Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan macam-macam dilalah. Dilalah didefinisikan sebagai proses memahami sesuatu dari sesuatu yang lain. Dilalah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu dilalah ghairu lafziyyah dan dilalah lafziyyah. Dilalah ghairu lafziyyah terbagi menjadi wadh'iyyah, 'aqliyyah, dan thab'iyyah, sedangkan dilalah lafziyyah
4. Pengertian
Menurut bahasa:
ةَلَالِد َلَاد–ُل ْوُدَي–
“petunjuk atau yang menunjukan”
Menurut Ilmu logika (mantiq) :
َالا ىّمَسُيَو ٍرْمَا ْنِم ٍرْمَا ُمْهَف َىِه ُةَلَالِّدلَاَّالث ُرْمَالاَو ُل ْوُلْدَمال ُلَّوَالا ُرْمىِنا
ُلاَّدال.
“Dilalah adalah proses pemahaman sesuatu dari sesuatu
yang lain; sesuatu yang pertama disebut Madlul (yang
diunjuk), sedangkan yang kedua disebut Dal (yang
menunjuk)”
6. Dilalah Ghairu Lafziyyah
ٍت ْوَص ْوَا ٍظْفَلُرْيَغ اَهْيِف ُلاَّدال ََانكاَم
“Dilalah yang dal-nya bukan berupa kata-kata
atau suara.”
Dilalah ini terbagi 3, yaitu:
1. Wadh’iyyah
2. ‘Aqliyyah
3. Thab’iyyah
7. Wadh’iyyah
“Dilalah yang dal-nya bukan lafadz yang terbentuk/
dibentuk oleh manusia (yang berupa penetapan)”
Contoh:
Bendera setengah tiang menandakan keadaan
berkabung.
merahnya lampu diperempatan menunjukan
dilarang lewat
8. ‘Aqliyyah
“Dilalah yang bukan lafadz dibentuk atau terbentuk
oleh akal (yang berdasarkan akal). “
Contoh:
perubahan susunan kamar, menunjukan ada orang
yang masuk dan mengadakan perubahan itu.
9. Thab’iyyah
“Dilalah yang dal-nya bukan lafadz
terbentuk/dibentuk secara thabi’i (yang bersifat
bawaan/alami)”
Contoh:
merahnya wajah menunjukan ia sedang malu.
10. Dilalah Lafziyyah
اًت ْوَص ْوَا اًظْفَلاَهْيِف ُلاَّدال ََانكاَم
“Dilalah yang dal-nya berupa kata-kata atau
suara.”
Dilalah Lafziyyah terbagi 3, yaitu:
1. Wadh’iyyah
2. ‘Aqliyyah
3. Thab’iyyah
11. Lafziyyah Wadh’iyyah
Dilalah bentuk lafadz (kata/suara) yang dibentuk
atau dibuat oleh manusia (yang berdasarkan
penetapan/ istilah).
Contoh:
Pemahaman kita terhadap “segala sesuatu yang
datang dari nabi, baik yang berupa perkataan,
perbuatan maupun penetapan Nabi atas perbuatan
sahabat (takrir)” dari Istilah As-Sunnah.
12. Lafziyyah Wadh’iyyah di bagi 3, yaitu:
ز
ََباَطُمْلَاََيِق
ََضَّتلَاَيِنمَّ
ََزيتْلياََيِم
“Dilalah yang menunjukan arti dari
suatu lafadz secara tetap sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya”
“Penunjukan arti dari suatu lafadz pada
sebagian dari arti yang tepat dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya”
“penunjukan arti dari suatu yang pasti
ada pada lafadz itu, tapi tidak tepat
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya”
13. Lafziyyah ‘Aqliyyah
Dilalah yang Dal-nya berupa suara yang rasional
(berdasarkan akal).
Contoh:
Adanya suara dibalik tembok menunjukan ada orang
disana. Karena akal menetapkan bahwa mustahil
ada suara orang tanpa ada orangnya.
14. Lafdziyyah Thab’iyyah
Dilalah yang berbentuk suara/ kata-kata yang
dibentuk/ terbentuk secara alami.
Contoh:
suara mengerang , menunjukan ada yang sakit.
karena secara amali mustahil orang mengerang bila
tidak sakit.