2. IDENTITAS PERUSAHAAN
• PT. ITI
• Lokasi: Jawa Barat
• Bidang Industri (tabung LPG Composite), telekomunikasi (Kabel serat optic), elektronika (Smart energy
device), informatika, kelistrikan atau energi, pertahanan , serta optimalisasi sumber daya perusahaan dan
maintenance
• Layanan Digital: Business to Business Commerce; Smart Hospital Management; Big Data Analytic; Cyber
Security; E-Government.
• Karyawan tetap: 209 (2020)
• Karyawan tidak tetap: 6 (2020)
• Direksi, Dewan Komisaris, Staff Dewan Komisaris: 9 (2020)
• Jam Kerja: Jam Kerja: 07.30 - 15.30
• Asuransi: BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
6. BISING
No Faktor Hasil Pengamatan Dampak yang terjadi Upaya Perusahaan Standar/PP Pemecahan Masalah
1 Bising Berdasarkan
pengamatan, terdapat
bahaya bising yang terus
terjadi pada proses
produksi pressing dan
flanching
Pada proses pressing,
suara dari dentuman
mesin press cukup keras.
Pada proses flanching
terdapat bising dari
proses pertemuan
mesin dan material
Dalam jangka pendek,
dapat menyebabkan
pada gangguan fisiologis,
gangguan psikologis,
komunikasi, juga
penunan performa kerja
yang akan akibatkan
penurunan produktivitas
Dalam jangka Panjang
dapat menyebabkan
gangguan pendengaran
hingga tuli
Belum tampak
adanya upaya
mengendalikan
kebisingan.
Tidak ada
engineering control,
seperti pemasangan
barrier atau isolasi
pekerja dan alat.
Dan belum adanya
penggunaan APD
berupa HPD
Permenaker
No. 5 Tahun
2018
ACGIH TLV
1. Mengukur intensitas
bising yang ada
2. Kontrol administrative
berupa pengaturan rotasi
kerja dan pembatasan jam
kerja
3. Melakukan pemasangan
barrier dan peredam suara
4. Pekerja mendapatkan
hearing protective device
sesuai dengan intensitas
kebisingan dan
penggantian secara berkala
5. Melakukan Pemeriksaan
audiometri secara berkala
8. PENCAHAYAAN
No Unit Kerja Hasil
Pengamatan
Dampak yang
terjadi
Upaya
Perusahaan
Standar/ PP Pemecahan
Masalah
2 Pencahayaan Didapatkan
dibeberapa
tempat yang
harus ditambah
pencahayaan
karena sangat
minim dan kurang
fokus dan pada
proses footring
welding masih
secara manual
dengan intensitas
cahaya tinggi dan
lama.
Selama proses
pekerjaan terjadi
dapat
mengakibatkan
mata lelah dan
kurang fokus,
mata kabur, mata
berair, mata
kering hingga
penurunan visus
Mengatur dan
menambahkan
penerangan,
Memberikan
faceshield dan
kacamata las,
Memberikan
istirahat berkala
pada proses
footring welding
karena paparan
sinar
Permenaker
No. 5 Tahun
2018
1. Dilakukan
pengukuran,
pengujian, dan
pengawasan
berkala untuk
intensitas
pencahayaan
2. Pengendalian
secara
administratif
dengan
mengatur rotasi
kerja
9. No Unit Kerja Hasil pengamatan Dampak Yang terjadi Upaya Perusahan Standar /PP Pemecahan
Masalah
3 Vibrasi Terdapat tahapan
melakukan Gerakan
menggunakan “Hand Arm
Vibration” untuk
memasang sesuatu di
bagian klep tabung
Bila tenaga kerja
terpapar oleh getaran
lengan tangan, efek
dalam jangka waktu
pendek yang akan
timbul adalah
kelelahan dan
ketidaknyamanan saat
bekerja serta
turunnya produktivitas
kerja. Pemaparan
dalam jangka waktu
yang lama dapat
menyebabkan
terjadinya
Hand Arm Vibration
Syndrome atau sering
dikenal dengan
Raynaud’s syndrome,
Carpal Tunnel
Syndrome (CTS).
