SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKOBIOLOGI UMUM
Oleh:
KELOMPOK 5
1. Amalia (H0912008)
2. Ayu (H0912021)
3. Dhita (H0912037)
4. Fransiska (H0912056)
5. Fadhila (H0912048)
6. Guruh (H0912061)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ACARA IV
MORFOLOGI KAPANG
A. Tujuan Pratikum
PraktikumMikrobiologi Umum AcaraIV“Morfologi Kapang”ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempelajari morfologi kapang dengan metode biakan
murni.
B. TinjauanPustaka
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang
digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan
juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan
untuk jamur dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count.
Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga
kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada
sample mereka. Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur,
sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti
jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya
pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga
menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya
pertumbuhan bakteri. Pada umumnya, formula komposisi PDA yang cocok
untuk pertumbuhan jamur dan khamir (per liter) yaitu :
1. Bubuk kentang/potato starch4 gram
2. Dextrose20 gram
3. Agar15 gram (Christyanto, 2013).
Lactophenol cotton blue(LCB)adalah salah satu pewarna yang digunakan
untuk mewarnai kapang dan hasilnya berwarna biru. Dalam pewarnaan
lactophenol cotton blue, phenol berfungsi untuk mematikan jamur. Glycerol
mengawetkan preparat dan mencegah presipitasi dari cat dan Cotton blue
berfungsi untuk mewarnai jamur menjadi biru. Metode pewarnaanlactophenol
cotton blue menggunakan bahan-bahanphenol 20 g, lactic acid 20 ml, glycerol
40 g, danCotton blue 0.05 g. Cara kerjanya adalah memanaskan ose,
mengambil larutan LCB dan letakkan pada object glass. Kemudian Panaskan
ose kembali lalu Panaskan needle dan Didinginkan. Setelha bahan siap, ambil
koloni jamur Kemudian campurkan dengan larutan LCB pada object glass tadi
Setelah itu, tutup dengan cover glass dan lihat hasilnya di mikroskop. (Pohan,
2013).
Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroxyl (-OH) dengan 2
atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah CH3CH2OH
yang disebut metil alkohol (metanol), C2H5OH yang diberi nama etil alkohol
(etanol), dan C3H7OH yang disebut iso propil alkohol (IPA) atau propanol-2.
Dalam dunia perdagangan yang disebut alkohol adalah etil alkohol atau metil
karbinol dengan rumus kimia C2H5OH. Sifat etanol adalah jernih tak
berwarna,beraroma khas,berfasa cair pada temperatur kamar (Prasetyo, 2013).
Mikrobiologi adalah cabang sains kehidupan yang berhubungan dengan
mikroorganisme dan peran mereka di dunia sekitar kita. Mikrobiologi yang
sering dipelajari adalah tentang dunia virus, monera, protista hingga fungi.
Dalam mikrobiologi, dipelajari juga bagaimana cara untuk meningkatkan
produktivitas dan nilai guna dari mikroba tersebut(Seeley, 1965).
Di zaman sekarang, mikroorganisme sangat berperan dalam
pengembangan ilmu dan teknologi pangan modern. Beberapa alasan mengapa
peran mikroorganisme penting dalam bahan makanan adalah:
1. Adanya mikroorganisme, terutama jumlah dan macamnya, dapat
menentukan taraf mutu bahan makanan.
2. Mereka dapat mengakibatkan kerusakan pangan.
3. Beberapa diantaranya digunakan untuk membuat produk-produk pangan
khusus.
4. Mikroorganisme digunakan sebagai makanan atau makanan tambahan bagi
manusia dan hewan.
5. Beberapa penyakit dapat berasal dari makanan.
Pada dasarnya, pemanfaatan mikroorganisme adalah peran mereka dalam
mentransformasi bahan pangan dan hasil yang didapat. Proses-proses peruraian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bahan pangan protein + mikroorganisme proteolitik  asam amino + amin +
amonia + hidrogen sulfida
Bahan pangan berkarbohidrat + mikroorganisme peragi karbohidrat  asam +
alkohol + gas
Bahan pangan berlemak + mikroorganisme lipolitik  asam lemak + gliserol
Selain itu, hasil sintesis dari mikroorganisme juga dapat berupa racun maupun
pigmen (Pelczar, 1988).
Banyak mikroorganisme yang berbahaya dan bermanfaat bagi kehidupan,
dan sebagian adalah dari kingdom fungi. Kingdom fungi adalah kelompok
besar eukariota yang tumbuh sebagai filamen tubular yang disebut hifa. Jalinan
masa hifa disebut sebagai sebagai miselium. Hifa adalah senositik, yang artinya
tidak digolong-golongkan menjadi sel-sel tersendiri. Walaupun sekat dijumpai,
namun beberapa sekat hifa tetap berlubang-lubang sehingga sitoplasma dan
banyak nukleus di dalam hifa bebas mengalir ke seluruh miselium. Dinding
hifa itu diperkuat oleh kitin, yaitu suatu polimer dari N-asetil glukosamina
(Kimball, 1983)
Sekat (septum) dalam hifa memebentuk sudut siku-siku terhadap sumbu
panjang hifa. Dalam miselium yang tumbuh cepat pada funsi parasitik,
seringkali muncul hifa-hifa terspesialisasi yang disebut haustoria. Pada fungi
yang merupakan parasit tumbuhan, penjuluran-penjuluran pendek itu
mempenetrasi sel-sel tumbuhan dan dengan cepat menyerap nutrien apapun
yang ada disana (Fried, 2006).
Kingdom fungi dibagi menjadi lima filum, yaitu filum Chytridiomycota,
filum Zygomycota, filum Glomeromycota, filum Ascomycota dan filum
Basidiomycota. Filum Chytridiomycotaadalah fungi yang memiliki spora yang
berflagel. Filum Zygomycota merupakan fungi yang zygosporangium-nya
sebagai bagaian seksual memiliki sifat resisten. Filum Glomeromycota adalah
merupakan fungi yang bersimbiosis sebagai sebagai mikoriza. Filum
Ascomycota adalah fungi dengan spora seksual yang terletak dalam asci, selain
itu memeiliki siklus aseksual yang berupa konidiospora. Filum Basidiomycota
adalah filum fungi yang kita kenal sebagai jamur, yang bersifat kasat mata
