Advertisement

Understanding Ableism_PerDIK.pptx

Researcher at Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) Yogyakarta
Mar. 22, 2023
Advertisement

More Related Content

Advertisement

Understanding Ableism_PerDIK.pptx

  1. UNDERSTANDING ABLEISM Akar Stigmatisasi dan Diskriminasi Disabilitas Ishak Salim, Nur Syarif Ramadhan, Zakia
  2. Kerangka Presentasi Apa itu Abelisme? Potret atau Sejarah Singkat Abelisme Abelisme hubungannya dengan Eugenik Klasik dan Neo- Eugenics Dua Tipe Abelisme: • Abelisme Fisik dan • Abelisme Mental Bagaimana Mengetahui Kita Abelis atau tidak Menjadi Bagian dari sistem atau lembaga yang Abelis Dampak Abelisme Bagaimana Menjadi Lebih Inklusif?
  3. Model-Model Disabilitas: Pengantar Individual Model of Disability Social Model of Disability Biopsychoso cial Model of Disability Critical Model of Disability (Ableism)
  4. Mengenal Model Kritis Difabilitas dan Abelisme Rumusan Model Kritis Difabilitas berupaya memahami fakta difabilitas berdasarkan perspektif relasi kuasa/pengetahuan, dan menyiapkan jenis intervensi yang tepat bagi difabel yang mengalami pemerentanan akibat relasi kuasa/pengetahuan yang tidak imbang. Relasi kuasa dalam konteks difabilitas adalah relasi antara the abled people dan the disabled people. Apa yang menjadi “musuh” dari the disabled people adalah pemikiran yang didasarkan pada normalisme the abled people yang dikenal sebagai Ableism. Ableism atau abelisme merupakan perilaku yang menunjukkan pemikiran dan sikap meremehkan atau membedakan difabel dengan orang lain berdasarkan kemampuan hidup dalam standar normalisme— kenormalan [tubuh]. (Ho, 2008)
  5. Apa itu Ableisme? Ableism, atau Abelisme adalah prasangka/perlakuan diskriminatif terhadap Difabel. Diskriminasi dapat terjadi secara disengaja atau tidak disengaja. Diskriminasi berdasar keyakinan bahwa ada cara benar/Normal bagi tubuh/pikiran berfungsi dan jika menyimpang dianggap inferior/Abnormal. Abelisme berpusat pada gagasan bahwa Difabel tidak sempurna dan perlu diperbaiki. Gagasan ini dapat muncul secara personal, Interpersonal dan institusional
  6. Sejarah Abelisme Pergeseran untuk mengakui Ableism dimulai pada gerakan hak-hak sipil (1960-an dan 1970-an), tetapi istilah ini tidak diciptakan sampai tahun 1980-an oleh para feminis di Amerika Serikat. Istilah Ableism pertama kali digunakan secara tertulis pada 1986 oleh Council of the London Borough Haringey dalam siaran pers. Sebagai konsep, Isme/ Abelisme Memang baru, tapi sejarah Abelis telah ada jauh sebelumnya. Kembali di Abad Pertengahan, difabel dianggap ‘kerasukan setan’ atau ‘roh jahat’. Mereka tidak diperhatikan atau dipertimbangkan yang sekarang kita anggap layak untuk semua orang.
  7. 1800-an, Gerakan Eugenika berdiri. Eugenika berusaha memajukan kemanusiaan dengan hanya membiakkan karakteristik yang "diinginkan" menjadi manusia (Contoh, Jerman di masa Hitler dengan NAZI berkuasa). Eugenika: konsep klasik dan rasis telah mendorong pengendalian populasi melalui mekanisme sterilisasi paksa dan pemeriksaan pernikahan, dan para pendukungnya menganggap orang kulit putih sebagai ras "terbaik". Neo-Eugenik (Saat ini), Contoh: Kebijakan Zero Down Syndrome di Islandia. Kemajuan pengetahuan telah membantu kita memahami bahwa tidak ada orang yang secara inheren lebih baik dari orang lain, terlepas dari berbagai cara tubuh dan pikiran kita bekerja dan keadaan tempat mereka berada. Namun, dunia tempat kita hidup saat ini adalah dunia yang masih sangat Ableist
