Buku panduan ini memberikan penjelasan tentang Outseal PLC, teknologi otomasi buatan anak bangsa. Buku ini menjelaskan komponen utama Outseal PLC seperti input, kontroler dan output serta cara menginstalasi perangkat keras dan merancang program menggunakan perangkat lunak Outseal Studio.
1.
OUTSEAL
TEKNOLOGI OTOMASI KARYA ANAK BANGSA
PANDUAN DASAR
OUTSEAL PLC
Oleh: Agung Bakhtiar
Buku Edisi Pertama
29-Mei- 2020
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
2.
2
Pengantar
Assalamu’alaikum. Outseal adalah nama perusahaan dan juga merek dagang dari
pengembang teknologi otomasi asal Indonesia. Outseal bergerak di bidang pengembangan
teknologi instrumentasi dan otomasi. Teknologi yang telah dikembangkan oleh Outseal
diantaranya adalah PLC (Programmable Logic Controller) dan HMI (Human Machine Interface).
Motivasi outseal dalam pemgembangan teknologi ini adalah terciptanya sebuah teknologi
otomasi yang murah, mudah dan tangguh. Untuk menekan harga serta kemudahan untuk
mendapatkan hardware, outseal PLC dibuat dengan kompatibilitas arduino. Untuk
kemudahan, pemrograman yang dipakai pada outseal PLC ini menggunakan visual
programing menggunakan diagram tangga dan berbahasa Indonesia. Untuk alasan
ketangguhan, hardware outseal PLC ini dibuat dengan mempertimbangkan standar Industri.
Perlu diketahui juga bahwa skema elektronik dari outseal PLC ini dibuka untuk umum
sehingga siapapun bisa melihat, mempelajari, memodifikasi dan membuat sendiri. Begitu
pula dengan software pemrograman yang diberikan secara gratis sehingga tujuan
penciptaan teknologi otomasi yang murah, mudah dan tangguh diharapkan akan tercapai.
Buku ini menyajikan panduan dasar instalasi hardware dan pemrograman outseal PLC
menggunakan outseal studio.
Harapan
Dengan membaca buku ini pembaca dapat melakukan sendiri instalasi hardware,
mengoperasikan outseal studio dan membuat project sederhana menggunakan outseal PLC.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
3.
3
Daftar Isi
Pengantar 2
Harapan 2
Daftar Isi 3
Pengenalan 6
Perangkat Keras 7
Catu daya (power supply) 12
Pengkabelan (wiring) 13
Catu daya 13
Digital input 16
Digital Output 22
Analog 26
Modul 27
Diagram Tangga 29
Perangkat Lunak 30
Jendela Pengaturan 30
Jendela Simulasi 36
Jendela Live Data 39
Jendela HMI 39
Pengoperasian 40
Instalasi driver 40
Menulis program 43
Menjalankan program 46
Instruksi PLC 48
Istilah 48
Notasi Variable 50
Struktur operasi 52
Kelompok Instruksi Bit 56
Normally Open - Switch 56
Normally Closed - Switch 58
Output 59
Output-Not 61
Output - Latch 61
Output - UnLatch 62
Flip On Rising (FOR) 62
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
4.
4
Flip On Falling (FOF) 63
One Shot Rising (OSR) 63
One Shot Falling (OSF) 64
Kelompok Instruksi Waktu 65
Timer On Delay (TON) 65
Timer Off Delay (TOF) 69
RTO - Retentive Timer ON 72
Software PWM (SPWM) 72
Counter Up (CTU) 74
Counter Down (CTD) 80
Reset 81
RHSC 82
Kelompok Instruksi Perbandingan 83
EQU 83
GEQ 84
GRT 85
LEQ 86
LES 86
LIM 87
NEQ 89
TMATCH 89
DMATCH 90
Kelompok Instruksi Aritmatika 91
ADD 91
SUB 92
MUL 93
DIV 94
NEG 94
SCALE 96
CLR 97
Kelompok Instruksi Logika 98
AND 98
NOT 99
OR 99
XOR 100
Kelompok Instruksi Data 101
SET 101
COPY 101
STH 102
STB 102
STL 103
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
5.
5
OSC 104
Kelompok Instruksi MODBUS 106
MF1 111
MF2 118
MF3 121
MF4 124
MF5 126
MF6 128
Kelompok Instruksi Control 131
Kelompok Instruksi Array 136
BSL 136
BSR 138
Memulai pengoperasian 142
Project lampu kedip 142
Project lampu berjalan 155
Project Quiz tiga regu (cerdas cermat) 157
Komunikasi dengan perangkat luar 159
Protokol Modbus 160
Bingkai data Modbus RTU 165
Alamat Slave 165
Kode Fungsi 165
Data 167
CRC 169
Contoh Komunikasi 171
Contoh komunikasi 174
Outseal PLC sebagai slave 174
QmodMaster 174
Microsoft Visual Studio 184
Android HMI 198
Outseal PLC sebagai Master 213
pyModSlave 213
ModRSsim2 220
Lampiran 230
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
6.
6
Pengenalan
Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya adalah sebuah perangkat elektronik yang
berfungsi sebagai pengatur logic state (status ON atau OFF) perangkat lain yang tersambung
dengan PLC tersebut dan skema pengaturan tersebut dapat diubah-ubah (diprogram).
Umumnya pemrograman PLC dilakukan oleh sebuah perangkat lunak yang berjalan di
komputer (PC). Contoh aplikasi PLC adalah untuk pengaturan lampu lalu lintas, pengaturan
kerja mesin-mesin pabrik dan lain-lain.
Terdapat tiga bagian utama dari sebuah PLC yakni input, controller dan output seperti
terlihat pada gambar 1. Bagian input digunakan untuk membaca perangkat dari luar baik
sinyal digital seperti switch atau sinyal analog seperti sensor temperature dan lain-lain.
Bagian output umumnya berupa transistor open collector, triac, SSR atau mechanical relay
untuk mengontrol perangkat luar. Umumnya sebuah PLC sudah dilengkapi dengan
perangkat komunikasi untuk berhubungan dengan perangkat luar seperti PC, HMI layar
sentuh dan lain-lain. Outseal PLC sudah mempunyai semua fasilitas hardware dasar yang
dipunyai oleh PLC secara umum dan sudah layak digunakan di industri.
Gambar 1: Diagram blok PLC
Outseal PLC diprogram menggunakan perangkat lunak yang bernama outseal studio yang
juga merupakan produk dari outseal. Outseal studio dijalankan di PC dalam bentuk visual
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
7.
7
programming menggunakan ladder diagram (diagram tangga). Diagram tangga tersebut
selanjutnya akan dikirim melalui kabel USB untuk ditanam di dalam hardware outseal PLC
secara permanen (lihat gambar 2). Selanjutnya, saat kabel USB dilepas, outseal PLC tersebut
dapat menjalankan program rancangan tersebut secara mandiri (tidak harus terhubung
dengan komputer).
Gambar 2: Kabel pemrograman outseal PLC
Perangkat Keras
Sampai saat tulisan ini dibuat, outseal PLC terdiri dari dua varian yakni nano dan mega.
Outseal PLC Nano sudah dikembangkan hingga 5 kali perubahan dari versi 1 hingga versi 5.
Outseal PLC Nano versi 4 dan 5 menggunakan IC atmega328p yang sudah tertanam dalam
board plc, sedangkan versi 1 hingga 3 masih berupa shield (perangkat tambahan) untuk
arduino nano/UNO board.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
8.
8
Gambar 3: Pinout outseal PLC Shield V.2
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
9.
9
Gambar 4: Pinout outseal PLC Shield V.3
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
10.
10
Gambar 5: Pinout outseal PLC nano V.4
PLC nano V.4 adalah penggabungan arduino board dan shield menjadi satu papan elektronik.
Bootloader yang digunakan adalah bootloader arduino (optiboot) versi baru sehingga
pemrograman outseal hardware dapat dilakukan juga memakai arduino IDE layaknya board
arduino nano. Skema elektronik dari outseal PLC dapat dilihat di website resmi outseal yakni
www.outseal.com.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
11.
11
Gambar 6: outseal plc nano v.5
PLC nano V.5 adalah pengembangan PLC nano V.4 dengan perubahan pin yang digunakan
untuk penambahan fasilitas high-speed counter (HSC). Skema elektronik dari outseal PLC
dapat dilihat di website resmi outseal yakni www.outseal.com.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
12.
12
Gambar 7: outseal plc Mega v.1
PLC Mega V.1 adalah pengembangan PLC nano dengan penambahan jumlah I/O, Serial port
dan high-speed counter (HSC). Skema elektronik dari outseal PLC dapat dilihat di website
resmi outseal yakni www.outseal.com.
Catu daya (power supply)
Untuk PLC shield versi 2 dan 3, besarnya catu daya dari shiled ini tergantung dari arduino
yang digunakan. Umumnya arduino nano clone (buatan Tiongkok) menggunakan IC
regulator dengan seri AMS1117 5.0. Regulator ini berjenis linear regulator yang berfungsi
menurunkan tegangan input menjadi 5V. Semakin besar penurunan tegangannya maka
panas yang ditimbulkan juga akan semakin besar sehingga disarankan agar tegangan input
menuju regulator ini hanya berselisih sedikit dengan 5V. Umumnya tangan listrik input yang
digunakan adalah 6 hingga 9 Volt. Walaupun pada datasheet linear regulatornya mampu
diberikan input hingga 12 Volt, namun untuk pemakaian jangka panjang disarankan agar
tegangan input yang diberikan antara 6 sampai 9 Volt saja untuk menghindari panas yang
ditimbulkan oleh regulator tersebut.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
13.
13
Outseal PLC Nano V.4 , V.5 dan Outseal PLC Mega V.1 sudah menggunakan switching buck
converter sebagai pengganti linear regulator dimana panas yang ditimbulkan lebih kecil
daripada linear regulator sehingga dapat menerima tegangan listrik catu daya hingga 24V.
Perlu diketahui juga bahwa outseal PLC dapat berjalan walau hanya mendapatkan tenaga
dari kabel USB saja. Ini artinya bahwa saat outseal PLC tertancap pada komputer melalui
kabel USB maka PLC ini sudah bisa berjalan tanpa memerlukan catu daya luar. Di dalam
outseal PLC sudah terdapat sebuah schottky dioda yang berfungsi sebagai pemilih catu daya
otomatis sehingga apabila kabel USB dan catu daya luar tertancap bersama pada PLC, maka
PLC akan otomatis memilih sumber daya dari catu daya eksternal.
