SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Download to read offline
i
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO
BULAN JUNI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Fitriani
PSW.B.2013.0065
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
i
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO
BULAN JUNI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Fitriani
PSW.B.2013.0065
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
i
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO
BULAN JUNI TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
Fitriani
PSW.B.2013.0065
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Bulan Juni tahun 2016
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Bulan Juni tahun 2016
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Bulan Juni tahun 2016
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................)
2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................)
3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................)
Raha Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................)
2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................)
3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................)
Raha Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................)
2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................)
3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................)
Raha Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Fitriani
NIM : 2013.IB.0065
Tempat / Tanggal Lahir : Wakadia. 16 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Wakadia
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 7 Kusambi 2001 - 2007
B. SMP : SMP Negeri 3 Kusambi 2007 - 2010
C. SMA : SMA Negeri 1 Kontunaga 2010 - 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan
menyelesaikannya tahun 2016.
v
KATA PENGANTAR
AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya
Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis
hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan
Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa
waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata
Raha.
v
KATA PENGANTAR
AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya
Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis
hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan
Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa
waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata
Raha.
v
KATA PENGANTAR
AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya
Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis
hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan
Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa
waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Sowite Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata
Raha.
vi
3. Ibu Waode Siti Amzia, SST., M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Mabodo yang
telah memberikan izin kepada penulis dalam penelitian ini.
4. Seluruh responden yang bersedia bekerja sama dengan penulis selama
melaksanakan penelitian.
5. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Akbid Paramata Raha yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.
6. Orang tuaku Ayahanda La Beni dan Ibunda Wa Hariani yang paling kucintai
dan kubanggakan, yang telah memberikan segala dukungan baik moril
maupun material serta doa restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus
selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT tetap menjaga orang-
orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.
7. Seluruh saudaraku (La Idun, Sri Muliani, Zainal Abidin) yang kusayangi
yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti Pendidikan di
Akademi Kebianan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
8. Orang yang tercinta Haidin, SP yang telah memberikan segala dukungan dan
doa serta memberi warna dihidupku baik suka dan duka.
9. Sahabat-sahabatku terutama kepada, Sitti Andriyani, Wiwin Winarsih, Ilawati,
Rahma Ningsih, Asni yang pernah menjadi temanku, terimakasih telah
memberi warna dalam persahabatan selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu atas
bantuanya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna
baik dari segi materi maupun penulisanya, sepata kata “Bagi Dialah yang
dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan dan pikirkan,
Seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam diri kita”. Olehnya itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT, Memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya tulis ilmiah ini.
Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Raha, Juli 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Lembar Persetujuan ................................................................................................ii
Lembar Pengesahan ...............................................................................................iii
Riwayat Hidup .......................................................................................................iv
Kata Pengantar ........................................................................................................v
Daftar Isi ..............................................................................................................viii
Daftar Tabel ............................................................................................................x
Daftar Lampiran .....................................................................................................xi
Pernyataan .............................................................................................................xii
Intisari ..................................................................................................................xiii
Bab I Pendahuluan..............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................5
D. Manfaaat Penelitian...............................................................................5
Bab II Tinjauan Pustaka......................................................................................7
A. Telaah Pustaka......................................................................................7
1. Pengetahuan....................................................................................7
a. Pengertian Pengetahuan.................................................. .........7
b. Tingkatan Pengetahuan.............................................................8
c. Pengukuran Pengetahuan........................................................11
d. Sumber Pengetahuan...............................................................11
2. Zat Gizi .........................................................................................13
a. Pengertian Gizi........................................................................13
b. Komponen Zat Gizi.................................................................13
3. Gizi Pada Bayi..................................................................... ........19
a. Prinsip Gizi Pada Bayi............................................................19
b. Macam-Macam Makanan Gizi................................................20
c. Cara Pengelolaan Mkanan Bayi..............................................21
B. Landasan Teori....................................................................................23
ix
C. Kerangka Konsep................................................................................25
D. Pertanyaan Penelitian..........................................................................25
Bab III Metode Penelitian..................................................................................26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..........................................................26
B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................26
C. Populasi dan sampel............................................................................26
D. Identifikasi Variabel Penelitian...........................................................27
E. Variabel dan Definisi Operasional......................................................27
F. Instumen Penelitian.............................................................................29
G. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................29
H. Jalannya penelitian..............................................................................33
Bab IV Hasil dan Pembahasan ..........................................................................37
A. Hasil penelitian ...................................................................................37
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian.............................................37
2. Karateristik Sampel........................................................................38
3. Analisis Univariat...........................................................................40
B. Pembahasan.........................................................................................42
Bab V Kesimpulan dan Saran.............................................................................49
A. Kesimpulan .........................................................................................49
B. Saran ...................................................................................................49
Daftar Pustaka......................................................................................................51
Lampiaran – Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. jadwal pemberian makanan menurut umur bayi ....................................22
Tabel 2. Definisi Operasional ..............................................................................27
Tabel 3. Tabel tenaga kesehatan ...........................................................................38
Tabel 4. Tabel Distribusi jumlah sampel menurut umur........................................38
Tabel 5. Distribusi jumlah sampel menurut pendidikan........................................39
Tabel 6. Distribusi jumlah sampel menurut kunjungan ke posyandu....................40
Tabel 7. Distribusi tingkat tahu Ibu........................................................................41
Tabel 8. Distribusi tingkat pemahaman.................................................................41
Tabel 9. Distribusi tingkat aplikasi........................................................................42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin penelitian...........................................................................51
Lampiran 2. Lembar Hasil Penelitian ( Cek list )..................................................52
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................55
Lampiran 4. Kuesioner ..........................................................................................56
xii
PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Fitriani
xiii
INTISARI
Fitriani (PSW.IB.2013.0065) “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna
bulan Juni Tahun 2016”. Dibawah bimbingan Dina Asminatalia dan Samudra
Taufik.
Latar belakang : Zat gizi disebut juga nutrient, sari makanan yang penting untuk
kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Status
gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat
gizi. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 07 Juli 2016 di Wilayah Kerja
Puskesmas Mabodo Kecamatan Barangka Kabupaten Muna kepada 120 ibu yang
memiliki bayi usia 0-11 bulan 29 hari.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.
Hasil penelitian : Hasil penelitian terhadap 120 ibu yang memiliki bayi di
wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna diperoleh hasil yang
berpengetahuan baik sejumlah 47 orang atau 39,17 %, tingkat tahu ibu cukup
berjumlah 32 orang atau 26.67 % sedangkan tingkat tahu ibu kurang berjumlah 41
orang atau 34.16, yang memiliki pemahaman baik berjumlah 42 orang atau 35 %,
pemahaman cukup 32 orang atau 26.67 %, sedangkan pemahaman kurang
sebanyak 46 orang atau 38.33 %. Dan yang memiliki aplikasi baik berjumlah 33
orang atau 27.51 %, aplikasi cukup sebanyak 28 orang atau 23.33 % dan yang
memiliki aplikasi kurang sebanyak 59 orang atau 49.16 %.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang gizi pada
bayi diwilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna Tahun 2016 pada ibu
yang memiliki tingkat tahu tentang gizi pada kategori baik sebesar (39,17 %),
tingkat memahami kurang (38.33 %) dan tingkat aplikasi kurang (49.16 %).
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Gizi, bayi.
Daftar Pustaka : 12 Kepustakaan (2007-2015)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-11 bulan 29 hari. Masa bayi
merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi
terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai
berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat (Muhammad,2013).
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa.
Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan
makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu
yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang
diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang diperlukan pada
masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi
membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan
pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga (Proverawati dan Asfuah, 2009).
Status gizi masyarakat ditentukan oleh makanan yang dimakan. Hal
tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di masyarakat, sistem pengolahan
makanan, baik modern ataupun tradisional, distribusi pagan hingga sampai di
masyarakat. Asupan gizi menentukan kesehatan masyarakat terkait imunitas tubuh
terhadap suatu penyakit. Faktor lain yang mempengaruhi status gizi masyarakat
1
2
adalah pelayanan kesehatan, kemiskinan, pendidikan, sosial budaya, gaya hidup,
yang dapat mempengaruhi produktivitas atau kualitas sumber daya masyarakat.
Perubahan iklim akibat pemanasan global pun turut mempengaruhi ketahanan dan
keamanan pangan, terutama bagi Indonesia sebagai negara agraris. Kondisi
tersebut dapat mengakibatkan rusaknya tanaman pagan maupun kurangnya
kandungan gizi yang terkandung di dalamnya sehingga mempengaruhi kondisi
gizi masyarakat (Dewi dan Mustika, 2012).
Menurut WHO pada tahun 2012 Berdasarkan perkembangan masalah gizi
jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak, dan keadaan
kurang gizi menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian anak
diseluruh dunia. asia selatan merupakan daerah yang memiliki prevalensi kurang
gizi terbesar di dunia, yaitu sebesar 46%, disusul sub sahara Afrika 28%, Amerika
Latin/Caribbean 7 % dan yang paling rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur dan
Commonwealth of Independent States(CEE/CIS) sebesar 5 % (UNICEF,2006).
Keadaan kurang gizi pada anak juga dapat dijumpai di Negara berkembang,
termasuk di Indonesia (Muhammad,2013).
Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukan dua kondisi yang ekstrem. Mulai
dari kelaparan sampai pola makan yang yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah
serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai kegemukan. Hal
yang sama juga terjadi di Indonesia. Saat sebagian besar banggsa Indonesia masih
menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi, dan anak secara bersamaan
timbul masalah gizi lain yaitu gizi lebih yang berdampak pada obesitas. Hal ini
akan menghambat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat
3
berperan penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa.
Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab kekurangan gizi (Dewi dan Mustika,
2012).
Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa rata-rata
asupan kalori dan protein anak balita Indonesia masih dibawa angka kecukupan
Gizi (AKG). Sekitar sepertiga anak masih mengalami status gizi pendek
(termasuk sangat pendek) dan seperenam anak balita masih mengalami gizi
kurang (termasuk gizi buruk). Akibatnya tinggi badan rata-rata balita Indonesia
lebih pendek dari pada standar rujukan WHO 2005 dan mempunyai risiko
kehilangan tingkat kecerdasan (Dewi dan Mustika,2012).
Gizi buruk pada anak masih menjadi masalah di Indonesia, bahkan sampai
2011 ada sekitar satu juta anak yang mengalami gizi buruk diantara 240 juta
penduduk Indonesia. Seperti di Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Salah satu
faktor penyebabnya adalah letak geografis yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Penyebab lainya adalah faktor perilaku, seperti pengolahan pangan yang tidak
benar, akibat faktor pendidikan yang rendah di masyarakat (dewi dan Mustika,
2015)
Menurut Dep Kes RI, (2012), masalah gizi di Indonesia yang belum selesai
adalah masalah gizi kurang dan pendek (stunting). Pada tahun 2010 prevalensi anak
stunting 35.6 %, artinya 1 diantara tiga anak kita kemungkinan besar pendek.
Sementara prevalensi gizi kurang telah turun dari 31% (1989), menjadi 17.9% (2010).
Dengan capaian ini target Millenium Development Goals (MDGs) sasaran 1 yaitu
menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 15.5% pada tahun 2015 diperkirakan
dapat dicapai (Mery, 2014).
4
Masa pertumbuhan bayi berumur 6-12 bulan membutuhkan asupan gizi
tidak hanya cukup dengan ASI saja, karena produksi ASI pada saat itu semakin
berkurang sedangkan kebutuhan bayi semakin meningkat seiring bertambahnya
umur dan berat badan, oleh karena itu bayi harus mendapat makanan pendamping
selain ASI (MP-ASI) untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di
dalam ASI. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang jenis dan cara mengolah
makanan bayi dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi
(Proverawati dan Asfuah, 2009).