(Campbell, 2008).
Filum Ascomycota adalah filum fungi yang terdiri dari fungi mikroskopis
yang terlihat seperti kapas atau noda. Filum ini mencakup khamir, sejumlah
embun tepung, ergot dan kapang. Jamur mangkuk yang kompleks ini seringkali
berwarna-warni menghiasi tanah hutan hujan (Fried, 2006). Filum Ascomycota
menghasilkan dua macam spora. Yang terbentuk secara aseksual disebut
dengan konidia, berkembang dalam rantai diujung hifa. Jenis spora yang lain
adalah askospora yang merupakan spora seksual yang terdiri dari emat atau
delapan spora. Askospora dibentuk dalam kantung yang disebut askus
(Kimball, 1983).
Kapang merupakan salah satu anggota filum ascomycota yang
miseliumnya dapat dilihat dengan mata. Miselium kapang terlihat sperti kapas.
Kapang sering ditemukan pada kertas-kertas basah, kuli-kulit yang sudah
usang, dinding basah, buah busuk dan bahan pangan seperti keju dan selai.
Pertumbuhan kapang dapat berwarna hitam, putih atau berwarna-warni. Secara
biokimia, kapang merupakan organisme aktif terutana sebagai saprofit
(Bucle, 1985).
Identifikasi terhadap kapang dilakukan berdasarkan observasi koloni dan
morfologi sel (Rahmadi, 2008). Morfologi kapang sendiri berbeda dengan
bakteri dan khamir. Kapang adalah bersifat multiseluler, dimana banyak sel
bergabung menjadi satu tubuh. Dibawah mikroskop, dapat dilihat bahwa
kapang terdiri atas hifa dan miselium. Kapang tumbuh dengan cara
memperpanjang hifa pada ujungnya yang dikenal sebagai pertumbuhan apikal
atau bagian tengan tubuh yang dikenal sebagai pertumbuhan interkalar.
Beberpa jenis kapang memiliki sekat (septum) yang dapat digunakan untuk
identifikasi. Beberapa bagian hifa terlibat dalam pembentukan spora baik
secara seksual maupun aseksual. Dari satu hifa dapat menghasilkan beribu-ribu
spora yang tahan terhadap lingkungan ekstrim. Contoh kapang yang cukup
terkenal adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp.(Bucle, 1985).
Ciri koloniPenicillium sp. pada media MYEA adalah koloni putih kasar.
Hasil pengamatan mikroskop menunjukkan bahwa Hifa bersepta, terdapat 2 – 3
hifa percabang, konidiofor yang menjari, konidia bulat agak lonjong.Ciri
koloniAspergillus sp. pada media MYEA adalah hijau kehitam – hitaman.
Hasil pengamatan mikroskop menunjukkan bahwa konidiofor halus dan tidak
berwarna dan hifa tegak berseptavertikal dan pada ujung membentuk globusa
dengan bagian atas membesar (Rauf, 2012).Marga Aspergillusdapat dilihat
darimorfologi jamur yang khas yaitu adanya vesikelyang berbentuk bulat
hingga lonjong, fialid yangterbentuk di seluruh permukaan vesikel
dankonidium yang terbentuk secara berantai padafialid. Koloni pada medium
PDA berwarna hitamyang permukaannya kasar (Purwantisari, 2008).
Ciri-ciri spesifik dari Aspergillus sp.adalah konidia tidak bercabang
muncul dari sel kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan
munculnya sterigmata berbentuk seperti botol. Rantai-rantai konidia terbentuk
pada sterigmata sekunder (cabang sterigmata primer). Pada beberapa spesies
kepala sporanya berbentuk bola, pada spesies lain penataan sterigmatanya
memberikan penampilan seperti kipas atau silinder. Beberapa spesies
menghasilkan askospora. Bila dibentuk, ada delapan askospora yang berbentuk
bundar sampai lonjong dalam askus. Askus-askus tersebut tertata secara tidak
beraturan diseluruh peritesium. Sporanya berwarna-warni dan karena itulh
kapang-kapang ini mempeunyai warna khas masing-masing (Pelczar, 1988).
Jenis kapang Aspergillussp. sendiri sangatlah banyak, diantaranya adalah A.
niger, A. lacticolfeatus, A. brasiliensis, A. foetidus, A. costaricaensis, A.
tubingensis, A. vadensis, A. carbbonarius, A. sclerotioniger, A. ibericus, A.
ellipticus, A. heteromorphus, A. uvarum, A. aculeatus, A. japonicus, A.
homomorphus, dan A. flavus (Perrone, 2008). Aspergillus nigerdikenal sebagai
fungi pengurai yang potensial dalam dalam dunia pertanian (Rachna, 2012).
Selain itu, Aspergillus flavus terkenal karena menghasilkan aflatoksin
(Ezekiel, 2013).
Sedangkan Penicillium sp. Merupakan kapang berwarna hijau-biru
miselium tumbuh pada atau menembus substrat. Hifanya bercabang dengan
bebas dan berdinding tipis, serta mempunyai dua nukleus atau lebih. Pada
beberapa spesies, miselium berkembang menjadi sklerotium. Penicillium
sp.berkembang biaksecara aseksual dengan membentuk berkas konidia yang
menyerupai sapu pada ujung-ujung konidiofora multiseluler. Dua puluh spesies
atau lebih menghasilkan askokarp yang dapat terdiri dari hifa yang saling
tetenun pada beberapa spesies, atau mengakibatkan terbentuknya peridium
pseudoparenkima pada yang lain (Pelczar, 1988). Jenis Penicillium sp. antara
lain adalah P. biforme, P. camaberti, P. rogeri, P. candidum, P. caseicola, P.
caseifulvum, P. commune, P. fuscoglaucum, P. palitans, P. Crustosum(Giraud,
2010)
Kapang membawa peran positif dan negatif bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya. Peran positif dari kapang antara lain adalah produksi asam sitrat
oleh Aspergillus niger atau Aspergillus wentii yang berguna untuk obat, bahan
pangan dan dalam transfusi darah. Selain itu, produk antibiotik penisilin yang
dihasilkan oleh Penicillium chrysogenum sangat berguna dalam bidang
kesehatan. Sedangkan peran negatif berupa kerusakan pangan berupa bulukan
dan busuk kapang yang disebabkan oleh Aspergillus niger dan Penicillium
sp.pada roti, sirup, buah, sayur dan daging awetan (Kimball, 1983; Bucle,1985;
Pelczar, 1988; Brock, 1970). Beberapa protein yang berupa racun yang
dihasilkan oleh kapang sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Racun-
racun ini dikenal sebagai micotoxin(Firouzmand, 2012). Namun, sebagian dari
racun ini justru dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen pada tanaman
(Suryanto, 2011).
C. Metode
1. Alat:
a. Mikroskop
b. Pipet
