Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
STIKES-Suasana
1. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
1
BUKU KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK
SPMI
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURABAYA
2. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan tinggi merupakan sebuah proses transformasi-produktif untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten, berkualitas dan mampu memenuhi kepuasan dari pengguna. Kualitas lulusan dapat
dicapai dengan membangun lingkungan akademik yang baik, yaitu keselerasan antara komponen input
dan proses daalam pembelajaran. Suasana akademik merupakaan komponen evaluasi diri yang harus
selalu dilakukan perbaikan dan ditingkatkan secara sistematis dan berkelanjutan sebagai indicator mutu.
Suasana akademik merupakan kondisi yang harus diciptakan untuk membuat proses pembelajaran
berjalan dengan baik sesuai dengan visi, misi dan tujuan. Suasana akademik menciptakan iklim yang
kondusif bagi kegiatan akademik, interaksi diantara sivitas akademisi dalam mengoptimalkan proses
pembelajaran.
B. Tujuan
Tujuan penyesuanan kebijakan suasana akademik STIKes Surabaya;
1. Memenuhi standar dokumen yang harus tersedia dalam penyelenggaraan PT
2. Sebagai bahan acuan bagi penyelenggaraan pendidikan di STIKes Surabaya mengelola dan
menyelenggarakan pendidikan
3. Sebagai pedoman dalam menciptakan suasana akademik di STIKes Surabaya sehingga menjadi
panduan dalam terwujudnya visi, misi dan tujuan yang diharapkan.
3. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
3
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Visi
Menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Unggulan yang bertaraf regional pada tahun 2020 dan
bertaraf nasional pada tahun 2025
B. Misi
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran melalui penggunaan berbagai teknologi sesuai
dengan standar kompetensi tenaga kesehatan yang dapat dilaksanakan dengan pendekatan
keilmuan secara komprehensif berdasarkan kebutuhan dan kompetensi pendidikan
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan profesional dalam mengelola
pendidikan dan pengajaran
3. Meningkatkan sarana dan prasarana fisik pendidikan dan pengajaran sesuai dengan standar mutu
nasional dan internasional
4. Menyelenggarakandanberperanaktifdalampenelitianbidang kesehatan untuk meningkatkan IPTEK
5. Mendidik tenaga kesehatan profesional yang berkualitas prima berstandar nasional dan internasional
sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat
6. Menjalin kerja sama multisektor dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk
memenuhi permintaan tenaga kesehatan di dalam dan luar negeri
7. Mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berjiwa pancsila dan mampu mengembangakan
entrepreneurship
C. Tujuan
1. Dihasilkannya kualitas pendidikan sesuai dengan standart kompetensi tenaga kesehatan.
2. Dihasilkannya tenaga pendidik yang profesional berintegritas dan berwawasan nasional maupun
global.
3. Terciptanya sarana dan prasarana penunjang yang mendukung proses pembelajaran sesuai dengan
isu dan tren terbaru.
4. Dihasilkannya tenaga kesehatan yang berjiwa pancasila, mempunyai kemampuan intelektual
profesional dan integritas pribadi yang berwawasan nasional maupun global
5. Dihasilkannya pemikiran yang memperkokoh perkembangan watak, moral dan selalu mengacu ke
kode etik profesi
6. Tercapainya penguasaanpengetahuan, keterampilandan sikap tenaga kesehatanprofesionalsesuai
jenjang kewenangan dan kompetensinya
7. Terlaksananya peran dalam kegiatan penelitian dan menggunakan hasil penelitian sebagai
pengembangan IPTEK
D. Standar kompetensi
Standar kompetensi lulusan merupakan salah satu acuan dalam menetapkan standar-standar lain di
STIKes Surabaya. Standar kompetensi disusun dan ditetapkan oleh masing-masing prodi yang ada
dilingkungan STIKes dan mengacu pada ketentuan serta pandangan yang berlaku.
4. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
4
BAB III
KOMPONEN SUASANA AKADEMIK
Suasana akademik yang kondusifakan tercermindari proses pembelajaranyang berlangsung dalamsebuah
suasana “feeling at home” prosses tersebut akan melibatkan semua sumber daya pendidikan (dosen,
sarana-prasarana, laboratorium, perpustakan, organisasi-managemen dan kurikulum) yang mampu
mmbeikan kontribusi dukungan untuk kelancaran proses pembelajaran. Komponen-komponen sumber daya
pendidikan yang dirancang dan dikelola dengan mengikuti standar kualitas yang ditentukan akan mampu
menciptakan suasana akademik yang kondusif, sehingga menimbulkan semangat belajar bagi dosen dan
mahasiswa di STIKes Surabaya. Dengan mengacu pada indicator diharapkan peran manajemen STIKes
dan sivitas akdemika dapat meningkatkan motivasi, kreativitas, kesungguhan dan keteraturan untuk
menjamin tercapainya standar kualitas proses pembelajaran.