• Menerapkan
kebijakan
peregangan
tangan secara
berkala
• Menggunakan
alat yang
berkualitas baik
dan terkalibrasi
• Menggunakan
sarung tangan
yang berkualitas
bagus
• Mengajarkan
teknik
memegang alat
yang tepat
• Pengukuran dan
pengendalian
getaran secara
berkala
Permenakertr
ans Nomor
Permenaker
no.05 tahun
2018 tentang
K3 lingkungan
kerja
• Menggunakan
mesin otomatis
• Menerapkan
kebijakan
peregangan
tangan secara
berkala
• Menggunakan
alat yang
berkualitas baik
dan terkalibrasi
• Menggunakan
sarung tangan
yang berkualitas
bagus
• Mengajarkan
teknik
memegang alat
yang tepat
• Pengukuran dan
pengendalian
getaran secara
berkala
VIBRASI
10. FAKTOR IKLIM KERJA
Hasil Pengamatan
• Di pabrik pembuatan
LPG bersuhu cukup
panas karena
menggunakan proses
pengelasan
• Kurangnya ventilasi
pada pabrik tersebut
• Tidak tersedia air
minum untuk pegawai
di sekitar tempat
pengelasan
DAMPAK
• Suhu terlalu tinggi
mengakibatkan
pekerja kelelahan
• Suhu yang panas
pada saat produksi
juga dapat
mengakibatkan
pekerja rentan terjadi
dehidrasi
• Padapekerja dapat
terjadi heat stroke,
heat cramp,
gangguan ginjal.
UPAYA
• Memberi kipas angin
atau AC dan ventilasi
udara yang cukup
• Menyediakan air
mineral untuk pekerja
agar tidak terjdi
dehidrasi
• Pemecahan masalah
– Perawatan rutin pada kipas angin/AC
– Menambah ventilasi udara
– Melakukan pengecekan berkala pada kebersihan tempat
dan air minum untuk pekerja
PERMENAKER NO.5 TAHUN 2018
11. RADIASI
No Unit Kerja Hasil pengamatan Dampak yang terjadi Upaya Standar Pemecahan masalah
5 Radiasi Dari hasil pengamatan
yg diamati bahwa
dalam proses
pembuatan tabung gas
muncul cahaya yang
dapat mengandung
berupa radiasi infra red,
radiasi sinar tampak dan
atau radiasi ultra violet
1. Untuk lingkungan
pekerjaan dengan
pencahayaan yang
kurang dan kesilauan
dapat menimbulkan
kelelahan dan
ketidaknyamanan saat
melakukan pekerjaan
sehingga dapat
menyebabkan
kecelakaan dalam
bekerja.
2. Untuk bidang kesehatan
pemaparan sinar radiasi
dapar merusak mata
(inflamasi pada kornea,
katarak), pada kulit
(pygmentasi, eritema
pada kulit, keratosis,
cancer) dan diduga
dapat terkena jantung
ataupun syaraf.
Pekerja
diharapkan
menggunaka
n APD
berupa
kacamata
hitam untuk
mengurangi
paparan
sinar radiasi
Permennaker
No 5 tahun
2018
1. Melakukan rotasi
dan pembagian jam
kerja agar dapat
mengurangi paparan
sinar
2. Pekerja
menhgunakan APD
dalam hal ini
penggunaan
kacamata hitam agar
dapat menhurangi
paparan sinar s
14. No Unit kerja Faktor kimia Hasil pengamatan Penyakit Akibat Kerja
1. Cadmium oxide Pekerja terpapar
saat proses welding
steinless steal
Inhalasi : edem pulmo (Batuk, sesak), nyeri
pada tenggorokan, karsinogen, mutagenic
effect, dan toksik terhadap ginjal
2. Hexavalen Chrome Pekarja terpapar
saat proses welding
steinless steal
Organ Target: Darah, Ginjal, Paru,
Kronik : Teratogen, Karsinogen
Inhalasi : Iritasi mukosa membran dan
traktus respiratorius bagian atas
3. Nickel Pekerja terpapar
saat proses welding
steinless steal
Inhalasi
Metallic fume fever (flu-like fever with
metallic taste)
Perforasi septum disertai nyeri, demam,
batuk
Kronik: Dermatitis
15. No Unit kerja
Faktor kimia
Hasil pengamatan Penyakit Akibat Kerja
4. Vanadium Pekerja terpapar saat
proses welding
steinless steal
Menyebabkan iritasi pada mata,
kulit, saluran pernapasan
5. Uap, Gas, Asap Pada proses welding
(pengelasan) para
pekerja terpapar
berbagai macam zat
kimia
Standar/pp:
Permenaker no. 5 tahun
2018
Penyakit akibat kerja yang terjadi
tergantung dari jenis zat kimia
1. Akut : zat kimia menyebabkan
iritasi pada mata dan ggn traktus
respiratorius (batuk, sesak,
pulmonary edem), dermatitis
2. Kronik : kerusakan paru, cancer,
dan kerusakan target organ lainnya
(tergantung jenis zat kimia),
dermatitis
16. PEMECAHAN MASALAH
• Substitusi alat pengelasan dengan alat yang menghasilkan debu lebih rendah.