c. Gelas penutup
d. Kaca preparat
e. Jarum enten
f. Lampu spirtus
2. Bahan
a. Biakan murni kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. pada medium
PDA
b. Larutan mounting medium lactophenol cotton blue
c. Alkohol
3. Cara Kerja
D. Pembahasan
Tabel4.1 Hasil Pengamatan Kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp.
Sampel Kel. Perbesaran GambarAspergillusniger
1,3 400 X
Aspergillusniger
5,7 400 X
Aspergillusniger
9,11 400 X
Aspergillusniger
13,15 400 X
Aspergillusniger
17.19 400 X
Penicilliumsp.
2,4 400 X
Penicilliumsp.
6,8 400 X
Penicilliumsp.
10,12 400 X
Penicilliumsp.
14,16 400 X
Penicilliumsp.
18,20 400 X
Sumber: laporan sementara
Tabel 4.1 adalah tabel hasil pengamatan kapang dari kelompok 1 sampai
dengan kelompok 20. Kelompok percobaan dibagi menjadi sepuluh kelompok
ganjil-genap dan setiap kelompok percobaan terdiri atas dua kelompok.
Kelompok ganjil mengamati biakan Aspergillus niger, sedangkan kelompok
genap mengamati biakan Penicillium sp.
Pada pengamatanAspergillus niger, kelompok 1, 3 diperoleh hasil berupa
bulatan-bulatan berwarna biru yang disekitarnya terdapat serabut panjang yang
berwarna biru. Dalam bulatan biru tersebut, bagian tengahnya tampak
berwarna lebih gelap dibandingkan bagian tepinya. Hasil pengamatan
kelompok 5, 7 didapat suatu jaringan serabut-serabut berwarna biru yang
tersebar merata di bidang pandang. Diantara serabut-serabut tersebut terdapat
banyak titik-titik hitam dengan ukuran yang bervariasi. Sedangkan pada
kelompok 9, 11 terlihat serabut-serabut berwarna biru dalam setengah bidang
pandang, diantara serabut tersebut juga terdapat titik-titik hitam namun
berukuran lebih besar dibandingkan pengamatan kelompok 5,7. Pada
pengamatan kelompok 13,15, terlihat gumpalan serabut dengan titik-titik
hitamdiantaranya. Gumpalan tersebut berwarna coklat dibagian tengah dan
berwarna biru di bagian tepinya. Pada pengamatan kelompok 17,19 terlihat
banyak noda-noda hitam yang berukuran besar dan titik-titik hitam yang
berukuran lebih kecil yang tersebar secara merata pada bidang pandang.
Diantara noda-noda hitam tersebut terdapat serabut biru yang cukup renggang.
Hasil pengamatanPenicillium sp., kelompok 2,4 terlihat bahwa terdapat
empat noda berukuran besar yang berwarna coklat tua dengan warna yang
lebih gelap dibagian tengahnya. Disekitar noda tesebut terdapat serabut yang
berwarna abu-abu yang tersusun tidak beraturan. Kelompok 6,8 mengamati
adanya gumpalan berwarna bitu yang bagian tengahnya berwarna hitan, di sisi
lain bidang pandang, terdapat titik-titik dan serabut-serabut berwarna biru yang
tersusun cukup renggang. Pada pengamatan kelompok 10,12 terlihat gumpalam
serabut berwarna coklat tua yang jika diperhatkan terdapat titik-titik hitam
dalam gumpalan tersebut. Di tepi gumpalan tersebut sesekali terlihat adanya
serabut berwarna biru. Kelompok 14,16 pada percobaannya menghasilkan
kumpulan serabut yang berwarna abu-abu di tepi dan berwarna coklat di
tengahnya. Dijumpai sedikit titik-titik berwarna hitam di sebelah bawah bidang
pandang. Sedangkan pada kelompok 18,20 terlihat gumpalan coklat, berwarna
abu-abu ditengahnya dan terdapat noda hitam berukuran cukup besar dibagian
tengah dan bagian tepinya.
Dari data hasil pengamatan tersebut, pada setiap pengamatan terdapat
unsur yang sama yang ditemukan, yaitu:
1. Miselium
Pada saat pengamatan, miselium terlihat sebagai serabut berwarna biru,
coklat atau abu-abu yang secara umum tersusun tidak teratur yang
membentuk jaringan atau menumpuk sebagai sebuah gumpalan miselium.
Bagi kapang, miselium berguna sebagai tubuh penopang masa kapang,
untuk menyerap nutrisi, sebagian berperan dalam reproduksi.
2. Kotak spora
Kotak spora merupakan tempat untuk menyimpan dan fasilitator
pematangan spora pada kapang. Pada saat percobaan, dari pengamatan
beberapa kelompok terlihat dengan jelas bahwa kotak spora berupa noda
yang bagian tepinya berwarna lebih cerah dibandingkan bagian tengahnya.
3. Spora
Spora merupakan alat perkembangbiakan vegetatif pada kapang. Spora
terbentuk atas konjugasi antara kapang + dan kapang – yang menhasilkan
zigot, namun terjadi meiosis sehingga terbentuk spora + dan spora -. Pada
percobaan, spora terlihat sebagai titik-titik hitam (berwarna gelap) yang
berada dalam kotak spora
4. Gelembung udara
Gelembung udara yang terlihat selama pengamatan hanyalah gelembung
udara biasa yang terbentuk akibat kesalahan metode penutupan gelas
preparat dengan kaca penutup.
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa saat pengamatan kapang
dibawah mikroskop cahaya sederhana, setidaknya terdapat tiga bagian yang
akan terlihat menonjol, yaitu miselium, kotak spora dan spora dalam kantung
spora. Jika merujuk pada gambar teori (terlampir), maka percobaan
pengamatan kapang yang dilakukan belumlah cukup memadai. Hal ini
dikarenakan praktikan belum bisa melihat dan membedakan dengan jelas
bentuk kapang dari dua spesies yaitu Aspergillus niger dan Penicillium sp.
Pada gambar teori, terlihat jelas kapang Penicillium sp. terlihat seperti
sapu, di ujungnya terdapat konidia dan spora yang bergandengan, dipangkal
konidiospora terdapat sterigma dan konidiofora sebagai batangnya. Pada
biakan Aspergillus niger, terlihat kapang berbentuk seperti kipas, dimana spora
berantai membentuk konidia yang melekat pada sterigma. Konidiofora melekat
pada sel kaki yang merupakan bagian dari miselium. Hal ini sangat berbeda
dengan hasil pengamatan pada praktikum yang hanya terlihat sebagai serabut
dan titik hitam saja. Kemungkinan disebabkan karena perbesaran mikroskop
yang kurang sehingga hanya terlihat kapang yang kurang jelas.
Dalam keseharianya, kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. sering
dimanfaatkan dalam bidang obat dan makanan. Suatu produk dari kapang ini
