SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Diabetes Mellitus adalah salah satu diantara penyakit degenerative yang berkaitan 
erat dengan penyakit metabolisme dan cenderung akan mengalami peningkatan, 
sehingga dampak adanya pergeseran perilaku pola konsumsi gizi makanan. (Singgih 
B, et al. 2003) 
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang 
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. 
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan 
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan 
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita 
Diabetes mellitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa 
keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit 
Diabetes mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan 
kesehatan,walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar 
antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system 
saraf, hati, mata dan ginjal. 
Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka 
kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya umur harapan hidup 
(UHH), namun masa transisi demografi akibat keberhasilan upaya menurunkan angka 
kematian dapat menimbulkan transisi epidemiologis, sehingga pola penyakit bergeser 
dari infeksi akut penyakit degenerative yang menahun. 
Menurut WHO angka penyandang penyakit yang popular dengan sebutan kencing 
manis memang cukup fantastis, yaitu menempati urutan ke 4 terbesar di dunia. 
Menurut data WHO, dunia kini didiami oleh 171 juta penderita diabtes mellitus 
(2000) dan akan meningkat dua kali menjadi 366 juta pada tahun 2030. Dari 50% 
yang sadar mengidapnya, hanya 30% yang rutin berobat. Kecenderungan peningkatan 
prevalensi akan membawa perubahan posisi diabetes mellitus semakin menonjol, 
yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peningkatannya dikelompok 10 besar 
(leading diseases). Selain itu diabetes mellitus makin member kontribusi yang lebih 
besar terhadap kematian ( ten diseases leading cause of death). (Bustan, 2007) 
ii
1.2 Rumusan Masalah 
1. Bagaimana Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus ? 
2. Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Melitus ? 
3. Bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus ? 
4. Bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus ? 
ii 
13. Tujuan 
1. Untuk mengetahui Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus 
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Diabetes Melitus 
3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus 
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Diabetes Melitus 
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran 
air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah 
penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, 
dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, 
lemak dan protein. 
Menurut American Diabetes Asosiation (ADA) 2003, diabetes itu merupkan suatu 
kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hyperglikemia yang terjadi karena 
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 
tahun 1980 diabetes mellistus merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam 
satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai 
suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah 
faktor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi 
insulin. 
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan 
kadar glukosa darah( hyperglikemia) mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan 
tubuh untuk merespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya 
pembentukan oleh pancreas ( Burnner dan suddarrth, 2003) 
ii 
2.2 Patofisiologi 
Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan 
sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat ( gula dan tepung-tepungan), protein (asam 
amino) dan lemak (asam lemak). Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut 
kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, 
makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah 
menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu 
diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh 
sebagai energy. Supaya berfungsi sebagai energy zat makanan itu harus diolah, 
dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energy yang disebut 
metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar ( FKUI, 
Depkes, WHO, 2004) 
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang 
dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel 
glukosa itu di metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa 
dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah 
yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan 
akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energy di dalam sel. Inilah yang terjadi 
pada diabetes mellitus tipe 1. 
2.2.1 Patofisologi diabetes mellitus tipe 1 
Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis 
ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis. 
Ini menyebabkan timbulnya antibody terhadap sel beta yang disebut ICA ( Islet Cell 
Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody ditimbulkannya menyebabkan 
hancurnya sel beta. 
2.2.2 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak 
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. 
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. 
