SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
PRESIDEN
REPI.JELIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 68 TAHUN 2022
TENTANG
REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
c.
a. bahwa sumber daya manusia/ tenaga kerja
kompeten yang produktif dan berdaya saing dapat
diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan
vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan elisien;
b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pendidikan
vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan efisien
sehingga menghasilkan lulusan yang kompeten dan
dibutuhkan pasar kerja atau mampu berwirausaha,
diperlukan revitalisasi pendidikan vokasi dan
pelatihan vokasi;
bahwa untuk mewujudkan revitalisasi
vokasi dan pelatihan vokasi diperlukan peran dan
sinergi dari pemangku kepentingan;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Presiden tentang Revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
d.
1.
Mengingat:
SK No 132424A
MEMUTUSKAN:. ..
Menetapkan
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-2-
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG REVITALISASI
PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan menengah
yang menyiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dan/atau berwirausaha dalam bidang
tertentu dan pendidikan tinggi yang menyiapkan
mahasiswa untuk bekerja dan/ atau berwirausaha
dengan keahlian terapan tertentu.
2. Pelatihan Vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan
untuk bekerja dan/ atau berwirausaha.
3. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap
individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
4. Standar Kompetensi Kerja adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
dan syarat jabatan dan meliputi Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, Standar Kompetensi Kerja
internasional, dan/ atau Standar Kompetensi Kerja
khusus.
5. Sertifikasi...
SK No 132425A
PRESIDEN
PUBLIK INDONESIA
-3-
5. Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian
sertifikat kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai
Standar Kompetensi Kerja.
6. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
8. Kamar Dagang dan Industri yang selanjutnya
disebut KADIN adalah wadah bag pengusaha
Indonesia dan bergerak dalam bidang perekonomian.
Pasal 2
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dilakukan dengan tqiuan:
a. meningkatkan akses, mutu, dan relevansi
penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
b. mendorong pembangunan keunggulan spesilik di
masing-masing lembaga Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi sesuai potensi daerah dan
kebutuhan pasar kerja;
c. melakukan penguatan sinergi antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia
industri, dunia kerja, dan pemangku kepentingan
lainnya dalam meningkatkan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia ltelaga kerja Indonesia;
SK No 132426A
d. membekali . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
membekali sumber daya manusia/ tenaga kerja
dengan kompetensi untuk bekerja dan/ atau
berwirausaha; dan
mendorong partisipasi dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja dalam rangka pelaksanaan
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Pasal 3
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dilakukan melalui upaya pembenahan Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi secara menyeluruh,
berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi:
a. kebutuhan sumber daya manusia/ tenaga kerja
kompeten;
b. penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
c. penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
d. penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi;
e. koordinasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
f. peran Pemerintah Daerah;
g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
h. pendanaan.
BAB II
KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA/TENAGA KERJA KOMPETEN
Pasal 5
(1) Kebutuhan sumber daya manusia/tenaga kerja
kompeten dituangkan dalam perencanaa.n tenaga
kerja.
d
e
SK No 132427 A
(2) Perencanaan . . .
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONES
-5-
(2) Perencanaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun dengan mengacu pada Sistem
Informasi Pasar Kerja yang dimutakhirkan secara
terus-menerus.
(3) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (21 disusun oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan.
Pasal 6
(1) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (3) memuat:
a. struktur tenaga kerja;
b. karakteristik tenaga kerja;
c. persediaan tenaga kerja; dan
d. kebutuhan tenaga kerja dalam dan luar negeri.
(2) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (l) dapat juga berisi informasi mengenai
kondisi antara yang memfasilitasi atau menghambat
tercapainya keseimbangan pasar kerja.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi
Pasar Kerja diatur dengan Peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
ketenagakerjaan.
Pasal 7
(1) Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi berbasis
kompetensi dan mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja.
(21 Standar Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (l) terdiri atas:
a. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;
b. Standar Kompetensi Kerja internasional;
dan/atau
