1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah salah satu diantara penyakit degenerative yang berkaitan
erat dengan penyakit metabolisme dan cenderung akan mengalami peningkatan,
sehingga dampak adanya pergeseran perilaku pola konsumsi gizi makanan. (Singgih
B, et al. 2003)
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
Diabetes mellitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa
keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
Diabetes mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan,walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar
antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system
saraf, hati, mata dan ginjal.
Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka
kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya umur harapan hidup
(UHH), namun masa transisi demografi akibat keberhasilan upaya menurunkan angka
kematian dapat menimbulkan transisi epidemiologis, sehingga pola penyakit bergeser
dari infeksi akut penyakit degenerative yang menahun.
Menurut WHO angka penyandang penyakit yang popular dengan sebutan kencing
manis memang cukup fantastis, yaitu menempati urutan ke 4 terbesar di dunia.
Menurut data WHO, dunia kini didiami oleh 171 juta penderita diabtes mellitus
(2000) dan akan meningkat dua kali menjadi 366 juta pada tahun 2030. Dari 50%
yang sadar mengidapnya, hanya 30% yang rutin berobat. Kecenderungan peningkatan
prevalensi akan membawa perubahan posisi diabetes mellitus semakin menonjol,
yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peningkatannya dikelompok 10 besar
(leading diseases). Selain itu diabetes mellitus makin member kontribusi yang lebih
besar terhadap kematian ( ten diseases leading cause of death). (Bustan, 2007)
ii
2. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Melitus ?
3. Bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus ?
4. Bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus ?
ii
13. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Diabetes Melitus
3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran
air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah
penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein.
Menurut American Diabetes Asosiation (ADA) 2003, diabetes itu merupkan suatu
kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hyperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO
tahun 1980 diabetes mellistus merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam
satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai
suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah
faktor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi
insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah( hyperglikemia) mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan
tubuh untuk merespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya
pembentukan oleh pancreas ( Burnner dan suddarrth, 2003)
ii
2.2 Patofisiologi
Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan
sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat ( gula dan tepung-tepungan), protein (asam
amino) dan lemak (asam lemak). Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut
kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan,
makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah
menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu
diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh
sebagai energy. Supaya berfungsi sebagai energy zat makanan itu harus diolah,
dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energy yang disebut
metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
4. memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar ( FKUI,
Depkes, WHO, 2004)
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa itu di metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa
dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah
yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan
akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energy di dalam sel. Inilah yang terjadi
pada diabetes mellitus tipe 1.
2.2.1 Patofisologi diabetes mellitus tipe 1
Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis
ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis.
Ini menyebabkan timbulnya antibody terhadap sel beta yang disebut ICA ( Islet Cell
Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody ditimbulkannya menyebabkan
hancurnya sel beta.
2.2.2 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.
Penyebab resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 sebenarnya tidak
begitu jelas, tetapi faktor-faktor dibawah ini bayak berperan:
ü obesitas terutama bersifat sentral ( bentuk apel)
ü Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
ü Kurang gerak badan
ü Factor keturunan
ii
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus
Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda. Penyakit ini dibedakan
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi Diabetes Melitus
yang utama adalah:
2.3.1 Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin
Dependent Diabetes Melitus/IDDM)
5. Kurang dari 5-10% penderita mengalami diabetes yang tergantung insulin. Pada
diabetes jenis ini, sel-sel beta pancreas yang dalam keadaan normal menghasilkan
hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses autoimun. Sebagai akibatnya,
penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar gula darah.
2.3.2 Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non –
Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM)
Kurang dari 90-95% penderita mengalami diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang tidak
tergantung insulin. Diabtes tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitifitas insulin ( retensi
insulin). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2, obat oral tidak mengendalikan
keadaan hyperglikemia. Sebagian penderita diabetes tipe 2 dapat mengendalikan
diabetesnya dengan diet, latihan, obat hypoglikemia oral dan mungkin memerlukan
penyuntikan insulin dalam periode stress fisiologi akut seperti sakit atau pembedahan.
ii
2.4 Tanda dan gejala diabetes
· Gejala khas
1. Gejala khas
Poliuria (sering kencing terutama di malam hari)
Poliphagia (banyak makan atau cepat lapar)
Polidipsia (rasa haus yang berlebihan)
2. Gejala lain
Kelainan kulit seperti gatal dan bisul. Biasanya, bagian tubuh yang terasa
gatal adalah daerah genital atau daerah lipatan kulit,seperti ketiak bawah
payudara dan pelipatan paha.
Katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat
akibat hiperglikemia
Kelainan ginekologi,seperti keputihan yang di akibatkan adanya jamur
candida dan kelainan pola haid.
Impotensi pada laki-laki
Kesemutan dan mati rasa (baal) pada jari tangan dan kaki yang di akibatkan
neuropati.
Luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, meskipun luka hanya timbul
karena hal sepele,seperti luka lecet.
Tubuh merasa lemah dan mudah merasa lelah
Berat badan menurun tanpa penyebab khusus.
6. 2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus
Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa
Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu
berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. Diagnosa diabetes millitus dapat di
tetapkan dengan mengukur kadar glukosa darah ketika puasa dan 1-2 jam setelah
meminum larutan glukosa 75 gram (tes toleransi oral). Kadar glukosa darah ketika
puasa menunjukan keadaan pruduksi insulin tubuh yang bersifat basal atau dasar.
Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus
adalah sebagai berikut :
1. Seorang dikatakan menderita diabetes mellitus,jika kadar gula darah sewaktu
≥200 mg/dl. (gula darah sewaktu adalah kadar glukosa darah pada suatu saat
yang dapat berubah sepanjang hari dengan jumlah karbohidrat yang dimakan.
2. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah
ketika puasa > 126 mg/dl atau 2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram
menunjukkan kadar glukosa darah >200 mg/dl.(puasa = tidak ada masukan
makanan atau kalori sejak 10 jam terakhir).
3. Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar
glukosa darah ketika puasa adalah < 110 mg/dl,kadar glukosa darah 1 jam
Rekomendasi WHO kriteria diagnosis diabetes mellitus dan hipoglikemia
intermediate :
Jenis pemeriksaan Nilai normal
Diabetes :
· Glukosa puasa
· Glukosa 2 jam pp
ii
> = 7.0 mmol/1 (126mg/dl), atau
> = 11.1 mmol (200mg/dl)
Impaired glucose tolerance (IGT)
· Glukosa puasa
· Glukosa 2 jam pp
< = 7.0 mmol/1 (126)mg/dl, dan
> = 7.8 mmol/1 dan < 11.1 mmol
(140 mg/dl dan 2000 mg/dl)
Impaired fasting glucose (IFG)
· Glukosa puasa
· Glukosa 2 jam pp
6.1 – 6.9 mmol/1 (110 – 125
mg/dl), dan
< 7.8 mmol/1 (140 mg/dl)
7. + glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75 gram glukosa
· Jika 2 jam pp tidak diukur, status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak bisa
dikeluarkan
2.6 Faktor Pencetus
Faktor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes di samping
penyebab lain seperti infeksi,kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun demikain,
pada orang dengan bibit diabetes,belumlah menjamin timbulnya penyakit dibetes.
Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya.
Beberpa faktor yang dapat menyuburkan dan sering merupakan faktor pencetus
diabetes melitus ialah :
ii
Kurang gerak / malas
Makanan berlebihan
Kehamilan
Kekurangan produksi hormon insulin
Penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin
Secara singkat factor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah
1. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena
kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan
baik. Tetapi risikonya terkena diabetes juga tergantung pada factor kelebihan berat
badan, stress, dan kurang bergerak.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastic menurun
dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang
memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat
badanya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
3. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki
efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah
yang berbahaya bagi mereka yang beresiko kena diabetes.
8. 4. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena
diabetes. Kurang gizi (mal nutrisi) dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas
(gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin).
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa
akibat diet ketat berlebihan. Sedangkan kurang gizi pda janinmungkin terjadi karena
ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya.