Pengkabelan (wiring)
Catu daya
Pengkabelan catu daya pada outseal PLC nano V.4 dan V.5 dapat dilakukan melalui barrel
jack (dilabelkan dengan huruf A) atau terminal blok (dilabelkan dengan huruf B) seperti
terlihat pada gambar 8. Di dalam papan rangkaian elektronik outseal PLC tersebut A dan B
tersambung secara langsung sehingga tidak ada perbedaan antara memberi catu daya
melalui jalur A dan jalur B. Justru dengan pemberian daya listrik melalui jalur A maka
konektor pada jalur B dapat dimanfaatkan sebagai pin sumber daya listrik untuk keperluan
yang lain. Sedangkan pengkabelan catu daya pada outseal PLC mega V.1 hanya dapat
dilakukan melalui terminal block (dilabelkan dengan huruf B).
Gambar 8: Catu daya
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
14.
14
Rentang voltase yang diperbolehkan untuk outseal PLC sesuai dengan tabel 1 sedangkan
arus listrik minimum adalah sebesar 2A. Data tersebut dapat dijadikan acuan dalam
membeli adaptor atau SMPS (switched-mode power supply).
Tabel 1: Catu daya outseal PLC
PLC Catu daya
Outseal PLC nano V.1 6-9 Volt
Outseal PLC nano V.2 6-9 Volt
Outseal PLC nano V.3 6-12 Volt
Outseal PLC nano V.4 6-24 Volt
Outseal PLC nano V5 6-24 Volt
Outseal PLC mega V.1 6-24 Volt
Sebuah adaptor/power supply dengan daya 300 mA seharusnya sudah dapat digunakan
untuk memberi tenaga pada PLC, namun terdapat kemungkinan digunakannya sumber
listrik tersebut untuk keperluan lain seperti untuk relay ataupun untuk signal input
sehingga catu daya 300 mA dinilai masih belum mencukupi untuk digunakan pada outseal
PLC. Selain itu, berdasarkan hasil pengujian aktual yang dilakukan oleh teknisi outseal
terhadap adaptor-adaptor yang beredar di pasar Indonesia terungkap bahwa nilai arus
maksimum yang tertera pada sebuah adaptor atau SMPS rata-rata tidak sesuai dengan hasil
pengujian nilai aktual terutama produk-produk yang dibuat di Tiongkok. Sebuah adaptor
dengan tegangan listrik keluaran sebesar 12V dan tertulis mempunyai arus maximum
sebesar 2A dalam kemasannya setelah diuji oleh teknisi outseal ternyata hanya memiliki
arus listrik maksimal sebesar 0.7A. Oleh sebab itu outseal menyatakan nilai minimum untuk
catu daya yang digunakan adalah sebesar 2A dengan merujuk pada perhitungan
Daya adaptor (Ps) = 0.7A x12V = 8,4 Watt
Sebuah mikrokontroler ATmega328P dengan clock 16 Mhz dan bekerja pada tegangan 5V
membutuhkan tenaga (Pm) sebesar 100 mW atau 0.1W sedangkan relay MY2N
membutuhkan daya listrik (Pr) sebesar 900 mW. Dengan perkiraan 8 relay dalam kondisi
semua aktif secara bersama maka daya yang dibutuhkan PLC adalah 7,2W. Sehingga
minimum daya aktual yang harus dipunyai oleh catu daya untuk outseal PLC adalah sebagai
berikut:
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
15.
15
Pmin = Pm + Pr = 0,1 + 7,2 = 7,3 Watt
Untuk perkiraan 16 relay dalam kondisi semua aktif secara bersama maka daya yang
dibutuhkan PLC adalah 14,4W. Sehingga minimum daya aktual yang harus dipunyai oleh
catu daya untuk outseal PLC adalah sebagai berikut:
Pmin = Pm + Pr = 0,1 + 14,4 = 14,5 Watt
Dengan alasan tersebut maka outseal merekomendasikan agar adaptor atau SMPS yang
digunakan mempunyai voltase atau arus minimal yang tertera pada kemasan sesuai dengan
tabel rekomendasi power supply berikut.
Tabel 2: Rekomendasi power supply
PLC Kebutuhan daya aktual Rekomendasi power supply
Outseal PLC nano V.1
Outseal PLC nano V.2
Outseal PLC nano V.3
Outseal PLC nano V.4
Outseal PLC nano V.5
7,3 Watt 2A, 12V
1A, 24V
Outseal PLC mega V.1 14,5 Watt 3A, 12V
2A, 24V
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
16.
16
Digital input
Input pada outseal PLC berjenis “sinking” yang artinya perangkat input ini bertindak sebagai
sebuah saluran pembuangan arus listrik (penyedia negatif) atau dapat juga diasumsikan
sebagai perangkat yang lebih negatif daripada perangkat lain sehingga akan mendeteksi
tegangan positif yang masuk melalui pin-pin inputnya. Perbedaan input jenis sinking dan
sourcing dapat dilihat pada gambar 9. Apabila tegangan listrik yang masuk melalui pin input
lebih dari 5V maka logika PLC menyatakan true dengan ditandai lampu led indikator yang
menyala.
Gambar 9: Input sourcing dan sinking
Input jenis sinking ini sangat cocok menerima sinyal dari sensor/switch jenis PNP
sedangkan input jenis sourcing cocok menerima sinyal dari sensor/switch NPN. Switch PNP
dapat diasumsikan sebagai switch yang bermuatan positif dan membutuhkan perangkat
negatif untuk membacanya sedangkan switch NPN adalah kebalikan dari PNP. Gambar 10
menjelaskan perbedaan cara kerja kedua jenis switch ini disertai dengan ilustrasinya.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
17.
17
Gambar 10: perbedaan sensor NPN dan PNP
Dalam penyambungan switch jenis NPN dan PNP ke outseal PLC, buku ini mengambil
contoh proximity switch. Proximity switch sama halnya dengan sebuah switch biasa namun
yang membedakannya adalah faktor pemicunya. Switch biasa dipicu oleh mekanik sentuhan
tangan, sehingga apabila switch digeser atau disentuh maka saklar akan tersambung
sedangkan proximity switch dipicu oleh keberadaan benda di ujung sensor tersebut
(pendeteksi keberadaan benda). Jika terdapat benda di dekat ujung switch tersebut maka
sensing circuit akan aktif dan switch internal akan tersambung (lihat gambar 10). Proximity
switch banyak digunakan sebagai limit switch dan aplikasi counter jumlah barang.
Gambar 10 menjelaskan perbedaan cara kerja proximity switch jenis PNP dan NPN.
Perbedaan utama saklar NPN dan PNP terdapat pada jalur yang dilewati saklar. Sensor NPN
memutus atau menyambung jalur negatif sedangkan saklar PNP menyambung atau
memutus jalur positif. Oleh sebab itulah sensor PNP sangat cocok disambungkan dengan
input sinking yang mendeteksi tegangan positif seperti pada jenis input yang terdapat pada
outseal PLC.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
18.
18
Gambar 11: Saklar PNP tersambung ke outseal PLC
Gambar 11 menjelaskan bahwa saklar PNP dapat langsung disambungkan dengan input
outseal PLC karena input outseal PLC berjenis sinking dimana input ini mendeteksi
keberadaan tegangan positif. Berbeda dengan saklar NPN yang memutus atau menyambung
jalur negatif, input outseal tidak bisa mendeteksi adanya perubahan tegangan apabila
switch internal dari proximity mendeteksi keberadaan benda seperti terlihat pada gambar 12
bagian atas.
Gambar 12: Saklar NPN tersambung ke outseal PLC dengan modifikasi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
19.
19
Input jenis sinking pun dapat menerima sinyal dari sensor NPN namun dibutuhkan
modifikasi berupa tambahan sebuah resistor seperti gambar 12. Modifikasi tersebut juga
akan menyebabkan logika yang dihasilkan menjadi terbalik. Resistor yang dipasang pada
jalur output terhadap tegangan positif mengakibatkan input S.1 pada outseal PLC akan
selalu teraliri listrik (berlogika true) apabila switch dalam kondisi terbuka. Saat proximity
mendeteksi benda maka internal switch akan tersambung sehingga tersedia jalur negatif
yang terhubung langsung dengan S.1 dan menyebabkan logika S.1 berubah menjadi false.
Dengan begitu logika yang diterima oleh outseal PLC adalah kebalikan dari logika asli dari
proximity switch sehingga perlu dimodifikasi pula program dalam PLCnya.
Gambar 13 dan gambar 14 adalah contoh pemasangan proximity switch pada outseal PLC.
Catu daya untuk proximity switch dapat berasal dari catu daya eksternal atau dapat juga
berasal dari catu daya untuk sistem (VIN).
Gambar 13: Pengkabelan PNP proximity switch
Gambar 14: Pengkabelan NPN proximity switch
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
20.
20
Gambar 15 menjelaskan pengkabelan input outseal PLC menggunakan catu daya luar. Pada
outseal PLC nano V.1, V.3 dan V.4, ground untuk input terpisah dengan ground untuk sistem
karena terdapat optoisolator sehingga dibuatkan jumper jumper (jumper 15) pada board
outseal PLC yang berfungsi untuk menyambung atau memutus hubungan antara ground
sistem dengan ground input. Outseal PLC nano V.2 dan V.5 tidak terdapat optoisolator
sehingga tidak terdapat jumper ini. Ground input memang sengaja dipisah dengan ground
sistem untuk mengisolasi noise (gangguan) yang mungkin dibawa melalui jalur ground input
tersebut. Optocoupler internal pada papan elektronik outseal PLC juga digunakan untuk
mengisolasi sinyal input dari luar sistem agar tidak secara langsung terhubung dengan
mikrokontroler. Oleh sebab itu apabila jumper ini dibiarkan terbuka yang artinya ground
input terpisah dengan ground sistem, maka catu daya untuk input PLC terpisah dengan catu
daya untuk sistem (multiple power supply).
Gambar 15: Digital input terisolasi
Apabila jumper 15 diatur tersambung, maka ground input akan tersambung dengan ground
sistem, sehingga catu daya yang digunakan untuk sistem bisa juga digunakan secara
bersama sebagai catu daya untuk input (single power supply) seperti terlihat pada gambar 16.
Outseal PLC nano V.5 dan Mega V.1 tidak menggunakan isolasi optik sehingga ground input
terhubung dengan ground system.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
21.