c. Standar Kompetensi Kerja khusus.
SK No 132428A
(3) Standar...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
(3) Standar Kompetensi Ke{a Nasional Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
disusun oleh KADIN, asosiasi pengusaha, dan
asosiasi profesi/industri berkoordinasi dengan
kementerian/Iembaga sesuai dengan sektor masing-
masing.
(41 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan
atas usulan kementerian/lembaga sesuai dengan
sektor masing-masing.
(5) Standar Kompetensi Kerja internasional dan Standar
Kompetensi Kerja khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b dan huruf c dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB III
PEI{YELENGGARAAN PENDIDIKAN VOKASI DAN
PELATIHAN VOKASI
Pasal 8
(1) Prinsip dasar penyelenggaraan Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi meliputi:
a. berorientasi pada kebutuhan dunia usaha,
dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan;
b. tanggung jawab bersama antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia
industri, dunia kerja, dan masyarakat;
c. berbasis pada kompetensi;
d. pembelajaran sepanjang hayat; dan
e. diselenggarakan secara inklusif.
SK No 132429A
(2) Prinsip
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-7 -
(21 Prinsip dasar penyelenggaraan Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dijabarkan dalam strategi nasional
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Pasal 9
(1) Pendidikan Vokasi meliputi:
a. pendidikan kejuruan; dan
b. pendidikan tinggi vokasi.
(21 Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menjadi tugas dan tanggung jawab menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pendidikan Vokasi untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya manusialtenaga kerja sektor masing-
masing dapat diselenggarakan oleh
kementerian/ lembaga terkait.
(4) Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) untuk pendidikan tinggi dilaksanakan
setelah mendapatkan penugasan dari kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) untuk pendidikan kejuruan dilaksanakan
setelah berkoordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan dan kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 10. . .
SK No 132430A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESlA
-8-
Pasal 1O
(1) Pelatihan Vokasi meliputi:
a. pelatihan kerja; dan
b. kursusketerampilan.
(21 Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk:
a. pembekalan Kompetensi Kerja;
b. alih Kompetensi Kerja; dan
c. peningkatan Kompetensi Kerja,
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia
industri, dunia kerja, dan berwirausaha berdasarkan
Standar Kompetensi Kerja.
(3) Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menjadi tugas dan tanggung jawab menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pelatihan Vokasi untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya manusiaf tenaga kerja sektor masing-
masing menjadi tugas kementerian/lembaga terkait
atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Penyelenggaraan dan pembinaan Pelatihan Vokasi
yang menjadi tugas kementerian/lembaga
dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan
kementerian yang urltsan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan
kementerian yang urusan
pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi wajib
menjamin ketersediaan pendidik dan instruktur
yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja.
SK No 132431A
(2) Pemenuhan . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
(21 Pemenuhan ketersediaan pendidik dan instruktur
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. peningkatan kompetensi pendidik dan
instruktur yang sudah ada;
b. rekrutmen pendidik dan instruktur, termasuk
yang berasal dari tenaga ahli industri yang
berpengalaman dan purnatugas; dan
c. penugasan praktisi sebagai pendidik dan
instruktur.
(3) KADIN, asosiasi pengusaha, dan asosiasi
profesi/industri mendukung ketersediaan pendidik
dan instruktur yang memenuhi Standar Kompetensi
Kerja.
Pasal 12
(1) Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
menyediakan sarana dan prasarana untuk
menjamin tercapainya Standar Kompetensi Kerja.
(2) Dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja wajib
mendukung penyediaan sarana dan prasarana
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
BAB IV
PEI{YELARASAN PENDIDIKAN VOKASI DAN
PELATIHAN VOKASI
Pasal 13
Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja
dilakukan dalam:
a. pen5rusunan dan penyesuaian kurikulum;
b. penJrusunan Standar Kompetensi Kerja;
c. penyelenggaraan akses pemagangan dan praktik
kerja industri;
SK No 132432A
d. pengakuan
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 10_
d. pengakuan sertifikat kompetensi/profesi lulusan
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
e. rekrutmen kerja bag lulusan yang memenuhi
kualifikasi sesuai dengan kebutuhan;
f. pendirian lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sesuai kebutuhan dunia usaha, dunia
industri, dan dunia kerja;
g. penempatan praktisi atau tenaga ahli industri yang
berpengalaman dan purnatugas sebagai pendidik
dan instruktur; dan
h. kegiatan penelitian dan hilirisasi bersama lembaga
pendidikan.
Pasal 14
(1) Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
merupakan tanggung jawab menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan dan menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
