Pelatihan diagnosis penyakit akibat kerja ini membahas tentang:
1. Tujuan pelatihan untuk mampu mendiagnosis penyakit akibat pajanan biologis di tempat kerja dan melakukan rujukan yang tepat.
2. Materi pelatihan meliputi pengertian pajanan biologis, sektor pekerjaan berisiko, jenis penyakit, dan upaya diagnosis serta pencegahan.
3. Metode diagnosis penyakit akibat kerja meliputi anamnes
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum :
Mampu mendiagnosis penyakit
akibat pajanan biologis di tempat
kerja, termasuk penyakit infeksi
akibat kerja dan melakukan
rujukan yang tepat
2
3. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Tujuan Khusus :
Mengidentifikasi sumber potensi bahaya
biologis di tempat kerja
Menjelaskan sektor pekerjaan yang berisiko
Menjelaskan berbagai penyakit yang umum
terjadi akibat pajanan biologis di tempat kerja
Melakukan diagnosis PAK
Menjelaskan upaya pencegahan
PAJANAN biologi - A.S. 3
4. POKOK BAHASAN
Pengertian pajanan biologis di tempat kerja dan
lingkungan kerja
Kelompok pekerja berisiko tinggi
Jenis penyakit akibat pajanan biologis ditempat
kerja
Penyakit akibat pajanan biologis yg umum terjadi
Pekerja sektor pertanian
Pekerja sektor kesehatan
Pekerja remote
Diagnosis penyakit akibat pajanan biologis
Tatalaksana dan pencegahan penyakit akibat
pajanan biologis PAJANAN biologi - A.S. 4
5. PENDAHULUAN
Pajanan biologis di tempat kerja sering
tidak dapat dihindari
Harus dapat dibedakan: penyakit akibat
pajanan biologis di tempat kerja atau yang
biasa terjadi pada masyarakat luas
Diperlukan upaya pencegahan dan
pengendalian
PAJANAN biologi - A.S. 5
6. PENGERTIAN
Pajanan biologis adalah bahan biologis
yang ada di sekitar manusia, dalam
bentuk mikroorganisme (virus,
bakteri, jamur, parasit), tumbuhan
(debu organik), binatang.
PAJANAN biologi - A.S. 6
7. PENGGOLONGAN PAJANAN BIOLOGIS
PAJANAN BIOLOGIS AKIBAT KERJA:
Pajanan yang dialami akibat bekerja langsung
dengan bahan biologis atau merupakan hasil
langsung dari proses kerja yang dilakukan
pekerja
PAJANAN BIOLOGI LINGKUNGAN KERJA:
Pajanan yang dialami akibat tercemarnya lingkungan
kerja, dan merupakan akibat tidak langsung akibat
proses kerja, seperti higiene dan pemeliharaan
tempat kerja yang kurang baik
PAJANAN biologi - A.S. 7
8. PENGGOLONGAN PAJANAN BIOLOGI
PAJANAN BIOLOGI ALAMIAH/BUKAN AKIBAT
KERJA:
Pajanan biologi yang secara alamiah berada di
wilayah lingkungan tempat kerja, yang banyak
menyebabkan gangguan kesehatan pada
masyarakat di tempat tersebut, seperti
malaria, demam berdarah
PAJANAN biologi - A.S. 8
9. BATAS AMAN
Tidak ada nilai ambang batas untuk
pajanan biologis
Pada pajanan paling rendah pun, bila
mikroorganismenya sangat virulen atau
daya tahan seseorang rendah dapat
menimbulkan infeksi atau reaksi allergi
PAJANAN biologi - A.S. 9
10. SUMBER UTAMA PAJANAN
MIKROBA
Dekomposisi mikrobiotik
(pembusukan)
Lingkungan Kerja
Individu atau ternak terinfeksi
Benda terkontaminasi
PAJANAN biologi - A.S. 10
12. JENIS PENYAKIT AKIBAT
PAJANAN BIOLOGIS :
1.Penyakit Akibat Kerja
2.Penyakit yang berhubungan dg
pekerjaan
3.Penyakit yang mengenai kelompok
pekerja
15. GAMBARAN UMUM