muncul sebagai hasil metabolisme mereka setelah mereka menyerap substrat
dalam media. Pemanfaatan substrat ini biasanya digunakan dalam rangka untuk
mempertahankan kehidupan, melangsungkan keturunan dan untuk tumbuh
danmemperbaiki didri mereka sendiri. Biasanya, setelah terjadi reaksi
metabolisme akan terbentuk zat sisa yang kemudian zat sisa ini digunakan
untuk keperluan manusia. Jadi, bagian tubuh kapang yang menghasilkan zat-
zat yang bermanfaat bagi manusia itu adalah dari tubuh kapang itu sendiri
melalui proses metabolisme mereka. Contoh produk hasil dari Aspergillus
niger adalah asam sitrat dan asam glukonat, sedangkan contoh produk dari
Penicillium sp. adalah antibiotik penisilin.
Kapang, sebagai salah satu mikroorganisme yang bermanfaat bagi manusi
juga merupakan mikroorganisme yang merugikan manusia. Sebagai contoh
adalah Aspergillus niger yang dapat menyebabkan bulukan pada roti, daging
dan penyebab busuk kapang pada buah dan sayur. Kapang Penicillium sp.
biasanya menyebabkan kerusakan busuk kapang pada buah-buahan, penyebab
bulukan pada roti dan sirup (Pelczar, 1988).
E. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaanyang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Salah satu cara mengidentifikasi kapang adalah dengan pengamatan koloni
dan pengamatan morfologi selnya.
2. Morfologi Aspergillus sp. adalah konidia tidak bercabang muncul dari sel
kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya
sterigmata berbentuk seperti botol. Rantai-rantai konidia terbentuk pada
sterigmata sekunder (cabang sterigmata primer). Kepala spora berbentuk
seperti kipas. Askus-askus tertata secara tidak beraturan diseluruh
peritesium. Sporanya berwarna-warni.
3. Morfologi Penicillium sp. adalah hifa bercabang dengan bebas dan
berdinding tipis, serta mempunyai dua nukleus atau lebih. berkembang
biaksecara aseksual dengan membentuk berkas konidia yang menyerupai
sapu pada ujung-ujung konidiofora multiseluler.
DAFTAR PUSTAKA
Brock, Thomas D. 1970. Biology Of Microorganisms. Prentice Hall. New Jersey.
Bucle, K.A., R.A. Edward, G. H. Fleet, dan I. Wooton. 1985. Ilmu Pangan. UI
Press. Jakarta.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, and Robert B. Jackson. 2008.
BiologyEighth Edition. Pearson Benjamin Cummings. San Francisco.
Christyanto, Vidi. 2013. Potato Dextrose Agar (PDA).
http://www.mediaagar.com/blog/potato-dextrose-agar-pda/. Diakses pada
7 juni 2013 jam 12:05.
Ezekiel, C. N., S. O. Fapohunda, M. F. Olorunfemi,A. O. Oyebanji andI. Obi.
2013. Mycobiota andAflatoxinB1 Contamination of Piper
Guineense(Ashanti Pepper), P. NigrumL. (Black Pepper) andMonodora
Myristica(Calabash Nutmeg) from Lagos, Nigeria, International Food
Research Journal 20(1) 2013: 111-116.
Firouzmand, R., L. Modiri, A. C. Nosrati, S. H. S. Beheshtiha and S. S. Fashtali.
2012. Study of the Properties of Deoxynivalenol (DON) Production in
Culture Medium Regarding to Aspergillus Spp. Isolates from Processing
Factories in Northern Iran, International Journal of Molecular and Clinical
Microbiology 2 (2012): 158-163.
Fried, George H., dan G. H. Hademenos. 2006. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta.
Giraud, F., T. Giraud, G. Aguileta, E. Fournier, R. Samson, C. Cruaud, S. Lacoste,
J. Ropars, A. Tellier, and J. Dupont. 2010. Microsatellite Loci to
Recognize Species for the Cheese Starter and Contaminating Strains
Associated with Cheese Manufacturing, International Journal of Food
Microbiology 137 (2010): 204–213.
Kimball, John W. 1983.Biologi, Fifth Edition. Erlangga. Jakarta.
Pelczar, Michael J., Jr. dan E. C. S. Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI
Press. Jakarta.
Perrone, G, Ja´Nos Varga, Antonia Susca, Jens C. Frisvad, Gaetano Stea, Sa´Ndor
Kocsube´, Bea´Ta To´Th, Zofia Kozakiewicz, and Robert A. Samson.
2008. Aspergillus Uvarum sp. Nov., an Uniseriate Black Aspergillus
Species Isolated from Grapes in Europe, International Journal of
Systematic and Evolutionary Microbiology No. 58 (2008): 1032–1039.
Pohan, Arthur.2013. Bahan Kuliah Mikologi FK UNAIR. UNAIR. Surabaya.
Prasetyo, Ari K dan Wahyono Hadi. 2013. Pembuatan Etanol dari Sampah Pasar
Melalui Proses Hidrolisis Asam dan FermentasiBakteri Zymomonas
mobilis. Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS, Hal. 1-11.
Purwantisari, S., Rejeki Siti Ferniah, dan Budi Raharjo. 2008. Pengendalian
Hayati Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) dengan Agens Hayati
Jamur-jamur Antagonis Isolat Lokal, BIOMA, Vol. 10, No. 2, Desember
2008 Hal. 13-19.
Rachna, J. G. Veena, S. K. Pratap, and G. Sheetal. 2012. Isolation and
Characterization of Monocrotophos Degrading Activity of Soil Fungal
Isolate Aspergillus Niger MCP1 (ITCC7782.10), International Journal of
Environmental Sciences, Volume 3, No. 2, 2012: 841-851.
Rahmadi, A., Graham, H. Fleet. 2008. Isolasi Jamur Potensial Penghasil
Mikotoksin pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering Asal Indonesia,
Jurnal Seminar PATPI 2008: 1-21.
Rauf, Nur A., Untung Surapati, dan Ade Rosmana. 2012. Karakter Morfologi
Penyakit Frosty Pod Rot (Moniliophthora sp.) ada Kakao di Sulawesi
Tengah, Jurnal Pasca SarjanaUniversitas Hasanuddin Makassar, hal. 1-9.
Seeley, Harry W., Jr. and Paul J. Vandemark. 1965. Selected Exercises from
Mikrobes in Action, a Laboratory Manual of Microbiology. W. H.
Freeman And Company. San Fransisco And London.
Suryanto, D., Netti Irawati, and Erman Munir. 2011. Isolation and
Characterization of Chitinolytic Bacteria and Their Potential to Inhibit
Plant Pathogenic Fungi, Microbiology Indonesia Vol. 5, No. 3, September
2011: 144-148.
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK irmalawai
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
LAPORAN FARMAKOLOGI I PERCOBAAN EFEK DIURETIK
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 