(21 Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan bersama:
a. kementerian/lembaga terkait; dan
b. KADIN.
(3) Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
mengikutsertakan asosiasi pengusaha dan asosiasi
profesi/industri.
Pasal 15
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya mendukung dan
memfasilitasi KADIN, dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja, serta masyarakat dalam
mendirikan lembaga Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi.
(2) Pendirian . . .
SK No 132433 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
(21 Pendirian lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan di kawasan ekonomi khusus,
kawasan industri, wilayah pusat pertumbuhan
industri, dan kawasan berikat.
(3) Dukungan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berbentuk kemudahan perizinan,
insentif, dan pembinaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB V
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI DAN
PEI.,ATIHAN VOKASI
Pasal 16
(1) Penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi dilaksanakan melalui:
a. akreditasi lembaga; dan
b. Sertifikasi Kompetensi/profesi bagi peserta
didik/peserta latih.
(21 Akreditasi lembaga sebagaimana dimaksud
pada ayat (l) huruf a ditetapkan oleh
badan/lembaga akreditasi nasional masing-masing
kementerian/lembaga yang mengacu pada
kekhususan kompetensi luaran lembaga Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
(3) Sertifikasi Konipetensi/profesi bagr peserta
didik/peserta latih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh lembaga
sertifikasi yang telah memiliki lisensi dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi.
(41 Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi/profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilakukan melalui saling pengakuan antarnegara.
SK No 132434A
(5) Sertifikasi...
BAB VI
KOORDINASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI
Pasal l8
PRESIOEN
REPUBLIK INOONESIA
_12_
(5) Sertifikasi yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja internasional atau Standar Kompetensi Kerja
khusus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) melaksanakan uji kompetensi dengan
melibatkan asesor dari dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja.
Pasal 17
(1) Dalam rangka memperkuat penjaminan mutu
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, lembaga
penyelenggara Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi bekerja sama dengan dunia usaha, dunia
industri, dan dunia kerja melaksana-kan proses
penelusuran lulusan secara berkala.
(21 Hasil penelusuran lulusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
kementerian yang bertanggung jawab membina
lembaga penyelenggara Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi.
(l) Dalam rangka koordinasi penyelenggaraan
revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dibentuk Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
l2l Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi mempunyai tugas:
SK No 101112 A
a.
PRESIOEN
REPUELIK INOONESIA
(3)
-13-
a. mengoordinasikan, menyinergikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara
efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dengan
melibatkan pemangku kepentingan terkait di
tingkat pusat dan daerah; dan
b. menyusun strategi nasional Pendidikan Vokasi
dan Pelatihan Vokasi sebagai pedoman revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi untuk
ditetapkan oleh menteri koordinator yang
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian urusan pemerintahan di bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya
Peraturan Presiden ini.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dibantu
oleh sekretariat yang secara fungsional dilakukan
oleh salah satu unit kerja di lingkungan kementerian
koordinator yang menyelenggarakan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian urusan
pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan
kebudayaan.
Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi terdiri atas:
a. pengarah; dan
b. anggota.
(4)
Pasal 19
(1) Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (41 huruf a mempunyai tugas:
a. memberikan pertimbangan, saran, dan
rekomendasi penyelesaian kendala dan hambatan
dalam Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi; dan
b. memastikan . . .
SK No 101113A
PRESIDEN
REPUBLIK INOONESIA
-t4-
b. memastikan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi diselenggarakan secara efektif,
menyeluruh, dan terintegrasi dengan melibatkan
pemangku kepentingan terkait di tingkat pusat
dan daerah.
(21 Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. ketua : menteri koordinator yang
menyelenggarakan koordinasi,
sinkronisasi, dan pengendalian
urusan pemerintahan di bidang
pembangunan manusia dan
kebudayaan;
b. wakil ketua:
1. menteri koordinator yang menyelenggarakan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
urusan pemerintahan di bidang
perekonomian; dan
2. menteri koordinator yang menyelenggarakan
koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian
urusan pemerintahan di bidang
kemaritiman dan investasi.
(3) Anggota sebagaimana dimaksud Pasa1 18 ayat (4)
huruf b terdiri atas:
a. menteri yang
pemerintahan di bidang perencanaan
pembangunan nasional;
b. menteri yang urusan
pemerintahan di bidang pendidikan;