Penyebab resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 sebenarnya tidak 
begitu jelas, tetapi faktor-faktor dibawah ini bayak berperan: 
ü obesitas terutama bersifat sentral ( bentuk apel) 
ü Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat 
ü Kurang gerak badan 
ü Factor keturunan 
ii 
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus 
Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda. Penyakit ini dibedakan 
berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi Diabetes Melitus 
yang utama adalah: 
2.3.1 Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin 
Dependent Diabetes Melitus/IDDM)
Kurang dari 5-10% penderita mengalami diabetes yang tergantung insulin. Pada 
diabetes jenis ini, sel-sel beta pancreas yang dalam keadaan normal menghasilkan 
hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses autoimun. Sebagai akibatnya, 
penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar gula darah. 
2.3.2 Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non – 
Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM) 
Kurang dari 90-95% penderita mengalami diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang tidak 
tergantung insulin. Diabtes tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitifitas insulin ( retensi 
insulin). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2, obat oral tidak mengendalikan 
keadaan hyperglikemia. Sebagian penderita diabetes tipe 2 dapat mengendalikan 
diabetesnya dengan diet, latihan, obat hypoglikemia oral dan mungkin memerlukan 
penyuntikan insulin dalam periode stress fisiologi akut seperti sakit atau pembedahan. 
ii 
2.4 Tanda dan gejala diabetes 
· Gejala khas 
1. Gejala khas 
 Poliuria (sering kencing terutama di malam hari) 
 Poliphagia (banyak makan atau cepat lapar) 
 Polidipsia (rasa haus yang berlebihan) 
2. Gejala lain 
 Kelainan kulit seperti gatal dan bisul. Biasanya, bagian tubuh yang terasa 
gatal adalah daerah genital atau daerah lipatan kulit,seperti ketiak bawah 
payudara dan pelipatan paha. 
 Katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat 
akibat hiperglikemia 
 Kelainan ginekologi,seperti keputihan yang di akibatkan adanya jamur 
candida dan kelainan pola haid. 
 Impotensi pada laki-laki 
 Kesemutan dan mati rasa (baal) pada jari tangan dan kaki yang di akibatkan 
neuropati. 
 Luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, meskipun luka hanya timbul 
karena hal sepele,seperti luka lecet. 
 Tubuh merasa lemah dan mudah merasa lelah 
 Berat badan menurun tanpa penyebab khusus.
2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus 
Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui 
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa 
Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu 
berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. Diagnosa diabetes millitus dapat di 
tetapkan dengan mengukur kadar glukosa darah ketika puasa dan 1-2 jam setelah 
meminum larutan glukosa 75 gram (tes toleransi oral). Kadar glukosa darah ketika 
puasa menunjukan keadaan pruduksi insulin tubuh yang bersifat basal atau dasar. 
Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus 
adalah sebagai berikut : 
1. Seorang dikatakan menderita diabetes mellitus,jika kadar gula darah sewaktu 
≥200 mg/dl. (gula darah sewaktu adalah kadar glukosa darah pada suatu saat 
yang dapat berubah sepanjang hari dengan jumlah karbohidrat yang dimakan. 
2. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah 
ketika puasa > 126 mg/dl atau 2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram 
menunjukkan kadar glukosa darah >200 mg/dl.(puasa = tidak ada masukan 
makanan atau kalori sejak 10 jam terakhir). 
3. Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar 
glukosa darah ketika puasa adalah < 110 mg/dl,kadar glukosa darah 1 jam 
Rekomendasi WHO kriteria diagnosis diabetes mellitus dan hipoglikemia 
intermediate : 
Jenis pemeriksaan Nilai normal 
Diabetes : 
· Glukosa puasa 
· Glukosa 2 jam pp 
ii 
> = 7.0 mmol/1 (126mg/dl), atau 
> = 11.1 mmol (200mg/dl) 
Impaired glucose tolerance (IGT) 
· Glukosa puasa 
· Glukosa 2 jam pp 
< = 7.0 mmol/1 (126)mg/dl, dan 
> = 7.8 mmol/1 dan < 11.1 mmol 
(140 mg/dl dan 2000 mg/dl) 
Impaired fasting glucose (IFG) 
· Glukosa puasa 
· Glukosa 2 jam pp 
6.1 – 6.9 mmol/1 (110 – 125 
mg/dl), dan 
< 7.8 mmol/1 (140 mg/dl)
+ glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75 gram glukosa 
· Jika 2 jam pp tidak diukur, status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak bisa 
dikeluarkan 
2.6 Faktor Pencetus 
Faktor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes di samping 
penyebab lain seperti infeksi,kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun demikain, 
pada orang dengan bibit diabetes,belumlah menjamin timbulnya penyakit dibetes. 
Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya. 
Beberpa faktor yang dapat menyuburkan dan sering merupakan faktor pencetus 
diabetes melitus ialah : 
ii 
 Kurang gerak / malas 
 Makanan berlebihan 
 Kehamilan 
 Kekurangan produksi hormon insulin 
 Penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin 
Secara singkat factor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah 
1. Kelainan genetika 
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena 
kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan 
baik. Tetapi risikonya terkena diabetes juga tergantung pada factor kelebihan berat 