21
Gambar 16: Digital input tanpa isolasi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
22.
22
Digital Output
Output pada outseal PLC terhubung dengan IC transistor array ULN2803 sebagai driver
output yang artinya output outseal PLC berjenis transistor NPN dengan open kolektor
seperti terlihat pada gambar 17. Gambar 18 menjelaskan bahwa output dari outseal PLC
memutus dan menyambung jalur negatif atau jalur menuju ground. Apabila logika yang
akan diteruskan PLC adalah true, maka internal switch pada transistor akan terhubung
sehingga listrik dapat mengalir melalui beban (coil relay) akibat terdapatnya jalur menuju
ground. Output jenis ini sangat cocok untuk dihubungkan dengan perangkat yang logikanya
active low seperti sebuah relay board module atau langsung terhubung dengan relay coil.
ULN2803 juga sudah dilengkapi dengan dioda flyback yang melindungi rangkaian listrik
terhadap gangguan akibat beban induktif seperti coil relay.
Gambar 17: Rangkaian internal output outseal PLC
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
23.
23
Gambar 18: Rangkaian internal output outseal PLC
Output outseal PLC berjenis transistor NPN open kolektor, oleh sebab itu tegangan listrik
kolektor dapat disambungkan dengan sumber tegangan listrik dengan nilai yang bebas.
Pilihan nilai tegangan listrik untuk kolektor dapat dilakukan melalui jumper di dalam board
PLC (J7).
Gambar 19: Menghubungkan output outseal dengan relay
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
24.
24
Apabila output outseal PLC terhubung langsung dengan coil relay, maka jumper pemilihan
tegangan relay (J7) harus mengarah ke VIN serta besarnya VIN yang dipakai harus sesuai
dengan tegangan relay yang dipasang. Apabila relay yang digunakan terdapat led indikator
di dalamnya, perlu diperhatikan sambungannya dengan pin output PLC karena jika terbalik
maka relay masih bisa berjalan tetapi led indikator pada relay tidak menyala (lihat gambar
17, 18).
Apabila output outseal PLC dihubungkan dengan sebuah relay board module, maka jumper J7
harus mengarah ke 5V dan relay board module tersebut harus menggunakan power supply
eksternal. Pengkabelannya dapat dilihat pada gambar 20 berikut.
Gambar 20: Digital output untuk relay board 8 jalur
Karena jenis output dari outseal PLC berjenis Low Side Switch maka pengukuran tegangan
harus dilakukan antara pin output dan pin positif. Gambar 21 dan 22 adalah contoh
pengukuran voltase keluaran yang benar dan yang salah.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
25.
25
Gambar 21: Pengukuran voltase keluaran yang benar
Gambar 22: Pengukuran voltase keluaran yang salah
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
26.
26
Analog
Jalur analog input pada outseal PLC berjumlah dua jalur. Jalur ini bisa diatur agar bisa
membaca voltase 0-5V atau arus listrik 0-20 mA melalui jumper pemilih mode analog. J6
adalah jumper untuk jalur analog 1 dan J8 untuk jalur analog 2. Untuk mengatur jalur
pembacaan analog agar membaca voltase dapat dilakukan dengan melepas jumper pemilih
mode seperti dijelaskan dalam gambar 23.
Gambar 23: Analog input
Pembacaan arus listrik 0-20 mA dilakukan outseal PLC dengan cara menambahkan shunt
resistor untuk mengubah arus listrik menjadi tegangan listrik. Besarnya shunt resistor ini
harus sesuai dengan batas pembacaan voltase yang dapat dilakukan oleh mikrokontroler
yakni 0-5V sehingga shunt resistor ini harus di seting tepat 250 ohm melalui variable resistor
yang berwarna biru. Outseal sudah mengatur nilai shunt resistor ini sebesar 250 ohm pada
hardware yang dijual sehingga jika terdapat ketidak sengajaan yang menyebabkan nilai
shunt resistor ini berubah, maka shunt resistor ini dapat diatur kembali melalui pemutaran
variable resistor.
Langkah yang dilakukan adalah sesuai dengan gambar 24. Mode pembacaan analog harus
diatur pada pembacaan arus listrik melalui pemasangan jumper pengatur mode, kemudian
multimeter disiapkan untuk membaca besarnya resistansi antara pin input analog terhadap
ground dan terakhir adalah memutar variable resistor agar pembacaan multimeter tepat
pada 250 ohm.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
27.
27
Gambar 24: Mengatur shunt resistor
Modul
Modul adalah perangkat tambahan yang dapat bekerja dengan outseal PLC melalui jalur
komunikasi TWI (two wire interface). Modul tersebut bisa berupa RTC (Real Time Clock) atau
Outseal PLC lain yang akan difungsikan sebagai penambah jumlah I/O dan lain lain. Pin
untuk menghubungkan modul mempunyai keterangan SDA dan SCL. Terdapat dua buah
jalur TWI pada outseal PLC yang sebenarnya terhubung langsung secara paralel pada papan
elektronik sesuai dengan gambar 25. Tidak ada perbedaan antara menghubungkan modul
pada titik A atau titik B.
Gambar 25: Jalur untuk modul
Apabila modul yang terpasang lebih dari satu maka modul tersebut bisa dipasang secara
paralel maupun secara seri sesuai dengan gambar 26 dan 27. Setiap modul outseal
membutuhkan catu daya 5V yang bisa diambilkan dari board outseal PLC itu sendiri atau
bisa dari catu daya luar.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
28.
28
Gambar 26: Modul disusun parallel
Gambar 27: Modul disusun seri
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
29.
29
Diagram Tangga
Diagram tangga adalah sebuah diagram yang digunakan sebagai dokumentasi sebuah sistem
kontrol. Nama “Tangga” dipakai karena diagram ini disusun seperti bentuk sebuah tangga
yang terdiri dari dua garis vertikal (catu daya) dan beberapa garis datar atau anak tangga
(rungs) yang berisi komponen-komponen yang menggambarkan sistem kontrol tersebut.
Diagram tangga sederhana yang menunjukkan nyala sebuah lampu dikontrol oleh sebuah
switch dapat dilihat pada gambar 28.
Gambar 28: Diagram tangga sederhana
Listrik yang diberikan ke garis vertikal bisa berupa AC atau DC, tetapi karena untuk
menyelaraskan dengan diagram tangga pada software PLC maka bahasan pada buku ini
dibatasi hanya pada penggunaan listrik DC sehingga terdapat polaritas positif dan negatif
serta listrik mengalir satu arah dari sumbu positif ke sumbu negatif. Contoh diagram tangga
sederhana untuk menyalakan lampu menggunakan switch yang disusun secara seri dapat
dilihat pada gambar 29. Terilihat lampu 1 menyala saat switch 1 tersambung. Namun nyala
lampu 2 baru akan menyala apabila switch 2 dan 3 keduanya tersambung.
Gambar 29: Diagram tangga sederhana 2 contoh kedua
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
30.
30
Outseal menyediakan sebuah perangkat lunak untuk membuat diagram tangga yang
digunakan sebagai dokumentasi sistem kontrol untuk outseal PLC. Nama perangkat lunak
tersebut adalah “outseal studio”.
Perangkat Lunak
Outseal studio adalah sebuah perangkat lunak (software) yang dijalankan di komputer (PC)
berfungsi untuk memprogram hardware outseal PLC menggunakan diagram tangga.
Perangkat lunak ini dapat di download secara gratis di situs internet resmi outseal
www.outseal.com. Tampilan dari outseal studio 2.0 dapat dilihat pada gambar 30.
Gambar 30: Layout outseal studio
Jendela Pengaturan
Pada saat program outseal studio dijalankan maka otomatis outseal akan membuka project
baru dengan settingan standar. Untuk mengganti setting dapat dilakukan dengan masuk ke
jendela pengaturan dengan cara klik icon setting. Maka akan didapatkan tampilan jendela
pengaturan seperti pada gambar 32.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
31.
31
Gambar 31: jendela pengaturan
Jendela setting mempunyai 5 tab yakni
1. Hardware
2. Tangga
3. Modul
4. Perangkat
5. Filter
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
32.
32
a. Hardware
Parameter pengaturan hardware meliputi:
● Nama project, nama project dapat diubah oleh pengguna
● Hardware, merupakan hardware PLC yang akan diprogram
● Port, adalah jalur komunikasi serial yang digunakan untuk proses upload, download dan
online. Jalur komunikasi ini dapat dilihat pada jendela device manager pada windows
saat kabel usb ditancapkan ke hardware.
● Baud rate, baud rate adalah kecepatan transfer data saat PLC digunakan untuk
berkomunikasi menggunakan protokol modbus sebagai slave.
● Bootloader, parameter ini memberi fasilitas bagi para pengguna outseal studio yang
menggunakan arduino board sebagai hardware nya. Parameter ini dibuat akibat dari
arduino yang beredar di pasaran terdapat dua macam yakni mempunyai arduino dengan
bootloader versi baru dan versi lama. Arduino board yang dibuat pada beberapa tahun
terakhir sudah menggunakan bootloader versi baru sedangkan sisanya masih
menggunakan bootloader versi lama. Oleh sebab itulah outseal studio memberikan
fasilitas ini agar kedua jenis arduino board ini bisa diprogram menggunakan outseal
studio. Parameter ini harus disesuaikan dengan bootloader yang ada di dalam
mikrokontroler. Apabila hardware yang digunakan adalah Outseal PLC original yang
dibeli dari pihak outseal maka mikrokontroler dalam PLC tersebut sudah menggunakan
bootloader baru.
● Alamat modbus, parameter ini digunakan untuk mengatur alamat modbus slave.
Outseal PLC akan otomatis menjadi modbus slave saat proses upload diagram tangga
sukses dilakukan
● Password, parameter ini digunakan untuk memberi password pada mikrokontroler saat
diagram tangga yang sudah tertanam didalam mikrokontroler di-download kembali ke
outseal studio.
b. Tangga
Untuk menambah sub diagram dapat dilakukan dengan klik kanan daftar sub diagram
tangga seperti pada gambar berikut
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
33.