Di Indonesia + 50% pekerja:
Sektor pertanian
Sektor kehutanan
Sektor perikanan
Proses kerja:
Dari tradisional sampai teknologi tinggi
PAJANAN biologi - A.S. 15
16. EPIDEMIOLOGI
50% gangguan kesehatan pada pekerja sektor
pertanian disebabkan oleh:
Infeksi
Infestasi organisme biologik
Sekitar 20% pekerja sektor pertanian menderita
penyakit alergi akibat pajanan pekerjaanya
PAJANAN biologi - A.S. 16
17. EPIDEMIOLOGI
Finlandia:
40-50 % kematian pada petani karena
penyakit saluran nafas akibat debu alergenik
Pekerja Kapuk di Sri Langka:
Bronkhitis khronik & demam
Petani cabe, paprika, tomat:
Infeksi saluran pernafasan
PAJANAN biologi - A.S. 17
18. Masalah Kesehatan Utama
Penyakit Kulit : Dermatitis kontak allergik
Cedera gigitan binatang
Penyakit Sal Pernafasan: Asma Bronkhiale
Hypersensitivity Pneumonitis
Tuberkulosis
Zoonoses dan Penyakit Parasit
Anthraks
Flu burung
Tuberkulosis
PAJANAN biologi - A.S. 18
19. PENYAKIT KULIT
PENYAKIT PAJANAN
Grain Itch Tungau
Dermatitis Kontak Allergika Berbagai tanaman
Photo Contact Dermatitis Fuorocumarin
Green Tobacco Sickness Tembakau
Cedera gigitan binatang Berbagai binatang
PAJANAN biologi - A.S. 19
20. PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN
PENYAKIT PAJANAN
ASMA Debu padi2an, binatang,
tanaman
INFLAMASI MEMBRANA
MUKOSA
Endotoksin, Mikotoksin
HIPERSENSITIVITY
PNEUMONITIS
Spora jamur, actinomycetes
BAGASOSSIS Tebu berjamur
FARMER’s LUNG Pupuk, padi-padian berjamur
PAJANAN biologi - A.S. 20
21. FLU BURUNG/ AVIAN FLU
Transmisi melalui udara
dari unggas ke manusia
Pneumonia Berat dan
progressif
PAJANAN biologi - A.S. 21
22. Risiko HIV & HBV
Risiko penularan HIV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HIV
4 : 1000
Risiko penularan HBV setelah luka tusuk
jarum suntik yang terkontaminasi HBV
27 – 37 : 1000
PAJANAN biologi - A.S. 22
23. Risiko Infeksi akibat Percikan Darah
yang mengandung HBV
Setidaknya 10-8 ml (.00000001 ml) darah
yang yang mengandung HBV dapat
menularkan virus berbahaya ini ke tubuh
manusia yang rentan.
PAJANAN biologi - A.S. 23
Source: Bond et al 1982.
25. Infeksi HIV/AIDS
Seluruh dunia
40 juta orang menderita HIV/AIDS
pada saat ini
PAJANAN biologi - A.S. 25
Source: UNAIDS/WHO December 2001
26. Setiap tahun, terjadi 800,000 kasus luka
tusuk jarum suntik bekas pada petugas
kesehatan di Amerika Serikat
Di banyak negara berkembang, risiko
perlukaan karena jarum suntik dan
pajanan terhadap darah dan cairan
tubuh jauh lebih tinggi (Phipps,dkk,2002)
PAJANAN biologi - A.S. 26
27. Faktor risiko utama terjadinya
serokonversi pasca luka tusukan
Luka yang dalam (hingga otot)
Darah terlihat pada alat penyebab luka
Alat penyebab luka berasal dari vena atau
arteri pasien sumber (misal kateter CVP lock)
Pasien sumber meninggal dlm waktu 60 hari
sejak paparan
Petugas kesehatan tidak minum zidovudine
(profilaksis memberikan 80% perlindungan)
PAJANAN biologi - A.S. 27
28. WHO:
Dari 35 juta petugas kesehatan di dunia,
sekitar 3 juta mengalami pajanan patogen
darah melalui cedera kulit setiap tahun
◦ 2 juta terpajan virus Hepatitis B
◦ 0,9 juta terpajan virus Hepatitis C
◦ 170,000 terpajan virus HIV AIDS.