badan, stress, dan kurang bergerak. 
2. Usia 
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastic menurun 
dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang 
memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat 
badanya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. 
3. Gaya hidup stress 
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan 
berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki 
efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah 
yang berbahaya bagi mereka yang beresiko kena diabetes.
4. Pola makan yang salah 
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena 
diabetes. Kurang gizi (mal nutrisi) dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas 
(gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin). 
Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa 
akibat diet ketat berlebihan. Sedangkan kurang gizi pda janinmungkin terjadi karena 
ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya. 
Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih 
disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehongga cadangan gula darah 
yang disimpan didalam tubuh sangant berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe 
II adalah mereka yang tergolong gemuk. 
2.7 Pengobatan Diabetes Melitus 
Secara garis besar pengobatan dilakukan dengan: 
1. latihan jasmani 
latihan jasmani dalam bentuk olah raga menimbulkan penurunan kadar gula darah 
yang disebabkan oleh karena peninggian penggunaan glukosa didaerah perifer. Tetapi 
bila kadar gula darah tinggi > 18 mmol/ 320mg% dan bila ada ketosis, olahraga 
sebaiknya akan menyebabkan keadaan diabetes lebih parah, gula dan ketonemia akan 
meninggi karena bertambahnya glukoneogenesis dan ketosis dalam hepar. Dianjurkan 
latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang 
sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, Rhythmical, Interval, Progressive, 
Endurance,Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyaut nadi 
maksimal (220- umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit 
penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selamam 30 
menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan oalhraga berat 
misalnya jogging. 
2. Obat-obatan 
Obat antidiabetic oral dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 
golongan Sulfonilurea 
Golongan sulfonylurea bekerja dengan cara merangsang sel beta pancreas untuk 
mengeluarkan insulin 
1. menghalangi pengikatan insulin 
2. mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin 
ii
ii 
3. menekan pengeluaran glucagon 
4. Sulfonilurea golongan I 
· Klorpropamid (Diabenese) 
Indikasi : NIDDM 
Kontra-indikasi : diabetes juveil, NIDDM berat atau tidak stabil. Ketoasidosis, 
pembedahan, infeksi berat, trauma, ggn fungsi hati, ginjal atau tiroid. Hamil. 
Bentuk sediaan & dosis : tablet 100 mg ; tablet 250 mg dan pasien paruh baya 250 
mg/hari, usia lebih tua 100-125 mg/hari. Aturan pakai 3 x sehari bersama makanan. 
Efek samping : ikterus kolestatik, reaksi seperti disulfiram, mual, muntah, diare, 
anoreksia. 
Resiko khusus : pada penderita gangguan fungsi ginjal dan wanita menyusui. 
Sulfonilurea golongan II 
· Glipizid (Aldiab) 
Indikasi : NIDDM 
Kontra-indikasi : DM ketoasidosis dengan atau tanpa koma, juvenile DM, ggn fungsi 
ginjal, hati yang berat. 
Bentuk sediaan & dosis : tab 5 mg dan dosis awal 15-30 mg 1x /hari sebelum makan 
pagi, dosis ditambah 2,5-5 mg tergantung kadar gula darah. 
Efek samping : ggn GI, hipoglikemik, reaksi alergi kulit eritema, erupsi 
makulopapular, urtikaria, pruritus, eksema, porfiria, fotosensitifitas. Reaksi seperti 
disulfiram. Reaksi hematologik:agranulositois,leukopenia,trombositopenia, anemia 
plastesik, anemia hemolitik, pansetopenia, pusing, mengantuk, sakit kepala. 
Peningkatan AST, LDH, alkaline phosphatese, BUN & kreatinin. 
Resiko khusus : penderita hati, ginjal dan wanita hamil. 
· Glimepirid (Amadiab) 
Indikasi : DM tipe II (NIDDM) 
Kontra-indikasi : DM tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum, 
hipersensitif terhadap glimepirid, hamil, laktasi. 
Bentuk sediaan & dosis : kapl 1 mg; 2 mg; 3 mg; 4 mg. Dosis 1 mg 1 x/hari dosis 
dinaikkan selama 1-2 minggu. 
Efek samping : hipoglikemik, ggn visual sementara, ggn GI, kerusakan hati. 
Trombopenia, leukopenia. 
Resiko khusus : hipersensitif & ggn fungsi hati.
· Glibenclamide ( Prodiabet) 
Indikasi : NIDDM 
Kontra-indikasi : IDDM, ketoasidosis, infeksi berat, stress, trauma, ggn ginjal, hati 
atau tiroid berat, porifia akut. 
Bentuk sediaan & dosis : tablet 5 mg. Dosis awal 2,5 mg/hari, ditingkatkan 2,5 mg. 
Efek samping : ikterus kolestasis, alergi dermatologi & reaksi hematologi, ggn GI, 
sakit kepala, pusing, parestesia. 
Resiko khusus : usia lanjut & hipoglikemia. 
ii 
Indikasi pemberian golongan ini adalah: 
1. bila berat badan sekitar ideal 
2. bila kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari 
3. bila tidak ada stress akut misalnya infeksi berat atau operasi 
Efek samping golongan Sulfonilurea: 
1. mual, muntah sakit kepala, vertigo dan demam 
2. rasa pada kulit dermatitis, pruritis 
3. kelainan, hermatologik: lekopeni, trombosittopeni dan enemia 
3. Penyuluhan 
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk memdapatkan hasil yang 
maksimal. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan 
dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku 
untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk 
mencapai keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan sehat optimal, dan 
penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi 
merupakan bagian integral dari asuhan perawatan pasien diabetes. 
Tujuan dari penyuluhan penyakit diabetes mellitus ialah: 
 Meningkatakan pengetahuan 
 Mengubah sikap 
 Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan 
 Mengubah kualitas hidup
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
1. Patofisiologi penyakit Diabetes Melitus adalah : 
a. Patofisologi diabetes mellitus tipe 1 
Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis 
ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis. 
b. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 
Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak 
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. 
Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. 
2. Klasifikasi penyakit Diabetes Melitus adalah : 
a. Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin 
ii 
Dependent Diabetes Melitus/IDDM) 
b. Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non – 
Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM) 
3. Diagnosa penyakit Diabetes Melitus adalah : 
Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui 
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa 
Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu 
berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. 
4. Pengobatan penyakit Diabetes Melitus adalah : 
a. Latihan jasmani 
b. Obat obatan 
c. Penyuluhan 
3.2 Saran 
Sesuai dengan perkembangan zaman maka akan memicu timbulnya penyakit seperti 
yang disebabkan oleh prilaku dan pola hidup yang salah.Salah satu contohnya adalah 
penyakit Diabetes Melitus.Untuk itu perlu pencegahan sejak dini dalam menghindari 
penyakit Diabetes Melitus dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat 
dimulai dari lingkungan keluarga dengan cara melakukan pola makan dan pola hidup 
sehat
DAFTAR PUSTAKA 
ii 
 Febriyatri,Diena.2009 
 Peningkatan Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan 
Penyakit dalam Rumah Sakit Dokter Mohammad Hoesin Palembang. STIK 
Bina Husada. Palembang 
 http://bkp2011.blogspot.com/2011/04/makalah-diabetes-melitus.html 
 http://merinirmalasari.wordpress.com/2012/04/04/dmcontoh-makalah-diabetes- 
melitus/ 
 http://yosefw.wordpress.com/2007/12/27/penggunaan-antidiabetik-oral-gol-sulfonilurea- 
pada-diabetes-mellitus/ 
 Suci Raplia,Serni. 2011 
 Hubungan Determinan Penderita dengan Kejadian Diabetes Mellitus Pasien 
Rawat Jalan di RSUD Palembang Bari Tahun 2011. STIK Bina Husada. 
Palembang
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT, berkat rahmat dan 
karunia_Nya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Diabetes Melitus. 
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil pencarian yang telah kami dapatkan. 
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan 
bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. 
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas yang 
diberikan oleh dosen dan untuk menambah pengetahuan kami tentang Diabetes 
Melitus. 
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa banyak kekurangan, 
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca yang sangat 
bermanfaat diperlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami juga 
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya 
kami sebagai penulis dan diharapkan ALLAH SWT akan membalas segala kebaikan 
kita. Amin yaa Robal Alamin. 
ii 
Raha, Februari 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i 
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 
1.2 Rumusan Masala ............................................................................................... 2 
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Diabetes Melitus.............................................................................. 3 
2.2 Patofisiologi........................................................................................................ 3 
2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus.............................................................................. 4 
2.4 Tanda dan gejala diabetes.................................................................................. 5 
2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus.............................................................................. 6 
2.6 Faktor Pencetus................................................................................................. 7 
2.7 Pengobatan Diabetes Melitus.......................................................................... 8 
BAB III PENUTUP 
3.1Kesimpulan.......................................................................................................... 11 
3.2 Saran.................................................................................................................. 11 
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12 
ii
ii 
TUGAS : ILMU GIZI 
MAKALAH 
DIABETES MELITUS 
DI SUSUN OLEH: 
KELOMPOK 5 
1. SITI MAYANSARI 
2. SITTI AISAH 
3. SITTI CHAIRATIN 
4. SITTI FATIMAH 
5. SITI SARIANDI 
6. SITTI ALMAHENDRA 
7. WA IDA 
8. INTAN NUGRAHAYU 
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA 
KABUPATEN MUNA 
2014