33
Gambar 32: Tab tangga pada pengaturan
c. Modul
Kolom modul berisikan daftar modul yang bisa disambungkan ke outseal PLC. Apabila
diinginkan suatu modul terhubung dengan outseal PLC maka pilihan modul yang sesuai
yang ada pada kolom ini harus diaktifkan. Untuk melepas semua modul yang tersambung
dengan PLC dapat dilakukan dengan menekan tombol lepas.
d. Perangkat
Pengaturan paling atas adalah tombol untuk mengubah waktu yang ada modul RTC yang
tertancap pada outseal PLC dengan waktu pada PC. Pengaturan kedua dan ketiga adalah
pengaturan penggunaan timer 16 bit pada mikrokontroler. Timer tersebut dapat difungsikan
untuk high speed counter satu fasa, pulse train generator dan pwm. Outseal PLC nano
mempunyai 1 timer sedangkan versi mega mempunyai 2 jumlah timer.
Untuk pembangkitan pulsa terdapat dua pilihan yakni pulsa:
1. Besaran duty cycle konstan, besaran frekuensi dapat diubah (pulse train)
2. Besaran frekuensi ditentukan, besaran duty cycle dapat diubah (pwm)
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
34.
34
Gambar 33: Perbedaan pulse train dan PWM
Untuk mengaktifkan kedua pilihan pembangkit pulsa ini, pin R.7 (R.7 dan R.8 pada outseal
PLC mega) pada outseal studio dialih fungsikan dari pin umum input atau output (I/O)
menjadi pin keluaran pulsa. Untuk aplikasi pulse train dibutuhkan 1 data untuk pengaturan
frekuensi saja sedangkan PWM membutuhkan dua data yang diikat untuk pengaturan
pilihan frekuensi dan pengaturan duty cycle. Tabel pilihan frekuensi dapat dilihat pada
tabel frekuensi berikut.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
35.
35
Tabel 3: Tabel frekuensi
Nilai I.1 Frekuensi (Hz)
0 0
1 7.63
2 30.53
3 122.1
4 977
5 7.81k
Nilai I.2 adalah representasi dari duty cycle (perbandingan antara lamanya pulsa ON dan
OFF) dengan resolusi data 10 bit (0 sampai 1024) dimana apabila I.2 bernilai 512 (setengah
dari 1024) maka pulsa yang ditimbulkan pada pin R.7 akan mempunyai lama ON dan OFF
yang sama (duty cycle 50%)
Alih fungsi pin R.7 untuk aplikasi pembangkitan pulse train hanya membutuhkan satu data
yang diikat yakni I.1 sebagai representasi dari frekuensi dengan resolusi data 15 bit (0
sampai 32.767 Hz).
Kolom pengaturan selanjutnya adalah pengaktifan fasilitas internal EEPROM pada
mikrokontroler. EEPROM adalah memory yang tidak akan hilang walaupun PLC dalam
keadaan mati. Apabila EEPROM di aktifkan maka data pada I.61 hingga I.80 akan tersimpan
di EEPROM. Perlu diketahui bahwa EEPROM mempunyai batas penulisan hingga 100 ribu
kali oleh karena itu apabila terjadi perubahan data pada I.61 hingga I.80 melebihi 100 ribu
kali, maka EEPROM tidak akan bisa ditulis lagi. EEPROM tepat digunakan untuk menyimpan
data setting dari suatu mesin yang tidak sering mengalami perubahan. Data hasil counting
adalah contoh data yang sering mengalami perubahan. Untuk data yang sering mengalami
perubahan disarankan menyimpannya di FRAM.
Kolom pengaturan terakhir adalah pengaktifan analog to digital converter. Pilihan ini harus
diaktifkan apabila pin A1 atau A2 digunakan untuk pengukuran data analog.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
36.
36
Gambar 34: Pengaturan perangkat
e. Filter
Input filter digunakan untuk kompensasi kesalahan data akibat bouncing. Contoh
penggunaan fasilitas ini dapat dilihat pada contoh yang ada di pembahasan instruksi waktu
pada buku ini.
Jendela Simulasi
Jendela simulasi digunakan untuk melihat hasil operasi logika diagram tangga yang dibuat
tanpa menggunakan hardware. Jendela simulasi ini dapat bekerja secara interaktif dengan
diagram tangga. Lingkaran-lingkaran pada jendela simulasi ini merupakan representasi dari
switch untuk input PLC dan merupakan status bit bagi output PLC. Layaknya sebuah switch,
lingkaran-lingkaran tersebut dapat diklik untuk mengganti status digitalnya. Namun bagi
output, lingkaran ini hanya sebuah indikator yang tidak bisa diubah nilainya oleh user (read
only).
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
37.
37
Gambar 35: Simulasi dasar
Tema simulasi hingga saat tulisan ini dirilis hanya ada dua, yakni simulasi dasar dan pompa
air. Pada simulasi pompa air label notasi variabel bisa digeser menuju ladder diagram untuk
dijadikan sebagai sumber data bagi sebuah instruksi.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
38.
38
Gambar 36: Simulasi pompa air
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
39.
39
Jendela Live Data
Panel live data adalah tabel monitoring data secara real time pada saat hardware dalam
mode online seperti terlihat pada gambar 37.
Gambar 37: Panel live data
Jendela HMI
Panel HMI berisi sebuah jendela untuk memprogram HMI outseal. Jendela ini juga dapat
digunakan untuk memonitor dan mengontrol data di dalam outseal PLC secara real time.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
40.
40
Pengoperasian
Instalasi driver
Outseal PLC nano V.4 menggunakan kabel USB untuk berkomunikasi dengan komputer.
Mikrokontroler yang digunakan sebagai otak dari PLC sebenarnya tidak mempunyai
perangkat komunikasi native USB, oleh sebab itu digunakan jalur serial untuk komunikasi
dengan komputer melalui sebuah perangkat pengubah USB menjadi serial. Perangkat
tersebut berupa sebuah IC dengan seri CH340G sehingga komputer yang ingin
berkomunikasi dengan outseal PLC memerlukan driver CH340G agar bisa berkomunikasi.
Apabila komputer tersebut sudah mempunyai driver CH340G, maka proses instalasi driver
tidak diperlukan lagi. Untuk mengetahui apakah komputer tersebut sudah mempunyai
driver CH340G apa tidak, diperlukan pengamatan pada device manager di komputer tersebut.
Berikut cara yang dapat dilakukan:
1. Klik kanan “my computer” dan pilih “properties” (lihat gambar 38) hingga muncul
jendela “system”
2. Pilih “Device manager” pada jendela “system”( lihat gambar 39)
3. Pada jendela device manager arahkan kursor menuju “Ports (COM & LPT)”
4. Cabut kabel usb, amati, tancapkan kembali dan amati kembali
Apabila pada kolom “Ports (COM & LPT)” terdapat item USB-Serial CH340 (COM X), ini
berarti driver sudah terinstal. Notasi X menunjukkan jalur COM yang nilainya mungkin
tidak sama setiap kali kabel USB dipindahkan. Apabila driver CH340 belum terinstal maka
driver ini bisa di download di website outseal.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
41.
41
Gambar 38: Langkah 1 instalasi driver
Gambar 39: Langkah 2 instalasi driver
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
42.
42
Gambar 40: Device manager dengan hardware belum terdeteksi
Gambar 41: Device manager dengan hardware sudah terdeteksi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
43.
43
Gambar 42: Panel system setting
Untuk memastikan bahwa hardware sudah bisa berkomunikasi dengan komputer diperlukan
pengamatan pada jendela pengaturan. Apabila hardware sudah terhubung ke komputer
seharusnya port komunikasi tersebut sudah ada di dalam daftar. Dalam contoh gambar 42
terlihat COM3 adalah port serial yang terhubung dengan outseal PLC.
Menulis program
Penulisan diagram tangga dilakukan dengan meletakkan instruksi dan mengatur properti
pada instruksi tersebut. Peletakan instruksi dapat dilakukan dengan 3 cara yakni:
1. Drag instruksi dari tab instruksi dibagian atas program (gambar 43)
2. Klik kanan tangga dan pilih instruksi (gambar 44)
3. Drag dari jendela instruksi (gambar 45)
Gambar 43: Drag dari tab instruksi atas
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
44.
44
Gambar 44: Klik kanan tangga dan drag instruksi
Gambar 45: Drag dari papan instruksi
Terdapat beberapa cara dalam pengisian property/parameter pada instruksi tergantung dari
instruksi yang digunakan. Terdapat instruksi yang dapat diubah parameternya dengan cara
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
45.
45
klik kanan seperti terlihat pada gambar 46, ada yang bisa dilakukan dengan cara drag dari
papan pungut data seperti pada gambar 47 atau klik dua kali seperti pada gambar 48.
Gambar 46: Ubah parameter melalui klik kanan
Gambar 47: Drag dari papan pungut data
Gambar 48: Ubah parameter melalui dua kali klik pada TON
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
46.
46
Pengubahan parameter pada instruksi bit dapat dilakukan dengan dua kali klik dan akan
keluar kolom pengisian(gambar 49). Dengan hanya mengisi initial variabel dan nomor data
nya tanpa tanda titik maka otomatis program akan mencari variabel yang tepat. Misalnya
dengan mengetik “S2” dan menekan tombol enter maka “S.2” akan dipilih.
Gambar 49: Ubah parameter melalui dua kali klik
Menyalin instruksi dapat dilakukan dengan drag instruksi yang akan disalin kemudian geser
ke tujuan dengan posisi keyboard menekan tombol kunci “C” (tanpa shift) seperti pada
gambar 50.. Cara ini dapat dilakukan juga untuk menyalin tangga.
Gambar 50: Menyalin instruksi beserta parameternya
Menjalankan program
Setelah program dibuat, maka program dapat disimulasikan dengan cara klik tombol
simulasi seperti pada gambar 51. Simulasi adalah metode test program tanpa menggunakan
hardware. Sebagai gantinya hardware, tombol pada papan simulasi dapat di klik untuk
mengganti dan memonitor status seperti pada gambar 52. Setelah program hasil simulasi
sudah sesuai maka program dapat diupload ke hardware dengan cara klik tombol upload.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
47.
47
Gambar 51: Contoh simulasi program
Gambar 52: Contoh simulasi program dasar
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
48.
48
Instruksi PLC
Agar lebih efektif dalam mempelajari buku ini, istilah-istilah penting yang akan digunakan
dalam buku ini disebutkan terlebih dahulu dalam daftar istilah.
Istilah
Istilah atau sebutan untuk suatu hal di dalam outseal studio perlu diketahui terlebih dahulu
agar hal-hal yang dibahas dalam tulisan ini sesuai apa yang dipikirkan oleh pembaca.
Gambar 53 adalah penjelasan untuk hal-hal yang berhubungan dengan tampilan dalam
diagram tangga (ladder diagram).
