Dokumen tersebut membahas tentang keracunan pestisida, termasuk jenis pestisida berdasarkan bahayanya, gejala dan tingkat keracunan, faktor penyebabnya, golongan pestisida yang direkomendasikan untuk pertanian, prinsip penggunaannya, kriteria toksisitas dan label yang harus dicantumkan, serta cara pencegahan dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan pestisida.
2. Jenis Pestisida menurut tk.
Bahaya
1. Pestisida sangat berbahaya
sekali
2. Sangat berbahaya
3. Berbahaya
4. Cukup berbahaya
3. • Penyemprotan tidak memenuhi
aturan akan mengakibatkan
banyak dampak, diantaranya
dampak kesehatan bagi
manusia yaitu timbulnya
keracunan pada petani yang
dapat dilakukan dengan jalan
memeriksa aktifitas
kholinesterase darah.
4. • Pengukuran tingkat keracunan berdasarkan
aktifitas enzim kholinesterase dalam darah
dengan menggunakan metode Tintometer Kit,
tingkat keracunan adalah sebagai berikut : 75%
- 100 % kategori normal, 50% - 75% kategori
keracunan ringan, 25% - 50 kategori keracunan
sedang dan 0% - 25% kategori keracunan berat
• Faktor yang berpengaruh dengan terjadinya
keracunan pestisida adalah faktor dari dalam
tubuh (internal) dan dari luar tubuh (eksternal).
5. • Pestisida yang banyak
direkomendasikan untuk
bidang pertanian adalah
golongan organofosfat, karena
golongan ini lebih mudah
terurai di alam. Golongan
organofosfat mempengaruhi
fungsi syaraf dengan jalan
menghambat kerja enzim
kholinesterase, suatu bahan
kimia esensial dalam
mengantarkan impuls
sepanjang serabut syaraf.
6. Prinsip-prinsip Penggunaan pestisida
Pemakaian pestisida sebagai alternatif
terakhir
Pilih pestisida yang tidak beracun, tidak
persisten, tidak meninggalkan residu
Apabila pestida beracun & persisten
pemakaiannya harus berganti-ganti.
Apabila tidak ada alternatif lain
pergunakan sedikit mungkin & selektif.
7. Pestisida Ideal
1. Mempunyai daya racun tinggi bagi hama sasaran
2. Kurang beracun bagi manusia dan hewan
3. Berbau menarik bagi hama
4. Murah, Mudah diperoleh, siap pakai
5. Secara kimiawi mempunyai residu yang stabil
pada hama sasaran
6. Tidak stabil di alam & mudah di uraikan
7. Tidak menimbulkan korosif terhadap benda-
benda
8. Tidak meningalkan bercak-bercak pada logam
9. Mudah diolah menjadi formulasi yang di inginkan.
8. PENGAMANAN PENGUNAAN
PESTISIDA
A. Persiapan
1. Pengadaan/pembelian pestisida
a. Pilihlah pestisida sesuai dengan hama yang akan
dikendalikan
b. Pastikan luas area yang akan dikendalikan
c. Pilih bentuk dan formulasi sesuai dengan
kebutuhkan
d. Pilih kemasan yang terkecil yang utuh dari
pestisida yang terdaftar dan isinya dapat habis
sekali pakai
e. Perhatikan gb/pictogram yang tertera pada
kemasan.
9. 2. Penyediaan alat
1. Alat aplikasi
bentuk EC, WP, SP menggunakan alat
penyemprot
2. Alat bantu untuk pencampuran
3. Alat Pelindung Diri
11. B. PELAKSANAAN
1. Cara mencampur pestisida
langkah-langkah:
Pengenceran disesuikan dengan konsentrasi
atau dosis sesuai dengan petunjuk dalam
kemasan
Bila ingin mencampur dengan bahan lain lihat
label
Waktu mencampur sirkulasi udara lancar
Pakai APD
Setiap terjadi kontaminasi segera dicuci
12. Ket pada label Pestisida
Nama dagang formulasi
Jenis Pestisida
Nama dan Kadar bahan aktif
Isi atau berat bersih dalam kemasan
Peringatan keamanan
Klasifikasi dan simbol bahaya
Petunjuk keamanan
Gejala keracunanPertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
13. Perawatan medis
Petunjuk penyimpanan
Petunjuk penggunaan
Piktogram (lihat: Klasifikasi dan Simbol Bahaya
Pestisida)
Nomor pendaftaran
Nama dan alamat serta nomor telepon
pemegang nomor pendaftaran
Nomor produksi, bulan, tahun produksi dan
bulan kadaluwarsa.
