SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
strategi promosi 
STRATEGI PROMOSI DAN LOYALITAS PELANGGAN 
Strategi Promosi 
Pengertian Strategi Promosi 
Menurut Rangkuti (2001:13), “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan 
perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas 
alokasi sumber daya”. Sedangkan menurut Kotler (2000:91), strategi adalah “Suatu rencana 
permainan untuk mencapai sasaran yang dinginkan dari suatu unit bisnis”. 
Menurut Swastha dan Irawan (2008: 349): Promosi adalah “arus informasi atau persuasi 
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan 
menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. 
Menurut Sigit (2007: 101): "Promosi adalah aktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang 
dirancang untuk memberi informasi, membujuk, atau mengingatkan pihak lain tentang 
perusahaan yang bersangkutan dengan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan olehnya". 
Strategi promosi menurut Moekijat (2000 : 443) : “strategi promosi adalah kegiatan 
perusahaan untuk mendorong penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi yang 
meyakinkan kepada para pembeli.” 
Sedangkan menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 146) : “Strategi promosi adalah 
rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-elemen promosi : periklanan, hubungan 
masyarakat, penjualan pribadi dan promosi penjualan”. 
Dari defenisi diatas dapat dilihat bahwa strategi promosi merupakan kegiatan yang 
direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang konsumen agar mau membeli produk 
perusahaan sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai.
Variabel- Variabel Strategi Promosi 
Di dalam pemasaran produk terdapat beberapa strategi promosi yang dapat dilaksanakan 
oleh perusahaan. Kegiatan ini merupakan variabel – variabel strategi promosi yang disebut 
dengan bauran promosi (promotional mix). 
Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 :147), “bauran promosi adalah kombinasi dari alat 
promosi termasuk periklanan, hubungan masyarakat, dan promosi penjualan yang digunakan 
untuk mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan”. 
Menurut Kotler & Armstrong (2002:656) variabel-variabel yang ada di dalam promotional 
mix ada lima, yaitu: 
a. Periklanan (advertising) 
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan 
presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau 
jasa. 
b. Penjualan Personal (personal selling) 
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan 
dan membangun hubungan dengan pelanggan. 
c. Promosi penjualan (sales promotion) 
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 
d. Hubungan masyarakat (public relation) 
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun 
"citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang 
dapat merugikan. 
e. Pemasaran langsung (direct marketing) 
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh 
tanggapan langsung. 
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi promosi terdiri dari : 
Strategi Promosi Periklanan 
Strategi Promosi Penjualan 
Strategi Promosi Pemasaran Langsung
Strategi Promosi Hubungan Masyarakat dan Publisitas 
Strategi Promosi Penjualan Pribadi 
1. Strategi Promosi Periklanan 
Pengertian periklanan menurut Lupioyadi (2001 : 108) adalah “merupakan salah satu 
komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik 
barang atau jasa”. 
Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 147) menyatakan bahwa “periklanan merupakan 
komunikasi bukan pribadi, satu arah mengenai sebuah produk atau organisasi yang dibayar oleh 
seorang pemasar”. 
Sedangkan peranan periklanan dalam pemasaran produk atau jasa adalah untuk 
membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah 
pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk 
membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan 
perusahaan lain (differentiate the service) yang mendukung positioning jasa. 
Adapun fungsi utama iklan adalah : 
Informative; menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk. 
Persuading; mempengaruhi khalayak untuk membeli. 
Reminding; menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak. 
Entertainment; menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan 
mencerna informasi. 
Sementara itu sifat – sifat iklan adalah sebagai berikut : 
Public Presentation; iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk 
yang diiklankan.
Pervasiveness; pesan iklan yang sama dapat diulang – ulang untuk memantapkan penerimaan 
informasi. 
Amplified Expressiveness; iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar 
dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 
Impersonality; iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, 
karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah). 
Iklan biasanya dibuat sendiri atau bekerjasama dengan biro iklan yang ada. Kerjasama 
dengan biro iklan yang sudah mapan sangat membantu terutama dalam membuat proses kreatif 
dan penyajian di media elektronik untuk menentukan positioning produk kita. Iklan yang dibuat 
haruslah mampu untuk menarik konsumen untuk membeli produk yang didengarkannya melalui 
iklan tersebut. 
Jadi, iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang dapat dan akan 
membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah mungkin. Iklan yang memberikan secara 
logis pada hal terpenting dan iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan 
kecerdikan. 
Tujuan periklanan adalah : 
Iklan yang bersifat memberikan informasi, adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan 
produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk 
tersebut. Misalnya sebuah Bank Syariah yang baru berdiri menjelaskan melalui iklan adversarial 
apa dan bagaimana sistem operasi dan produk jasa yang ditawarkan Bank Syariah. 
Iklan yang membujuk, adalah iklan yang penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran 
perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merk tertentu. Misalnya
perusahaan Asuransi Takaful mengiklankan kelebihan – kelebihan produknya dibanding asuransi 
konvensional. 
Iklan pengingat, iklan ini penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar 
konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Misalnya, perusahaan penerbangan Garuda 
Indonesia mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda lebih baik meski di 
usianya yang sudah mapan. 
Iklan pemantapan, yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan 
yang tepat. Misalnya lembaga pendidikan Nurul Fikri mempublikasikan bahwa 80% siswanya 
diterima di berbagai perguruan tinggi negeri terkemuka. Sehingga makin memantapkan pilihan 
para siswa SMU untuk memilih bimbingan belajar tersebut. 
Sedangkan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain 
melalui : 
Surat kabar 
Majalah 
Radio 
Televisi 
Papan Reklame 
Direct Mail 
Iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, diantaranya dari aspek pesan, 
tujuan dan pemilik iklan. 
1. Dari aspek isi pesan 
Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan.
Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis 
pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. 
2. Dari aspek tujuan 
Pioneering advertising (information advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan 
permintaan awal (primary demand). 
Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan 
pada merek tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang terang–terangan menunjukkan kelebihan 
produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain yang disebut comparative advertising. 
Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di 
benak khalayak. Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang 
meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli. 
3. Dari aspek pemilik iklan 
Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya para 
produsen, pedagang grosir, agen dan pengecer. 
Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. 
2. Strategi Promosi Penjualan 
Lupiyoadi (2001 : 109) menyatakan bahwa “promosi penjualan adalah semua kegiatan 
yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada 
penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur, information sheets, dan lain-lain”. 
Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat (quick 
buying response) yang antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, 
kupon, dan potongan harga untuk konsumen.
Daya tarik pokok dari promosi konsumen adalah hasrat untuk tawar menawar (bargain) 
atau untuk mendapatkan sesuatu secara cuma – cuma. Yang erat kaitannya dengan ini adalah 
berbagai tipe promosi perdagangan seperti barang – barang gratis, upah (allowances), dan 
potongan – potongan khusus yang bertujuan untuk mempengaruhi kerjasama penjualan lagi 
(reseller cooperation). 
Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi 
pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan lebih banyak, menyerang 
aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), 
atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. 
Secara umum tujuan dari promosi penjualan : 
Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir. 
Meningkatkan kinerja perusahaan 
Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. 
Sifat – sifat promosi penjualan adalah : 
Komunikasi; mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan 
kepada produk. 
Insentif; memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. 
Undangan; mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. 
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan ke 
dalam empat jenis yaitu : 
Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk membeli.
Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, 
pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang dan jasa dari sponsor. 
Sales – force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. 
Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan 
kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak 
kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan. 
Secara keseluruhan teknik – teknik promosi penjualan merupakan taktik pemasaran yang 
berdampak jangka pendek. Malah kadang – kadang penjualan hanya meningkat selama kegiatan 
promosi penjualan berlangsung. Promosi penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas 
pelanggan terhadap produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering dapat 
menurunkan citra kualitas barang atau jasa tersebut, karena pelanggan bisa menginterpretasikan 
bahwa barang atau jasa tersebut kualitas rendah atau termasuk kategori murahan. Meskipun 
demikian diakui bahwa promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada 
iklan. 
3. Strategi Promosi Pemasaran Langsung 
Bila penjualan personal berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya memberitahu dan 
mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya mendorong pembelian dan public 
relations membangun dan memelihara citra perusahaan, maka pemasaran langsung memadatkan 
semua kegiatan tersebut dalam jumlah penjualan langsung tanpa perantara. 
Menurut Moekijat (2000 : 123), “direct selling (penjualan langsung) adalah penjualan di 
mana pengusaha melampaui para pedagang besar dan menjual produknya langsung kepada
pedagang-pedagang eceran, atau dapat diartikan juga secara luas sebagai penjualan langsung 
oleh produsen kepada konsumen”. 
Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen 
individual, dengan tujuan agar pesan – pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, 
baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini 
berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana semakin banyak 
ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. Di satu sisi, 
dengan berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi mempermudah kontak dan transaksi 