Similar to MORFOLOGI KAPANG

Similar to MORFOLOGI KAPANG (20)

INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
 
Kapang
KapangKapang
Kapang
 
MIKOLOGI
MIKOLOGIMIKOLOGI
MIKOLOGI
 
Laporan 2
Laporan 2Laporan 2
Laporan 2
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
 
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ JamurMateri Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
 
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfKEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
 
Buku x bab 6
Buku x bab 6Buku x bab 6
Buku x bab 6
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptxbab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
 
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
 
PPT Materi : Jamur (fungi)
PPT Materi : Jamur (fungi)PPT Materi : Jamur (fungi)
PPT Materi : Jamur (fungi)
 

More from Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

More from Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 

MORFOLOGI KAPANG

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKOBIOLOGI UMUM Oleh: KELOMPOK 5 1. Amalia (H0912008) 2. Ayu (H0912021) 3. Dhita (H0912037) 4. Fransiska (H0912056) 5. Fadhila (H0912048) 6. Guruh (H0912061) PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. ACARA IV MORFOLOGI KAPANG A. Tujuan Pratikum PraktikumMikrobiologi Umum AcaraIV“Morfologi Kapang”ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari morfologi kapang dengan metode biakan murni. B. TinjauanPustaka Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri. Pada umumnya, formula komposisi PDA yang cocok untuk pertumbuhan jamur dan khamir (per liter) yaitu : 1. Bubuk kentang/potato starch4 gram 2. Dextrose20 gram 3. Agar15 gram (Christyanto, 2013). Lactophenol cotton blue(LCB)adalah salah satu pewarna yang digunakan untuk mewarnai kapang dan hasilnya berwarna biru. Dalam pewarnaan lactophenol cotton blue, phenol berfungsi untuk mematikan jamur. Glycerol mengawetkan preparat dan mencegah presipitasi dari cat dan Cotton blue berfungsi untuk mewarnai jamur menjadi biru. Metode pewarnaanlactophenol
  • 3. cotton blue menggunakan bahan-bahanphenol 20 g, lactic acid 20 ml, glycerol 40 g, danCotton blue 0.05 g. Cara kerjanya adalah memanaskan ose, mengambil larutan LCB dan letakkan pada object glass. Kemudian Panaskan ose kembali lalu Panaskan needle dan Didinginkan. Setelha bahan siap, ambil koloni jamur Kemudian campurkan dengan larutan LCB pada object glass tadi Setelah itu, tutup dengan cover glass dan lihat hasilnya di mikroskop. (Pohan, 2013). Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah CH3CH2OH yang disebut metil alkohol (metanol), C2H5OH yang diberi nama etil alkohol (etanol), dan C3H7OH yang disebut iso propil alkohol (IPA) atau propanol-2. Dalam dunia perdagangan yang disebut alkohol adalah etil alkohol atau metil karbinol dengan rumus kimia C2H5OH. Sifat etanol adalah jernih tak berwarna,beraroma khas,berfasa cair pada temperatur kamar (Prasetyo, 2013). Mikrobiologi adalah cabang sains kehidupan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan peran mereka di dunia sekitar kita. Mikrobiologi yang sering dipelajari adalah tentang dunia virus, monera, protista hingga fungi. Dalam mikrobiologi, dipelajari juga bagaimana cara untuk meningkatkan produktivitas dan nilai guna dari mikroba tersebut(Seeley, 1965). Di zaman sekarang, mikroorganisme sangat berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi pangan modern. Beberapa alasan mengapa peran mikroorganisme penting dalam bahan makanan adalah: 1. Adanya mikroorganisme, terutama jumlah dan macamnya, dapat menentukan taraf mutu bahan makanan. 2. Mereka dapat mengakibatkan kerusakan pangan. 3. Beberapa diantaranya digunakan untuk membuat produk-produk pangan khusus. 4. Mikroorganisme digunakan sebagai makanan atau makanan tambahan bagi manusia dan hewan. 5. Beberapa penyakit dapat berasal dari makanan.
  • 4. Pada dasarnya, pemanfaatan mikroorganisme adalah peran mereka dalam mentransformasi bahan pangan dan hasil yang didapat. Proses-proses peruraian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Bahan pangan protein + mikroorganisme proteolitik  asam amino + amin + amonia + hidrogen sulfida Bahan pangan berkarbohidrat + mikroorganisme peragi karbohidrat  asam + alkohol + gas Bahan pangan berlemak + mikroorganisme lipolitik  asam lemak + gliserol Selain itu, hasil sintesis dari mikroorganisme juga dapat berupa racun maupun pigmen (Pelczar, 1988). Banyak mikroorganisme yang berbahaya dan bermanfaat bagi kehidupan, dan sebagian adalah dari kingdom fungi. Kingdom fungi adalah kelompok besar eukariota yang tumbuh sebagai filamen tubular yang disebut hifa. Jalinan masa hifa disebut sebagai sebagai miselium. Hifa adalah senositik, yang artinya tidak digolong-golongkan menjadi sel-sel tersendiri. Walaupun sekat dijumpai, namun beberapa sekat hifa tetap berlubang-lubang sehingga sitoplasma dan banyak nukleus di dalam hifa bebas mengalir ke seluruh miselium. Dinding hifa itu diperkuat oleh kitin, yaitu suatu polimer dari N-asetil glukosamina (Kimball, 1983) Sekat (septum) dalam hifa memebentuk sudut siku-siku terhadap sumbu panjang hifa. Dalam miselium yang tumbuh cepat pada funsi parasitik, seringkali muncul hifa-hifa terspesialisasi yang disebut haustoria. Pada fungi yang merupakan parasit tumbuhan, penjuluran-penjuluran pendek itu mempenetrasi sel-sel tumbuhan dan dengan cepat menyerap nutrien apapun yang ada disana (Fried, 2006). Kingdom fungi dibagi menjadi lima filum, yaitu filum Chytridiomycota, filum Zygomycota, filum Glomeromycota, filum Ascomycota dan filum Basidiomycota. Filum Chytridiomycotaadalah fungi yang memiliki spora yang berflagel. Filum Zygomycota merupakan fungi yang zygosporangium-nya sebagai bagaian seksual memiliki sifat resisten. Filum Glomeromycota adalah merupakan fungi yang bersimbiosis sebagai sebagai mikoriza. Filum
