SlideShare a Scribd company logo
1 of 145
HALLO
KELUARGA BESARMAMUJU
MARI
Rajut Kreativitas,
Membangun Kesadaran,
Mewujudkan IMPIAN
Tim PDBK
Kemenkes – Prop/Kab SULBAR
27 OKTOBER2011(KAMIS)
Prediksi SULBARPrediksi SULBAR
Kode Kabupaten
2007 2013
IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM
7601 Majene 0.509314 221/1 0.754654 45/1
7602 Polewali Mandar 0.446343 322/2 0.724994 102/3
7603 Mamasa 0.301325 430/5 0.684537 206/5
7604 Mamuju 0.371524 412/4 0.686504 201/4
7605 Mamuju Utara 0.377814 405/3 0.734327 82/2
Moto Kita (1):
• Kegiatan ini bukan seminar atau
pelatihan, tetapi “media dialog” untuk
merajut kreativitas & membangun
kesadaran, sebagai awal perubahan
• Kita dapat sepakat untuk tidak
sepakat.
• Kita semua adalah sejawat, kerabat,
dan sahabat kita: tidak ada subyek-
obyek, atau eselon: subyek ke
subyek….
Motto Kita (2)
• Silahkan interupsi kapan saja
• Bertanya apa saja, belum tentu saya
bisa menjawab (jawab bersama).
• Yang salah adalah yang tidak
berpendapat
• Kesalahan adalah pembelajaran
(embrace error)
• Kita belajar bersama seumur hidup
Merubah Kebiasaan Lama
• Kiatnya adalah “membuka
pikiran kita”
• Menerima hal2 baru
• Tidak malu mengakui bahwa
kita tidak tau (STST)
• Karena itu, resep kita adalah…
SSSS ….1000 kali
Kab Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan & DBK
130 DBK
183 Kab TTGL
45 Kab
Prioritas
DTPK
13 kab
18 kab
10
kab
73kab
79 kab
4
40 kab
Refleksi
1. Apa yang diinginkan Keluarga
Berencana (program)?
2. Apa yang diinginkan Kemenkes,
Pemda (VISI) dan Rakyat daerah
anda?
3. Apakah keinginan tersebut anda
rasakan?
4. Apa beban, hambatan, masalah
yang paling berat?
Sesi I:
Wujud Yang Diinginkan
Pegadaian?
VISI KB
1970 - 2000
Keluarga kecil,
bahagia dan
sejahtera
1970 - 2000
Keluarga kecil,
bahagia dan
sejahtera
2000 - 2015
Keluarga
berkualitas
2015
2000 - 2015
Keluarga
berkualitas
2015
Keluarga
Berkualitas
(2015)
Dua Anak
Cukup
Laik-laki
Perempuan
Sama Saja
VISI-NTB:
AKINO, ADO-NO, ABSA-NO, GIKUR-NO
Bagaimana kita mewujudkan agar
wanita hamil dan melahirkan
termasuk bayinya, ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dapat
terbebas dari resiko kematian, dan
ketika menjadi Balita dan murid
sekolah, tumbuh kembang sehat dan
cerdas.
Visi Bersama yang “Baik”:
1) Dapat menginspirasi orang
2) Nyata
3) Mendorong orang untuk berbuat
4) Melibatkan semua
5) “Kata kunci – mudah diingat”
Peringkat 10 Teratas
Peringkat IPKM Kabupaten/Kota
1 0,708959 Kota Magelang
2 0,706451 Gianyar
3 0,704497 Kota Salatiga
4 0,694835 Kota Yogyakarta
5 0,691480 Bantul
6 0,685481 Sukoharjo
7 0,680316 Sleman
8 0,680142 Balikpapan
9 0,679631 Kota Denpasar
10 0,678957 Kota Madiun
Peringkat 10 Terbawah
Peringkat IPKM Kabupaten/Kota
431 0,299731 Mappi
432 0,295536 Asmat
433 0,294741 Seram Bagian Timur
434 0,292974 Yahukimo
435 0,291263 Nias Selatan
436 0,288243 Paniai
437 0,283220 Manggarai
438 0,282181 Puncak Jaya
439 0,271275 Gayo lues
440 0,247059 Pegunungan Bintang
Provinsi Sul-Tra
Kabupaten
Kategori wilayah
P-IPKM IPKM
Kolaka Utara KaA 397 0,388577
Muna KaC 357 0,429366
Wakatobi KaC 340 0,439676
Kolaka KaC 294 0,463434
Buton KaC 289 0,466681
Konawe KaC 271 0,476170
Bombana KaD 351 0,433098
Konawe Selatan KaD 314 0,450837
Bau-bau KoA 209 0,517897
Kota Kendari KoC 96 0,594733
Jatim (Kab/Kot) – IPKM 07
Kabupaten/Kota Ranking
Kuningan 16
Kota Cimahi 25
Kota Bandung 37
Kota Bekasi 55
Kota Cirebon 65
Kota Bogor 72
Kota Banjar 89
Sumedang 101
Kota Sukabumi 113
Kota Depok 114
Cirebon 155
Subang 159
Ciamis 170
Kota Tasikmalaya 177
Bekasi 190
Karawang 196
Bandung 208
Indramayu 214
Majalengka 251
Bogor 287
Purwakarta 329
Sukabumi 347
Tasikmalaya 364
Garut 374
Cianjur 416
Peringkat
IPKM
Kab/Kot
Jawa Barat
Blum: Health Determinant.
Status
LingkGenetic
Program
Perilaku
1. Social
Education
Employment
Income
Nutrition
2. Cultural
Family
Network
Religion
3.Physical
Water
Sanitation
Pollution
Population density
Zoonotic exposure
Disaster vulnerable residence
Climate
4.Emotional
Supportive
Over-reactive
Parents relationship
5. Biological
Mental
Mortality
Morbidity
Productivity
Quality of life
Days lost
Life expectancy
Disability
Nutritional status
Quality
Responsiveness
Outpatient
Inpatient
Maternal Health Services
Pediatric services
Community outreach
Essential drugs availability
MSS
Vital registry
School Based Program
Vector control
Food safety
Risk taking
Transportation
Dietary Intake
Smoking
Physical activity
Spiritual Orientation
Sexual Orientation
Exposure to community
Exposure to live stock
Immune System
Genetic propensity
RisKesDas, IPKM, & P-DBK
2010 2013
Inisiasi: RKDAS,
PODES, IPKM
Learning History: Preventif & Promotif
RPJMN, Renstra, Road Map, Ref-Birokr, dll
2007 2016
Intervensi:
Isu Str’gis, PDBK, BOK
RS Inter, SJSN, dll
IPKM 8 Prov-DBK: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek,
Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Sesi II:
Apa Yang Terjadi:
Bayi dan Balita
Profil Kes.
Bau-bau Semerbak: 2010
• Derajat kesehatan:
– Angka kematian, angka kesakitan,
– Status gizi
• Upaya:
– Yankes (K-1, imun), akses dan mutu,
– Perilaku, kesling
• Sumberdaya:
– Sarana, nakes, biaya
RTL
• APA YANG AKAN KAMI
DAPATKAN, KAPAN?
• LEMBAGAKAN & BUDAYAKAN
DIALOG
Status GIZI Prop: 07/2010
  BB/U TB/U BB/TB
PROVINSI GIZI BURKUR PENDEK KURUS
  2007 2010 2007 2010 2007 2010
52. NTB 24,8 30,5 43,7 48,2 15,5 14,0
53. Nusa Tenggara Timur 33,6 29,4 46,8 58,4 20,0 13,2
61. Kalimantan Barat 22,5 29,1 39,3 39,7 17,3 16,7
62. Kalimantan Tengah 24,3 27,6 42,7 39,6 16,9 15,6
63. Kalimantan Selatan 26,6 22,9 41,8 35,3 16,3 15,6
64. Kalimantan Timur 19,3 17,1 35,2 29,1 15,9 12,9
71. Sulawesi Utara 15,7 10,6 31,2 27,8 10,2 9,2
72. Sulawesi Tengah 27,6 26,5 40,4 36,2 15,5 14,8
73. Sulawesi Selatan 17,6 25,0 29,1 38,9 13,7 12,0
74. Sulawesi Tenggara 22,8 22,8 40,5 37,8 14,7 15,8
75. Gorontalo 25,4 26,5 39,9 40,3 16,6 11,9
76. Sulawesi Barat 25,4 20,5 44,5 41,6 16,8 16,7
81. Maluku 27,8 26,2 45,8 37,5 17,2 13,2
82. Maluku Utara 22,8 23,6 40,2 29,4 14,8 17,8
91. Papua Barat 23,1 26,5 39,4 49,2 16,4 11,4
94. P a p u a 21,3 16,2 37,7 28,3 12,4 13,8
INDONESIA 18,4 17,9 36,8 35,6 13,6 13,3
PDBK
Reformasi
Planing
Penguatan Petugas
Lapangan
P.Pusat
P.Prop P.Kab/Kota
IPKM
Kinerja
Daya ungkit
SPM
P.Pusat
P.Prop
P.Kab/kota
Integrated Planing
EB ---- IPKM/Riskesdas
Sikon daerah
Alur PDBK
Pelaku: Petugas Lapangan
Pendamping :
Pusat
Prop
Kab/Kota
PT
Individu
Pengamat: Litbangkes
Rerutment
Pelatihan
Perumusan
Model
Review
Model
Pengamatan
PDBK dan Riset
Sesi III:
IPKM dan
Posisi Bau-bau Semerbak
IPKM 2013?
• Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7
Indikator:
– Giburkur, Pendek, Kurus  menjadi 0
– Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan
mencapai 100
– Sanitasi, air bersih
• Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi
Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo,
Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
Prediksi SultraPrediksi Sultra
Kode Kabupaten
2007 2013
IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM
7401 Buton 0.466681 289 0.724577 106
7402 Muna 0.429366 357 0.696003 168
7403 Konawe 0.476170 271 0.732261 84
7404 Kolaka 0.463434 294 0.733212 83
7405 Konawe Selatan 0.450837 314 0.722968 111
7406 Bombana 0.433098 351 0.728729 90
7407 Wakatobi 0.439676 340 0.744836 60
7408 Kolaka Utara 0.388577 397 0.730718 87
7471 Kota Kendari 0.594733 96 0.794748 7
7472 Bau-bau 0.517897 209 0.741052 69
Miskin, IPKM:Miskin, IPKM: SULTRASULTRA
Kab/kot IPKM %miskin Pddk Rank
Buton 0,466681 22,94 272.780 289
Muna 0,429366 25,35 265.076 357
Konawe 0,476170 24,63 239.324 271
Kolaka 0,463434 25,35 281.103 294
Konawe Selatan 0,450837 18,31 261.394 314
Bombana 0,433098 20,51 121.870 351
Wakatobi 0,439676 24,51 97.134 340
Kolaka Utara 0,388577 26,29 123.509 397
Kota Kendari 0,594733 10,15 241.072 96
Bau-bau 0,517897 17,08 124.835 209
SULTRA : 9 Indikator (5)SULTRA : 9 Indikator (5)
Kab/kota gikur pdek krus air sntsi Lin kn1 Imu tbng
Buton 28,19 50,13 12,25 32,55 37,78 35,30 58,82 40,16 50,52
Muna 15,07 40,19 11,49 1,62 19,84 41,79 71,79 11,53 25,50
Konawe 21,37 31,73 18,10 50,61 23,55 51,20 61,54 32,39 22,44
Kolaka 22,84 39,79 13,75 63,64 41,47 42,46 64,29 21,39 28,40
Konawe Selatan 26,19 45,52 20,42 33,06 20,71 47,33 66,67 30,90 24,59
Bombana 26,69 31,03 22,70 43,10 26,87 39,91 57,69 10,50 21,81
Wakatobi 30,21 52,67 7,55 59,97 43,46 41,06 42,86 26,99 17,73
Kolaka Utara 19,18 34,86 13,43 72,93 38,43 20,80 22,22 8,55 10,26
Kota Kendari 18,88 32,61 16,10 81,08 63,27 76,87 72,97 46,36 34,24
Bau-bau 23,77 42,35 11,92 76,25 57,35 49,90 72,73 60,56 30,28
SULTRA : 5 Indikator (4)SULTRA : 5 Indikator (4)
Kab/kota Gemuk Diare Pneum Tensi Cu-Tang
Buton 9,32 7,33 0,81 23,24 6,31
Muna 13,67 7,64 2,85 28,64 35,96
Konawe 5,84 7,70 2,92 39,87 39,98
Kolaka 8,26 15,17 3,04 32,24 30,70
Konawe Selatan 12,44 6,75 1,66 31,02 34,46
Bombana 9,67 12,40 2,27 31,25 29,25
Wakatobi 8,02 9,77 5,09 36,62 11,78
Kolaka Utara 18,81 12,18 0,80 36,15 13,85
Kota Kendari 13,42 7,81 1,94 18,93 15,82
Bau-bau 6,39 10,85 4,85 20,97 16,98
SULTRA : 8 Indikator (3)SULTRA : 8 Indikator (3)
Kab/kota Mental Rokok Gi-lut Asma Disable Cedera Sendi ISPA
Buton 6,48 18,86 24,01 3,20 22,04 7,51 29,10 17,71
Muna 8,20 26,43 25,41 5,23 13,52 4,90 22,74 21,80
Konawe 7,93 28,77 23,53 5,78 23,44 4,42 29,32 22,81
Kolaka 16,77 30,17 35,34 4,10 21,71 10,13 27,47 35,16
Konawe Selatan 8,59 25,31 24,64 2,88 13,75 3,66 36,46 12,20
Bombana 5,32 25,91 23,28 4,76 25,41 3,15 27,27 15,53
Wakatobi 11,83 19,82 24,57 5,44 20,70 5,02 17,97 20,82
Kolaka Utara 11,06 27,40 32,22 3,53 35,00 8,28 18,85 24,74
Kota Kendari 6,26 26,16 27,03 3,29 18,04 11,81 18,39 21,87
Bau-bau 24,54 25,87 37,89 6,69 36,72 16,71 32,08 35,80
Na-Kes SULTRA (PODES 08)Na-Kes SULTRA (PODES 08)
Kab/kota # DESA # BIDAN # Dr. # PKM
Buton 207 138 28 29
Muna 239 168 28 28
Konawe 370 191 36 25
Kolaka 214 173 47 21
Konawe Selatan 367 166 30 22
Bombana 139 59 18 22
Wakatobi 100 54 17 16
Kolaka Utara 117 77 30 16
Kota Kendari 64 155 66 13
Bau-bau 41 83 24 13
Perub IPKMPerub IPKM 88 Prov-DBK: 07-10Prov-DBK: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek,
Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Prop/Kab-Kota: DBK/B
• NAD (14/21)
• NTB ( 6/9)
• NTT (11/16)
• Sulteng (7/10)
• Sultra (8/10)
• Gorontl (5/5)
• Sulbar (4/5)
• Maluku (5/8)
• Pap Bar(6/9)/Inpres
• Papua (14/20)/Inpres
• Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot
• Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot
• Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
Jenis Manusia: Dua (2)
• Mereka:
– yang selalu membuat alasan dan
– yang mencapai keberhasilan tanpa
alasan
• Tidak menyalahkan orang lain ketika
keadaan menjadi sulit.
• Tau apa yang dpt dan perlu
dilakukan, dan mengambil tanggung
jawab untk melakukannya.
Enggan Belajar: Siklus Takut…
RasaTakut
Kurang
pengetahuan
dan keahlian
Menutupi
kesalahan
Tidak ada
Pembelajaran
baru
Pemimpin: Siapa di
LOTENG?
• Pemimpin adalah pemupuk
perubahan.
• Pemimpin adalah pengaruh
• Kekeliruan kita, menganggap
pemimpin adalah atasan (kita)—
atas dasar jabatan;
• Ada di semua tingkatan
organisasi.
Kepemimpinan:
• adalah kapasitas untuk terjemahkan
visi menjadi kenyataan
• adalah perilaku, bukan peran….
• Manusia menjadi pemimpin karena
perbuatannya, bukan karena “gelar”
atau “jabatan” (atribut) yang diemban.
• bukanlah menggunakan kewenangan
melainkan memberdayakan orang-2
Wilayah Perubahan
Sikap dan
keyakinan
Kesadaran dan
kepekaan
Keahlian dan
kemampuan
WILAYAH
PERUBAHAN
YANG ABADI
(Siklus belajar
yang dalam
Arsitektur (Kerangka)
Teori, metode,
dan alat-alat
Inovasi dalam
infrastruktur
Gagasan-gagasan
penuntun
WILAYAH
TINDAKAN
(arsitektur
organisasional)
VISI, IPKM,
Keutuhan
WILAYAH
PERUBAHAN
YANG ABADI
(Siklus belajar
yang dalam
Sikap dan
keyakinan
Kesadaran dan
kepekaan