dengan pasar, dimana perusahaan relatif mudah mendatangi calon pelanggan ataupun 
menghubungi via telepon atau surat. 
Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan pemasaran langsung adalah panjangnya 
antrian di kasir sehingga menyebabkan konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru 
dilayani, meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya mencari 
tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja ke toko – toko atau supermarket. Sebagai 
akibatnya, pemasaran langsung semakin berkembang dan diminati konsumen. Melalui direct 
marketing, konsumen juga dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu dalam 
berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia. Sementara itu bagi penjual, manfaat yang 
diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka 
panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. 
Meskipun demikian, pemasaran langsung juga menghadapi masalah – masalah seperti 
orang yang terganggu karena penjualan agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah 
satu direct marketer yang menipu pelanggannya, menganggu privacy orang lain, dan kadang kala
terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli 
impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi. 
Terdapat enam area dari direct marketing, yaitu : 
Direct mail 
Mail order 
Direct response 
Direct selling 
Telemarketing 
Digital marketing 
Internet 
4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas 
Hubungan masyarakat (public relations) merupakan strategi pemasaran penting lainnya, 
dimana perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur 
tetapi ia juga berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. 
Menurut Lamb, Hair McDaniel (2001 : 148), “hubungan masyarakat merupakan fungsi 
pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang 
masyarakat mungkin tertarik dan menjalankan suatu program tindakan untuk memperoleh 
pemahaman dan penerimaan masyarakat”. 
Pengertian yang timbal balik itu menuntut penghargaan terhadap kekuatan dan 
kelemahan, peluang, sasaran dan masalah – masalah yang dihadapi organisasi, juga menuntut 
pengakuan atau penerimaan terhadap kebutuhan setiap kelompok yang mempunyai kepentingan 
didalamnya. 
Kegiatan – kegiatan public relations meliputi hal – hal berikut :
1. Press Relations 
Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/layak dimuat di 
surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa atau organisasi. 
2. Product Publicity 
Aktivitas ini meliputi upaya untuk mempublikasikan produk – produk tertentu. 
3. Corporate Communication 
Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman 
tentang organisasi. 
4. Lobbying 
Lobbying merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang – undang dan pejabat 
pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi – informasi penting yang berharga. 
Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. 
5. Counseling 
Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai 
masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan. 
Kegiatan – kegiatan di atas tidak seluruhnya mendukung tujuan pemasaran. Oleh karena 
itu, dalam departemen public relations biasanya dibentuk seksi khusus yang disebut Marketing 
Public Relations (MPR). Tujuannya adalah agar departemen pemasaran dan departemen public 
relations dapat berjalan bersama. Melalui MPR banyak kegiatan public relations yang 
diselaraskan dengan situasi – situasi pemasaran sedemikian rupa sehingga menguntungkan 
produknya. 
Public relations sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain : 
Membangun image (citra)
Mendukung aktivitas komunikasi lainnya. 
Mengatasi permasalahan dan isu yang ada. 
Memperkuat positioning perusahaan. 
Mempengaruhi publik yang spesifik. 
Mengadakan launching untuk produk / jasa baru. 
Sedangkan menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 149), “publisitas adalah informasi 
publik mengenai sebuah perusahaan, barang atau jasa yang tampil di media massa sebagai suatu 
jenis baru”. 
Publisitas merupakan pemanfaatan nilai – nilai berita yang terkandung dalam suatu 
produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, 
publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun 
tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu karena publisitas 
dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi maka khalayak 
tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. 
Publisitas dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. 
Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak 
penyaji, maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas itu akan disajikan 
atau bagaimana publisitas tersebut disajikan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan 
bagian dari departemen humas perusahaan. 
5. Penjualan Personal 
Penjualan personal (wiraniaga) mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran 
produk/jasa, karena : 
Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat penting.
Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin. 
Orang merupakan bagian dari produk jasa. 
Sifat penjualan personal dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara 
langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing – masing 
calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap 
penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian – penyesuaian di tempat pada 
saat itu juga. 
Adapun sifat – sifat penjualan personal adalah : 
Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua 
orang atau lebih. 
Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari 
sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. 
Response, yaitu situasi yang seolah – olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, 
memperhatikan dan menanggapi. 
Aktivitas penjualan personal memiliki beberapa fungsi yaitu : 
Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. 
Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. 
Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk kepada pelanggan. 
Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta 
menjual produk kepada pelanggan. 
Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. 
Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen pasar. 
Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
Perbedaan iklan dengan kewiraniagaan adalah dalam hal penyampaian pesan, yaitu pesan itu 
disampaikan dengan kontak pribadi, sedangkan pada iklan pesan itu disampaikan dengan 
penyajian melalui media massa, media non pribadi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio 
dan lain – lain. Oleh karena alasan inilah, para wiraniaga dapat menyesuaikan piranha dengan 
kebutuhan, mina dan tanggapan dari calon pembeli. 
Ada beberapa jenis kewiraniagaan, yaitu : 
Penjualan eceran, sebagaimana digambarkan oleh aktivitas wiraniaga di toko pakaian. 
Wiraniaga mobil, aktivitasnya juga melukiskan penjualan eceran, tetapi mereka seringkali 
mengadakan kontak dengan calon pembeli di rumah mereka dan bukan di tempat bisnis penjual. 
Penjualan dari rumah ke rumah, menggambarkan tipe pendekatan konsumen dengan mendatangi dan 
menawarkan produk langsung kerumahnya. 
Kontak pribadi dengan para pemakai industrial oleh para wiraniaga suatu perusahaan yang membuat 
barang produsen. 
Loyalitas Pelanggan 
Pengertian Loyalitas Pelanggan 
Loyalitas pelanggan dapat di bentuk melalui beberapa tahapan, mulai mencari calon 
pelanggan potensial sampai dengan partner yang akan membantu keuntungan bagi perusahaan, 
adapun pengertian loyalitas menurut Oliver (1997:392): 
“Komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan melaksanakan pembelian ulang / 
berlangganan kembali dengan produk /jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, 
meskipun pengaruh situasi dan usaha pemasaran mempunyai potensi yang menyebabkan 
perubahan perilaku”.
Menurut Hasan (2008:83), ” Loyalitas pelanggan adalah orang yang membeli, khusunya 
yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus 
menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya 
dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa 
tersebut”. 
Pengertian loyalitas pelanggan menurut Tjiptono (2002:110): ”Loyalitas pelanggan adalah 
komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif 
dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten”. 
Menurut Tunggal (2008:6) menyatakan bahwa: ”Customer Loyalty adalah kelekatan 
pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pembelian jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap 
yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti membeli ulang”. 
Sedangkan Griffin (2002:4) menyatakan: 
“Konsep loyalitas lebih mengarah kepada perilaku (Behaviour) dibandingkan dengan 
sikap (Attitude) dan seorang konsumen yang loyal akan memperhatikan perilaku pembelian yang 
didefinisikan sebagai pemebeli yang teratur dan diperhatikan sepanjang waktu oleh beberapa unit 
pembuatan keputusan”. 
Loyalitas dari pelanggan terhadap suatu produk ataupun perusahaan hendaknya terus 
dipertahankan, karena pelanggan yang loyal merupakan aset yang sangat berharga bagi 
perusahaan, sementara itu untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, Griffin (2002:42), 
menyarankan perusahaan untuk melakukan hal - hal berikut: 
1. Memberikan keunggulan operasi 
2. Membentuk kedekatan dengan pelanggan 
3. Kepemimpinan multi produk 
4. Meriset pelanggan 
5. Melatih dan memotivasi staf untuk loyal 
6. Membuat data pelanggan, menyediakan layanan pelanggan gratis
7. Melakukan Relationship Marketing 
Menurut Bramson (2005:2), loyalitas konsumen merupakan suatu konsep yang mencakup 
lima faktor: 
1. Pengalaman konsumen dengan kepuasan utuh ketika melakukan transaksi dengan anda. 
2. Kesediaan untuk mengembangkan hubungan dengan anda dan dengan perusahaan anda. 
3. Kesediaan untuk menjadi pembeli setia. 
4. Kesediaan untuk merekomendasikan anda kepada orang lain. 
5. Penolakan untuk berpindah pada pesaing. 
Menurut Griffin (2002:44), karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut : 
a. Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes reguler repeat purchase). 
Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk 
melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. 
Tingkat kepuasan terhadap took akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali 
b. Membeli di luar lini produk/jasa (purchases across product and service lines). 
Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli lebih dari produk dan jasa 
yang telah ditawarkan oleh perusahaan. pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam 
suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain. 
c. Mereferensi toko kepada orang lain, artinya menarik pelanggan baru untuk perusahaan (Refers 
other). 
Pelanggan yang loyal dengan sukarela merekomendasikan perusahaan kepada teman-teman dan 
rekannya. 
d. Menunjukkan kekebalan daya tarik dari pesaing (Demonstrates animmunity to the full of the 
competition). 
Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis lainnya. 
Berdasarkan pengertian yang ada, dapat disimpulkan, bahwa loyalitas konsumen 
merupakan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan atau suatu produk tertentu dengan disertai 
tindakan untuk membeli kembali dan konsumen bersedia mengembangkan hubungan kembali. 
Jenis- jenis Loyalitas 
Griffin (2002:22-23) membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu: 
1. Tanpa loyalitas. 
Yaitu beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu 
karena beranggapan tidak ada perbedaan tempat penyedia barang atau jasa tertentu. 
2. Loyalitas lemah
Yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan 
loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Konsumen ini membeli karena kebiasaan. 
3. Loyalitas tersembunyi 
Yaitu tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang 