c. menteri yang menyelenggarakan urLls€u1
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
d. menteri yang urusan
pemerintahan di bidang keuangan;
urusan
pemerintahan dalam negeri; dan
f. Ketua Umum KADIN.
e. menteri yang
urusan
Pasal 20. . .
SK No 101l14A
PRESIDEN
REPUALIK INDONESIA
_ 15_
Pasal 20
Dalam pelaksanaan koordinasi revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi oleh Tim Koordinasi Nasional
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), dengan
pertimbangan efektivitas dan efisiensi dibentuk tim
pelaksana dan/ atau kelompok kerja.
Pasal 2l
Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi,
tugas, fungsi, dan tata kerja Tim Koordinasi Nasional
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
diatur dengan Peraturan Menteri koordinator yang
menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian urusan pernerintahan di bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan.
BAB VII
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 22
(1) Gubernur dan bupati/walikota sesuai
kewenangannya dalam Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi mempunyai tugas:
a. menJrusun perencanaan dan kebijakan
operasional untuk pengembangan dan
pengelolaan Sistem Informasi Pasar Kerja di
daerah masing-masing;
b. menyusun perencanaan strategis Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi di daerah masing-
masing yang mengacu pada kebijakan
kementerian yang urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan
kementerian yang urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
SK No l0ll15A
c. melakukan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 16-
c. melakukan penyelarasan Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi dengan dunia usaha, dunia
industri, dan dunia kerja;
d. menyediakan dukungan pendanaan untuk
revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi yang menjadi kewenangannya;
e. menjamin ketersediaan pendidik dan instruktur
bagi lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi; dan
f. melaporkan penyelenggaraErn revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di
daerah yang menjadi kewenangannya kepada
Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
(21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), gubernur dan bupati/walikota
membentuk Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan
melibatkan KADIN tingkat provinsi, dan KADIN
tingkat kabupaten/ kota.
Pasal 23
Menteri yang menyelenggarakan urLrsan pemerintahan
dalam negeri melakukan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi kebijakan, perencanaan, dan penganggaran
dalam pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi di daerah.
BAB VIII
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal 24
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilaksanakan
dengan tqjuan:
SK No l0ll16A
a. memastikan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t7-
a. memastikan efektivitas pelaksanaan revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
b. mengetahui capaian keberhasilan pelaksanaan
revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi;
dan
c. memberikan umpan balik bagi kemajuan
pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi.
Pasal 25
(1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Nasional
Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
dan Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara berjenjang dan
periodik.
(21 Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
yang ditakukan di provinsi dan di kabupaten/ kota
dilaporkan secara berjenjang kepada Tim Koordinasi
Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan
Pelatihan Vokasi dengan tembusan kepada menteri
yang menangani urusan pemerintahan dalam negeri
secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali
dan/ atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
(3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayar (21 disusun oleh
Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan
Vokasi dan Pelatihan Vokasi untuk dilaporkan
kepada Presiden paling sedikit 1 (satu) kali dalam
setahun dan/atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
BAB IX. . .
SK No 101 117 A
PRESIOEN
REPUELIK INDONESIA
- 18-
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 26
(1) Pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan
revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi
bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah;
dan/ atau
c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(21 Pendanaan yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan
kemampuan keuangan negara dan/ atau daerah.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal2T
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku,
Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1998 tentang
Pembinaan Kursus dan kmbaga Pelatihan Kerja dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 28
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SK No l0ll18A
Agar
PRESIDEN
FUELIK INOONESIA
_19_
Agar setiap
pengundangan
orang mengetahuinya, memerintahkan
Peraturan Presiden ini dengan
dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apnl 2022
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
padatanggal 27 April 2022
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 1O8
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
Hukum,
ttd
ttd
*
SK No 146086A
Djaman