Status adalah posisi atau perangkat yang di defenisikan secara sosial yang
diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Dan gizi adalah ikatan
kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan. Oleh sebab itu menurut Manaf ( 2007 ), Status gizi merupakan
kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi dan diperlukan oleh
tubuh dalam susunan makanan dan perbandingannya satu dengan yang lain. Status
gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaa
zat-zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang gizi dan gizi lebih ( Hasdianah,
dkk, 2014).
Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan
yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk
pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh
secara normal dan produksi tenaga. Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang
5
terkandung dalam makanan yang diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh
secara normal. Sedangkan status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient,
sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai
akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk. 2014).
Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang
bergizi yang disebut makanan pendamping ASI ( MP-ASI). MP-ASI merupakan
makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian
MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai
dengan kemampuan pencernaan bayi/balita. Bayi dan balita seharusnya mendapat
MP-ASI untuk mencegah kekurangan gizi (Proverawati dan Asfuah, 2009).
Berdasarkan data profil 2015 untuk jumlah gizi buruk pada balita
sebanyak 32.521 jiwa sedangkan presentase di sulawesi tenggara di dapatka
sebanyak 274 sebesar (0,842 % ) dari jumlah gizi buruk di seluruh Indonesia
(Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2014).
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2013 jumlah penderita gizi
buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880 orang ( 0,289 %).
Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orang dari jumlah balita
28.042 orang (0,171 %) jumlah balita kekurangan gizi berdasarkan berat badan
menurut umur sebanyak 50 orang dari jumlah balita 28.042 orang (0,174 %) .
Sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita gizi buruk pada balita sebanyak 45
orang dari jumlah balita 20.304 orang (0,221 % ) jumlah penderita gizi kurang
6
berdasarkan umur sebanyak 54 orang dari jumlah balita 20.304 orang (0,227 % ) (
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, Tahun 2016).
Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan di Kabupaten Muna
tahun 2015 jumlah bayi 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo
berjumlah 153 orang, bayi yang di beri ASI esklusif sebanyak 59 orang (61,43%)
(Dinkes Kabupaten Muna, 2015).
Berdasarkan data awal yang di dapatkan di Puskesmas Mabodo tahun
2015, bayi yang mengalami gizi buruk sebanyak 1 orang, gizi kurang berdasarkan
berat badan menurut umur sebanyak 20 orang dari 153 bayi dan sedangkan pada
tahun 2016 sampai bulan Juni bayi yang mengalami gizi buruk sebanyak 1 orang
dari 170 bayi dan gizi kurang berdasarkan umur sebanyak 10 orang dari 170 bayi.
Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi penting
dimiliki oleh ibu, karena kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan masalah
gizi pada anak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan
Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016.
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di Desa Kabupaten Muna Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan
tingkat tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016.
b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasrkan
pemahaman di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016.
c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi
berdasarkan aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 .
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoreitis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang
gizi pada bayi.
b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.
c. Dapat berfungsi sebagai referensi bagi rekan-rekan yang ingin melanjutkan
penelitian ini, serta sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan
pengetahuan tentang gizi pada.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan.
8
b. Bagi Puskesmas
Menjadi sumber informasi atau sumber data, dan sebagai bahan evaluasi
dalam mengembangkan pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi.
c. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
merencankan dan mengembangkan program intervensi kesehatan untuk
mengatasi masalah yang ada berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang
gizi pada bayi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Defenisi pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif, merupakan domain
yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan.
Domain tingkat pengetahuan kognitif mempunyai enam tingkatan,
meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan mengefaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan
adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui
pengalaman, belajar ataupun informasi yang diterima dari orang lain
(Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat, yakni :
9
10
1) Tahu
Tahu diartika sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termaksud dalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali terhadap sesutu yang spsifik dari seluruh bahan yang di pelajari
atau rangsangan yang telah di terima.
2) Memahami
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan tentang objek,
yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (riil). Aplikasi di
sini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan lain sebagainya dalam kontejs atau situasi lain.
4) Analisa
Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitanya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan
kata-kata kerja.
11
5) Sintesis
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penelitian terhadap
suatu objek. Penilain-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-krieria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2010).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 6 yaitu :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Tingkat pendidikan menunjukan korelasi positif dengan
terjadinya perubahan positif yang meningkat dengan demikian
pengetahuan juga meningkat. Pembagian pedidikan menurut
Depdiknas yaitu pendidikan dasar (SD, SMP), menengah (SMK,
MA), tinggi (Akademi, PT).
2) Informasi
Seorang mempunyai informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
12
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan meliputi sikap dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
5) Sosial ekonomi
Tingkat pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Semakin tinggi tingkat ekonomi akan menambah
pengetahuan.
6) Umur
Jumlah tahun yang dilalui ibu sejak kelahiranya hingga ulang
tahun terakhir (Notoatmodjo, 2010).
d. Pengukuran Pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan diatas (Notoatmodjo,
2010).
e. Sumber Pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo ( 2010), sumber-sumber pengetahuan sebagai
berikut:
13
1) Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama.
Berbentuk norma dan kaidah baku yang berlaku di dalam
kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkandung
pengetahuan yang kebenaranya tidak dapat dibuktikan secara
rasional dan empiris, tetapi sulit di kritik untuk diubah begitu saja.
Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan dan kepercayaan secara
bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung
bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif.
2) Pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain.
Pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat
di percayai adalah orang tua, guru, ulama, orang yang di tuakan,
dan sebagainya. Apapun yang mereka katakan, benar atau salah,
baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan
dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karna kebanyakan orang
telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup
berpebgalaman dan berpengetahuan lebih luas.
Sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi
persoalanya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa di
percaya.Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuanya itu
merupakan hasil pikiran dan pengalaman yang telah teruji
kebenaranya. Jika kesaksianya adalah kebohongan, hal ini akan
membahayakn kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.
14
3) Pengalaman
Bagi manusia pengalaman adalah alat penyelenggaraan
kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah
dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula
melakukan kegiatan hidup.
4) Akal pikiran
Berbeda dengan panca indra, akal pikiran memiliki sifat
lebih rohani. Akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang
metafisis, abstrak, universal, yang seragam dan bersifat tetap. Akal
pikiran cendrung memberikan pengetahuan yang lebih umum,
objektif dan pasti.
5) Intuisi
Berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat
spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan
kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi
merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya,
tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran. Ketika
dengan serta merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak
berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada dalam
pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif
ini kebenaranya tidak dapat diuji dan bersifat personal.
15
2. Zat Gizi
a. Pengertian gizi.
Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan
pangan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme
menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan,
bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal dan produksi tenaga.
Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang terkandung dalam makanan yang
diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Sedangkan
status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient, sari
makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan
tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk,
2014).
Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat
gizi yang dikenal ada lima yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007).
b. Komponen zat gizi.
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi
bayi, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan
makro dan golongan mikro. Untuk golongan makro terdiri dari kalori dan
H2O (air), kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan
16
kelompok zat mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Adapun komponen
zat gizi adalah sebagai berikut:
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan
mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah
yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15 % dari kalori
yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat
badan menurun, demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (obesitas).
Karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, bua-buahan,
sukrosa, tepung dan sayur-sayuran.
2) Lemak
Lemak merupakan sumber kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-
lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan
waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan
menyebabkan terjadinya perubahan kulit khusunya asam linoleat yang
rendah, berat badan kurang akan tetapi apabila jumlah lemak yang
banyak akan menyebabkan terjadinya hiperlipidema, hiperkolesterol,
atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain.
17
Lemak dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan,
keju, kacang-kacangan dan minyak sayur.
3) Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk petumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Jumlah
protein dalam tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup
apabila jumlanya berlebihan dapat memperburuk insufisiensi ginjal
demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan
kelemahan, oedema dan kwashiorkor apabila kekurangan protein saja
tetapi jika kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus. Zat
gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas,
keju, kedele, kacang, buncis dan padi.
4) Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,
mengingat kebutuhan air pada bayi, relative tinggi 75-80% dari berat
badan dibandingkan dengan orang dewasa hanya 55-60%. Air bagi
tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler,
sebagai mediun untuk ion, transport nutrien, dan produk buangan serta
pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan
semua makanan.
18
5) Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan
organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain :
a) Vitamin A (retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup
yang mempunyai pengaruh dalam kemampuana fungsi mata serta
pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan maturasi
epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu,
kuning telur, margarine, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, dan
buah-buahan.
b) Vitamin B komplek (thiamin) yang merupakan vitamin yang larut
dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak yang dapat
menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi,
nyeri kepala, insomnia, takikardia, oedema, asam piruvat dalam
darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang
kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging,
susu, padi, biji-bijian, kacang dan lain-lain.
c) Vitamin B2 (riboflavin), merupakan vitamin yang sedikit larut
dalam air. Vitamin ini tersedia dalam jumlah cukup, apabila
kekurangan dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur,
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh didalam
susu, keju, hati daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.
19
d) Vitamin B 12 (sianokobalamin), merupakan vitamin yang sedikit
larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel
darah merah dalam sum-sum tulang, pengaruh kekurangan vitamin
ini dapat menyebabkan anemia, dan vitamin ini dapat diperoleh
dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju.
e) Vitamin C (asam ascorbat), merupakan vitamin yang larut dalam
air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya,
kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses
penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam tomat, buah
semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.
f) Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak, dan
akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam
mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor dengan
mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali
fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
pertumbuhan jelek dan osteomalaisia. Vitamin ini dapat diperoleh
dari dalam usus, margarine, minyak ikan, pemaparan cahaya
matahari atau sumber ultra violet lain.
g) Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak
stabil terhadap sinar ultafiolet yang dapat berfungsi dalam
meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta
menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat
menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi premature dan
20
akan menyebabkan kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin E ini
dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.
h) Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat
berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II,
VII, IX, X, yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup apabila
terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan
metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam
sayuran berdaun hijau, daging dan hati.
6) Mineral
Mineral esensial diklasifikasikan kedalam mineral makro dan
mineral mikro. yang termasuk dalam mineral makro adalah kalsium,
fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan magnesium. Sedangkan
yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan,
tembaga, iodium, molybdenum, cobalt, chromium, silikon, vanadium,
nikel, arsen, dan flour. Fugsi umum mineral adalah mempertahankan
keseimbangan asam-basa, sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis,
sebagai komponen esensial senyawa tubuh, mempertahankan
keseimbangan air tubuh, mentransmisi implus syaraf, mengatur
kontraksi otot, serta untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Semua zat
gizi tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup (Hasdianah,
dkk, 2014).
21
3. Gizi Pada Bayi
a. Prinsip gizi pada bayi.
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang
dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk
mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang
diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar
kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu
matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor,
klor, kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan
makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan pendamping
ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga (Proverawati dan Asfuah, 2009).
b. Kebutuhan nurtrisi berdasrkan usia tumbuh kembang.
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda,
dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi
berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada bayi dapat dikelompokan
berdasrkan usia anak, yakni:
1) Umur 0-6 bulan
Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu
(ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan
22
gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup
pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor
kekebalan, dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang
berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit,
enzim dan hormon