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih
disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehongga cadangan gula darah
yang disimpan didalam tubuh sangant berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe
II adalah mereka yang tergolong gemuk.
2.7 Pengobatan Diabetes Melitus
Secara garis besar pengobatan dilakukan dengan:
1. latihan jasmani
latihan jasmani dalam bentuk olah raga menimbulkan penurunan kadar gula darah
yang disebabkan oleh karena peninggian penggunaan glukosa didaerah perifer. Tetapi
bila kadar gula darah tinggi > 18 mmol/ 320mg% dan bila ada ketosis, olahraga
sebaiknya akan menyebabkan keadaan diabetes lebih parah, gula dan ketonemia akan
meninggi karena bertambahnya glukoneogenesis dan ketosis dalam hepar. Dianjurkan
latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang
sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, Rhythmical, Interval, Progressive,
Endurance,Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyaut nadi
maksimal (220- umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selamam 30
menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan oalhraga berat
misalnya jogging.
2. Obat-obatan
Obat antidiabetic oral dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
golongan Sulfonilurea
Golongan sulfonylurea bekerja dengan cara merangsang sel beta pancreas untuk
mengeluarkan insulin
1. menghalangi pengikatan insulin
2. mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin
ii
9. ii
3. menekan pengeluaran glucagon
4. Sulfonilurea golongan I
· Klorpropamid (Diabenese)
Indikasi : NIDDM
Kontra-indikasi : diabetes juveil, NIDDM berat atau tidak stabil. Ketoasidosis,
pembedahan, infeksi berat, trauma, ggn fungsi hati, ginjal atau tiroid. Hamil.
Bentuk sediaan & dosis : tablet 100 mg ; tablet 250 mg dan pasien paruh baya 250
mg/hari, usia lebih tua 100-125 mg/hari. Aturan pakai 3 x sehari bersama makanan.
Efek samping : ikterus kolestatik, reaksi seperti disulfiram, mual, muntah, diare,
anoreksia.
Resiko khusus : pada penderita gangguan fungsi ginjal dan wanita menyusui.
Sulfonilurea golongan II
· Glipizid (Aldiab)
Indikasi : NIDDM
Kontra-indikasi : DM ketoasidosis dengan atau tanpa koma, juvenile DM, ggn fungsi
ginjal, hati yang berat.
Bentuk sediaan & dosis : tab 5 mg dan dosis awal 15-30 mg 1x /hari sebelum makan
pagi, dosis ditambah 2,5-5 mg tergantung kadar gula darah.
Efek samping : ggn GI, hipoglikemik, reaksi alergi kulit eritema, erupsi
makulopapular, urtikaria, pruritus, eksema, porfiria, fotosensitifitas. Reaksi seperti
disulfiram. Reaksi hematologik:agranulositois,leukopenia,trombositopenia, anemia
plastesik, anemia hemolitik, pansetopenia, pusing, mengantuk, sakit kepala.
Peningkatan AST, LDH, alkaline phosphatese, BUN & kreatinin.
Resiko khusus : penderita hati, ginjal dan wanita hamil.
· Glimepirid (Amadiab)
Indikasi : DM tipe II (NIDDM)
Kontra-indikasi : DM tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum,
hipersensitif terhadap glimepirid, hamil, laktasi.
Bentuk sediaan & dosis : kapl 1 mg; 2 mg; 3 mg; 4 mg. Dosis 1 mg 1 x/hari dosis
dinaikkan selama 1-2 minggu.
Efek samping : hipoglikemik, ggn visual sementara, ggn GI, kerusakan hati.
Trombopenia, leukopenia.
Resiko khusus : hipersensitif & ggn fungsi hati.
10. · Glibenclamide ( Prodiabet)
Indikasi : NIDDM
Kontra-indikasi : IDDM, ketoasidosis, infeksi berat, stress, trauma, ggn ginjal, hati
atau tiroid berat, porifia akut.
Bentuk sediaan & dosis : tablet 5 mg. Dosis awal 2,5 mg/hari, ditingkatkan 2,5 mg.
Efek samping : ikterus kolestasis, alergi dermatologi & reaksi hematologi, ggn GI,
sakit kepala, pusing, parestesia.