rendah. Menunjukkan loyalitas tersembunyi (Latent loyalty). 
4. Loyalitas Premium. 
Yaitu terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga 
tinggi. 
Strategi Membangun Loyalitas Menurut Tahapan Konsumen 
Grifin (2002:209-210) membagi sebagai berikut. 
1. Tersangka dan Prospek 
Tersangka adalah orang yang mungkin membeli jasa atau produk. Disebut tersangka karena 
penjual percaya, atau “menyangka”, mereka akan membeli, tapi penjual belum cukup yakin. 
Prospek adalah orang yang membutuhkan produk dan jasa, dan memiliki kemampuan untuk 
membeli. Penyedia jasa atau produk harus dapat mengatasi rasa takut Suspect/Prospect dengan 
langkah-langkah tindakan sebagai berikut: 
a. Memproyeksikan citra kepemimpinan. 
b. Dengarlah atau mencari ketakutan pembeli. 
c. Mengatasi rasa takut pembeli baru dengan: empati atau dorongan, “kisah keberhasilan” klien, 
tawaran konsultasi gratis dan garansi produk atau jasa. 
2. Konsumen pertama kali 
Konsumen pertama kali adalah orang yang telah membeli satu kali. Orang tersebut bisa jadi 
merupakan konsumen sendiri dan sekaligus konsumen pesaing untuk itulah fokus utama pada 
konsumen pertama kali dengan memenuhi atau melampaui harapan konsumen. Dengan langkah-langkah 
tindakan yaitu: 
a. Melampaui harapan konsumen baru. 
b. Membangun visi untuk kunjungan ulang. 
c. Mengucapkan terima kasih atas bisnis dari konsumen. 
d. Mengundang konsumen untuk kembali. 
3. Konsumen berulang 
Konsumen berulang adalah orang yang telah membeli dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah 
membeli produk yang sama dua kali atau membeli produk dan jasa yang berbeda pada dua 
kesempatan atau lebih. Fokus utama pada konsumen ini yaitu dengan memberikan manfaat 
bernilai tambah atas masing-masing pembelian ulang. Dengan langkah-langkah tindakan yaitu: 
a. Menemukan atau memenuhi kebutuhan konsumen, dengan menggunakan kunjungan bernilai 
tambah perangkat cross-selling. 
b. Menjual produk dan jasa pembentuk loyalitas. 
c. Menganalisis pembelian kepada pesaing atas peralihan tetap atau perpindahan sementara. 
d. Mintalah umpan balik dari konsumen secara teratur. 
4. Klien 
Klien yaitu konsumen yang membeli apapun yang di jual dan yang dapat ia gunakan serta 
membelinya secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikan kebal
terhadap tarikan pesaing. Fokus utama untuk konsumen ini yaitu menyesuaikan jasa dengan 
kebutuhan klien tertentu. Dengan langkah- langkah tindakan yaitu: 
a. Mempraktekkan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Mencari cara untuk membantu 
konsumen “menemukan kembali“ diri mereka sendiri. 
b. Jangan menganggap bisnis dari konsumen akan terjadi dengan sendirinya. 
c. Membuat klien mengetahui bahwa berbisnis dengan anda merupakan hal yang cerdas. 
d. Mencari input dan umpan balik secara kontinu. 
5. Penganjur 
Penganjur yaitu pendukung yang membeli produk serta membelinya secara teratur, tetapi 
penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli, ia membicarakan produsen, melakukan 
pemasaran, dan membawakan konsumen pada produsen. Fokus utama yaitu membuat banyak 
klien. Untuk melakukan penjualan untuk produsen. Langkah- langkah tindakan yaitu: 
a. Membuat anjuran melalui surat anjuran atau persetujuan dari klien yang 
dipublikasikan, pengakuan atas pemberian referensi, dan imbalan dari 
merekomendasikan seorang teman. 
b. Mengembangkan secara teratur berkomunikasi dengan jaringan klien, 
serta pemberi pengaruh bisnis lainnya. 
6. Konsumen atau klien yang hilang. 
Konsumen atau klien yang hilang yaitu seseorang yang pernah jadi konsumen atau klien tetapi 
belum membeli kembali sedikitnya dalam satu siklus pembelian yang normal. Bila konsumen 
atau klien yang hilang aktif kembali, ia dianggap sebagai konsumen atau klien yang dapat 
kembali (regained customer or client). Konsumen dianggap berbahaya bila tinggi 
kemungkinannya untuk beralih. Fokus utama yaitu dengan mengembangkan rencana “rebut 
kembali” berdasarkan diagnosis ketidakaktifan. Dengan langkah-langkah tindakan sebagai 
berikut: 
a. Mendeteksi keaktifan sedini mungkin dan memberitahu konsumen bahwa ia dirindukan. 
b. Mengaktifkan kembali tawaran komunikasi pembelian khusus, untuk membujuk konsumen 
kembali. 
c. Bersabar dengan konsumen tidak aktif dan tetap mengadakan hubungan. 
Faktor–faktor Pembentuk Loyalitas Konsumen 
Jika konsumen telah merasa puas maka akan menjadi konsumen yang loyal. Menurut 
Griffin (2002:199-200) langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas klien adalah 
berusaha mengenal terminologi dan variabel yang menentukan serta mendorong loyalitas. 
Faktor-Faktor tersebut adalah: 
1. Basis klien merupakan seluruh jumlah konsumen dan klien yang aktif, hal ini dapat dihitung 
dengan menjumlahkan konsumen pertama kali, konsumen berulang, dan klien.
2. Tingkat retensi konsumen baru adalah persentase konsumen pertama kali yang melakukan 
pembelian kedua dalam periode waktu tertentu, periode waktu diatur oleh siklus pembelian 
berulang konsumen anda yang biasa. 
3. Tingkat retensi klien adalah persentase konsumen yang telah memenuhi sejumlah khusus 
pembelian berulang selama periode waktu tertentu. 
4. Pangsa konsumen (share of customer) adalah persentase jumlah pembelian konsumen atas 
kategori produk dan jasa tertentu yang dibelanjakan ke perusahaan. 
5. Jumlah rata-rata konsumen baru perbulan adalah rata-rata jumlah konsumen pertama kali yang 
membeli dari perusahaan anda tiap bulannya. 
6. Frekuensi pembelian adalah frekuensi rata-rata seorang konsumen atau klien membeli dari anda 
setiap tahunnya. 
7. Jumlah pembelian rata-rata adalah jumlah rata-rata yang dibayar atas produk dan jasa setiap 
pembelian. 
8. Tingkat peralihan adalah persentase tahunan rata-rata konsumen yang hilang atau menjadi tidak 
aktif karena suatu alasan termasuk ketidakpuasan dan pindah lokasi. 
Menurut Lupiyoadi (2001:161) konsumen yang loyal akan menunjukkan ciri-ciri sebagai 
berikut: 
a. Repeat : Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk tersebut pada 
perusahaan tersebut. 
b. Retention : Konsumen tidak terpengaruh kepada pelayanan yang ditawarkan oleh pihak lain 
c. Refferal : Jika produk atau jasa baik, konsumen akan mempromosikan kepada orang lain, dan 
jika buruk konsumen diam dan memberitahukannya pada pihak perusahaan. 
Menurut Swastha (2006:151), faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan 
berdasarkan pendekatan antitudinal dan behavioural bahwa loyalitas mengikuti empat tahap, 
yaitu kognitif, afektif, konatif dan tindakan. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 
1) Loyalitas Kognitif 
Pelanggan yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan informasi keunggulan 
suatu produk atas produk lainnya. Loyalitas kognitif lebih didasarkan pada karakteristik 
fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika ketiga faktor tersebut tidak baik, 
pelanggan akan mudah pindah ke produk lain. Pelanggan yang hanya mengaktifkan tahap
kognitifnya dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang paling rentan terhadap perpindahan 
karena adanya rangsangan pemasaran. 
2) Loyalitas Afektif 
Sikap merupakan fungsi dari kognisi pada periode awal pembelian (masa sebelum konsumsi) dan 
merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah dengan kepuasan di periode berikutnya (masa 
setelah konsumsi). Munculnya loyalitas afektif ini didorong oleh faktor kepuasan yang 
menimbulkan kesukaan dan menjadikan objek sebagai preferensi. Kepuasan pelanggan 
berkorelasi tinggi dengan niat pembelian ulang di waktu mendatang. Pada loyalitas afektif, 
kerentanan pelanggan lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek 
yang ada, persuasi dari pemasar maupun pelanggan merek lain, dan upaya mencoba produk lain. 
3) Loyalitas Konatif 
Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu. Niat merupakan fungsi 
dari niat sebelumnya (pada masa sebelum konsumsi) dan sikap pada masa setelah konsumsi. 
Maka loyalitas konatif merupakan suatu loyalitas yang mencakup komitmen mendalam untuk 
melakukan pembelian. Hasil penelitian Crosby dan Taylor dalam Swastha (2006), menggunakan 
model runtutan sikap: keyakinan – sikap – niat memperlihatkan komitmen untuk melakukan 
(niat) menyebabkan preferensi pemilih tetap stabil selama 3 tahun. Jenis komitmen ini sudah 
melampaui afek. Afek hanya menunjukkan kecenderungan motivasional, sedangkan komitmen 
untuk melakukan menunjukkan suatu keinginan untuk melaksanakan tindakan. Keinginan untuk 
membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan yang terantisipasi tetapi belum 
terlaksana.
4) Loyalitas Tindakan 
Aspek konatif atau niat untuk melakukan berkembang menjadi perilaku dan tindakan. Niat yang 
diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan keinginan 
untuk mengatasi hambatan dalam melakukan tindakan tersebut. Jadi loyalitas itu dapat menjadi 
kenyataan melalui beberapa tahapan, yaitu pertama sebagai loyalitas kognitif, kemudian loyalitas 
afektif, dan loyalitas konatif, dan akhirnya sebagai loyalitas tindakan. Pelanggan yang 
terintegrasi penuh pada tahap loyalitas tindakan dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang 
rendah tingkat kerentanannya untuk berpindah ke produk lain. Dengan kata lain, loyalitas 
tindakan ini hanya sedikit bahkan sama sekali tidak memberi peluang pada pelanggan untuk 
berpindah ke produk lain. Pada loyalitas konasi dan tindakan, kerentanan pelanggan lebih 
terfokus pada faktor persuasi dan keinginan untuk mencoba produk lain. 
DAFTAR PUSTAKA 
Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka 
Umum. 
Craven, D,W. 2003. Pemasaran Strategis. Edisi keempat, jilid 1 dan 2. Terjemahan, Salim L. Jakarta 
:Penerbit Erlangga 
Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta : MedPress 
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty.Jakarta: Erlangga. 
Kotler, Philip, dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Imam Nurmawan. 
Jakarta : Penerbit Salemba Empat 
Kotler, Philip, Alih Bahasa A.B. Susanto.2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, 
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. 
Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Penerbit 
Salemba Empat 
. 2001. Pemasaran. Buku 2. Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Penerbit 
Salemba Empat 
Lupioyadi, Rambat. 2001, Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta Penerbit Salemba Empat. 
Moekijat. 2000. Manajemen Pemasaran. Bandung : Penerbit Mandar Maju 
Oliver, Richard L. 1997. “Whence Customer Loyalty”.Journal of Marketing. Vol.63 (Special Issues) 
Robbin, S.P. dan Coulter, M. 2001. Management. 6th edition. New Jersey : Prentice Hall International 
Inc 
Saladin, Djaslim dan Oesman, Yevis, Marty. 2003. Intisari Pemasaran. Edisi Kedua. : Medan: Media 
IPTEK 
Sigit, Suhardi 2007. Marketing Praktis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Penerbit Liberty.
Stanton, William J. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran., Jilid Kedua. Edisi Ketujuh.: Jakarta: Erlangga 
Swasta, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi II Yogyakarta: Liberty. 
Tjiptono, Fandy. 2002.Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset. 
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Konsep Dasar Customer Relationship Management (CRM)., Jakarta: 
Havarindo 
Diposkan oleh vina tanjung di 19.13 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook 
Label: strategi promosi dan loyalitas pelanggan 
Lokasi: Indonesia 
Artikelnya Baguss.... 
Pada dasarnya bauran pemasaran adalah dasar dari perusahaan dalam menentukan st rategi 
lanjtan pemasaran dalam rangka memenangkan pasar. Dengan adanya konsep bauran 
pemasaran ini perusahaan memiliki arah yang jelas dalam pencapaian target pemasarannya. 
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah referensi mengenai aplikasi konsep 
bauran pemasaran