More Related Content

Similar to PENDIDIKAN VOKASI

Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...
Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...
Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...LaniTjiptaningsih1
 
Pp 101 2000
Pp 101 2000Pp 101 2000
Pp 101 2000AG_5_W
 
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional IndonesiaPerpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional IndonesiaEko Mardianto
 
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesia
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesiaPerpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesia
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesiaDenny Helard
 
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniPerpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniMohammad Singgih
 
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNS
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNSPP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNS
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNSUsman Yasin
 
Pergub no. 32_tahun_2019
Pergub no. 32_tahun_2019Pergub no. 32_tahun_2019
Pergub no. 32_tahun_2019Mufhid Ibrahim
 
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNSKeputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNSCoach RFIRMANS
 
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptx
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptxRUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptx
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptxssuser419260
 
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIPermen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIKacung Abdullah
 
02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.docAingLee2
 
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdf
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdfPermendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdf
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdfLideFastBG
 
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdfsmknegeri1sitinjo
 
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-serabutan
 
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdf
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdfSALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdf
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdfSutrsisnoSutrsisno
 
UU Nomor 11 Tahun 2014
UU Nomor 11 Tahun 2014UU Nomor 11 Tahun 2014
UU Nomor 11 Tahun 2014Isal Kadal
 

Similar to PENDIDIKAN VOKASI (20)

Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...
Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...
Salinan permendikbud 50 tahun 2020 tentang praktik kerja lapangan bagi pesert...
 
Pp 101 tahun_2000
Pp 101 tahun_2000Pp 101 tahun_2000
Pp 101 tahun_2000
 
Pp 101 2000
Pp 101 2000Pp 101 2000
Pp 101 2000
 
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional IndonesiaPerpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Perpres no 08 tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
 
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesia
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesiaPerpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesia
Perpres no. 08 2012 kerangka kualifikasi nasional indonesia
 
Perpres008-2012
Perpres008-2012Perpres008-2012
Perpres008-2012
 
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkniPerpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
Perpres no 08-tahun-2012-tentang-kkni
 
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNS
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNSPP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNS
PP 101 tahun 2000 Aturan Prajabatan PNS
 
Pergub no. 32_tahun_2019
Pergub no. 32_tahun_2019Pergub no. 32_tahun_2019
Pergub no. 32_tahun_2019
 
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNSKeputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Kurikulum Latsar CPNS
 
Permenakertrans 8 2012
Permenakertrans 8 2012Permenakertrans 8 2012
Permenakertrans 8 2012
 
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptx
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptxRUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptx
RUANG LINGKUP Bursa Kerja Khusus di SMK.pptx
 
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNIPermen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
Permen No 8 tahun 2012 TTG Tata Cara penerapan SKKNI
 
02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc02. Isi KKNI TKJ.doc
02. Isi KKNI TKJ.doc
 
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdf
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdfPermendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdf
Permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021_AN.pdf
 
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf
1._Kepmendikbud_No._165-M-2001_ttg_Program_SMK_Pusat_Keunggulan (1).pdf
 
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-
Salinan kepmen-program-smk-pusat-keunggulan-jdih.kemdikbud.go .id-
 
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdf
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdfSALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdf
SALINAN-Kepmen-Program-SMK-Pusat-Keunggulan-jdih.kemdikbud.go_.id_.pdf
 
UU Nomor 11 Tahun 2014
UU Nomor 11 Tahun 2014UU Nomor 11 Tahun 2014
UU Nomor 11 Tahun 2014
 
PROPOSAL BLK.doc
PROPOSAL BLK.docPROPOSAL BLK.doc
PROPOSAL BLK.doc
 

Recently uploaded

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...iswantosapoetra
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
Kewenangan Pejabat Sementara Selaku Pelaksana Tugas (PLT) dan Pelaksana Haria...
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 

