1. COLLABORATION CONTINUUM:
PENGUATAN SIMPUL, KOMUNITAS DAN PELAKU
LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN BERSAMA
DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017:
Transformasi Digital:
Siapkah Indonesia ?
Jum’at, 27 Oktober 2017
JI Expo Kemayoran Jakarta
Wien Muldian
Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional
Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah
Ketua Dewan Perpustakaan DKI Jakarta
Ketua 1 ISIPII - Pegiat Perkumpulan Literasi Indonesia
Pendiri dan Penasehat Forum Taman Bacaan Masyarakat
2. WIEN MULDIAN adalah Ketua Dewan Perpustakaan Jakarta,
Wakil Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud,
Pelaksana Harian Gerakan Literasi Nasional, Ketua I Ikatan
Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII),
Tim Inti Literasi Sekolah dan Literasi Masyarakat Kemdikbud,
penggagas dan penggerak Forum Indonesia Membaca, pendiri
dan mengelola Jaringan Literasi Indonesia, pendiri dan pekerja
literasi di Institut Literasi Indonesia, Pendiri dan Dewan
Penasehat Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat,
anggota Pokja Pengembangan Program Perpustakaan Nasional,
Ketua Pokja Pengembangan Budaya Baca Dikmas
Kemendikbud, member American Library Association (ALA),
peserta International Visitor Leadership Program on Libraries
2009 Library of Congress-Department of State, USA. Komite
Nasional Indonesia Guest of Honour Frankfurt Book Fair 2015.
Mengikuti pendidikan formal perpustakaan di Universitas
Indonesia. Telah mengunjungi dan juga melakukan riset literasi
dan perpustakaan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo,
Surabaya, Medan, Banda Aceh, Pontianak, Bogor, Semarang,
Makassar, Mataram, Washington DC, Chicago, Seattle, New
York, Singapore, Kuala Lumpur, Tokyo, Kyoto, Hiroshima,
Sapporo, Istanbul, Bucharest, dan terakhir di tahun 2014 di
Frankfurt, Amsterdam dan Paris. Saat ini menjadi pegawai
negeri sipil sebagai Publisist di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Sempat menjadi Kepala PerpustakaanDikbud
Kemdikbud. Tahun 2006 terpilih menjadi Pemuda Berprestasi
Nasional oleh Kantor Menpora.
Dapat dihubungi melalui ponsel: 0811 14 5533, 0811 889 829
dan
pos-el: wien.muldian@gmail.com
71. a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
b. Agenda Nawacita Nomor 5, 6, 8
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (5), Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing (6), Melakukan revolusi karakter bangsa (8).
c. RPJMN 2015-2019
Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan
d. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan
karakter dan budaya literasi masyarakat melalui gerakan literasi nasional
e. Peraturan Mendikbud Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti
71
RASIONAL
72. 72
TANTANGAN
a. Budaya literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah
Hasil survei Central Connecticut State University (2016) urutan ke-60 dari 61 negara
Skor PISA (membaca) negara Indonesia berada diurutan ke 64 dari 72 Negara
Skor INAP masih menunjukkan kategori kurang
Indeks baca masyarakat Indonesia hanya 0,001
Kasus kejahatan dunia maya pada tahun 2016 sebanyak 1207
kasus (pencemaran nama baik, penyebaran berita bohong dll).
b. Keterbatasan jumlah, akses dan mutu bahan bacaan yang
berkualitas
c. Membangun sinergi dan peran antara semua pemangku
kepentingan
d. Membangun fasilitas pendukung literasi di ruang publik
e. Arus globalisasi
77. 100 tahun kemerdekaan"Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal
SDM
Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum
- PTK
-Sarpras
-Pendanaan
-Pengelolaan
78. Tema Pengembangan Pendidikan saat ini
menghasilkan insan Indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan
yang terintegrasi
81. Literacy is defined as the ability
to use language and images in
rich and varied forms to read,
write, listen, speak, view,
represent, and think critically
about ideas. It enables us to
share information, to interact
with others, and to make
meaning. Literacy is a complex
process that involves building on
prior knowledge, culture, and
experiences in order to develop
new knowledge and deeper
understanding. It connects
individuals and communities, and
is an essential tool for personal
growth and active participation
in a democratic society.
Sumber: Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6. (2004). Literacy for
Learning: The Report of the Expert Panel on Literacy in Grades 4 to 6.
Ontario: Ontario Ministry of Education
87. LITERATUR BAHAN BACAAN
HARUS
DIAJARKAN
DI SEKOLAH
• INFORMATIVE - to inform, to know
• RECREATIVE - To have fun
• COMPARATIVE - To compare
• EXPLORATIVE - To explore
• PERPUSTAKAAN SEKOLAH
• PERPUSTAKAAN UMUM
• PERPUSTAKAAN KHUSUS
• PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Didukung
dengan
keberadaan
Perpustakaan
di Masyarakat
MEMBACA
95. • Harga turun
• Ketersediaan buku naik
Penguasaan
Iptek meningkat
Industri Penerbitan
tumbuh
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Masyarakat
Membaca
Pengetahuan
Masyarakat
meningkat
Industri tumbuh
Minat baca
meningkat
Persaingan Ketat
• PENDIDIKAN
• BUKU
Daya beli
meningkat
AKTIVITAS LITERASI
BERBASIS SEKOLAH
Daya jangkau thp
bahan bacaan yang
berkualitas
Kebutuhan thdp
buku meningkat
AKTIVITAS
BERBASIS
LITERASI
Kemampuan membaca
meningkat
ALUR PIKIR PEMANFAATAN
BUKUDI PENDIDIKAN
dengan demikian maka
menjadikan
SETIAP INDIVIDU
menjadi
PEMBELAJAR
SEPANJANG HAYAT
ORGANISASI
PEMBELAJAR
96. menghasilkan insan Indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif
melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan
yang terintegrasi
TEMA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN SAAT INI