Keahlian dan
kemampuan
Teori, metode,
dan alat-alat
Inovasi dalam
infrastruktur
Gagasan-gagasan
penuntun
WILAYAH
TINDAKAN
(arsitektur
organisasional
)
Hasil
Keteraturan yang
saling terkait
(membangkitkan)
.
.
.
. .
. .
. .
.
.
. .
. .
.
.
Senge, ‘90
Batasan DBK
Batasan ditentukan oleh 2 indikator:
• IPKM, yang dibagi 3:
– > (rerata IPKM)
– (rerata IPKM – 1 SD) < IPKM < (rerata IPKM)
– < (rerata IPKM – 1 SD)
• PSE (pendataan sosial ekonomi): proporsi
penduduk miskin di kab/kota:
– > (rerata proporsi penduduk miskin)
– < (rerata proporsi penduduk miskin)
Indikator Yang Masuk
Variabel Bobot
Prev. balita gizi buruk dan kurang 5
Prev. balita sangat pendek & pendek 5
Prev. balita sangat kurus dan kurus 5
Prevalensi balita gemuk 4
Prevalensi diare 4
Prevalensi pnemonia 4
Prevalensi hipertensi 4
Prevalensi gangguan mental 3
Prevalensi asma 3
Prevalensi penyakit gigi dan mulut 3
Indikator yang Masuk
Variabel Bobot
Proporsi perilaku cuci tangan 4
Proporsi merokok tiap hari 3
Akses air bersih 5
Akses sanitasi 5
Cakupan persalinan oleh nakes 5
Cakupan pemeriksaan neonatal-1 5
Cakupan imunisasi lengkap 5
Cakupan penimbangan balita 5
Ratio Dokter 5
Ratio Bidan 5
IPKM (24 Indik) PSE
0
Mean
1 SD
Kab
0
Mean
1 SD
Kota Kab
0
Mean
0
Mean
Kota
57
40
6
11
412
DBK
DBK/B
(40+12+4+11) DBK/K
Batasan Ka-BK/B
Kab/Kota
PSE
< Rerata
PSE
> Rerata
Total
Kabupaten < 21,01 > 21,01
IPKM
> Rerata
108 57 165
Rerata < IPKM
< (Rerata – 1SD)
75 57 132
IPKM
< (Rerata – 1SD)
12 40 52
Subtotal 195 154 349
Kategorisasi Ka/Ko-DBK/B
Kategorisasi DBK/B Jumlah
Kabupaten BKB Miskin > (A) 40
Kabupaten BKB Non-Miskin/<(B) 12
Kabupaten BK (C) 57
Jumlah KaBK/B 109
Kota BKB Miskin (A) 11
Kota BKB Non-Miskin (B) 4
Kota BK (C) 6
Jumlah KoBK/B 21
Total KaKoBK/B 130
Kab/Kota DBK: IPKM/PSE
 KATEGORI Kota Kab Total
IPKM: Mean - (Mean-1SD)
PSE : <Mean
DBK 6 57 63
IPKM : <Mean-1SD
PSE : <Mean
DBKK 4 12 16
IPKM : <Mean-1SD
PSE : >Mean
DBKB 11 40 51
  Total 21 109 130
Prop/Kab-Kota: DBK/B
• NAD (14/21)
• NTB ( 6/9)
• NTT (11/16)
• Sulteng (7/10)
• Sultra (8/10)
• Gorontl (5/5)
• Sulbar (4/5)
• Maluku (5/8)
• Pap Bar(6/9)/Inpres
• Papua (14/20)/Inpres
• Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot
• Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot
• Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
Prioritas: Isu 2 dan 3 (MDG)
• GIZI : Balita Giburkur, Pendek
• KIA-Yankes : Penol Persalinan, KN-1,
Imunisasi, Penimbangan
• PENYAKIT : Malaria, TB, Diare,
Pneumoni, Hipert, Asma,
Mental, Gilut
• KES-LING : Sanitasi, Akses Air
• PHBS : Merokok, Cuci Tangan
• SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
DATA Propinsi (‘07-’10)
• KIA
– AKI dan Penyebab Kematian
– Penolong Persalinan
– Cakupan K1-K4
• GIZI
• IMUNISASI
• Rencana Percepatan MDGs
• Gerakan Membangun Masyarakat Sehat
% (12-23 Bln): Imun Campak, Risk ‘07-’10
CAKUPAN Imunisasi Lengkap: NTB
(09
Sumber : Draft Profil Kesehatan Provinsi NTB
Tahun 2009 20
Cakupan Imunisasi Lengkap
Anak 12-23 bulan (’07)
Tertingi : BALI, DI YOGYAKARTA
Teredah: SULAWESI BARAT
SULSEL: 43.4%
33
Persen Balita: Imunisasi (07)
Kabupaten/Kota
Imunisasi Dasar
Lengkap*) Tidak Lengkap TidakPernah
Lombok Barat 25,6 70,1 4,3
Lombok Tengah 38,0 60,1 1,8
Lombok Timur 32,0 65,2 2,7
Sumbawa 31,2 68,0 0,8
Dompu 26,0 71,2 2,7
Bima 36,8 58,8 4,4
Sumb Barat 18,8 78,1 3,1
Kota Mataram 51,0 49,0 0,0
Kota Bima 24,3 73,0 2,7
NTB 33,1 64,3 2,6
*Imunisasi lengkap: BCG, DPT minimal 3 kali, Polio minimal 3 kali,
Hepatitis B minimal 3 kali, Campak, menurut pengakuan, catatan KMS/KIA.
Sesi II:
Apa Yang Terjadi:
Bumil, Bulin, dll
Proporsi Pelayanan Antenatal
K1 & K4 (07-10)
Proporsi Yan-Antenatal K1 & K4
Provinsi, Risk 2010
Provinsi K1 K4
Nanggroe Aceh Darussalam 93.5 61.2
Sumatera Utara 88.2 50.7
Sumatera Barat 93.7 54.6
Riau 88.8 52.4
Jambi 75.7 41.8
Sumatera Selatan 89.8 50.4
Bengkulu 92.1 56.1
Lampung 94.7 59.7
Bangka Belitung 94.6 67.4
Kepulauan Riau 98.4 77.1
DKI Jakarta 98.0 84.5
Jawa Barat 95.5 67.4
Jawa Tengah 98.1 73.7
DI Yogyakarta 100.0 89.5
Jawa Timur 96.6 74.4
Provinsi K1 K4
Nusa Tenggara Barat 93.2 53.5
Nusa Tenggara Timur 85.5 44.1
Kalimantan Barat 76.9 46.6
Kalimantan Tengah 77.2 35.6
Kalimantan Selatan 94.9 48.4
Kalimantan Timur 91.9 58.3
Sulawesi Utara 91.7 52.8
Sulawesi Tengah 83.1 28.5
Sulawesi Selatan 93.1 44.4
Sulawesi Tenggara 82.1 21.7
Gorontalo 77.9 19.8
Sulawesi Barat 88.3 24.6
Maluku 85.1 35.1
Maluku Utara 81.3 32.6
Papua Barat 72.0 34.2
Cakupan BUMIL NTB
2001 2002
Jumlah
Kasus
%
Jumlah
kasus
%
KI
102.004 92.27 108.134 96.63
K4 91.799 83.04 95.773 85.58
Deteksi Dini
Risti oleh
Masy.
9.842 8.90 9.510 8.50
Deteksi Dini
Risti oleh
Nakes
20.649 19.37 20.632 19.32
Sumber : Profil Kesehatan NTB (2002)
Cakupan BUMIL (K4) NTB (2009)
Sumber : Profil Kesehatan NTB (2009)
Provinsi %
Nanggroe Aceh Darussalam 92.5
Sumatera Utara 88.4
Sumatera Barat 85.5
Riau 87.8
Jambi 64.6
Sumatera Selatan 87.7
Bengkulu 80.9
Lampung 80.2
Bangka Belitung 95.8
Kepulauan Riau 97.2
DKI Jakarta 95.8
Jawa Barat 78.5
Jawa Tengah 94.1
DI Yogyakarta 98.6
Jawa Timur 94.8
Provinsi %
Nusa Tenggara Barat 79.0
Nusa Tenggara Timur 66.6
Kalimantan Barat 66.4
Kalimantan Tengah 56.4
Kalimantan Selatan 79.0
Kalimantan Timur 79.7
Sulawesi Utara 87.0
Sulawesi Tengah 52.1
Sulawesi Selatan 76.5
Sulawesi Tenggara 63.1
Gorontalo 64.3
Sulawesi Barat 57.8
Maluku 48.7
Maluku Utara 26.2
49.3
Penol PERSALINAN 1 th terakhir oleh
Nakes, NAS, RISKESDAS 2010
% Cakupan Pemeriksaan Neonatus
KN1, Riskesdas (07- 10)
(KN1: 0-7 hari; KN2: 8-28 hari)
Sesi IV:
Merajut Kreativitas
Jenis Manusia: Dua (2)
• Mereka:
– yang selalu membuat alasan dan
– yang mencapai keberhasilan tanpa
alasan
• Tidak menyalahkan orang lain ketika
keadaan menjadi sulit.
• Tau apa yang dpt dan perlu
dilakukan, dan mengambil tanggung
jawab untk melakukannya.
Mengapa & Bagaimana
• Masa lampau
• Ranah reflektif
(mudah)
• Apa yang diperlukan?
• Refleksi dan Akses,
tiap orang punya
• Aktifitas rutin
• Reaktif, tidak
imaginatif
• Harus
• Masa depan
• Ranah INGIN (susah)
(mencipta)
• Apa yang diperlukan?
• Imaginasi, impian,
kreatif (belajar)
• Tiada ke ADA
• Generatif, ekslporasi,
kesadaran
• MAU
Berpikir & Bertindak
• Berpikir/melihat masalalu; melihat
masadepan sebagai masa lampau
• Impian sebagai REALITA
• NIAT/Kehendak: >>pertimbangan ini, itu
– tidak jadi2 melangkah (alasan>>)
• Ingin maju/lebih baik: tapi, pandangan &
pikiran kebelakang
• Dominan mengapa – bagaimana
Orientasi Reaktif
Apa yang mereka inginkanApa yang mereka inginkan
sekarang? Siapa yangsekarang? Siapa yang
melakukan hal inimelakukan hal ini
kepada saya?kepada saya?
Orientasi Kreatif
Apa yang ingin saya ciptakanApa yang ingin saya ciptakan
untuk diri saya sendiri danuntuk diri saya sendiri dan
orang-orang yang sayaorang-orang yang saya
pedulikan? Bagaimana saya/kitapedulikan? Bagaimana saya/kita
menciptakan situasi ini?menciptakan situasi ini?
Dimanakah Manager Terbayak
Menghabiskan Waktunya?
Quality of
Design
Quality of
Production
Kualitas Desain:
Rapat, rapat,
rapat
Kualitas Produk:
KN-1, Imunisasi,
Penol persal, gizi
Iklim Kontrol: Aturan/Birokrasi
Aturan dianggap bermakna mencegah
terjadinya situasi memburuk, malahan
menghambat timbulnya perbaikan.
Mengapa
merasa
terbelenggu?
Komunitas Pembelajar
• Belajar: melalui refleksi dan
praktek (lab pembelajaran)
• Kegiatan beresiko—rasa malu
dan takut keliru (‘tidak pede’)
• Menumbuhkan kemampuan baru
• Memerlukan komunitas pemimpin
yang saling memberikan
pengaruh dan pelayanan
Enggan Belajar: Siklus Takut…
RasaTakut
Kurang
pengetahuan
dan keahlian
Menutupi
kesalahan
Tidak ada
Pembelajaran
baru
Pemimpin: Siapa di
LOTENG?
• Pemimpin adalah pemupuk
perubahan.
• Pemimpin adalah pengaruh
• Kekeliruan kita, menganggap
pemimpin adalah atasan (kita)—
atas dasar jabatan;
• Ada di semua tingkatan
organisasi.
Kepemimpinan:
• adalah kapasitas untuk terjemahkan
visi menjadi kenyataan
• adalah perilaku, bukan peran….
• Manusia menjadi pemimpin karena
perbuatannya, bukan karena “gelar”
atau “jabatan” (atribut) yang diemban.
• bukanlah menggunakan kewenangan
melainkan memberdayakan orang-2
Wilayah Perubahan
Sikap dan
keyakinan
Kesadaran dan
kepekaan
Keahlian dan
kemampuan
WILAYAH
PERUBAHAN
YANG ABADI
(Siklus belajar
yang dalam
Arsitektur (Kerangka)
Teori, metode,
dan alat-alat
Inovasi dalam
infrastruktur
Gagasan-gagasan
penuntun
WILAYAH
TINDAKAN
(arsitektur
organisasional)
VISI, IPKM,
Keutuhan
WILAYAH
PERUBAHAN
YANG ABADI
(Siklus belajar
yang dalam
Sikap dan
keyakinan
Kesadaran dan
kepekaan
Keahlian dan
kemampuan
Teori, metode,
dan alat-alat
Inovasi dalam
infrastruktur
Gagasan-gagasan
penuntun
WILAYAH
TINDAKAN
(arsitektur
organisasional
)
Hasil
Keteraturan yang
saling terkait
(membangkitkan)
.
.
.
. .
. .
. .
.
.
. .
. .
.
.
Senge, ‘90
Sesi V:
Bagaimana Mengubahnya?
Fokus, Fokus, Fokus
TUJUH Indikator IPKM
Tim PDBK
Berpikir Negatif: Akibat
• Adegan saling menjatuhkan
• Cari yang salah: disuguhkan kekurangan,
kegagalan, pesimisme, rasa inferior
• Dalam momen krisis, perlu sikap
konstruktif
• Akibat: bgmn kita melihat dunia,
menyikapinya, menerima realitas, tidak
mampu, minder: serba suuulliittttttt......
• Depresi, cemas, simptom depresiasi
Berpikir Positif: Cara
• Belajar mengajukan pertanyaan yg tepat
• Bukan hanya mengapa, melainkan
bagaimana sebaiknya
• Bukan apa yg dibutuhkan, melainkan
apa yang terbaik
• Tdk berorientasi pd masalah, ttp fokus
pd menciptakan masa depan, me+
kekuatan
Pengamat 1: Keras
“Saya melihat Sistem;
Perlu biaya utk merubahnya”
system system
system
Pengamat
Melihat dunia nyata
Dunia Nyata
Dunia:
Sistemic
Pengamat 2: Lunak
(Pembelajaran)
“Saya melihat kompleksitas dan
keruwetan; bisa kita ubah melalui
pembelajaran dan kebersamaan
Proses
Menelusuri:
Sistemik
Berpikir Sistem: Pembelajaran/Mentoring
Berpikir Sistem
Disiplin untuk melihat
– Keseluruhan
– Bagian-bagiannya
– Hubungan antar bagiannya dalam
rangka untuk mengerti
keseluruhan
Peter Senge:Peter Senge: The Fifth DisciplineThe Fifth Discipline, p68, p68
Berpikir Sistem
• Sebuah disiplin untuk melihat sesuatu
secara menyeluruh
– Sebuah kerangka untuk melihat kesaling
hubungan, untuk melihat pola perubahan
– Sebuah set prinsip umum (hukum) lintas
disiplin
– Sebuah set teknis dan alat (i.e.: umpan balik
dan saling mengontrol)
Mengapa Kita Buta Sistem?
• Karena sistem itu kompleks, kita
terbiasa berpikir non sistem
• Sistem secara statis sangat detail
• Namun yang lebih penting, sistem
secara dinamis juga kompleks
Berpikir Non-Sistem
(Ilmiah-Linier)
Scientific approach pada umumnya
melihat bagian-bagiannya untuk
mengerti keseluruhan
(Reductionisme)
Model Integrasi: FOKUS
• Menyatukan kegiatan KIA, Imunisasi,
Gizi. Bagaimana menyusunnya? BOK
• Apakah rendahnya cakupan karena
faktor biaya? Mengapa daerah lain
tidak?
• Apakah kinerja upaya yang rendah?
• SPM tidak match dengan status kes?
• Puskesmas berubah fungsi: >>>di dalam
gedung?
• Bidan: minta dilayani???
Anda Menaklukkan dan
Menghadapinya?
Vision
Strategic
SMART
Objective
s
Menambah Sumber? Naga
Makin Banyak; Makin Besar.
Vision
Biaya????
Fragmentasi
bidan gizi
Dinkes/
Pusat
Dr. Pusk
Lead First & Manage Well
(Non Material)
Bagaimana
Mengubahnya?
Tujuh Fokus:
Fokus Memerlukan
Pengorbanan….
16 4 22
64 57 86
32 14 45
71 92 83
56 7 37
11
47
59
1
95
77
29
38
3
41
Dimanakah “7” (IPKM)?
7
(nilai 5)
Pola Berpikir Beku
• Pemecahan lokal memberikan
solusi terbaik. Jawaban terkandung
didalamnya.
• Kunci hambatan utama,
kemungkinan besar … adalah
“asumsi berpikir kita” (Frozen
Pattern of Thought-psikosklerosis)
Indikator: Isu 2 dan 3 (MDG)
• GIZI* : Balita Giburkur, Pendek
• KIA-Yankes* : Penol Persalinan, KN-1,
Imunisasi, Penimbangan
• PENYAKIT : Malaria, TB, Diare,
Pneumoni, Hipert, Asma,
Mental, Gilut
• KES-LING : Sanitasi, Akses Air
• PHBS : Merokok, Cuci Tangan
• SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