More Related Content

What's hot (20)

Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Hipoglikemi
HipoglikemiHipoglikemi
Hipoglikemi
 
Makalah obesitas
Makalah obesitasMakalah obesitas
Makalah obesitas
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Kasus obes dewasa
Kasus obes dewasaKasus obes dewasa
Kasus obes dewasa
 
Obesitas
ObesitasObesitas
Obesitas
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
 
Penyakit Degeneratif
Penyakit DegeneratifPenyakit Degeneratif
Penyakit Degeneratif
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Studi kasus dm
Studi kasus dmStudi kasus dm
Studi kasus dm
 
130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal130299213 analisa-jurnal
130299213 analisa-jurnal
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Memahami Diabetes
Memahami Diabetes Memahami Diabetes
Memahami Diabetes
 
Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)Makalah kelainan metabolisme (2)
Makalah kelainan metabolisme (2)
 
Makalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatisMakalah sirosis hepatis
Makalah sirosis hepatis
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Ppt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes MellitusPpt Diabetes Mellitus
Ppt Diabetes Mellitus
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 

Similar to PENGOBATAN DIABETES

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSMenanti Senja
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusRosania Aninditari
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangrenkhriesna
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversiSarjonoNew
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnnAllyaNurKhalifah1
 

Similar to PENGOBATAN DIABETES (20)

DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Chapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdfChapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdf
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
Dm
DmDm
Dm
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
Pharmaclass 4   dm-dikonversiPharmaclass 4   dm-dikonversi
Pharmaclass 4 dm-dikonversi
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Chapter III.pdf
Chapter III.pdfChapter III.pdf
Chapter III.pdf
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
 
Materi penyuluhan
Materi penyuluhanMateri penyuluhan
Materi penyuluhan
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 

