main)

             a. Memberikan anak waktu untuk mengelola dan

                 meneliti pengalaman main mereka

             b. Mencontohkan komunikasi yang tepat

             c. Memperkuat dan memperluas bahasa anak

             d. Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui

                 dukungan hubungan teman sebaya

             e. Mengamati         dan          mendokumentasikan

                 perkembangan dan kemajuan main anak

4. Pijakan Pengalaman Setelah Main

             a. Mendukung anak untuk mengingat kembali

                 pengalaman mainnya dan saling menceritakan

                 pengalaman mainnya

             b. Menggunakan waktu membereskan sebagai

                 pengalaman       belajar       positif     melalui

                 pengelompokan,      urutan,      dan      penataan

                 lingkungan main secara tepat.




                                                              27
BAB III

                              PENUTUP



                     A. Kesimpulan


       Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat

terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kuat

untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan di

sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat

keilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasan

anak dalam proses pembelajaran.

       Apabila    pendidik   dalam    proses   pembelajaran     menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan

bernilai, sebab para anak didik atau warga belajar diharapkan berinteraksi dan

memiliki pengalaman belajar dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,

keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya

lebih dapat dipertanggungjawabkan.

       Peran pendidik anak usia dini sebagai fasilitator dalam pelaksanaan

pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan

kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam




                                                                         28
lingkungannya, dikarenakan anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap

antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang

serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap

lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk

mengembangkan minat keilmuan anak usia dini.

                        B. Saran


       Sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan program pendidikan

anak usia dini, pendidik PAUD perlu mendapatkan perhatian dalam

meningkatkan        kualitas   pendidik   dalam   menyelenggarakan   proses

pembelajaran, baik melalui workshop, pendidikan dan pelatihan, atau

kegiatan lainnya.


       Berdasarkan uraian pada kesimpulan dan uraian saran di atas, melalui

pelatihan pendidik PAUD berwawasan lingkungan, setidaknya menjadi salah

satu pilihan meningkatkan kualitas pendidik PAUD dalam melaksanakan

proses pembelajaran berwawasan lingkungan.




                                                                       29
DAFTAR PUSTAKA




                 30
Aam Kurnia. Program Bimbingan Untuk Mencapai Tugas Perkembangan di
     Taman Kanak-Kanak Bumi Siliwangi UPI, Aisyiyah dan Pembina Sadang
     Serang Bandung Tahun Ajaran2004-2005.
     http://pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakbk/abstrakbp05.html. Diakses
     tanggal 6 Mei 2011




                                                                         31
Aptisoma. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.
      http://simbos.web.id/berita-pendidikan/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-
      sumber-belajar/. Diakses tanggal 14 Mei 2011

Ariyanti, Fitri, Lita Edia dan Khamsa Noory. Diary Tumbuh Kembang Anak Usia
       0-6 Tahun. Bandung: Read! Publishing House, 2006.

Armstrong, Thomas. Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga (You’re
      Smarter Than You Think): Panduan Menuju Multiple Intelijensi Bagi
      Anak-anak. Arvin Saputra. (Alh.B). Batam: Interaksa, 2004.

Bennett, Neville, Liz Wood and Sue Rogers. Teaching Through Play: Teachers’
       Thinking and Classroom Practice. Frans Kowa. (Alh. B). Jakarta:
       Gramedia, 2005.

Buzan, Tony. Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Menjadi Pintar. Marselita
       Harapan. (Alh.B). Jakarta: Gramedia, 2005.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Acuan Menu
       Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Dini Usia (Menu Pembelajaran
       Generik). Jakarta: Direktorat PADU, 2002.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Bahan Pelatihan
       Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran Jilid 1-5. Jakarta:
       Direktorat PADU, 2004.

Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Buletin PADU:
       Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini, Edisi Khusus. Jakarta: Direktorat PADU,
       2004.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen PLS, Depdiknas. Pedoman Teknis
       Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PAUD, 2006.

Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Bahan Ajar Etika Pendidik Anak
       Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006.
Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Komunikasi Dalam Pengasuhan
       Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006.

Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Konsep Dasar Pendidikan Anak
       Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006.

Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Mengembangkan Kecerdasan



                                                                         32
Kinestetik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006.

Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Perkembangan Anak Usia Dini.
       Jakarta: Depdiknas, 2006.

Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-
       PNF),. Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Standar Kompetensi
       Pendidik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2007.

