1. ANGGOTA KELOMPOK :
Dian Akhsanurrozi (131211086)
Muhammad Mislahul Umam (131211087)
Muhammad Khanif Syaifudin (131211088)
Muhammad Rifqi Alihasan (131211089)
Iqlimahtul Ashriyyah (131211090)
Khusnia Kholifatun Nisa’ (131211091)
2. Hasan Hanafi (dalam buku Moh. Nur Hakim 2003 : 29)
mendefinisikan bahwa tradisi atau turats merupakan segala
warisan masa lampau yang masa pada kita dan masuk ke
dalam kebudaayaan yang sekarang berlaku. Berarti bagi
pandangan Hanafi bahwa turats itu tidak hanya
peninggalan sejarah, tetapi juga sekaligus merupakan
persoalan zaman kini dengan berbagai tingkatannya.
Pengertian ritual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Tim Penyusun, 2001 : 959) adalah hal ihwal ritus atau tata
cara dalam upacara keagamaan. Upacara ritual atau
ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata
oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang
berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang
biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan
(Koentjaraningrat, 1990 : 190).
3. Metode penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara. Wawancara merupakan salah satu
bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa
wawancara, peneliti akan kehilangan informasi
yang hanya dapat diperoleh dengan jalan
bertanya langsung kepada responden.
Pengumpulan data
Dengan melakukan wawancara kepada
narasumber
4. Tradisi ini dilaksanakan pada 12 Robi’ul
Awwal untuk memperingati Maulud Nabi atau
lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini tidak diketahui secara pasti kapan
awal mulanya, karena tradisi ini merupakan
tradisi secara turun menurun.
5. Dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat di daerah
Kaliwungu Kendal.
Tradisi weh-wehan dilaksanakan pada waktu sore hari
sampai malam hari.
Dan biasanya pada malam harinya diadakan Maulud Nabi
di masjid.
Di tradisi weh-wehan tersebut juga memiliki jajanan khas
yang selalu ada diantara jajanan pasar yang lain, yaitu
jajanan pasar yang bernama Sumpil. Sumpil adalah
makanan yang berbahan dasar beras ketan kemudian di
buntel atau dibungkus dengan daun jati dan dibentuk
kerucut atau segitiga.
Tradisi weh-wehan itu diawali dengan menyiapkan
makanan atau bermacam-macam jajanan pasar di setiap
rumah.
6. Tradisi ini mengajarkan bahwa sedari kecil
kita diajarkan untuk memiliki rasa saling
memberi, tolong menolong, dan silaturrahmi (
terus menjalin tali persaudaraan).