Sebuah diagram tangga terdiri dari beberapa tangga. Suatu tangga terdiri dari beberapa
cabang dan instruksi. Setiap tangga mempunyai nomor yang unik (tidak sama) dan
berurutan dari atas ke bawah.
Gambar 53: Istilah dalam diagram tangga
Diagram tangga adalah sebuah cara yang dianggap mudah untuk menuliskan konsep logika
pada sebuah sistem kontrol. Diagram tangga ditulis dengan menyusun semua instruksi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
49.
49
secara berurutan dari kiri ke kanan (satu arah) melalui kabel seperti pada rangkaian listrik
(lihat gambar 54). Diagram tangga merupakan sebuah simulasi untuk arus listrik yang
melewati kabel. Energi listrik mengalir melalui kabel dari kiri menuju kanan, jika instruksi
tersebut bersifat menghantarkan listrik/energi maka energi listrik pada jalur masuk
instruksi tersebut akan menghantarkan energi menuju jalur keluar instruksi tersebut.
Istilah berenergi atau tidak berenergi adalah istilah yang digunakan oleh outseal PLC untuk
logika pada tangga atau kabel, sedangkan istilah true dan false digunakan untuk nilai logika
atau status dari instruksi. Outseal mempunyai aturan sendiri untuk aliran energi listrik
dalam diagram tangga yang mungkin tidak sama dengan kenyataan, yakni menggunakan
listrik DC yang mana energi listrik hanya bisa mengalir satu arah dari kiri ke kanan.
Gambar 54: Istilah dalam tangga
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
50.
50
Notasi Variable
Notasi atau penulisan simbol untuk sebuah variabel dalam outseal studio dapat dilihat pada
tabel notasi variabel berikut
Tabel 4: Tabel notasi variabel
Variable Notasi Keterangan
Digital input (hardware) S Simbol untuk “switch” (“Contact”)
Digital output (hardware) R Simbol untuk “relay” (“Coil”)
Digital memory (I/O) (software) B Simbol untuk “binary”
Timer T Simbol untuk timer
Counter C Simbol untuk counter
Soft PWM
(Pulse width modulation)
P Simbol untuk software PWM
Integer I Simbol untuk memory bilangan bulat
Analog A Simbol untuk nilai analog
Date and time D Simbol untuk Waktu
Nomor urut diletakkan setelah notasi variabel dan dipisahkan dengan tanda titik. Apabila
notasi variabel tersebut mempunyai status atau sub-variabel, maka status diletakkan
setelahnya dan juga dipisahkan menggunakan titik. Struktur penulisan notasi untuk sebuah
variabel yang tidak mempunyai sub variabel adalah sebagai berikut:
{Notasi Variabel} (titik) {Urutan}
Contoh:
S.1, artinya adalah switch urutan 1 (merujuk pada konektor input pin urutan 1 pada
hardware )
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
51.
51
R.3, artinya adalah relay urutan 3 (merujuk pada konektor output pin urutan 3 pada
hardware)
Sedangkan struktur penulisan notasi untuk sebuah variabel yang mempunyai sub-variabel
adalah sebagai berikut:
{Notasi Variabel} (titik) {Urutan} (titik) {Notasi Sub-Variabel}
Contoh:
T.1.EN, cara membacanya adalah “Variabel EN pada timer nomor 1”. “EN” adalah
kependekan dari “Enable”, sebuah status yang menandakan bahwa timer tersebut sedang
aktif atau tidak.
C.5.ACC, cara membacanya adalah “Variabel ACC pada counter nomor 5”. “ACC” adalah
kependekan dari “Accumulation”, sebuah variabel nilai yang menunjukkan nilai perhitungan
counter.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
52.
52
Struktur operasi
Struktur operasi outseal PLC mungkin sedikit berbeda dengan PLC lain. Outseal PLC
mempunyai sebuah diagram tangga yang dijalankan hanya satu kali saja sebelum program
utama dijalankan namanya adalah diagram initial (persiapan). Diagram ini sangat
membantu sekali untuk sebuah sistem yang tidak dilengkapi eksternal memori seperti
arduino. Diagram alir untuk operasi outseal PLC terlihat pada gambar 55 berikut.
Gambar 55: Struktur operasi
Saat hardware mulai dijalankan (power ON atau reset), maka proses yang pertama kali
dijalankan adalah diagram tangga initial. Dalam pemrograman arduino, diagram tangga
initial ini sama dengan fungsi “setup”. Setelah diagram tangga initial selesai dijalankan,
proses selanjutnya adalah menjalankan diagram tangga utama mulai dari tangga pertama
sampai tangga terakhir. Setelah tanga terakhir selesai dijalankan, proses akan kembali pada
tangga pertama lagi yang tetap dalam diagram tangga utama tersebut dan begitu seterusnya
tanpa henti. Dalam pemrograman arduino, diagram tangga main ini sama dengan fungsi
“Loop”
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
53.
53
Proses eksekusi sebuah tangga dimulai dari instruksi paling kiri menuju instruksi paling
kanan. Apabila terdapat percabangan, maka cabang atas akan dijalankan terlebih dahulu
sesuai dengan gambar berikut ini.
Gambar 56: Struktur operasi
Jalannya program dijelaskan dengan analogi ujung tangga paling kiri diberi energi sehingga
jalur masuk instruksi NO dengan sumber bit S.1 berenergi. Apabila nilai S.1 adalah true
maka energi tersebut diteruskan ke jalur masuk NO dengan sumber bit S.2. Saat melewati
percabangan, S.3 akan dijalankan terlebih dahulu dilanjutkan dengan S.4. Setelah semua
instruksi pada cabang atas dan cabang bawah sudah selesai diproses, logika cabang atas
kemudian dioperasikan terhadap cabang bawah dengan bitwise operator “OR”. Apabila
salah satu dari cabang atas atau cabang bawah ada yang berenergi maka energi tersebut
akan diteruskan ke masuk ke R.1 seperti pada contoh gambar 57 dan 58 berikut.
Gambar 57: Struktur operasi cabang false
Gambar 58: Struktur operasi cabang true
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
54.
54
Proses yang terjadi pada diagram tangga utama terdiri dari tiga tahap berurutan sesuai
dengan gambar yakni:
1. Diawali dengan tahap pembacaan input (konektor input pada PLC)
2. Eksekusi program dari tangga awal sampai tangga akhir
3. Update logika output (konektor output pada PLC)
Gambar 59: Proses update data
Dari urutan proses tersebut dapat diketahui bahwa apabila dalam suatu diagram tangga
terdapat dua atau lebih instruksi digital output (R dan B) dengan sumber bit yang sama
maka instruksi digital output terakhir lah yang merupakan data valid. Seperti nilai R.2
dalam contoh gambar 60. Nilai R.2 hanya tergantung dari tangga nomor 2 walaupun logika
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
55.
55
pada S.1, S.2 dan S.3 adalah false maka R.2 akan tetap true sebab pada tangga terakhir
(tangga nomor 2) nilai R.2 adalah true.
Gambar 60: Contoh diagram tangga dengan dua output bersumber sama (a)
Begitu pula dengan nilai R.1 pada gambar 61 berikut. Walaupun S.1, S.2 dan S.3 berlogika
true yang seharusnya membuat nilai R.1 bernilai true tetapi pada tangga terakhir untuk R.1
(tangga nomor 1) bernilai false sehingga nilai R.1 di hardware adalah false.
Gambar 61: Contoh diagram tangga dengan dua output bersumber sama (b)
Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali putaran (looping) pada suatu diagram tangga disebut
dengan scan-time dan scan-time pada outseal PLC merujuk pada scan-time pada diagram
tangga utama.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
56.
56
Kelompok Instruksi Bit
Kelompok instruksi “Bit” ini adalah kelompok instruksi yang memproses data binary atau
bit. Bit adalah kata lain dari digital atau “binary number” dimana nilainya hanya ada dua
kemungkinan yakni “true” atau “false”. Instruksi dalam kelompok bit mempunyai sumber
data yang berada di atas simbol dan sebuah keterangan di bawah simbol. Gambar 62 adalah
contoh tampilan instruksi “Normally Open - Switch”. Pengecualian untuk instruksi OSR dan
OSF dimana sumber data memakai memori internal.
Gambar 62: Instruksi kelompok bit
a. Normally Open - Switch
Switch normally open (NO) adalah sebuah tombol fisik yang kondisinya adalah open (switch
tidak tersambung) saat tombol tersebut belum ditekan. Cara kerja instruksi Normally Open
ini pun sama dengan tombol fisik normally open. Pada tombol fisik, switch akan tersambung
jika tombol ditekan begitu pula dengan instruksi ini, switch akan tersambung jika logika
dari bit sumber bernilai true. Apabila instruksi ini mendapatkan energi dan logika bit
sumber juga bernilai true maka instruksi ini dapat menghantarkan energi pada tangga.
Penjelasan dan contoh penggunaan instruksi ini dapat dilihat pada tabel dan
gambar-gambar berikut.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
57.
57
Tabel 5: NO
Simbol Bit sumber Jalur masuk Logika Bit Sumber jalur keluar
Switch, Relay, Binary
Dan semua variabel
yang mempunyai
status dan berjenis
digital
Misal:
● S.1
● R.4
● T.1.DN
● C.5.CU
Berenergi true Berenergi
Berenergi false
Tidak
berenergi
Tidak
berenergi
true
Tidak
berenergi
Tidak
Berenergi
false
Tidak
berenergi
Pada gambar 63 berikut, energi terhenti di instruksi NO dengan bit sumber S.2 karena S.2
berlogika false.
Gambar 63: Contoh pertama NO
Pada 64, energi terhenti di instruksi NO dengan bit sumber S.1 karena S.1 berlogika false.
Walaupun S.2 berlogika true namun tidak ada energi yang mengalir melalui instruksi ini
sehingga tidak ada energi yang dihantarkan untuk menyalakan R.1.
Gambar 64: Contoh kedua NO
Pada gambar 65, S.1 dan S.2 berlogika true sehingga energi dapat dihantarkan untuk
menyalakan R.1.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
58.