Gardner, Howard. Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk ”Teori dan
      Praktek”. Alexander Sindoro. (Alh.B). Batam: Interaksara, 2003.

Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
      Laporan. Malang: UMM Press, 2005.

La Ode Turin, Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman PEnataran dan
     Motivasi Kerja dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3
     Kendari Sulawesi Tenggara, http.//pk.ut.ac.id/jp/12turi.htm, diakses 10
     Mei 2011




                                                                          33
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,
      http://www.nu.or.id/public_detail_buku_asp. Diakses tanggal 16 Mei 2011

Meleong, Lexy J., Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak Usia
      Dini, Buletin PAUD Edisi 03 Desember 2002, (Jakarta; Direktorat PADU,
      2002).

Meleong, Lexy J, Standar Nasional dan Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
      Anak Usia Dini Pada Jalur Pendidikan Non Formal, Buletin PADU Edisi
      Khusus 2004 (Jakarta; Direktorat PADU, 2004).




                                                                        34
Motivasi            Belajar             Melalui        Mainan.http://cheer-
       itong.blogspot.com/2006/04/tumbuh-kembang.html. Diakses tanggal 15
       Mei 2011
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
       Pendidikan. Jakarta: CV. Eka Jaya, 2006.




                                                                      35
Prastiadi Utomo. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Anak
       Usia Dini. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-
       sebagai-sumber- belajar-untuk-anak-usia-dini/ Diakses 10 Mei 2011

Solehuddin, M. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: IKIP Bandung,
      1997.

Sudono, Anggaini. Peranan Alat Permainan Edukatif Bagi Anak Usia Dini.
      Buletin PADU Edisi Khusus 2004. Jakarta: Direktorat PADU, 2004.

Sudilah,M.W., Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pembinaan Kepala
       Sekolah dengan Kinerja Guru SMU Negeri se-Kota Samarinda (Jakarta;
       UNJ,2003)




                                                                      36
Sumantri,Candra. Pengajaran Berbasis Lingkungan. http://can-isika-
      itnp.blogspot.com/2009/06/pengajaran-berbasis-lingkungan-html. Diakses
      10 Mei 2011

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
      Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eka Jaya, 2003.




                                                                        37

More Related Content

What's hot

Kurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogKurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogqomarudin456
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Zufa Fauzia
 
03 pembelajaran paud melalui bermai
03 pembelajaran paud melalui bermai03 pembelajaran paud melalui bermai
03 pembelajaran paud melalui bermaiAndriani Widi Astuti
 
Buku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDBuku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDMohamad Dimas
 
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
1 buku kurikulum  k 13 paud-ok1 buku kurikulum  k 13 paud-ok
1 buku kurikulum k 13 paud-okEka Fadiyah Wati
 
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanBermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanNugie Outsider's
 
MAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATAMAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATASuhardi Bae
 
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2Kemil Ae
 
G 5 pgurusan rekod murid
G 5  pgurusan rekod muridG 5  pgurusan rekod murid
G 5 pgurusan rekod muridOpie Mohamad
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)miera84
 
Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudkarinaarisutha
 
Ppt. metode pemberian tugas(1)
Ppt. metode pemberian tugas(1)Ppt. metode pemberian tugas(1)
Ppt. metode pemberian tugas(1)astutik99
 
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guru
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guruKelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guru
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_gururisqiyatulazizah
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaMuhammadKosyim
 
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanakAmalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanakNormala Mehat
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Lindamulyaparlinda
 

What's hot (20)

Kurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blogKurikulum 2013 paud ke blog
Kurikulum 2013 paud ke blog
 
Model pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tkModel pembelajaran di tk
Model pembelajaran di tk
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
 
8 kurikulum 2013 paud ok
8 kurikulum 2013 paud ok8 kurikulum 2013 paud ok
8 kurikulum 2013 paud ok
 
03 pembelajaran paud melalui bermai
03 pembelajaran paud melalui bermai03 pembelajaran paud melalui bermai
03 pembelajaran paud melalui bermai
 
Buku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUDBuku Panduan Pendidik PAUD
Buku Panduan Pendidik PAUD
 
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
1 buku kurikulum  k 13 paud-ok1 buku kurikulum  k 13 paud-ok
1 buku kurikulum k 13 paud-ok
 
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanBermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
 
MAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATAMAKALA KARYA NYATA
MAKALA KARYA NYATA
 
Pengelolaan PAUD
Pengelolaan PAUDPengelolaan PAUD
Pengelolaan PAUD
 
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2
Pengembangan kurikulum PAUD berdasar permen 2
 
