2. Pengertian Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok
(Depkes.1979).
Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali
dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep
yang mengandung obat keras atau obat narkotik
adalah 10% (Moh. Anief. 1997).
3. Sediaan Salep berdasarkan
konsistensi
Unguenta : Salep yang mempunyai
konsistensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa, tapi mudah dioleskan
tanpa menggunakan tenaga.
Cream : Salep yang banyak mengadung
air, mudah diserap kulit , dan dapat
dicuci dengan air.
Pasta : Salep yang mengandung lebih
dari 50% zat padat ( serbuk ).
4. Cerata : Salep berlemak yang banyak
mengandung lilin, sehingga konsistensinya
lebih keras.
Gel : Salep yang lebih halus, umumnya
mengandung sedikit atau tanpa lilin,
digunakan sebagai basis.
5. 1. Basis Hidrokarbon
Sifat inert
Umumnya merupakan senyawa turunan minyak
bumi (Petrolatum) yang memiliki bentuk fisik
semisolid dan dapat juga dimodifikasi dengan
wax atau senyawa turunan minyak bumi yang cair
(Liquid Petrolatum)
Basis ini digolongkan sebagai basis berminyak
bersama dengan basis salep yang terbuat dari
minyak nabati atau hewani
Sifat minyak yang dominan pada basis
hidrokarbon menyebabkan basis ini sulit tercuci
oleh air dan tidak terabsorbsi oleh kulit.
6. Sifat minyak yang hampir anhidrat juga
menguntungkan karena memberikan kestabilan
optimum pada beberapa zat aktif seperti antibiotik.
Basis ini juga hanya menyerap atau mengabsorbsi
sedikit air dari formulasi serta menghambat hilangnya
kandungan air dari sel-sel kulit dengan membentuk
lapisan film yang waterproff.Basis ini juga mampu
meningkatkan hidrasi pada kulit. Sifat-sifat tersebut
sangat menguntungkan karena mampu
mempertahankan kelembaban kulit sehingga basis
ini juga memiliki sifat moisturizer dan emollient.
Selain mempertahankan kadar air, basis ini juga
mampu meningkatkan hidrasi pada kulit (horny layer)
dan hal ini dapat meningkatkan absorbsi dari zat aktif
secara perkutan. Hal ini terbukti dengan mengukur
peningkatan efek vasokonstriksi pada pemberian
steroid secara topikal dengan basis hidrokarbon.
7. KERUGIAN BASIS HIDROKARBON
Sifatnya yang berminyak dapat
meninggalkan noda pada pakaian serta
sulit tercuci oleh air sehingga sulit
dibersihkan dari permukaan kulit.
Hal ini menyebabkan penerimaan pasien
yang rendah terhadap basis hidrokarbon
jika dibandingkan dengan basis yang
menggunakan emulsi seperti krim dan
lotion.
8. Contoh kandungan basis
hidrokarbon
Soft Paraffin
Hard Paraffin
Liquid Paraffin
Vaselin Putih
Vaselin Kuning
Campuran Vaselin Dengan Malam Putih
& Malam Kuning
9. 1. Soft Paraffin
Basis yang diperoleh melalui pemurnian
hidrokarbon semisolid dari minyak bumi.
Jenis soft paraffin yaitu :
Berwarna kuning digunakan untuk zat aktif
yang berwarna.
Berwarna putih (melalui proses pemutihan)
digunakan untuk zat aktif yang tidak
berwarna, berwarna putih, atau berwarna
pucat.
Proses pemutihan menyebabkan sebagian
pasien sensitif terhadap soft paraffin yang
berwarna putih
10. 2. Hard Paraffin
Merupakan campuran bahan-bahan
hidrokar-bon solid yang diperoleh dari
minyak bumi.
Sifat fisik :
◦ tidak berwarna s/d berwarna putih
◦ tidak berbau
◦ memiliki tekstur berminyak seperti wax
◦ memiliki struktur kristalin
Hard paraffin biasanya digunakan untuk
memadatkan basis salep.
11. 3. Liquid Paraffin
Merupakan campuran hidrokarbon cair dari minyak
bumi. Umumnya transparan dan tidak berbau.
Mudah mengalami oksidasi sehingga dalam
penyimpanannya ditambahkan antioksidan seperti
Butil hidroksi toluene (BHT).
Di gunakan untuk menghaluskan basis salep dan
mengurangi viskositas sediaan krim.
Jika dicampur dengan 5% low density polietilen, lalu
dipanaskan dan dilakukan pendinginan secara
cepat, akan menghasilkan massa gel yang mampu
mempertahankan konsistensinya dalam rentang
suhu yang cukup luas (-15oC hingga 60oC).
Stabil pada perubahan suhu, kompatibel terhadap
banyak zat aktif, mudah digunakan, mudah disebar,
melekat pada kulit, tidak terasa berminyak dan
mudah dibersihkan.