More Related Content

What's hot

makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitiananggi syahputra
 
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptx
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptxManajemen Pemasaran Lanjutan.pptx
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptxzainNuddin1
 
Power point materi seo
Power point materi seoPower point materi seo
Power point materi seoRecky Al-Haddi
 
Analisis PT Indofood kelompok 3
Analisis PT Indofood kelompok 3Analisis PT Indofood kelompok 3
Analisis PT Indofood kelompok 3dandypl
 
presentasi digital marketing media1111- (1).pptx
presentasi digital marketing media1111- (1).pptxpresentasi digital marketing media1111- (1).pptx
presentasi digital marketing media1111- (1).pptxIanArwani
 
Contoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananContoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananArya Ningrat
 
saluran pemasaran internasional
saluran pemasaran internasionalsaluran pemasaran internasional
saluran pemasaran internasionalSomewhere
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porterAdityoDwinanto
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaSyafril Djaelani,SE, MM
 
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenHubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenAmalia Damayanti
 
Contoh proposal business plan hijab lukis
Contoh proposal business plan hijab lukisContoh proposal business plan hijab lukis
Contoh proposal business plan hijab lukisNaila Karima
 
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Yuni Firwinda
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Ismi Islamia
 

What's hot (20)

makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitianmakalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian
 
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptx
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptxManajemen Pemasaran Lanjutan.pptx
Manajemen Pemasaran Lanjutan.pptx
 
Power point materi seo
Power point materi seoPower point materi seo
Power point materi seo
 
Analisis PT Indofood kelompok 3
Analisis PT Indofood kelompok 3Analisis PT Indofood kelompok 3
Analisis PT Indofood kelompok 3
 
presentasi digital marketing media1111- (1).pptx
presentasi digital marketing media1111- (1).pptxpresentasi digital marketing media1111- (1).pptx
presentasi digital marketing media1111- (1).pptx
 
Ramalan penjualan
Ramalan penjualanRamalan penjualan
Ramalan penjualan
 
Contoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makananContoh proposal usaha makanan
Contoh proposal usaha makanan
 
116506971 contoh-laporan-survey
116506971 contoh-laporan-survey116506971 contoh-laporan-survey
116506971 contoh-laporan-survey
 
saluran pemasaran internasional
saluran pemasaran internasionalsaluran pemasaran internasional
saluran pemasaran internasional
 
Business plan - gallery of muslim
Business plan - gallery of muslimBusiness plan - gallery of muslim
Business plan - gallery of muslim
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Strategi generik porter
Strategi generik porterStrategi generik porter
Strategi generik porter
 
Format business plan
Format business planFormat business plan
Format business plan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumenHubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
Hubungan budaya dan sub budaya terhadap perilaku konsumen
 
Contoh proposal business plan hijab lukis
Contoh proposal business plan hijab lukisContoh proposal business plan hijab lukis
Contoh proposal business plan hijab lukis
 
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5Ppt manajemen penjualan kelompok 5
Ppt manajemen penjualan kelompok 5
 
Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul Proposal Usaha Kroket Gaul
Proposal Usaha Kroket Gaul
 
Anggaran variable
Anggaran variableAnggaran variable
Anggaran variable
 

Viewers also liked

4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono
4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono
4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setionoDidik Purwiyanto Vay
 
Strategi promosi formative research result
Strategi promosi formative research resultStrategi promosi formative research result
Strategi promosi formative research resultHetty Tambunan
 
Writing a REST Interconnection Library in Swift
Writing a REST Interconnection Library in SwiftWriting a REST Interconnection Library in Swift
Writing a REST Interconnection Library in SwiftPablo Villar
 
Mavropoulos theofanis
Mavropoulos theofanisMavropoulos theofanis
Mavropoulos theofanisTheofanis2014
 
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja verkkokauppa-analytiikkaan
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja  verkkokauppa-analytiikkaanOhjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja  verkkokauppa-analytiikkaan
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja verkkokauppa-analytiikkaanannaemilia
 
Panic! at the Disco
Panic! at the Disco Panic! at the Disco
Panic! at the Disco Alarmclock24
 
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601Jakub Kašparů
 
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์panomkon
 
What Swift can teach us all
What Swift can teach us allWhat Swift can teach us all
What Swift can teach us allPablo Villar
 
Dependency Injection in iOS
Dependency Injection in iOSDependency Injection in iOS
Dependency Injection in iOSPablo Villar
 
Android application development company in chennai
Android application development company in chennaiAndroid application development company in chennai
Android application development company in chennaiedsseo
 

Viewers also liked (20)

Fungsi promosi penjualan
Fungsi promosi penjualanFungsi promosi penjualan
Fungsi promosi penjualan
 
Strategi promosi jasa
Strategi promosi jasaStrategi promosi jasa
Strategi promosi jasa
 
4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono
4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono
4. analisis pengaruh bauran promosi benny agus setiono
 
Strategi promosi formative research result
Strategi promosi formative research resultStrategi promosi formative research result
Strategi promosi formative research result
 
Detik.com
Detik.comDetik.com
Detik.com
 
Writing a REST Interconnection Library in Swift
Writing a REST Interconnection Library in SwiftWriting a REST Interconnection Library in Swift
Writing a REST Interconnection Library in Swift
 
Mavropoulos theofanis
Mavropoulos theofanisMavropoulos theofanis
Mavropoulos theofanis
 
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja verkkokauppa-analytiikkaan
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja  verkkokauppa-analytiikkaanOhjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja  verkkokauppa-analytiikkaan
Ohjeistus onnistuneen sisältöstrategian luomiseen ja verkkokauppa-analytiikkaan
 
Tik 2
Tik 2Tik 2
Tik 2
 
Panic! at the Disco
Panic! at the Disco Panic! at the Disco
Panic! at the Disco
 
Tik 3
Tik 3Tik 3
Tik 3
 
Johnny cash
Johnny cashJohnny cash
Johnny cash
 
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601
Optimalizace cílení, skóre kvality a novinky v Adwords API v201601
 
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์
โครงการผู้บำเพ็ญประโยชน์
 
What Swift can teach us all
What Swift can teach us allWhat Swift can teach us all
What Swift can teach us all
 
Caring
CaringCaring
Caring
 
Desigualdade social
Desigualdade socialDesigualdade social
Desigualdade social
 
E4
E4E4
E4
 
Dependency Injection in iOS
Dependency Injection in iOSDependency Injection in iOS
Dependency Injection in iOS
 
Android application development company in chennai
Android application development company in chennaiAndroid application development company in chennai
Android application development company in chennai
 

Similar to STRATEGI

STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptx
STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptxSTRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptx
STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptxDediPratmoSihite
 
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdf
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdfStrategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdf
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdfAliaTriUtami1
 
Maketing mix, promotion mix dan periklanan
Maketing mix, promotion mix dan periklananMaketing mix, promotion mix dan periklanan
Maketing mix, promotion mix dan periklananMahad Alzaytun
 
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.Kanaidi ken
 
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...lulu saniyah ulfa
 
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURAfiqifazriana
 
Presentation1 tugas ity
Presentation1 tugas ityPresentation1 tugas ity
Presentation1 tugas itysarityfitria
 
Presentation1 tugas fitria apriliani
Presentation1 tugas fitria aprilianiPresentation1 tugas fitria apriliani
Presentation1 tugas fitria aprilianisarityfitria
 
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...radipanizhar
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13ajie prayoga
 
Presentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniPresentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniyeni_yuliani
 
Kelompok 8 promotion
Kelompok 8   promotionKelompok 8   promotion
Kelompok 8 promotionDudin Supti
 
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptx
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptxPertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptx
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptxArdhearixza Laricco
 
Manajemen resiko ppt
Manajemen resiko pptManajemen resiko ppt
Manajemen resiko pptReycha Happyy
 
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptx
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptxKOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptx
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptxElisabethSinaga8
 

Similar to STRATEGI (20)

STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptx
STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptxSTRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptx
STRATEGI_PROMOSI_PEMASARAN.pptx
 
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdf
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdfStrategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdf
Strategi Promosi & Integrated Marketing Communication.pdf
 
Promosi
PromosiPromosi
Promosi
 
Maketing mix, promotion mix dan periklanan
Maketing mix, promotion mix dan periklananMaketing mix, promotion mix dan periklanan
Maketing mix, promotion mix dan periklanan
 
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.
Bab 13 "DAYA PIKAT PERIKLANAN" _Buku: MANAJEMEN PEMASARAN.
 
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
Sim LU'LU SANIYAH U, HAPZI ALI tugas pertemuna 3 EL (penggunaan teknologi inf...
 
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 14 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Presentation1 tugas ity
Presentation1 tugas ityPresentation1 tugas ity
Presentation1 tugas ity
 
Presentation1 tugas fitria apriliani
Presentation1 tugas fitria aprilianiPresentation1 tugas fitria apriliani
Presentation1 tugas fitria apriliani
 
Advertising
AdvertisingAdvertising
Advertising
 
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
Analisis bentuk bentuk promosi dalam peningkatan volume penjualan ( studi kas...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13
 
Presentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeniPresentasi proposal-tesis yeni
Presentasi proposal-tesis yeni
 
Kelompok 8 promotion
Kelompok 8   promotionKelompok 8   promotion
Kelompok 8 promotion
 
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptx
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptxPertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptx
Pertemuan 4 Proses Kreativitas dan Strategi Kreatif Periklanan.pptx
 
Fungsi promosi penjualan 2
Fungsi promosi penjualan 2Fungsi promosi penjualan 2
Fungsi promosi penjualan 2
 
Manajemen resiko ppt
Manajemen resiko pptManajemen resiko ppt
Manajemen resiko ppt
 
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptx
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptxKOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptx
KOMUNIKASI_PEMASARAN_pptx.pptx
 