1 tematik tema 4_buku_guru
1 tematik tema 4_buku_guru1 tematik tema 4_buku_guru
1 tematik tema 4_buku_guru
 
G 5 pgurusan rekod murid
G 5  pgurusan rekod muridG 5  pgurusan rekod murid
G 5 pgurusan rekod murid
 
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
Kumpulan 17 oren- PENGURUSAN MURID (Kesediaan Belajar)
 
Pengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paudPengembangan kurikulum paud
Pengembangan kurikulum paud
 
Ppt. metode pemberian tugas(1)
Ppt. metode pemberian tugas(1)Ppt. metode pemberian tugas(1)
Ppt. metode pemberian tugas(1)
 
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guru
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guruKelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guru
Kelas 05 sd_tematik_4_sehat_itu_penting_guru
 
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan OlahragaJurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
 
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanakAmalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak
Amalan bersesuaian dengan perkembangan kanak-kanak
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Linda
 

Similar to LINGKUNGAN

Resensi buku ria mustika 1106586
Resensi buku ria mustika 1106586Resensi buku ria mustika 1106586
Resensi buku ria mustika 1106586Ria Mustika
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudAndi Uli
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptAmiraWidi
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxSeLaluWinaran
 
PANDUAN GURU.pdf
PANDUAN GURU.pdfPANDUAN GURU.pdf
PANDUAN GURU.pdfparida28
 
Orientasi pp (fenti utami resume 2)
Orientasi pp (fenti utami  resume 2)Orientasi pp (fenti utami  resume 2)
Orientasi pp (fenti utami resume 2)Fenti Utami
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniSuraya Atika
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...Lutfi Arya
 
Proposal ijin operasional
Proposal ijin operasionalProposal ijin operasional
Proposal ijin operasionalArya Dinpanggah
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-fileSamsul Ziljian
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIYunitaUmami
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 

Similar to LINGKUNGAN (20)

Resensi buku ria mustika 1106586
Resensi buku ria mustika 1106586Resensi buku ria mustika 1106586
Resensi buku ria mustika 1106586
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
 
Propsal paud-nusa-indah-limpas
Propsal paud-nusa-indah-limpasPropsal paud-nusa-indah-limpas
Propsal paud-nusa-indah-limpas
 
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
 
PANDUAN GURU.pdf
PANDUAN GURU.pdfPANDUAN GURU.pdf
PANDUAN GURU.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Orientasi pp (fenti utami resume 2)
Orientasi pp (fenti utami  resume 2)Orientasi pp (fenti utami  resume 2)
Orientasi pp (fenti utami resume 2)
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Pentingny a pendidikan_moral_3
Pentingny a pendidikan_moral_3Pentingny a pendidikan_moral_3
Pentingny a pendidikan_moral_3
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
 
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paudPeran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
 
Proposal ijin operasional
Proposal ijin operasionalProposal ijin operasional
Proposal ijin operasional
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
 
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptxHAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
 
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAIPPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
PPT TI : Metode Lagu dalam Pembelajaran PAI
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 