PENGOBATAN DIABETES

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah salah satu diantara penyakit degenerative yang berkaitan erat dengan penyakit metabolisme dan cenderung akan mengalami peningkatan, sehingga dampak adanya pergeseran perilaku pola konsumsi gizi makanan. (Singgih B, et al. 2003) Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita Diabetes mellitus ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit Diabetes mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal. Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya umur harapan hidup (UHH), namun masa transisi demografi akibat keberhasilan upaya menurunkan angka kematian dapat menimbulkan transisi epidemiologis, sehingga pola penyakit bergeser dari infeksi akut penyakit degenerative yang menahun. Menurut WHO angka penyandang penyakit yang popular dengan sebutan kencing manis memang cukup fantastis, yaitu menempati urutan ke 4 terbesar di dunia. Menurut data WHO, dunia kini didiami oleh 171 juta penderita diabtes mellitus (2000) dan akan meningkat dua kali menjadi 366 juta pada tahun 2030. Dari 50% yang sadar mengidapnya, hanya 30% yang rutin berobat. Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membawa perubahan posisi diabetes mellitus semakin menonjol, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peningkatannya dikelompok 10 besar (leading diseases). Selain itu diabetes mellitus makin member kontribusi yang lebih besar terhadap kematian ( ten diseases leading cause of death). (Bustan, 2007) ii
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus ? 2. Apa saja klasifikasi penyakit Diabetes Melitus ? 3. Bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus ? 4. Bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus ? ii 13. Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian dan patofisiologi penyakit Diabetes Melitus 2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Diabetes Melitus 3. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa penyakit Diabetes Melitus 4. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan Diabetes Melitus
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Diabetes Melitus Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Menurut American Diabetes Asosiation (ADA) 2003, diabetes itu merupkan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hyperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO tahun 1980 diabetes mellistus merupakan suatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi insulin. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah( hyperglikemia) mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan tubuh untuk merespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya pembentukan oleh pancreas ( Burnner dan suddarrth, 2003) ii 2.2 Patofisiologi Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat ( gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam lemak). Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai energy. Supaya berfungsi sebagai energy zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energy yang disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
  • 4. memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar ( FKUI, Depkes, WHO, 2004) Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa itu di metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energy di dalam sel. Inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1. 2.2.1 Patofisologi diabetes mellitus tipe 1 Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya antibody terhadap sel beta yang disebut ICA ( Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. 2.2.2 Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Penyebab resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor-faktor dibawah ini bayak berperan: ü obesitas terutama bersifat sentral ( bentuk apel) ü Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat ü Kurang gerak badan ü Factor keturunan ii 2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda. Penyakit ini dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi Diabetes Melitus yang utama adalah: 2.3.1 Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin Dependent Diabetes Melitus/IDDM)
  • 5. Kurang dari 5-10% penderita mengalami diabetes yang tergantung insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta pancreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses autoimun. Sebagai akibatnya, penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar gula darah. 2.3.2 Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non – Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM) Kurang dari 90-95% penderita mengalami diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabtes tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitifitas insulin ( retensi insulin). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2, obat oral tidak mengendalikan keadaan hyperglikemia. Sebagian penderita diabetes tipe 2 dapat mengendalikan diabetesnya dengan diet, latihan, obat hypoglikemia oral dan mungkin memerlukan penyuntikan insulin dalam periode stress fisiologi akut seperti sakit atau pembedahan. ii 2.4 Tanda dan gejala diabetes · Gejala khas 1. Gejala khas  Poliuria (sering kencing terutama di malam hari)  Poliphagia (banyak makan atau cepat lapar)  Polidipsia (rasa haus yang berlebihan) 2. Gejala lain  Kelainan kulit seperti gatal dan bisul. Biasanya, bagian tubuh yang terasa gatal adalah daerah genital atau daerah lipatan kulit,seperti ketiak bawah payudara dan pelipatan paha.  Katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada lensa akibat akibat hiperglikemia  Kelainan ginekologi,seperti keputihan yang di akibatkan adanya jamur candida dan kelainan pola haid.  Impotensi pada laki-laki  Kesemutan dan mati rasa (baal) pada jari tangan dan kaki yang di akibatkan neuropati.  Luka atau bisul yang tak kunjung sembuh, meskipun luka hanya timbul karena hal sepele,seperti luka lecet.  Tubuh merasa lemah dan mudah merasa lelah  Berat badan menurun tanpa penyebab khusus.