Suasana akademik tidak dapat dideskripsikan secara nyata, namun secara konsep dapat dioptimalkam
dengan menilai komponen-komponen pendukung, yang meliputi interaksi akademik, kegiatan akademik,
akses terhadap sumber belajar, aktivitas kurikuler (tridharma PT) maupun ko-kulikuler dan ekstra-kulikuler.
5. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
5
BAB IV
PENETAPAN STANDAR SUASANA AKADEMIK
Penerapan standar suasana akademik merupakan hal enting dalam mendukung proses
pembelajaranyang kondusifbagidosendanmahasiswa.Standar suasana akademik yang diterapan
harus mendukung terwujudnya budayaakademik yang mengedepankannilai-nilai dan etik akademik
dari seluruh akademika STIKes Surabaya.
A. Standar etika akademik
Pemahaman mengenai suasana akademik akan membawa kita pada sebuah kata kunci yang
menjadi dasar pijakan untuk membahas etika, etik dan moral yang terwujud dalam sikap (attitude)
yang menjadi elemen daalam kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan). Etika akademik
perlu ditegakkan untuk menciptakan suasana akademik yang kondusifbagi pengembangan STIKes
Surabaya sesuai standar yang ditetapkan.
STIKes Surabaya sebagai institusi pendidikan tinggi memiliki keterkaitan dengan etika-moral untuk
melaksanakanmisi dantugas tridharma PT, sehinggaseluruhcivitas akademikamemilikiketerkaitan
dengan etika akaademik dalam menjalankan tridharma PT. sebagai contoh praktik baik dapat
dikemukakan beberapa standar etika akademik, dipresentasikan sebagai etika dosen dan etika
mahassiswa yang akan memberikan jaminan mutu proses interaksi dosen-mahasiswa daan
suasana akdemik yang kondusif, sebagai berikut:
1. Etika dosen
Dosen sebagai seorang professional memiliki tugas mencerdaskan bangsa, sehinga memiliki
kewajiban untuk meningkatkan kopetensi dan kualitas serta kapabilitasnya. Dosen memiliki
kewajiban meningkatkan kemampuan kogitif mahasiswa, sehingga memiliki standar minimum
kehadiran yaitu 75%-80%, dengankonsewensijikakehadirankurang dari batas minimum, maka
materi tidak dapatdiujikan. Hal ini berlaku kepada mahasiswa dengan konsekwensi mahasiswa
yang bersangkutan tidak dapat mengikuti ujian.
Seorang dosen wajib menghargai dan mengakui karya ilmiah yang dibuat oleh orang lain
(termasuk mahasiswanya). Sehinggatidak dibenarkanmelakukannyaplagiaris,jika terjadimaka
dilakukan tindakan tegas berupa teguran hingga scorsing dan pemecatan.
2. Etika mahasiswa
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas academia, memiliki hak dana kewajiban yang mengikat
selama terdaftar sebagai mahasiswa STIKes Surabaya. Salah satu hak mahasiswa adalah
mendapatkan pengajaran dan pelayanan akademik sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuannya. Mahasiswa memiliki hak untuk bisa memperoleh pelayanan akademik dan
menggunakan sarana-prasarana maupun fasilitas kegiatan kemahasiswaan untuk menyalurkan
minat, bakat untuk pengembangan diri. Kegiatan kemahasiswaan seperti pembinaan sikap
ilmiah, sikap hidup bermasyarakat, sikap kepemimpinan dan sikap kejuangan merupakan
kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kulikuler yang bertujuan untuk menjadikan mahasiswa lebih
kompeten dan professional.
6. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
6
3. Standar budaya akademik
PT merupakan suatu lembaga yang sudah lama dikenal orang, yang memiliki tradisi maupun
budaya akademik adalah cara hidup dari masyarakat ilmiah yang beranekaragam, majemuk,
multicultural yang bernaung dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada nlai-nilai
kebenaran ilmiah dan objektifitas. Budaya tersebut dibangun berdasarkan prinsip kebebasan
berfikir, berpendapatdan mimbar akademik dalam suasaana akademik yang dinamis, terbuka
serta ilmiah. Budaya akademik yang mendasari suasana akademik menempatkan dosen
sebagai pemegang kebenaran mutlak, yang dapat menihilkan pendapat mahasiswa daan
secara bersama-sama diajak menemukan kebenaran ilmiah melalui sebuah proses pengkajia
dan diskui yang dilakukan secara terbuka. Budaya akademik,diantaranya kebebasan akademik
dan otonomi keilmuan, merupakan nilai-nilai yang paling berharga seperti halnya yang dijumpai
dalm misi PT menurut UUno.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Budaya akademik sebenarnya merupakan budaya yang bersifat universal dan hanya bisa
dijumpai di dunia PT. artinya budaya tersebut dimiliki oleh setiap rang yang melibatkan dirinya
dalam aktivitas akadeik PT manapun.budaya akademik yang mengedepankan kebebasan
akademik, menjunjung tinggi kebenaran ilmiah, objekivitas, keterbukaan, serta otonomi
keilmuan membuat PT tidak mudah terpengaruh atau dikendalikan oleh kekuasaan ataupun
kepentingan politik praktis. Budaya akademik pun dipengaruhi oleh norma-norma yang terdapat
di masyarakat yang lahir berdasar interaksi yang terjadi.