Perubahan IPKM Prov: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi,
Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Perub IPKM 8 Prov-DBK: 07-10
Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek,
Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
Bagaimana Mengubahnya
(Strategi)
1. Fokus, fokus, fokus pada
MDGs, tujud Indikator IPKM
dengan 5
2. Kreativitas, kecerdasan: Kiat
untuk integrasi, intensifikasi;
dengan memanfaatkan yang
ADA
Hambatan Kunci: Telusuri
• Sadari, fahami bahwa urutan
langkah untuk menghilangkan
hambatan kunci (constraints) adalah:
1. Rekonfigurasi, dan
2. Realokasi sebelum melakukan
3. Tambahan dana**
**Kebiasaan kita: dana, dana, dan
dana….
Tangga Inferensi
Membangun:
kepercayaan
Menarik
Kesimpulan
Membuat
asumsi
Menambah: Makna
bersama sec.
budaya
Memilih Data
Putaran
Refleksi
Memilih
Data
Fakta
Menambah
Makna
Membuat
Asumsi
Menarik
Kesimpulan
Membangun
Kepercayaan
Melakukan
Tindakan
Fakta
Melakukan
Tindakan
Putaran Inferensi
Asumsi: Putaran Sistem Berpikir
IPKM Kini
(2007)
IPKM
Terbaik
(2013)
Berpikir: Mengelola Perubahan
 Integrasi apa:
 Berpikir Sistem
 Proses
 Semangat/spirit
untuk perubahan?
 Mengapa?
 Bagaimana
mencapai?
 Tindakan kita?
 Siapa melakukannya?
 Kapan?
 Kriteria mencapainya?
 Siapa mendampingi?
..o
o
o
. . o
o o
Tim
Menggapai
Keinginan
Current Reality Tree
Undesirable Effects
Intermediate Effects
Root Causes, Core Problem
Conflict Resolution Diagram
Objective
Requirements
Prerequisites
Apa yang diubah
Future Reality Tree
Desired Effects
Intermediate Effects
Injections
Prerequisite Tree
Objective
Obstacles,
Intermediate
Objectives
Transition Tree
Objective
Intermediate Effects
Specific Action
Bagaimana mengubahnya
Diubah menjadi apa
Hambatan Kunci: Instrumen
1. Apa yang diubah (konsensus):
Pohon Realitas Mutakhir
2. Diubah menjadi apa (konstruksi dan
komunikasi):
a) Menguapkan awan (Conflict
Resolution Diagram)
b) Pohon realitas mendatang
3. Bagaimana mengubahnya (kerjasama):(kerjasama):
a)a) Pohon pra-syaratPohon pra-syarat
b)b) Pohon transisiPohon transisi
IPKM 2013?
• Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7
Indikator:
– Giburkur, Pendek, Kurus  menjadi 0
– Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan
mencapai 100
• Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi
Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo,
Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
RDS
Apakah Dialog itu?
Apakah Diskusi?
Apakah Debat?
Apakah Debat Kusir?
Mengapa?
“Dia-logos”: Arti (Yunani)
• Dia : melalui/satu sama lain
• Logos : makna yang mengalir
• Dialog BUK: Penyelidikan bersama
yang berkelanjutan terhadap
pengalaman setiap hari dari apa yang
kita anggap semestinya
• Menuju “shared meaning”
Dia-logos”: Sasaran
• Adalah untuk membuka “wadah”
sebagai area baru bagi penyelidikan
(eksplorasi gagasan/pendapat)
sehingga “sadar” atas konteks seputar
perjalanan tim
• Merasakannya ketika mengalami
keunggulan dan keutuhan
• Wadah analog dengan IKLIM:
sejuk/panas, tabrakan elektron
Dia-logos & TIM: Prinsip
• Basket: bukan cetak goal—ego prestasi
• Berbagai cara—fokus “potensi kolektif”
• Bukan disiplin meningkatkan keahlian,
komunikasi
• Keselarasan—berfungsi keseluruhan
• Adalah peningkatan kapasitas utk berpikir
dan bertindak dg cara yang sinergis dg
koordinasi penuh & rasa persatuan; krn
anggota tim saling mengenal hati dan
pikiran (saling berterima)
Dialog: Kekuatan
• Kekuatan dialog terletak pada “sinergi
yang dihajatkan”
• Tidak ada sinergi tanpa adanya
pemahaman yang memadai, tentang
perspektif pembicara
• Kemenangan adalah tujuan dari
diskusi tradisional—bagaimana agar
ide kita diterima kelompok--- bukan
tujuan dari dialog
Diskusi Tradisionil vs Mahir
• Mengadu gagasan,
mana yang terkuat
• Meremehkan
pembelajaran
• Tergantung siapa yang
mengatakannya
• Dominan aspek
“pembelaan”
• Buruk untuk kerjasama
tim
• Gali isu2 dan makna
baru mendalam, tetapi
arah pemikiran
konvergen
• Putusan, kesepakatan,
prioritas2
• Utk mencapai tujuan
penutup
Dialog vs Debat
• Keseluruhan
• Melihat interkoneksi,
Eksplorasi, penemuan,
wawasan
• Belajar melalui rasa
ingin tahu
• Bukan mencapai
sepakat
• Tujuan: pemahaman
makna bersama
• Konvergen -
• Membahas isyu bagian
• Melihat perbedaan antar
bagian, bertahan pada
kebenarannya.
• Ngotot pada asumsinya,
tidak mau menerima pdpt.
• Mencapai kesepakatan
tentang istilah
• Tujuan: untuk menang,
mencari dukungan
• Argumen, telling
Undangan
Percakapan
(berbelok bersama)
Pertimbangan yang mendalam
(mempertimbangkan secara mendalam)
Krisis Inisiatif
Diskusi
(memecah-mecah)
Penggantungan
(menggantung di depan)
Diskusi mahir
(aliran pembicaraan:
analisis logis)
Dialog (aliran makna)
Krisis Penggantungan
Metalog
(makna bergerak bersama, diantara)
Debat
(menjatuhkan)
Krisis Rasa Sakit Bersama
Fase 1
Ketidakstabilan
dari wadah
Fase 2
Ketidakstabilan
dalam wadah
Fase 3
Penyelidikan
dalam wadah
Fase 4
Kreativitas
dalam wadah
EVOLUSI
DIALOG
Dialog dan Kolega
• Hilangkan kebiasaan untuk harus
didengar
• Hilangkan kebiasaan menjadi
pengikut ide orang lain
• Belajar agar membuat Dialog menjadi
menyenangkan—bermain dengan
ide, mengevaluasi dan mengujinya
Dialog, Kolega, dan Hirarki
• Pandanglah lawan sebagai kolega
yang memiliki pandangan yang
berbeda
• Dalam dialog, perbedaan pendapat
dilihat sebagai sarana untuk
menemukan pandangan yang baru
bersama
• Hierarchy is antithetical to dialogue
Tipe Pembelajar: Dialog-Diskusi
Lebih banyak
perenungan
Makna
bersama
Lebih
abstrak
Lebih
konkret
Perenungan
umum
Tindakan
terkoordinasi
Perencanaan
bersama
Lebih banyak
tindakan
A
B
C
D
Pemikir
Divergen
Dialog: Protokol
• Perhatian pada tujuan (bersedia
dipengaruhi?)
• Pembelaan & eksplorasi: seimbang
• Hindari bangga menentang, ingin tampil,
meninggikan hal2 remeh
• Membangun makna bersama
• Gunakan kesadaran sbg sumberdaya;
apa yg sdh terpikirkan? Rasakan? Yang
saya inginkan sekarang dan disini?
Menggali Kebuntuan: Bertanya
• Fakta: apa sebenarnya yg telah tjd?
Apa datanya?
• Metoda: bagaimana melakukan apa
yang perlu dilakukan?
• Sasaran: latihan VISI?
• Nilai2: mengapa kita berpikir bahwa
hal itu harus dilakukan dengan cara
tertentu?
Lima Pertanyaan
Apa yang kita inginkan?
Apa yang telah terjadi?
Mengapa terjadi perbedaan?
Apa yang perlu diubah?
Bagaimana mencapainya?
Lima Jawaban
Visi Bersama
Situasi sekarang
Analisa Akar
Penyebab
Tujuan Strategis
Strategi/Kiat
Sesi V:
Bagaimana Mewujudkan
Yang Kita Inginkan?
Intervensi: Pembelajaran
• Gangguan “sengaja” dilakukan; agar mampu
menyiapkan diri terhadap berbagai hal tidak
terduga.
• Sasana tinju sebagai tempat berlatih:
laboratorium pembelajaran.
• Kemarahan, kedongkolan, berbagai cerminan
emosi, dimunculkan sebagai “emergent”.
• Terjadi benturan emosional—wujud
ketidakstabilan dalam wadah, saling curiga.
• Merupakan perjalanan menuju terbentuknya
keutuhan atau ”unity”.
Unity: Proses Menjadi
• Pola interaksi antar komponen bersifat
multiminded dan purposeful.
• Tidak bersifat one-time proposition (sekali jadi).
• Dilakukan berdasarkan pilihan individu (tidak
given).
• Akibatnya, unity dalam sistem sosial belum
menjadi identitas eksistensialnya.
• Masih menjadi visi, selalu dalam proses
perjuangan untuk membangun identitas unity.
• Dimensi adalah learning system.
Organisasi Pembelajar
• Yang kita hadapi dan terapkan sebagai
organisasi pembelajar bukanlah berpikir
sistem dalam kerangka analitis, dengan
mereduksi berpikir secara keseluruhan
menjadi bagian-bagian.
• Misalnya, masalah kesehatan yang hanya
didekati dengan cara pandang kesehatan
semata.
• Ia merupakan kristalisasi hasil
pemahaman kita sendiri.
Kepingan Menuju Keseluruhan
• Perilaku organisasi tidak tergantung
pada apa yang dilakukan oleh setiap
bagiannya.
• Bukan fungsi dari komponen, bagaimana
bertaut atau menggabungkan kepingan
untuk memahami keseluruhan.
• Menggeser berpikir alam ‘bagian’
menjadi ‘keseluruhan’
• Hidup dialam keseluruhan yang berada
dalam keseluruhan.
Prinsip: Org Pembelajar
• Menanamkan budaya berdasarkan nilai-
nilai cinta kemanusiaan transendental,
kesederhanaan, dan kepedulian;
• Seperangkat latihan percakapan
generatif dan tindakan bersama;
• Kemampuan melihat dan bekerja
dengan aliran hidup sebagai suatu
sistem.
Sasana Tinju
• Memahami interdependensi (kesaling-
tergantungan), yang mendasari masalah rumit,
bertindak dengan ketajaman pikiran, dan
dorongan nurani.
• Bersabar dalam mencari pemahaman mendalam.
• Tidak langsung memenggal masalah demi
memperbaiki gejalanya.
• Perbaikan itu hanya bersifat sementara; bahkan
seringkali menghasilkan masalah yang jauh lebih
besar di kemudian hari.
Mengangkat ke Permukaan
• Rasa takut salah, reaksi otomatif,
tanggapan defensif’
• Persaingan yang meningkat, menutup-
nutupi masalah.
• Output: mencapai pemahaman
mendalam tentang ‘budaya hukuman’
• Peran mereka mereka dalam usaha
melanggengkannya.
Pendekatan Sistem Hidup (2)
• Mesin, bisa dikendalikan
• Sistem hidup, pemahaman sistemik
kehidupan, hanya bisa diganggu &
“dipengaruhi” dengan impuls, (bukan
“instruksi”).
• Berarti, tidak perlu mengerahkan banyak
energi untuk menggerakkan suatu
organisasi.
• Langkah kunci: dialog menuju
pemahaman ”makna bersama”.
Dimensi Kehidupan: CIRI
• Perasaan komunitas dan identitas kolektif
yang kuat, dengan nilai kebersamaan,
semua anggota mengetahui bahwa mereka
akan didukung, untuk mencapai VISI.
• Keterbukaan terhadap dunia luar, toleransi
bagi masuknya individidu, dan gagasan
baru.
• Hasil: tumbuh kemampuan nyata untuk
belajar dan beradaptasi terhadap keadaan
baru.
Krisis Kemanusiaan: VISI Dangkal
• Persepsi kita: dimensi kehidupan fisik
• Akar non material & dimensi makna: roh
kesejatian, yg menggerakkan perilaku &
interaksi manusia, “REDUP”.
• Redupnya lilin yang mencerahkan: akibat
dari modernitas & materialistik?
• Bagaimana hakikat manusia menjalani
hidupnya?
• Manusia memandang manusia sbg obyek.
Plastisitas & Kesejajaran
• Kesejajaran dalam hubungan, melahirkan
ruang interaksi yang rileks, tidak tegang.
• Muncul plastisitas dalam interaksi; lahirlah
toleransi, kreativitas, dan potensi
kecerdasan.
• Semua orang dalam tim akan memiliki
kecerdasan yang semakin berkembang.
• Kesejajaran juga bermakna pengakuan,
terhadap adanya intelegensi yang sama,
dalam suatu tim.
1. Revolusioner
• Cara:
• Mempertanyakan sesuatu yang
selama ini yang kita lakukan,
kerjakan, dan kita yakini sebagai
kebenaran (asumsi).
• Contoh: Galileo
2. Menjadi INOVATOR
• Cara:
• Mencari cara baru dan
pendekatan baru dalam
melakukan sesuatu
• James Watt: mesin uap, revolusi
industri
3. Menjadi Pencari (seeker)
• Cara:
• Memberikan pemahaman dan
pendalaman suatu bidang di dunia
kehidupan
• Einstein
4. Menjadi Visioner
• Cara:
• Memperluas sudut pandang
mengenai kemungkinan2 untuk
diwujudkan
• Contoh: Bima 2013
5. Menjadi Pemimpin
• Cara:
• Berani melangkah dan
mengexpresikan kepada khalayak
suatu keunikan untuk mewujudkan
• Kerjasama tim
• Contoh: Bima 2013
6. Berkomitmen
• Cara:
• Pikiran, ucapan, dan tindakan.
Apa yang diucapkan sesuai
dengan yang dilakukan.
• Berhentilah mengeluh,
menggerutu, merasa kurang
• Contoh: Bima 2013
7. Agen Perubahan
• Cara:
• Menerapkan prinsip2
pembelajaran – berpikir sistemik
HIDUP adalah BELAJAR (8)
• Belajar BERSYUKUR meski TAK
CUKUP
• Belajar MEMAHAMI meski TAK
SEHATI
• Belajar MEMBERI meski TAK
SEBERAPA
• Belajar IKHLAS meski TAK RELA
• Belajar TULUS meski KECEWA
• Belajar TAAT meski BERAT
HIDUP adalah BELAJAR (8)
• Belajar TENANG meski GELISAH
• Belajar SABAR meski
TERBEBANI…..
• Belajar menerima: kita
semua….BODOH..
HIDUP: Doa dan Berkarya…
Setiap pikiran, ucapan, dan
tindakan adalah DOA kita yang
sesungguhnya
MARI KITA BERKARYA
dimanapun anda dan kita berada
Tenaga Kes adalah sumber
SDM Terbaik Kita!!!!
Selamat Bekerja, Berkarja,
Berjuang, dengan Kejujuran
dilandasi
semangat pembelajaran

