Mata kuliah Listrik Magnet membahas tentang medan elektrostatik, muatan listrik, hukum Coulomb, medan listrik, hukum Gauss, potensial listrik, energi elektrostatik, dan dipol listrik. Mata kuliah ini memberikan pemahaman dasar tentang konsep-konsep elektrostatika yang digunakan dalam berbagai masalah fisika.
2. 2
MATA KULIAH : LISTRIK MAGNET
KODE MATA KULIAH : FIS 215
JUMLAH KREDIT : 3 SKS (3-0)
SEMESTER : IV
PJ MATAKULIAH : Dr. Darsikin, M.Si. /Gustina, S.Pd., M.Pd.
.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM
PENGAJARAN (GBPP)
DESKRIPSI SINGKAT:
Listrik Magnet membahas mengenai medan elektrostatik dan
penggunaannya dalam berbagai kasus fisika. Hukum-hukum
elektrostatik yang dipelajari merupakan dasar bagi beberapa materi
fisika lainnya.
STANDAR KOMPETENSI:
Setelah mengikuti perkuliahan Listrik Magnet mahasiswa mampu
memahami dasar-dasar elektrostatika dan dapat menggunakan teori
dasar tersebut untuk memecahkan persoalan elektrostatika
3. 3
Pert Kompetensi
Dasar
Pokok
Bahasan
Sub Pokok Bahasan Waktu Referensi
1 Memahami
sifat-sifat vektor
Analisis
Vektor
1. Vektor Operator
2. Aljabar Vektor
3. Triple Produk
4. Bagaimana
mentransformasi vektor
5. Turunan biasa
6. Gradien
7. Operator
8. Divergnensi
9. Aturan perkalian
10. Turunan kedua
3x50
menit
2, 3 Mengidentifikas
i sifat-sifat
interaksi
muatan listrik
(muatan titik
dan muatan
kontinu)
Elektrosta
tika
1. Muatan Titik
2. Hukun Coulomb
3. Sistem Muatan Kontinu
6 x 50
menit
4. 4
4 Mengidentifikasi
medan listrik oleh
muatan titik dan
muatan kontinu
Medan
Listrik
1. Pengertian Medan
Listrik
2. Medan Listrik oleh
Muatan Titik
3. Medan Listrik oleh
Muatan Kontinu
3 x 50
menit
5,
6,
Menerapkan
Hukum Gauss
untuk
menentukan
medan listrik oleh
muatan kontinu
Hukum
Gauss
1. Fluks dan Rapat Fluks
Listrik
2. Hukum Gauss
3. Penerapan Hukum Gauss
6 x 50
menit
7,
8
Menganalisis
hubungan antara
potensial listrik
oleh muatan titik
dan muatan
kontinu, dengan
medan listrik
Energi dan
Potensial
Listrik
1. Potensial Listrik dari
Muatan Titik
2. Potensial Listrik dari
Muatan Kontinu
3. Potensial Listrik dan
Energi
4. Kapasitor dan
Kapasitansi
5. Energi dalam Kapasitor
dan Rapat Energi
6 x 50
menit
U T S
5. 5
9,
10
Mengidentifikasi
monopole, dipole dan
quadrupole dari
potansial skalar dan
menghitung medan
listrik oleh dipole
listrik
Multipole 1. Ekspansi Multipole dari
Potensial Skalar
2. Medan Diopole Listrik
6 x 50
menit
11,
12
Mengidentifikasi
distribusi potensial
listrik melalui
persamaan Laplace
dan metode
pemisahan variabel
Metode
Khusus
dalam
Penentuan
Potensial
Listrik
1. Persamaan Laplace dalam
satu dimensi
2. Persamaan Laplace dalam
dua dimensi
3. Persamaan Laplace dalam
tiga dimensi
4. Syarat Batas dan Teorema
Keunikan
5. Metode Pemisahan Variabel
6 x 50
menit
13,
14
Setelah mengikuti
pokok
bahasan mengenai
dipol
listrik mahasiswa
dapat
menghitung potensial
dan
medan listrik akibat
adanya
dipol sebagai sumber
medan.
