Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1582 di Kota Gede, Yogyakarta dan dipimpin oleh keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan dari kerajaan Majapahit. Kerajaan ini mulai berkembang di bawah Kesultanan Pajang sebelum akhirnya merdeka di bawah pimpinan Senopati dan mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung, memerintah sebagian besar Pulau Jawa. Kerajaan ini ke
3. Awal Kejayaan
• Kerajaan Mataram mulai berdiri tahun 1582, terletak didaerah Kota Gede
sebelah tenggara kota Yogyakarta, kerajaan ini dipimpin suatu dinasti
keturunan Ki ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan yang mengklaim masih
keturunan penguasa Majapahit.
• Asal usul kerajaan ini adalah berasal dari sebuah kadipaten dibawah
Kesultanan Pajang ( Sultan hadiwijaya),berpusat di Bumi Mentaok yang
diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas
jasanya mengalahkah Arya Penangsang, selanjutnya Ki Ageng Pemanahan
mulai membangun Mataram sebagai tempat pemukiman baru dan
persawahan, akan tetapi kehadiranya didaerah ini dan usaha
pembangunanya mendapatkan tanggapan penguasa setempat, misalnya Ki
Ageng Giring, Ki Ageng Tembayat dan Ki Ageng Mangir. Akan tetapi ada
sebagian pejabat yang memberi sambutan baik akan hal itu seperti Ki
Ageng Karanglo, walaupun demikian Ki Ageng Pemanahan tetap
melakukan pembangunan didaerah tersebut yang berpusat di Plered dan
juga mempersiapkan strategi untuk menundukkan siapa saja yang
mementang kehadiranya.
4. • Pada tahun 1575, Pemahanan meninggal dunia. Ia digantikan oleh
putranya, Danang Sutawijaya atau Pangeran Ngabehi Loring Pasar.
Di samping bertekad melanjutkan mimpi ayahandanya, ia pun
bercita-cita membebaskan diri dari kekuasaan pajang. Sehingga,
hubungan antara mataram dengan pajang pun
memburuk.Hubungan yang tegang antara sutawijaya dan
kesultanan Pajang akhirnya menimbulkan peperangan. Dalam
peperangan ini, kesultanan pajang mengalami kekalahan. Setelah
penguasa pajak yakni hadiwijaya meninggal dunia (1587),
Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja Mataram dengan gelar
penembahan Senopati Ing Alaga. Ia mulai membangun kerajaannya
dan memindahkan senopati pusat pemerintahan ke Kotagede.
Untuk memperluas daerah kekuasaanya, penembahan senopati
melancarkan serangan-serangan ke daerah sekitar. Misalnya dengan
menaklukkan Ki Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring.
5. • Pada tahun 1590, penembahan senopati atau biasa disebut dengan
senopati menguasai madiun, yang waktu itu bersekutu dengan
surabaya. Pada tahun 1591 ia mengalahkan kediri dan jipang, lalu
melanjutkannya dengan penaklukkan Pasuruan dan Tuban pada
tahun 1598-1599.
• Sebagai raja islam yang baru, panembahan senopati melaksanakan
penaklukkan-penaklukan itu untuk mewujudkan gagasannya bahwa
mataram harus menjadi pusat budaya dan agama islam, untuk
menggantikan atau melanjutkan kesultanan demak. Disebutkan
pula dalam cerita babad bahwa cita-cita itu berasal dari wangsit
yang diterimanya dari Lipura (desa yang terletak di sebelah barat
daya Yogyakarta). Wangsit datang setelah mimpi dan pertemuan
senopati dengan penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, ketika ia
bersemedi di Parangtritis dan Gua Langse di Selatan Yogyakarta.
Dari pertemuan itu disebutkan bahwa kelak ia akan menguasai
seluruh tanah Jawa.
