Advertisement

Property all risk insurance upload

. at PT. Asuransi Adira Dinamika
Oct. 23, 2010
Advertisement

More Related Content

More from Ridwan Ichsan(20)

Advertisement

Property all risk insurance upload

  1. PROPERTY ALL RISK INSURANCE
  2. TERTANGGUNG  “Tertanggung” adalah seseorang atau badan hukum atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap harta benda yang diasuransikan dan memiliki kewajiban untuk membayar premi kepada Penanggung.  Pemilik, yaitu pihak yang menguasai dan menggunakan harta benda yang diasuransikan  Pihak yang memiliki kepentingan terhadap harta benda yang diasuransikan, seperti bank, leasing, atau badan penyandang dana lainnya.  Pihak yang secara hukum bertanggung jawab mengelola harta benda yang diasuransikan, seperti penyewa.
  3. OBYEK PERTANGGUNGAN  Bangunan  Mesin  Stock  Komputer, dll
  4. LUAS JAMINAN  Fire Standard  Huru-hara (RSMD)  Banjir, Topan, Badai (TSFWD)  Tanah longsor  Terrorisme/sabotase  Gempa Bumi *  Burglary *  Machinery break down Insurance *  Electronic equipment Insurance
  5. KETENTUAN KHUSUS  Dasar Penyelesaian Ganti Rugi:  Reinstatement (lama tukar baru);  Sebesar biaya perbaikan dengan batas sebesar harga baru;  Pro-rata (average)  Pekerjaan penggantian dengan barang baru yang dimulai dan dilaksanakan dalam waktu yang wajar;  Harga sebenarnya sesaat sebelum musibah, dikurangi penyusutan.
  6. KETENTUAN KHUSUS  Pertanggungan Kerugian Pertama (first loss insurance):  First loss basis adalah jumlah pertanggungan yang sengaja ditetapkan dan disepakati lebih kecil dari pada nilai objek yang bersangkutan yang menghadapi risiko. Dengan kata lain, jumlah pertanggungan lebih kecil dari nilai sebenarnya.
  7. KETENTUAN KHUSUS  Tambahan Modal:  Selama jangka waktu pertanggungan diperkenankan penambahan objek pertanggungan asalkan tidak melebihi sebesar 5% dari jumlah pertanggungan;  Tertanggung wajib memberitahukan dalam waktu 3 bulan setelah adanya penambahan tersebut;  Dikenakan tambahan premi.
  8. PENGECUALIAN UMUM  Perang  Radiasi ionisasi atau pencemaran akibat radio aktif dari bahan bakar nuklir atau limbah nuklir dari pembakaran bahan bakar nuklir.  Bahan peledak beracun radio aktif atau barang-barang berbahaya lainnya dari bahan peledak nuklir rakitan atau komponen nuklir itu sendiri.  Perbuatan yang disengaja atau kelalaian yang disengaja oleh Tertanggung atau wakilnya.  Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan.
  9. PENGECUALIAN KHUSUS HARTA BENDA  Harta benda yang tidak dijamin  dalam proses pembangunan atau pemasangan;  dalam proses pengerjaan dan benar-benar timbul dari proses pabrikasi, pengujian, perbaikan, pem-bersihan, pemulihan, perubahan, renovasi atau sedang diperbaiki;  sedang dalam pengangkutan melalui darat, rel, udara atau air;  kendaraan bermotor, kereta api dan gerbong kereta api, kendaraan air, pesawat udara, pesawat ruang angkasa dan sejenisnya;  perhiasan, batu permata, logam mulia,, pakaian yang terbuat dari bulu binatang, barang-barang antik (curiosities), buku-buku kuno atau karya- karya seni;  Tanaman kayu, tanaman, hewan, burung, ikan;  tanah jalan beraspal, jalan raya, landasan pacu, jalan rel, bendungan, waduk, air permukaan, air bawah tanah, kanal, pengeboran, sumur, jaringan pipa, kabel-kabel, terowongan, jembatan, galangan kapal, dermaga, tambang, peralatan tambang bawah tanah, peralatan kilang minyak lepas pantai;  dalam penguasaan pelanggan berdasarkan Perjanjian Sewa atau Sewa Beli, Perjanjian Kredit atau Penjanjian Jual Beli lainnya;  harta benda yang pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan telah dijamin atau seharusnya dijamin oleh Asuransi Pengangkutan atau pertanggungan lain.