Menpas09 3T Prom1a1
Menpas09 3T Prom1a1Menpas09 3T Prom1a1
Menpas09 3T Prom1a1
 

STRATEGI

  • 1. strategi promosi STRATEGI PROMOSI DAN LOYALITAS PELANGGAN Strategi Promosi Pengertian Strategi Promosi Menurut Rangkuti (2001:13), “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”. Sedangkan menurut Kotler (2000:91), strategi adalah “Suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran yang dinginkan dari suatu unit bisnis”. Menurut Swastha dan Irawan (2008: 349): Promosi adalah “arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran”. Menurut Sigit (2007: 101): "Promosi adalah aktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberi informasi, membujuk, atau mengingatkan pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan dengan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan olehnya". Strategi promosi menurut Moekijat (2000 : 443) : “strategi promosi adalah kegiatan perusahaan untuk mendorong penjualan dengan mengarahkan komunikasi-komunikasi yang meyakinkan kepada para pembeli.” Sedangkan menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 146) : “Strategi promosi adalah rencana untuk penggunaan yang optimal dari elemen-elemen promosi : periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi dan promosi penjualan”. Dari defenisi diatas dapat dilihat bahwa strategi promosi merupakan kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang konsumen agar mau membeli produk perusahaan sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai.
  • 2. Variabel- Variabel Strategi Promosi Di dalam pemasaran produk terdapat beberapa strategi promosi yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan ini merupakan variabel – variabel strategi promosi yang disebut dengan bauran promosi (promotional mix). Menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 :147), “bauran promosi adalah kombinasi dari alat promosi termasuk periklanan, hubungan masyarakat, dan promosi penjualan yang digunakan untuk mencapai pasar sasaran dan memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan”. Menurut Kotler & Armstrong (2002:656) variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: a. Periklanan (advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. b. Penjualan Personal (personal selling) Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. c. Promosi penjualan (sales promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat (public relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. e. Pemasaran langsung (direct marketing) Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi promosi terdiri dari : Strategi Promosi Periklanan Strategi Promosi Penjualan Strategi Promosi Pemasaran Langsung
  • 3. Strategi Promosi Hubungan Masyarakat dan Publisitas Strategi Promosi Penjualan Pribadi 1. Strategi Promosi Periklanan Pengertian periklanan menurut Lupioyadi (2001 : 108) adalah “merupakan salah satu komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik barang atau jasa”. Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 147) menyatakan bahwa “periklanan merupakan komunikasi bukan pribadi, satu arah mengenai sebuah produk atau organisasi yang dibayar oleh seorang pemasar”. Sedangkan peranan periklanan dalam pemasaran produk atau jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain (differentiate the service) yang mendukung positioning jasa. Adapun fungsi utama iklan adalah : Informative; menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk. Persuading; mempengaruhi khalayak untuk membeli. Reminding; menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak. Entertainment; menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi. Sementara itu sifat – sifat iklan adalah sebagai berikut : Public Presentation; iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
  • 4. Pervasiveness; pesan iklan yang sama dapat diulang – ulang untuk memantapkan penerimaan informasi. Amplified Expressiveness; iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. Impersonality; iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah). Iklan biasanya dibuat sendiri atau bekerjasama dengan biro iklan yang ada. Kerjasama dengan biro iklan yang sudah mapan sangat membantu terutama dalam membuat proses kreatif dan penyajian di media elektronik untuk menentukan positioning produk kita. Iklan yang dibuat haruslah mampu untuk menarik konsumen untuk membeli produk yang didengarkannya melalui iklan tersebut. Jadi, iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang dapat dan akan membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah mungkin. Iklan yang memberikan secara logis pada hal terpenting dan iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan kecerdikan. Tujuan periklanan adalah : Iklan yang bersifat memberikan informasi, adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut. Misalnya sebuah Bank Syariah yang baru berdiri menjelaskan melalui iklan adversarial apa dan bagaimana sistem operasi dan produk jasa yang ditawarkan Bank Syariah. Iklan yang membujuk, adalah iklan yang penting dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merk tertentu. Misalnya
  • 5. perusahaan Asuransi Takaful mengiklankan kelebihan – kelebihan produknya dibanding asuransi konvensional. Iklan pengingat, iklan ini penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. Misalnya, perusahaan penerbangan Garuda Indonesia mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa kini Garuda lebih baik meski di usianya yang sudah mapan. Iklan pemantapan, yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. Misalnya lembaga pendidikan Nurul Fikri mempublikasikan bahwa 80% siswanya diterima di berbagai perguruan tinggi negeri terkemuka. Sehingga makin memantapkan pilihan para siswa SMU untuk memilih bimbingan belajar tersebut. Sedangkan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui : Surat kabar Majalah Radio Televisi Papan Reklame Direct Mail Iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, diantaranya dari aspek pesan, tujuan dan pemilik iklan. 1. Dari aspek isi pesan Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan.
  • 6. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. 2. Dari aspek tujuan Pioneering advertising (information advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand). Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang terang–terangan menunjukkan kelebihan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain yang disebut comparative advertising. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli. 3. Dari aspek pemilik iklan Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya para produsen, pedagang grosir, agen dan pengecer. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. 2. Strategi Promosi Penjualan Lupiyoadi (2001 : 109) menyatakan bahwa “promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur, information sheets, dan lain-lain”. Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat (quick buying response) yang antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon, dan potongan harga untuk konsumen.
  • 7. Daya tarik pokok dari promosi konsumen adalah hasrat untuk tawar menawar (bargain) atau untuk mendapatkan sesuatu secara cuma – cuma. Yang erat kaitannya dengan ini adalah berbagai tipe promosi perdagangan seperti barang – barang gratis, upah (allowances), dan potongan – potongan khusus yang bertujuan untuk mempengaruhi kerjasama penjualan lagi (reseller cooperation). Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan dari promosi penjualan : Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir. Meningkatkan kinerja perusahaan Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan. Sifat – sifat promosi penjualan adalah : Komunikasi; mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan kepada produk. Insentif; memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Undangan; mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu : Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk membeli.
  • 8. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang dan jasa dari sponsor. Sales – force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjual. Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan. Secara keseluruhan teknik – teknik promosi penjualan merupakan taktik pemasaran yang berdampak jangka pendek. Malah kadang – kadang penjualan hanya meningkat selama kegiatan promosi penjualan berlangsung. Promosi penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas pelanggan terhadap produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering dapat menurunkan citra kualitas barang atau jasa tersebut, karena pelanggan bisa menginterpretasikan bahwa barang atau jasa tersebut kualitas rendah atau termasuk kategori murahan. Meskipun demikian diakui bahwa promosi penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan. 3. Strategi Promosi Pemasaran Langsung Bila penjualan personal berupaya mendekati pembeli, iklan berupaya memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya mendorong pembelian dan public relations membangun dan memelihara citra perusahaan, maka pemasaran langsung memadatkan semua kegiatan tersebut dalam jumlah penjualan langsung tanpa perantara. Menurut Moekijat (2000 : 123), “direct selling (penjualan langsung) adalah penjualan di mana pengusaha melampaui para pedagang besar dan menjual produknya langsung kepada
  • 9. pedagang-pedagang eceran, atau dapat diartikan juga secara luas sebagai penjualan langsung oleh produsen kepada konsumen”. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan – pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, dimana semakin banyak ceruk pasar (market niche) dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. Di satu sisi, dengan berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi mempermudah kontak dan transaksi dengan pasar, dimana perusahaan relatif mudah mendatangi calon pelanggan ataupun menghubungi via telepon atau surat. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan pemasaran langsung adalah panjangnya antrian di kasir sehingga menyebabkan konsumen harus sabar menunggu sekian lama baru dilayani, meningkatnya biaya transportasi, lalu lintas yang semakin padat, dan sulitnya mencari tempat parkir menyebabkan orang malas berbelanja ke toko – toko atau supermarket. Sebagai akibatnya, pemasaran langsung semakin berkembang dan diminati konsumen. Melalui direct marketing, konsumen juga dapat memperoleh manfaat berupa penghematan waktu dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia. Sementara itu bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan. Meskipun demikian, pemasaran langsung juga menghadapi masalah – masalah seperti orang yang terganggu karena penjualan agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu direct marketer yang menipu pelanggannya, menganggu privacy orang lain, dan kadang kala