More Related Content

Similar to IPKM BAU-BAU

Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuanPembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuanPosdaya Solok
 
Pemetaan guru sma
Pemetaan guru smaPemetaan guru sma
Pemetaan guru smaihsanul73
 
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1shirizkiku
 
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptx
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptxREVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptx
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptxLelakiMaret
 
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptxPerkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptxindrasyarif3
 
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptx
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptxImplementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptx
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptxDayfansVieriIrawan
 
Pembangunan mobilitas keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikan
Pembangunan mobilitas  keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikanPembangunan mobilitas  keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikan
Pembangunan mobilitas keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikanVita Sitohang
 
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatPemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatDenic Wibowo
 
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesia
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesiaPengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesia
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesiaRolly Maulana Awangga
 
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdf
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdfKebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdf
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdfDimasRiady1
 
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.pptfirdaustommy1
 
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013Muh Saleh
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALAdi Pujakesuma
 
PROFILE HM YAMIN3.ppt
PROFILE HM YAMIN3.pptPROFILE HM YAMIN3.ppt
PROFILE HM YAMIN3.pptssuserd5d0f1
 
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdf
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdfBUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdf
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdfKeluargaFajrizki
 
sampel tata boga.pdf
sampel tata boga.pdfsampel tata boga.pdf
sampel tata boga.pdfArisRomdoni1
 
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...IwanSumantri7
 
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptxpirmansyah39
 

Similar to IPKM BAU-BAU (20)

Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuanPembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
Pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan
 
Pemetaan guru sma
Pemetaan guru smaPemetaan guru sma
Pemetaan guru sma
 
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1
Materi Pelatihan Saksi Jokowi-Ma'ruf 1
 