  • 6. 2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. Diagnosa diabetes millitus dapat di tetapkan dengan mengukur kadar glukosa darah ketika puasa dan 1-2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram (tes toleransi oral). Kadar glukosa darah ketika puasa menunjukan keadaan pruduksi insulin tubuh yang bersifat basal atau dasar. Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus adalah sebagai berikut : 1. Seorang dikatakan menderita diabetes mellitus,jika kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl. (gula darah sewaktu adalah kadar glukosa darah pada suatu saat yang dapat berubah sepanjang hari dengan jumlah karbohidrat yang dimakan. 2. Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa > 126 mg/dl atau 2 jam setelah meminum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa darah >200 mg/dl.(puasa = tidak ada masukan makanan atau kalori sejak 10 jam terakhir). 3. Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa adalah < 110 mg/dl,kadar glukosa darah 1 jam Rekomendasi WHO kriteria diagnosis diabetes mellitus dan hipoglikemia intermediate : Jenis pemeriksaan Nilai normal Diabetes : · Glukosa puasa · Glukosa 2 jam pp ii > = 7.0 mmol/1 (126mg/dl), atau > = 11.1 mmol (200mg/dl) Impaired glucose tolerance (IGT) · Glukosa puasa · Glukosa 2 jam pp < = 7.0 mmol/1 (126)mg/dl, dan > = 7.8 mmol/1 dan < 11.1 mmol (140 mg/dl dan 2000 mg/dl) Impaired fasting glucose (IFG) · Glukosa puasa · Glukosa 2 jam pp 6.1 – 6.9 mmol/1 (110 – 125 mg/dl), dan < 7.8 mmol/1 (140 mg/dl)
  • 7. + glukosa plasma vena 2 jam setelah makan 75 gram glukosa · Jika 2 jam pp tidak diukur, status diabetes tidak jelas, dan IGT tidak bisa dikeluarkan 2.6 Faktor Pencetus Faktor bibit merupakan penyebab utama timbulnya penyakit diabetes di samping penyebab lain seperti infeksi,kehamilan dan obat-obatan. Tetapi meskipun demikain, pada orang dengan bibit diabetes,belumlah menjamin timbulnya penyakit dibetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan diri secara nyata sampai akhir hayatnya. Beberpa faktor yang dapat menyuburkan dan sering merupakan faktor pencetus diabetes melitus ialah : ii  Kurang gerak / malas  Makanan berlebihan  Kehamilan  Kekurangan produksi hormon insulin  Penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin Secara singkat factor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah 1. Kelainan genetika Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi risikonya terkena diabetes juga tergantung pada factor kelebihan berat badan, stress, dan kurang bergerak. 2. Usia Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat badanya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. 3. Gaya hidup stress Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko kena diabetes.
  • 8. 4. Pola makan yang salah Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (mal nutrisi) dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebihan) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin). Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat berlebihan. Sedangkan kurang gizi pda janinmungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol semasa hamilnya. Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehongga cadangan gula darah yang disimpan didalam tubuh sangant berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk. 2.7 Pengobatan Diabetes Melitus Secara garis besar pengobatan dilakukan dengan: 1. latihan jasmani latihan jasmani dalam bentuk olah raga menimbulkan penurunan kadar gula darah yang disebabkan oleh karena peninggian penggunaan glukosa didaerah perifer. Tetapi bila kadar gula darah tinggi > 18 mmol/ 320mg% dan bila ada ketosis, olahraga sebaiknya akan menyebabkan keadaan diabetes lebih parah, gula dan ketonemia akan meninggi karena bertambahnya glukoneogenesis dan ketosis dalam hepar. Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, Rhythmical, Interval, Progressive, Endurance,Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyaut nadi maksimal (220- umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta. Sebagai contoh olahraga ringan adalah berjalan kaki biasa selamam 30 menit, olahraga sedang adalah berjalan cepat selama 20 menit dan oalhraga berat misalnya jogging. 2. Obat-obatan Obat antidiabetic oral dibagi menjadi 2 golongan yaitu : golongan Sulfonilurea Golongan sulfonylurea bekerja dengan cara merangsang sel beta pancreas untuk mengeluarkan insulin 1. menghalangi pengikatan insulin 2. mempertinggi kepekaan jaringan terhadap insulin ii
  • 9. ii 3. menekan pengeluaran glucagon 4. Sulfonilurea golongan I · Klorpropamid (Diabenese) Indikasi : NIDDM Kontra-indikasi : diabetes juveil, NIDDM berat atau tidak stabil. Ketoasidosis, pembedahan, infeksi berat, trauma, ggn fungsi hati, ginjal atau tiroid. Hamil. Bentuk sediaan & dosis : tablet 100 mg ; tablet 250 mg dan pasien paruh baya 250 mg/hari, usia lebih tua 100-125 mg/hari. Aturan pakai 3 x sehari bersama makanan. Efek samping : ikterus kolestatik, reaksi seperti disulfiram, mual, muntah, diare, anoreksia. Resiko khusus : pada penderita gangguan fungsi ginjal dan wanita menyusui. Sulfonilurea golongan II · Glipizid (Aldiab) Indikasi : NIDDM Kontra-indikasi : DM ketoasidosis dengan atau tanpa koma, juvenile DM, ggn fungsi ginjal, hati yang berat. Bentuk sediaan & dosis : tab 5 mg dan dosis awal 15-30 mg 1x /hari sebelum makan pagi, dosis ditambah 2,5-5 mg tergantung kadar gula darah. Efek samping : ggn GI, hipoglikemik, reaksi alergi kulit eritema, erupsi makulopapular, urtikaria, pruritus, eksema, porfiria, fotosensitifitas. Reaksi seperti disulfiram. Reaksi hematologik:agranulositois,leukopenia,trombositopenia, anemia plastesik, anemia hemolitik, pansetopenia, pusing, mengantuk, sakit kepala. Peningkatan AST, LDH, alkaline phosphatese, BUN & kreatinin. Resiko khusus : penderita hati, ginjal dan wanita hamil. · Glimepirid (Amadiab) Indikasi : DM tipe II (NIDDM) Kontra-indikasi : DM tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum, hipersensitif terhadap glimepirid, hamil, laktasi. Bentuk sediaan & dosis : kapl 1 mg; 2 mg; 3 mg; 4 mg. Dosis 1 mg 1 x/hari dosis dinaikkan selama 1-2 minggu. Efek samping : hipoglikemik, ggn visual sementara, ggn GI, kerusakan hati. Trombopenia, leukopenia. Resiko khusus : hipersensitif & ggn fungsi hati.