6. Puncak Kejayaan
• Mataram islam mencapai puncak kejayaanya
pada masa pemerintahan raja ke tiga yaitu Sultan
Agung. Raja Sultan Agung memeritah dari tahun
1613 sampai dengan tahun 1645. Pusat Kerajaan
ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta,
yakni di Kotagede. Pada waktu itu wilayah
kekuasaanya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan sebagian dari Jawa Barat. Wilayah kekuasaan
Kerajaan Mataram dibagi menjadi beberapa
kesatuan wilayah besar
7. • Pada masa Sultan Agung masing-masing daerah itu dibagi lagi
menjadi dua bagian. Daerah Kedu dibagi menjadi daerah Siti Bumi
dan Bumijo. Masing-masing terletak disebelah barat dan timur
sungai Progo. Daerah Siti Ageng dibagi menjadi Siti Ageng Kiwa dan
Siti Ageng Tengen. Daerah Bagelan dibagi menjadi daerah Sewu dan
daerah Numbak. Sedangkan daerah Pajang dibagi menjadi dua
bagian, yaitu daerah sukowati dan daerah Panekar ialah daerah
pajang itu sendiri. (Marwati.Nugroho.1990:2)
Wilayah yang diluar negara Agung, tetapi tidak meliputi daerah
pantai disebut Mancanegara. Karena wilayah kekuasaan Mataram
Islam meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian dari Jawa
Barat, maka dibagi dalam dua bagian, yaitu Mancanegara wetan
(timur) dan Mancanegara kilen (barat). Wilayah yang terletak
disepanjang pantai Utara disebut Pasisiran. Pesisiran juga dibagi
menjadi Pasisiran Kilen dan Pasisiran Wetan. Batas wilayah ini
adalah Sungai Tedunan dan Sungai Serang.
8. Perang Saudara
• Kerajaan Mataram adalah kerajaan Islam terbesar di Jawa yang
hingga kini masih mampu bertahan melewati masa-masa
berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia, walaupun
dalam wujud yang berbeda dengan terbaginya kerajaan ini menjadi
empat pemerintahan swa-praja, yaitu Kasunanan Surakarta,
Kasultanan Yogyakarta, Puro Mangkunegaran dan Puro Pakualaman.
Sebelumnya memang ada kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (Tengah)
yang lain yang mendahului, seperti Demak dan Pajang. Namun
sejak runtuhnya dua kerajaan itu, Mataramlah yang hingga puluhan
tahun tetap eksis dan memiliki banyak kisah dan mitos yang selalu
menyertai perkembangannya. Paling tidak bila kakek-nenek kita
menceritakan, betapa Mataram berkembang dengan diringi oleh
mitos perebutan kekuasaan yang panjang.
9. • Hadirnya sebuah mitos, yang mengiringi hadir dan berkembangnya sebuah
kerajaan adalah wajar. Justru aneh kalau tidak ada mitos kerajaan itu.
Sebab, mitos adalah penjaga kepercayaan rakyat, sehingga dengan mitos
itu, rakyat tetap percaya bahwa raja adalah utusan dan anak dewa yang
berhak memimpinnya hingga akhir hayat. Walaupun mestinya mitos
tersebut harusnya makin hilang, seiring dengan tumbuh kembangnya
ajaran Islam di kerajaan Mataram Islam.
• Dinasti Mataram Islam sesungguhnya berawal dari keluarga petani,
begitulah yang tertulis pada Babad Tanah Jawi1. Kisahnya berlangsung di
pinggiran Kali Opak, di Yogyakarta sekarang. Suatu hari, adalah seorang
petani bernama Ki Ageng Giring. Sementara ia mencangkul di ladang, tiba-
tiba ada kelapa muda jatuh lalu terdengar suara; “barangsiapa minum air
kelapa muda ini, ia dan keturunannya bakal berkuasa di Tanah Jawa”.
Konon “wahyu keprabon”yang ada dalam kelapa muda itu adalah sabda
wali terkenal di Jawa, Sunan Kalijaga. Ki Ageng Giring lalu membawa
pulang cengkir (kelapa muda) yang masih hijau segar itu.