2) Umur 6-9 bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan
kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu,
bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi
disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan
lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah
mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan
memasukan semua makanan kedalam mulut, untuk itu perlu
pengawasan dalam setiap aktifitas anak.
3) Umur 9-12 bulan
Pada anak usia ini masih tetap diberikan ASI dengan
penambahan pada bubur susu, bentuk makanan yang disediakan dapat
lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi
dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini
anak sering senang makan sendiri dengana sendok atau suka mencoba
makan sendiri dan makan dengan tangan, pada anak usia ini
23
merupakan usaha yang baik dalam menentukan ketangkasan dan
merasakan bentuk makanan (Proverawati dan Asfuah, 2009).
c. Macam-macam makanan bayi.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, berikanlah ASI saja
sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kontak fisik dan hisapan
bayi akan merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah
lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi.
Pada usia 0-6 bulan makanan yang di butuhkan oleh bayi adalah
ASI karena ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan
kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6
bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan
antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam
pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon.
Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan
selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangannya di perlukan
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Adapun jenis-jenis MP-ASI yang
diberikan diantaranya:
1) Makanan saring
Makanan saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring
tampak kurang merata dan bentunya lebih kasar dari makanan lumat
24
halus contoh : bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok dan
lain-lain.
2) Makanan lunak
Makanan lunak adalah makana yang dimasak dengan banyak air dan
tampak berair, contoh : bubur nasi, nasi tim, kentang puri dan lain-
lain.
3) Makanan padat
Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak tampak berair dan
biasanya disebut makanan keluarga, contoh: nasi tim, bubur kacang
ijo, kentang rebus, biskuit dan lain-lain (Proverawati dan Asfuah,
2009).
d. Cara pengelolaan makanan bayi.
Pengelolaan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan
umurnya. Ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan
kemampuan sistem pencernaanya berbeda-beda. Berikut pengelolaan
makanan berdasarkan umur.
1) Pemberian makanan bayi pada umur 0-6 bulan
Pada usia 0-6 bulan makanan yang di butuhkan oleh bayi adalah
ASI karena ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan
kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup
pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor
kekebalan, dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang
25
berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit,
enzim dan hormon.
2) Pemberian makanan bayi umur 6-9 bulan
a) Pemberian ASI diteruskan
b) Pada umur 6 bulan alat cernah sudah lebih berfungsi, bayi mulai
diperkenalkan dengan MP-ASI lumat dua kali sehari
c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah
sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan, minyak
kelapa atau margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori
makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang
larut dalam lemak.
3) Pemberian makanan bayi umur 10-12 bulan
a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan
keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi
harus diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga.
b) Berikan makanan selingan satu kali sehari. Pilihlah makana
selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo dan
buah.
c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan
(Proverawati dan Asfuah 2009).
26
Tabel 1. Jadwal pemberian makanan pendamping ASI menurut
umur bayi
Umur Jenis makanan Frekuensi
pemberian
0-6 bulan ASI. Setiap kali bayi
lapar/menagis
6-7 bulan ASI, bubur lunak/sari buah
bubur tepung
Sekehendak
1-2 kali sehari
7-9 bulan ASI,buah-buahan, bubur/roti,
daging kacang-kacangan,
minyak, santan, sari buah
tanpa gula
Sekehendak 3-
4 kali sehari
9-12 bulan ASI, makanan seperti orang
dewasa, telur/kuning telur,
jeruk.
4-5 kali sehari
Sumber : proverawati dan Asfuah (2009)
e. Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Gizi didalamya memiliki keterkaitan yang erat
hubunganya kesehatan dan kecerdasan. Apabila anak terkena defiensi zat
gizi maka kemungkinan besar anak mudah terkena infeksi. Gizi sangat
berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan misalnya
melalui diare dan muntah-muntah serta metabolisme makanan pada anak.
Selain itu juga dapat diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi
imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi
tubuh (Asiah, 2013).
27
Penyakit kwashiorkor dan marasmus menyebabkan penderita
kehilangan bahan makanan, penghancuran jaringan tubuh semakin
meningkat, karena digunakan untuk pembentukan protein atau enzim-
enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh ini akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
Selain itu yang lebih parahnya lagi, kuman-kuman yang tidak berbahaya
pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan kematian bagi anak
dengan gizi buruk. Gejala merupakan gejala penyakit yang penting dan
dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti lapar, kebanyakan makan,
salah makan dan lain-lain. Gejala penyakit ini dapat berbahaya dan
menyebabkan kematian pada anak-anak kecil terutama jika didapatkan
pada penderita dengan gizi buruk. Masalah defisiensi gizi khususnya KPP
menjadi perhatian karena menunjukan adanya efek jangka panjang
terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Gizi kurang
banyak diderita oleh anak-anak Indonesia yaitu marasmus dan
kwashiorkor. Ancaman perkembangan gangguan otak akibat kurang gizi
lebih sering terjadi pada anak yang marasmus dibanding dengan anak yang
kwashiorkor (Proverawati dan Asfuah, 2009).
B. Landasan Teori
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan
28
telinga. Pengetahuan atau kognitif, merupakan domain yang sangat penting akan
terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan
yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk
pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh
secara normal dan produksi tenaga. Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang
terkandung dalam makanan yang diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh
secara normal. Sedangkan status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient,
sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai
akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk, 2014).
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-11 bulan 29 hari. Masa bayi
merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi
terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai
berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat (Muhammad, 2013).
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi, secara
umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan
mikro. Untuk golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), kalori berasal dari
29
karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan kelompok zat mikro terdiri dari
vitamin dan mineral (Hasdianah, dkk, 2014).
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa.
Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan
makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu
yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang
diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang diperlukan pada
masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi
membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan
pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga (Proferawati dan Asfuah, 2009).
30
C. Kerangka konsep
Berdasarkan konsep pemikiran yang telah dikemukakan diatas maka
disusun kerangka konsep.
Keterangan :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Hubungan antar Variabel
Gambar 1. Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan tingkat
tahu di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016
2. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasrkan tingkat
pemahaman di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016
3. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan tingkat
aplikasi di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016
Tahu
Ibu yang memiliki
bayi
Memahami
Aplikasi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahuai bagaimana Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di
wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0-
11 bulan pada bulan Juni Tahun 2016 di wilayah kerja puskesmas Mabodo
yang berjumlah 170 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai bayi
0-11 bulan pada bulan Juni 2016. Penarikan sampel yang digunakan ialah
purposive sampling. Besaran sampel pada penelitian ini ditentukan dengan
rumus besaran sampel seperti dibawah ini :
=
N
N. d + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
31
32
d2
= presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)
=
170
170(0,05) + 1
=
170
170(0,0025) + 1
=
170
0,425 + 1
=
170
1,425
n = 119,29
Jadi, n = 120 orang
3. Kriteria Sampel
Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi, maka
sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kritera inklusi dan
kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan
kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel (Notoatmojo, 2010).
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu yang mempunyai bayi yang ber usia 0-11 bulan yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas Mabodo pada saat di lakukan penelitian.
2) Ibu yang mempunyai alamat yang jelas
3) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi:
1) Ibu yang tidak menetap di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
33
2) Bayi yang sudah meninggal pada saat dilakukan penelitian
3) Bayi yang sudah ber umur 1 tahun pada saat di lakukan penelitian di
wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016.
A. Identivikasi Variabel Penelitian.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri sifat atau ukur yang
dimiliki oleh atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu.
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu pada tingkat
tahu, memahami, dan aplikasi.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi
B. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Siswanto, dkk, 2013).
34
Tabel 2 Definisi operasional
No Variabel
Devinisi
Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur Skala
1. Dependen
Ibu yang
memiliki bayi
Ibu yang
memiliki bayi
ber usia 0-11
bulan.
2. Independent
Tahu
Segala sesuatu
yang diketahui
ibu tentang
gizi pada bayi.
a. Baik: apabila skor 76-
100% dari total skor
b. Cukup: apabila skor 56-
75%
c. Kurang: apabila skor
kurang dari 55% dari
total skor
Kuesioner Ordinal
Pemahaman Segala sesuatu
yang dipahami
ibu tentang
gizi pada bayi.
a. Baik: apabila skor 76-
100% dari total skor.
b. Cukup: apabila skor 56-
75% dari total skor.
c. Kurang:apabila skor
kurang dari 55% dari total
skor.
Kuesioner Ordinal
Aplikasi Segala
kemampuan
atau bentuk
pengaplikasian
dari
pengetahuan
yang dimiliki
a. Baik: apabila skor 76-
100% dari total skor.
b. Cukup: apabila skor 56-
75% dari total skor.
c. Kurang:apabila skor
kurang dari 55% dari total
skor
Kuesioner Ordinal
35
C. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu daftar
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, mengenai pengetahuan ibu tentang
gizi pada bayi.
D. Pengolahan dan Analisis data
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung
jumlah kuisioner yang kembali.
2. Coding
Coding adalah melakukan kode untuk masing-masing item pertanyaan.
3. Skoring
Skoring adalah menilai masing-masing item dengan menggunakan perhitungan
kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasanya
yang dipersentasikan dan diuraikan dalam bentuk naratif, dengan kriteria skor:
Benar = 1
Salah = 0
E. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus
surat izin penelitian kepada institusi dan melapor kepada Kepala Badan
KESBANG POL Kabupaten Muna, kemudian mengantar surat tembusan
36
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Kepala puskesmas
Mabodo Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data
dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaanya dimulai dengan menghubungi bidan kordinator
puskesmas Mabodo untuk memperoleh data dilapangan. Pengambilan data
dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada ibu-ibu yang memiliki
bayi usia 0-11 bulan. Setelah memperoleh data dari hasil pengambilan
sampel sebanyak 120 orang kemudian melakukan editing, coding,
processing dan tabulasi pada penelitian ini digunakan tabel, karena
berguna untuk mempermudah dalam penyusunan ke sdalam instrumen.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan
secara Deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
a. Keadaan Geografi
Puskesmas Mabodo terletak di Kecamatan Kontunaga Kabupaten
Muna Sulawesi Tenggara. Daerah ini sangat strategis karena berada
ditengah-tengah pemukiman penduduk sehingga memudahkan masyarakat
untuk mengakses tempat ini.
Puskesmas Mabodo berada dalam Wilayah Kabupaten Muna dengan
jarak 10 km dari pusat kota Muna dan dicapai melalui darat, dengan batas
wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Watopute, sebelah
selatan dengan Kecamatan Kabawo, sebelah timur dengan Kecamatan
Lohia, dan sebelah barat dengan Kabupaten Muna barat. Puskesmas
Mabodo mempunyai wilayah kerja meliputi 5 desa yaitu Desa Bungi, Desa
Masalili, Desa Kontunaga, Desa Liabalano, dan Desa Mabodo.
b. Demografi
Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo sekitar 15.122 jiwa.
c. Sarana dan Tenaga Kesehatan
1) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang dimiliki Puskesmas Mabodo terdiri dari
3 Pustu, 2 Poskesdes, 11 Posyandu.
37
38
2) Tenaga Kesehatan
Untuk mengetahui jumlah tenaga di Puskesmas Mabodo, dapat dilihat
pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Tenaga kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo bulan
Juli Tahun 2016
No Jenis Tugas Jumlah
1. Dokter 2 Orang
2. Bidan 6 Orang
3. Perawat 13 Orang
4. Gizi 5 Orang
5. Farmasi 2 Orang
6. SKM 4 Orang
7. SPK 1 Orang
8 Promkes 2 Orang
9 Honorer 38 Orang
Jumlah 73
Sumber : Data Primer, 2016
2. Karateristik Responden
a. Umur ibu
Berdasarkan tingkat umur di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan
kontunaga Tahun 2016, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut umur di Wilayah
kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni tahun 2016
Umur ( Tahun ) Frekuensi (f) Persentase ( % )
< 20 Tahun 25 20.83
21 – 30 Tahun 50 41.67
31– 40 Tahun 37 30.83
41 – 50 Tahun 8 6.67
Jumlah (n) 120 100
Sumber : Data Primer, 2016
39
Tabel 4 menunjukan bahwa ibu bayi ber umur antara 18- 23 Tahun
sebanyak 25 orang atau (20.83 %), 24-29 Tahun sebanyak 47 orang atau
(39.17 %), 30-35 Tahun sebanyak 37 orang atau (30.83 %) dan 36-41 Tahun
sebanyak 11 orang atau (9.17 %).
b. Pendidikan Ibu
Berdasarkan tingkat pendidikan responden di wilayah kerja puskesmas
Mabodo Kecamatan kontunaga pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut pendidikan di
Wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni Tahun 2016
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase ( % )
Tinggi 51 42.51
Rendah 58 48.33
Tidak Sekolah 11 9.16
Jumlah (n) 120 100
Sumber : Data Primer, 2016
Dari tabel 5 menunjukan bahwa, ibu yang berpendidikan tinggi
sebanyak 51 orang atau (42.51 %), pendidikan rendah sebanyak 58 orang
atau (48.33 %) dan sebagian kecil atau 11 orang (9.16 %).
c. Kunjungan ke Posyandu
Berdasarkan tingkat kunjungan ke posyandu responden di wilayah kerja
puskesmas Mabodo pada Bulan Juni tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 6
berikut ini:
40
Tabel 6. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut kunjungan ke
posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni
Tahun 2016
Kunjungan ke Posyandu Frekuensi (f) Persentase ( % )
Rutin 117 97.51
Tidak teratur 3 2.49
Tidak pernah 0 0
Jumlah (n) 120 100
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 6 menunjukan bahwa, responden yang kunjungan ke posyandu
rutin sebanyak 117 orang atau (97.51 %), tidak teratur sebanyak 3 orang
atau (2.49% ), sedangkan yang tidak pernah 0.
3. Analisis Univariat
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data sesuai dengan
tujuan penelitian, selanjutnya hasil penelitian akan disajikan dalam beberapa
tabel distribusi disertai dengan narasi atau penjelasan tabel sebagai berikut ini:
a. Tingkat Tahu
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat tahu ibu tentang gizi
pada bayi di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga
Kabupaten Muna pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 7
berikut ini:
41
Tabel 7. Distribusi Tingkat Tahu Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten
Muna pada bulan Juni Tahun 2016
Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 47 39.17
Cukup 32 26.67
Kurang 41 34.16
Jumlah (n) 120 100
Sumber : Data Primer, 2016
Tabel 7 menunjukan bahwa dari 120 responden ditemukan tingkat
tahu ibu baik berjumlah 47 orang atau (39.17 %,) tingkat tahu ibu cukup
berjumlah 32 orang atau (26.67 %) sedangkan tingkat tahu ibu kurang
berjumlah 41 orang atau (34.16 %).
b. Tingkat Pemahaman
Pembagian responden berdasarkan tingkat memahami tentang gizi pada bayi
di wilayah kerja puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten
Muna pada Bulan Juli Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Distribusi Tingkat Pemahaman Ibu tentang Gizi pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga
Kabupaten Muna pada bulan Juni Tahun 2016
Tingkat pemahaman Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 42 35
Cukup 32 26.67
Kurang 46 38.33
Jumlah (n) 120 100
Sumber : Data Primer, 2016
42
Tabel 8 menunjukan bahwa, pemahaman ibu tentang gizi pada bayi,
menunjukan dari 120 responden ditemukan tingkat pemahaman ibu yang
baik berjumlah 42 orang atau (35 %), tingkat pemahaman cukup berjumlah
32 orang atau (26.67 %) sedangkan tingkat pemahaman kurang berjumlah
46 orang atau (38.33 %).
c. Tingkat Aplikasi
Pembagian responden berdasarkan tingkat aplikasi tentang gizi pada bayi di
wilayah kerja puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna
pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut ini:
Tabel 9. Distribusi Tingkat Aplikasi Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna
pada bulan Juni Tahun 2016
Tingkat aplikasi Frekuensi (f) Persentase (% )
Baik 33 27.51
Cukup 28 23.33
Kurang 59 49.16
Jumlah (n) 120 100
Sumber: Data Primer, 2016
Tabel 9 menunjukan bahwa dari 120 responden ditemukan tingkat
aplikasi ibu yang baik berjumlah 33 orang atau (27.51 %), tingkat aplikasi
cukup berjumlah 28 orang atau (23.33 %) sedangkan tingkat aplikasi kurang
berjumlah 59 orang atau (49.16 %).
43
B. Pembahasan
1. Tingkat tahu
Tingkat tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau
ransangan yang telah diterima.
Dari hasil penelitian di peroleh bahwa tingkat tahu ibu tentang gizi pada
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten
Muna pada bulan Juni tahun 2016 pada umumnya sudah baik yakni dari 120
sampel yang diteliti ibu yang memiliki tingkat tahu yang baik berjumlah 47
orang atau (39.17 %,) tingkat tahu ibu cukup berjumlah 32 orang atau (26.67
%) sedangkan tingkat tahu ibu kurang berjumlah 41 orang atau (34.16 %).
Tingginya tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi menurut pengamatan
penulis disebabkan karena ibu-ibu yang memiliki bayi banyak mendapatkan
informasi dan penyuluhan tentang gizi oleh petugas kesehatan di wilayah kerja
puskesmas mabodo pada saat posyandu dan ibu-ibu bayi juga banyak
mendapatkan informasi tentang gizi bayi melalui televisi dan media masa
seperti poster yang berisi tentang gizi pada bayi, pendidikan ibu juga
mempengaruhi tingkat tahu ibu karena sebagian besar (97,51 %) sampel rutin
hadir di posyandu, selain itu tingkat pendidikan sampel juga berpengaruh
karena sebagian sampel (42.51 %) berpendidikan tinggi dan hanya (9.16%)
tidak sekolah.
44
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Hafsah, (2009), bahwa tingkat
tahu pada ibu tentang gizi pada bayi adalah baik. Hasil tersebut sangat baik,
dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain sudah semakin banyak
informasi yang diperoleh oleh ibu tentang kesahatan khususnya tentang gizi
pada bayi. Informasi tentang gizi pada bayi melalui penyuluhan. Penyuluhan
yang di berikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. Informasi
dapat diketahui ibu melalui media masa seperti poster-poster yang berisi
tentang pengetahuan kesehatan, televisi dan spanduk-spanduk berisi tentang
kesehatan.
Hal ini menjadikan ibu memperoleh pengetahuan yang cukup tentang gizi
pada bayi, sedangkan pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang tentang
gizi pada bayi dapat di sebabkan karena tingkat pendidikan dan pemahamannya
tentang kesehatan masih minim sehingga menjadikan ibu acuh tak acuh
terhadap informasi yang diberikan khususnya gizi pada bayi.
Dalam Penelitian Nursalam, 2012 hasil diatas tersebut sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Dari uraian di atas semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin baik pula untuk menerima informasi. Ibu yang berpendidikan tinggi
akan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah dalam
merawat bayinya terutama gizi pada bayi yang baik dan benar.
45
Pengetahuan ibu mengenai gizi pada bayi merupakan salah satu faktor
penting dalam kesuksesan pemberian gizi pada bayi. Tingkat pengetahuan yang
berbeda dalam setiap masyarakat dapat di pengaruhi oleh faktor internal antara
lain tingkat pendidikan, pekerjaan, usia serta faktor eksternalnya adalah faktor
eksternalnya adalah faktor lingkungan sosial, budaya dan sumber informasi
yang di terima.
2. Tingkat pemahaman
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pemahaman ibu tentang gizi
pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga
Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 pada umumnya masih kurang
yakni dari 120 responden ditemukan tingkat pemahaman ibu yang baik
berjumlah 42 orang atau (35 %), tingkat pemahaman cukup berjumlah 32 orang
atau (26.66 %) sedangkan tingkat pemahaman kurang berjumlah 46 orang atau
(38.33 %).
Rendahnya pemahaman ibu tentang gizi pada bayi menurut pengamatan
penulis disebabkan karena masih ada (48.33 %) yang mempunyai pendidikan
rendah bahkan masih ada (9.16 %) yang tidak sekolah, selain itu umur ibu
46
yang terlalu muda atau terlalu tua juga mempengaruhi tingkat pemahaman,
sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman ibu tentang gizi bayi.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Hafsah, 2009. beragamnya tingkat
pemahaman di pengaruhi beberapa faktor antara lain adalah faktor umur dan
pendidikan ibu. Beberapa teori menyebutkan bahwa umur dan pendidikan
mempunyai hubungan dengan tingkat pemahaman seseorang mengenai suatu
informasi khususnya masalah kesehatan, umur yang sudah dewasa umumnya
memiliki pemahaman yang lebih baik dibanding umur yang masih muda
atauyang sudah tua demikian pula pendidikan yang memadai menjadikan
tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu tentang kesehatan lebih baik pula.
Sedangkan menurut pendidikan ibu yang mencapai tingkat pendidikan tinggi
lebih cepat menyerap pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan
secara cepat karena adanya daya serap yang maksimal pada ibu. Sedangkan
bagi para ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah lebih lambat
menyerap pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan karena
adanya daya tangkap yang sangat minim pada para ibu.
3. Tingkat Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk materi telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat diartikan
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan lain sebagainya dalam konteks
atau situasi lain.
Dari hasil penelitian yang di peroleh bahwa aplikasi ibu tentang gizi pada
bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten
47
Muna pada bulan Juni tahun 2016 masih kurang dimana dari 120 responden
ditemukan tingkat aplikasi ibu yang baik berjumlah berjumlah 33 orang atau
(27.51 %), tingkat aplikasi cukup berjumlah 28 orang atau (23.33 %)
sedangkan tingkat aplikasi kurang berjumlah 59 orang atau (49.16 %).
Kurangnya tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi menurut
pengamatan penulis disebabkan karena masih ada ibu yang memiliki
pendidikan rendah (48.33%), bahkan masih ada (9.16 %) yang tidak sekolah ,
namun selain pendidikan ibu, budaya yang ada di lingkungan sekitar juga
sangat mempengaruhi tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi di wilayah
Kerja Puskesmas Mabodo, pengaruh budaya yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mabodo seperti bayi-bayi yang masih ber usia 0-6 bulan diberi MP-
ASI seperti pisang dan susu formula, dan umur ibu yang terlalu muda atau
terlalu tua juga mempengaruhi tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada abayi 0-12
Bulan.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Mery Hilmayana Aziz (2014),
bahwa aplikasi seorang ibu, selain umur juga dipengaruhi oleh baik tidaknya
penerimaan seseorang dalam menyikapi suatu informasi yang diperoleh serta
melaksanakan suatu yang diinformasikan baik itu berupa saran, penyampaian,
pengumuman, maupun penyuluhan. Dengan respon yang baik maka ibu dapat
mengaplikasikan anjuran-anjuran kesehatan yang menurut ibu baik bagi
kesehatan, adapun anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu : tentang
pentingnya gizi pada bayi, sedangkan jika penerimaan ibu tentang informasi
kurang baik, menjadikan ibu tidak mau menerapkan informasi yang diberikan
48
termasuk mengenai gizi pada bayi. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa selain umur dan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan
juga dipengaruhi oleh baik tidaknya penerimaan seseorang dalam menyikapi
suatu informasi yang diterima dan melaksanakan sesuai dengan yang
diinformasikan kepadanya.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diadakan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 mengenai
pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi, maka dapat disimpulkan :
1. Tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016, pada
umumnya sudah baik (39.17 %,).
2. Tingkat pemahaman ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna bulan Juni tahun 2016 pada
umumnya masih kurang (38.33 %).
3. Tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016
pada umunya masih kurang (49.16 %).
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan dukungan penuh
kepada ibu dan melakukan kegiatan penyuluhan secara intensif atau
berkesinambungan yang menitik beratkan tentang gizi pada bayi, Sehingga
pemahaman dan penerapan ibu bayi tentang gizi pada bayi dapat meningkat
yang selanjutnya dapat diaplikasikan atau diterapkan pada anaknya. Petugas
kesehatan juga perlu melakukan sebuah kegiatan khusus ibu hamil dan ibu
49
50
yang memiliki bayi untuk meluruskan persepsi-persepsi yang tidak benar
mengenai gizi pada bayi usia 0-12.
2. Bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi, disarankan untuk selalu hadir di
Posyandu, sehingga ketika petugas kesehatan melakukan penyuluhan di
Posyandu, mereka dapat terlibat langsung sebagai peserta.
3. Bagi peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian yang relevan dengan
penelitian ini, disarankan agar melakukan wawancara langsung pada
responden atau tidak menggunakan data sekunder.
51
DAFTAR PUSTAKA
Anita Rahmiwat. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak
Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung
Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas.Sriwijaya.Http: //Ejournal. Unair.Ac.Id./Index.Php/Jnrs/Article
/Donwload/1852/1362pdf. Diakses Tanggal 27 Juli 2016.
Asiah. (2011). Sosiologi Pengasuhan Anak. Makasar, Masagena Press.
Cakrawati dan Mustika NH (2011). Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, Bandung , Alfabeta bandung.
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.
Hasdianah H.R. & Peristyowati.(2014). Gizi. Pemanfaatan Gizi,Diet, dan
Obesitas, Yogyakarta Nuha Medika.
Hafsah Lathifah (2009) Hubungan pengetahuan dengan status gizi pada bayi Di
Desa Pulodarat Pecangaan Jepara. Http//.Core
Ac.Uk/Donwload/Pdf/12347303.Pdf.Diakses 26 Juli 2016.S.
Muhammad. (2013). Gizi Seimbang dengan Pemenuhan Gizi pada Balita.skripsi ,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unifersitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah,Jakarta.Http: //Ejournal. Unair.Ac.Id./Index.Php/Jnrs/Article/
Donwload/1852/1362pdf. Diakses Tanggal 27 Juli 2016.
Merry Hilmayana Aziz. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Balita. skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Http://Respository.Usu.Ac.Id/23651/4/03.
Pdf.Diakses 26 Juli 2016.
Proverawati dan Asfuah, (2009). Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta,
Nuha Medika.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, (2016)
Siswanto, Susila, dan Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan
Kedokteran. Yogyakarta, Bursa Ilmu.
Lampiran 1
Lampiran 2
LEMBAR HASIL PENELITIAN (CEK LIST )
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI
PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MABODO
TAHUN 2016
No Nama Umur bayi
Tingkat Pengetahuan
Tahu Memahami Aplikasi
Baik Cukup kurang Baik Cukup kurang Baik Cukup Kurang
1. NY.A 35 Tahun √ √ √
2. NY.AN 31 Tahun √ √ √
3. NY.M 40 Tahun √ √ √
4. NY.S 30 Tahun √ √ √
5. NY.Y 29 Tahun √ √ √
6. NY.S 31 Tahun √ √ √
7. NY.SU 26 Tahun √ √ √
8. NY.HA 27 Tahun √ √ √
9. NY.MA 35 Tahun √ √ √
10. NY.ND 29 Tahun √ √ √
11. NY.B 30 Tahun √ √ √
12. NY.RA 31 Tahun √ √ √
13. NY.R 19 Tahun √ √ √
14. NY.N 26 Tahun √ √ √
15. NY.SA 37 Tahun √ √ √
16. NY.LI 22 Tahun √ √ √
17. NY.N 36 Tahun √ √ √
18. NY.L 40 Tahun √ √ √
19. NY.A 41 Tahun √ √ √
20. NY.E 36 Tahun √ √ √
21. NY.H 38 Tahun √ √ √
22. NY.A 31 Tahun √ √ √
23. NY.P 33 Tahun √ √ √
24. NY.P 30 Tahun √ √ √
25. NY.DA 35 Tahun √ √ √
26. NY.HE 41 Tahun √ √ √
27. NY.HI 34 Tahun √ √ √
28. NY.SE 32 Tahun √ √ √
29. NY.SU 34 Tahun √ √ √
30. NY.Y 32 Tahun √ √ √
31. NY.YA 30 Tahun √ √ √
32. NY.RE 32 Tahun √ √ √
33. NY.F 30 Tahun √ √ √
34. NY.W 30 Tahun √ √ √
35. NY.WI 30 Tahun √ √ √
36. NY.I 30 Tahun √ √ √
37. NY.WA 32 Tahun √ √ √
38. NY.WD 30 Tahun √ √ √
39. NY.MI 31 Tahun √ √ √
40. NY.N 30 Tahun √ √ √
41. NY.RU 31 Tahun √ √ √
42. NY.T 31 Tahun √ √ √
43. NY.K 33 Tahun √ √ √
44. NY.PI 30 Tahun √ √ √
45. NY.W 34 Tahun √ √ √
46. NY.ND 30 Tahun √ √ √
47. NY.WA 32 Tahun √ √ √
48. NY.E 18 Tahun √ √ √
49. NY.N 25 Tahun √ √ √
50. NY.M 24 Tahun √ √ √
51. NY.E 20 Tahun √ √ √
52. NY.AM 29 Tahun √ √ √
53. NY.MO 25 Tahun √ √ √
54. NY.KA 22 Tahun √ √ √
55. NY.R 23 Tahun √ √ √
56. NY.F 25 Tahun √ √ √
57. NY.S 19 Tahun √ √ √
58. NY.K 37 Tahun √ √ √
59. NY.A 37 Tahun √ √ √
60. NY.U 37 Tahun √ √ √
61. NY.NE 19 Tahun √ √ √
62. NY.AN 21 Tahun √ √ √
63. NY.NA 26 Tahun √ √ √
64. NY.N 21 Tahun √ √ √
65. NY.AS 22 Tahun √ √ √
66. NY.P 21 Tahun √ √ √
67. NY.S 23 Tahun √ √ √
68. NY.AM 20 Tahun √ √ √
69. NY.SA 21 Tahun √ √ √
70. NY.D 21 Tahun √ √ √
71. NY.PI 23 Tahun √ √ √
72. NY.C 22 Tahun √ √ √
73. NY.CI 23 Tahun √ √ √
74. NY.RI 19 Tahun √ √ √
75. NY.SI 18 Tahun √ √ √
76. NY.NI 19 Tahun √ √ √
77. NY.D 23 Tahun √ √ √
78. NY.B 20 Tahun √ √ √
79. NY.I 20 Tahun √ √ √
80. NY.NA 27 Tahun √ √ √
81. NY.S 27 Tahun √ √ √
82. NY.A 28 Tahun √ √ √
83. NY.NJ 27 Tahun √ √ √
84. NY.MB 27 Tahun √ √ √
85. NY.ES 24 Tahun √ √ √
86. NY.MU 27 Tahun √ √ √
87. NY.DE 27 Tahun √ √ √
88. NY.NE 28 Tahun √ √ √
89. NY.SA 28 Tahun √ √ √
90. NY.NA 28 Tahun √ √ √
91. NY.ND 28 Tahun √ √ √
92. NY.SA 28 Tahun √ √ √
93. NY.RI 28 Tahun √ √ √
94. NY.A 27 Tahun √ √ √
95. NY.I 26 Tahun √ √ √
96. NY.SI 29 Tahun √ √ √
97. NY.AM 28 Tahun √ √ √
98. NY.S 28 Tahun √ √ √
99. NY.NU 28 Tahun √ √ √
100 NY.H 27 Tahun √ √ √
101 NY.HA 28 Tahun √ √ √
102 NY.ET 29 Tahun √ √ √
103 NY.D 26 Tahun √ √ √
104 NY.RI 27 Tahun √ √ √
105 NY.HA 27 Tahun √ √ √
106 NY.A 27 Tahun √ √ √
107 NY.H 28 Tahun √ √ √
108 NY.AB 28 Tahun √ √ √
109 NY.SA 29 Tahun √ √ √
110 NY.E 29 Tahun √ √ √
111 NY.G 29 Tahun √ √ √
112 NY.AS 26 Tahun √ √ √
113 NY.N 24 Tahun √ √ √
114 NY.L 24 Tahun √ √ √
115 NY.Y 30 Tahun √ √ √
116 NY.ER 30 Tahun √ √ √
117 NY.R 30 Tahun √ √ √
118 NY.H 31 Tahun √ √ √
119 NY.AR 19 Tahun √ √ √
120 NY.SI 30 Tahun √ √ √
Lampiran
Lampiran 4
Kuisioner
Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi
Di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo
A. Identitas responden
Nomor responden :
Nama ibu :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Kunjungan ke Posyandu :
B. Petunjuk pengisian :
1. Kepada responden di harapkan untuk menjawab semua pertanyaan
dengan jujur dan obyektif
2. Berikan tanda ( X ) pada jawaban yang diangap benar dan tepat
C. Pertanyaan Tingkat Tahu Ibu
1. Sampai umur berapakah bayi hanya diberi ASI saja ?
a. 6 Bulan
b. < 6 bulan
c. > 6 bulan
2. Makanan yang diberikan pada bayi umur 0-6 bulan adalah ?
a. Asi saja
b. Bubur saring
c. pisang
3. Selain ASI makanan yang diberikan pada bayi umur 6-7 bulan adalah ?
a. Bubur lunak
b. Makanan seperti orang dewasa
c. ASI
4. Berapa kali bayi usia 6-7 bulan di beri makan ?
a. 1-2 kali/hari
b. 3-4 kali/ hari
c. 4-5 kali
5. Selain ASI Makanan yang diberikan pada bayi usia 7-9 bulan adalah?
a. Bubur
b. Makanan seperti orang dewasa
c. ASI
6. Berapa kali bayi usia 7-9 bulan di beri makan ?
a. 3-4 kali/ hari
b. 1 kali / hari
c. 5-6 kali/ hari
7. Selain ASI makanan yang diberikan pada bayi Usia 11 bulan keatas adalah
a. Makanan seperti orang dewasa
b. Bubur saring
c. Asi saja
8. Menurut ibu berapa kali bayi usia 9-11 bulan di beri makan ?
a. 4-5 kali / hari
b. 2 kali/ hari
c. 1 kali / hari
9. Sampai usia berapakah bayi seharusnya di beri ASI ?
a. 2 tahun
b. 1 tahun
c. < 1 tahun
10. Bayi yang sudah ber usia > 6 bulan perlu diberi makanan tambahan
dikarenakan ?
a. Agar bayi tidak rewel
b. Agar bayi tidak cengeng
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi terpenuhi
D. Pertanyaa Tingkat Pemahaman Ibu
1. Pengaruh pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan adalah ?
a. Anak akan sering mencret karena pencernaanya terganggu
b. Anak sering menagis
c. Anak akan sering tidur
2. Pada usia > 6 bulan pertumbuhan bayi lebih cepat apabila diberi ?
a. Asi saja tanpa makanan tambahan
b. Asi dan makanan tambahan
c. Makanan saja tanpa ASI
3. Mengapa bayi yang ber usia > 6 bulan perlu di berikan makanan
pendamping ASI ?
a. Untuk kecukupan gizi bayi
b. Agar bayi tidak rewel
c. Agar bayi tidak sering sakit
4. Yang akan terjadi pada bayi apabila bayi tidak mendapat gizi yang cukup
adalah ?
a. Kekurangan gizi
b. tidak berpengaruh
c. sering rewel
5. Bayi yang ber usia 9-11 bulan di beri makanan padat karena ?
a. Pada usia ini perkembangan gigi sudah mulai berkembang
b. Bayi sudah mulai mengunyah
c. Pada usia ini bayi sudah punya gigi
E. Pertanyaan Tingkat aplikasi
Berilah tanda ceklist ( √ ) pada pernyataan yang diangap benar.
No Pertanyaan Ya
Tidak
1. Ibu memberi asi saja pada bayi ber usia 0-6 bulan
2. Ibu memberikan makanan pendamping ASI setelah bayi
ber usia 6 bulan
3. Ibu memberikan susu formula sebelum bayi ber usia 6
bulan
4. Pada saat bayi ber usia > 6 bulan selain MP- ASI ibu
juga tetap melanjutkan pemberikan ASI
5. Pada saat bayi ber usia 6-7 bulan ibu memberikan
makan lunak

