Makalah ini membahas tentang asfiksia pada bayi baru lahir dan hubungannya dengan malaria. Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Penyebab asfiksia meliputi faktor ibu, tali pusat, dan bayi sendiri. Tanda dan gejala asfiksia adalah tidak bernapas, bernapas megap-megap, kulit kebiruan, dan detak jantung tid
Asfiksia pada bayi bari lahir dan hubungannya dengan malaria
1. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karuniaNyalah,
makalah yang berjudul “Asfiksia Pada Bayi Bari Lahir Dan hubungannya dengan
Malaria” ini bisa diselesaikan. Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah
pengetahuan tentang asfiksia pada bayi baru lahir dan hubungannya agar dapat
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada neonates.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan
tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang telah terlibat dalam
proses penulisannya, yang senantiasa memotivasi.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis
telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis
menyadari makalah ini belumlah sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapakan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Raha , mei- 16-2014
Penulis
SAFIA
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………............………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………...........……………......... ii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………….........………………… 1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………..........…............. 1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………….........…….............. 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT…………………………………………...........…....1
BAB 11 PEMBAHASAN……………………………………………….......…………... 2
A. PENGERTIAN ASFIKSIA………………………………………..........……......2
B. PENYEBAB ASFIKSIA………………………………………………................2
C. TANDA DAN GEJALA ASFIKSIA……………………………………............. 2
D. HUBUNGAN ANTARA ASFIKSIA DAN EKSTRAKSI VAKUM…...............3
E. PENANGANAN ASFIKSIA……………………………………………............ 3
BAB 111. PENUTUP…………………………………………………………..........…. 5
A. KESIMPULAN………………………………………………………….............. 5
B. SARAN……………………………………………………………………............5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 6
3. BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir
mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal.
Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa
neonatal (usia di bawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat 1 neonatus yang meninggal.
Penyebab kematian neonatal di Indonesia adalah berat bayi lahir rendah 29%, asfiksia
27%, trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain, dan kealainan congenital.
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab
utama kematian bayi baru lahir, meliputi pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan
persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal oleh tenaga
professional. Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena asfiksia,
persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan
keterampilan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir, kemampuan dan keterampilan
ini harus digunakan setiap kali menolong persalinan.
Oleh karena itu, keterampilan dan kemampuan penanganan resusitasi pada neonatal
sangat penting dimiliki oleh setiap tenaga professional yang terlibat dalam penanganan
bayi baru lahir.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi asfiksia neonatorum?
2. Apakah penyebab asfiksia?
3. Bagaimana tanda gejala serta diagnose pada bayi asfiksia?
4. Hubungan asfiksia dengan ekstraksi vakum
5. Bagaimanakah penanganan asfiksia neonatorum?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan asfiksia.
2. Untuk mengetahui apa penyebab dari asfiksia neonatorum.
3. Untuk mengetahui bagaimana tanda gejala asfiksia bayi baru lahir.
4. Untuk mengetahui hubungan asfiksia dengan ekstraksi vakum
5. Untuk mengetahui bagaimana penanganan asfiksia pada bayi baru lahir.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASFIKSIA
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur.bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat di lahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
B. PENYEBAB ASFIKSIA
Beberapa factor tertentu dapat menjadi penyebab asfiksia pada bayi baru lahir, di
antaranya adalah:
1. Faktor ibu
Preeklampsia dan eklampsia
Pendarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
Partus lama atau partus macet
Demam selama persalinan (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan lewat bulan (sesudah 42 minggu kehamilan)
Umur ibu < 20 tahun dan > 30 tahun
Tidak ANC
DM
Hipertensi
2. Faktor tali pusat
Lilitan tali pusat
Tali pusat pendek
Simpul tali pusat
Prolapsus tali pusat
3. faktor bayi
bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep
kelainan bawaan (kongenital)
air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
5. C. TANDA DAN GEJALA
1. tidak bernapas atau bernapas megap-megap
2. warna kulit kebiruan
3. kejang
4. penurunan kesadaran
5. DJJ lebih dari 160x/menit/kurang dari 100x/menit tidak teratur
6. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
D. HUBUNGAN ASFIKSIA DENGAN MALARIA
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk. Hubungannya yaitu ibu hamil yang terkena penyakit malaria
akan menular pada janinnya melalui sel darah merah sehingga pada saat persalinan
bayi tersebut terkena asfeksia.
E. PENATALAKSANAAN ATAU CARA PENANGANAN
Langkah awal terhadap bayi asfiksia biasa di sebut dengan” JAIKAN”
1. jaga bayi tetap hangat
2. atur posisi bayi, posisi bayi harus ekstensi
3. isap lendir
4. keringkan
5. atur kembali posisi bayi
6. nilai
jika bayinya bernapas megap-megap lakukan ventilasi:
pasang sungkup dengan posisi tangan posisi tangan berbentuk huruf C
meniup 2x untuk membuka alveoli selama 30 detik bila dadanya mengembang
kita lanjutkan ventilasi, jika dadanya tidak mengembang periksa sungkup, posisi
bayi dan posisi tangan
jika dadanya sudah mengembang lanjutkan lakukan ventilasi sebanyak 20x,
selama 30 detik dengan kedalaman 20 cm
menilai pernapasan bayi selama 30 detik jika belum bernapas spontan lanjutkan
ventilasi dan jika sudah bernapas lanjutkan penanganan bayi baru lahir normal,
jika belum bernapas lanjutkan ventilasi 20x selama 30 detik dengan tekanan 20
cm air,
melakukan penilaian kembali selama 30 detik, jika sudah bernapas lanjutkan
penanganan pasca resusitasi/bayi baru lahir normal dan jika belum
bernapas/bernapas megap-megap tetap melanjutkan ventilasi selama 20 menit
dengan menyiapkan rujukan dan jika belum bernapas/bernapas megap-megap
hentikan ventilasi.
6. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan
dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi
kesejahteraan bayi selama atau sesudah
Langkah-langkah resusitasi, meliputi 2 tahap. Tahap pertama adalah langkah awal,
dan tahap kedua adalah ventilasi.
2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu
pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca
semua agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
7. DAFTAR PUSTAKA
1. Departement Kesehatan RI : Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Untuk
Bidan.(2007). Jakarta
2. Sarwono prawirohardjo.2002.Buku Acuan Nasiona Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Wiknjosastro, 1999.Asfiksia pada bayi baru lahir.