  • 10. terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi. Terdapat enam area dari direct marketing, yaitu : Direct mail Mail order Direct response Direct selling Telemarketing Digital marketing Internet 4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Hubungan masyarakat (public relations) merupakan strategi pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur tetapi ia juga berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Menurut Lamb, Hair McDaniel (2001 : 148), “hubungan masyarakat merupakan fungsi pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang masyarakat mungkin tertarik dan menjalankan suatu program tindakan untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan masyarakat”. Pengertian yang timbal balik itu menuntut penghargaan terhadap kekuatan dan kelemahan, peluang, sasaran dan masalah – masalah yang dihadapi organisasi, juga menuntut pengakuan atau penerimaan terhadap kebutuhan setiap kelompok yang mempunyai kepentingan didalamnya. Kegiatan – kegiatan public relations meliputi hal – hal berikut :
  • 11. 1. Press Relations Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa atau organisasi. 2. Product Publicity Aktivitas ini meliputi upaya untuk mempublikasikan produk – produk tertentu. 3. Corporate Communication Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi. 4. Lobbying Lobbying merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang – undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi – informasi penting yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. 5. Counseling Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan. Kegiatan – kegiatan di atas tidak seluruhnya mendukung tujuan pemasaran. Oleh karena itu, dalam departemen public relations biasanya dibentuk seksi khusus yang disebut Marketing Public Relations (MPR). Tujuannya adalah agar departemen pemasaran dan departemen public relations dapat berjalan bersama. Melalui MPR banyak kegiatan public relations yang diselaraskan dengan situasi – situasi pemasaran sedemikian rupa sehingga menguntungkan produknya. Public relations sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain : Membangun image (citra)
  • 12. Mendukung aktivitas komunikasi lainnya. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada. Memperkuat positioning perusahaan. Mempengaruhi publik yang spesifik. Mengadakan launching untuk produk / jasa baru. Sedangkan menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 149), “publisitas adalah informasi publik mengenai sebuah perusahaan, barang atau jasa yang tampil di media massa sebagai suatu jenis baru”. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai – nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu karena publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Publisitas dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara pihak yang diuntungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang diuntungkan tidak dapat mengatur kapan publisitas itu akan disajikan atau bagaimana publisitas tersebut disajikan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari departemen humas perusahaan. 5. Penjualan Personal Penjualan personal (wiraniaga) mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran produk/jasa, karena : Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat penting.
  • 13. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin. Orang merupakan bagian dari produk jasa. Sifat penjualan personal dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing – masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian – penyesuaian di tempat pada saat itu juga. Adapun sifat – sifat penjualan personal adalah : Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. Response, yaitu situasi yang seolah – olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi. Aktivitas penjualan personal memiliki beberapa fungsi yaitu : Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk kepada pelanggan. Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen pasar. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
  • 14. Perbedaan iklan dengan kewiraniagaan adalah dalam hal penyampaian pesan, yaitu pesan itu disampaikan dengan kontak pribadi, sedangkan pada iklan pesan itu disampaikan dengan penyajian melalui media massa, media non pribadi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain – lain. Oleh karena alasan inilah, para wiraniaga dapat menyesuaikan piranha dengan kebutuhan, mina dan tanggapan dari calon pembeli. Ada beberapa jenis kewiraniagaan, yaitu : Penjualan eceran, sebagaimana digambarkan oleh aktivitas wiraniaga di toko pakaian. Wiraniaga mobil, aktivitasnya juga melukiskan penjualan eceran, tetapi mereka seringkali mengadakan kontak dengan calon pembeli di rumah mereka dan bukan di tempat bisnis penjual. Penjualan dari rumah ke rumah, menggambarkan tipe pendekatan konsumen dengan mendatangi dan menawarkan produk langsung kerumahnya. Kontak pribadi dengan para pemakai industrial oleh para wiraniaga suatu perusahaan yang membuat barang produsen. Loyalitas Pelanggan Pengertian Loyalitas Pelanggan Loyalitas pelanggan dapat di bentuk melalui beberapa tahapan, mulai mencari calon pelanggan potensial sampai dengan partner yang akan membantu keuntungan bagi perusahaan, adapun pengertian loyalitas menurut Oliver (1997:392): “Komitmen untuk bertahan secara mendalam dengan melaksanakan pembelian ulang / berlangganan kembali dengan produk /jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha pemasaran mempunyai potensi yang menyebabkan perubahan perilaku”.
  • 15. Menurut Hasan (2008:83), ” Loyalitas pelanggan adalah orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut”. Pengertian loyalitas pelanggan menurut Tjiptono (2002:110): ”Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten”. Menurut Tunggal (2008:6) menyatakan bahwa: ”Customer Loyalty adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pembelian jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik seperti membeli ulang”. Sedangkan Griffin (2002:4) menyatakan: “Konsep loyalitas lebih mengarah kepada perilaku (Behaviour) dibandingkan dengan sikap (Attitude) dan seorang konsumen yang loyal akan memperhatikan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pemebeli yang teratur dan diperhatikan sepanjang waktu oleh beberapa unit pembuatan keputusan”. Loyalitas dari pelanggan terhadap suatu produk ataupun perusahaan hendaknya terus dipertahankan, karena pelanggan yang loyal merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, sementara itu untuk mempertahankan loyalitas pelanggan, Griffin (2002:42), menyarankan perusahaan untuk melakukan hal - hal berikut: 1. Memberikan keunggulan operasi 2. Membentuk kedekatan dengan pelanggan 3. Kepemimpinan multi produk 4. Meriset pelanggan 5. Melatih dan memotivasi staf untuk loyal 6. Membuat data pelanggan, menyediakan layanan pelanggan gratis
  • 16. 7. Melakukan Relationship Marketing Menurut Bramson (2005:2), loyalitas konsumen merupakan suatu konsep yang mencakup lima faktor: 1. Pengalaman konsumen dengan kepuasan utuh ketika melakukan transaksi dengan anda. 2. Kesediaan untuk mengembangkan hubungan dengan anda dan dengan perusahaan anda. 3. Kesediaan untuk menjadi pembeli setia. 4. Kesediaan untuk merekomendasikan anda kepada orang lain. 5. Penolakan untuk berpindah pada pesaing. Menurut Griffin (2002:44), karakteristik pelanggan yang loyal adalah sebagai berikut : a. Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes reguler repeat purchase). Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap took akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali b. Membeli di luar lini produk/jasa (purchases across product and service lines). Membeli di luar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli lebih dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh perusahaan. pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain. c. Mereferensi toko kepada orang lain, artinya menarik pelanggan baru untuk perusahaan (Refers other). Pelanggan yang loyal dengan sukarela merekomendasikan perusahaan kepada teman-teman dan rekannya. d. Menunjukkan kekebalan daya tarik dari pesaing (Demonstrates animmunity to the full of the competition). Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis lainnya. Berdasarkan pengertian yang ada, dapat disimpulkan, bahwa loyalitas konsumen merupakan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan atau suatu produk tertentu dengan disertai tindakan untuk membeli kembali dan konsumen bersedia mengembangkan hubungan kembali. Jenis- jenis Loyalitas Griffin (2002:22-23) membagi loyalitas dalam empat jenis yaitu: 1. Tanpa loyalitas. Yaitu beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu karena beranggapan tidak ada perbedaan tempat penyedia barang atau jasa tertentu. 2. Loyalitas lemah
  • 17. Yaitu keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Konsumen ini membeli karena kebiasaan. 3. Loyalitas tersembunyi Yaitu tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Menunjukkan loyalitas tersembunyi (Latent loyalty). 4. Loyalitas Premium. Yaitu terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Strategi Membangun Loyalitas Menurut Tahapan Konsumen Grifin (2002:209-210) membagi sebagai berikut. 1. Tersangka dan Prospek Tersangka adalah orang yang mungkin membeli jasa atau produk. Disebut tersangka karena penjual percaya, atau “menyangka”, mereka akan membeli, tapi penjual belum cukup yakin. Prospek adalah orang yang membutuhkan produk dan jasa, dan memiliki kemampuan untuk membeli. Penyedia jasa atau produk harus dapat mengatasi rasa takut Suspect/Prospect dengan langkah-langkah tindakan sebagai berikut: a. Memproyeksikan citra kepemimpinan. b. Dengarlah atau mencari ketakutan pembeli. c. Mengatasi rasa takut pembeli baru dengan: empati atau dorongan, “kisah keberhasilan” klien, tawaran konsultasi gratis dan garansi produk atau jasa. 2. Konsumen pertama kali Konsumen pertama kali adalah orang yang telah membeli satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan konsumen sendiri dan sekaligus konsumen pesaing untuk itulah fokus utama pada konsumen pertama kali dengan memenuhi atau melampaui harapan konsumen. Dengan langkah-langkah tindakan yaitu: a. Melampaui harapan konsumen baru. b. Membangun visi untuk kunjungan ulang. c. Mengucapkan terima kasih atas bisnis dari konsumen. d. Mengundang konsumen untuk kembali. 3. Konsumen berulang Konsumen berulang adalah orang yang telah membeli dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli produk dan jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. Fokus utama pada konsumen ini yaitu dengan memberikan manfaat bernilai tambah atas masing-masing pembelian ulang. Dengan langkah-langkah tindakan yaitu: a. Menemukan atau memenuhi kebutuhan konsumen, dengan menggunakan kunjungan bernilai tambah perangkat cross-selling. b. Menjual produk dan jasa pembentuk loyalitas. c. Menganalisis pembelian kepada pesaing atas peralihan tetap atau perpindahan sementara. d. Mintalah umpan balik dari konsumen secara teratur. 4. Klien Klien yaitu konsumen yang membeli apapun yang di jual dan yang dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur, memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikan kebal