Resiko khusus : usia lanjut & hipoglikemia.
ii
Indikasi pemberian golongan ini adalah:
1. bila berat badan sekitar ideal
2. bila kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari
3. bila tidak ada stress akut misalnya infeksi berat atau operasi
Efek samping golongan Sulfonilurea:
1. mual, muntah sakit kepala, vertigo dan demam
2. rasa pada kulit dermatitis, pruritis
3. kelainan, hermatologik: lekopeni, trombosittopeni dan enemia
3. Penyuluhan
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk memdapatkan hasil yang
maksimal. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan
dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku
untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk
mencapai keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan sehat optimal, dan
penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi
merupakan bagian integral dari asuhan perawatan pasien diabetes.
Tujuan dari penyuluhan penyakit diabetes mellitus ialah:
Meningkatakan pengetahuan
Mengubah sikap
Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan
Mengubah kualitas hidup
11. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Patofisiologi penyakit Diabetes Melitus adalah :
a. Patofisologi diabetes mellitus tipe 1
Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis
ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis.
b. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.
2. Klasifikasi penyakit Diabetes Melitus adalah :
a. Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin
ii
Dependent Diabetes Melitus/IDDM)
b. Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non –
Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM)
3. Diagnosa penyakit Diabetes Melitus adalah :
Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa
Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu
berdasarkan kadar gula atau glukosa darah.
4. Pengobatan penyakit Diabetes Melitus adalah :
a. Latihan jasmani
b. Obat obatan
c. Penyuluhan
3.2 Saran
Sesuai dengan perkembangan zaman maka akan memicu timbulnya penyakit seperti
yang disebabkan oleh prilaku dan pola hidup yang salah.Salah satu contohnya adalah
penyakit Diabetes Melitus.Untuk itu perlu pencegahan sejak dini dalam menghindari
penyakit Diabetes Melitus dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat
dimulai dari lingkungan keluarga dengan cara melakukan pola makan dan pola hidup
sehat
12. DAFTAR PUSTAKA
ii
Febriyatri,Diena.2009
Peningkatan Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan
Penyakit dalam Rumah Sakit Dokter Mohammad Hoesin Palembang. STIK
Bina Husada. Palembang
http://bkp2011.blogspot.com/2011/04/makalah-diabetes-melitus.html
http://merinirmalasari.wordpress.com/2012/04/04/dmcontoh-makalah-diabetes-
melitus/
http://yosefw.wordpress.com/2007/12/27/penggunaan-antidiabetik-oral-gol-sulfonilurea-
pada-diabetes-mellitus/
Suci Raplia,Serni. 2011
Hubungan Determinan Penderita dengan Kejadian Diabetes Mellitus Pasien
Rawat Jalan di RSUD Palembang Bari Tahun 2011. STIK Bina Husada.
Palembang
13. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT, berkat rahmat dan
karunia_Nya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Diabetes Melitus.
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil pencarian yang telah kami dapatkan.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan
bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas yang
diberikan oleh dosen dan untuk menambah pengetahuan kami tentang Diabetes
Melitus.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca yang sangat
bermanfaat diperlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami juga
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami sebagai penulis dan diharapkan ALLAH SWT akan membalas segala kebaikan
kita. Amin yaa Robal Alamin.
ii
Raha, Februari 2014
Penulis
14. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masala ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diabetes Melitus.............................................................................. 3
2.2 Patofisiologi........................................................................................................ 3
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus.............................................................................. 4
2.4 Tanda dan gejala diabetes.................................................................................. 5
2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus.............................................................................. 6
2.6 Faktor Pencetus................................................................................................. 7
2.7 Pengobatan Diabetes Melitus.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan.......................................................................................................... 11
3.2 Saran.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
ii
15. ii
TUGAS : ILMU GIZI
MAKALAH
DIABETES MELITUS
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. SITI MAYANSARI
2. SITTI AISAH
3. SITTI CHAIRATIN
4. SITTI FATIMAH
5. SITI SARIANDI
6. SITTI ALMAHENDRA
7. WA IDA
8. INTAN NUGRAHAYU
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014