  • 5. Ascomycota adalah fungi dengan spora seksual yang terletak dalam asci, selain itu memeiliki siklus aseksual yang berupa konidiospora. Filum Basidiomycota adalah filum fungi yang kita kenal sebagai jamur, yang bersifat kasat mata (Campbell, 2008). Filum Ascomycota adalah filum fungi yang terdiri dari fungi mikroskopis yang terlihat seperti kapas atau noda. Filum ini mencakup khamir, sejumlah embun tepung, ergot dan kapang. Jamur mangkuk yang kompleks ini seringkali berwarna-warni menghiasi tanah hutan hujan (Fried, 2006). Filum Ascomycota menghasilkan dua macam spora. Yang terbentuk secara aseksual disebut dengan konidia, berkembang dalam rantai diujung hifa. Jenis spora yang lain adalah askospora yang merupakan spora seksual yang terdiri dari emat atau delapan spora. Askospora dibentuk dalam kantung yang disebut askus (Kimball, 1983). Kapang merupakan salah satu anggota filum ascomycota yang miseliumnya dapat dilihat dengan mata. Miselium kapang terlihat sperti kapas. Kapang sering ditemukan pada kertas-kertas basah, kuli-kulit yang sudah usang, dinding basah, buah busuk dan bahan pangan seperti keju dan selai. Pertumbuhan kapang dapat berwarna hitam, putih atau berwarna-warni. Secara biokimia, kapang merupakan organisme aktif terutana sebagai saprofit (Bucle, 1985). Identifikasi terhadap kapang dilakukan berdasarkan observasi koloni dan morfologi sel (Rahmadi, 2008). Morfologi kapang sendiri berbeda dengan bakteri dan khamir. Kapang adalah bersifat multiseluler, dimana banyak sel bergabung menjadi satu tubuh. Dibawah mikroskop, dapat dilihat bahwa kapang terdiri atas hifa dan miselium. Kapang tumbuh dengan cara memperpanjang hifa pada ujungnya yang dikenal sebagai pertumbuhan apikal atau bagian tengan tubuh yang dikenal sebagai pertumbuhan interkalar. Beberpa jenis kapang memiliki sekat (septum) yang dapat digunakan untuk identifikasi. Beberapa bagian hifa terlibat dalam pembentukan spora baik secara seksual maupun aseksual. Dari satu hifa dapat menghasilkan beribu-ribu
  • 6. spora yang tahan terhadap lingkungan ekstrim. Contoh kapang yang cukup terkenal adalah Aspergillus sp. dan Penicillium sp.(Bucle, 1985). Ciri koloniPenicillium sp. pada media MYEA adalah koloni putih kasar. Hasil pengamatan mikroskop menunjukkan bahwa Hifa bersepta, terdapat 2 – 3 hifa percabang, konidiofor yang menjari, konidia bulat agak lonjong.Ciri koloniAspergillus sp. pada media MYEA adalah hijau kehitam – hitaman. Hasil pengamatan mikroskop menunjukkan bahwa konidiofor halus dan tidak berwarna dan hifa tegak berseptavertikal dan pada ujung membentuk globusa dengan bagian atas membesar (Rauf, 2012).Marga Aspergillusdapat dilihat darimorfologi jamur yang khas yaitu adanya vesikelyang berbentuk bulat hingga lonjong, fialid yangterbentuk di seluruh permukaan vesikel dankonidium yang terbentuk secara berantai padafialid. Koloni pada medium PDA berwarna hitamyang permukaannya kasar (Purwantisari, 2008). Ciri-ciri spesifik dari Aspergillus sp.adalah konidia tidak bercabang muncul dari sel kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya sterigmata berbentuk seperti botol. Rantai-rantai konidia terbentuk pada sterigmata sekunder (cabang sterigmata primer). Pada beberapa spesies kepala sporanya berbentuk bola, pada spesies lain penataan sterigmatanya memberikan penampilan seperti kipas atau silinder. Beberapa spesies menghasilkan askospora. Bila dibentuk, ada delapan askospora yang berbentuk bundar sampai lonjong dalam askus. Askus-askus tersebut tertata secara tidak beraturan diseluruh peritesium. Sporanya berwarna-warni dan karena itulh kapang-kapang ini mempeunyai warna khas masing-masing (Pelczar, 1988). Jenis kapang Aspergillussp. sendiri sangatlah banyak, diantaranya adalah A. niger, A. lacticolfeatus, A. brasiliensis, A. foetidus, A. costaricaensis, A. tubingensis, A. vadensis, A. carbbonarius, A. sclerotioniger, A. ibericus, A. ellipticus, A. heteromorphus, A. uvarum, A. aculeatus, A. japonicus, A. homomorphus, dan A. flavus (Perrone, 2008). Aspergillus nigerdikenal sebagai fungi pengurai yang potensial dalam dalam dunia pertanian (Rachna, 2012). Selain itu, Aspergillus flavus terkenal karena menghasilkan aflatoksin (Ezekiel, 2013).
  • 7. Sedangkan Penicillium sp. Merupakan kapang berwarna hijau-biru miselium tumbuh pada atau menembus substrat. Hifanya bercabang dengan bebas dan berdinding tipis, serta mempunyai dua nukleus atau lebih. Pada beberapa spesies, miselium berkembang menjadi sklerotium. Penicillium sp.berkembang biaksecara aseksual dengan membentuk berkas konidia yang menyerupai sapu pada ujung-ujung konidiofora multiseluler. Dua puluh spesies atau lebih menghasilkan askokarp yang dapat terdiri dari hifa yang saling tetenun pada beberapa spesies, atau mengakibatkan terbentuknya peridium pseudoparenkima pada yang lain (Pelczar, 1988). Jenis Penicillium sp. antara lain adalah P. biforme, P. camaberti, P. rogeri, P. candidum, P. caseicola, P. caseifulvum, P. commune, P. fuscoglaucum, P. palitans, P. Crustosum(Giraud, 2010) Kapang membawa peran positif dan negatif bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Peran positif dari kapang antara lain adalah produksi asam sitrat oleh Aspergillus niger atau Aspergillus wentii yang berguna untuk obat, bahan pangan dan dalam transfusi darah. Selain itu, produk antibiotik penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium chrysogenum sangat berguna dalam bidang kesehatan. Sedangkan peran negatif berupa kerusakan pangan berupa bulukan dan busuk kapang yang disebabkan oleh Aspergillus niger dan Penicillium sp.pada roti, sirup, buah, sayur dan daging awetan (Kimball, 1983; Bucle,1985; Pelczar, 1988; Brock, 1970). Beberapa protein yang berupa racun yang dihasilkan oleh kapang sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Racun- racun ini dikenal sebagai micotoxin(Firouzmand, 2012). Namun, sebagian dari racun ini justru dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen pada tanaman (Suryanto, 2011). C. Metode 1. Alat: a. Mikroskop b. Pipet c. Gelas penutup d. Kaca preparat