PENDIDIKAN VOKASI

  • 1. PRESIDEN REPI.JELIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2022 TENTANG REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: c. a. bahwa sumber daya manusia/ tenaga kerja kompeten yang produktif dan berdaya saing dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan elisien; b. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang kompeten dan dibutuhkan pasar kerja atau mampu berwirausaha, diperlukan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi; bahwa untuk mewujudkan revitalisasi vokasi dan pelatihan vokasi diperlukan peran dan sinergi dari pemangku kepentingan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; d. 1. Mengingat: SK No 132424A MEMUTUSKAN:. ..
  • 2. Menetapkan PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -2- MEMUTUSKAN: PERATURAN PRESIDEN TENTANG REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dan/atau berwirausaha dalam bidang tertentu dan pendidikan tinggi yang menyiapkan mahasiswa untuk bekerja dan/ atau berwirausaha dengan keahlian terapan tertentu. 2. Pelatihan Vokasi adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan untuk bekerja dan/ atau berwirausaha. 3. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 4. Standar Kompetensi Kerja adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/ atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan dan meliputi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Kompetensi Kerja internasional, dan/ atau Standar Kompetensi Kerja khusus. 5. Sertifikasi... SK No 132425A
  • 3. PRESIDEN PUBLIK INDONESIA -3- 5. Sertifikasi Kompetensi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja. 6. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 8. Kamar Dagang dan Industri yang selanjutnya disebut KADIN adalah wadah bag pengusaha Indonesia dan bergerak dalam bidang perekonomian. Pasal 2 Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilakukan dengan tqiuan: a. meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; b. mendorong pembangunan keunggulan spesilik di masing-masing lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai potensi daerah dan kebutuhan pasar kerja; c. melakukan penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia ltelaga kerja Indonesia; SK No 132426A d. membekali . . .
  • 4. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4- membekali sumber daya manusia/ tenaga kerja dengan kompetensi untuk bekerja dan/ atau berwirausaha; dan mendorong partisipasi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Pasal 3 Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilakukan melalui upaya pembenahan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi. Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi: a. kebutuhan sumber daya manusia/ tenaga kerja kompeten; b. penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; c. penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; d. penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; e. koordinasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; f. peran Pemerintah Daerah; g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan h. pendanaan. BAB II KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA/TENAGA KERJA KOMPETEN Pasal 5 (1) Kebutuhan sumber daya manusia/tenaga kerja kompeten dituangkan dalam perencanaa.n tenaga kerja. d e SK No 132427 A (2) Perencanaan . . .
  • 5. PRESIDEN REPUBLIK TNDONES -5- (2) Perencanaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengacu pada Sistem Informasi Pasar Kerja yang dimutakhirkan secara terus-menerus. (3) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (21 disusun oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Pasal 6 (1) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) memuat: a. struktur tenaga kerja; b. karakteristik tenaga kerja; c. persediaan tenaga kerja; dan d. kebutuhan tenaga kerja dalam dan luar negeri. (2) Sistem Informasi Pasar Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat juga berisi informasi mengenai kondisi antara yang memfasilitasi atau menghambat tercapainya keseimbangan pasar kerja. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Pasar Kerja diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. Pasal 7 (1) Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi berbasis kompetensi dan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja. (21 Standar Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (l) terdiri atas: a. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia; b. Standar Kompetensi Kerja internasional; dan/atau c. Standar Kompetensi Kerja khusus. SK No 132428A (3) Standar...
  • 6. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -6- (3) Standar Kompetensi Ke{a Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun oleh KADIN, asosiasi pengusaha, dan asosiasi profesi/industri berkoordinasi dengan kementerian/Iembaga sesuai dengan sektor masing- masing. (41 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan atas usulan kementerian/lembaga sesuai dengan sektor masing-masing. (5) Standar Kompetensi Kerja internasional dan Standar Kompetensi Kerja khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. BAB III PEI{YELENGGARAAN PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI Pasal 8 (1) Prinsip dasar penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi meliputi: a. berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan; b. tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan masyarakat; c. berbasis pada kompetensi; d. pembelajaran sepanjang hayat; dan e. diselenggarakan secara inklusif. SK No 132429A (2) Prinsip
  • 7. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -7 - (21 Prinsip dasar penyelenggaraan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan dalam strategi nasional Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Pasal 9 (1) Pendidikan Vokasi meliputi: a. pendidikan kejuruan; dan b. pendidikan tinggi vokasi. (21 Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tugas dan tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pendidikan Vokasi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusialtenaga kerja sektor masing- masing dapat diselenggarakan oleh kementerian/ lembaga terkait. (4) Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk pendidikan tinggi dilaksanakan setelah mendapatkan penugasan dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) untuk pendidikan kejuruan dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 10. . . SK No 132430A