10. • Pada awal masa pemerintahannya saja, Mataram sudah menguasai
sebagian besar wilayah Jawa Tengah sebagai hasil peninggalan
penaklukan yang dilakukan oleh dua pendahulunya. Untuk itu Sang
Sultan memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan wilayah timur
yang terdiri dari penguasa-penguasa kecil, para bupati, yang lebih
condong mengabdi pada Surabaya. 1614 ekspedisi Mataram
dilakukan dengan menguasai Kediri, hingga ekspedisi itu dihentikan
1625, Mataram telah berhasil menguasai kerajaan terbesar di Jawa
Timur, Surabaya. Sementara ekspansi ke barat, Mataran tak
memperoleh kesulitan kecuali hingga akhir hayatnya Banten belum
dikuasai. Kekuasaan Mataram di seberang lautan juga meluas,
Kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat dan Kerajaan Banjarmasin di
Kalimantan selatan secara tidak langsung mengakui suzereinitas
Mataram.
11. Penurunan Kerajaan Matara Islam
• Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh
beberapa faktor. Pertama,
disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang
mengeluarkan lahar. Kemudian
lahar tersebut menimbun candi-candi yang
didirikan oleh kerajaan, sehingga
candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua,
runtuhnya kerajaan Mataram
disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun
927-929 M. Ketiga, runtuhnya
kerajaan dan perpindahan letak kerajaan
dikarenakan pertimbangan ekonomi.
12. • Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan
tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi
di
pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa
menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan
dinasti
Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu
Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil
membentuk
Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang
berpusat
di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai
dengan
948 M.
13. • Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan
Mataram di Jawa Timur
antara lain prasasti Pucangan, prasasti
Anjukladang dan Pradah, prasasti
Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara,
prasasti Semangaka, prasasti
Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti
Gandhakuti yang berisi penyerahan
kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada
sepupunya yaitu
Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
14. Pengganti Kesultanan
• Kesultanan ini awalnya hanya sebuah benteng kecil di
Mataram yang didirikan oleh Ki Ageng Pamenahan pada
1588. Mataram, ketika didirikan oleh Ki Ageng Pamenahan,
merupakan wilayah Pajang, kesultanan yang tersohor
dengan sultannya, Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Perlahan
Mataram mulai memberontak terhadap kekuasaan Pajang.
Puncaknya terjadi ketika Sutawijaya, anak Ki Ageng
Pamenahan berperang melawan Pajang. Ironisnya,
Hadiwijaya, si penguasa Pajang, merupakan ayah angkat
Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senapati.
Usai mengalahkan Pajang, ia memproklamirkan dirinya
sebagai penguasa tanah Jawa dan Mataram menggantikan
kedudukan Pajang.
15. • Pada 1610, Panembahan Senapati wafat dan digantikan Mas Jolang
yang kemudian bergelar Panembahan Seda Krapyak. Gelar, yang
ironisnya, didapatkan ketika ia meninggal saat sedang berburu. Ia
kemudian digantikan oleh Aryo Martopuro. Sayangnya, karena
sering sakit-sakitan ia lantas digantikan oleh Raden Mas Rangsang
yang terkenal dengan nama Sultan Agung. Bagi kebanyakan orang
Indonesia, nama Sultan Agung populer dengan penyerbuannya ke
Jakarta (Batavia) yang dikuasai oleh VOC usai mengusir penguasa
vasal Banten, Pangeran Jayakarta. Penyerbuan, yang berjumlah dua
kali dalam rentang 1628-1629 itu, gagal total disebabkan kurang
ampuhnya taktik darat yang dimiliki serta dihanguskannya
perlengkapan logistik di Karawang oleh VOC. Di masa Sultan Agung
ini Mataram mencapai kejayaannya dan berusaha menguasai semua
Pulau Jawa.