Upaya yang dilakukanSTIKes untuk mewujudkanbudayaakademik dengankegiatanmembaca,
meneliti dan menulis. Kegiatan ini akan membentuk perilaku skolar bagi dosen maupun
mahasiswa. Fasilitas perpustakaan yang dilengkapi buku teks, referensi, jurnal dan sumber
informaasi lainnya yang akan meningkatkan motivasi akademik. Laboratorium yang
memungkinkan meningkatkan kemampuan psikomotor. Kegiatan penelitain dan pengabdian
yang dikembangkan untuk diterbitkan pada jurnal baik nasional maupun internasional.
7. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
7
BAB V
MEKANISME PEMENUHAN STANDAR SUASANA AKADEMIK
STIKes Surabaya sebagai institusi pendidikan pada umumnya merupakan sebuah investasi
besar yang memiliki nilai strategi di dalam membentuk dan mengembangkan SDM demi
keberlanjutan kehidupan bangsa dan Negara. PT merupakan saah satu pusat peradaban dan
budaya bangsa. Prilaku skolar, santun, peduli social dan perilaku positiflain yang dilandasi nilai,
norma, etik dan budaya akademik akan menjadi rumah lentera yang akan menunjukan arah
pengembangan kehidupan bangsa dan masyarakat.
A. Standar Sarana Dan Prasarana Akademik
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang menjamin
keberhasilan kegiatan akademik. Sarana dan prasarana dlam hal ini tidak saja meliputi hal-
hal terkait dengan kegiatan pendidikan baik langsung maupun tidak. Sarana praasarana
merupakan salah satu komponen yang akan mempengaruhi kualitas sistem pendidikan
terutaa pada proses pendidikan.
STIKes harus mampu menyiapakn ruang kelas sesuai dengan standar minimum
(1,25m2/mahasiswa), nyaman dan aman serta memiliki daya tamping 30-40 orang. Selain
itu diperlukannya suatu ruangan besar sebagai tempat dilaksanakannya perkuliahan
gabungan. Ruang tutorial dan diskusi untuk pelaksanaan pembelajaran dengan PBL/CBL.
Proses pembelajaran harus berjalan secara harmonis, interaktif dan terjalin komunikasi
yang baik antara dosen dan mahasiswa dengan standar minimum sarana pendukung
seperti papan tulis, proyektor, dan pengeras suara (pada ruangan tertentu)
B. Standar Mutu Dan Kuantitas Interaksi Kegiatan Akademik
Interaksi dosen dan mahasiswa dapatdijumpai pada prose pembelajaran dengan paradigm
baru yaitu penerapan prinsip belajar tidak lagi pada dosen melainkan beralih ke mahasiswa
(student centered learning). Suasana akademik akan terbentuk apabila intensitas interaksi
berlangsung dengan jelas, dan baik. Keterbukaan dan kebebasan berpendapat dengan
dibatasi dengan etika dan moral akademik menjadi dasar dalam interaksi kegiatan
akademik. Mahasiswa dibebaskan untuk mengemukakan pendapatsecara ilmiah dengan
berdasarkan dasar yang jelas, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
dan lebih kaya.
C. Standar Rancangan Pengembangan Suasana Akademik
Suasana akademik yang kondusif dikembangkan dengan membangun hubungan antara
sivitas akademika,khusunyamahasiswa dengandosenmelaluiberbagaikegiatan tridharma
PT. setiap dosenmembangunsistemteamyang akan merancang subtansi kuliah yang akan
diajarkan, metode pembelajaran, sumber belajar, media yang akan digunakan, serta
persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Penyususnan RPP
dan slabus disesuakan dengan kompetensi yang ingin dicapai, metode yang digunakan
serta disesuaikan dengan kemampuan daasar mahasiswa.
8. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
8
Suasana akademik yang dibentuk melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat,
yaitu dengan melibatkan mahasiswa sehingga melatih daya analisis, sikap kritis, kreativitas
dan inovasi dalam memahami kebenaran secara ilmiah.