Recently uploaded

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

LINGKUNGAN

  • 1. KARYA TULIS MODEL PELATIHAN PENDIDIK PAUD BERWAWASAN LINGKUNGAN SUSILOWATI, S.PD NIP. 19750404 200012 2 003 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BALAI PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL TAHUN 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian para ahli pendidikan mengungkapkan bahwa masa usia dini merupakan rentang usia kritis yang disebut dengan masa keemasan (golden age). Pada usia ini anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Juli 2003 merupakan bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini (PAUD). Pada Bab I pasal 1 butir 14 Undang Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kemudian dalam pasal 28 pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu menyebutkan secara tegas antara lain bahwa, pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar; pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui 2
  • 3. jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal mencakup Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, atau bentuk lain yang sederajat; dan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal berupa pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasan anak dalam proses pembelajaran. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses pembelajaran. Belajar akan lebih bermakna karena anak berinteraksi langsung dengan lingkungan dan merangsang anak untuk lebih banyak tahu hal yang ada di sekitarnya. 3
  • 4. Tenaga kependidikan dalam pendidikan anak usia dini merupakan komponen yang sangat penting, karena perannya sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.1 Pendidik maupun tenaga kependidikan PAUD harus memiliki kompetensi pribadi yang meliputi: beragama dan berbudi pekerti luhur; memiliki minat dan perhatian pada anak; sehat jasmani dan rohani; sabar dan menyenangkan; cukup cerdas; kreatif; memiliki komitmen tinggi; memahami perkembangan anak; cakap berkomunikasi dengan anak; dan berwawasan multi budaya.2 Di samping itu, pendidik atau tenaga kependidikan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam lingkungannya. Muhamad Uzer Usman (1999:3) dalam Sudilah menyatakan bahwa sebagai pengajar ataupun pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Oleh karena itu setiap ada upaya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumberdaya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan, selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru dalam dunia pendidikan sangat eksis. Diskusi mengenai profesi guru, baik dari segi kompetensi guru, gaji guru, mutu guru, peran guru, dan kehidupan pribadi guru serta dari segi lain selalu menarik, dan menunjukkan bahwa 1 Lexy J. Meleong, Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini, Buletin PAUD Edisi 03 Desember 2002, (Jakarta; Direktorat PADU, 2002), h. 48 2 Lexy J. Meleong, Standar Nasional dan Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Pada Jalur Pendidikan Non Formal, Buletin PADU Edisi Khusus 2004 (Jakarta; Direktorat PADU, 2004), h. 11 4
  • 5. posisi/peran guru tidak mudah digantikan, sekalipun dengan mesin canggih.3 Menurut Soeparto dalam La Ode Turin menyatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak hanya pada faktor guru saja, namun demikian analisis terakhir menunjukkan bahwa guru tetap merupakan factor kunci yang paling menentukan, karena proses kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh pendidik dan peserta didik.4 Sebagai salah satu alternatif dalam menanggapi pernyataan di atas, penulis akan mencoba menyumbangkan pemikiran melalui Model Pelatihan Pendidik PAUD Berwawasan Lingkungan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik maupun tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran berwawasan lingkungan. B. Tujuan Adapun tujuan dari Model Pelatihan Pendidik PAUD Berwawasan Lingkungan ini adalah: 1. memberikan pemahaman kepada pendidik atau tenaga kependidikan anak usia dini dalam menyelenggarakan atau melaksanakan pembelajaran berwawasan lingkungan, 2. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik 3 Sudilah,M.W., Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pembinaan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMU Negeri se-Kota Samarinda (Jakarta; UNJ,2003)p.2 4 La Ode Turin, Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman PEnataran dan Motivasi Kerja dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3 Kendari Sulawesi Tenggara, http.//pk.ut.ac.id/jp/12turi.htm 5
  • 6. maupun tenaga kependidikan anak usia dini dalam menyelenggarakan proses pembelajaran berwawasan lingkungan, 3. mengembangkan penggunaan lingkungan sekitar lembaga PAUD sebagai sumber belajar pada proses pembelajaran PAUD, 4. memilih media dan sumber belajar yang tepat sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran untuk anak usia dini yang berwawasan lingkungan. 6
  • 7. BAB II BAHASAN UTAMA A. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.5 Mengingat bahwa anak usia dini merupakan makhluk unik yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, maka intervensi yang diberikan oleh orang dewasa pun harus berbeda pula sesuai dengan laju dan kecepatan belajar anak seiring dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu lembaga pendidikan anak usia dini harus mempunyai sumber daya manusia yang memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang perkembangan anak. B. Prinsip dalam Pendidikan Anak Usia Dini 5 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, http://www.nu.or.id/public_detail_buku_asp, 2006 7
  • 8. Prinsip-prinsip dalam pendididikan anak usia dini (PAUD) sangat diperlukan untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak baik aspek kognitif, afektif, fisik, sosial emosional, bahasa, moral, agama, kemandirian dan seni. Prinsip-prinsip yang telah dtetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional6 yaitu: 1. Berorientasi pada kebutuhan anak Kegiatan pembelajaran harus senantiasa berorientasi terhadap kebutuhan anak karena pada masa ini anak usia dini sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis. 2. Belajar melalui bermain Melalui bermain diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi, metode, materi atau bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. 3. Pendekatan berpusat pada anak Pendekatan kelas yang berpusat pada anak adalah suatu kegiatan belajar di mana terjadi interaksi dinamis antara pendidik dan anak atau antara anak dengan anak lainnya 6 Departemen Pendidikan Nasional, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta; Dit. PTK-PNF), h. 8 8
