SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Hubungan Bahasa dengan jenis kelamin (Sex),
     Gender(Gender)
           Perbedaan cara berbahasa antara kedua jenis kelamin
memang ada. Beberapa penelitian telah membenarkan perbedaan itu.
Diantaranya yang berhubungan dengan penggunaan bentuk-bentuk
bahasa yang bersifat baku dan tinggi (cf. Chambers 1995:102)

i.      “Wanita memperlihatkan tahap kepekaan yang lebih tinggi
        terhadap ciri-ciri bahasa yang diberi penilaian yang tinggi,
        daripada lelaki” (Wolfram 1969:76).

ii.     “Wanita memperlihatkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap
        norma yang tinggi pada penggunaan bahasa mereka yang
        sebenarnya serta sikap mereka terhadap bahasa” (Wolfram &
        Fasold 1974:161)
iii.   „Wanita, dengan mengambil dengan beberapa variable seperti
       umur,pendidikan, den pendidikan sosial, menghasilkan
       kebanyakan bentuk-bentuk bahasa, yang lebih dekay
       sifatnya dengan bentuk- bentuk bahasa baku, atau
       menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang lebih tinggi,
       dibanding dengan lelaki (Trudgill 1983:161)


iv     “Dalam keadaan strtifikasi sosiolinguistik yang baik, lelaki lebih
       banyak menggunakan bentuk-bentuk tak baku , dibandingkan
       dengan wanita
6.2 Jenis Kelamin dan Gender

        Jenis kelamin dan gender merupakan dua hal yang berbeda:

   Jenis kelamin merupakan suatu konsep biologi. Sedangkan gender
   adalah satu manifestasi sosiologi, yaitu di tentukan akibat proses
   sosiologi.

        Gender sebagai istilah linguistik juga dikaitkan dengan salah
   satu kategori tatabahasa yang digunakan untuk menganalisis
   golongan kata, terutama nama untuk dibedaka dengan yang :

a. Maskulin („lelaki/jantan‟) seperti “dewa”, “seniman”, “steward”,
   („pelayan lelaki dalam kapal terbang‟), dan “tiger‟ („harimau jantan‟)
b. Feminim („wanita/betina‟) seperti”dewi”, “seniwati” “stewardess”
   („harimau betina‟), serta
c. Neuter („bukan lelaki/jantan atau wanita/betina‟) seperti “batu”,
  “sabun”, “malam”, “ball” („bola‟), dan “sun” („matahari‟).
    Gender ini dikenal sebagai “natural gender” dan merujuk
kepada jenis kelamin dan objek yang benar –benar nyata didunia.
Gender yang tidak mempunyai kaitan persoalan dengan jenis
kelamin dikenal sebagai “gramatical gender” („gender tatabahasa
„). Istilah konsep gender diatas dikaitkan dengan kategori sosial.
6.3 Perbedaan Bahasa Akibat Jenis Kelamin
        Tidak banyak wanita yang mengahadapi masalah dalam
   bahasa.     Wanita lebih baik dalam membaca, wanita juga
   menunjukan prestasi yang lebbih baik dari lelaki pada bidang
   menguji kemampuan berbahasa.
        Ada perbedaan antara dua jenis kelamin ini, yaitu perbedaan
   tinggi nada suara. Selain itu, perbedaan biologi yang tidak bersifat
   linguistik juga banyak, diantaranya:
1. Wanita tidak sebesar atau seberat lelaki, ini disebabkan kurangnya
    otot pada badan wanita.
2. Wanita agak kurang rabun warna dibandingkan lelaki.
3. Lelaki lebih banyak di temui kiri daripada wanita yang menilis kiri.
4. Wanita tidak mudah botak apabila usia mereka meningkat
5. Wanita diperkirakan lebih cepat dewasa, serta dapat hiduplebih lama
6. Wanita tidak mudah dijangkiti berbagai macam penyakit (Tailor &
Ounsted 1972)


6.4 Perbedaan Bahasa Akibat Gender
a. Penggunaan kata adverba (keterangan) yang berlebihan dan sangat
disukai wanita.
b. Kaum wanita dikatakan suka “banyak bicara”
c. Bahasa wanita lebih “halus/sopan” darp pada lelaki yang penuh
dengan kata kasar seperti mencarut.
D. Wanita dianggap lebih asli sifatnya daripada bahasa lelaki, terutama
yang berkenaan dengan dialek suatu daerah
6.5 Pola Bahasa Wanita dan Bahasa Lelaki
Masyarakat koasati, sebuah golongan AS, menggunakan dua bentuk bahasa:
satu di tuturkan wanita dan satu lagi dituturkan oleh lelaki (Hass: 1944).



Bentuk Bahasa          Bentuk Bahasa             Makna

Wanita                 Lelaki

O: til                 O: tis                    saya sedang menyala
                                                 api

Lakawwil,              Lakawwis                  saya sedang bicara



Wanita dibenarkan mengunakan bentuk bahasa lelaki ketika berbicara dengan
lelaki, begitu juga sebaliknya.
Hubungan bahasa dengan jenis kelamin (sex),

More Related Content

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar)

More from mujahidah khilafah (Shintia Minandar) (20)

Proposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia MProposal menulis karya ilmiah shintia M
Proposal menulis karya ilmiah shintia M
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructusMahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
Mahkota dewa atau phaleria papuana atau phaleriae fructus
 