  • 8. e. Jarum enten f. Lampu spirtus 2. Bahan a. Biakan murni kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. pada medium PDA b. Larutan mounting medium lactophenol cotton blue c. Alkohol 3. Cara Kerja
  • 9. D. Pembahasan Tabel4.1 Hasil Pengamatan Kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. Sampel Kel. Perbesaran GambarAspergillusniger 1,3 400 X Aspergillusniger 5,7 400 X Aspergillusniger 9,11 400 X Aspergillusniger 13,15 400 X
  • 10. Aspergillusniger 17.19 400 X Penicilliumsp. 2,4 400 X Penicilliumsp. 6,8 400 X Penicilliumsp. 10,12 400 X
  • 11. Penicilliumsp. 14,16 400 X Penicilliumsp. 18,20 400 X Sumber: laporan sementara Tabel 4.1 adalah tabel hasil pengamatan kapang dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 20. Kelompok percobaan dibagi menjadi sepuluh kelompok ganjil-genap dan setiap kelompok percobaan terdiri atas dua kelompok. Kelompok ganjil mengamati biakan Aspergillus niger, sedangkan kelompok genap mengamati biakan Penicillium sp. Pada pengamatanAspergillus niger, kelompok 1, 3 diperoleh hasil berupa bulatan-bulatan berwarna biru yang disekitarnya terdapat serabut panjang yang berwarna biru. Dalam bulatan biru tersebut, bagian tengahnya tampak berwarna lebih gelap dibandingkan bagian tepinya. Hasil pengamatan kelompok 5, 7 didapat suatu jaringan serabut-serabut berwarna biru yang tersebar merata di bidang pandang. Diantara serabut-serabut tersebut terdapat banyak titik-titik hitam dengan ukuran yang bervariasi. Sedangkan pada kelompok 9, 11 terlihat serabut-serabut berwarna biru dalam setengah bidang pandang, diantara serabut tersebut juga terdapat titik-titik hitam namun berukuran lebih besar dibandingkan pengamatan kelompok 5,7. Pada pengamatan kelompok 13,15, terlihat gumpalan serabut dengan titik-titik
  • 12. hitamdiantaranya. Gumpalan tersebut berwarna coklat dibagian tengah dan berwarna biru di bagian tepinya. Pada pengamatan kelompok 17,19 terlihat banyak noda-noda hitam yang berukuran besar dan titik-titik hitam yang berukuran lebih kecil yang tersebar secara merata pada bidang pandang. Diantara noda-noda hitam tersebut terdapat serabut biru yang cukup renggang. Hasil pengamatanPenicillium sp., kelompok 2,4 terlihat bahwa terdapat empat noda berukuran besar yang berwarna coklat tua dengan warna yang lebih gelap dibagian tengahnya. Disekitar noda tesebut terdapat serabut yang berwarna abu-abu yang tersusun tidak beraturan. Kelompok 6,8 mengamati adanya gumpalan berwarna bitu yang bagian tengahnya berwarna hitan, di sisi lain bidang pandang, terdapat titik-titik dan serabut-serabut berwarna biru yang tersusun cukup renggang. Pada pengamatan kelompok 10,12 terlihat gumpalam serabut berwarna coklat tua yang jika diperhatkan terdapat titik-titik hitam dalam gumpalan tersebut. Di tepi gumpalan tersebut sesekali terlihat adanya serabut berwarna biru. Kelompok 14,16 pada percobaannya menghasilkan kumpulan serabut yang berwarna abu-abu di tepi dan berwarna coklat di tengahnya. Dijumpai sedikit titik-titik berwarna hitam di sebelah bawah bidang pandang. Sedangkan pada kelompok 18,20 terlihat gumpalan coklat, berwarna abu-abu ditengahnya dan terdapat noda hitam berukuran cukup besar dibagian tengah dan bagian tepinya. Dari data hasil pengamatan tersebut, pada setiap pengamatan terdapat unsur yang sama yang ditemukan, yaitu: 1. Miselium Pada saat pengamatan, miselium terlihat sebagai serabut berwarna biru, coklat atau abu-abu yang secara umum tersusun tidak teratur yang membentuk jaringan atau menumpuk sebagai sebuah gumpalan miselium. Bagi kapang, miselium berguna sebagai tubuh penopang masa kapang, untuk menyerap nutrisi, sebagian berperan dalam reproduksi. 2. Kotak spora Kotak spora merupakan tempat untuk menyimpan dan fasilitator pematangan spora pada kapang. Pada saat percobaan, dari pengamatan
  • 13. beberapa kelompok terlihat dengan jelas bahwa kotak spora berupa noda yang bagian tepinya berwarna lebih cerah dibandingkan bagian tengahnya. 3. Spora Spora merupakan alat perkembangbiakan vegetatif pada kapang. Spora terbentuk atas konjugasi antara kapang + dan kapang – yang menhasilkan zigot, namun terjadi meiosis sehingga terbentuk spora + dan spora -. Pada percobaan, spora terlihat sebagai titik-titik hitam (berwarna gelap) yang berada dalam kotak spora 4. Gelembung udara Gelembung udara yang terlihat selama pengamatan hanyalah gelembung udara biasa yang terbentuk akibat kesalahan metode penutupan gelas preparat dengan kaca penutup. Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa saat pengamatan kapang dibawah mikroskop cahaya sederhana, setidaknya terdapat tiga bagian yang akan terlihat menonjol, yaitu miselium, kotak spora dan spora dalam kantung spora. Jika merujuk pada gambar teori (terlampir), maka percobaan pengamatan kapang yang dilakukan belumlah cukup memadai. Hal ini dikarenakan praktikan belum bisa melihat dan membedakan dengan jelas bentuk kapang dari dua spesies yaitu Aspergillus niger dan Penicillium sp. Pada gambar teori, terlihat jelas kapang Penicillium sp. terlihat seperti sapu, di ujungnya terdapat konidia dan spora yang bergandengan, dipangkal konidiospora terdapat sterigma dan konidiofora sebagai batangnya. Pada biakan Aspergillus niger, terlihat kapang berbentuk seperti kipas, dimana spora berantai membentuk konidia yang melekat pada sterigma. Konidiofora melekat pada sel kaki yang merupakan bagian dari miselium. Hal ini sangat berbeda dengan hasil pengamatan pada praktikum yang hanya terlihat sebagai serabut dan titik hitam saja. Kemungkinan disebabkan karena perbesaran mikroskop yang kurang sehingga hanya terlihat kapang yang kurang jelas. Dalam keseharianya, kapang Aspergillus niger dan Penicillium sp. sering dimanfaatkan dalam bidang obat dan makanan. Suatu produk dari kapang ini muncul sebagai hasil metabolisme mereka setelah mereka menyerap substrat