  10. PENGECUALIAN KHUSUS JENIS KERUSAKAN  keterlambatan, kehilangan pasar atau usaha lainnya, kerugian lanjutan, atau kerugian atau kerusakan tidak langsung apapun jenis atau namanya;  ketidakjujuran, tindak kecurangan, tipu daya, muslihat, atau alasan-alasan palsu lainnya;  musnah, kekurangan yang tidak dapat dijelaskan atau berkurang-nya persediaan barang;
  11. PENGECUALIAN KHUSUS JENIS KERUSAKAN  kebocoran sambungan, kega-galan pengelasan, retak, patah, runtuh atau panas berlebih pada boiler (ketel uap), economiser, panas yang luar biasa, bejana bertekanan atau macam-macam jaringan pipa uap dan jaringan pipa pengisi yang berhubungan dengannya, kegagalan atau kekacauan mekanik atau elektrik yang berkenaan dengan alat mesin tertentu atau peralatan dimana kegagalan atau gangguan tersebut berasal;  akibat semua penyebab yang berlangsung secara berangsur-angsur, termasuk tetapi tidak terbatas pada penyusutan, aus, karat, korosi, lumut, pudar (lapuk), jamur, busuk basah atau kering, penurunan mutu yang terjadi secara berangsur-angsur, cacat tersembunyi, sifat barang itu sendiri (inherent vice), perubahan bentuk atau distorsi yang berkembang secara perlahan, serangga, jentik-jentik (larva) binatang kecil apapun jenisnya, mikroba apapun jenisnya, kecuali kerugian atau kerusakan fisik yang mengikutinya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga sebelumnya, dimana dalam hal ini tanggung jawab Penanggung terbatas pada kerugian atau kerusakan yang mengikutinya tersebut;
  12. PENGECUALIAN KHUSUS JENIS KERUSAKAN  polusi atau pencemaran, kecuali disebabkan oleh kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau kejatuhan barang-barang dari luar angkasa atau kejatuhan barang-barang lainnya, kerusuhan, huru- hara, pemogokan, penghalangan bekerja, orang-orang yang terlibat dalam pemogokan, kejahatan (selain oleh pencuri), gempa bumi, badai, banjir, meluapnya air dari tanki atau pipa air, atau ditabrak kendaraan bermotor atau binatang;  mematuhi ketentuan hukum yang mengatur pembangunan, perbaikan atau pemusnahan terhadap harta benda yang dipertanggungkan, kecuali dinyatakan lain dalam Memorandum Kebijakan Umum yang merupakan bagian dari Bagian I ini;
  13. PENGECUALIAN KHUSUS JENIS KERUSAKAN  penciutan, penguapan, kehilangan berat (susut), perubahan rasa, warna, tekstur, atau lapisan penutup, atau pengaruh cahaya (pudar);  perubahan suhu atau kelembaban, kegagalan atau tidak memadainya sistem kerja pengatur udara, sistem pendingin atau pemanas akibat dari kesalahan pengoperasian pada alat pengatur udara tersebut. Pembuktian bahwa tidak terjadi kesalahan dalam mengoperasikan alat pengatur udara tersebut terletak pada Tertanggung;  karena kondisi cuaca dimana harta benda dibiarkan di tempat terbuka atau tidak ditempatkan dalam bangunan yang tertutup rapat.
  14. PENGECUALIAN KHUSUS BIAYA  Perbaikan barang-barang yang cacat, kesalahan dalam pengerjaan atau rancangan;  Pemeliharaan normal, perbaikan normal, perawatan;  Yang timbul akibat kesalahan pemrograman atau diprogram oleh orang yang tidak berwenang, peneraan (punching), pelebelan atau penyisipan yang salah, penghapusan informasi yang tidak disengaja atau hilangnya media data dan kehilangan informasi yang disebabkan oleh medan magnit.
  15. PERHITUNGAN TSI  Nilai pasar (Market value), yaitu nilai/jumlah yang akan diterima oleh penanggung apabila objek pertanggungan dijual baik pada saat penutupan atau pada saat klaim.  Nilai penggantian (Replacement value) yaitu nilai / jumlah yang harus dibayar untuk memperoleh barang yang sama seperti pada saat penutupan/pada sesaat sebelum terjadi klaim.  Nilai buku (Book Value), yaitu harga pertanggungan didasarkan atas nilai buku terakhir sesuai sistem akuntansi yang ada pada tertanggung.