  8. [Neo]Logisme Disabilitas Ranah Masyarakat Ranah Kebijakan  Dalam masyarakat—khususnya di Jawa— menggunakan beberapa istilah lokal yang terkait kecacatan maupun disabilitas.  Pekok (Lambat berpikir), Pethok (tak bisa bicara), Pah-poh/nyah-nyoh (Kemampuan berfikir kurang/lambat), Edan (Gangguan jiwa), Cah nyeng (Gangguan mental/intelektual), Pengung (Gangguan berpikir), Goblok (Gangguan mental/intelektual), Penthong (Kaki tidak berfungsi), Peyok (Kaki layu/polio), Pengkor (kaki kelainan bentuk), Buntung (Hilang anggota badan), Picek/picak (Tidak melihat), Cah SLB (Sekolah di SLB), Cah panti (direhabilitasi di panti sosial), Gagu (Gangguan bicara), Budheg (Gangguan mendengar), Solopok (Lambat berpikir), O’on atau Oneng (Gangguan mental/intelektual), Wong Ciri (Orang dengan kekurangannya).  Orang yang terganggu atau kehilangan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya; Orang/anak yang terganggu pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar; Orang dengan kelainan fisik, Emosional, Mental, Intelektual dan Sosial  Tjatjat, cacat, penderita tjatjat/cacat, berkekurangan djasmani dan rokhani, orang buta, tuli, bisu, imbeciel, atau yang mempunyai ‘tjatjat-tjatjat djasmani atau rochani lainnja’, anak cacat’, tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, tuna grahita ringan, tuna grahita sedang, tuna laras, tuna ganda, difabel, Penyandang Cacat’, penyandang disabilitas
  9. Dua Jenis Ableism Abelisme Fisik Diskriminasi kepada difabel fisik. Difabel fisik jarang dipertimbangkan dalam penataan ruang publik. Contoh: Bangunan, rambu, atau tanda yang tidak akses Pelabelan, Stereotif Abelisme Mental/Intelektual Diskriminasi terhadap Difabel mental (kejiwaan, neurodivergent, perkembangan) Memisahkan siswa dfabel ke dalam kelas/sekolah terpisah The Abled People, menggunakan kata-kata Abliest seperti "bodoh", "gila", "tolol", "terbelakang“ dll” Membayar pekerja difabel di bawah UMR
  10. Bagaimana Mengetahui Jika Seseorang Berperilaku Ableist Mikro Agresi (Tindakan Halus) Menganggap Difabel sebagai Ketidakmampuan/ Ketidakberdayaan Meremehkan difabel; Menganggap difabel kekanak-kanakan, tidak berkompeten, Abnormal Menggunakan kata-kata atau frase ableist Menggunakan kata-kata Ableist melaui percakapan maupun tulisan dan karya audio-visual. Makro Agresi (Diskriminasi Langsung) Tidak mempekerjakan difabel karena kedisabilitasanya Memilih lokasi pertemuan yang tidak akses Mengajukan pertanyaan invasif difabel terkait kedisabilitasannya Membuat film tanpa Subtitle, CC, Audio Describer. Ableist Sistemik atau Institusional Diam saja ketika mengetahui bangunan tidak akses Ragu mempekerjakan difabel Tidak melibatkan difabel dalam pekerjaan (baik privat maupun public) Tidak melibatkan diri dalam kegiatan difabel
  11. Stigmatisasi Vs Destigmatisasi labelisasi stereotifiikasi segregasi diskriminasi Delabelisasi Destereotifikasi Desegregasi Dediskriminasi
  12. Dampak Ableisme Membahayakan difabel secara emosional (Ungkapan dengan kata/kalimat ableist: Anggota DPR Buta dan Tuli; Kamu Autis; Seperti orang buta meraba gajah; Orang gila: aseksual dst. Membahayakan difabel secara fisik (Difabel berjalan di jalan yang tidak akses, transportasi public tidak akses, menuju bangunan yang tidak akses). Mendapatkan layanan publik minimum (baik di sektor Layanan Pendidikan, Kesehatan, Pariwisata, Perpustakaan dll). Membahayakan difabel dalam pekerjaan mereka (Kesempatan kerja lebih sedikit; upah lebih rendah, dan pendapatan rata-rata 37% lebih sedikit setiap tahun).
  13. Bagaimana Menjadi Lebih Inklusif Anda telah memulai Langkah pertama untuk menjadi tidak begitu Ableist setelah mempelajari Abeleisme! Tidak ada perubahan dapat dilakukan menjadi lebih baik sampai kita tahu apa yang kita lakukan salah. Belajar tentang bagaimana Ableism muncul dalam masyarakat kita adalah tool terbesar untuk berperilaku inklusif. Setelah Anda memahami Abelisme, apa yang dapat Anda lakukan ketika Anda menyaksikannya, dan bagaimana Anda dapat menghindari perilaku ABLEIST dalam hidup Anda? KABAR BAIK