Dipol
Listrik
1. Medan akibat dua muatan
berlawanan tanda pada jarak
jauh
2. Dipol listrik dan momen dipol
3. Potensial dan medan akibat
keberadaan dipol listrik
6 x 50
menit
6. 6
15 Setelah mengikuti
pokok
bahasan medan
listrik pada
bahan dielektrik
mahasiswa
dapat menjelaskan
bagaimana
pengaruh medan
listrik pada
bahan konduktor,
menentukan
medan/potensial
listrik dari 2
medium yang
dipisahkan oleh
bahan
dielektrik.
Medan
Listrik
Pada
Bahan
Dielektrik
1. Respon bahan pada medan
listrik
2. Polarisasi bahan dielektrik
3. Vektor perpindahan listrik
4. Suseptibilitas dan
permeabilitas listrik
5. Hukum Gauss pada bahan
dielektrik
6. Syarat batas medan pada
bahan
6 x 50
menit
9. 9
Dasar-dasar Vektor
zzyyxx az,y,xAaz,y,xAaz,y,xAz,y,xA
Konvensi:
Vektor ditulis dengan anak
panah diatas atau cetak tebal
Vektor biasanya
fungsi dari koordinat
spasial
Konvensi:
vektor satuan dilambangkan
dengan topi diatasnya
magnitude dari komponen vektor
(bisa jadi fungsi dari x,y,z)
ke arah sumbu-y
A
A
aˆora
2
1
2
z
2
y
2
x AAAA
10. 10
Penjumlahan vektor
zzzyyyxxx a)BA(a)BA(aBAC
Pengurangan ekivalen dng penjumlahan
A dng negatif dari B: D = A – B = A + (-B)
11. 11
Vektor posisi dan vektor jarak
z2y2x22
z1y1x11
azayaxR
azayaxR
Vektor R12 adalah vektor dari
P1 ke P2 dan jaraknya (panjang
atau magnitude) adalah d:
z12y12x12
1212
azzayyaxx
RRR
212
12
2
12
2
12
12
zzyyxx
Rd
12. 12
Vektor posisi dan vektor jarak
Contoh : Titik P (1,2,3) dan Q (2,-2,1)
Vektor posisi OP = rP = ax + 2ay + 3 az
Vektor posisi OQ = rQ = 2ax - 2ay + az
Vektor jarak RPQ = rQ - rP = ax - 4ay - 2 az
13. 13
Perkalian titik (perkalian skalar)
ABBABA cos
• Selalu menghasilkan bilangan skalar
• A cos(AB) adalah komponen A sepanjang B.
Disebut sebagai proyeksi dari A pada B.
• Dua vektor ortogonal memberikan hasil kali skalar nol:
• A·A=|A|2=A2
0ˆˆ yx
15. 15
Perkalian silang (perkalian vektor)
Aturan sekrup putar bisa dipakai:
Pemutaran A ke B menggerakkan
sekrup ke arah vektor hasil
Perhatikan bahwa perkalian skalar menghasilkan
vektor tegak lurus pada bidang yg mengandung
dua vektor yg dikalikan! Ini berhubungan dengan
Komponen tangensial dan normal.
!!!!PENTING!!!
16. 16
Perkalian silang (ljt)
Pergerakan searah arah-putar-jarum jam memberikan hasil
perkalian silang positif, sebaliknya, pergerakan ke-arah
berlawanan arah-putar-jarum-jam memberikan hasil perkalian
silang negatif.
xa
yaza
yzx
yxz
zyx
aaa
aaa
aaa
zyx
zyx
zyx
BBB
AAA
aaa
BA
17. 17
Triple Products
Hasil operasi lain yang penting:
BACACBCBA
Scalar triple product
Vector triple product (aturan bac-cab)
BACCABCBA
Menghasilkan skalar
Menghasilkan vektor
18. 18
VECTOR REPRESENTATION
3 PRIMARY COORDINATE SYSTEMS:
• RECTANGULAR
• CYLINDRICAL
• SPHERICAL
Choice is based on
symmetry of problem
Examples:
Sheets - RECTANGULAR
Wires/Cables - CYLINDRICAL
Spheres - SPHERICAL
19. 19
Sistem Koord. Kartesian
x
y
z
(x, y, z) Kuantitas diferensial:
dV, dS and d!