  • 10. · Glibenclamide ( Prodiabet) Indikasi : NIDDM Kontra-indikasi : IDDM, ketoasidosis, infeksi berat, stress, trauma, ggn ginjal, hati atau tiroid berat, porifia akut. Bentuk sediaan & dosis : tablet 5 mg. Dosis awal 2,5 mg/hari, ditingkatkan 2,5 mg. Efek samping : ikterus kolestasis, alergi dermatologi & reaksi hematologi, ggn GI, sakit kepala, pusing, parestesia. Resiko khusus : usia lanjut & hipoglikemia. ii Indikasi pemberian golongan ini adalah: 1. bila berat badan sekitar ideal 2. bila kebutuhan insulin kurang dari 40 u/hari 3. bila tidak ada stress akut misalnya infeksi berat atau operasi Efek samping golongan Sulfonilurea: 1. mual, muntah sakit kepala, vertigo dan demam 2. rasa pada kulit dermatitis, pruritis 3. kelainan, hermatologik: lekopeni, trombosittopeni dan enemia 3. Penyuluhan Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk memdapatkan hasil yang maksimal. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan sehat optimal, dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian integral dari asuhan perawatan pasien diabetes. Tujuan dari penyuluhan penyakit diabetes mellitus ialah:  Meningkatakan pengetahuan  Mengubah sikap  Mengubah perilaku serta meningkatkan kepatuhan  Mengubah kualitas hidup
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Patofisiologi penyakit Diabetes Melitus adalah : a. Patofisologi diabetes mellitus tipe 1 Insulin pada diabetes mellitus tipe 1 tidak ada, ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis. b. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. 2. Klasifikasi penyakit Diabetes Melitus adalah : a. Diabetes Melitus Tipe 1 : diabetes mellitus tergantung insulin ( Insulin ii Dependent Diabetes Melitus/IDDM) b. Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non – Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM) 3. Diagnosa penyakit Diabetes Melitus adalah : Menurut Utami P,(2003) Diabetes mellitus dapat didiagnosis secara baik melalui pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pemeriksaan darah. Kriteria diagnosa Diabetes mellitus diambil dari keputusan organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu berdasarkan kadar gula atau glukosa darah. 4. Pengobatan penyakit Diabetes Melitus adalah : a. Latihan jasmani b. Obat obatan c. Penyuluhan 3.2 Saran Sesuai dengan perkembangan zaman maka akan memicu timbulnya penyakit seperti yang disebabkan oleh prilaku dan pola hidup yang salah.Salah satu contohnya adalah penyakit Diabetes Melitus.Untuk itu perlu pencegahan sejak dini dalam menghindari penyakit Diabetes Melitus dengan menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat dimulai dari lingkungan keluarga dengan cara melakukan pola makan dan pola hidup sehat
  • 12. DAFTAR PUSTAKA ii  Febriyatri,Diena.2009  Peningkatan Kasus Penyakit Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan Penyakit dalam Rumah Sakit Dokter Mohammad Hoesin Palembang. STIK Bina Husada. Palembang  http://bkp2011.blogspot.com/2011/04/makalah-diabetes-melitus.html  http://merinirmalasari.wordpress.com/2012/04/04/dmcontoh-makalah-diabetes- melitus/  http://yosefw.wordpress.com/2007/12/27/penggunaan-antidiabetik-oral-gol-sulfonilurea- pada-diabetes-mellitus/  Suci Raplia,Serni. 2011  Hubungan Determinan Penderita dengan Kejadian Diabetes Mellitus Pasien Rawat Jalan di RSUD Palembang Bari Tahun 2011. STIK Bina Husada. Palembang
  • 13. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Diabetes Melitus. Makalah ini dibuat berdasarkan hasil pencarian yang telah kami dapatkan. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas yang diberikan oleh dosen dan untuk menambah pengetahuan kami tentang Diabetes Melitus. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca yang sangat bermanfaat diperlukan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami juga mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kami sebagai penulis dan diharapkan ALLAH SWT akan membalas segala kebaikan kita. Amin yaa Robal Alamin. ii Raha, Februari 2014 Penulis
  • 14. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masala ............................................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Diabetes Melitus.............................................................................. 3 2.2 Patofisiologi........................................................................................................ 3 2.3 Klasifikasi Diabetes Melitus.............................................................................. 4 2.4 Tanda dan gejala diabetes.................................................................................. 5 2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus.............................................................................. 6 2.6 Faktor Pencetus................................................................................................. 7 2.7 Pengobatan Diabetes Melitus.......................................................................... 8 BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan.......................................................................................................... 11 3.2 Saran.................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12 ii
  • 15. ii TUGAS : ILMU GIZI MAKALAH DIABETES MELITUS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5 1. SITI MAYANSARI 2. SITTI AISAH 3. SITTI CHAIRATIN 4. SITTI FATIMAH 5. SITI SARIANDI 6. SITTI ALMAHENDRA 7. WA IDA 8. INTAN NUGRAHAYU AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2014