58
Gambar 65: Contoh ketiga NO
Sumber untuk instruksi NO dapat berasal dari switch, relay, timer dan lain-lain asalkan jenis
datanya berupa data digital (bit).
b. Normally Closed - Switch
Cara kerja instruksi Normally Closed ini pun sama dengan tombol fisik normally close yakni
saat tombol tersebut belum ditekan kondisinya sudah close (switch tersambung) dan justru
saat tombol ditekan contact switch malah tidak tersambung. Fungsi instruksi ini adalah
kebalikan dari instruksi NO. Apabila terdapat energi di jalur input dan bit sumber berlogika
true, maka energi tersebut tidak dihantarkan menuju jalur output tetapi justru energi akan
dihantarkan saat logika bit sumbernya adalah false seperti dijelaskan dalam tabel dan
contoh dalam gambar berikut.
Tabel 6: NC
Simbol Sumber bit jalur masuk logika
sumber
jalur keluar
Switch, Relay, Binary
dan semua variabel
yang mempunyai
status atau berjenis
digital
Misal:
● S.1
● R.4
● T.1.DN
● C.5.CU
Berenergi true Tidak berenergi
Berenergi false berenergi
Tidak berenergi true Tidak berenergi
Tidak Berenergi false Tidak berenergi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
59.
59
Pada gambar 66, energi terhenti di instruksi NO dengan bit sumber S.2 karena S.2 berlogika
true. Justru saat logika S.2 adalah false, energi dapat dihantarkan sehingga R.1 berlogika true
seperti pada gambar 67.
Gambar 66: Contoh pertama NC
Gambar 67: Contoh kedua NC
Instruksi NC ini sangat berguna sekali saat PLC terhubung dengan saklar jenis NPN (misal
NPN proximity switch) karena saklar tersebut mempunyai logika active low yang logikanya
berkebalikan dengan status deteksi bendanya.
c. Output
Output lebih tepat disebut dengan digital output atau output normal. Tugas dari instruksi
ini adalah menuliskan (write) suatu nilai logika (true/false) pada sumber data yang
merupakan bit tujuan. Bit tujuan harus berupa variabel dengan notasi R dan B. Nilai yang
dituliskan ke bit tujuan sesuai dengan kondisi jalur masuk (berenergi/tidak). Apabila jalur
masuk berenergi, maka logika true akan dituliskan kepada bit tujuan tersebut begitu pula
sebaliknya. Perlu diketahui bahwa kondisi jalur keluar selalu mengikuti kondisi jalur masuk
bukan mengikuti logika bit tujuan.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
60.
60
Tabel 7: Output
Simbol Bit tujuan jalur masuk jalur keluar Logika ditulis ke
bit tujuan
Relay dan
Binary saja
Misal:
● B.1
● R.4
Berenergi Berenergi true
Tidak berenergi Tidak berenergi false
Kondisi jalur output hanya dipengaruhi oleh kondisi tangga dan tidak dipengaruhi oleh
logika tujuan bit mengakibatkan pemasangan digital output bisa dilakukan secara seri tanpa
harus tergantung dengan logika komponen sebelumnya seperti terlihat pada contoh di
gambar 68. Pemasangan instruksi secara seri pada output ini tidak sesuai dengan aturan
umum penulisan diagram tangga tetapi cara ini dirasa dapat mempersingkat kerja sehingga
cara ini diperbolehkan digunakan di dalam program outseal studio.
Gambar 68: Pemasangan digital output secara parallel
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
61.
61
d. Output-Not
Output-Not pada dasarnya sama dengan output normal, yang membedakan hanya pada saat
kondisi jalur masuk berenergi, instruksi ini malah menuliskan logika false pada bit tujuan.
Tabel berikut menjelaskan logika instruksi output not.
Tabel 8: Output-Not
Simbol Bit tujuan Jalur masuk Jalur keluar Logika ditulis ke bit
tujuan
Relay dan
Binary saja
Misal:
● B.1
● R.4
Berenergi Berenergi false
Tidak berenergi Tidak berenergi true
e. Output - Latch
Output-Latch adalah jenis output digital yang melakukan kerja hanya saat jalur masuk
instruksi ini berenergi. Saat kondisi jalur masuk berenergi, logika true dituliskan di bit
tujuan sedangkan saat tidak berenergi, instruksi ini tidak melakukan apa-apa atau bisa
dikatakan tidak bekerja.
Tabel 9: Output-Latch
Simbol Bit tujuan Jalur masuk Jalur keluar Logika ditulis ke bit
tujuan
Relay dan
Binary saja
Misal:
● B.1
● R.4
Berenergi Berenergi true
Tidak berenergi Tidak berenergi Tidak berubah
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
62.
62
f. Output - UnLatch
Output-UnLatch adalah jenis output digital yang melakukan kerja hanya saat jalur masuk
instruksi ini berenergi sama halnya dengan Output-Latch, Namun logika yang dituliskan ke
bit tujuan adalah false tidak seperti pada Output-Latch yang menuliskan true saat kondisi
jalur masuk berenergi.
Tabel 10: Output-UnLatch
Simbol Bit tujuan Jika jalur masuk Maka jalur keluar Logika ditulis ke bit
tujuan
Relay dan
Binary saja
Misal:
● B.1
● R.4
berenergi berenergi false
tidak berenergi tidak berenergi tidak berubah
g. Flip On Rising (FOR)
Flip on rising adalah sebuah instruksi berjenis digital output. Logika bit tujuan akan
berubah hanya saat perubahan (transisi) kondisi jalur masuk dari berenergi menuju tidak
berenergi.
Tabel 11: FOR
Simbol Kondisi tangga / jalur masuk Logika ditulis ke bit tujuan
tidak berenergi ke berenergi
(0 → 1)
Jika true jadi false
Jika false jadi true
Tidak berenergi ke berenergi Tidak ada perubahan
Tidak berubah kondisi Tidak ada perubahan
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
63.
63
h. Flip On Falling (FOF)
Flip on falling adalah sebuah instruksi berjenis digital output sama halnya dengan FOR
hanya waktu perubahan datanya berbeda saja yang berbeda. Bit tujuan pada instruksi ini
akan berubah hanya saat kondisi jalur masuk berubah dari tidak berenergi menuju
berenergi.
Tabel 12: FOF
Simbol Kondisi tangga / jalur masuk Logika ditulis ke bit tujuan
Berenergi ke tidak berenergi Tidak ada perubahan
Tidak berenergi ke berenergi
(0 → 1)
Jika true jadi false
Jika false jadi true
Tidak berubah kondisi Tidak ada perubahan
i. One Shot Rising (OSR)
One shot rising adalah instruksi yang akan menghantarkan energi hanya satu scan-time saja
atau hanya dilakukan sekali saja tepat pada saat terjadi perubahan kondisi jalur masuk dari
tidak berenergi menuju berenergi.
Tabel 13: OSR
Simbol Kondisi jalur masuk Kondisi jalur keluar
Tidak berenergi ke berenergi berenergi
Berenergi ke tidak berenergi Tidak berenergi
Tidak berubah kondisi Tidak berenergi
Pada gambar 69, instruksi “ADD” hanya akan diproses saat peralihan logika pada S.1 dari
false menuju true (kondisi saat tombol ditekan). Instruksi “ADD” pada contoh ini akan
diproses sebanyak tiga kali apabila tombol S.1 ditekan tiga kali.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
64.
64
Gambar 69: OSR
j. One Shot Falling (OSF)
One shot falling pada dasarnya sama dengan OSR yakni sebuah instruksi yang
menghantarkan energi hanya satu scan-time saja. Berbeda dengan OSR, komponen OSF ini
dipicu oleh perubahan kondisi jalur masuk dari berenergi menuju tidak berenergi.
Tabel 14: OSF
Simbol Kondisi jalur masuk Kondisi jalur keluar
tidak berenergi ke berenergi tidak berenergi
berenergi ke tidak berenergi berenergi
tidak berubah kondisi tidak berenergi
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
65.
65
Kelompok Instruksi Waktu
Kelompok instruksi waktu ini adalah kelompok instruksi yang pengoperasinya melibatkan
waktu dan pencacahnya. Untuk timer dan counter, struktur simbol instruksinya sesuai
dengan gambar 70 dibawah ini.
Gambar 70: Struktur komponen timer dan counter
a. Timer On Delay (TON)
TON adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk memperlambat (delay) perubahan
logika dari true menjadi false dengan durasi keterlambatan dapat diatur. Gambar berikut
menjelaskan fungsi dari TON dimana pada gambar 71(b) terlihat terlambat 5 detik dari
gambar 71(a) saat perubahan status dari false menuju true.
Gambar 71: Penjelasan TON
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
66.
66
Durasi keterlambatan dapat diatur melalui pilihan interval dan kolom preset. Interval
adalah besarnya acuan waktu (time base) dan preset adalah jumlah cacahan waktu yang
diinginkan. Misal: dinginkan keterlambatan selama 5 detik, maka interval 1 detik dapat
dipilih dan nilai preset diisi dengan nilai 5 yang berarti durasi keterlambatan yang diperoleh
sebesar satu detik sebanyak 5 kali. Untuk mendapatkan keterlambatan 5 detik juga dapat
dilakukan dengan pengaturan yang lain yakni dipilih interval 10 ms dengan nilai preset 500
yang berarti 10ms sebanyak 500 kali.
Gambar 72: Timing diagram TON
Saat kondisi jalur masuk berenergi, TON dalam kondisi aktif ditandai dengan dengan logika
EN (enable) berubah menjadi true. Bersamaan dengan itu pula timer mulai bekerja
menghitung sesuai dengan time base nya ditandai dengan status TT (timing) berlogika true.
Selama TON masih dalam proses menghitung maka status TT akan terus true dan nilai ACC
akan bertambah terus hingga tercapainya target durasi. Berdasarkan contoh kasus interval
=1 detik, preset = 5, maka selama nilai ACC belum mencapai 5 detik dan selama status EN
masih dalam kondisi true, status TT akan selalu true. Apabila sudah mencapai 5 detik, maka
kerja timer telah selesai sehingga status TT menjadi false dan status DN (done) berubah
menjadi true (lihat gambar 72).
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
67.
67
Perlu diketahui bahwa kondisi jalur keluar dari instruksi ini akan selalu sama dengan
kondisi jalur masuk. Banyak kesalahan yang dialami pengguna instruksi ini yang mengira
bahwa jalur keluar akan berenergi jika status DN sudah tercapai padahal tidak seperti yang
diperkirakan. Pada contoh gambar 73, TON akan aktif menghitung waktu selama S.1 bernilai
true. Dan R.1 akan bernilai true jika penghitungan waktu sudah mencapai 10 detik.