• Ventilasi /exhaust van yang sesuai dengan ukuran ruangan
• APD : masker khusus (welding Mask), welding Gloves,safety shoes, Apron berbahan
khusus,helm/topeng Las,welding goggles.
• Pemeriksaan kesehatan pekerja minimal 1 kali per tahun.meliputi anamnesis,pemeriksaan fisik
lengkap,laboratorium lengkap,spirometri,rontgen,pemeriksaan khusus mata
• Rolling berkala antar pekerja untuk mengurangi/mempersingkat pajanan pekerja terhadap bahaya
faktor kimia.
• Labeling data keselamatan pada bahan kimia yang berbahaya.
• Brainstorming kepada pekerja terkait bahaya dan resiko pekerjaan
17. FAKTOR BIOLOGI
Unit Kerja
Hasil
Pengamatan
Dampak yang
Terjadi
Upaya
Perusahaan Standar / PP Pemecahan Masalah
Virus,
Bakteri,
Jamur
Pekerja tidak
menggunakan
masker
Resiko saling
menularkan
penyakit
Memberikan
masker
Permenaker 5
tahun 2018
Membuat SOP bekerja, meningkatkan himbauan
kesadaran penggunaan APD
Ruangan minim
Ventilasi
Sirkulasi Buruk
Patogen
berputar di
ruangan sempit
dan tertutup
Kelembaban
tinggi resiko
jamur dan
penyakit kulit
lain
Ruangan kerja
di batasi
kepadatan
pekerja nya
Permenaker 5
tahun 2018
Menambah exhaust
18. KEBERSIHAN
Unit Kerja/
Bagian
Hasil pengamatan Dampak yang terjadi Upaya
perusahaan
Standar/pp Pemecahan masalah
Unit Produksi - Lantai kotor dan licin
- Dinding kotor
- Peralatan kerja kurang
bersih
- Ventilasi kurang
- Lantai yg licin dan kotor dapat
mengakibatkan pekerja terjatuh yg
bisa menimbulkan ggn
musculoskeletal
- Dinding dan peralatan kerja kotor
berdampak pada ketidak nyaman
pekerja
- Ventilasi yg kurang berdampa
pada buruknya pertukaran udara
dan cahaya yang masuk yg
mengakibatkan timbulnya
kelelahan
Tidak dpat
dinilai,
karena tidak
dilakukan
wawancara
langsung
Permenkes
No.70 Tahun
2016
- Pihak
perusahaan
harus menyedian
kan petugas
kebersihan yg
secara rutin
melakukan
pembersihan
lingkungan kerja
- memberi
tambahan
pendingin
ruangan seperti
kipas serta
menambah
ventilasi udara
Ruang ganti - Loker tersedia
- Kerapian kurang, barang-
barang pekerja tertumpuk
di lantai
- Tidak ada ventilasi
- Lembab
- Dapat menimbulkan sarang tikus
dan kecoa
Tidak dpat
dinilai,
karena tidak
dilakukan
wawancara
langsung
Permenaker
No. 5 tahun
2018
- Pemisahan ruang
ganti laki-laki dan
perempuan
- Harus dibersihkan
secara rutin
19. Unit Kerja/
Bagian
Hasil pengamatan Dampak yang terjadi Upaya
perusahaan
Standar/pp Pemecahan masalah
Ruang makan - Tersedia meja
dan kursi
- Lantai kurang
bersih
- Kersihan yang kurang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan
bagi pekerja saat break makan dan
menimbulkan gangguan kesehatan
bila makan yang dikonsumsi
terpapar vector penyakit seperti
lalat
Tidak dapat
dinilai
Permenaker
No. 5 tahun
2018
- Memberikan penyuluhan
untuk meningkatkan
pengetahuan pekerja
tentang pentingnya
kebersihan ruang makan
dan agar sama-sma
menjaga kebersihan
Toilet - Kurang bersih - Dapat menimbulkan penyakit
seperti ISK, atau gangguan
musculoskeletal bila terjatuh akibat
lantai toilet yang licin
Tidak dapat
dinilai
Permenaker
No. 5 tahun
2018
- Edukasi pekerja
- Penyediaan cleaning
servis
Kebersihan
secara umum
- Kurang terjaga Kebersihan yang kurang dapat
mengakibatkan timbulnya vector
penyakit seperti tikus, kecoa dan
nyamuk
Tidak dapat
dinilai
Permenaker
No. 5 tahun
2018
- Edukasi tentang
kebersihan kepada
tenaga kerja.