More Related Content

What's hot (15)

Kti nurniati
Kti nurniatiKti nurniati
Kti nurniati
 
Kti ilawati
Kti ilawatiKti ilawati
Kti ilawati
 
Isran esra kti
Isran esra ktiIsran esra kti
Isran esra kti
 
Kti novita sari
Kti novita sariKti novita sari
Kti novita sari
 
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
Kti hikma wati (psw.b.2013.ib.0015)
 
Kti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata rahaKti nirwana akbid paramata raha
Kti nirwana akbid paramata raha
 
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...
 
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...
 
Kti ratma ningsih
Kti ratma ningsihKti ratma ningsih
Kti ratma ningsih
 
Kti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuniKti wa ode wahyuni
Kti wa ode wahyuni
 
Kti wa ode piana
Kti wa ode pianaKti wa ode piana
Kti wa ode piana
 
Kti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawatiKti wa ode isnawati
Kti wa ode isnawati
 
Kti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata rahaKti sarnia akbid paramata raha
Kti sarnia akbid paramata raha
 
Kti rija
Kti rijaKti rija
Kti rija
 
Kti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata rahaKti sinar hasri akbid paramata raha
Kti sinar hasri akbid paramata raha
 

Similar to Gizi Bayi

IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...Warnet Raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...Warnet Raha
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...Warnet Raha
 

Similar to Gizi Bayi (20)

Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
IDENTIFIKASI IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MU...
 
Kti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata rahaKti haslia akbid paramata raha
Kti haslia akbid paramata raha
 
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERSALINAN PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL DI WI...
 
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
Kti mirda akbid paramata alumni  2015Kti mirda akbid paramata alumni  2015
Kti mirda akbid paramata alumni 2015
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. H DENGAN PERDAR...
 
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
IDENTIFIKASI INDIKASI INDUKSI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIMA RU...
 
Kti astuti
Kti astutiKti astuti
Kti astuti
 
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DISMENORHEA PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN PAR...
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN KALA II LAMA PADA IBU DI R...
 
Kti wa liati
Kti wa liatiKti wa liati
Kti wa liati
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBUNIFAS PADA NY. Y DENGAN AT...
 
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
IDENTIFIKASI BALITA YANG MENDAPATKAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI...
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
 
Kti erna dahlia
Kti erna dahliaKti erna dahlia
Kti erna dahlia
 
Kti wa ode fitriyanti
Kti wa ode fitriyantiKti wa ode fitriyanti
Kti wa ode fitriyanti
 
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA GAWAT JANIN PADA IBU BERSALIN DI RUANG DELIM...
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “W” DENGAN ASFI...
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 

Recently uploaded (20)

Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 

Gizi Bayi

  • 1. i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO BULAN JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Fitriani PSW.B.2013.0065 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016 i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO BULAN JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Fitriani PSW.B.2013.0065 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016 i GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO BULAN JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Fitriani PSW.B.2013.0065 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016
  • 2. ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni tahun 2016 Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni tahun 2016 Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes ii LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni tahun 2016 Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Raha, Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
  • 3. iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................) 2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................) 3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................) Raha Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................) 2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................) 3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................) Raha Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes iii LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis ini telah disetujui dan dan diujikan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna TIM PENGUJI 1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (..........................................) 2. Dina Asminatalia, S.Kep., Ns (..........................................) 3. Samudra Taufik, S.Gz (..........................................) Raha Juli 2016 Pembimbing I Pembimbing II Dina Asminatalia, S.Kep., Ns Samudra Taufik, S.Gz Mengetahui, Direktur Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes
  • 4. iv RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI : Nama : Fitriani NIM : 2013.IB.0065 Tempat / Tanggal Lahir : Wakadia. 16 Januari 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Muna / Indonesia Agama : Islam Alamat : Desa Wakadia II. PENDIDIKAN A. SD : SD Negeri 7 Kusambi 2001 - 2007 B. SMP : SMP Negeri 3 Kusambi 2007 - 2010 C. SMA : SMA Negeri 1 Kontunaga 2010 - 2013 D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya tahun 2016.
  • 5. v KATA PENGANTAR AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata Raha. v KATA PENGANTAR AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata Raha. v KATA PENGANTAR AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuulllloohhii WWaabbaarrookkaattuuhh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Bulan Juni Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis hanturkan kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I dan Bapak Samudra Taufik, S.Gz selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, maupun pengarahan dan dorongan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite Kabupaten Muna. 2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akbid Paramata Raha.
  • 6. vi 3. Ibu Waode Siti Amzia, SST., M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Mabodo yang telah memberikan izin kepada penulis dalam penelitian ini. 4. Seluruh responden yang bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian. 5. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Akbid Paramata Raha yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan. 6. Orang tuaku Ayahanda La Beni dan Ibunda Wa Hariani yang paling kucintai dan kubanggakan, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material serta doa restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT tetap menjaga orang- orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya. 7. Seluruh saudaraku (La Idun, Sri Muliani, Zainal Abidin) yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti Pendidikan di Akademi Kebianan Paramata Raha hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Orang yang tercinta Haidin, SP yang telah memberikan segala dukungan dan doa serta memberi warna dihidupku baik suka dan duka. 9. Sahabat-sahabatku terutama kepada, Sitti Andriyani, Wiwin Winarsih, Ilawati, Rahma Ningsih, Asni yang pernah menjadi temanku, terimakasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu atas bantuanya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
  • 7. vii Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna baik dari segi materi maupun penulisanya, sepata kata “Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan dan pikirkan, Seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam diri kita”. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT, Memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan dalam mewujudkan Karya tulis ilmiah ini. Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Raha, Juli 2016 Penulis
  • 8. viii DAFTAR ISI Halaman Judul...........................................................................................................i Lembar Persetujuan ................................................................................................ii Lembar Pengesahan ...............................................................................................iii Riwayat Hidup .......................................................................................................iv Kata Pengantar ........................................................................................................v Daftar Isi ..............................................................................................................viii Daftar Tabel ............................................................................................................x Daftar Lampiran .....................................................................................................xi Pernyataan .............................................................................................................xii Intisari ..................................................................................................................xiii Bab I Pendahuluan..............................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................4 C. Tujuan Penelitian..................................................................................5 D. Manfaaat Penelitian...............................................................................5 Bab II Tinjauan Pustaka......................................................................................7 A. Telaah Pustaka......................................................................................7 1. Pengetahuan....................................................................................7 a. Pengertian Pengetahuan.................................................. .........7 b. Tingkatan Pengetahuan.............................................................8 c. Pengukuran Pengetahuan........................................................11 d. Sumber Pengetahuan...............................................................11 2. Zat Gizi .........................................................................................13 a. Pengertian Gizi........................................................................13 b. Komponen Zat Gizi.................................................................13 3. Gizi Pada Bayi..................................................................... ........19 a. Prinsip Gizi Pada Bayi............................................................19 b. Macam-Macam Makanan Gizi................................................20 c. Cara Pengelolaan Mkanan Bayi..............................................21 B. Landasan Teori....................................................................................23
  • 9. ix C. Kerangka Konsep................................................................................25 D. Pertanyaan Penelitian..........................................................................25 Bab III Metode Penelitian..................................................................................26 A. Jenis dan Rancangan Penelitian..........................................................26 B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................26 C. Populasi dan sampel............................................................................26 D. Identifikasi Variabel Penelitian...........................................................27 E. Variabel dan Definisi Operasional......................................................27 F. Instumen Penelitian.............................................................................29 G. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................29 H. Jalannya penelitian..............................................................................33 Bab IV Hasil dan Pembahasan ..........................................................................37 A. Hasil penelitian ...................................................................................37 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian.............................................37 2. Karateristik Sampel........................................................................38 3. Analisis Univariat...........................................................................40 B. Pembahasan.........................................................................................42 Bab V Kesimpulan dan Saran.............................................................................49 A. Kesimpulan .........................................................................................49 B. Saran ...................................................................................................49 Daftar Pustaka......................................................................................................51 Lampiaran – Lampiran
  • 10. x DAFTAR TABEL Tabel 1. jadwal pemberian makanan menurut umur bayi ....................................22 Tabel 2. Definisi Operasional ..............................................................................27 Tabel 3. Tabel tenaga kesehatan ...........................................................................38 Tabel 4. Tabel Distribusi jumlah sampel menurut umur........................................38 Tabel 5. Distribusi jumlah sampel menurut pendidikan........................................39 Tabel 6. Distribusi jumlah sampel menurut kunjungan ke posyandu....................40 Tabel 7. Distribusi tingkat tahu Ibu........................................................................41 Tabel 8. Distribusi tingkat pemahaman.................................................................41 Tabel 9. Distribusi tingkat aplikasi........................................................................42
  • 11. xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin penelitian...........................................................................51 Lampiran 2. Lembar Hasil Penelitian ( Cek list )..................................................52 Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................55 Lampiran 4. Kuesioner ..........................................................................................56
  • 12. xii PERYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Raha, Juli 2016 Fitriani
  • 13. xiii INTISARI Fitriani (PSW.IB.2013.0065) “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna bulan Juni Tahun 2016”. Dibawah bimbingan Dina Asminatalia dan Samudra Taufik. Latar belakang : Zat gizi disebut juga nutrient, sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 07 Juli 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Barangka Kabupaten Muna kepada 120 ibu yang memiliki bayi usia 0-11 bulan 29 hari. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Hasil penelitian : Hasil penelitian terhadap 120 ibu yang memiliki bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna diperoleh hasil yang berpengetahuan baik sejumlah 47 orang atau 39,17 %, tingkat tahu ibu cukup berjumlah 32 orang atau 26.67 % sedangkan tingkat tahu ibu kurang berjumlah 41 orang atau 34.16, yang memiliki pemahaman baik berjumlah 42 orang atau 35 %, pemahaman cukup 32 orang atau 26.67 %, sedangkan pemahaman kurang sebanyak 46 orang atau 38.33 %. Dan yang memiliki aplikasi baik berjumlah 33 orang atau 27.51 %, aplikasi cukup sebanyak 28 orang atau 23.33 % dan yang memiliki aplikasi kurang sebanyak 59 orang atau 49.16 %. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi diwilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna Tahun 2016 pada ibu yang memiliki tingkat tahu tentang gizi pada kategori baik sebesar (39,17 %), tingkat memahami kurang (38.33 %) dan tingkat aplikasi kurang (49.16 %). Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Gizi, bayi. Daftar Pustaka : 12 Kepustakaan (2007-2015)
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-11 bulan 29 hari. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Muhammad,2013). Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan keluarga (Proverawati dan Asfuah, 2009). Status gizi masyarakat ditentukan oleh makanan yang dimakan. Hal tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di masyarakat, sistem pengolahan makanan, baik modern ataupun tradisional, distribusi pagan hingga sampai di masyarakat. Asupan gizi menentukan kesehatan masyarakat terkait imunitas tubuh terhadap suatu penyakit. Faktor lain yang mempengaruhi status gizi masyarakat 1
  • 15. 2 adalah pelayanan kesehatan, kemiskinan, pendidikan, sosial budaya, gaya hidup, yang dapat mempengaruhi produktivitas atau kualitas sumber daya masyarakat. Perubahan iklim akibat pemanasan global pun turut mempengaruhi ketahanan dan keamanan pangan, terutama bagi Indonesia sebagai negara agraris. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan rusaknya tanaman pagan maupun kurangnya kandungan gizi yang terkandung di dalamnya sehingga mempengaruhi kondisi gizi masyarakat (Dewi dan Mustika, 2012). Menurut WHO pada tahun 2012 Berdasarkan perkembangan masalah gizi jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak, dan keadaan kurang gizi menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian anak diseluruh dunia. asia selatan merupakan daerah yang memiliki prevalensi kurang gizi terbesar di dunia, yaitu sebesar 46%, disusul sub sahara Afrika 28%, Amerika Latin/Caribbean 7 % dan yang paling rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur dan Commonwealth of Independent States(CEE/CIS) sebesar 5 % (UNICEF,2006). Keadaan kurang gizi pada anak juga dapat dijumpai di Negara berkembang, termasuk di Indonesia (Muhammad,2013). Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukan dua kondisi yang ekstrem. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai kegemukan. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Saat sebagian besar banggsa Indonesia masih menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi, dan anak secara bersamaan timbul masalah gizi lain yaitu gizi lebih yang berdampak pada obesitas. Hal ini akan menghambat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat
  • 16. 3 berperan penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa. Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab kekurangan gizi (Dewi dan Mustika, 2012). Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan bahwa rata-rata asupan kalori dan protein anak balita Indonesia masih dibawa angka kecukupan Gizi (AKG). Sekitar sepertiga anak masih mengalami status gizi pendek (termasuk sangat pendek) dan seperenam anak balita masih mengalami gizi kurang (termasuk gizi buruk). Akibatnya tinggi badan rata-rata balita Indonesia lebih pendek dari pada standar rujukan WHO 2005 dan mempunyai risiko kehilangan tingkat kecerdasan (Dewi dan Mustika,2012). Gizi buruk pada anak masih menjadi masalah di Indonesia, bahkan sampai 2011 ada sekitar satu juta anak yang mengalami gizi buruk diantara 240 juta penduduk Indonesia. Seperti di Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Salah satu faktor penyebabnya adalah letak geografis yang jauh dari fasilitas kesehatan. Penyebab lainya adalah faktor perilaku, seperti pengolahan pangan yang tidak benar, akibat faktor pendidikan yang rendah di masyarakat (dewi dan Mustika, 2015) Menurut Dep Kes RI, (2012), masalah gizi di Indonesia yang belum selesai adalah masalah gizi kurang dan pendek (stunting). Pada tahun 2010 prevalensi anak stunting 35.6 %, artinya 1 diantara tiga anak kita kemungkinan besar pendek. Sementara prevalensi gizi kurang telah turun dari 31% (1989), menjadi 17.9% (2010). Dengan capaian ini target Millenium Development Goals (MDGs) sasaran 1 yaitu menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 15.5% pada tahun 2015 diperkirakan dapat dicapai (Mery, 2014).
  • 17. 4 Masa pertumbuhan bayi berumur 6-12 bulan membutuhkan asupan gizi tidak hanya cukup dengan ASI saja, karena produksi ASI pada saat itu semakin berkurang sedangkan kebutuhan bayi semakin meningkat seiring bertambahnya umur dan berat badan, oleh karena itu bayi harus mendapat makanan pendamping selain ASI (MP-ASI) untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang jenis dan cara mengolah makanan bayi dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan gizi pada bayi (Proverawati dan Asfuah, 2009). Status adalah posisi atau perangkat yang di defenisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Dan gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Oleh sebab itu menurut Manaf ( 2007 ), Status gizi merupakan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi dan diperlukan oleh tubuh dalam susunan makanan dan perbandingannya satu dengan yang lain. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaa zat-zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang gizi dan gizi lebih ( Hasdianah, dkk, 2014). Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal dan produksi tenaga. Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang
  • 18. 5 terkandung dalam makanan yang diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Sedangkan status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient, sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk. 2014). Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang disebut makanan pendamping ASI ( MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/balita. Bayi dan balita seharusnya mendapat MP-ASI untuk mencegah kekurangan gizi (Proverawati dan Asfuah, 2009). Berdasarkan data profil 2015 untuk jumlah gizi buruk pada balita sebanyak 32.521 jiwa sedangkan presentase di sulawesi tenggara di dapatka sebanyak 274 sebesar (0,842 % ) dari jumlah gizi buruk di seluruh Indonesia (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2014). Dinas Kesehatan Kabupaten Muna tahun 2013 jumlah penderita gizi buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880 orang ( 0,289 %). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orang dari jumlah balita 28.042 orang (0,171 %) jumlah balita kekurangan gizi berdasarkan berat badan menurut umur sebanyak 50 orang dari jumlah balita 28.042 orang (0,174 %) . Sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita gizi buruk pada balita sebanyak 45 orang dari jumlah balita 20.304 orang (0,221 % ) jumlah penderita gizi kurang
  • 19. 6 berdasarkan umur sebanyak 54 orang dari jumlah balita 20.304 orang (0,227 % ) ( Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, Tahun 2016). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan di Kabupaten Muna tahun 2015 jumlah bayi 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo berjumlah 153 orang, bayi yang di beri ASI esklusif sebanyak 59 orang (61,43%) (Dinkes Kabupaten Muna, 2015). Berdasarkan data awal yang di dapatkan di Puskesmas Mabodo tahun 2015, bayi yang mengalami gizi buruk sebanyak 1 orang, gizi kurang berdasarkan berat badan menurut umur sebanyak 20 orang dari 153 bayi dan sedangkan pada tahun 2016 sampai bulan Juni bayi yang mengalami gizi buruk sebanyak 1 orang dari 170 bayi dan gizi kurang berdasarkan umur sebanyak 10 orang dari 170 bayi. Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi penting dimiliki oleh ibu, karena kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan masalah gizi pada anak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016.
  • 20. 7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di Desa Kabupaten Muna Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan tingkat tahu di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016. b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasrkan pemahaman di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016. c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan aplikasi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 . D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoreitis a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang gizi pada bayi. b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. c. Dapat berfungsi sebagai referensi bagi rekan-rekan yang ingin melanjutkan penelitian ini, serta sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan.