D. Standar keterlibatan sivitas akademika dalam kegiatan akademik
Suasana akademik yang kondusif dapat diciptakan antara lain melalui hubungan dosen
dengan mahasiswa secara terbuka, harmonis dan professional. Hubungan dosen dan
mahasiswa terjalin melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain perkuliahan,
kelompok studi, untuk mengevaluasi seberapa jauh keberhasilan interaksi yang terjadi
sehingga dapat terciptanya suasana akademik yang kondusif.
Kegiatan akademik seperti diskusi, seminar, symposium, konferensi, workshop, pelatihan,
sharing pengetahuan dan pengalaman antar dosen merupakan upaya sivitas akademik
untuk menunjukkan kepada masyarakat maupun professi mengenai fungsi dan peran PT
sebagai pendidikan yang memberikan perhatian khusus pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta problematika yang dihadapi bangsa, sehingga dapat
menjadi bagian dari pemecahan masalah.
E. Standar pengembangan kepribadian ilmiah
PT sebagai institusi yang mengembangkan suasana akademik, menjadi suatu keharusan
untuk membentuk kepribadian ilmiah sivitas akademika secara berkelanjutan. Kepribadian
ilmiah akan terwujud, apabila sivitas akademika melaksanakan setiap aktivitas akademik
dengan penuh tanggungjawab dan dilandasi oleh etika dan budaya akademik. Kepribadian
ilmiah akan muncul dari mereka yang memiliki perilaku dan kepribadian dalam koridor
komunitas intelektual yang santun, jujur, memiliki budi pekerti, bermoral/akhlak mulia,
mampu bertindak professional, sesuai kode etik profesi.
Pengembangan kepribadian ilmiah dikalangan dosen difokuskan dengan memotivasi dosen
untuk melakukan kegiatan Tridhara PT secara proporsional, selain itu senantiasa
menjalankan dan melestarikan budaya baca dan menulis.
Pada proses pembelajaran disusun suatu proses keaktifan mahasiswa dengan
menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai serta menyusun kerangka kerja
praktik berdasarkan kerjasama lintas keilmuan (dalam hal ini lintas prodi) sehingga
diharapkan mampu membangun pemahaman secara konferhensif dan saling
berkesinambung satu sama lain sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
9. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
9
BAB V
PENGELOLAAN PENGENDALIAN STANDAR SUASANA AKADEMIK
A. Pembinaan Suasana dan Budaya Akademik
Suasana akadeik di PT tidak akan terwujud dengan sendirinya, elainkan harus direncanakan,
diorganisasikan, dioperasikan dan dikendalikan dengan model manajemen tertentu. Pendekatan
PDCA dengan prinsip kaizen diharapkan mampu menjadi penunjang penjagaan mutu serta menjadi
penyeimbang dan penyetaraan dengan pencapaian visi misi STIKes.
B. Pengukuran Kinerja Suasana Akademik
Peningkatan suasana akademik seperti halnya dengan peningkatan kinerja tidak terjadi secara acak
atau kebetulan, tetapi ebih merupakan akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang
direncanakan, diorganisir, dilaksanakan dan dikendalikan komperhensif dan terintegrasi. Semua
komponentterkaitdenganpencapaiantingkatmutu, suasana akademis yang baik dan lebihkondusif
harus disiapkan dan dikondisikan dengan baik.
Dimensi yang lazim digunakan sebagai komponen dalam program pembinaan suasana akademik
adalah, tata hubungan antar pribadi, kepedulian mengenai tujuan kelembagaan, kemampuan
inovasi, kepedulian pada peningkatan kualitas berkenajutan, kemampuan inovasi, kepedulian pada
peningkatankualitas berkelanjutan,kenyamanan suasana kerja dankondisiakademik yang kondusif
serta melibatkan komponen-komponen terkaitsecara ideal melalui PDCA dan dilaksanakan secara
berkelanjutan.
Langkah perbaikan dapat diawali dengan identifikasi maasalah utama dengan pemetaan, yang
dapat dijadikan tolok ukur sesuai harapan dengan menggunakan analisis SWOT, dan dilakukan
upaya perbaikan.
10. KEBIJAKAN SUASANA AKADEMIK STIKES
SURABAYA
10
PENUTUP
Suasana akademik yang kondusiftidak dapattercapai tanpa adanya kebebasan akademik.
Kebebasan akademik yang dimaksudkan di sini adalah kebebasan untuk menentukan
materi/subtassi embelajaran, penelitian serta metode penyampaian dan publikasai hasil penelitian
yang harus dilakukan.Sehubungan denganhal tersebutdiperlukanupaya manajemen STIKes untuk
mengembangkan dan menjaga tradisi maupun budaya akademik yang baik.
Pemberian otonomi yang lebih besar dipandang dapatmemberikan iklim yang lebih kondusifuntuk
menunjang kebebasan akademik di lingkungan STIKes, pemberian otonomi STIkes merupakan
penyelenggara kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kreatifitas, kemurnian, dan
produktivitas dari sivitas akademika, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang lebih optimal.