- Menyediakan fasilitas
spt tempat sampah di
lingkungan kerja
20. PETUGAS HYGIENE INDUSTRI
01 Kepmenaker No. 209 th 2019,
penerapan SKKNI di bidang
Hygiene perusahaan
Mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam hygiene industri
berdasarkan prosedur kerja di bawah
pengawasan atasan langsung.
Mampu melaksanakan tugas mandiri
untuk proses analisa, memecahkan
persoalan dan mengajukan gagasan.
02 UU No. 14 th 1969 Pasal 10
Pemberian pengobatan
Perawatan tenaga kerja
yang sakit.
Mengatur persediaan
tempat, cara dan syarat
kerja sesuai aturan
hygiene perusahaan.
03 UU No. 11 th 1962 Pasal 5
Penerangan dan pendidikan mengenai
hygiene.
Bimbingan bidang Hygiene.
Pengawasan dan pemeriksaan hygiene
lingkungan.
Pengawasan dan pemeriksaan proses
dan hasil produksi air, makanan &
minuman.
Pengawasan dan pemeriksaan benda,
alat yang dapat membahayakan
kesehatan.
Tugas ahli hygiene industri :
-Penyelidikan penyebab gangguan keseheatan ditempat kerja
-Pemantauan dan pengendalian penyebab gangguan kesehatan
-Tim surveilans (bersama dokter kesehatan kerja dan perawat
kesehatan kerja)
21. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TABUNG
GAS
Unit Kerja
Pressing Welding
Hasil pengamatan
Pelapisan logam yang akan
dipress dengan lembaran plastik
tipis
Sisa potongan/ lempengan logam
yang tidak terpakai saat proses
produksi
Dampak
-Menambah jumlah limbah
plastik yang sulit terurai
-Pencemaran Lingkungan
-Pencemaran Lingkungan
-Dapat mencederai pekerja apabila
sisa logam berbentuk tajam dan
terletak tersebar disekitar pekerja
Standard/PP Permenaker no. 5 tahun 2018
Permenaker no. 5 tahun 2019
UU no. 1 tahun 1970
Rekomendasi / Saran
untuk Perusahaan
-RECYCLE (daur ulang) -REUSE (penggunaan ulang)
-INCINERASI -RECYCLE (daur ulang)
22. Pengelolaan Limbah Cair
Unit Kerja
Hidrostatic Test Pengecatan Leak test
Hasil pengamatan Air tercampur bahan sisa proses welding
Terdapat potensi limbah dari bahan,
pelarut dan partikel cat Air yang dipakai tercampur dengan bahan sisa proses
produksi
Dampak •Kulit yang terus menerus terpapar cairan
yang terkontaminasi dapat menyebabkan
iritasi dan bergabai macam penyakit seperti
dermatitis kontak iritans, dsb
• Paparan dari zat kimia cat secara terus
menerus menyebabkan dermatitis
kontak iritan, alergi, iritasi mata,
kerusakan mukosa, mual, sesak napas,
kerusakan organ saluran nafas, kanker,
kerusakan SSP
•Pencemaran lingkungan
• Kulit yang terus menerus terpapar cairan yang
terkontaminasi dapat menyebabkan iritasi dan
bergabai macam penyakit seperti dermatitis kontak
iritans, dsb
Standard/PP
Permenaker No. 5 tahun 2018 Permenaker No. 5 tahun 2018 Permenaker No. 5 tahun 2018
Rekomendasi /
Saran untuk
Perusahaan
• Kontainer Penampung limbah kategori B3
tidak bocor, limbah tidak tercecer sebelum
ke tempat pembuangan akhir B3
• Primary treatment pada limbah cair
- Filter
- Penambahantangki sedimentasi
- Koagulator
• Penggunaan alat pelindung diri seperti
sarung tangan
• Kontainer Penampung limbah kategori
B3 tidak bocor, limbah tidak tercecer
sebelum ke tempat pembuangan akhir
B3
• Primary treatment pada limbah cair
- Filter
- Penambahantangki sedimentasi
- Koagulator
• Penggunaan alat pelindung diri seperti
sarung tangan dan masker
• Kontainer Penampung limbah kategori B3 tidak
bocor, limbah tidak tercecer sebelum ke tempat
pembuangan akhir B3
• Primary treatment pada limbah cair
- Filter
- Penambahantangki sedimentasi
- Koagulator
• Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung
tangan
23. Pengelolaan Limbah
Limbah Inhalan
Unit Kerja
Shotblasting Flanching Welding
Hasil Pengamatan Menghasilkan limbah debu logam, dan
partikel-partikel zat kimia cat
Menghasilkan limbah debu logam Menghasilkan gas karbon
monoksida (CO)
Dampak Dampak yang ditimbulkan dari partikel debu
logam dapat menyebabkan masalah pada
pernafasan khususnya organ paru, alergi,
konjungtivitis. Begitu juga partikel zat kimia
cat, khususnya baunya yang dihasilkan oleh
VOC dapat membuat pernafasan terganggu.