  • 18. terhadap tarikan pesaing. Fokus utama untuk konsumen ini yaitu menyesuaikan jasa dengan kebutuhan klien tertentu. Dengan langkah- langkah tindakan yaitu: a. Mempraktekkan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Mencari cara untuk membantu konsumen “menemukan kembali“ diri mereka sendiri. b. Jangan menganggap bisnis dari konsumen akan terjadi dengan sendirinya. c. Membuat klien mengetahui bahwa berbisnis dengan anda merupakan hal yang cerdas. d. Mencari input dan umpan balik secara kontinu. 5. Penganjur Penganjur yaitu pendukung yang membeli produk serta membelinya secara teratur, tetapi penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli, ia membicarakan produsen, melakukan pemasaran, dan membawakan konsumen pada produsen. Fokus utama yaitu membuat banyak klien. Untuk melakukan penjualan untuk produsen. Langkah- langkah tindakan yaitu: a. Membuat anjuran melalui surat anjuran atau persetujuan dari klien yang dipublikasikan, pengakuan atas pemberian referensi, dan imbalan dari merekomendasikan seorang teman. b. Mengembangkan secara teratur berkomunikasi dengan jaringan klien, serta pemberi pengaruh bisnis lainnya. 6. Konsumen atau klien yang hilang. Konsumen atau klien yang hilang yaitu seseorang yang pernah jadi konsumen atau klien tetapi belum membeli kembali sedikitnya dalam satu siklus pembelian yang normal. Bila konsumen atau klien yang hilang aktif kembali, ia dianggap sebagai konsumen atau klien yang dapat kembali (regained customer or client). Konsumen dianggap berbahaya bila tinggi kemungkinannya untuk beralih. Fokus utama yaitu dengan mengembangkan rencana “rebut kembali” berdasarkan diagnosis ketidakaktifan. Dengan langkah-langkah tindakan sebagai berikut: a. Mendeteksi keaktifan sedini mungkin dan memberitahu konsumen bahwa ia dirindukan. b. Mengaktifkan kembali tawaran komunikasi pembelian khusus, untuk membujuk konsumen kembali. c. Bersabar dengan konsumen tidak aktif dan tetap mengadakan hubungan. Faktor–faktor Pembentuk Loyalitas Konsumen Jika konsumen telah merasa puas maka akan menjadi konsumen yang loyal. Menurut Griffin (2002:199-200) langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas klien adalah berusaha mengenal terminologi dan variabel yang menentukan serta mendorong loyalitas. Faktor-Faktor tersebut adalah: 1. Basis klien merupakan seluruh jumlah konsumen dan klien yang aktif, hal ini dapat dihitung dengan menjumlahkan konsumen pertama kali, konsumen berulang, dan klien.
  • 19. 2. Tingkat retensi konsumen baru adalah persentase konsumen pertama kali yang melakukan pembelian kedua dalam periode waktu tertentu, periode waktu diatur oleh siklus pembelian berulang konsumen anda yang biasa. 3. Tingkat retensi klien adalah persentase konsumen yang telah memenuhi sejumlah khusus pembelian berulang selama periode waktu tertentu. 4. Pangsa konsumen (share of customer) adalah persentase jumlah pembelian konsumen atas kategori produk dan jasa tertentu yang dibelanjakan ke perusahaan. 5. Jumlah rata-rata konsumen baru perbulan adalah rata-rata jumlah konsumen pertama kali yang membeli dari perusahaan anda tiap bulannya. 6. Frekuensi pembelian adalah frekuensi rata-rata seorang konsumen atau klien membeli dari anda setiap tahunnya. 7. Jumlah pembelian rata-rata adalah jumlah rata-rata yang dibayar atas produk dan jasa setiap pembelian. 8. Tingkat peralihan adalah persentase tahunan rata-rata konsumen yang hilang atau menjadi tidak aktif karena suatu alasan termasuk ketidakpuasan dan pindah lokasi. Menurut Lupiyoadi (2001:161) konsumen yang loyal akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: a. Repeat : Apabila konsumen membutuhkan produk atau jasa akan membeli produk tersebut pada perusahaan tersebut. b. Retention : Konsumen tidak terpengaruh kepada pelayanan yang ditawarkan oleh pihak lain c. Refferal : Jika produk atau jasa baik, konsumen akan mempromosikan kepada orang lain, dan jika buruk konsumen diam dan memberitahukannya pada pihak perusahaan. Menurut Swastha (2006:151), faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan berdasarkan pendekatan antitudinal dan behavioural bahwa loyalitas mengikuti empat tahap, yaitu kognitif, afektif, konatif dan tindakan. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1) Loyalitas Kognitif Pelanggan yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan informasi keunggulan suatu produk atas produk lainnya. Loyalitas kognitif lebih didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika ketiga faktor tersebut tidak baik, pelanggan akan mudah pindah ke produk lain. Pelanggan yang hanya mengaktifkan tahap
  • 20. kognitifnya dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang paling rentan terhadap perpindahan karena adanya rangsangan pemasaran. 2) Loyalitas Afektif Sikap merupakan fungsi dari kognisi pada periode awal pembelian (masa sebelum konsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah dengan kepuasan di periode berikutnya (masa setelah konsumsi). Munculnya loyalitas afektif ini didorong oleh faktor kepuasan yang menimbulkan kesukaan dan menjadikan objek sebagai preferensi. Kepuasan pelanggan berkorelasi tinggi dengan niat pembelian ulang di waktu mendatang. Pada loyalitas afektif, kerentanan pelanggan lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun pelanggan merek lain, dan upaya mencoba produk lain. 3) Loyalitas Konatif Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu. Niat merupakan fungsi dari niat sebelumnya (pada masa sebelum konsumsi) dan sikap pada masa setelah konsumsi. Maka loyalitas konatif merupakan suatu loyalitas yang mencakup komitmen mendalam untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Crosby dan Taylor dalam Swastha (2006), menggunakan model runtutan sikap: keyakinan – sikap – niat memperlihatkan komitmen untuk melakukan (niat) menyebabkan preferensi pemilih tetap stabil selama 3 tahun. Jenis komitmen ini sudah melampaui afek. Afek hanya menunjukkan kecenderungan motivasional, sedangkan komitmen untuk melakukan menunjukkan suatu keinginan untuk melaksanakan tindakan. Keinginan untuk membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan yang terantisipasi tetapi belum terlaksana.
  • 21. 4) Loyalitas Tindakan Aspek konatif atau niat untuk melakukan berkembang menjadi perilaku dan tindakan. Niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan keinginan untuk mengatasi hambatan dalam melakukan tindakan tersebut. Jadi loyalitas itu dapat menjadi kenyataan melalui beberapa tahapan, yaitu pertama sebagai loyalitas kognitif, kemudian loyalitas afektif, dan loyalitas konatif, dan akhirnya sebagai loyalitas tindakan. Pelanggan yang terintegrasi penuh pada tahap loyalitas tindakan dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang rendah tingkat kerentanannya untuk berpindah ke produk lain. Dengan kata lain, loyalitas tindakan ini hanya sedikit bahkan sama sekali tidak memberi peluang pada pelanggan untuk berpindah ke produk lain. Pada loyalitas konasi dan tindakan, kerentanan pelanggan lebih terfokus pada faktor persuasi dan keinginan untuk mencoba produk lain. DAFTAR PUSTAKA Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Craven, D,W. 2003. Pemasaran Strategis. Edisi keempat, jilid 1 dan 2. Terjemahan, Salim L. Jakarta :Penerbit Erlangga Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta : MedPress Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty.Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip, dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Imam Nurmawan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Kotler, Philip, Alih Bahasa A.B. Susanto.2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat . 2001. Pemasaran. Buku 2. Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Lupioyadi, Rambat. 2001, Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta Penerbit Salemba Empat. Moekijat. 2000. Manajemen Pemasaran. Bandung : Penerbit Mandar Maju Oliver, Richard L. 1997. “Whence Customer Loyalty”.Journal of Marketing. Vol.63 (Special Issues) Robbin, S.P. dan Coulter, M. 2001. Management. 6th edition. New Jersey : Prentice Hall International Inc Saladin, Djaslim dan Oesman, Yevis, Marty. 2003. Intisari Pemasaran. Edisi Kedua. : Medan: Media IPTEK Sigit, Suhardi 2007. Marketing Praktis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:Penerbit Liberty.
  • 22. Stanton, William J. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran., Jilid Kedua. Edisi Ketujuh.: Jakarta: Erlangga Swasta, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi II Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 2002.Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset. Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Konsep Dasar Customer Relationship Management (CRM)., Jakarta: Havarindo Diposkan oleh vina tanjung di 19.13 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: strategi promosi dan loyalitas pelanggan Lokasi: Indonesia Artikelnya Baguss.... Pada dasarnya bauran pemasaran adalah dasar dari perusahaan dalam menentukan st rategi lanjtan pemasaran dalam rangka memenangkan pasar. Dengan adanya konsep bauran pemasaran ini perusahaan memiliki arah yang jelas dalam pencapaian target pemasarannya. Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah referensi mengenai aplikasi konsep bauran pemasaran