  • 21. 8 b. Bagi Puskesmas Menjadi sumber informasi atau sumber data, dan sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi. c. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam merencankan dan mengembangkan program intervensi kesehatan untuk mengatasi masalah yang ada berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi.
  • 22. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan a. Defenisi pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif, merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan. Domain tingkat pengetahuan kognitif mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengefaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar ataupun informasi yang diterima dari orang lain (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : 9
  • 23. 10 1) Tahu Tahu diartika sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termaksud dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesutu yang spsifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. 2) Memahami Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan tentang objek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (riil). Aplikasi di sini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan lain sebagainya dalam kontejs atau situasi lain. 4) Analisa Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
  • 24. 11 5) Sintesis Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penelitian terhadap suatu objek. Penilain-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-krieria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 6 yaitu : 1) Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan menunjukan korelasi positif dengan terjadinya perubahan positif yang meningkat dengan demikian pengetahuan juga meningkat. Pembagian pedidikan menurut Depdiknas yaitu pendidikan dasar (SD, SMP), menengah (SMK, MA), tinggi (Akademi, PT). 2) Informasi Seorang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
  • 25. 12 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan meliputi sikap dan kepercayaan. 4) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Sosial ekonomi Tingkat pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat ekonomi akan menambah pengetahuan. 6) Umur Jumlah tahun yang dilalui ibu sejak kelahiranya hingga ulang tahun terakhir (Notoatmodjo, 2010). d. Pengukuran Pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2010). e. Sumber Pengetahuan. Menurut Notoatmodjo ( 2010), sumber-sumber pengetahuan sebagai berikut:
  • 26. 13 1) Kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama. Berbentuk norma dan kaidah baku yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu terkandung pengetahuan yang kebenaranya tidak dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit di kritik untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa keraguan dan kepercayaan secara bulat. Pengetahuan yang bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap (mapan) tetapi subjektif. 2) Pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian orang lain. Pihak pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat di percayai adalah orang tua, guru, ulama, orang yang di tuakan, dan sebagainya. Apapun yang mereka katakan, benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karna kebanyakan orang telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup berpebgalaman dan berpengetahuan lebih luas. Sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi persoalanya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa di percaya.Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuanya itu merupakan hasil pikiran dan pengalaman yang telah teruji kebenaranya. Jika kesaksianya adalah kebohongan, hal ini akan membahayakn kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.
  • 27. 14 3) Pengalaman Bagi manusia pengalaman adalah alat penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata, telinga, hidung, lidah dan kulit, orang bisa menyaksikan secara langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup. 4) Akal pikiran Berbeda dengan panca indra, akal pikiran memiliki sifat lebih rohani. Akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, abstrak, universal, yang seragam dan bersifat tetap. Akal pikiran cendrung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan pasti. 5) Intuisi Berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan serta merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini kebenaranya tidak dapat diuji dan bersifat personal.
  • 28. 15 2. Zat Gizi a. Pengertian gizi. Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal dan produksi tenaga. Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Sedangkan status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient, sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk, 2014). Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada lima yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007). b. Komponen zat gizi. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro. Untuk golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), kalori berasal dari karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan
  • 29. 16 kelompok zat mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Adapun komponen zat gizi adalah sebagai berikut: 1) Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15 % dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun, demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan (obesitas). Karbohidrat dapat diperoleh dari susu, padi-padian, bua-buahan, sukrosa, tepung dan sayur-sayuran. 2) Lemak Lemak merupakan sumber kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain- lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khusunya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak akan menyebabkan terjadinya hiperlipidema, hiperkolesterol, atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain.
  • 30. 17 Lemak dapat diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan dan minyak sayur. 3) Protein Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk petumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Jumlah protein dalam tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlanya berlebihan dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, oedema dan kwashiorkor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus. Zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang, buncis dan padi. 4) Air Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan air pada bayi, relative tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa hanya 55-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai mediun untuk ion, transport nutrien, dan produk buangan serta pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
  • 31. 18 5) Vitamin Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain : a) Vitamin A (retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam kemampuana fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarine, tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. b) Vitamin B komplek (thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardia, oedema, asam piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang dan lain-lain. c) Vitamin B2 (riboflavin), merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Vitamin ini tersedia dalam jumlah cukup, apabila kekurangan dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh didalam susu, keju, hati daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.
  • 32. 19 d) Vitamin B 12 (sianokobalamin), merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sum-sum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia, dan vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju. e) Vitamin C (asam ascorbat), merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau. f) Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak, dan akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelek dan osteomalaisia. Vitamin ini dapat diperoleh dari dalam usus, margarine, minyak ikan, pemaparan cahaya matahari atau sumber ultra violet lain. g) Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap sinar ultafiolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi premature dan
  • 33. 20 akan menyebabkan kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin E ini dapat diperoleh dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan. h) Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X, yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau, daging dan hati. 6) Mineral Mineral esensial diklasifikasikan kedalam mineral makro dan mineral mikro. yang termasuk dalam mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan magnesium. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, selenium, mangan, tembaga, iodium, molybdenum, cobalt, chromium, silikon, vanadium, nikel, arsen, dan flour. Fugsi umum mineral adalah mempertahankan keseimbangan asam-basa, sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis, sebagai komponen esensial senyawa tubuh, mempertahankan keseimbangan air tubuh, mentransmisi implus syaraf, mengatur kontraksi otot, serta untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Semua zat gizi tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup (Hasdianah, dkk, 2014).
  • 34. 21 3. Gizi Pada Bayi a. Prinsip gizi pada bayi. Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan keluarga (Proverawati dan Asfuah, 2009). b. Kebutuhan nurtrisi berdasrkan usia tumbuh kembang. Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada bayi dapat dikelompokan berdasrkan usia anak, yakni: 1) Umur 0-6 bulan Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan
  • 35. 22 gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon 2) Umur 6-9 bulan Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah, penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia anak, makanan lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukan semua makanan kedalam mulut, untuk itu perlu pengawasan dalam setiap aktifitas anak. 3) Umur 9-12 bulan Pada anak usia ini masih tetap diberikan ASI dengan penambahan pada bubur susu, bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri dengana sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan tangan, pada anak usia ini
  • 36. 23 merupakan usaha yang baik dalam menentukan ketangkasan dan merasakan bentuk makanan (Proverawati dan Asfuah, 2009). c. Macam-macam makanan bayi. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, berikanlah ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI Eksklusif). Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pada usia 0-6 bulan makanan yang di butuhkan oleh bayi adalah ASI karena ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon. Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangannya di perlukan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Adapun jenis-jenis MP-ASI yang diberikan diantaranya: 1) Makanan saring Makanan saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentunya lebih kasar dari makanan lumat
  • 37. 24 halus contoh : bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok dan lain-lain. 2) Makanan lunak Makanan lunak adalah makana yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, nasi tim, kentang puri dan lain- lain. 3) Makanan padat Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak tampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh: nasi tim, bubur kacang ijo, kentang rebus, biskuit dan lain-lain (Proverawati dan Asfuah, 2009). d. Cara pengelolaan makanan bayi. Pengelolaan bahan makanan untuk bayi disesuaikan dengan umurnya. Ini dikarenakan setiap bayi dalam masa perkembangan kemampuan sistem pencernaanya berbeda-beda. Berikut pengelolaan makanan berdasarkan umur. 1) Pemberian makanan bayi pada umur 0-6 bulan Pada usia 0-6 bulan makanan yang di butuhkan oleh bayi adalah ASI karena ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang
  • 38. 25 berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon. 2) Pemberian makanan bayi umur 6-9 bulan a) Pemberian ASI diteruskan b) Pada umur 6 bulan alat cernah sudah lebih berfungsi, bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat dua kali sehari c) Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan, minyak kelapa atau margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak. 3) Pemberian makanan bayi umur 10-12 bulan a) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur, mendekati makanan keluarga. b) Berikan makanan selingan satu kali sehari. Pilihlah makana selingan yang bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang ijo dan buah. c) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan (Proverawati dan Asfuah 2009).
  • 39. 26 Tabel 1. Jadwal pemberian makanan pendamping ASI menurut umur bayi Umur Jenis makanan Frekuensi pemberian 0-6 bulan ASI. Setiap kali bayi lapar/menagis 6-7 bulan ASI, bubur lunak/sari buah bubur tepung Sekehendak 1-2 kali sehari 7-9 bulan ASI,buah-buahan, bubur/roti, daging kacang-kacangan, minyak, santan, sari buah tanpa gula Sekehendak 3- 4 kali sehari 9-12 bulan ASI, makanan seperti orang dewasa, telur/kuning telur, jeruk. 4-5 kali sehari Sumber : proverawati dan Asfuah (2009) e. Pengaruh status gizi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamya memiliki keterkaitan yang erat hubunganya kesehatan dan kecerdasan. Apabila anak terkena defiensi zat gizi maka kemungkinan besar anak mudah terkena infeksi. Gizi sangat berpengaruh terhadap nafsu makan, kehilangan bahan makanan misalnya melalui diare dan muntah-muntah serta metabolisme makanan pada anak. Selain itu juga dapat diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan menghabiskan sumber-sumber energi tubuh (Asiah, 2013).
  • 40. 27 Penyakit kwashiorkor dan marasmus menyebabkan penderita kehilangan bahan makanan, penghancuran jaringan tubuh semakin meningkat, karena digunakan untuk pembentukan protein atau enzim- enzim yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu yang lebih parahnya lagi, kuman-kuman yang tidak berbahaya pada anak dengan gizi normal akan bisa menyebabkan kematian bagi anak dengan gizi buruk. Gejala merupakan gejala penyakit yang penting dan dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti lapar, kebanyakan makan, salah makan dan lain-lain. Gejala penyakit ini dapat berbahaya dan menyebabkan kematian pada anak-anak kecil terutama jika didapatkan pada penderita dengan gizi buruk. Masalah defisiensi gizi khususnya KPP menjadi perhatian karena menunjukan adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Gizi kurang banyak diderita oleh anak-anak Indonesia yaitu marasmus dan kwashiorkor. Ancaman perkembangan gangguan otak akibat kurang gizi lebih sering terjadi pada anak yang marasmus dibanding dengan anak yang kwashiorkor (Proverawati dan Asfuah, 2009). B. Landasan Teori Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan
  • 41. 28 telinga. Pengetahuan atau kognitif, merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Gizi adalah zat-zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Gizi adalah makanan dalam hubungannya dengan kesehatan dan proses dimana organisme menggunakan makanan untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhaan, bekerjanya anggota dan jaringan tubuh secara normal dan produksi tenaga. Zat gizi adalah zat atau unru kimia yang terkandung dalam makanan yang diperlukaan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Sedangkan status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Zat gizi disebut juga nutrient, sari makanan yang penting untuk kesehatan tubuh meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Status gizi diartikan sebagai keaadan tubuh sebagai akibat konsumsi dan penggunaan zat gizi (Hasdianah, dkk, 2014). Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-11 bulan 29 hari. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Muhammad, 2013). Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro. Untuk golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), kalori berasal dari
  • 42. 29 karbohidrat, protein dan lemak, sedangkan kelompok zat mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Hasdianah, dkk, 2014). Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori total dalam susu matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan peralihan dari ASI ke makanan keluarga (Proferawati dan Asfuah, 2009).
  • 43. 30 C. Kerangka konsep Berdasarkan konsep pemikiran yang telah dikemukakan diatas maka disusun kerangka konsep. Keterangan : : Variabel Dependen : Variabel Independen : Hubungan antar Variabel Gambar 1. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan tingkat tahu di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 2. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasrkan tingkat pemahaman di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 3. Bagaimanakah pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi berdasarkan tingkat aplikasi di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 Tahu Ibu yang memiliki bayi Memahami Aplikasi
  • 44. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahuai bagaimana Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0- 11 bulan pada bulan Juni Tahun 2016 di wilayah kerja puskesmas Mabodo yang berjumlah 170 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai bayi 0-11 bulan pada bulan Juni 2016. Penarikan sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Besaran sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus besaran sampel seperti dibawah ini : = N N. d + 1 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi 31
  • 45. 32 d2 = presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%) = 170 170(0,05) + 1 = 170 170(0,0025) + 1 = 170 0,425 + 1 = 170 1,425 n = 119,29 Jadi, n = 120 orang 3. Kriteria Sampel Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasi, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kritera inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmojo, 2010). a. Kriteria inklusi: 1) Ibu yang mempunyai bayi yang ber usia 0-11 bulan yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo pada saat di lakukan penelitian. 2) Ibu yang mempunyai alamat yang jelas 3) Bersedia menjadi responden b. Kriteria eksklusi: 1) Ibu yang tidak menetap di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo
  • 46. 33 2) Bayi yang sudah meninggal pada saat dilakukan penelitian 3) Bayi yang sudah ber umur 1 tahun pada saat di lakukan penelitian di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. A. Identivikasi Variabel Penelitian. Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri sifat atau ukur yang dimiliki oleh atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu pada tingkat tahu, memahami, dan aplikasi. 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi B. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Siswanto, dkk, 2013).
  • 47. 34 Tabel 2 Definisi operasional No Variabel Devinisi Operasional Kriteria Objektif Alat Ukur Skala 1. Dependen Ibu yang memiliki bayi Ibu yang memiliki bayi ber usia 0-11 bulan. 2. Independent Tahu Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang gizi pada bayi. a. Baik: apabila skor 76- 100% dari total skor b. Cukup: apabila skor 56- 75% c. Kurang: apabila skor kurang dari 55% dari total skor Kuesioner Ordinal Pemahaman Segala sesuatu yang dipahami ibu tentang gizi pada bayi. a. Baik: apabila skor 76- 100% dari total skor. b. Cukup: apabila skor 56- 75% dari total skor. c. Kurang:apabila skor kurang dari 55% dari total skor. Kuesioner Ordinal Aplikasi Segala kemampuan atau bentuk pengaplikasian dari pengetahuan yang dimiliki a. Baik: apabila skor 76- 100% dari total skor. b. Cukup: apabila skor 56- 75% dari total skor. c. Kurang:apabila skor kurang dari 55% dari total skor Kuesioner Ordinal
  • 48. 35 C. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, mengenai pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi. D. Pengolahan dan Analisis data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing Editing adalah memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung jumlah kuisioner yang kembali. 2. Coding Coding adalah melakukan kode untuk masing-masing item pertanyaan. 3. Skoring Skoring adalah menilai masing-masing item dengan menggunakan perhitungan kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasanya yang dipersentasikan dan diuraikan dalam bentuk naratif, dengan kriteria skor: Benar = 1 Salah = 0 E. Jalannya Penelitian 1. Tahap Persiapan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus surat izin penelitian kepada institusi dan melapor kepada Kepala Badan KESBANG POL Kabupaten Muna, kemudian mengantar surat tembusan
  • 49. 36 kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Kepala puskesmas Mabodo Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data dilapangan. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaanya dimulai dengan menghubungi bidan kordinator puskesmas Mabodo untuk memperoleh data dilapangan. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-11 bulan. Setelah memperoleh data dari hasil pengambilan sampel sebanyak 120 orang kemudian melakukan editing, coding, processing dan tabulasi pada penelitian ini digunakan tabel, karena berguna untuk mempermudah dalam penyusunan ke sdalam instrumen. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan secara Deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi. 4. Tahap Penulisan Laporan Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