Petunjuk pemusnahan
14. KRITERIA TOKSISITAS PESTISIDA DAN
KETENTUAN LABELNYA (*)
Toksisitas Acut oral LD50 Kata-kata tanda larangan
dan antidotannya
Racun kuat
Highly toxic
0-50 mg/kg
Segera panggil dokter
Jauhkan dari anak-anak
Warning
Racun sedang
Moderately toxic
50-500 mg/kg Tidak ada pernyataan antidota
Jauhkan dari anak-anak
Racun lemah
Low order toxicity
500-5000 mg/kg Caution
Tidak ada pernyataan antidota
Jauhkan dari anak-anak
Racun yang tidak
membahayakan
> 5000 mg/kg Tidak ada kata-kata larangan
Tidak ada pernyataan antidota
Jauhkan dari anak-anak
15. HUBUNGAN ANTARA LD50 ORAL AKUT
DENGAN
JUMLAH INSEKTISIDA YANG
MENIMBULKAN
KEMATIAN PADA MANUSIA
LD50 ORAL ACUT
(mg/kg)
Perkiraan dosis oral yang
dapat mematikan
manusia dgn BB 60kg
5
5 s/d 50
50 s/d 500
500 s/d 5000
5000 s/d 13.000
Beberapa tetes saja
1 sdt
1 s/d 2 sdt
28,35 gr
453,59 gram s/d 907,18 gram
16. Klasifikasi dan symbol bahaya pestisida
Kelas Berbahaya
Keterangan yang perlu dicantumkan di dalam label
Pernyataan berbahaya Warna Simbol Bahaya Simbol Kata
Ia.
Sangat berbahaya
sekali
Sangat beracun Coklat Tua
Sangat Beracun
Ib.
Berbahaya sekali
Beracun Merah Tua
Beracun
II.
Berbahaya
Berbahaya Kuning Tua
Berbahaya
III.
Cukup berbahaya
Perhatian Biru Muda Perhatian!!!
IV.
Tidak berbahaya pada
pemakaian normal
Hijau
17. Takaran aplikasi
Dosis Aplikasi
jumlah pestisida yang diaplikasikan sesuai
dengan luas bidang sasaran
jumlah fumigan yang diaplikasikan untuk
setiap satuan volume ruang sasaran.
Konsentrasi Aplikasi
jumlah pestisida yang dicampurkan dalam
1 liter air(bahan pengencer lainnya).
18. 2. Cara Aplikasi
a. Pilih alat semprot sesuai dengan luas areal yang
akan disemprot
b. Pastikan alat dalam keadaan baik
c. Waktu penyemprotan pagi pukul 08.00 – 11.00
dan sore 15.00-18.00
d. Jangan melakukan penyemprotan disaat angin
kencang, jangan melawan arah angin
e. Jangan makan, minum, merokok disaat
penyemprotan.
f. Gunakan APD
g. Jangan mengusap bagian tubuh denga tangan
sewaktu penyemprotan
19. C. Pasca Pelaksanaan
a. Sisa campuran dan wadah segera kubur
dalam tanah atau sesui dengan aturan/label
b. Cuci alat aplikasi
c. Periksa alat jika ada yang rusak segera
perbaiki
d. Kembalikan alat dan bahan di tempat yang
aman & terkunci
e. Tanggalkan pakaian untuk segera dicuci , dan
segera mandi
21. PENCEGAHAN & PERTOLONGAN
PERTAMA KERAC. PESTISIDA
A. Pencegahan.
1. Apabila sewaktu menyemprot badan terasa
sakit, hentikan pekerjaan pergilah ke PKM
terdekat/dokter
2. Bila penyemprot merasakan pusing, mual,
muntah, tremor, tidak boleh melakukan
penyemprotan selama I mg sampai gejala
gejala tersebut hilang.