  16. TSI BANGUNAN  Berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki/repair/membangun kembali bangunan/gedung dengan kualitas yang sama dikurangi dengan penyusutan karena umur dan penggunaan bangunan/gedung tersebut.  Ditambah biaya pengurusan ijin-ijin, tenaga ahli dan penggunaan bangunan / gedung tsb.  Ditambah biaya pengurusan ijin-ijin, tenaga ahli, pajak,dan biaya pembersihan puing.  Jika biaya pondasi bangunan / bangunan bawah tanah ingin ikut dijamin dalam polis, maka harus secara tegas disebutkan dalam jumlah pertanggungan, jika tidak maka dianggap tidak diasuransikan.
  17. TSI MESIN-MESIN  Penetapan jumlah pertanggungan untuk mesin ditaksir berdasarkan mesin bekas dengan type, jenis dan kapasitas yang sama.  Atau berdasarkan mesin baru dikurangi dengan penyusutan.
  18. TSI STOCK BARANG  Persediaan barang untuk perusahaan perdagangan dan persediaan barang untuk perusahaan pabrikasi  Untuk persediaan barang dagangan dan persediaan bahan baku berdasarkan harga beli dikurangi discount.  Untuk barang dalam proses adalah berdasarkan biaya bahan baku ditambah biaya produksi  Untuk barang jadi berdasarkan biaya produksi tetapi tidak termasuk keuntungan.
  19. TSI ELEKTRONIK / KOMPUTER  Ditaksir berdasarkan biaya perbaikan atau biaya penggantian komputer dan peralatan lainnya sesuai dengan harga market price yang berlaku.
  20. RATING dlm permil (%o) PERHITUNGAN TARIF PROPERTY ALL RISKS (PAR) Gempa KODE Tanah Terorisme/ Jumlah Indikasi Tarif Bumi No . Okupasi PSKI Huru Hara Banjir Longs or Sabotase D s/d H PAR Rate Total A B C D E F G H I J = I x 80% K O = J+K+L 1 Kantor 2971 0.49 0.75 0.53 0.70 0.75 3.22 2.57 1.15 3.72 2 Rumah 2976 0.58 0.75 0.53 0.70 0.75 3.31 2.64 1.15 3.79 3 Hotel 29411 1.51 0.75 0.53 0.70 0.75 4.24 3.39 1.35 4.74 4 Ruko 29341 5.62 0.75 0.53 0.70 0.75 8.35 6.68 1.15 7.83
  21. DEDUCTIBLE  Fire: 5% of claim  RSMD (4.1A) : 10% of claim Minimum USD 10.000  TSFWD (4.3) : 10% Of Claim  Vehicle Impact : Minimum Rp. 1.000.000  Gempa Bumi / letusan Gunung: 2.5% of TSI  Lain-lain: Minimum USD 1.000
  22. PERLU DIANALISA  Surrounding Risk  Okupasi  Konstruksi bangunan  Luas jaminan  Jarak pemisah dengan obyek lain  Jumlah barang berbahaya api yang disimpan dalam bangunan  Loss ratio  Kondisi sosial politik disekitar obyek
  23. PROSEDUR AKSEPTASI  Mengisi SPPA dengan lengkap dan ditanda tangani  Melengkapi Data-data & Dokumen yang diperlukan, antara lain:  Laporan survey  Foto survey (Obyek dan surrounding risknya)  Akta Kepemilikan  Daftar rincian obyek (Bangunan, mesin, perabot, stok, dll)  Denah lokasi obyek
  24. PROSEDUR KLAIM  Tindakan tertanggung saat terjadi musibah  Menyelamatkan, menjaga dan mengijinkan orang lain untuk menyelamatkan dan menjaga objek pertanggungan.  Tertanggung harus memberikan bantuan sepenuhnya kepada pananggung atau wakilnya untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.
  25. PROSEDUR KLAIM  Membuat laporan kerugian kepada penanggung  Tertanggung harus membuat laporan pemberitahuan kerugian;  Tertanggung membuat laporan tertulis kepada penanggung dengan memberikan keterangan lengkap mengenai adanya kerugian yang berisikan : tempat, tanggal dan waktu kejadian, sebab-sebab terjadinya musibah sepanjang yang diketahuinya, taksiran jumlah kerugian, nomor polis dan informasi lainnya yang perlu diketahui oleh penanggung;  Tertanggung harus membuat laporan tuntutan ganti rugi kepada penanggung disertai dokumen pendukung klaim.
  26. PROSEDUR KLAIM  Menyerahkan dokumen pendukung klaim  Formulir laporan kerugian;  Copy polis  Berita acara atau surat keterangan dari Kepala Desa/Kelurahan atau Kepala Kepolisian Sektor setempat;  Laporan rinci dan selengkap mungkin tentang keadaan yang menurut pengetahuannya menjadi penyebab terjadinya musibah tersebut;  Dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan Penanggung.
Advertisement