Cedera tersebut dapat mengakibatkan
• 70,000 kasus Hepatitis B
• 15,000 kasus Hepatitis C
• 1000 kasus HIV.
>90% infeksi terjadi di negara berkembang.
PAJANAN biologi - A.S. 28
29. GAMBARAN UMUM:
Pekerja didaerah remote atau terpencil,
pada umumnya adalah pekerja yang
membuka lahan baru atau berhubungan
dengan sumber-sumber alam.
Di Indonesia pekerja seperti ini sangat
rentan untuk terkena penyakit malaria.
PAJANAN biologi - A.S. 29
30. GAMBARAN UMUM:
Wilayah di Indonesia yang penularan malaria
tertinggi adalah:
Papua
Nusa Tenggara Timur
Wilayah yang prevalensi lebih rendah adalah
Wilayah Sumatra,
Kalimantan
Sulawesi
PAJANAN biologi - A.S. 30
31. 27/01/2023 dina d
1.Menentukan
diagnosa
klinis
2. Menentukan
pajanan yg dialami
dlm pekerjaan
3. Menentukan
apakah ada hub ant
pajanan dng peny
4. Menentukan
apakah pajanan yg
dialami cukup besar
5. Menentukan
apakah ada faktor2
individu yg
berperan
6. Menentukan
apakah ada faktor
lain diluar pekerjaan
7. Menentukan
diagnosa PAK
32. 1/27/2023
Pel. Kedokteran Okupasi-
PLD06/A.S. 32
1. Diagnosis Klinis
Sebelum menegakkan diagnosis penyakit
akibat kerja, harus ditegakkan diagnosis
klinis terlebih dahulu atas dasar
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang:
Asma bronkhiale
Hipersensitivity Pneumonitis
Bisa melibatkan spesialisasi lain yang terkait
33. 1/27/2023
Pel. Kedokteran Okupasi-
PLD06/A.S. 33
2. Pajanan yang dialami
Lakukan anamnesis pekerjaan dg lengkap:
Deskripsi semua pekerjaan secara
kronologis
Identifikasi pajanan biologis
Pengamatan lingkungan kerja
Bahan apa saja yang digunakan
Cara kerja
34. 1/27/2023
Pel. Kedokteran Okupasi-
PLD06/A.S. 34
3. Hubungan pajanan dg penyakit
Identifikasi pajanan mana yang ada
hubungan dengan penyakit
Apakah keluhan/penyakit sesuai dg
pajanan biologis
Menurut pekerja apakah keluhan ada
hubungan dengan waktu kerja
35. 1/27/2023
Pel. Kedokteran Okupasi-
PLD06/A.S. 35
4. Pajanan dialami cukup besar
Untuk pajanan biologis susah diukur
NAB karena tergantung pada virulensi
dan daya tahan individu
Alat Pelindung Diri yang digunakan
Lama kerja per hari atau per minggu
Data monitoring biologi
38. Tentukan Diagnosis PAK atau
non-PAK
Bukan PAK
Bila tidak cukup bukti bahwa faktor
pekerjaan berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit
ATAU
Terbukti bahwa faktor diluar pekerjaan
yang menjadi penyebab
39. Tentukan Diagnosis PAK atau
non-PAK
PAK
Bila cukup bukti bahwa faktor pekerjaan
berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit
42. PRINSIP PENCEGAHAN
Baik untuk pekerja di sektor pertanian,
kesehatan maupun sektor lainnya, prinsip
pencegahan penyakit akibat pajanan faktor
biologik sebetulnya sama:
Penerapan higiene perorangan
