Angkutan Umum Solusi atau Penyebab Kemacetan Medan
1. Angkutan Umum, Solusi ataukah Penyebab Kemacetan Medan?
Akhir-akhir ini kondisi kemacetan di kota Medan sudah semakin parah saja, ditambah lagi
ruas-ruas jalan yang cenderung stagnan, namun jumlah kendaraan semakin bertambah dari
hari-hari. Jika kita lihat secara teliti, sejumlah angkot di kota Medan terlihat kurang terurus,
dan ada juga sudah tua namun belum “dipensiunkan”. Beberapa permasalahan ini semakin
berkembang, namun belum ada penanganan serius dari pihak pengelola angkot maupun pihak
berwenang, sehingga hingga kini masalah kemacetan masih merajai jalanan kota Medan.
Angkutan umum atau kerap disebut masyarakat Medan sebagai sudako menjadi alat
transportasi bagi sebagian besar warga kota Medan, memiliki mobilisasi yang cukup dinamis.
Angkot ini juga kerap menjadi sumber permasalahan bagi penggunanya, seperti asap knalpot,
kurang disiplin ketika merayap di jalan raya, serta perilaku yang kurang menyenangkan yang
timbul dari supir angkot yang dapat menimbulkan pertengkaran antara sesama pengemudi
angkot, maupun pengemudi kendara lain serta pejalan kaki.
Salah satu solusi kemacetan, adalah pengadaan angkutan umum untuk dapat mengangkut
penumpang secara massal, selain untuk mengurangi kadar poluran di udara. Namun, sejauh
ini, masih banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi, karena alasan kenyamanan,
maupun untuk prestise, selain itu dengan kendaraan pribadi kita bisa mengambil jalan
alternatif yang relatif jarang dilewati kendaraan, sehingga mengurangi waktu tempuh
perjalanan. Karena alasan-alasan tersebut, tidak heran jika di jalan raya terjadi penumpukan
kendaraan pribadi ditambah jumlah angkot yang sudah melebihi batas kewajaran, ditambah
pengemudi yang ugal-ugalan, menerobos lampu merah dan segenap dosa lalu lintas lainnya
yang menyebabkan kemacetan menjadi konsumsi harian warga kota Medan dan semakin hari
semakin menyamai jalanan ibukota.
Sesungguhnya, tujuan awal pengadaan angkot mulia, namun kurangnya perawatan angkot,
maupun kurangnya tenggang rasa yang dimiliki sesama penumpang, terutama oleh perokok
yang sesuka hatinya mengepulkan asap. Banyak yang perlu dibenahi dalam pemanfaatan
angkutan umum (angkot) sebagai bagian dari kebutuhan mobilitas khalayak dalam kota,
terutama perlu adanya penertiban lajur-lajur jalan, apakah itu untuk pejalan kaki, pengendara
sepeda motor, pengguna sepeda, mobil, bahkan untuk truk-truk berukuran besar agar
2. kecelakaan dapat dihindari, disiplin pengendara, serta keteraturan dalam menggunakan ruas
jalan dapat tercipta.
Dalam mendukung penyelenggaraan angkot sebagai transportasi bagi semua kalangan
masyarakat, bukan hanya angkot yang perlu berbenah diri, tetapi juga segenap pengguna
jalan, pihak berwenang yang mengawasi adanya tindak pelanggaran yang dilakukan oleh
pengendara; bukan malah memanfaatkan pelanggaran pengendara sebagai lahan untuk
mencari penghasilan tambahan, juga pengelola parkir yang harus memperhatikan segi
kelancaran lalu lintas; sehingga tidak sembarangan menjadikan sisi jalan yang harusnya
dipakai pejalan kaki, maupun supir angkot untuk menepi pada saat menurunkan penumpang.