  • 8. PRESIDEN REPUBLIK INDONESlA -8- Pasal 1O (1) Pelatihan Vokasi meliputi: a. pelatihan kerja; dan b. kursusketerampilan. (21 Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. pembekalan Kompetensi Kerja; b. alih Kompetensi Kerja; dan c. peningkatan Kompetensi Kerja, sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan berwirausaha berdasarkan Standar Kompetensi Kerja. (3) Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tugas dan tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Pelatihan Vokasi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusiaf tenaga kerja sektor masing- masing menjadi tugas kementerian/lembaga terkait atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Penyelenggaraan dan pembinaan Pelatihan Vokasi yang menjadi tugas kementerian/lembaga dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan kementerian yang urltsan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan kementerian yang urusan pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 (1) Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi wajib menjamin ketersediaan pendidik dan instruktur yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja. SK No 132431A (2) Pemenuhan . . .
  • 9. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -9- (21 Pemenuhan ketersediaan pendidik dan instruktur sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. peningkatan kompetensi pendidik dan instruktur yang sudah ada; b. rekrutmen pendidik dan instruktur, termasuk yang berasal dari tenaga ahli industri yang berpengalaman dan purnatugas; dan c. penugasan praktisi sebagai pendidik dan instruktur. (3) KADIN, asosiasi pengusaha, dan asosiasi profesi/industri mendukung ketersediaan pendidik dan instruktur yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja. Pasal 12 (1) Kementerian/lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi menyediakan sarana dan prasarana untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Kerja. (2) Dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja wajib mendukung penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. BAB IV PEI{YELARASAN PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI Pasal 13 Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja dilakukan dalam: a. pen5rusunan dan penyesuaian kurikulum; b. penJrusunan Standar Kompetensi Kerja; c. penyelenggaraan akses pemagangan dan praktik kerja industri; SK No 132432A d. pengakuan
  • 10. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA _ 10_ d. pengakuan sertifikat kompetensi/profesi lulusan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; e. rekrutmen kerja bag lulusan yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan kebutuhan; f. pendirian lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; g. penempatan praktisi atau tenaga ahli industri yang berpengalaman dan purnatugas sebagai pendidik dan instruktur; dan h. kegiatan penelitian dan hilirisasi bersama lembaga pendidikan. Pasal 14 (1) Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 merupakan tanggung jawab menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. (21 Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan bersama: a. kementerian/lembaga terkait; dan b. KADIN. (3) Penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mengikutsertakan asosiasi pengusaha dan asosiasi profesi/industri. Pasal 15 (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya mendukung dan memfasilitasi KADIN, dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja, serta masyarakat dalam mendirikan lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. (2) Pendirian . . . SK No 132433 A
  • 11. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 11- (21 Pendirian lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan di kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, wilayah pusat pertumbuhan industri, dan kawasan berikat. (3) Dukungan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk kemudahan perizinan, insentif, dan pembinaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN VOKASI DAN PEI.,ATIHAN VOKASI Pasal 16 (1) Penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilaksanakan melalui: a. akreditasi lembaga; dan b. Sertifikasi Kompetensi/profesi bagi peserta didik/peserta latih. (21 Akreditasi lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf a ditetapkan oleh badan/lembaga akreditasi nasional masing-masing kementerian/lembaga yang mengacu pada kekhususan kompetensi luaran lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. (3) Sertifikasi Konipetensi/profesi bagr peserta didik/peserta latih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi yang telah memiliki lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. (41 Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi/profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan melalui saling pengakuan antarnegara. SK No 132434A (5) Sertifikasi...
  • 12. BAB VI KOORDINASI PENDIDIKAN VOKASI DAN PELATIHAN VOKASI Pasal l8 PRESIOEN REPUBLIK INOONESIA _12_ (5) Sertifikasi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja internasional atau Standar Kompetensi Kerja khusus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melaksanakan uji kompetensi dengan melibatkan asesor dari dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Pasal 17 (1) Dalam rangka memperkuat penjaminan mutu Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, lembaga penyelenggara Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bekerja sama dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja melaksana-kan proses penelusuran lulusan secara berkala. (21 Hasil penelusuran lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada kementerian yang bertanggung jawab membina lembaga penyelenggara Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. (l) Dalam rangka koordinasi penyelenggaraan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dibentuk Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. l2l Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi mempunyai tugas: SK No 101112 A a.