  • 9. 4. Pendekatan konstruktivisme Pendekatan ini bertolak dari pemahaman para konstruktivist bahwa belajar adalah membangun (to construct) pengetahuan itu sendiri, setelah dicernakan dan kemudian dipahami dalam diri individu, dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Diyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia sekeliling mereka, anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia sekitar dan pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya, orang dewasa, dan lingkungan. 5. Pendekatan Kreatif dan Inovatif Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan- kegiatan yang menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru. 6. Lingkungan yang kondusif Lingkungan pembelajarn harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. 7. Menggunakan pembelajaran terpadu Model pembelajaran terpadu berdasarkan tema dan dapat membangkitkan minat anak. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep sacara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak. 9
  • 10. 8. Pengembangan tematik Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. 9. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan. Banyak bahan alam yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. 10. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu menolong dirinya sendiri, mandiri, bertanggungjawab, memiliki disiplin diri, mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. C. Pengertian Lingkungan Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Contoh: Seseorang yang sedang berada dalam perjalanan di padang pasir tentunya merasa sangat haus dan dahaga. Baginya, air merupakan lingkungan sangat bermakna guna meredam rasa hausnya. Kalaulah dia memiliki 1 kg emas, namun tidak ada maknanya dalam situasi atau kondisi yang sedang dihadapi oleh individu bersangkutan. Jadi air merupakan lingkungan bagi individu, dan besar 10
  • 11. pengaruhnya terhadap perilaku individu tersebut.7 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.8 Lingkungan ini merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.9 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan makhluk hidup dan perilakunya yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu, dalam lingkup ini adalah warga belajar anak usia dini. D. Nilai dan Manfaat Lingkungan terhadap Perkembangan Anak 7 Candra Sumantri. Pengajaran Berbasis Lingkungan. http://can-isika-itnp.blogspot.com/2009/06/ pengajaran-berbasis-lingkungan-html. 8 Aptisoma. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. http://simbos.web.id/berita- pendidikan/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar/. 9 Prastiadi Utomo. Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar bagi Anak Usia Dini. http:// ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia- dini/ 11
  • 12. Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar atau di sekeliling anak (makhluk hidup lain, benda mati, dan budaya manusia). Lingkungan merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Sebagai contoh, jika pada saat belajar di dalam ruangan anak diperkenalkan oleh pendidik tentang tema tanaman, dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut pendidik dapat membawa kegiatan- kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan, membawa anak-anak berinteraksi langsung dengan lingkungan, menunjukkan tanaman sesuai dengan tema. Namun jika pendidik 12
  • 13. menyampaikan tema dengan metode bercerita yang berhubungan dengan tema tanaman tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika pendidik mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan. Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual, dengan uraian sebagai berikut: 1. Perkembangan Fisik Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik anak. Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan. 13
  • 14. 2. Perkembangan aspek keterampilan sosial Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya maka anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan. 3. Perkembangan aspek emosi Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya 14
  • 15. sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. 4. Perkembangan intelektual Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda- benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada pendidik kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila pendidik mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, pendidik harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Adapun sumber belajar itu antara lain : 1. Mengamati apa yang menarik bagi anak Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu yang sangat menarik baginya. Bila pendidik melihat hal ini maka pendidik hendaknya memberi bimbingan kepada anak dengan cara menayakan apa yang sedang diamatinya. Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak dapat 15
  • 16. mengembangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda yang diamatinya. Selain itu anak akan dapat mengembangkan keterampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi dengan orang dewasa dalam hal ini pendidik. Upaya pendidik dengan mengamati apa yang menarik bagi anak juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat anak mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan ekspresi yang serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahasa anak juga akan semakin meningkat jika pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mengungkapkan berbahasa anak, maka kosa kata yang dimiliki anak akan berkembang. 2. Memperhatikan saat yang tepat proses pembelajaran Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak. Hal tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak. 3. Bertanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka Memberikan pertanyaan kepada anak mendorong anak untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang dialami dan dilihat oleh anak. Pertanyaan yang bersifat terbuka akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas sesuai dengan 16