  14. Bagaimana Melawan Ableism Respek Kepada Difabel dan Keputusan Mereka Double- Check atas ucapan, tindakan, dan pemikiran kita Suarakan Ableism ketika terjadi dan buat orang mengerti itu tidak boleh Promosikan Aksesibilitas dalam komunitas, tempat kerja, Sekolah, rumah sakit dan tempat lainnya Minta Pertanggung jawaban pemerintah politisi dan organisasi public Berjuang dengan serius bangun Masyarakat Inklusi
  15. Dari Eksklusi ke Inklusi DENIAL (exclusion) ACCEPTANCE (segregation) UNDERSTANDING (integration/Special education) KNOWLEDGE (Education for All)
  16. Beberapa Gagasan Tindak Lanjut Jika Anda Pengusaha atau pimpinan proyek, pekerjakan lebih banyak Difabel Berhenti menggunakan bahasa yang Ableist dalam percakapan Anda Jangan berasumsi Difabel dan berbicaralah kepada difabel seperti biasa Jika Anda pergi ke tempat yang tidak akses, bicaralah dengan staf manajerial di lokasi tersebut Jangan gunakan toilet/kamar mandi akses atau parkir di tempat parkir akses khusus difabel Gunakan tangga alih- alih lift, jadi ada lebih banyak ruang yang tersedia untuk pengguna kursi roda Ingatlah bahwa Difabel tidak ada di sini untuk menginspirasi orang lain Belajar langsung dari penulis, pencipta, dan aktivis Difabel di media manapun
  17. Kerja Kelompok • Kelompok berdasarkan organisasi Mitra-BaKTI • Identifikasi pemikiran/perlakuan Ableist yang terjadi dalam organisasi anda (baik yang disadari maupun yang selama ini kurang disadari—sengaja maupun tidak sengaja) • Diskusikan sesuai alur masalah (slide berikutnya) • Presentasikan hasilnya
  18. Alur Membahas Fenomena Abelisme (Ableist; penyebab terjadinya Perlakuan Ableist, faktor pendorong timbulnya sebab, dan dampak dari Ableis) Faktor Pendorong Penyebab Terjadinya Perlakuan Ableist BENTUK ABLEIST [MASALAH] Dampak ABLEIST
  19. Presentasi
  20. Terima Kasih
  21. Suplemen
  22. Fenomena sosial Disabilitas dapat diartikan sebagai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosial. Gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati kehidupan sosial. Fenomena Sosial Bisa diamati di level Rumah Tangga, Komunitas dan Masyarakat.
  23. Faktor-faktor Penyebab Fenomena Sosial 1)Faktor kultural, faktor yang mengandung nilai sosial yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat. 2)Contoh: Nilai yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah, tabu, dst Faktor struktural, merupakan faktor yang mempengaruhi struktur masyarakat yang tersusun oleh suatu pola tertentu. Contoh: pola relasi antar orang atau institusi yang hirarkis
  24. Fenomena Sosial pada 3 Level Rumah Tangga Perempuan [Disabilitas] Kepala Keluarga Kekerasan Dalam Rumah Tangga bagi Anggota Disabilitas Kekerasan terhadap anak dengan Disabilitas Kecanduan game Komunitas Geng Motor Remaja Tawuran antar siswa/sekolah Diskriminasi berbasis seksualitas Homophobia Masyarakat Migrasi Endemik Perampasan lahan Stigmatisasi
  25. SETIAP ORANG MEMILIKI MULTI IDENTITAS Gender/ Orientasi Seksual Ras Status Sosial Ekonomi Pilihan Politik/ Nasionalisme Kepercayaan Disabilitas Usia
  26. IDENTITAS DAN IDEOLOGI/STRUKTUR YANG MENEKAN IDENTITAS Disabilitas Queer Ras/Etnis Flores Perempuan Orang Muda IDEOLOGI/ STRUKTUR Ableism Homophobia Rasisme Xenophobia Seksisme Ageism
  27. PERTANYAAN UNTUK MENGENALI INTERSEKSIONALITAS • Komunitas mana yang dilayani dan mana yang tidak? Mengapa? • Siapa yang dapat berpartisipasi dan siapa yang tidak? Mengapa? • Siapa yang memiliki akses ke sumber daya dan dukungan dan siapa yang tidak? Mengapa? • Suara siapa yang didengar dan siapa yang tidak? Mengapa?
Advertisement