  • 50. 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian a. Keadaan Geografi Puskesmas Mabodo terletak di Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Daerah ini sangat strategis karena berada ditengah-tengah pemukiman penduduk sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses tempat ini. Puskesmas Mabodo berada dalam Wilayah Kabupaten Muna dengan jarak 10 km dari pusat kota Muna dan dicapai melalui darat, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Watopute, sebelah selatan dengan Kecamatan Kabawo, sebelah timur dengan Kecamatan Lohia, dan sebelah barat dengan Kabupaten Muna barat. Puskesmas Mabodo mempunyai wilayah kerja meliputi 5 desa yaitu Desa Bungi, Desa Masalili, Desa Kontunaga, Desa Liabalano, dan Desa Mabodo. b. Demografi Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo sekitar 15.122 jiwa. c. Sarana dan Tenaga Kesehatan 1) Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang dimiliki Puskesmas Mabodo terdiri dari 3 Pustu, 2 Poskesdes, 11 Posyandu. 37
  • 51. 38 2) Tenaga Kesehatan Untuk mengetahui jumlah tenaga di Puskesmas Mabodo, dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Tenaga kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo bulan Juli Tahun 2016 No Jenis Tugas Jumlah 1. Dokter 2 Orang 2. Bidan 6 Orang 3. Perawat 13 Orang 4. Gizi 5 Orang 5. Farmasi 2 Orang 6. SKM 4 Orang 7. SPK 1 Orang 8 Promkes 2 Orang 9 Honorer 38 Orang Jumlah 73 Sumber : Data Primer, 2016 2. Karateristik Responden a. Umur ibu Berdasarkan tingkat umur di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan kontunaga Tahun 2016, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut umur di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni tahun 2016 Umur ( Tahun ) Frekuensi (f) Persentase ( % ) < 20 Tahun 25 20.83 21 – 30 Tahun 50 41.67 31– 40 Tahun 37 30.83 41 – 50 Tahun 8 6.67 Jumlah (n) 120 100 Sumber : Data Primer, 2016
  • 52. 39 Tabel 4 menunjukan bahwa ibu bayi ber umur antara 18- 23 Tahun sebanyak 25 orang atau (20.83 %), 24-29 Tahun sebanyak 47 orang atau (39.17 %), 30-35 Tahun sebanyak 37 orang atau (30.83 %) dan 36-41 Tahun sebanyak 11 orang atau (9.17 %). b. Pendidikan Ibu Berdasarkan tingkat pendidikan responden di wilayah kerja puskesmas Mabodo Kecamatan kontunaga pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut pendidikan di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni Tahun 2016 Pendidikan Frekuensi (f) Persentase ( % ) Tinggi 51 42.51 Rendah 58 48.33 Tidak Sekolah 11 9.16 Jumlah (n) 120 100 Sumber : Data Primer, 2016 Dari tabel 5 menunjukan bahwa, ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 51 orang atau (42.51 %), pendidikan rendah sebanyak 58 orang atau (48.33 %) dan sebagian kecil atau 11 orang (9.16 %). c. Kunjungan ke Posyandu Berdasarkan tingkat kunjungan ke posyandu responden di wilayah kerja puskesmas Mabodo pada Bulan Juni tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
  • 53. 40 Tabel 6. Distribusi jumlah responden (ibu bayi) menurut kunjungan ke posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni Tahun 2016 Kunjungan ke Posyandu Frekuensi (f) Persentase ( % ) Rutin 117 97.51 Tidak teratur 3 2.49 Tidak pernah 0 0 Jumlah (n) 120 100 Sumber : Data Primer, 2016 Tabel 6 menunjukan bahwa, responden yang kunjungan ke posyandu rutin sebanyak 117 orang atau (97.51 %), tidak teratur sebanyak 3 orang atau (2.49% ), sedangkan yang tidak pernah 0. 3. Analisis Univariat Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya hasil penelitian akan disajikan dalam beberapa tabel distribusi disertai dengan narasi atau penjelasan tabel sebagai berikut ini: a. Tingkat Tahu Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
  • 54. 41 Tabel 7. Distribusi Tingkat Tahu Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni Tahun 2016 Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % ) Baik 47 39.17 Cukup 32 26.67 Kurang 41 34.16 Jumlah (n) 120 100 Sumber : Data Primer, 2016 Tabel 7 menunjukan bahwa dari 120 responden ditemukan tingkat tahu ibu baik berjumlah 47 orang atau (39.17 %,) tingkat tahu ibu cukup berjumlah 32 orang atau (26.67 %) sedangkan tingkat tahu ibu kurang berjumlah 41 orang atau (34.16 %). b. Tingkat Pemahaman Pembagian responden berdasarkan tingkat memahami tentang gizi pada bayi di wilayah kerja puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada Bulan Juli Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Distribusi Tingkat Pemahaman Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni Tahun 2016 Tingkat pemahaman Frekuensi (f) Persentase ( % ) Baik 42 35 Cukup 32 26.67 Kurang 46 38.33 Jumlah (n) 120 100 Sumber : Data Primer, 2016
  • 55. 42 Tabel 8 menunjukan bahwa, pemahaman ibu tentang gizi pada bayi, menunjukan dari 120 responden ditemukan tingkat pemahaman ibu yang baik berjumlah 42 orang atau (35 %), tingkat pemahaman cukup berjumlah 32 orang atau (26.67 %) sedangkan tingkat pemahaman kurang berjumlah 46 orang atau (38.33 %). c. Tingkat Aplikasi Pembagian responden berdasarkan tingkat aplikasi tentang gizi pada bayi di wilayah kerja puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada Bulan Juni Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut ini: Tabel 9. Distribusi Tingkat Aplikasi Ibu tentang Gizi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni Tahun 2016 Tingkat aplikasi Frekuensi (f) Persentase (% ) Baik 33 27.51 Cukup 28 23.33 Kurang 59 49.16 Jumlah (n) 120 100 Sumber: Data Primer, 2016 Tabel 9 menunjukan bahwa dari 120 responden ditemukan tingkat aplikasi ibu yang baik berjumlah 33 orang atau (27.51 %), tingkat aplikasi cukup berjumlah 28 orang atau (23.33 %) sedangkan tingkat aplikasi kurang berjumlah 59 orang atau (49.16 %).
  • 56. 43 B. Pembahasan 1. Tingkat tahu Tingkat tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Dari hasil penelitian di peroleh bahwa tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 pada umumnya sudah baik yakni dari 120 sampel yang diteliti ibu yang memiliki tingkat tahu yang baik berjumlah 47 orang atau (39.17 %,) tingkat tahu ibu cukup berjumlah 32 orang atau (26.67 %) sedangkan tingkat tahu ibu kurang berjumlah 41 orang atau (34.16 %). Tingginya tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi menurut pengamatan penulis disebabkan karena ibu-ibu yang memiliki bayi banyak mendapatkan informasi dan penyuluhan tentang gizi oleh petugas kesehatan di wilayah kerja puskesmas mabodo pada saat posyandu dan ibu-ibu bayi juga banyak mendapatkan informasi tentang gizi bayi melalui televisi dan media masa seperti poster yang berisi tentang gizi pada bayi, pendidikan ibu juga mempengaruhi tingkat tahu ibu karena sebagian besar (97,51 %) sampel rutin hadir di posyandu, selain itu tingkat pendidikan sampel juga berpengaruh karena sebagian sampel (42.51 %) berpendidikan tinggi dan hanya (9.16%) tidak sekolah.
  • 57. 44 Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Hafsah, (2009), bahwa tingkat tahu pada ibu tentang gizi pada bayi adalah baik. Hasil tersebut sangat baik, dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain sudah semakin banyak informasi yang diperoleh oleh ibu tentang kesahatan khususnya tentang gizi pada bayi. Informasi tentang gizi pada bayi melalui penyuluhan. Penyuluhan yang di berikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. Informasi dapat diketahui ibu melalui media masa seperti poster-poster yang berisi tentang pengetahuan kesehatan, televisi dan spanduk-spanduk berisi tentang kesehatan. Hal ini menjadikan ibu memperoleh pengetahuan yang cukup tentang gizi pada bayi, sedangkan pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang tentang gizi pada bayi dapat di sebabkan karena tingkat pendidikan dan pemahamannya tentang kesehatan masih minim sehingga menjadikan ibu acuh tak acuh terhadap informasi yang diberikan khususnya gizi pada bayi. Dalam Penelitian Nursalam, 2012 hasil diatas tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Dari uraian di atas semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula untuk menerima informasi. Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah dalam merawat bayinya terutama gizi pada bayi yang baik dan benar.
  • 58. 45 Pengetahuan ibu mengenai gizi pada bayi merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan pemberian gizi pada bayi. Tingkat pengetahuan yang berbeda dalam setiap masyarakat dapat di pengaruhi oleh faktor internal antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, usia serta faktor eksternalnya adalah faktor eksternalnya adalah faktor lingkungan sosial, budaya dan sumber informasi yang di terima. 2. Tingkat pemahaman Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pemahaman ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 pada umumnya masih kurang yakni dari 120 responden ditemukan tingkat pemahaman ibu yang baik berjumlah 42 orang atau (35 %), tingkat pemahaman cukup berjumlah 32 orang atau (26.66 %) sedangkan tingkat pemahaman kurang berjumlah 46 orang atau (38.33 %). Rendahnya pemahaman ibu tentang gizi pada bayi menurut pengamatan penulis disebabkan karena masih ada (48.33 %) yang mempunyai pendidikan rendah bahkan masih ada (9.16 %) yang tidak sekolah, selain itu umur ibu
  • 59. 46 yang terlalu muda atau terlalu tua juga mempengaruhi tingkat pemahaman, sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman ibu tentang gizi bayi. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Hafsah, 2009. beragamnya tingkat pemahaman di pengaruhi beberapa faktor antara lain adalah faktor umur dan pendidikan ibu. Beberapa teori menyebutkan bahwa umur dan pendidikan mempunyai hubungan dengan tingkat pemahaman seseorang mengenai suatu informasi khususnya masalah kesehatan, umur yang sudah dewasa umumnya memiliki pemahaman yang lebih baik dibanding umur yang masih muda atauyang sudah tua demikian pula pendidikan yang memadai menjadikan tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu tentang kesehatan lebih baik pula. Sedangkan menurut pendidikan ibu yang mencapai tingkat pendidikan tinggi lebih cepat menyerap pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan secara cepat karena adanya daya serap yang maksimal pada ibu. Sedangkan bagi para ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah lebih lambat menyerap pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan karena adanya daya tangkap yang sangat minim pada para ibu. 3. Tingkat Aplikasi Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk materi telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Dari hasil penelitian yang di peroleh bahwa aplikasi ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten
  • 60. 47 Muna pada bulan Juni tahun 2016 masih kurang dimana dari 120 responden ditemukan tingkat aplikasi ibu yang baik berjumlah berjumlah 33 orang atau (27.51 %), tingkat aplikasi cukup berjumlah 28 orang atau (23.33 %) sedangkan tingkat aplikasi kurang berjumlah 59 orang atau (49.16 %). Kurangnya tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi menurut pengamatan penulis disebabkan karena masih ada ibu yang memiliki pendidikan rendah (48.33%), bahkan masih ada (9.16 %) yang tidak sekolah , namun selain pendidikan ibu, budaya yang ada di lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi di wilayah Kerja Puskesmas Mabodo, pengaruh budaya yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mabodo seperti bayi-bayi yang masih ber usia 0-6 bulan diberi MP- ASI seperti pisang dan susu formula, dan umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua juga mempengaruhi tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada abayi 0-12 Bulan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Mery Hilmayana Aziz (2014), bahwa aplikasi seorang ibu, selain umur juga dipengaruhi oleh baik tidaknya penerimaan seseorang dalam menyikapi suatu informasi yang diperoleh serta melaksanakan suatu yang diinformasikan baik itu berupa saran, penyampaian, pengumuman, maupun penyuluhan. Dengan respon yang baik maka ibu dapat mengaplikasikan anjuran-anjuran kesehatan yang menurut ibu baik bagi kesehatan, adapun anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu : tentang pentingnya gizi pada bayi, sedangkan jika penerimaan ibu tentang informasi kurang baik, menjadikan ibu tidak mau menerapkan informasi yang diberikan
  • 61. 48 termasuk mengenai gizi pada bayi. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa selain umur dan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh baik tidaknya penerimaan seseorang dalam menyikapi suatu informasi yang diterima dan melaksanakan sesuai dengan yang diinformasikan kepadanya.
  • 62. 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diadakan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 mengenai pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi, maka dapat disimpulkan : 1. Tingkat tahu ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016, pada umumnya sudah baik (39.17 %,). 2. Tingkat pemahaman ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna bulan Juni tahun 2016 pada umumnya masih kurang (38.33 %). 3. Tingkat aplikasi ibu tentang gizi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna pada bulan Juni tahun 2016 pada umunya masih kurang (49.16 %). B. Saran 1. Bagi petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan dukungan penuh kepada ibu dan melakukan kegiatan penyuluhan secara intensif atau berkesinambungan yang menitik beratkan tentang gizi pada bayi, Sehingga pemahaman dan penerapan ibu bayi tentang gizi pada bayi dapat meningkat yang selanjutnya dapat diaplikasikan atau diterapkan pada anaknya. Petugas kesehatan juga perlu melakukan sebuah kegiatan khusus ibu hamil dan ibu 49
  • 63. 50 yang memiliki bayi untuk meluruskan persepsi-persepsi yang tidak benar mengenai gizi pada bayi usia 0-12. 2. Bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi, disarankan untuk selalu hadir di Posyandu, sehingga ketika petugas kesehatan melakukan penyuluhan di Posyandu, mereka dapat terlibat langsung sebagai peserta. 3. Bagi peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, disarankan agar melakukan wawancara langsung pada responden atau tidak menggunakan data sekunder.
  • 64. 51 DAFTAR PUSTAKA Anita Rahmiwat. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas.Sriwijaya.Http: //Ejournal. Unair.Ac.Id./Index.Php/Jnrs/Article /Donwload/1852/1362pdf. Diakses Tanggal 27 Juli 2016. Asiah. (2011). Sosiologi Pengasuhan Anak. Makasar, Masagena Press. Cakrawati dan Mustika NH (2011). Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Bandung , Alfabeta bandung. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, PT Rajagrafindo Persada. Hasdianah H.R. & Peristyowati.(2014). Gizi. Pemanfaatan Gizi,Diet, dan Obesitas, Yogyakarta Nuha Medika. Hafsah Lathifah (2009) Hubungan pengetahuan dengan status gizi pada bayi Di Desa Pulodarat Pecangaan Jepara. Http//.Core Ac.Uk/Donwload/Pdf/12347303.Pdf.Diakses 26 Juli 2016.S. Muhammad. (2013). Gizi Seimbang dengan Pemenuhan Gizi pada Balita.skripsi , Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unifersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,Jakarta.Http: //Ejournal. Unair.Ac.Id./Index.Php/Jnrs/Article/ Donwload/1852/1362pdf. Diakses Tanggal 27 Juli 2016. Merry Hilmayana Aziz. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Http://Respository.Usu.Ac.Id/23651/4/03. Pdf.Diakses 26 Juli 2016. Proverawati dan Asfuah, (2009). Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta, Nuha Medika. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, (2016) Siswanto, Susila, dan Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta, Bursa Ilmu.
  • 66. Lampiran 2 LEMBAR HASIL PENELITIAN (CEK LIST ) TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO TAHUN 2016 No Nama Umur bayi Tingkat Pengetahuan Tahu Memahami Aplikasi Baik Cukup kurang Baik Cukup kurang Baik Cukup Kurang 1. NY.A 35 Tahun √ √ √ 2. NY.AN 31 Tahun √ √ √ 3. NY.M 40 Tahun √ √ √ 4. NY.S 30 Tahun √ √ √ 5. NY.Y 29 Tahun √ √ √ 6. NY.S 31 Tahun √ √ √ 7. NY.SU 26 Tahun √ √ √ 8. NY.HA 27 Tahun √ √ √ 9. NY.MA 35 Tahun √ √ √ 10. NY.ND 29 Tahun √ √ √ 11. NY.B 30 Tahun √ √ √ 12. NY.RA 31 Tahun √ √ √ 13. NY.R 19 Tahun √ √ √ 14. NY.N 26 Tahun √ √ √ 15. NY.SA 37 Tahun √ √ √ 16. NY.LI 22 Tahun √ √ √ 17. NY.N 36 Tahun √ √ √ 18. NY.L 40 Tahun √ √ √ 19. NY.A 41 Tahun √ √ √ 20. NY.E 36 Tahun √ √ √ 21. NY.H 38 Tahun √ √ √ 22. NY.A 31 Tahun √ √ √ 23. NY.P 33 Tahun √ √ √ 24. NY.P 30 Tahun √ √ √ 25. NY.DA 35 Tahun √ √ √ 26. NY.HE 41 Tahun √ √ √ 27. NY.HI 34 Tahun √ √ √ 28. NY.SE 32 Tahun √ √ √ 29. NY.SU 34 Tahun √ √ √ 30. NY.Y 32 Tahun √ √ √ 31. NY.YA 30 Tahun √ √ √
  • 67. 32. NY.RE 32 Tahun √ √ √ 33. NY.F 30 Tahun √ √ √ 34. NY.W 30 Tahun √ √ √ 35. NY.WI 30 Tahun √ √ √ 36. NY.I 30 Tahun √ √ √ 37. NY.WA 32 Tahun √ √ √ 38. NY.WD 30 Tahun √ √ √ 39. NY.MI 31 Tahun √ √ √ 40. NY.N 30 Tahun √ √ √ 41. NY.RU 31 Tahun √ √ √ 42. NY.T 31 Tahun √ √ √ 43. NY.K 33 Tahun √ √ √ 44. NY.PI 30 Tahun √ √ √ 45. NY.W 34 Tahun √ √ √ 46. NY.ND 30 Tahun √ √ √ 47. NY.WA 32 Tahun √ √ √ 48. NY.E 18 Tahun √ √ √ 49. NY.N 25 Tahun √ √ √ 50. NY.M 24 Tahun √ √ √ 51. NY.E 20 Tahun √ √ √ 52. NY.AM 29 Tahun √ √ √ 53. NY.MO 25 Tahun √ √ √ 54. NY.KA 22 Tahun √ √ √ 55. NY.R 23 Tahun √ √ √ 56. NY.F 25 Tahun √ √ √ 57. NY.S 19 Tahun √ √ √ 58. NY.K 37 Tahun √ √ √ 59. NY.A 37 Tahun √ √ √ 60. NY.U 37 Tahun √ √ √ 61. NY.NE 19 Tahun √ √ √ 62. NY.AN 21 Tahun √ √ √ 63. NY.NA 26 Tahun √ √ √ 64. NY.N 21 Tahun √ √ √ 65. NY.AS 22 Tahun √ √ √ 66. NY.P 21 Tahun √ √ √ 67. NY.S 23 Tahun √ √ √ 68. NY.AM 20 Tahun √ √ √ 69. NY.SA 21 Tahun √ √ √ 70. NY.D 21 Tahun √ √ √ 71. NY.PI 23 Tahun √ √ √
  • 68. 72. NY.C 22 Tahun √ √ √ 73. NY.CI 23 Tahun √ √ √ 74. NY.RI 19 Tahun √ √ √ 75. NY.SI 18 Tahun √ √ √ 76. NY.NI 19 Tahun √ √ √ 77. NY.D 23 Tahun √ √ √ 78. NY.B 20 Tahun √ √ √ 79. NY.I 20 Tahun √ √ √ 80. NY.NA 27 Tahun √ √ √ 81. NY.S 27 Tahun √ √ √ 82. NY.A 28 Tahun √ √ √ 83. NY.NJ 27 Tahun √ √ √ 84. NY.MB 27 Tahun √ √ √ 85. NY.ES 24 Tahun √ √ √ 86. NY.MU 27 Tahun √ √ √ 87. NY.DE 27 Tahun √ √ √ 88. NY.NE 28 Tahun √ √ √ 89. NY.SA 28 Tahun √ √ √ 90. NY.NA 28 Tahun √ √ √ 91. NY.ND 28 Tahun √ √ √ 92. NY.SA 28 Tahun √ √ √ 93. NY.RI 28 Tahun √ √ √ 94. NY.A 27 Tahun √ √ √ 95. NY.I 26 Tahun √ √ √ 96. NY.SI 29 Tahun √ √ √ 97. NY.AM 28 Tahun √ √ √ 98. NY.S 28 Tahun √ √ √ 99. NY.NU 28 Tahun √ √ √ 100 NY.H 27 Tahun √ √ √ 101 NY.HA 28 Tahun √ √ √ 102 NY.ET 29 Tahun √ √ √ 103 NY.D 26 Tahun √ √ √ 104 NY.RI 27 Tahun √ √ √ 105 NY.HA 27 Tahun √ √ √ 106 NY.A 27 Tahun √ √ √ 107 NY.H 28 Tahun √ √ √ 108 NY.AB 28 Tahun √ √ √ 109 NY.SA 29 Tahun √ √ √ 110 NY.E 29 Tahun √ √ √
  • 69. 111 NY.G 29 Tahun √ √ √ 112 NY.AS 26 Tahun √ √ √ 113 NY.N 24 Tahun √ √ √ 114 NY.L 24 Tahun √ √ √ 115 NY.Y 30 Tahun √ √ √ 116 NY.ER 30 Tahun √ √ √ 117 NY.R 30 Tahun √ √ √ 118 NY.H 31 Tahun √ √ √ 119 NY.AR 19 Tahun √ √ √ 120 NY.SI 30 Tahun √ √ √
  • 71. Lampiran 4 Kuisioner Gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi Di Wilayah kerja Puskesmas Mabodo A. Identitas responden Nomor responden : Nama ibu : Umur : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat : Kunjungan ke Posyandu : B. Petunjuk pengisian : 1. Kepada responden di harapkan untuk menjawab semua pertanyaan dengan jujur dan obyektif 2. Berikan tanda ( X ) pada jawaban yang diangap benar dan tepat C. Pertanyaan Tingkat Tahu Ibu 1. Sampai umur berapakah bayi hanya diberi ASI saja ? a. 6 Bulan b. < 6 bulan c. > 6 bulan 2. Makanan yang diberikan pada bayi umur 0-6 bulan adalah ? a. Asi saja
  • 72. b. Bubur saring c. pisang 3. Selain ASI makanan yang diberikan pada bayi umur 6-7 bulan adalah ? a. Bubur lunak b. Makanan seperti orang dewasa c. ASI 4. Berapa kali bayi usia 6-7 bulan di beri makan ? a. 1-2 kali/hari b. 3-4 kali/ hari c. 4-5 kali 5. Selain ASI Makanan yang diberikan pada bayi usia 7-9 bulan adalah? a. Bubur b. Makanan seperti orang dewasa c. ASI 6. Berapa kali bayi usia 7-9 bulan di beri makan ? a. 3-4 kali/ hari b. 1 kali / hari c. 5-6 kali/ hari 7. Selain ASI makanan yang diberikan pada bayi Usia 11 bulan keatas adalah a. Makanan seperti orang dewasa b. Bubur saring c. Asi saja 8. Menurut ibu berapa kali bayi usia 9-11 bulan di beri makan ?
  • 73. a. 4-5 kali / hari b. 2 kali/ hari c. 1 kali / hari 9. Sampai usia berapakah bayi seharusnya di beri ASI ? a. 2 tahun b. 1 tahun c. < 1 tahun 10. Bayi yang sudah ber usia > 6 bulan perlu diberi makanan tambahan dikarenakan ? a. Agar bayi tidak rewel b. Agar bayi tidak cengeng c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi terpenuhi D. Pertanyaa Tingkat Pemahaman Ibu 1. Pengaruh pemberian makanan pada bayi sebelum usia 6 bulan adalah ? a. Anak akan sering mencret karena pencernaanya terganggu b. Anak sering menagis c. Anak akan sering tidur 2. Pada usia > 6 bulan pertumbuhan bayi lebih cepat apabila diberi ? a. Asi saja tanpa makanan tambahan b. Asi dan makanan tambahan c. Makanan saja tanpa ASI 3. Mengapa bayi yang ber usia > 6 bulan perlu di berikan makanan pendamping ASI ?
  • 74. a. Untuk kecukupan gizi bayi b. Agar bayi tidak rewel c. Agar bayi tidak sering sakit 4. Yang akan terjadi pada bayi apabila bayi tidak mendapat gizi yang cukup adalah ? a. Kekurangan gizi b. tidak berpengaruh c. sering rewel 5. Bayi yang ber usia 9-11 bulan di beri makanan padat karena ? a. Pada usia ini perkembangan gigi sudah mulai berkembang b. Bayi sudah mulai mengunyah c. Pada usia ini bayi sudah punya gigi E. Pertanyaan Tingkat aplikasi Berilah tanda ceklist ( √ ) pada pernyataan yang diangap benar. No Pertanyaan Ya Tidak 1. Ibu memberi asi saja pada bayi ber usia 0-6 bulan 2. Ibu memberikan makanan pendamping ASI setelah bayi ber usia 6 bulan 3. Ibu memberikan susu formula sebelum bayi ber usia 6 bulan 4. Pada saat bayi ber usia > 6 bulan selain MP- ASI ibu juga tetap melanjutkan pemberikan ASI 5. Pada saat bayi ber usia 6-7 bulan ibu memberikan makan lunak