  • 17. kemampuan berbahasanya. 4. Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru Anak-anak terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus dibantu oleh pendidik sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin meningkat. 5. Bersikap lebih ingin tahu Pendidik tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas pertanyaan anak. Pendidik yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan kepercayaan anak kepadanya. Anak merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal yang tidak dapat anak pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi kepada pendidik yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika pendidik tidak mengetahui banyak hal akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya karena setiap mereka menanyakan sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini. 17
  • 18. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara. Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para pendidik untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. E. Jenis-jenis Lingkungan sebagai sumber belajar Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia 18
  • 19. dini sepanjang relevan dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.10 1. Lingkungan alam Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya. Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan- perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya. Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam. 2. Lingkungan sosial Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini 10 Prastiadi Utomo; http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai- sumber- belajar-untuk-anak-usia-dini/ 19
  • 20. yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya: a. mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal. b. mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah. c. mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah. d. mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah. e. mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah. f. mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan. Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak. 3. Lingkungan budaya Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk 20
  • 21. tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak. F. Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran berwawasan lingkungan bagi anak usia dini memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain: 1. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan. 2. Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik. 3. Memberikan pengalaman yang riil kepada anak, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik. 4. Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan anak, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning). 21
  • 22. 5. Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh anak melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena anak akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari. 6. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada anak. Dengan media lingkungan, anak dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah. 7. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan anak biasanya mudah dicerna oleh anak, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain). Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Lingkungan di sekitar anak menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar untuk berbagai tema pembelajaran. Pendidik tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik anak dan tema pembelajaran yang akan disampaikan. G. Prinsip-prinsip Pembuatan Media yang Memanfaatkan Lingkungan 22
  • 23. Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam proses pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu : 1. Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya, 2. Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak, 3. Dapat mendorong kreatifitas anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri), 4. Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan anak, 5. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal, 6. Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan 7. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh pendidik maupun anak didik, 23
  • 24. 8. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah, 9. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran didik. H. Langkah-langkah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Apabila kita menginginkan anak memperoleh hasil belajar yang banyak dan bermakna dari sumber belajar lingkungan, maka kita perlu membuatan persiapan yang matang. Tanpa persiapan belajar anak tidak akan terkendali dengan baik sehingga akan berpengaruh terhadap terjadinya tujuan pendidikan yang diharapkan. Ada empat langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini sesuai dengan metode pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran) yaitu :11 1. Pijakan Lingkungan a. Mengelola awal lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup, sesuai dengan tema, memilih tempat yang aman dan nyaman untuk 11 Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen PLSP, Depdiknas, Bahan Pelatihan Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran Jilid 1-5, (Jakarta: Direktorat PAUD, 2004) 24
  • 25. proses main atau pembelajaran, b. Merencanakan untuk intensitas dan densitas pengalaman main atau dalam proses pembelajaran, c. Memiliki berbagai bahan yang mendukung tiga jenis main, yaitu : main sensorimotor, main pembangunan dan main peran. d. Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan e. Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif Pijakan lingkungan atau penataan lingkungan main dilakukan oleh pendidik sehari sebelum atau minimal setengah jam sebelum anak-anak memulai kegiatan main (pijakan saat main) disesuaikan dengan tema. Melalui perencanaan yang matang, yang disusun secara sistematik, dalam pola pemikiran yang menyeluruh akan memberi landasan yang 25