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptx
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptxREVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptx
REVISED 4 AGUST MATERI EVALUASI PROGRAM BANGGAKENCANA SEMESTER I.pptx
 
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptxPerkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
Perkembangan Pendidikan Riau_Revisi..pptx
 
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptx
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptxImplementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptx
Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko - Rakor Jatim Oct 2021.pptx
 
Pembangunan mobilitas keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikan
Pembangunan mobilitas  keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikanPembangunan mobilitas  keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikan
Pembangunan mobilitas keluarga kemiskinan gini rasio di sumut disajikan
 
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatPemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
 
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesia
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesiaPengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesia
Pengajuan model pengambilan data pada sistem pemilu di indonesia
 
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdf
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdfKebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdf
Kebjiakan AN - 19 Agustus 2023.pdf
 
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt
630273325-Evaluasi-Pelaksanaan-ANBK-2022-ppt.ppt
 
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013
Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menurut IPKM 2013
 
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIALBP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
BP2SDM DALAM TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
 
PROFILE HM YAMIN3.ppt
PROFILE HM YAMIN3.pptPROFILE HM YAMIN3.ppt
PROFILE HM YAMIN3.ppt
 
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdf
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdfBUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdf
BUKU-STATISTIK-SEMESTER-I-2023.pdf
 
sampel tata boga.pdf
sampel tata boga.pdfsampel tata boga.pdf
sampel tata boga.pdf
 
Status pengadaan buku dikmen 1 apr14
Status pengadaan buku dikmen 1 apr14Status pengadaan buku dikmen 1 apr14
Status pengadaan buku dikmen 1 apr14
 
Ipkm sulawesi selatan
Ipkm sulawesi selatanIpkm sulawesi selatan
Ipkm sulawesi selatan
 
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...
Pengumuman-Hasil-Verval-Berkas-Calon-Peserta-Ujikom-JF-Guru-ke-Pengawas-Tahap...
 
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx
0. MATERI BAN S-M RTL NOV 2023 ok - PISAN (1).pptx
 

More from Muh Saleh

Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaMuh Saleh
 
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfRKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfMuh Saleh
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Muh Saleh
 
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxEvaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxMuh Saleh
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Muh Saleh
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Muh Saleh
 
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025Muh Saleh
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Muh Saleh
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfMuh Saleh
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfMuh Saleh
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfMuh Saleh
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfMuh Saleh
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...Muh Saleh
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...Muh Saleh
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Muh Saleh
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Muh Saleh
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarMuh Saleh
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahMuh Saleh
 

More from Muh Saleh (20)

Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerja
 
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfRKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
 
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxEvaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
 