16. Agama Mataram islam
Sebagai raja islam yang baru, panembahan
senopati melaksanakan penaklukkan-
penaklukan itu untuk mewujudkan gagasannya
bahwa mataram harus menjadi pusat budaya
dan agama islam, untuk menggantikan atau
melanjutkan kesultanan demak. Disebutkan
pula dalam cerita babad bahwa cita-cita itu
berasal dari wangsit yang diterimanya dari
Lipura (desa yang terletak di sebelah barat
daya Yogyakarta). Wangsit datang setelah
mimpi dan pertemuan senopati dengan
penguasa laut selatan, Nyi Roro Kidul, ketika ia
bersemedi di Parangtritis dan Gua Langse di
Selatan Yogyakarta. Dari pertemuan itu
disebutkan bahwa kelak ia akan menguasai
seluruh tanah jawa.
17. Daftar kesultanan kerajan mataram
islam
• Kiai Ageng Pamanahan
• Ki Ageng Pamanahan (Bagus Kacung) adalah anak dari Kiai Gede
Ngenis dari sela. Diberi nama Pamenahan sesuai dengan daerah
yang dikuasakanya kepada pajang yakni di Manahan, sebelah barat
solo. Ki Ageng Pamananahan ini mendapatkan hadiah dari Raja
pajang yang membuat sayembara jika siapa saja yang bisa
membunuh Aria Penangsang (Raja Jipang) maka dia akan
dihadiahkan tanah Pati dan Mataram. Ki Ageng Pamanahan ini
bersama Ki Panjawi menawarkan diri untuk membunuh Aria
Penangsang dan berhasil membunuh Aria Penangsang dengan
Nasihat Ki Juru Martani serta dibantu oleh Sutawijaya. Karena
kerendahan hati Ki Ageng Pamenahan ia lebih memilih mataram
yang dulunya hutan untuk dibangunkan suatu kerajaan. Sedangkan
Ki Panjawi memilih Pati.
18. • Panembahan Senapati (Sutawijaya)
• Setelah wafatnya Ki Gede Mataram, ia digantikan oleh
Bagus Srubut / senapati Ingalaga / Sutawijaya pada
masa mudanya bergelar Ngabehi loring Pasar ia adalah
menantu Sultan Pajang atau Sultan Hadiwijaya.(
Sejarah Nasional Indonesi III, 2010:56). Atas anjuran
Sultan Pajang Senapati menjadi Raja Kerajaan
Mataram. Dapat dikatakan bahwa pada masa
Panembahan Senapat ini adalah masa dimana masa
awal kebangkitan Kerajaan Mataram Islam.
Panembahan Senapati adalah anak dari Ki Ageng
Pamanahan.
19. • Raden Mas Jolang ( Panembahan Anyakrawati)
• Raja kedua dalam silsilah Kerajaan Mataram Islam. Masa
pemerintahan raja ini sekitar 12 tahun (1606-1613). Raden Mas
Jolang ini mendapat gelar Panembahan Anyakrawati. Raja ini,
beberapa kali melakukan serangan terhadap kerajaan-kerajaan yang
ingin melepaskan diri dari Kerajaan Mataram Islam. Juga untuk
meneruskan penyerangan yang telah dilakukan seperti ayahnya.
• Tidak banyak berita atau sumber sejarah yang mencatata tentang
Raden Mas Jolang ini, hingga akhirnya Panembahan Anyakrawati
wafat pada tahun 1613 di desa Krapyak. Desa ini merupakan desa
tempat perburuhan. Raja ini mendapat gelar dan lebih dikenal
dengan Panembahan Sedo Ing Karapyak dan dimakamkan di makam
Pasar Gede, dibawah makam ayahnya.
20. • Raden Mas Rangsang (Sultan Agung)
• Setelah wafatnya Raden Mas Jolang (Panembahan
Anyakrawata), kemudian digantikan oleh anakanya
yakni Raden Mas Rangsang. Bisa dibilang bahwa Raden
Mas Rangsang ini merupakan Raja Ketiga. Raden Mas
Rangsang merupakan putra sulung Mas Jolang. Masa
Pemerintahanya merupakan masa puncak kejayaan
Kerajaan Mataram Islam.
• Raden Mas Rangsang mendapatkan Gelar Sultan Agung
Senapati Ingalaga Ngabdurchman. Masa
pemerintahanya sekitar 1613-1645. Mas Rangsang
lebih dikenal sebagai Sultan Agung.