Dampak yang ditimbulkan dari
partikel debu logam dapat
menyebabkan masalah pada
pernafasan khususnya organ paru,
alergi, konjungtivitis.
Dampak yang ditimbulkan dapat
berupa sakit kepala, pusing, mual,
muntah bahkan dapat
menyebabkan kematian karena
asfiksia jika paparannya tinggi dan
dalam jangka waktu yang lama.
Standard Permenaker No. 5 tahun 2018 Permenaker No. 5 tahun 2018;
Pasal 20
Saran • Penggunaan masker dengan benar
• Penambahan Ventilasi Lokal Setempat untuk mengeluarkan udara yang mengandung debu logam maupun zat inhalan
lain sehingga zat tersebut tidak mengkontaminasi udara di tempat kerja.
24. TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA
No Proses Kerja Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan PAK Kemungkinan KK
1. Pressing/
pembuatan
tabung
Bising, panas,
vibrasi
- Jamur Berdiri lama,
gerakan
repetitif
Target
produksi
NIHL, heat syncope,
tinitus , neuropati, LBP,
stress kerja
Tertindih alat berat,
vulnus
2. Flancing Bising, panas,
vibrasi
Jamur Berdiri lama,
gerakan
repetitif
NIHL, Dermatitis, heat
syncope, tinitus ,
neuropati, LBP, stress
kerja
Tertindih alat berat,
vulnus
3. Welding Bising, vibrasi,
panas,
radiasi
Choren, pb,
fume, nikel, gas
(CO, NO, NO2)
Jamur Repetitif
awkward,
position:
twisting, over
reaching
Ca, NIHL, Heat
cramps, heat sycope,
heat exhaustion, heat
stroke, luka bakar,
dehidrasi, GGK, stress
kerja
Trauma suhu, trauma
mata ec corpal/cahaya,
keracunan gas, dehidrasi
4. Hidrostatik Bising, panas, Gas , uap,
aerosol
(debu,asap),
kabut, logam
Bakteri,
virus,
protozoa,
jamur
Posisi berdiri,
ruangan
terbatas/
Sempit,
Repetitif
Pneumoconiosi;
asbestosis, metal fume
fever, H2S CO gas
anestesi,
amalgam(mercuri), eye
strain, dermatitis, tinea
Tangan terjepit , tertimpa
produk, terjadi
kebakaran
25. TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA
No Proses
Kerja
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkina
n PAK
Kemungkinan
KK
5. Shot-
blasting
Bising, panas - Jamur Mengangkat barang,
posisi berdiri dan
membungkuk saat
mengambil tabung
gas
Target
Produksi
LBP Cedera tangan
6. Pasang
valve
Bising - Jamur Repetitif dan
berulang, posisi
berdiri
Pasang
valve
Terjepit alat
kerja
7. Leak test/
pencelu-
pan
Bising - Jamur,
bakteri
Repetitif Dermatitis
akibat kerja
-
8. Numerator Bising - Jamur Repetitif CTS Tertimpa
produk, Cedera
tangan
26. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja diperlukan dan harus diterapkan dengan baik di setiap tempat
kerja, agar tenaga kerja sehat dan selamat serta pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraan. Untuk ituidentifikasi masalah di lingkungan kerja harus segera dilakukan
beberapa masalah yang harus segera diupayakan agar tidak menjadi hambatan bagi pemberdayaan
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Saran:
• Melakukan identifikasi potensi bahaya
• Melakukan Pencegahan pada factor fisik, kimia, dan biologi
• Melakukan kontrol engineering dan kontrol administatif
• Memberikan APD yang sesuai dengan potensi bahaya dan lingkungan kerja