  • 14. dalam media. Pemanfaatan substrat ini biasanya digunakan dalam rangka untuk mempertahankan kehidupan, melangsungkan keturunan dan untuk tumbuh danmemperbaiki didri mereka sendiri. Biasanya, setelah terjadi reaksi metabolisme akan terbentuk zat sisa yang kemudian zat sisa ini digunakan untuk keperluan manusia. Jadi, bagian tubuh kapang yang menghasilkan zat- zat yang bermanfaat bagi manusia itu adalah dari tubuh kapang itu sendiri melalui proses metabolisme mereka. Contoh produk hasil dari Aspergillus niger adalah asam sitrat dan asam glukonat, sedangkan contoh produk dari Penicillium sp. adalah antibiotik penisilin. Kapang, sebagai salah satu mikroorganisme yang bermanfaat bagi manusi juga merupakan mikroorganisme yang merugikan manusia. Sebagai contoh adalah Aspergillus niger yang dapat menyebabkan bulukan pada roti, daging dan penyebab busuk kapang pada buah dan sayur. Kapang Penicillium sp. biasanya menyebabkan kerusakan busuk kapang pada buah-buahan, penyebab bulukan pada roti dan sirup (Pelczar, 1988). E. Kesimpulan Berdasarkan pada percobaanyang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Salah satu cara mengidentifikasi kapang adalah dengan pengamatan koloni dan pengamatan morfologi selnya. 2. Morfologi Aspergillus sp. adalah konidia tidak bercabang muncul dari sel kaki dan berakhir sebagai fesikel yang menyebabkan munculnya sterigmata berbentuk seperti botol. Rantai-rantai konidia terbentuk pada sterigmata sekunder (cabang sterigmata primer). Kepala spora berbentuk seperti kipas. Askus-askus tertata secara tidak beraturan diseluruh peritesium. Sporanya berwarna-warni. 3. Morfologi Penicillium sp. adalah hifa bercabang dengan bebas dan berdinding tipis, serta mempunyai dua nukleus atau lebih. berkembang biaksecara aseksual dengan membentuk berkas konidia yang menyerupai sapu pada ujung-ujung konidiofora multiseluler.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Brock, Thomas D. 1970. Biology Of Microorganisms. Prentice Hall. New Jersey. Bucle, K.A., R.A. Edward, G. H. Fleet, dan I. Wooton. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta. Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, and Robert B. Jackson. 2008. BiologyEighth Edition. Pearson Benjamin Cummings. San Francisco. Christyanto, Vidi. 2013. Potato Dextrose Agar (PDA). http://www.mediaagar.com/blog/potato-dextrose-agar-pda/. Diakses pada 7 juni 2013 jam 12:05. Ezekiel, C. N., S. O. Fapohunda, M. F. Olorunfemi,A. O. Oyebanji andI. Obi. 2013. Mycobiota andAflatoxinB1 Contamination of Piper Guineense(Ashanti Pepper), P. NigrumL. (Black Pepper) andMonodora Myristica(Calabash Nutmeg) from Lagos, Nigeria, International Food Research Journal 20(1) 2013: 111-116. Firouzmand, R., L. Modiri, A. C. Nosrati, S. H. S. Beheshtiha and S. S. Fashtali. 2012. Study of the Properties of Deoxynivalenol (DON) Production in Culture Medium Regarding to Aspergillus Spp. Isolates from Processing Factories in Northern Iran, International Journal of Molecular and Clinical Microbiology 2 (2012): 158-163. Fried, George H., dan G. H. Hademenos. 2006. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. Giraud, F., T. Giraud, G. Aguileta, E. Fournier, R. Samson, C. Cruaud, S. Lacoste, J. Ropars, A. Tellier, and J. Dupont. 2010. Microsatellite Loci to Recognize Species for the Cheese Starter and Contaminating Strains Associated with Cheese Manufacturing, International Journal of Food Microbiology 137 (2010): 204–213. Kimball, John W. 1983.Biologi, Fifth Edition. Erlangga. Jakarta. Pelczar, Michael J., Jr. dan E. C. S. Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta. Perrone, G, Ja´Nos Varga, Antonia Susca, Jens C. Frisvad, Gaetano Stea, Sa´Ndor Kocsube´, Bea´Ta To´Th, Zofia Kozakiewicz, and Robert A. Samson. 2008. Aspergillus Uvarum sp. Nov., an Uniseriate Black Aspergillus Species Isolated from Grapes in Europe, International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology No. 58 (2008): 1032–1039. Pohan, Arthur.2013. Bahan Kuliah Mikologi FK UNAIR. UNAIR. Surabaya. Prasetyo, Ari K dan Wahyono Hadi. 2013. Pembuatan Etanol dari Sampah Pasar Melalui Proses Hidrolisis Asam dan FermentasiBakteri Zymomonas mobilis. Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS, Hal. 1-11.
  • 16. Purwantisari, S., Rejeki Siti Ferniah, dan Budi Raharjo. 2008. Pengendalian Hayati Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) dengan Agens Hayati Jamur-jamur Antagonis Isolat Lokal, BIOMA, Vol. 10, No. 2, Desember 2008 Hal. 13-19. Rachna, J. G. Veena, S. K. Pratap, and G. Sheetal. 2012. Isolation and Characterization of Monocrotophos Degrading Activity of Soil Fungal Isolate Aspergillus Niger MCP1 (ITCC7782.10), International Journal of Environmental Sciences, Volume 3, No. 2, 2012: 841-851. Rahmadi, A., Graham, H. Fleet. 2008. Isolasi Jamur Potensial Penghasil Mikotoksin pada Produk Fermentasi Biji Kakao Kering Asal Indonesia, Jurnal Seminar PATPI 2008: 1-21. Rauf, Nur A., Untung Surapati, dan Ade Rosmana. 2012. Karakter Morfologi Penyakit Frosty Pod Rot (Moniliophthora sp.) ada Kakao di Sulawesi Tengah, Jurnal Pasca SarjanaUniversitas Hasanuddin Makassar, hal. 1-9. Seeley, Harry W., Jr. and Paul J. Vandemark. 1965. Selected Exercises from Mikrobes in Action, a Laboratory Manual of Microbiology. W. H. Freeman And Company. San Fransisco And London. Suryanto, D., Netti Irawati, and Erman Munir. 2011. Isolation and Characterization of Chitinolytic Bacteria and Their Potential to Inhibit Plant Pathogenic Fungi, Microbiology Indonesia Vol. 5, No. 3, September 2011: 144-148.