Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Hubungan bahasa dengan jenis kelamin (sex),
1.
2. Hubungan Bahasa dengan jenis kelamin (Sex),
Gender(Gender)
Perbedaan cara berbahasa antara kedua jenis kelamin
memang ada. Beberapa penelitian telah membenarkan perbedaan itu.
Diantaranya yang berhubungan dengan penggunaan bentuk-bentuk
bahasa yang bersifat baku dan tinggi (cf. Chambers 1995:102)
i. “Wanita memperlihatkan tahap kepekaan yang lebih tinggi
terhadap ciri-ciri bahasa yang diberi penilaian yang tinggi,
daripada lelaki” (Wolfram 1969:76).
ii. “Wanita memperlihatkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap
norma yang tinggi pada penggunaan bahasa mereka yang
sebenarnya serta sikap mereka terhadap bahasa” (Wolfram &
Fasold 1974:161)
3. iii. „Wanita, dengan mengambil dengan beberapa variable seperti
umur,pendidikan, den pendidikan sosial, menghasilkan
kebanyakan bentuk-bentuk bahasa, yang lebih dekay
sifatnya dengan bentuk- bentuk bahasa baku, atau
menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang lebih tinggi,
dibanding dengan lelaki (Trudgill 1983:161)
iv “Dalam keadaan strtifikasi sosiolinguistik yang baik, lelaki lebih
banyak menggunakan bentuk-bentuk tak baku , dibandingkan
dengan wanita
4. 6.2 Jenis Kelamin dan Gender
Jenis kelamin dan gender merupakan dua hal yang berbeda:
Jenis kelamin merupakan suatu konsep biologi. Sedangkan gender
adalah satu manifestasi sosiologi, yaitu di tentukan akibat proses
sosiologi.
Gender sebagai istilah linguistik juga dikaitkan dengan salah
satu kategori tatabahasa yang digunakan untuk menganalisis
golongan kata, terutama nama untuk dibedaka dengan yang :
a. Maskulin („lelaki/jantan‟) seperti “dewa”, “seniman”, “steward”,
(„pelayan lelaki dalam kapal terbang‟), dan “tiger‟ („harimau jantan‟)
5. b. Feminim („wanita/betina‟) seperti”dewi”, “seniwati” “stewardess”
(„harimau betina‟), serta
c. Neuter („bukan lelaki/jantan atau wanita/betina‟) seperti “batu”,
“sabun”, “malam”, “ball” („bola‟), dan “sun” („matahari‟).
Gender ini dikenal sebagai “natural gender” dan merujuk
kepada jenis kelamin dan objek yang benar –benar nyata didunia.
Gender yang tidak mempunyai kaitan persoalan dengan jenis
kelamin dikenal sebagai “gramatical gender” („gender tatabahasa
„). Istilah konsep gender diatas dikaitkan dengan kategori sosial.
6. 6.3 Perbedaan Bahasa Akibat Jenis Kelamin
Tidak banyak wanita yang mengahadapi masalah dalam
bahasa. Wanita lebih baik dalam membaca, wanita juga
menunjukan prestasi yang lebbih baik dari lelaki pada bidang
menguji kemampuan berbahasa.
Ada perbedaan antara dua jenis kelamin ini, yaitu perbedaan
tinggi nada suara. Selain itu, perbedaan biologi yang tidak bersifat
linguistik juga banyak, diantaranya:
1. Wanita tidak sebesar atau seberat lelaki, ini disebabkan kurangnya
otot pada badan wanita.
2. Wanita agak kurang rabun warna dibandingkan lelaki.
3. Lelaki lebih banyak di temui kiri daripada wanita yang menilis kiri.
7. 4. Wanita tidak mudah botak apabila usia mereka meningkat
5. Wanita diperkirakan lebih cepat dewasa, serta dapat hiduplebih lama
6. Wanita tidak mudah dijangkiti berbagai macam penyakit (Tailor &
Ounsted 1972)
6.4 Perbedaan Bahasa Akibat Gender
a. Penggunaan kata adverba (keterangan) yang berlebihan dan sangat
disukai wanita.
b. Kaum wanita dikatakan suka “banyak bicara”
c. Bahasa wanita lebih “halus/sopan” darp pada lelaki yang penuh
dengan kata kasar seperti mencarut.
D. Wanita dianggap lebih asli sifatnya daripada bahasa lelaki, terutama
yang berkenaan dengan dialek suatu daerah
8. 6.5 Pola Bahasa Wanita dan Bahasa Lelaki
Masyarakat koasati, sebuah golongan AS, menggunakan dua bentuk bahasa:
satu di tuturkan wanita dan satu lagi dituturkan oleh lelaki (Hass: 1944).
Bentuk Bahasa Bentuk Bahasa Makna
Wanita Lelaki
O: til O: tis saya sedang menyala
api
Lakawwil, Lakawwis saya sedang bicara
Wanita dibenarkan mengunakan bentuk bahasa lelaki ketika berbicara dengan
lelaki, begitu juga sebaliknya.