Gambar 73: Contoh TON
Data yang digunakan pada TON sesuai dengan tabel berikut
Tabel 15: Data dan status pada TON
Singkatan Status Keterangan
EN Enable Menandakan aktif atau tidak
TT Timing Menandakan sedang menghitung atau tidak
DN Done Menandakan sudah mencapai target atau belum
PRE Preset Nilai yang diinginkan (Target)
ACC Accumulation Nilai akumulasi perhitungan timer
Penggunaan status bit pada TON sesuai dengan tabel berikut
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
68.
68
Tabel 16: Status pada TON
Status True apabila ? Menandakan apa ? Tetap true sampai keadaan ini terjadi
.EN Jalur masuk
berenergi
Timer aktif ● Jalur masuk tidak berenergi
● Ada komponen RST me-reset timer
ini
.TT Jalur masuk
berenergi
Timer dalam proses
menghitung
● Jalur masuk tidak berenergi
● .DN = true (.ACC = .PRE)
● Ada komponen RST me-reset timer
ini
.DN Nilai .ACC sama
dengan nilai .PRE
Target penghitungan
waktu sudah
tercapai
● Jalur masuk tidak berenergi
● Ada komponen RST me-reset timer
ini
Gambar berikut adalah timing diagram dari instruksi TON
Perlu diketahui bahwa pada instruksi TON, TOF dan SPWM terdapat kemungkinan
terlambat atau terlalu cepat dalam memulai perhitungan sebesar maksimal satu interval.
Misalkan untuk mendapatkan delay sebesar 400 detik, interval pada TON diatur 1 detik dan
preset diatur 400. Pada pengaturan ini, terdapat kemungkinan keterlambatan/terlalu cepat
memulai perhitungan maksimal 1 detik atau mungkin juga tepat sehingga kemungkinan
kesalahan maksimal perhitungan pada awal dan akhir perhitungan adalah sekitar 2/400 =
0.5%. Sebagai perbandingan, dengan interval yang sama (1 detik) apabila diinginkan delay
sebesar 10 detik maka nilai presetnya harus diisi dengan nilai 10 sehingga kesalahan
maksimal yang akan didapatkan menjadi semakin besar, yakni 2/10 = 20%.
Tingkat kesalahan 20% yang dilakukan dengan interval 1 detik tersebut dapat diperkecil
apabila dilakukan dengan interval 10 ms. Dengan interval 10 ms, nilai preset yang harus
diisi adalah 1000 sehingga didapatkan delay yang sama yakni 10 detik tetapi maximum error
yang dihasilkan lebih rendah yakni 2/1000 = 0.2%. Sehingga perlu diingat bahwa
penggunaan interval 10 ms akan menghasilkan tingkat kesalahan lebih kecil dibanding
dengan menggunakan interval 1 detik.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
69.
69
Perlu diketahui juga bahwa dalam satu diagram tangga tidak boleh terdapat lebih dari satu
instruksi TON atau TOF dengan sumber timer yang sama. Apabila terdapat lebih dari satu
sumber timer yang sama maka akan terdapat pesan kesalahan saat proses upload.
b. Timer Off Delay (TOF)
TOF adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk memperlambat perubahan logika dari
false menjadi true yang mana durasi keterlambatannya dapat diatur. Gambar 74 terlihat
signal (b) terlihat terlambat 5 detik dari gambar sinyal (a) saat perubahan status dari true
menjadi false.
Gambar 74: instruksi TOF
Data yang digunakan pada TOF sesuai dengan tabel berikut
Tabel 17: Data dan status pada TOF
Singkatan Status/Data Keterangan
EN Enable Menandakan aktif atau tidak
TT Timing Menandakan sedang menghitung atau tidak
DN Done Menandakan sudah mencapai target atau belum
PRE Preset Nilai yang diinginkan (Target)
ACC Accumulation Nilai akumulasi perhitungan timer
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
70.
70
Saat kondisi jalur masuk berenergi, logika EN berubah menjadi true tetapi pada saat ini
timer belum bekerja menghitung sehingga status TT masih berlogika false tetapi justru DN
sudah dalam kondisi true. Saat kondisi jalur masuk berubah menjadi tidak berenergi maka
proses perhitungan dimulai yang ditandai dengan status TT berubah menjadi true dan nilai
.ACC mulai bertambah menuju target. Perubahan status DN dari true menjadi false pada
instruksi TOF menandakan proses penghitungan telah selesai dilakukan. Selama belum
mencapai target perhitungan, status TT dan DN akan tetap true. Saat target tercapai (preset
= accumulation ), maka kerja timer telah selesai sehingga status DN berubah menjadi false
dan karena proses perhitungan juga sudah selesai maka status TT juga otomatis berubah
menjadi false (lihat gambar 75).
Gambar 75: Timing diagram TOF
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
71.
71
Penggunaan status bit pada TOF sesuai dengan tabel berikut
Tabel 18: Status pada TOF
Status True bila? Menandakan apa? Tetap true sampai keadaan ini
terjadi
.EN Jalur masuk
berenergi
Timer aktif ● Tangga tidak berenergi
● Ada komponen RST me-reset
timer ini
.TT Jalur masuk tidak
berenergi
Dan nilai
.ACC < .PRE
Timer dalam
proses
menghitung
● Jalur masuk tidak berenergi
● .DN = true (.ACC = .PRE)
● Ada komponen RST me-reset
timer ini
.DN Jalur masuk
berenergi
Target
penghitungan
waktu sudah
tercapai
● Nilai .ACC sama dengan nilai
.PRE
Dalam satu diagram tangga tidak boleh terdapat lebih dari satu instruksi TON atau TOF
dengan sumber timer yang sama. Apabila terdapat lebih dari satu sumber timer yang sama,
maka akan terdapat pesan kesalahan saat proses upload.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
72.
72
c. RTO - Retentive Timer ON
Instruksi ini biasa digunakan untuk menghitung akumulasi waktu bekerjanya suatu
peralatan. Cara bekerja instruksi ini mirip dengan instruksi TON yang membedakan adalah
nilai akumulasi waktunya tidak mengalami reset walau jalur masuk instruksi ini tidak
mendapatkan energi. Selama instruksi ini mendapatkan energi, instruksi ini akan terus
melakukan penambahan nilai sesuai dengan interval waktunya. Besarnya nilai akumulasi
waktu tersebut akan dipertahankan dan tidak akan kembali ke nol (reset) walaupun
instruksi ini kehilangan energi. Nilai akumulasi tersebut akan kembali lagi ke nol jika ada
instruksi RST mereset timer ini.
Gambar 76: Instruksi RTO
d. Software PWM (SPWM)
SPWM adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk membuat pulsa dengan duty-cycle
yang diatur oleh software. Duty-cycle adalah perbandingan panjang ON dan OFF pada pulsa
gelombang kotak. Berbeda dengan hardware PWM yang bisa membuat pulsa sangat cepat
(dari 1 Hz hingga beberapa kHz), instruksi SPWM justru dapat membuat pulsa dari medium
hingga sangat lambat sekali (100 Hz hingga 0,000003 Hz) dimana kemampuan ini tidak
dipunyai oleh hardware PWM. Data yang digunakan pada SPWM sesuai dengan tabel 19.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
73.
73
Tabel 19: Data dan status pada SPWM
Singkatan Statu/Data Keterangan
EN Enable Menandakan aktif atau tidak
ST Status Menandakan logika pulsa
ON Duration - Nilai yang diinginkan untuk ON (Target)
OFF Duration - Nilai yang diinginkan untuk OFF (Target)
ACC Accumulation Nilai akumulasi penghitungan timer
Penggunaan status bit pada TON sesuai dengan tabel berikut
Tabel 20: Status pada TOF
Status True bila? Menandakan apa? Tetap true sampai keadaan ini terjadi
.EN Jalur
masuk
berenergi
Timer aktif ● Jalur masuk tidak berenergi
● Ada komponen RST me-reset timer ini
.ST .ACC < ON
Logika pulsa (pada
posisi ON atau OFF)
● Jalur masuk tidak berenergi
● .ACC > ON
● Ada komponen RST me-reset timer ini
Gambar 77: Timing diagram SPWM
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
74.
74
Timing diagram untuk SPWM dijelaskan pada gambar 77. Perlu diketahui juga bahwa dalam
satu diagram tangga tidak boleh terdapat lebih dari satu instruksi SPWM dengan sumber
timer yang sama.
e. Counter Up (CTU)
CTU adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menghitung maju jumlah pulsa. Pulsa
yang dimaksud disini adalah perubahan kondisi jalur masuk instruksi, dimana perubahan
kondisi dari tidak berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa.
Kondisi jalur keluar pada instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur masuk, sama halnya
dengan komponen TON dan TOF. Status dan data yang digunakan pada CTU sesuai dengan
tabel berikut. Perubahan kondisi dari tidak berenergi menjadi berenergi pada jalur masuk
instruksi ini menyebabkan nilai akumulasi counter bertambah satu.
Tabel 21: Status dan data pada CTU
Singkatan Status/Data Keterangan
CU Counting
Upward
Menandakan counter menambah perhitungan 1 pulsa
DN Done Menandakan sudah memenuhi target counting
OV Overflow Menandakan nilai .ACC melebihi batas atas
PRE Preset Nilai yang diinginkan (target)
ACC Accumulation Nilai aktual counter
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
75.
75
Penggunaan status bit pada CTU sesuai dengan tabel berikut
Tabel 22: Status pada CTU
Status True bila? Menandakan apa? Tetap true sampai keadaan ini terjadi
.CU Jalur masuk
berenergi
Counter
Menambah
● Jalur masuk tidak berenergi
● Ada komponen RST me-reset
counter ini
.DN .ACC >= .PRE Counter
memenuhi target
● .ACC < .PRE akibat komponen CTD
menggunakan counter ini juga dan
mengubah nilai .ACC
● Ada komponen RST me-reset
counter ini
.OV Nilai .ACC melebihi
+32,767
Nilai counter
melebihi batas
● CTD menurunkan nilai .ACC
● Ada komponen RST me-reset
counter ini
Apabila sebuah tombol atau saklar fisik terhubung dengan input plc dan di gunakan diagram
tangga seperti pada gambar 78, maka setiap kali S.1 berubah dari false menuju true, nilai
C.1.ACC akan bertambah satu. Apabila dalam prakteknya pin S.1 pada PLC dihubungkan
dengan saklar optik, maka hasil perhitungan dari CTU ini akan normal, namun terdapat
suatu masalah apabila saklar S.1 yang digunakan berupa saklar mekanik dan masalah
tersebut bernama contact bouncing (memantul). Contact Bouncing atau biasa disebut
Bouncing saja adalah suatu keadaan dimana kontak logam yang terdapat didalam saklar
tidak tersambung secara sempurna yang mungkin terjadi karena terdapat karat atau
kurangnya tenaga untuk mendorong saklar tersebut. Bouncing dapat dibayangkan sebagai
kontak logam di dalam tombol yang tersambung dan terputus beberapa kali dalam waktu
yang cepat saat suatu tombol ditekan atau dilepas. Oleh karena itu bouncing ini dapat
menyebabkan perhitungan CTU menjadi tidak valid.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
76.