3. Usahakan periksa 6 bln se x u/ mengetahui
kadar cholinestrase
22. B. Pertolongan Pertama
Apabila anggota badan atau mata
terpecik /tertelan/terhisap lakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Tanggalkan pakaian yang terkena pestisida
dan cucilah bagian tubuh yang terkena
dengan sabun
2. Apabila pestisida mengenai mata cucilah
mata dengan air bersih selama 15 menit
23. 3.3. Apabila pestisida tertelanApabila pestisida tertelan
dan masih sadar segeradan masih sadar segera
muntahkan denganmuntahkan dengan
memberikan air minummemberikan air minum
hangat dan diberi satuhangat dan diberi satu
sendok garam dapur atausendok garam dapur atau
denga cara menggelitikdenga cara menggelitik
tenggorokan dengan jaritenggorokan dengan jari
tangan yang bersih.tangan yang bersih.
Usahakan terusUsahakan terus
pemuntahan sampai cairanpemuntahan sampai cairan
muntahan jernih.muntahan jernih.
24. 4. Apabila pestisida terhisap bawahlah
penderita ke ruangan yang berudara
segar dan bila perlu beri pernafasan
buatan
5. Selanjutnya segera hubungi dokter
atau petugas medis yang
berwenang dan bawa label
pestisidanya (kalau ada)
6. Jangan diberi sesuatu melalui mulut
pada penderita yang tidak sadar,
segera bawa ke dokter.
25. Pembuangan dan
Pemusnahan Pestisida
Para ahli kesehatan lingkungan metode-
metode yang lebih baik dan aman. Aman
bagi manusia maupun lingkungan
hidupnya.
Dari sekian banyak cara-cara
pemusnahan pestisida yang telah
dilakukan terdapat 4 cara yang paling baik
dipergunakan yaitu:
26. Dekomposisi Thermal
cara membakar sisa-sisa dan
kontainer pestisida. Untuk
memperoleh hasil pembakaran yang
sempurna diperlukan panas yang
tinggi. Incinerator yang dipergunakan
harus mampu menghasilkan suhu
9000C-10000C.
27. • Pembakaran suhu tinggi dan waktu yang lama,
dapat mengurangi pencemaran udara oleh
kontaminan partikel debu pestisida.
• Instalasi pembakaran (Incenerator), dilengkapi
saringan karbon, ataupun dengan “Porous Clay
Bed”.
• Pestisida yang mengandung bahan-bahan aktif
air raksa, arsen timah hitam atau senyawa-
senyawa analognya, tidak boleh dibakar kalau
memang belum tersedia sarana khusus untuk
membuang abunya
28. Netralisasi dengan bahan kimia
(Chemical Neutralization )
• Cara ini hanya dapat dpergunakan
untuk jenis pestisida spesifik saja
terutama yang termasuk ke dalam
golongan Organophospat dan
Carbamat. Bagi golongan Chlorinated
Hydrocarbon, cara ini tidak dianjurkan
29. • Sebagian gol. Organophospat dan
Carbamat dapat dinetralisir dengan asam
nitrit atau asam sulfur, sebagian
dinetralisir dengan Hidrocarbon; sebagian
lagi menggunakan basa Natrium
Hidroksida maupun Amonium Hidroksida.
Selain itu ada juga yang dapat dinetralisir
dengan senyawa Chlorine, Peroksida
ataupun senyawa kimia aktif lainnya.
30. Kalsium Hipoklorit palingKalsium Hipoklorit paling
banyak dipergunakan untukbanyak dipergunakan untuk
menetralisir racunmenetralisir racun
Organophospat dan Carbamat,Organophospat dan Carbamat,
sedangkan senyawa yangsedangkan senyawa yang
bersifat asam atau alkalinebersifat asam atau alkaline
Hidrolisa kuat biasanya tidakHidrolisa kuat biasanya tidak
mendapatkan hasil yangmendapatkan hasil yang
sempurna.sempurna.