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
 

IPKM BAU-BAU

  • 1. HALLO KELUARGA BESARMAMUJU MARI Rajut Kreativitas, Membangun Kesadaran, Mewujudkan IMPIAN Tim PDBK Kemenkes – Prop/Kab SULBAR 27 OKTOBER2011(KAMIS)
  • 2. Prediksi SULBARPrediksi SULBAR Kode Kabupaten 2007 2013 IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM 7601 Majene 0.509314 221/1 0.754654 45/1 7602 Polewali Mandar 0.446343 322/2 0.724994 102/3 7603 Mamasa 0.301325 430/5 0.684537 206/5 7604 Mamuju 0.371524 412/4 0.686504 201/4 7605 Mamuju Utara 0.377814 405/3 0.734327 82/2
  • 3. Moto Kita (1): • Kegiatan ini bukan seminar atau pelatihan, tetapi “media dialog” untuk merajut kreativitas & membangun kesadaran, sebagai awal perubahan • Kita dapat sepakat untuk tidak sepakat. • Kita semua adalah sejawat, kerabat, dan sahabat kita: tidak ada subyek- obyek, atau eselon: subyek ke subyek….
  • 4. Motto Kita (2) • Silahkan interupsi kapan saja • Bertanya apa saja, belum tentu saya bisa menjawab (jawab bersama). • Yang salah adalah yang tidak berpendapat • Kesalahan adalah pembelajaran (embrace error) • Kita belajar bersama seumur hidup
  • 5. Merubah Kebiasaan Lama • Kiatnya adalah “membuka pikiran kita” • Menerima hal2 baru • Tidak malu mengakui bahwa kita tidak tau (STST) • Karena itu, resep kita adalah… SSSS ….1000 kali
  • 6. Kab Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan & DBK 130 DBK 183 Kab TTGL 45 Kab Prioritas DTPK 13 kab 18 kab 10 kab 73kab 79 kab 4 40 kab
  • 7.
  • 8. Refleksi 1. Apa yang diinginkan Keluarga Berencana (program)? 2. Apa yang diinginkan Kemenkes, Pemda (VISI) dan Rakyat daerah anda? 3. Apakah keinginan tersebut anda rasakan? 4. Apa beban, hambatan, masalah yang paling berat?
  • 9. Sesi I: Wujud Yang Diinginkan
  • 11. VISI KB 1970 - 2000 Keluarga kecil, bahagia dan sejahtera 1970 - 2000 Keluarga kecil, bahagia dan sejahtera 2000 - 2015 Keluarga berkualitas 2015 2000 - 2015 Keluarga berkualitas 2015
  • 14. VISI-NTB: AKINO, ADO-NO, ABSA-NO, GIKUR-NO Bagaimana kita mewujudkan agar wanita hamil dan melahirkan termasuk bayinya, ditolong oleh tenaga kesehatan dan dapat terbebas dari resiko kematian, dan ketika menjadi Balita dan murid sekolah, tumbuh kembang sehat dan cerdas.
  • 15. Visi Bersama yang “Baik”: 1) Dapat menginspirasi orang 2) Nyata 3) Mendorong orang untuk berbuat 4) Melibatkan semua 5) “Kata kunci – mudah diingat”
  • 16. Peringkat 10 Teratas Peringkat IPKM Kabupaten/Kota 1 0,708959 Kota Magelang 2 0,706451 Gianyar 3 0,704497 Kota Salatiga 4 0,694835 Kota Yogyakarta 5 0,691480 Bantul 6 0,685481 Sukoharjo 7 0,680316 Sleman 8 0,680142 Balikpapan 9 0,679631 Kota Denpasar 10 0,678957 Kota Madiun
  • 17. Peringkat 10 Terbawah Peringkat IPKM Kabupaten/Kota 431 0,299731 Mappi 432 0,295536 Asmat 433 0,294741 Seram Bagian Timur 434 0,292974 Yahukimo 435 0,291263 Nias Selatan 436 0,288243 Paniai 437 0,283220 Manggarai 438 0,282181 Puncak Jaya 439 0,271275 Gayo lues 440 0,247059 Pegunungan Bintang
  • 18. Provinsi Sul-Tra Kabupaten Kategori wilayah P-IPKM IPKM Kolaka Utara KaA 397 0,388577 Muna KaC 357 0,429366 Wakatobi KaC 340 0,439676 Kolaka KaC 294 0,463434 Buton KaC 289 0,466681 Konawe KaC 271 0,476170 Bombana KaD 351 0,433098 Konawe Selatan KaD 314 0,450837 Bau-bau KoA 209 0,517897 Kota Kendari KoC 96 0,594733
  • 20. Kabupaten/Kota Ranking Kuningan 16 Kota Cimahi 25 Kota Bandung 37 Kota Bekasi 55 Kota Cirebon 65 Kota Bogor 72 Kota Banjar 89 Sumedang 101 Kota Sukabumi 113 Kota Depok 114 Cirebon 155 Subang 159 Ciamis 170 Kota Tasikmalaya 177 Bekasi 190 Karawang 196 Bandung 208 Indramayu 214 Majalengka 251 Bogor 287 Purwakarta 329 Sukabumi 347 Tasikmalaya 364 Garut 374 Cianjur 416 Peringkat IPKM Kab/Kot Jawa Barat
  • 21. Blum: Health Determinant. Status LingkGenetic Program Perilaku 1. Social Education Employment Income Nutrition 2. Cultural Family Network Religion 3.Physical Water Sanitation Pollution Population density Zoonotic exposure Disaster vulnerable residence Climate 4.Emotional Supportive Over-reactive Parents relationship 5. Biological Mental Mortality Morbidity Productivity Quality of life Days lost Life expectancy Disability Nutritional status Quality Responsiveness Outpatient Inpatient Maternal Health Services Pediatric services Community outreach Essential drugs availability MSS Vital registry School Based Program Vector control Food safety Risk taking Transportation Dietary Intake Smoking Physical activity Spiritual Orientation Sexual Orientation Exposure to community Exposure to live stock Immune System Genetic propensity
  • 22. RisKesDas, IPKM, & P-DBK 2010 2013 Inisiasi: RKDAS, PODES, IPKM Learning History: Preventif & Promotif RPJMN, Renstra, Road Map, Ref-Birokr, dll 2007 2016 Intervensi: Isu Str’gis, PDBK, BOK RS Inter, SJSN, dll
  • 23. IPKM 8 Prov-DBK: 07-10 Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
  • 24. Sesi II: Apa Yang Terjadi: Bayi dan Balita
  • 25. Profil Kes. Bau-bau Semerbak: 2010 • Derajat kesehatan: – Angka kematian, angka kesakitan, – Status gizi • Upaya: – Yankes (K-1, imun), akses dan mutu, – Perilaku, kesling • Sumberdaya: – Sarana, nakes, biaya
  • 26. RTL • APA YANG AKAN KAMI DAPATKAN, KAPAN? • LEMBAGAKAN & BUDAYAKAN DIALOG
  • 27.
  • 28. Status GIZI Prop: 07/2010   BB/U TB/U BB/TB PROVINSI GIZI BURKUR PENDEK KURUS   2007 2010 2007 2010 2007 2010 52. NTB 24,8 30,5 43,7 48,2 15,5 14,0 53. Nusa Tenggara Timur 33,6 29,4 46,8 58,4 20,0 13,2 61. Kalimantan Barat 22,5 29,1 39,3 39,7 17,3 16,7 62. Kalimantan Tengah 24,3 27,6 42,7 39,6 16,9 15,6 63. Kalimantan Selatan 26,6 22,9 41,8 35,3 16,3 15,6 64. Kalimantan Timur 19,3 17,1 35,2 29,1 15,9 12,9 71. Sulawesi Utara 15,7 10,6 31,2 27,8 10,2 9,2 72. Sulawesi Tengah 27,6 26,5 40,4 36,2 15,5 14,8 73. Sulawesi Selatan 17,6 25,0 29,1 38,9 13,7 12,0 74. Sulawesi Tenggara 22,8 22,8 40,5 37,8 14,7 15,8 75. Gorontalo 25,4 26,5 39,9 40,3 16,6 11,9 76. Sulawesi Barat 25,4 20,5 44,5 41,6 16,8 16,7 81. Maluku 27,8 26,2 45,8 37,5 17,2 13,2 82. Maluku Utara 22,8 23,6 40,2 29,4 14,8 17,8 91. Papua Barat 23,1 26,5 39,4 49,2 16,4 11,4 94. P a p u a 21,3 16,2 37,7 28,3 12,4 13,8 INDONESIA 18,4 17,9 36,8 35,6 13,6 13,3
  • 29. PDBK Reformasi Planing Penguatan Petugas Lapangan P.Pusat P.Prop P.Kab/Kota IPKM Kinerja Daya ungkit SPM P.Pusat P.Prop P.Kab/kota Integrated Planing EB ---- IPKM/Riskesdas Sikon daerah Alur PDBK
  • 30. Pelaku: Petugas Lapangan Pendamping : Pusat Prop Kab/Kota PT Individu Pengamat: Litbangkes Rerutment Pelatihan Perumusan Model Review Model Pengamatan PDBK dan Riset
  • 31. Sesi III: IPKM dan Posisi Bau-bau Semerbak
  • 32. IPKM 2013? • Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7 Indikator: – Giburkur, Pendek, Kurus  menjadi 0 – Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan mencapai 100 – Sanitasi, air bersih • Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo, Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
  • 33. Prediksi SultraPrediksi Sultra Kode Kabupaten 2007 2013 IPKM R-IPKM IPKM R-IPKM 7401 Buton 0.466681 289 0.724577 106 7402 Muna 0.429366 357 0.696003 168 7403 Konawe 0.476170 271 0.732261 84 7404 Kolaka 0.463434 294 0.733212 83 7405 Konawe Selatan 0.450837 314 0.722968 111 7406 Bombana 0.433098 351 0.728729 90 7407 Wakatobi 0.439676 340 0.744836 60 7408 Kolaka Utara 0.388577 397 0.730718 87 7471 Kota Kendari 0.594733 96 0.794748 7 7472 Bau-bau 0.517897 209 0.741052 69
  • 34. Miskin, IPKM:Miskin, IPKM: SULTRASULTRA Kab/kot IPKM %miskin Pddk Rank Buton 0,466681 22,94 272.780 289 Muna 0,429366 25,35 265.076 357 Konawe 0,476170 24,63 239.324 271 Kolaka 0,463434 25,35 281.103 294 Konawe Selatan 0,450837 18,31 261.394 314 Bombana 0,433098 20,51 121.870 351 Wakatobi 0,439676 24,51 97.134 340 Kolaka Utara 0,388577 26,29 123.509 397 Kota Kendari 0,594733 10,15 241.072 96 Bau-bau 0,517897 17,08 124.835 209
  • 35. SULTRA : 9 Indikator (5)SULTRA : 9 Indikator (5) Kab/kota gikur pdek krus air sntsi Lin kn1 Imu tbng Buton 28,19 50,13 12,25 32,55 37,78 35,30 58,82 40,16 50,52 Muna 15,07 40,19 11,49 1,62 19,84 41,79 71,79 11,53 25,50 Konawe 21,37 31,73 18,10 50,61 23,55 51,20 61,54 32,39 22,44 Kolaka 22,84 39,79 13,75 63,64 41,47 42,46 64,29 21,39 28,40 Konawe Selatan 26,19 45,52 20,42 33,06 20,71 47,33 66,67 30,90 24,59 Bombana 26,69 31,03 22,70 43,10 26,87 39,91 57,69 10,50 21,81 Wakatobi 30,21 52,67 7,55 59,97 43,46 41,06 42,86 26,99 17,73 Kolaka Utara 19,18 34,86 13,43 72,93 38,43 20,80 22,22 8,55 10,26 Kota Kendari 18,88 32,61 16,10 81,08 63,27 76,87 72,97 46,36 34,24 Bau-bau 23,77 42,35 11,92 76,25 57,35 49,90 72,73 60,56 30,28
  • 36. SULTRA : 5 Indikator (4)SULTRA : 5 Indikator (4) Kab/kota Gemuk Diare Pneum Tensi Cu-Tang Buton 9,32 7,33 0,81 23,24 6,31 Muna 13,67 7,64 2,85 28,64 35,96 Konawe 5,84 7,70 2,92 39,87 39,98 Kolaka 8,26 15,17 3,04 32,24 30,70 Konawe Selatan 12,44 6,75 1,66 31,02 34,46 Bombana 9,67 12,40 2,27 31,25 29,25 Wakatobi 8,02 9,77 5,09 36,62 11,78 Kolaka Utara 18,81 12,18 0,80 36,15 13,85 Kota Kendari 13,42 7,81 1,94 18,93 15,82 Bau-bau 6,39 10,85 4,85 20,97 16,98
  • 37. SULTRA : 8 Indikator (3)SULTRA : 8 Indikator (3) Kab/kota Mental Rokok Gi-lut Asma Disable Cedera Sendi ISPA Buton 6,48 18,86 24,01 3,20 22,04 7,51 29,10 17,71 Muna 8,20 26,43 25,41 5,23 13,52 4,90 22,74 21,80 Konawe 7,93 28,77 23,53 5,78 23,44 4,42 29,32 22,81 Kolaka 16,77 30,17 35,34 4,10 21,71 10,13 27,47 35,16 Konawe Selatan 8,59 25,31 24,64 2,88 13,75 3,66 36,46 12,20 Bombana 5,32 25,91 23,28 4,76 25,41 3,15 27,27 15,53 Wakatobi 11,83 19,82 24,57 5,44 20,70 5,02 17,97 20,82 Kolaka Utara 11,06 27,40 32,22 3,53 35,00 8,28 18,85 24,74 Kota Kendari 6,26 26,16 27,03 3,29 18,04 11,81 18,39 21,87 Bau-bau 24,54 25,87 37,89 6,69 36,72 16,71 32,08 35,80
  • 38. Na-Kes SULTRA (PODES 08)Na-Kes SULTRA (PODES 08) Kab/kota # DESA # BIDAN # Dr. # PKM Buton 207 138 28 29 Muna 239 168 28 28 Konawe 370 191 36 25 Kolaka 214 173 47 21 Konawe Selatan 367 166 30 22 Bombana 139 59 18 22 Wakatobi 100 54 17 16 Kolaka Utara 117 77 30 16 Kota Kendari 64 155 66 13 Bau-bau 41 83 24 13
  • 39. Perub IPKMPerub IPKM 88 Prov-DBK: 07-10Prov-DBK: 07-10 Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
  • 40. Prop/Kab-Kota: DBK/B • NAD (14/21) • NTB ( 6/9) • NTT (11/16) • Sulteng (7/10) • Sultra (8/10) • Gorontl (5/5) • Sulbar (4/5) • Maluku (5/8) • Pap Bar(6/9)/Inpres • Papua (14/20)/Inpres • Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot • Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot • Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
  • 41. Jenis Manusia: Dua (2) • Mereka: – yang selalu membuat alasan dan – yang mencapai keberhasilan tanpa alasan • Tidak menyalahkan orang lain ketika keadaan menjadi sulit. • Tau apa yang dpt dan perlu dilakukan, dan mengambil tanggung jawab untk melakukannya.
  • 42. Enggan Belajar: Siklus Takut… RasaTakut Kurang pengetahuan dan keahlian Menutupi kesalahan Tidak ada Pembelajaran baru
  • 43. Pemimpin: Siapa di LOTENG? • Pemimpin adalah pemupuk perubahan. • Pemimpin adalah pengaruh • Kekeliruan kita, menganggap pemimpin adalah atasan (kita)— atas dasar jabatan; • Ada di semua tingkatan organisasi.
  • 44. Kepemimpinan: • adalah kapasitas untuk terjemahkan visi menjadi kenyataan • adalah perilaku, bukan peran…. • Manusia menjadi pemimpin karena perbuatannya, bukan karena “gelar” atau “jabatan” (atribut) yang diemban. • bukanlah menggunakan kewenangan melainkan memberdayakan orang-2
  • 45. Wilayah Perubahan Sikap dan keyakinan Kesadaran dan kepekaan Keahlian dan kemampuan WILAYAH PERUBAHAN YANG ABADI (Siklus belajar yang dalam
  • 46. Arsitektur (Kerangka) Teori, metode, dan alat-alat Inovasi dalam infrastruktur Gagasan-gagasan penuntun WILAYAH TINDAKAN (arsitektur organisasional) VISI, IPKM, Keutuhan
  • 47. WILAYAH PERUBAHAN YANG ABADI (Siklus belajar yang dalam Sikap dan keyakinan Kesadaran dan kepekaan Keahlian dan kemampuan Teori, metode, dan alat-alat Inovasi dalam infrastruktur Gagasan-gagasan penuntun WILAYAH TINDAKAN (arsitektur organisasional ) Hasil Keteraturan yang saling terkait (membangkitkan) . . . . . . . . . . . . . . . . . Senge, ‘90