  • 26. kuat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan khususnya untuk anak usia dini. 2. Pijakan Pengalaman Sebelum Main a. Membacakan buku (buku cerita/dongeng dll) yang berkaitan dengan pengalaman atau mengundang nara sumber. Kegiatan ini juga untuk memperkenalkan keaksaraan dan membiasakan anak untuk menyukai buku. b. Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung standar kinerja c. Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan yang disediakan yang berhubungan dengan lingkungan d. Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main 26
  • 27. e. Menjelaskan rangkaian waktu main f. Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial g. Merancang dan menerapkan urutan transisi main 3. Pijakan pengalaman main setiap anak (Pijakan saat main) a. Memberikan anak waktu untuk mengelola dan meneliti pengalaman main mereka b. Mencontohkan komunikasi yang tepat c. Memperkuat dan memperluas bahasa anak d. Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan hubungan teman sebaya e. Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak 4. Pijakan Pengalaman Setelah Main a. Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya b. Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat. 27
  • 28. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasan anak dalam proses pembelajaran. Apabila pendidik dalam proses pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para anak didik atau warga belajar diharapkan berinteraksi dan memiliki pengalaman belajar dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Peran pendidik anak usia dini sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam 28
  • 29. lingkungannya, dikarenakan anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minat keilmuan anak usia dini. B. Saran Sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan program pendidikan anak usia dini, pendidik PAUD perlu mendapatkan perhatian dalam meningkatkan kualitas pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, baik melalui workshop, pendidikan dan pelatihan, atau kegiatan lainnya. Berdasarkan uraian pada kesimpulan dan uraian saran di atas, melalui pelatihan pendidik PAUD berwawasan lingkungan, setidaknya menjadi salah satu pilihan meningkatkan kualitas pendidik PAUD dalam melaksanakan proses pembelajaran berwawasan lingkungan. 29
  • 31. Aam Kurnia. Program Bimbingan Untuk Mencapai Tugas Perkembangan di Taman Kanak-Kanak Bumi Siliwangi UPI, Aisyiyah dan Pembina Sadang Serang Bandung Tahun Ajaran2004-2005. http://pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakbk/abstrakbp05.html. Diakses tanggal 6 Mei 2011 31
  • 32. Aptisoma. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. http://simbos.web.id/berita-pendidikan/pemanfaatan-lingkungan-sebagai- sumber-belajar/. Diakses tanggal 14 Mei 2011 Ariyanti, Fitri, Lita Edia dan Khamsa Noory. Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun. Bandung: Read! Publishing House, 2006. Armstrong, Thomas. Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga (You’re Smarter Than You Think): Panduan Menuju Multiple Intelijensi Bagi Anak-anak. Arvin Saputra. (Alh.B). Batam: Interaksa, 2004. Bennett, Neville, Liz Wood and Sue Rogers. Teaching Through Play: Teachers’ Thinking and Classroom Practice. Frans Kowa. (Alh. B). Jakarta: Gramedia, 2005. Buzan, Tony. Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Menjadi Pintar. Marselita Harapan. (Alh.B). Jakarta: Gramedia, 2005. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Dini Usia (Menu Pembelajaran Generik). Jakarta: Direktorat PADU, 2002. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Bahan Pelatihan Lebih Jauh Tentang Sentra dan Saat Lingkaran Jilid 1-5. Jakarta: Direktorat PADU, 2004. Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia, Ditjen PLSP, Depdiknas. Buletin PADU: Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini, Edisi Khusus. Jakarta: Direktorat PADU, 2004. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen PLS, Depdiknas. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PAUD, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Bahan Ajar Etika Pendidik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Komunikasi Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Mengembangkan Kecerdasan 32
  • 33. Kinestetik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF), Departemen Pendidikan Nasional. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK- PNF),. Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Standar Kompetensi Pendidik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas, 2007. Gardner, Howard. Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk ”Teori dan Praktek”. Alexander Sindoro. (Alh.B). Batam: Interaksara, 2003. Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan. Malang: UMM Press, 2005. La Ode Turin, Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman PEnataran dan Motivasi Kerja dengan Performansi Mengajar Guru-guru SMU Negeri 3 Kendari Sulawesi Tenggara, http.//pk.ut.ac.id/jp/12turi.htm, diakses 10 Mei 2011 33
  • 34. Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, http://www.nu.or.id/public_detail_buku_asp. Diakses tanggal 16 Mei 2011 Meleong, Lexy J., Membentuk Profesionalisme Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini, Buletin PAUD Edisi 03 Desember 2002, (Jakarta; Direktorat PADU, 2002). Meleong, Lexy J, Standar Nasional dan Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Pada Jalur Pendidikan Non Formal, Buletin PADU Edisi Khusus 2004 (Jakarta; Direktorat PADU, 2004). 34
  • 35. Motivasi Belajar Melalui Mainan.http://cheer- itong.blogspot.com/2006/04/tumbuh-kembang.html. Diakses tanggal 15 Mei 2011 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV. Eka Jaya, 2006. 35
  • 36. Prastiadi Utomo. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan- sebagai-sumber- belajar-untuk-anak-usia-dini/ Diakses 10 Mei 2011 Solehuddin, M. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: IKIP Bandung, 1997. Sudono, Anggaini. Peranan Alat Permainan Edukatif Bagi Anak Usia Dini. Buletin PADU Edisi Khusus 2004. Jakarta: Direktorat PADU, 2004. Sudilah,M.W., Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pembinaan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMU Negeri se-Kota Samarinda (Jakarta; UNJ,2003) 36
  • 37. Sumantri,Candra. Pengajaran Berbasis Lingkungan. http://can-isika- itnp.blogspot.com/2009/06/pengajaran-berbasis-lingkungan-html. Diakses 10 Mei 2011 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eka Jaya, 2003. 37