  • 13. PRESIOEN REPUELIK INOONESIA (3) -13- a. mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait di tingkat pusat dan daerah; dan b. menyusun strategi nasional Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagai pedoman revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi untuk ditetapkan oleh menteri koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan Presiden ini. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dibantu oleh sekretariat yang secara fungsional dilakukan oleh salah satu unit kerja di lingkungan kementerian koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi terdiri atas: a. pengarah; dan b. anggota. (4) Pasal 19 (1) Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (41 huruf a mempunyai tugas: a. memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi penyelesaian kendala dan hambatan dalam Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; dan b. memastikan . . . SK No 101113A
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA -t4- b. memastikan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi diselenggarakan secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait di tingkat pusat dan daerah. (21 Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ketua : menteri koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan; b. wakil ketua: 1. menteri koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di bidang perekonomian; dan 2. menteri koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pemerintahan di bidang kemaritiman dan investasi. (3) Anggota sebagaimana dimaksud Pasa1 18 ayat (4) huruf b terdiri atas: a. menteri yang pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional; b. menteri yang urusan pemerintahan di bidang pendidikan; c. menteri yang menyelenggarakan urLls€u1 pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; d. menteri yang urusan pemerintahan di bidang keuangan; urusan pemerintahan dalam negeri; dan f. Ketua Umum KADIN. e. menteri yang urusan Pasal 20. . . SK No 101l14A
  • 15. PRESIDEN REPUALIK INDONESIA _ 15_ Pasal 20 Dalam pelaksanaan koordinasi revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi oleh Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2), dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi dibentuk tim pelaksana dan/ atau kelompok kerja. Pasal 2l Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, fungsi, dan tata kerja Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi diatur dengan Peraturan Menteri koordinator yang menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian urusan pernerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. BAB VII PERAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 22 (1) Gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangannya dalam Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi mempunyai tugas: a. menJrusun perencanaan dan kebijakan operasional untuk pengembangan dan pengelolaan Sistem Informasi Pasar Kerja di daerah masing-masing; b. menyusun perencanaan strategis Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di daerah masing- masing yang mengacu pada kebijakan kementerian yang urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kementerian yang urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; SK No l0ll15A c. melakukan
  • 16. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 16- c. melakukan penyelarasan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja; d. menyediakan dukungan pendanaan untuk revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang menjadi kewenangannya; e. menjamin ketersediaan pendidik dan instruktur bagi lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; dan f. melaporkan penyelenggaraErn revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di daerah yang menjadi kewenangannya kepada Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. (21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), gubernur dan bupati/walikota membentuk Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan melibatkan KADIN tingkat provinsi, dan KADIN tingkat kabupaten/ kota. Pasal 23 Menteri yang menyelenggarakan urLrsan pemerintahan dalam negeri melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan, dan penganggaran dalam pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di daerah. BAB VIII PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN Pasal 24 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilaksanakan dengan tqjuan: SK No l0ll16A a. memastikan
  • 17. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -t7- a. memastikan efektivitas pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; b. mengetahui capaian keberhasilan pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi; dan c. memberikan umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Pasal 25 (1) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dan Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi secara berjenjang dan periodik. (21 Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang ditakukan di provinsi dan di kabupaten/ kota dilaporkan secara berjenjang kepada Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan tembusan kepada menteri yang menangani urusan pemerintahan dalam negeri secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali dan/ atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. (3) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayar (21 disusun oleh Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi untuk dilaporkan kepada Presiden paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. BAB IX. . . SK No 101 117 A
  • 18. PRESIOEN REPUELIK INDONESIA - 18- BAB IX PENDANAAN Pasal 26 (1) Pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi bersumber dari: a. anggaran pendapatan dan belanja negara; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/ atau c. sumber lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (21 Pendanaan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan/ atau daerah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal2T Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1998 tentang Pembinaan Kursus dan kmbaga Pelatihan Kerja dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. SK No l0ll18A Agar
  • 19. PRESIDEN FUELIK INOONESIA _19_ Agar setiap pengundangan orang mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Presiden ini dengan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta padatanggal 27 Apnl 2022 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta padatanggal 27 April 2022 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 1O8 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Perundang-undangan dan Hukum, ttd ttd * SK No 146086A Djaman