yxz
zyx
aˆdzdxaˆdzdyaˆdydxsd
aˆdzaˆdyaˆdxld
dzdydxdv
xaˆ
yaˆ
zaˆ
21. 21
Sistem Koord. Tabung atau Silindris
z
y
x
(, , z)
Perhatikan kuantitas diferensial:
dV, dS and d!
dzdddv
aˆdzdsd
aˆdzaˆdaˆdld z
zaˆ
aˆ
aˆ
22. 22
Sistem Koord. Tabung atau Silindris
dzdddv
aˆdzdsd
aˆdzaˆdaˆdld z
23. 23
Sistem Koordinat Bola
z
y
x
r
(r, ,
nb : harga adalah 0 sampai
, bukan 0 sampai 2
Lihat lagi kuantitas diferensial:
dV, dS and d!
ddθdrsinθr
aˆddθsinθr
aˆdsinθraˆdθraˆdrld
2
r
2
θr
dv
sd
aˆ
aˆ
raˆ
25. 25
Transformasi Koordinat
Kadang kala kita perlu melakukan transformasi antar sistem
koordinat: mis. dlm teori antena kita perlu Transformasi dari
sistem kartesian ke bola :
cosAsinAA
sinAsincosAcoscosAA
cosAsinsinAcossinAA
yx
zyx
zyxr
Transformasi lain dapat dilihat pada buku acuan
26. 26
Soal2
1. Tiga titik A(2,-3,1); B(-4,-2,6); C(1,5,-3)
Cari :
– Vektor dari A ke C
– Vektor satuan dari B ke A
– Jarak dari B ke C
•-ax+8ay-4az
•0,762ax-0,127ay-0,635az
•12,45
27. 27
Soal2
2. Sebuah medan vektor dinyatakan oleh
W=4x2y ax – (7x+2z) ay + (4xy+2z2) az
Cari :
– Besar medan di P(2,-3,4)
– Vektor satuan yg menyatakan arah medan di P
– Titik mana pd sumbu z , besar W mrpk vektor satuan
• 53,4
• -0,899ax-0,412ay+0,150az
• +- 0,455
28. 28
Soal2
3. Diketahui F = 2ax -5ay-4az ; G = 3ax +5ay+2az
Cari :
– F.G
– Sudut antara F dan G
– Panjang proyeksi F pada G
– Proyeksi vektor F pada G
• -27,0
• 130,8 o
• -4,38
• -2,13ax-3,55ay-1,42az
29. 29
Soal2
4. Diketahui F = -45ax +70ay+25az ; G = 4ax -3ay+2az
Cari :
– F x G
– ax (ay x F)
– (ay x ax ) x F
– Vektor satuan yang tegak lurus F pada G
• 215ax+190ay-145az
• -45ay
• -70ax-45ay
• +- (0,669ax+0,591ay-0,451az)
30. 30
Soal2
5. Diketahui P(ρ=6,φ=1250, z=-3) dan Q(x=3,y=-1,z=4)
Cari :
– Jarak dari P ke titik asal
– Q tegak lurus pada sumbu z
– P ke Q
• 6,71
• 3,16
• 11,20
31. 31
Soal2
6. a. Nyatakan T=240+z2 -2xy dalam koordinat
tabung
b. Cari kerapatan di titik P(-2,-5,1) jika
kerapatannya 23
cos2
2
z
e
• 240+z2 –ρ2 sin 2φ
• 8,66
32. 32
Soal2
7. a. Nyatakan medan vektor W= (x-y)ay dalam
koordinat tabung
b. Cari medan F dalam koord cartesian jika
F= ρ cosφ aρ
• ρ(cos φ- sin φ)(sin φ aρ+cos φ aφ
•
yx yaxa
yx
x
22
33. 33
Operator Del =
Bolaa
sinr
a
r
a
r
Tabunga
z
aa
Cartesiana
z
a
y
a
x
r
z
zyx
34. 34
Grad, Div dan Curl
an vektormenghasilkuntukvektorpadaberoperasi:Curl
AAA
zyx
aaa
ACurlA
skalaranmenghasilkuntukvektorpadaberoperasi:Div
z
A
y
A
x
A
ADivergensiA
an vektormenghasilkuntukskalarfungsipadaberoperasi:Grad
a
z
a
y
a
x
Gradien
EMmedanteoridalammendasarsangatyang
halmerupakandanldiferensiaoperatoradalahKetiganya
zyx
zyx
zyx
zyx
35. 35
Gradien dari medan skalar
Jika (x,y,z) fungsi riil dari 3 variabel, maka fungsi ini disebut
medan skalar. Gradien dari , dinyatakan sbg grad atau
Adalah vektor menurut aturan berikut:
dibaca
“del phi”
Gradien adalah ukuran laju perubahan maksimum dari permu-
kaan yang digambarkan oleh (x,y,z) dan perubahan laju
ini muncul pada arah tertentu.