Cara kerja yang aman
Pemakaian alat pelindung diri yang sesuai
Proteksi yang spesifik (imunisasi atau
profilaksis). PAJANAN biologi - A.S. 42
43. LANGKAH-LANGKAH
PENCEGAHAN
Penyuluhan dan edukasi mengenai
bahaya potensial di tempat kerja dengan
gangguan kesehatan yang mungkin
timbul
Penyuluhan dan edukasi higiene
perorangan dengan penyediaan
fasilitasnya (mis. cuci tangan, mandi)
PAJANAN biologi - A.S. 43
44. LANGKAH-LANGKAH
PENCEGAHAN
Pelatihan cara kerja yang aman beserta
pemakaian alat pelindung diri yang sesuai,
dengan standard precaution (kewaspadaan
baku)
Surveilans medik terhadap penyakit yang
mungkin timbul
Penanggulangan di tempat kerja: pengendalian
vektor dll.
45. KOMPONEN UTAMA KEWASPADAAN BAKU
1. Diberlakukan bagi setiap orang
2. Cuci Tangan
3. Penggunaan Sarung Tangan
4. Penggunaan pembatas Fisik
5. Penggunaan Antiseptik
6. Budaya Aman
7. Pembuangan sampah/limbah
8. Pemrosesan alatPAJANAN biologi - A.S. 45
46. 1. Diberlakukan bagi setiap orang
Setiap orang berpotensi menularkan penyakit,
meskipun belum menunjukkan gejala
Standard precaution harus diberlakukan bagi
setiap individu
Kewaspadaan yang dilakukan berdasarkan cara
transmisi
Sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak
dengan cairan tubuh yang mengandung
mikroorganisme berbahaya dari pasien yang
terinfeksi
PAJANAN biologi - A.S. 46
47. 2. CUCI TANGAN
PAJANAN biologi - A.S. 47
Prinsip :
Dengan air mengalir dan
sabun
7 langkah cuci tangan
Alternatif:
Larutan Alkohol Gliserin
(2 cc gliserin dalam 100 cc
alkohol 60 – 90%)
49. 3. Perlindungan dengan Barier
Protektif
Alat Pelindung Diri
Sarung tangan
Masker/pelindung
mata/muka
Apron/Celemek
Alas/penutup kaki
PAJANAN biologi - A.S. 49
50. 4. Perlindungan dengan Cara Kerja
Aman
Mengelola jarum dan benda tajam lainnya
PAJANAN biologi - A.S. 50
51. PAJANAN biologi - A.S. 51
Hepatitis A
Hepatitis B
Influenza
Pneumococcus
Tetanus, diphtheria
Cacar air
Campak, Gondok,
Rubella
Immunisasi untuk orang dewasa
Pencegahan Infeksi adalah tanggung jawab
setiap orang
Sumber: CDC (Centers for Disease Control and Prevention-Atlanta) Juni 1997.
52. Tatalaksana Paripurna
Pencegahan :
Primer : kenali pajanan
Sekunder : standard precaution
Early diagnosis & Prompt Treatment
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pengobatan kuratif segera
Disability limitation
Rehabilitation
Return to work
PAJANAN biologi - A.S. 52
53. Rangkuman
Pentingnya informasi pekerjaan pasien
Perhatian khusus :
• Pekerja pertanian
• Peternakan,
• Pekerja kesehatan
Hubungan antara keluhan dengan aktifitas
pekerjaan
7 langkah diagnosis okupasi
Pajanan tempat kerja atau populasi umum?
Tatalaksana paripurna
PAJANAN biologi - A.S. 53