  • 48. Batasan DBK Batasan ditentukan oleh 2 indikator: • IPKM, yang dibagi 3: – > (rerata IPKM) – (rerata IPKM – 1 SD) < IPKM < (rerata IPKM) – < (rerata IPKM – 1 SD) • PSE (pendataan sosial ekonomi): proporsi penduduk miskin di kab/kota: – > (rerata proporsi penduduk miskin) – < (rerata proporsi penduduk miskin)
  • 49. Indikator Yang Masuk Variabel Bobot Prev. balita gizi buruk dan kurang 5 Prev. balita sangat pendek & pendek 5 Prev. balita sangat kurus dan kurus 5 Prevalensi balita gemuk 4 Prevalensi diare 4 Prevalensi pnemonia 4 Prevalensi hipertensi 4 Prevalensi gangguan mental 3 Prevalensi asma 3 Prevalensi penyakit gigi dan mulut 3
  • 50. Indikator yang Masuk Variabel Bobot Proporsi perilaku cuci tangan 4 Proporsi merokok tiap hari 3 Akses air bersih 5 Akses sanitasi 5 Cakupan persalinan oleh nakes 5 Cakupan pemeriksaan neonatal-1 5 Cakupan imunisasi lengkap 5 Cakupan penimbangan balita 5 Ratio Dokter 5 Ratio Bidan 5
  • 51. IPKM (24 Indik) PSE 0 Mean 1 SD Kab 0 Mean 1 SD Kota Kab 0 Mean 0 Mean Kota 57 40 6 11 412 DBK DBK/B (40+12+4+11) DBK/K
  • 52. Batasan Ka-BK/B Kab/Kota PSE < Rerata PSE > Rerata Total Kabupaten < 21,01 > 21,01 IPKM > Rerata 108 57 165 Rerata < IPKM < (Rerata – 1SD) 75 57 132 IPKM < (Rerata – 1SD) 12 40 52 Subtotal 195 154 349
  • 53. Kategorisasi Ka/Ko-DBK/B Kategorisasi DBK/B Jumlah Kabupaten BKB Miskin > (A) 40 Kabupaten BKB Non-Miskin/<(B) 12 Kabupaten BK (C) 57 Jumlah KaBK/B 109 Kota BKB Miskin (A) 11 Kota BKB Non-Miskin (B) 4 Kota BK (C) 6 Jumlah KoBK/B 21 Total KaKoBK/B 130
  • 54. Kab/Kota DBK: IPKM/PSE  KATEGORI Kota Kab Total IPKM: Mean - (Mean-1SD) PSE : <Mean DBK 6 57 63 IPKM : <Mean-1SD PSE : <Mean DBKK 4 12 16 IPKM : <Mean-1SD PSE : >Mean DBKB 11 40 51   Total 21 109 130
  • 55. Prop/Kab-Kota: DBK/B • NAD (14/21) • NTB ( 6/9) • NTT (11/16) • Sulteng (7/10) • Sultra (8/10) • Gorontl (5/5) • Sulbar (4/5) • Maluku (5/8) • Pap Bar(6/9)/Inpres • Papua (14/20)/Inpres • Prop DBK: # total : 28 prop 130 kab/kot • Prop > 50% Kab DBK : 10 prop 80 kab/kot • Prop < 50% Kab DBK : 18 prop 50 kab/kot
  • 56. Prioritas: Isu 2 dan 3 (MDG) • GIZI : Balita Giburkur, Pendek • KIA-Yankes : Penol Persalinan, KN-1, Imunisasi, Penimbangan • PENYAKIT : Malaria, TB, Diare, Pneumoni, Hipert, Asma, Mental, Gilut • KES-LING : Sanitasi, Akses Air • PHBS : Merokok, Cuci Tangan • SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
  • 57. DATA Propinsi (‘07-’10) • KIA – AKI dan Penyebab Kematian – Penolong Persalinan – Cakupan K1-K4 • GIZI • IMUNISASI • Rencana Percepatan MDGs • Gerakan Membangun Masyarakat Sehat
  • 58. % (12-23 Bln): Imun Campak, Risk ‘07-’10
  • 59. CAKUPAN Imunisasi Lengkap: NTB (09 Sumber : Draft Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2009 20
  • 60. Cakupan Imunisasi Lengkap Anak 12-23 bulan (’07) Tertingi : BALI, DI YOGYAKARTA Teredah: SULAWESI BARAT SULSEL: 43.4% 33
  • 61. Persen Balita: Imunisasi (07) Kabupaten/Kota Imunisasi Dasar Lengkap*) Tidak Lengkap TidakPernah Lombok Barat 25,6 70,1 4,3 Lombok Tengah 38,0 60,1 1,8 Lombok Timur 32,0 65,2 2,7 Sumbawa 31,2 68,0 0,8 Dompu 26,0 71,2 2,7 Bima 36,8 58,8 4,4 Sumb Barat 18,8 78,1 3,1 Kota Mataram 51,0 49,0 0,0 Kota Bima 24,3 73,0 2,7 NTB 33,1 64,3 2,6 *Imunisasi lengkap: BCG, DPT minimal 3 kali, Polio minimal 3 kali, Hepatitis B minimal 3 kali, Campak, menurut pengakuan, catatan KMS/KIA.
  • 62. Sesi II: Apa Yang Terjadi: Bumil, Bulin, dll
  • 64. Proporsi Yan-Antenatal K1 & K4 Provinsi, Risk 2010 Provinsi K1 K4 Nanggroe Aceh Darussalam 93.5 61.2 Sumatera Utara 88.2 50.7 Sumatera Barat 93.7 54.6 Riau 88.8 52.4 Jambi 75.7 41.8 Sumatera Selatan 89.8 50.4 Bengkulu 92.1 56.1 Lampung 94.7 59.7 Bangka Belitung 94.6 67.4 Kepulauan Riau 98.4 77.1 DKI Jakarta 98.0 84.5 Jawa Barat 95.5 67.4 Jawa Tengah 98.1 73.7 DI Yogyakarta 100.0 89.5 Jawa Timur 96.6 74.4 Provinsi K1 K4 Nusa Tenggara Barat 93.2 53.5 Nusa Tenggara Timur 85.5 44.1 Kalimantan Barat 76.9 46.6 Kalimantan Tengah 77.2 35.6 Kalimantan Selatan 94.9 48.4 Kalimantan Timur 91.9 58.3 Sulawesi Utara 91.7 52.8 Sulawesi Tengah 83.1 28.5 Sulawesi Selatan 93.1 44.4 Sulawesi Tenggara 82.1 21.7 Gorontalo 77.9 19.8 Sulawesi Barat 88.3 24.6 Maluku 85.1 35.1 Maluku Utara 81.3 32.6 Papua Barat 72.0 34.2
  • 65. Cakupan BUMIL NTB 2001 2002 Jumlah Kasus % Jumlah kasus % KI 102.004 92.27 108.134 96.63 K4 91.799 83.04 95.773 85.58 Deteksi Dini Risti oleh Masy. 9.842 8.90 9.510 8.50 Deteksi Dini Risti oleh Nakes 20.649 19.37 20.632 19.32 Sumber : Profil Kesehatan NTB (2002)
  • 66. Cakupan BUMIL (K4) NTB (2009) Sumber : Profil Kesehatan NTB (2009)
  • 67. Provinsi % Nanggroe Aceh Darussalam 92.5 Sumatera Utara 88.4 Sumatera Barat 85.5 Riau 87.8 Jambi 64.6 Sumatera Selatan 87.7 Bengkulu 80.9 Lampung 80.2 Bangka Belitung 95.8 Kepulauan Riau 97.2 DKI Jakarta 95.8 Jawa Barat 78.5 Jawa Tengah 94.1 DI Yogyakarta 98.6 Jawa Timur 94.8 Provinsi % Nusa Tenggara Barat 79.0 Nusa Tenggara Timur 66.6 Kalimantan Barat 66.4 Kalimantan Tengah 56.4 Kalimantan Selatan 79.0 Kalimantan Timur 79.7 Sulawesi Utara 87.0 Sulawesi Tengah 52.1 Sulawesi Selatan 76.5 Sulawesi Tenggara 63.1 Gorontalo 64.3 Sulawesi Barat 57.8 Maluku 48.7 Maluku Utara 26.2 49.3 Penol PERSALINAN 1 th terakhir oleh Nakes, NAS, RISKESDAS 2010
  • 68. % Cakupan Pemeriksaan Neonatus KN1, Riskesdas (07- 10) (KN1: 0-7 hari; KN2: 8-28 hari)
  • 70. Jenis Manusia: Dua (2) • Mereka: – yang selalu membuat alasan dan – yang mencapai keberhasilan tanpa alasan • Tidak menyalahkan orang lain ketika keadaan menjadi sulit. • Tau apa yang dpt dan perlu dilakukan, dan mengambil tanggung jawab untk melakukannya.
  • 71. Mengapa & Bagaimana • Masa lampau • Ranah reflektif (mudah) • Apa yang diperlukan? • Refleksi dan Akses, tiap orang punya • Aktifitas rutin • Reaktif, tidak imaginatif • Harus • Masa depan • Ranah INGIN (susah) (mencipta) • Apa yang diperlukan? • Imaginasi, impian, kreatif (belajar) • Tiada ke ADA • Generatif, ekslporasi, kesadaran • MAU
  • 72. Berpikir & Bertindak • Berpikir/melihat masalalu; melihat masadepan sebagai masa lampau • Impian sebagai REALITA • NIAT/Kehendak: >>pertimbangan ini, itu – tidak jadi2 melangkah (alasan>>) • Ingin maju/lebih baik: tapi, pandangan & pikiran kebelakang • Dominan mengapa – bagaimana
  • 73. Orientasi Reaktif Apa yang mereka inginkanApa yang mereka inginkan sekarang? Siapa yangsekarang? Siapa yang melakukan hal inimelakukan hal ini kepada saya?kepada saya? Orientasi Kreatif Apa yang ingin saya ciptakanApa yang ingin saya ciptakan untuk diri saya sendiri danuntuk diri saya sendiri dan orang-orang yang sayaorang-orang yang saya pedulikan? Bagaimana saya/kitapedulikan? Bagaimana saya/kita menciptakan situasi ini?menciptakan situasi ini?
  • 74. Dimanakah Manager Terbayak Menghabiskan Waktunya? Quality of Design Quality of Production Kualitas Desain: Rapat, rapat, rapat Kualitas Produk: KN-1, Imunisasi, Penol persal, gizi
  • 75. Iklim Kontrol: Aturan/Birokrasi Aturan dianggap bermakna mencegah terjadinya situasi memburuk, malahan menghambat timbulnya perbaikan. Mengapa merasa terbelenggu?
  • 76. Komunitas Pembelajar • Belajar: melalui refleksi dan praktek (lab pembelajaran) • Kegiatan beresiko—rasa malu dan takut keliru (‘tidak pede’) • Menumbuhkan kemampuan baru • Memerlukan komunitas pemimpin yang saling memberikan pengaruh dan pelayanan
  • 77. Enggan Belajar: Siklus Takut… RasaTakut Kurang pengetahuan dan keahlian Menutupi kesalahan Tidak ada Pembelajaran baru
  • 78. Pemimpin: Siapa di LOTENG? • Pemimpin adalah pemupuk perubahan. • Pemimpin adalah pengaruh • Kekeliruan kita, menganggap pemimpin adalah atasan (kita)— atas dasar jabatan; • Ada di semua tingkatan organisasi.
  • 79. Kepemimpinan: • adalah kapasitas untuk terjemahkan visi menjadi kenyataan • adalah perilaku, bukan peran…. • Manusia menjadi pemimpin karena perbuatannya, bukan karena “gelar” atau “jabatan” (atribut) yang diemban. • bukanlah menggunakan kewenangan melainkan memberdayakan orang-2
  • 80. Wilayah Perubahan Sikap dan keyakinan Kesadaran dan kepekaan Keahlian dan kemampuan WILAYAH PERUBAHAN YANG ABADI (Siklus belajar yang dalam
  • 81. Arsitektur (Kerangka) Teori, metode, dan alat-alat Inovasi dalam infrastruktur Gagasan-gagasan penuntun WILAYAH TINDAKAN (arsitektur organisasional) VISI, IPKM, Keutuhan
  • 82. WILAYAH PERUBAHAN YANG ABADI (Siklus belajar yang dalam Sikap dan keyakinan Kesadaran dan kepekaan Keahlian dan kemampuan Teori, metode, dan alat-alat Inovasi dalam infrastruktur Gagasan-gagasan penuntun WILAYAH TINDAKAN (arsitektur organisasional ) Hasil Keteraturan yang saling terkait (membangkitkan) . . . . . . . . . . . . . . . . . Senge, ‘90
  • 83. Sesi V: Bagaimana Mengubahnya? Fokus, Fokus, Fokus TUJUH Indikator IPKM Tim PDBK
  • 84. Berpikir Negatif: Akibat • Adegan saling menjatuhkan • Cari yang salah: disuguhkan kekurangan, kegagalan, pesimisme, rasa inferior • Dalam momen krisis, perlu sikap konstruktif • Akibat: bgmn kita melihat dunia, menyikapinya, menerima realitas, tidak mampu, minder: serba suuulliittttttt...... • Depresi, cemas, simptom depresiasi
  • 85. Berpikir Positif: Cara • Belajar mengajukan pertanyaan yg tepat • Bukan hanya mengapa, melainkan bagaimana sebaiknya • Bukan apa yg dibutuhkan, melainkan apa yang terbaik • Tdk berorientasi pd masalah, ttp fokus pd menciptakan masa depan, me+ kekuatan
  • 86. Pengamat 1: Keras “Saya melihat Sistem; Perlu biaya utk merubahnya” system system system Pengamat Melihat dunia nyata Dunia Nyata Dunia: Sistemic Pengamat 2: Lunak (Pembelajaran) “Saya melihat kompleksitas dan keruwetan; bisa kita ubah melalui pembelajaran dan kebersamaan Proses Menelusuri: Sistemik Berpikir Sistem: Pembelajaran/Mentoring
  • 87. Berpikir Sistem Disiplin untuk melihat – Keseluruhan – Bagian-bagiannya – Hubungan antar bagiannya dalam rangka untuk mengerti keseluruhan
  • 88. Peter Senge:Peter Senge: The Fifth DisciplineThe Fifth Discipline, p68, p68 Berpikir Sistem • Sebuah disiplin untuk melihat sesuatu secara menyeluruh – Sebuah kerangka untuk melihat kesaling hubungan, untuk melihat pola perubahan – Sebuah set prinsip umum (hukum) lintas disiplin – Sebuah set teknis dan alat (i.e.: umpan balik dan saling mengontrol)
  • 89. Mengapa Kita Buta Sistem? • Karena sistem itu kompleks, kita terbiasa berpikir non sistem • Sistem secara statis sangat detail • Namun yang lebih penting, sistem secara dinamis juga kompleks
  • 90. Berpikir Non-Sistem (Ilmiah-Linier) Scientific approach pada umumnya melihat bagian-bagiannya untuk mengerti keseluruhan (Reductionisme)
  • 91. Model Integrasi: FOKUS • Menyatukan kegiatan KIA, Imunisasi, Gizi. Bagaimana menyusunnya? BOK • Apakah rendahnya cakupan karena faktor biaya? Mengapa daerah lain tidak? • Apakah kinerja upaya yang rendah? • SPM tidak match dengan status kes? • Puskesmas berubah fungsi: >>>di dalam gedung? • Bidan: minta dilayani???
  • 93. Menambah Sumber? Naga Makin Banyak; Makin Besar. Vision Biaya???? Fragmentasi bidan gizi Dinkes/ Pusat Dr. Pusk
  • 94. Lead First & Manage Well (Non Material)
  • 96. 16 4 22 64 57 86 32 14 45 71 92 83 56 7 37 11 47 59 1 95 77 29 38 3 41 Dimanakah “7” (IPKM)?
  • 98. Pola Berpikir Beku • Pemecahan lokal memberikan solusi terbaik. Jawaban terkandung didalamnya. • Kunci hambatan utama, kemungkinan besar … adalah “asumsi berpikir kita” (Frozen Pattern of Thought-psikosklerosis)
  • 99. Indikator: Isu 2 dan 3 (MDG) • GIZI* : Balita Giburkur, Pendek • KIA-Yankes* : Penol Persalinan, KN-1, Imunisasi, Penimbangan • PENYAKIT : Malaria, TB, Diare, Pneumoni, Hipert, Asma, Mental, Gilut • KES-LING : Sanitasi, Akses Air • PHBS : Merokok, Cuci Tangan • SDM : Rasio Dr: pddk, Bidan: pdk
  • 100. Perubahan IPKM Prov: 07-10 Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