Catat bahwa operator gradien mengubah fungsi skalar menjadi
fungsi vektor.
a
z
a
y
a
x
Grad zyx
36. 36
Contoh gradien
2
2
, ,
ˆ ˆ ˆMaka 2
z
z z
x y z x y xe
x e x x y xe z
Evaluasi gradien pada titik P (2,-1,0), menghasilkan
ˆ ˆ ˆ5 4 2P x y z
Jika kita melihat dari permukaan ke berbagai arah, akan
teramati bahwa perubahan maksimum dari permukaan muncul
pada arah yg diberikan vektor tsb diatas. Laju maksimumnya
adalah
28
21
P
turunan
berarah
37. 37
Rapat fluks
Operator divergensi dinyatakan sbg dan selalu beroperasi
pada vektor. Tidak dibaca sbg “del” yg beroperasi titik thd
vektor !
Divergensi berhubungan dengan rapat fluks dari sumber
Arah medan searah dengan anak
panah (jadi suatu vektor).
Kekuatan medan sebanding dengan
kerapatan anak panah (bukan panjangnya).
medan
seragam
medan tak seragam
38. 38
Divergensi
Divergensi pada suatu titik adalah fluks keluar netto per satuan
volume pada (sepanjang) permukaan tertutup. Pada pembahasan
Mendatang akan diberi-kan tafsiran EM-nya:
Secara matematika:
Perhatikan bahwa operator divergensi selalu beroperasi pada
(fungsi/medan) vektor untuk menghasilkan skalar.
z
E
y
E
x
E
EDivergensiE zyx
40. 40
Curl (Rotasi=Pusaran)
Curl dari medan vektor berhubungan dengan rotasi dari
medan vektor tsb. Dilihat dari sudut pandang lain, rotasi dapat
dipakai sebagai ukuran ketidakseragaman medan, semakin
tidak seragam suatu medan, semakin besar pula nilai
pusarannya.
Medan B seragam,
curl-nya nol.
medan tak-seragam,
Curl-nya tidak nol.
42. 42
Operator penting lainnya
2
2
2
2
2
2
2
z
2
y
2
x
22
2
z
V
y
V
x
V
V
AAA
0
0
A
A
AAA
Dua rumus ini sangat
bermanfaat pd pembaha-
san mendatang.
Operator Laplacian
43. 43
Operator Laplacian (1)
Ingat: ˆ ˆ ˆ
ˆ ˆ ˆx y z
x y z
x y z
A x A y A z
Sekarang
2 2 2
2 2 2
yx z
AA A
x y z
x y y
Untuk praktisnya ditulis: 2
baca “del kuadrat”
44. 44
Laplacian (2)
Laplacian bisa juga ber-operasi pada vektor
ˆ ˆ ˆx y zE xE yE zE
r
Jika
Maka,
2 2 2
2
2 2 2
2 2 2
ˆ ˆ ˆx y z
E E
x y y
x E y E z E
r r
Dapat juga ditunjukkan bahwa:
2
E E E
r r r
“curl curl dari E”
45. 45
Ikhtisar: Grad, Div, dan Curl
zyx
zyx
AAA
zyx
zyx
z
A
y
A
x
A
z
z
y
y
x
x
ˆˆˆ
ˆˆˆ
A
A
46. 46
Teorema integral
(teorema divergensi)
v S
E dv E dS
rr r
Ñ
Hubungan ini berguna untuk mengubah integral volume
menjadi integral permukaan.