31. Penguburan dalam tanah
(Landfill)
• Cara ini pada dasarnya dipergunakan kalau
memang belum diperoleh cara lain yang lebih
tepat. Untuk suatu jumlah sisa-sisa pestisida
yang sedikit, maka penguburan dangkal
sedalam 50-70 cm masih diperlukan bila
tanahnya liat.
• Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan
dalam rangka pelaksanaan pembuangan atau
pemusnahan sisa-sisa pestisida dengan cara
dikubur adalah sebagai berikut:
32. 1. Lokasi lubang pembuangan/pemusnahan
ditempatkan pada tanah yang bila musim
hujan tinggi permukaan air tanahnya tidak
lebih dari 3,25 meter di bawah permukaan
tanah.
2. Jenis tanah yang baik adalah tanah liat.
3. Jika Jarak lokasi lubang
pembuangan/pemusnahan pestisida dalam
partai besar; terhadap sumber air penduduk,
aliran air dan rawa-rawa diperhitungkan tidak
kurang 3 mil
33. • Khusus golongan Chlorinated
Hydrocarbon, termasuk pestisida Natrium
Pentachlorofenol, mempunyai waktu
paruh berkisar 3 tahun. Perjalanan polutan
kimia racun dapat mencapai aliran air
tanah dalam waktu 3 tahun sejauh 3-5 mil
(1 mil = 1.61 km)
34. 1. Jarak lokasi pembuangan/pemusnahan
pestisida partai besar dengan lingkungan
pemukiman penduduk, tempat rekreasi anak-
anak, lapangan olahraga maupun tempat
pengembalaan ternak terdekat tidak kurang
dari 3,000 ft (1ft = 0,3048 meter)
2. Jangan menempatkan lubang
pembuangan/pemusnahan pestisida pada
tanah yang dipersiapkan untuk pertanian
rakyat, perluasan kota dan pemukiman,
tempat-tempat umum dan lain-lain
35. 3. Di sekeliling tempat pemusnahan harus
didirikan pagar dengan radius 3 meter
dengan lubang
pembuangan/pemusnahan sebagai titik
pusat lingkungan pagar. Pagar terbuat
dari bahan yang kuat dan tidak mudah
patah.
4. Demi keamanan dan keselamatan, maka
perlu dipasang tanda-tanda
peringatan/pelarangan antara lain:
36. Papan peringatan yang memuat
tanggal, jumlah, nama dan bahan aktif
pestisida yang dibuang/dimusnahkan
Tanda larangan dengan gambar
tengkorak bertuliskan “AWAS RACUN”
dan kata-kata “DILARANG MASUK”
Papan peringatan dibuat dengan bahan
yang tahan lama dan kuat, ukuran 40 x
60 cm. Tulisan dan gambar pada butir 2
harus dengan warna merah diatas
warna dasar putih.
37. • Pelaksanaan
pembuangan/pemusnahan
pestisida harus dilakukan oleh
petugas yang berwenang dan
ditunjuk oleh Badan Pemerintah
di bidang kesehatan lingkungan.
Teknis pemusnahan harus sesuai
dengan petunjuk yang ditetapkan
41. 4. Degredasi Biologis
• Adalah pemusnahan yang berlangsung
dengan proses detoksifikasi di dalam
tanah oleh adanya reaksi biokimia.
• Beberapa jenis pestisida dapat
dipecahkan senyawanya dengan baik
terutama tidak terlalu persisten di dalam
tanah. Dalam hal ini tingkat persistensinya
pun berbeda-beda tergantung pada :
reaktifitas pestisida, kelarutan air tanah,
kerentanan dalam reaksi biokimia.
42. • Dari keempat cara ,pemilihan alternatif
pemusnahan masih diperlukan sesuai
dengan kondisi setempat serta peraturan
yang berlaku.
• Studi kelayakan , mutlak diperlukan
Perencanaan dan penyelenggaraan yang
baik dalam pemusnahan pestisida dapat
menjamin resiko pencemaran lingkungan
sekecil mungkin