  • 101. Perub IPKM 8 Prov-DBK: 07-10 Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita
  • 102. Bagaimana Mengubahnya (Strategi) 1. Fokus, fokus, fokus pada MDGs, tujud Indikator IPKM dengan 5 2. Kreativitas, kecerdasan: Kiat untuk integrasi, intensifikasi; dengan memanfaatkan yang ADA
  • 103. Hambatan Kunci: Telusuri • Sadari, fahami bahwa urutan langkah untuk menghilangkan hambatan kunci (constraints) adalah: 1. Rekonfigurasi, dan 2. Realokasi sebelum melakukan 3. Tambahan dana** **Kebiasaan kita: dana, dana, dan dana….
  • 104. Tangga Inferensi Membangun: kepercayaan Menarik Kesimpulan Membuat asumsi Menambah: Makna bersama sec. budaya Memilih Data Putaran Refleksi Memilih Data Fakta Menambah Makna Membuat Asumsi Menarik Kesimpulan Membangun Kepercayaan Melakukan Tindakan Fakta Melakukan Tindakan Putaran Inferensi Asumsi: Putaran Sistem Berpikir
  • 105. IPKM Kini (2007) IPKM Terbaik (2013) Berpikir: Mengelola Perubahan  Integrasi apa:  Berpikir Sistem  Proses  Semangat/spirit untuk perubahan?  Mengapa?  Bagaimana mencapai?  Tindakan kita?  Siapa melakukannya?  Kapan?  Kriteria mencapainya?  Siapa mendampingi? ..o o o . . o o o Tim Menggapai Keinginan
  • 106. Current Reality Tree Undesirable Effects Intermediate Effects Root Causes, Core Problem Conflict Resolution Diagram Objective Requirements Prerequisites Apa yang diubah Future Reality Tree Desired Effects Intermediate Effects Injections Prerequisite Tree Objective Obstacles, Intermediate Objectives Transition Tree Objective Intermediate Effects Specific Action Bagaimana mengubahnya Diubah menjadi apa
  • 107. Hambatan Kunci: Instrumen 1. Apa yang diubah (konsensus): Pohon Realitas Mutakhir 2. Diubah menjadi apa (konstruksi dan komunikasi): a) Menguapkan awan (Conflict Resolution Diagram) b) Pohon realitas mendatang 3. Bagaimana mengubahnya (kerjasama):(kerjasama): a)a) Pohon pra-syaratPohon pra-syarat b)b) Pohon transisiPohon transisi
  • 108. IPKM 2013? • Jika Seluruh Indikator tetap, kecuali 7 Indikator: – Giburkur, Pendek, Kurus  menjadi 0 – Linakes, Imunisasi, KN1, Penimbangan mencapai 100 • Simulasi IPKM dilakukan pada 8 Provinsi Prioritas: Aceh, NTT, NTB, Gorontalo, Maluku, Sultra, Sulbar, Sulteng
  • 109. RDS Apakah Dialog itu? Apakah Diskusi? Apakah Debat? Apakah Debat Kusir? Mengapa?
  • 110. “Dia-logos”: Arti (Yunani) • Dia : melalui/satu sama lain • Logos : makna yang mengalir • Dialog BUK: Penyelidikan bersama yang berkelanjutan terhadap pengalaman setiap hari dari apa yang kita anggap semestinya • Menuju “shared meaning”
  • 111. Dia-logos”: Sasaran • Adalah untuk membuka “wadah” sebagai area baru bagi penyelidikan (eksplorasi gagasan/pendapat) sehingga “sadar” atas konteks seputar perjalanan tim • Merasakannya ketika mengalami keunggulan dan keutuhan • Wadah analog dengan IKLIM: sejuk/panas, tabrakan elektron
  • 112. Dia-logos & TIM: Prinsip • Basket: bukan cetak goal—ego prestasi • Berbagai cara—fokus “potensi kolektif” • Bukan disiplin meningkatkan keahlian, komunikasi • Keselarasan—berfungsi keseluruhan • Adalah peningkatan kapasitas utk berpikir dan bertindak dg cara yang sinergis dg koordinasi penuh & rasa persatuan; krn anggota tim saling mengenal hati dan pikiran (saling berterima)
  • 113. Dialog: Kekuatan • Kekuatan dialog terletak pada “sinergi yang dihajatkan” • Tidak ada sinergi tanpa adanya pemahaman yang memadai, tentang perspektif pembicara • Kemenangan adalah tujuan dari diskusi tradisional—bagaimana agar ide kita diterima kelompok--- bukan tujuan dari dialog
  • 114. Diskusi Tradisionil vs Mahir • Mengadu gagasan, mana yang terkuat • Meremehkan pembelajaran • Tergantung siapa yang mengatakannya • Dominan aspek “pembelaan” • Buruk untuk kerjasama tim • Gali isu2 dan makna baru mendalam, tetapi arah pemikiran konvergen • Putusan, kesepakatan, prioritas2 • Utk mencapai tujuan penutup
  • 115. Dialog vs Debat • Keseluruhan • Melihat interkoneksi, Eksplorasi, penemuan, wawasan • Belajar melalui rasa ingin tahu • Bukan mencapai sepakat • Tujuan: pemahaman makna bersama • Konvergen - • Membahas isyu bagian • Melihat perbedaan antar bagian, bertahan pada kebenarannya. • Ngotot pada asumsinya, tidak mau menerima pdpt. • Mencapai kesepakatan tentang istilah • Tujuan: untuk menang, mencari dukungan • Argumen, telling
  • 116. Undangan Percakapan (berbelok bersama) Pertimbangan yang mendalam (mempertimbangkan secara mendalam) Krisis Inisiatif Diskusi (memecah-mecah) Penggantungan (menggantung di depan) Diskusi mahir (aliran pembicaraan: analisis logis) Dialog (aliran makna) Krisis Penggantungan Metalog (makna bergerak bersama, diantara) Debat (menjatuhkan) Krisis Rasa Sakit Bersama Fase 1 Ketidakstabilan dari wadah Fase 2 Ketidakstabilan dalam wadah Fase 3 Penyelidikan dalam wadah Fase 4 Kreativitas dalam wadah EVOLUSI DIALOG
  • 117. Dialog dan Kolega • Hilangkan kebiasaan untuk harus didengar • Hilangkan kebiasaan menjadi pengikut ide orang lain • Belajar agar membuat Dialog menjadi menyenangkan—bermain dengan ide, mengevaluasi dan mengujinya
  • 118. Dialog, Kolega, dan Hirarki • Pandanglah lawan sebagai kolega yang memiliki pandangan yang berbeda • Dalam dialog, perbedaan pendapat dilihat sebagai sarana untuk menemukan pandangan yang baru bersama • Hierarchy is antithetical to dialogue
  • 119. Tipe Pembelajar: Dialog-Diskusi Lebih banyak perenungan Makna bersama Lebih abstrak Lebih konkret Perenungan umum Tindakan terkoordinasi Perencanaan bersama Lebih banyak tindakan A B C D Pemikir Divergen
  • 120. Dialog: Protokol • Perhatian pada tujuan (bersedia dipengaruhi?) • Pembelaan & eksplorasi: seimbang • Hindari bangga menentang, ingin tampil, meninggikan hal2 remeh • Membangun makna bersama • Gunakan kesadaran sbg sumberdaya; apa yg sdh terpikirkan? Rasakan? Yang saya inginkan sekarang dan disini?
  • 121. Menggali Kebuntuan: Bertanya • Fakta: apa sebenarnya yg telah tjd? Apa datanya? • Metoda: bagaimana melakukan apa yang perlu dilakukan? • Sasaran: latihan VISI? • Nilai2: mengapa kita berpikir bahwa hal itu harus dilakukan dengan cara tertentu?
  • 122. Lima Pertanyaan Apa yang kita inginkan? Apa yang telah terjadi? Mengapa terjadi perbedaan? Apa yang perlu diubah? Bagaimana mencapainya? Lima Jawaban Visi Bersama Situasi sekarang Analisa Akar Penyebab Tujuan Strategis Strategi/Kiat
  • 124. Intervensi: Pembelajaran • Gangguan “sengaja” dilakukan; agar mampu menyiapkan diri terhadap berbagai hal tidak terduga. • Sasana tinju sebagai tempat berlatih: laboratorium pembelajaran. • Kemarahan, kedongkolan, berbagai cerminan emosi, dimunculkan sebagai “emergent”. • Terjadi benturan emosional—wujud ketidakstabilan dalam wadah, saling curiga. • Merupakan perjalanan menuju terbentuknya keutuhan atau ”unity”.
  • 125. Unity: Proses Menjadi • Pola interaksi antar komponen bersifat multiminded dan purposeful. • Tidak bersifat one-time proposition (sekali jadi). • Dilakukan berdasarkan pilihan individu (tidak given). • Akibatnya, unity dalam sistem sosial belum menjadi identitas eksistensialnya. • Masih menjadi visi, selalu dalam proses perjuangan untuk membangun identitas unity. • Dimensi adalah learning system.
  • 126. Organisasi Pembelajar • Yang kita hadapi dan terapkan sebagai organisasi pembelajar bukanlah berpikir sistem dalam kerangka analitis, dengan mereduksi berpikir secara keseluruhan menjadi bagian-bagian. • Misalnya, masalah kesehatan yang hanya didekati dengan cara pandang kesehatan semata. • Ia merupakan kristalisasi hasil pemahaman kita sendiri.
  • 127. Kepingan Menuju Keseluruhan • Perilaku organisasi tidak tergantung pada apa yang dilakukan oleh setiap bagiannya. • Bukan fungsi dari komponen, bagaimana bertaut atau menggabungkan kepingan untuk memahami keseluruhan. • Menggeser berpikir alam ‘bagian’ menjadi ‘keseluruhan’ • Hidup dialam keseluruhan yang berada dalam keseluruhan.
  • 128. Prinsip: Org Pembelajar • Menanamkan budaya berdasarkan nilai- nilai cinta kemanusiaan transendental, kesederhanaan, dan kepedulian; • Seperangkat latihan percakapan generatif dan tindakan bersama; • Kemampuan melihat dan bekerja dengan aliran hidup sebagai suatu sistem.
  • 129. Sasana Tinju • Memahami interdependensi (kesaling- tergantungan), yang mendasari masalah rumit, bertindak dengan ketajaman pikiran, dan dorongan nurani. • Bersabar dalam mencari pemahaman mendalam. • Tidak langsung memenggal masalah demi memperbaiki gejalanya. • Perbaikan itu hanya bersifat sementara; bahkan seringkali menghasilkan masalah yang jauh lebih besar di kemudian hari.
  • 130. Mengangkat ke Permukaan • Rasa takut salah, reaksi otomatif, tanggapan defensif’ • Persaingan yang meningkat, menutup- nutupi masalah. • Output: mencapai pemahaman mendalam tentang ‘budaya hukuman’ • Peran mereka mereka dalam usaha melanggengkannya.
  • 131. Pendekatan Sistem Hidup (2) • Mesin, bisa dikendalikan • Sistem hidup, pemahaman sistemik kehidupan, hanya bisa diganggu & “dipengaruhi” dengan impuls, (bukan “instruksi”). • Berarti, tidak perlu mengerahkan banyak energi untuk menggerakkan suatu organisasi. • Langkah kunci: dialog menuju pemahaman ”makna bersama”.
  • 132. Dimensi Kehidupan: CIRI • Perasaan komunitas dan identitas kolektif yang kuat, dengan nilai kebersamaan, semua anggota mengetahui bahwa mereka akan didukung, untuk mencapai VISI. • Keterbukaan terhadap dunia luar, toleransi bagi masuknya individidu, dan gagasan baru. • Hasil: tumbuh kemampuan nyata untuk belajar dan beradaptasi terhadap keadaan baru.
  • 133. Krisis Kemanusiaan: VISI Dangkal • Persepsi kita: dimensi kehidupan fisik • Akar non material & dimensi makna: roh kesejatian, yg menggerakkan perilaku & interaksi manusia, “REDUP”. • Redupnya lilin yang mencerahkan: akibat dari modernitas & materialistik? • Bagaimana hakikat manusia menjalani hidupnya? • Manusia memandang manusia sbg obyek.
  • 134. Plastisitas & Kesejajaran • Kesejajaran dalam hubungan, melahirkan ruang interaksi yang rileks, tidak tegang. • Muncul plastisitas dalam interaksi; lahirlah toleransi, kreativitas, dan potensi kecerdasan. • Semua orang dalam tim akan memiliki kecerdasan yang semakin berkembang. • Kesejajaran juga bermakna pengakuan, terhadap adanya intelegensi yang sama, dalam suatu tim.
  • 135. 1. Revolusioner • Cara: • Mempertanyakan sesuatu yang selama ini yang kita lakukan, kerjakan, dan kita yakini sebagai kebenaran (asumsi). • Contoh: Galileo
  • 136. 2. Menjadi INOVATOR • Cara: • Mencari cara baru dan pendekatan baru dalam melakukan sesuatu • James Watt: mesin uap, revolusi industri
  • 137. 3. Menjadi Pencari (seeker) • Cara: • Memberikan pemahaman dan pendalaman suatu bidang di dunia kehidupan • Einstein
  • 138. 4. Menjadi Visioner • Cara: • Memperluas sudut pandang mengenai kemungkinan2 untuk diwujudkan • Contoh: Bima 2013
  • 139. 5. Menjadi Pemimpin • Cara: • Berani melangkah dan mengexpresikan kepada khalayak suatu keunikan untuk mewujudkan • Kerjasama tim • Contoh: Bima 2013
  • 140. 6. Berkomitmen • Cara: • Pikiran, ucapan, dan tindakan. Apa yang diucapkan sesuai dengan yang dilakukan. • Berhentilah mengeluh, menggerutu, merasa kurang • Contoh: Bima 2013
  • 141. 7. Agen Perubahan • Cara: • Menerapkan prinsip2 pembelajaran – berpikir sistemik
  • 142. HIDUP adalah BELAJAR (8) • Belajar BERSYUKUR meski TAK CUKUP • Belajar MEMAHAMI meski TAK SEHATI • Belajar MEMBERI meski TAK SEBERAPA • Belajar IKHLAS meski TAK RELA • Belajar TULUS meski KECEWA • Belajar TAAT meski BERAT
  • 143. HIDUP adalah BELAJAR (8) • Belajar TENANG meski GELISAH • Belajar SABAR meski TERBEBANI….. • Belajar menerima: kita semua….BODOH..
  • 144. HIDUP: Doa dan Berkarya… Setiap pikiran, ucapan, dan tindakan adalah DOA kita yang sesungguhnya MARI KITA BERKARYA dimanapun anda dan kita berada
  • 145. Tenaga Kes adalah sumber SDM Terbaik Kita!!!! Selamat Bekerja, Berkarja, Berjuang, dengan Kejujuran dilandasi semangat pembelajaran

Editor's Notes

  1. Suwandi Makmur catatan kaki