Kisi kisi
Kisi kisiKisi kisi
Kisi kisi
 
Paper peserta diskusi
Paper peserta diskusiPaper peserta diskusi
Paper peserta diskusi
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 
Print peserta
Print pesertaPrint peserta
Print peserta
 
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan dataKriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
Kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data
 
1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char1105113581 shintia bu char
1105113581 shintia bu char
 
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacamIstilah variabel dapat diartikan bermacam
Istilah variabel dapat diartikan bermacam
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Rpp
RppRpp
Rpp
 
Glosarium 181213
Glosarium  181213Glosarium  181213
Glosarium 181213
 
Filologi 181213
Filologi 181213Filologi 181213
Filologi 181213
 
Implikatur shintia
Implikatur shintiaImplikatur shintia
Implikatur shintia
 
Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 

Hubungan bahasa dengan jenis kelamin (sex),

  • 1.
  • 2. Hubungan Bahasa dengan jenis kelamin (Sex), Gender(Gender) Perbedaan cara berbahasa antara kedua jenis kelamin memang ada. Beberapa penelitian telah membenarkan perbedaan itu. Diantaranya yang berhubungan dengan penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang bersifat baku dan tinggi (cf. Chambers 1995:102) i. “Wanita memperlihatkan tahap kepekaan yang lebih tinggi terhadap ciri-ciri bahasa yang diberi penilaian yang tinggi, daripada lelaki” (Wolfram 1969:76). ii. “Wanita memperlihatkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap norma yang tinggi pada penggunaan bahasa mereka yang sebenarnya serta sikap mereka terhadap bahasa” (Wolfram & Fasold 1974:161)
  • 3. iii. „Wanita, dengan mengambil dengan beberapa variable seperti umur,pendidikan, den pendidikan sosial, menghasilkan kebanyakan bentuk-bentuk bahasa, yang lebih dekay sifatnya dengan bentuk- bentuk bahasa baku, atau menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang lebih tinggi, dibanding dengan lelaki (Trudgill 1983:161) iv “Dalam keadaan strtifikasi sosiolinguistik yang baik, lelaki lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk tak baku , dibandingkan dengan wanita
  • 4. 6.2 Jenis Kelamin dan Gender Jenis kelamin dan gender merupakan dua hal yang berbeda: Jenis kelamin merupakan suatu konsep biologi. Sedangkan gender adalah satu manifestasi sosiologi, yaitu di tentukan akibat proses sosiologi. Gender sebagai istilah linguistik juga dikaitkan dengan salah satu kategori tatabahasa yang digunakan untuk menganalisis golongan kata, terutama nama untuk dibedaka dengan yang : a. Maskulin („lelaki/jantan‟) seperti “dewa”, “seniman”, “steward”, („pelayan lelaki dalam kapal terbang‟), dan “tiger‟ („harimau jantan‟)
  • 5. b. Feminim („wanita/betina‟) seperti”dewi”, “seniwati” “stewardess” („harimau betina‟), serta c. Neuter („bukan lelaki/jantan atau wanita/betina‟) seperti “batu”, “sabun”, “malam”, “ball” („bola‟), dan “sun” („matahari‟). Gender ini dikenal sebagai “natural gender” dan merujuk kepada jenis kelamin dan objek yang benar –benar nyata didunia. Gender yang tidak mempunyai kaitan persoalan dengan jenis kelamin dikenal sebagai “gramatical gender” („gender tatabahasa „). Istilah konsep gender diatas dikaitkan dengan kategori sosial.
  • 6. 6.3 Perbedaan Bahasa Akibat Jenis Kelamin Tidak banyak wanita yang mengahadapi masalah dalam bahasa. Wanita lebih baik dalam membaca, wanita juga menunjukan prestasi yang lebbih baik dari lelaki pada bidang menguji kemampuan berbahasa. Ada perbedaan antara dua jenis kelamin ini, yaitu perbedaan tinggi nada suara. Selain itu, perbedaan biologi yang tidak bersifat linguistik juga banyak, diantaranya: 1. Wanita tidak sebesar atau seberat lelaki, ini disebabkan kurangnya otot pada badan wanita. 2. Wanita agak kurang rabun warna dibandingkan lelaki. 3. Lelaki lebih banyak di temui kiri daripada wanita yang menilis kiri.
  • 7. 4. Wanita tidak mudah botak apabila usia mereka meningkat 5. Wanita diperkirakan lebih cepat dewasa, serta dapat hiduplebih lama 6. Wanita tidak mudah dijangkiti berbagai macam penyakit (Tailor & Ounsted 1972) 6.4 Perbedaan Bahasa Akibat Gender a. Penggunaan kata adverba (keterangan) yang berlebihan dan sangat disukai wanita. b. Kaum wanita dikatakan suka “banyak bicara” c. Bahasa wanita lebih “halus/sopan” darp pada lelaki yang penuh dengan kata kasar seperti mencarut. D. Wanita dianggap lebih asli sifatnya daripada bahasa lelaki, terutama yang berkenaan dengan dialek suatu daerah
  • 8. 6.5 Pola Bahasa Wanita dan Bahasa Lelaki Masyarakat koasati, sebuah golongan AS, menggunakan dua bentuk bahasa: satu di tuturkan wanita dan satu lagi dituturkan oleh lelaki (Hass: 1944). Bentuk Bahasa Bentuk Bahasa Makna Wanita Lelaki O: til O: tis saya sedang menyala api Lakawwil, Lakawwis saya sedang bicara Wanita dibenarkan mengunakan bentuk bahasa lelaki ketika berbicara dengan lelaki, begitu juga sebaliknya.