12. 4. Vaselin Putih
Vaselin putih adalah campuran yang dimurnikan
dari hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari
minyak bumi dan keseluruhan atau hampir
keseluruhan dihilangkan warnanya. Dapat
mengandung stabilisator yang sesuai.
5. Vaselin Kuning
Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan
dari hidrokarbon setengah padat yang diperoleh
dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil
yang sesuai.
6. Campuran Vaselin Dengan Malam Putih & Malam
Kuning
Salep kuning: terdiri dari 50 g lilin kuning dan 950 g
vaselin putih untuk tiap 1000 g.
Salep putih: Tiap 1000 g mengandung 50 g lilin putih
dan 950 g vaselin putih
13. Contoh sediaan salep dengan
basis hidrokarbon
1. Acid Salicylici Unguentum (Salep Asam Salisilat)
tiap 10 gram mengandung:
Acidum salicylicum 200 mg
Vaselinum album ad 10 g
14. 2. Acid Salicylici Sulfuris Unguentum (Salep Asam
Salisilat Belerang)
tiap 10 gram mengandung:
Acidum salicylicum 200 mg
Sulfur 400 mg
Vaselinum album ad 10 g
15. 3. Hyoscini Oculentum (Salep mata Hiosina /
Skopolamin)
tiap gram mengandung:
Hyoscini hydrobromidum 2,5 mg
Paraffinum liquidum 65 mg
Vaselinum album ad 1 g
16. 2. Basis Adsorbsi (Basis Serap)
Basis salep ini mempunyai sifat hidrofil
atau dapat mengikat air
Basis ini juga dapat berupa bahan
anhidrat atau basis hidrat yang memiliki
kemampuan menyerap kelebihan air.
17. Sumber Basis Serap
Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan
campuran dari sterol-sterol binatang atau zat yang
bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat
yang memiliki gugus polar seperti sulfat, sulfonat,
karboksil, hidroksil atau suatu ikatan ester.
Contoh : Lanolin, ester lanolin, campuran steroid
dan triterpene alkohol dll
Tipe Basis Serap
Tipe 1 dasar salep yang dapat bercampur
dengan air membentuk emulsi air dalam minyak.
Contohnya adalah Parafin hidrofilik dan Lanolin
anhidrat.
Tipe 2 emulsi air dalam minyak yang dapat
bercampur dengan sejumlah larutan air
tambahan. Contoh tipe ini adalah Lanolin.
18. Contoh sediaan salep dengan
basis adsorbsi
1. Hydrophilic petrolatum
Kolesterol ………………… . 3%
Stearil alkohol …………….. 3%
White Wax ………………… 8%
White Petrolatum ………… 86%
19. Cara Pembuatan :
Lelehkan/lebur secara bersamasama stearil
alkohol, White Petrolatum, dan white wax di atas
water bath. Kemudian tambahkan kolesterol
sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
homogen dan dingin, dan membentuk masa
salep. Petrolatum hidrofilik dapat mengabsorbsi
jumlah air yang banyak dengan membentuk
emulsi air dalam minyak.
20. 3. Basis yang dapat dicuci
dengan air
Dasar Salep Emulsi M/A (vanishing cream)
Emulsifying Ointment B.P
Hidrophilic ointment
Fase minyak (fase internal) terdiri dari
petrolatum bersamaan dengan satu atau lebih
alkohol BM tinggi, seperti cetyl atau stearyl
alcohol.
Asam stearat mungkin termasuk dalam fase
minyak jika emulsi tersebut dalam bentuk sabun,
contohnya trietanolamin stearat. Pemberian
asam stearat dalam jumlah yang berlebihan
dalam formulasi akan menghasilkan salep yang
mengkilap seperti mutiara.
21. Petrolatum dalam fase minyak juga dapat
mempertahankan kestabilan air dalam
keseluruhan formulasi
Fase air (fase eksternal) dari basis tipe ini terdiri
dari:
Bahan Pengawet : metilparaben, propilparaben,
benzil alkohol, dan asam sorbet
Humektan : gliserin, propilen glikol, atau polietilen
glikol.
Emulsifier (biasanya menjadi bagian yg paling
banyak), bisa non-ionik, kationik, anionik, atau
amfoter. juga terdiri dari komponen yg larut
dalam air, stabilizer, pengontrol pH, atau bahan
lain yang berhubungan dengan sistem air
22. 4. Basis Larut Air
Sifat basis larut air:
Larut dalam air
Dapatdicuci
Tidak berminyak
Bebas Lipid
Tidak mengiritasi
Komponen utama : polietilen glikol
HOCH2(CH2OCH2)nCH2OH
23. Contoh sediaan salep dengan
basis yang dapat dicuci
dengan air
Salep polietilen glikol NF
polietilen glikol 3350 400g
polietilen glikol 400 600g
Propylene atau polyethylene glicol dan gel
dengan carbopol atau derivat selulosa
→larut air dan mengoptimasi hantaran obat
jenis steroid