76
Gambar 78: Contoh penggunaan CTU
Gambar 78 berikut adalah gambar rekaman aktual sinyal yang dihasilkan saat suatu tombol
ditekan dan gambar 79 adalah gambar saat tombol dilepas. Terlihat bahwa saat tombol
ditekan terjadi bouncing sekitar 0.7 ms dengan jumlah transisi pulsa dari false menuju true
sekitar 12 kali dan saat dilepas terjadi transisi pulsa dari false menuju true sekitar 16 kali.
Transisi ini menyebabkan nilai akumulasi pada CTU bertambah sekitar 28 kali walau tombol
hanya ditekan sekali, sedangkan hasil penambahan yang diharapkan sebenarnya adalah satu
kali penambahan dalam sekali tombol ditekan.
Gambar 79: Bouncing saat tombol ditekan
Gambar 80: Bouncing saat tombol dilepas
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
77.
77
Gambar 81: Input filter
Penyelesaian dari masalah ini ada dua yakni secara hardware dan secara software. Secara
hardware dapat dilakukan dengan menambahkan low pass filter pada input PLC sesuai
dengan gambar 81. Besarnya waktu kompensasi untuk bouncing (debouncing time) sesuai
dengan persamaan berikut
RD = × C
dengan:
D = Debouncing time(detik)
R = Resistansi (Ohm)
C = Kapasitansi (F)
Untuk antisipasi terhadap bouncing yang diperkirakan terjadi selama 20 ms maka pilihan
resistor dan kapasitor yang bisa digunakan adalah 20k dan 1uF atau 2k dan 10uF.
0 ms 20kΩ μF2 = × 1
0 ms 2kΩ 0μF2 = × 1
Umumnya debouncing time untuk sebuah tombol adalah 20 ms sampai 60 ms. Umumnya
pilihan debouncing time yang lebih lama digunakan untuk antisipasi terhadap penurunan
kualitas logam akibat usia pemakaian dan tingkat korosi.
Secara software, penyelesaian masalah bouncing dapat dilakukan dengan 2 cara yakni
dengan memanfaatkan timer atau dengan menerapkan input filter. Timer dapat digunakan
untuk menyaring pulsa yang disebabkan oleh bouncing dan pulsa sesungguhnya yang
diharapkan. Gambar 82 adalah diagram tangga contoh penggunaan instruksi TON untuk
menghilangkan efek bouncing (debouncing).
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
78.
78
Gambar 82: TON untuk debouncer
Pulsa yang ditimbulkan akibat efek bouncing umumnya mempunyai durasi ON hanya sekitar
beberapa mikro detik saja atau milidetik. TON pada diagram tangga tersebut digunakan
untuk membatalkan pulsa pendek (pulsa bouncing) dan meloloskan pulsa yang durasi ON
nya panjang melebihi nilai preset (pulsa yang diinginkan). Nilai preset sebesar 6 dengan
interval 10 ms pada instruksi TON menghasilkan delay sebesar 60 ms, sehingga apabila
terdapat pulsa dengan durasi ON tidak lebih dari 60 ms akan dianggap noise atau gangguan
(merujuk pada bouncing). Pulsa pendek dari bouncing tidak sampai membuat nilai T.1.ACC
melebihi atau sama dengan preset sehingga tidak sampai bisa membuat status T.1.DN
berlogika true dan T.1.ACC akan kembali ke nilai 0. Saat kondisi sudah stabil dimana sudah
tidak terjadi bouncing lagi, pulsa ON akan melebihi 60 ms sehingga status DN akan menjadi
true. Status DN tersebut digunakan sebagai referensi untuk pemicu bertambahnya nilai
counter.
Besarnya nilai preset merupakan nilai setting yang ditentukan pengguna. Jika saklar yang
digunakan kualitasnya tidak bagus, lebih baik nilai preset di setting lebih lama. Umumnya
digunakan nilai preset sekitar 20-60 ms, tetapi jika ingin menambahkan antisipasi terhadap
penurunan kualitas saklar maka nilai preset hingga 100ms bisa digunakan. Pada outseal
PLC, timer akan mengalami keterlambatan atau terlalu cepat satu interval. Sehingga nilai
preset sebaiknya di setting minimal 20 ms.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
79.
79
Input filter merupakan cara mudah untuk penyelesaian masalah masalah bouncing ini.
Hanya dengan mengatur durasi filter pada jendela setting seperti pada gambar 78 maka
pulsa bouncing dengan durasi lebih pendek dari nilai setting akan terbuang.
Gambar 78: Input filter
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
80.
80
f. Counter Down (CTD)
CTD adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menghitung mundur jumlah pulsa.
Pulsa yang dimaksud disini adalah perubahan kondisi jalur masuk instruksi dari tidak
berenergi menjadi berenergi disebut 1 pulsa.
Kondisi jalur keluar pada instruksi ini selalu mengikuti kondisi jalur input, sama halnya
dengan komponen TON, TOF dan CTU. Status dan data yang digunakan pada CTD sesuai
dengan tabel berikut. Instruksi ini sama halnya dengan CTU namun perubahan logika dari
false menjadi true pada jalur masuk instruksi ini menyebabkan nilai akumulasi counter
berkurang satu. Data yang digunakan pada CTD sesuai dengan tabel 23 dan Penggunaan
status bit pada CTD sesuai dengan tabel 24.
Tabel 23: Data dan status pada CTD
Singkatan Status/Data Keterangan
CD Counting
Backward
Menandakan counter mengurangi perhitungan 1 pulsa
DN Done Menandakan sudah memenuhi target counting
UN Under Flow Menandakan nilai .ACC melebihi batas bawah
PRE Preset Nilai yang diinginkan (Target)
ACC Accumulation Nilai akumulasi counter
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
81.
81
Tabel 24: status pada CTD
Status True bila? Menandakan apa? Tetap true sampai keadaan ini terjadi
.CD Jalur masuk
berenergi
Counter
Mengurangi
● Jalur masuk tidak berenergi
● Ada instruksi RST mereset counter
ini
.DN .ACC >= .PRE Counter
memenuhi target
● .ACC < .PRE
● Ada instruksi RST me-reset counter
ini
.UN Nilai .ACC
kurang dari
-32,767
Nilai counter
melebihi batas
● CTU menaikkan nilai .ACC
● Ada komponen RST me-reset
counter ini
g. Reset
Reset adalah komponen yang membuat nilai .ACC counter atau timer menjadi nol
dan mereset semua status nya menjadi false.
Tabel 25: Reset
Object Data dan Status yang di reset
Timer .ACC
.EN
.TT
.DN
Counter .ACC
.CU atau .CD
.OV atau .UN
.DN
SPWM .EN
.ST
.ACC
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
82.
82
Pada contoh berikut nilai counter akan bertambah saat nilai S.1 berubah dari false menuju
true tetapi data .ACC dan semua status nya akan di reset jika S.2 bernilai true.
Gambar 83: Contoh reset
h. RHSC
RHSC adalah komponen yang membuat nilai akumulasi sebuah timer pada High
Speed Counter (HSC) internal menjadi nol.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
83.
83
Kelompok Instruksi Perbandingan
Instruksi-instruksi yang digunakan untuk melakukan perbandingan dijelaskan dalam tabel
berikut
Tabel 26: Kelompok instruksi perbandingan
Ekspresi Simbol Instruksi Kepanjangan
Sama dengan = EQU EQUAL
Lebih besar atau sama dengan ≥ GEQ Greater than or equal to
Lebih Besar > GRT Greater than
Lebih kecil atau sama dengan ≤ LEQ Less than or equal
Lebih kecil < LES Less than
Berada di antara LIM Limit
Tidak sama dengan ≠ NEQ Not Equal
Kesesuaian waktu TMATCH Time Match
Kesesuaian hari DMATCH Day Match
a. EQU
EQU adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menguji dua nilai apakah sama atau
tidak. Instruksi ini mempunyai dua masukan nilai untuk dibandingkan yakni A dan B.
Keduanya dapat diisi variabel atau konstanta. Pada gambar 84 dicontohkan A diisi dengan
variabel dan B diisi dengan konstanta. Apabila kondisi jalur masuk instruksi ini dalam
kondisi berenergi dan nilai A sama dengan B maka energi tersebut akan dihantarkan ke jalur
keluaran instruksi. Fungsi dari instruksi ini mirip dengan switch namun sumbernya berasal
dari hasil perbandingan.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
84.
84
Tabel 27: EQU
Jenis Kondisi Sifat Sumber
EQU A = B Menghantarkan energi Variabel dan
konstan
A ≠ B Tidak menghantarkan energi
Gambar 84: EQU
b. GEQ
GEQ adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menguji dua nilai apakah nilai pertama
lebih besar atau sama. Instruksi ini mempunyai dua masukan nilai untuk dibandingkan
yakni A dan B. Keduanya dapat diisi variabel atau konstanta. Apabila kondisi jalur masuk
instruksi ini dalam kondisi berenergi dan nilai A lebih besar atau sama dengan B, maka
energi tersebut akan dihantarkan ke jalur keluaran. Contoh penggunaan instruksi GEQ
dapat dilihat di gambar 85.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com
85.
85
Tabel 28: GEQ
Jenis Kondisi Sifat Sumber
GEQ A ≥ B Menghantarkan energi Variabel dan
konstan
A < B Tidak menghantarkan energi
Gambar 85: Contoh GEQ
c. GRT
GRT adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk menguji dua nilai apakah nilai pertama
lebih besar daripada nilai kedua atau tidak. Instruksi ini mempunyai dua masukan nilai
untuk dibandingkan yakni A dan B. Keduanya dapat diisi variabel atau konstanta. Apabila
jalur masuk instruksi ini dalam kondisi berenergi dan nilai A lebih besar dibanding B, maka
energi tersebut akan dihantarkan ke jalur keluaran.
Buku ini bisa di download secara gratis di www.outseal.com