(teorema Stokes)
S C
B dS B dl
rrr r
Ñ
Yang ini berguna untuk mengubah integral permukaan
menjadi integral garis.
permukaan atau lintasan tertutup
47. 47
Integral garis/permukaan
Contoh: teorema Stoke
rn ˆˆ
(teorema Stoke)
S C
B dS B dl
rrr r
Ñ
Hitung integral ini
ke-seluruh segmen
permukaan.
Hitung integral ini
sepanjang garis-batas
dari segmen.
48. 48
Permasalahan nilai batas
Karena PDE (partial differential equation-persm. diff. parsial)
yg menggambarkan medan EM adalah fungsi dari ruang
(dlm bentuk harmonik-waktu), solusi unik hanya bisa diperoleh
jika diberikan sekumpulansyarat batas.
Secara umum ada tiga jenis syarat batas:
•Syarat batas jenis Dirichlet
•Syarat batas jenis Neumann
•Syarat batas jenis campuran
(kombinasi dari Dirichlet & Neumann)
49. 49
Syarat batas jenis Dirichlet
S
Daerah S dibatasi oleh kurva . Misalkan kita ingin menentukan
suatu kuantitas (variabel yg kita selesaikan, mis. V) dalam
daerah S, sedemikian hingga V = g pada .
gV
Persyaratan V = g pada disebut sbg syarat batas Dirichlet.
50. 50
Syarat batas jenis Neumann
Untuk kasus dimana turunan normal dari suatu kuantitas
diberikan pada batasnya, mis, pada .f
dn
dV
S
f
dn
dV
Ini dikenal sebagai syarat batas Neumann.
51. 51
Contoh (1) batas bidang (planar)
Hi EiEr
Hr
x
r i
tHt
Et
22
11
Kita perlu pernyataan mengenai medan normal
dan tangensial pada antarmuka, yaitu syarat
batas. Hal ini memungkinkan kita menerus-
kan solusi dari satu sisi batas (y>0) ke yang
lainnya (y<0).
y
incidentreflected
transmitted
52. 52
Contoh (2): bumbung gelombang
0y,xEk
yx
z
2
c2
2
2
2
02
2
2
2
2
yxHk
yx
zc ,
X
Y
a
b ,
Perlu Ez=0 pada semua
dinding syarat batas Dirichlet
perlu
pada dinding.
syarat batas Neumann
dan 0z zH H
x y
53. 53
Syarat batas dalam EM
Et1 n111
222 Et2
E tangensial kontinyu
n111
222 Ht2
Ht1
n × (H1-H2)=Js
n111
222
Bn1
Bn2
B normal kontinyu
n111
222
D2n
D1n
n·(D1-D2)=s
Ekivalen
54. 54
Lihat contoh berikut
Et1 n111
222 Et2
E tangensial kontinyu
Hal ini menyatakan bahwa
medan (listrik) tangensial dalam
daerah-1 adalah sama dengan
medan (listrik) tangensial pada
daerah-2.
Ini tdk menyatakan apapun
mengenai kompenen lain dr E.
Jika kita punya: ˆ ˆ ˆx y zE xE yE zE
r
Maka, secara otomatis memilih komponen tangensial!ˆn E
r
55. 55
Dan satu contoh lagi
n111
222 Ht2
Ht1
n × (H1-H2) = Js
Hal ini menyatakan bahwa medan
magnetik pada kedua sisi tidak
kontinyu oleh adanya arus.
Hal ini umum terjadi. Jika
medium kedua konduktif
sempurna, σ2→∞. Maka, sama
sekali tidak ada medan didalam
daerah-2, dan persamaan menjadi:
1
ˆ sn H J
r rIni berarti bahwa komponen
tangensial dari medan H
adalah arus permukaan.
“permukaan”
56. 56
Contoh:
0
0
2 2
0
2 2
ˆ
memenuhi 0
ˆ
ˆ memenuhi 0d
j z
i i
j z
r r
j z
t t d
E xE e
E
E xE e
E xE e E
r
r
r
r r
z0
d
Ei atau Er
Et
Kini pada batas kita terapkan syarat batas yg menyatakan bahwa
(pada z=0), medan tangensial E dan H kontinyu.
0
1
i r t
t
i r
d
E E E
E
E E
Z Z