Dokumen tersebut membahas tantangan utama dan permasalahan pembangunan daerah di Kalimantan Timur yang meliputi infrastruktur yang kurang memadai, perekonomian berbasis sumber daya alam yang menurun, serta masalah kemiskinan dan pengangguran yang belum teratasi."
2. Permasalahan dan Tantangan Utama
Pembangunan Daerah
Pelaksanaan pembangunan selama ini telah membawa
berbagai kemajuan, namun masih belum memberikan hasil
yang optimal.
1. Permasalahan yang paling mendasar di kaltim adalah dibidang
infrastruktur yang masih kurang memadai sehingga berpengaruh
besar terhadap pembangunan sosek di kaltim terutama daerah
perdesaan dan perbatasan
2. Perekonomian kaltim yang berbasis sumberdaya alam yang
terbaharui (migas) menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun
dari tahun ke tahun, sementara itu kerusakan lingkungan semakin
meningkat karena eksplorasi batu bara yang semakin intens.
3. Masalah kemiskinan dan pengangguran yang belum berhasil
diturunkan secara signifikan, mengingat pertumbuhan penduduk
yang tinggi
4. Permasalah pendidikan yang perlu diperhatikan adalah masih
kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, terutama daerah
perdesaan dan perbatasan 2
4. Tingkat Pelayanan Publik dan Demokrasi
1. Masih rendahnya kualitas SDM terutama kaum wanita
dalam mendukung kesetaraan gender dan masih
tingginya masalah kekerasan terhadap wanita dalam
keluarga, yang dipicu oleh satu faktor kemiskinan
2. Rendahnya tingkat kemampuan kesadaran berpolitik
dikalangan kaum wanita dibandingkan dengan pihak
laki-laki, akibatnya jumlah wanita yang duduk dibadan
legislatif masih tetap sedikit
3. Gender belum terintegrasi dengan baik dalam
hubungan kebijakan yang dikaitkan dengan pendidikan
didaerah dengan kabupaten/kota.
4. Pemahaman mengenai gender belum sepenuhnya
merata diberbagai para pemangku kepentingan
5. Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
60 0,02
0,01
50
0
40 -0,01
-0,02
30
-0,03
20 -0,04
-0,05
10
-0,06
0 -0,07
2004 2005 2006 2007 2008
Tingkat Kualitas SDM Provinsi Kaltim (outcomes)
Tingkat Kualitas SDM Nasional (outcomes)
Tren Provinsi
Tren Nasional
5
Indikator II
6. Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia
Analisis Relevansi :
Pembangunan kualitas sumberdaya manusia yang tercermin
dari empat indikator utama yaitu IPM, Pendidikan, kesehatan
dan KB, meningkat dari tahun ketahun sesuai dengan sasaran
yang ingin dicapai. Peningkatan kualitas SDM merupakan
program prioritas selain infrastruktur di kaltim. Relevansi
pembangunan SDM daerah dan nasional sejalan dengan
capaian yang lebih untuk tahun 2006 – 2008.
Analisis Efektivitas :
Upaya pembangunan kualitas SDM nampaknya membuahkan
hasil, keinginan pemerintah Kaltim yang tergantung dalam visi
dan misi pembangunan memberikan dampak yang besar bagi
kaltim. Contohnya adalah IPM yang terus membaik pada tiap
tahunnya.
8. Tingkat Pembangunan Ekonomi (1)
• Relevansi pembangunan di provinsi Kalimantan Timur
dengan pembangunan nasional tidak relevan hal ini dapat
dilihat pada trend kesejahteraan ekonomi. Pada garis trend
provinsi Kalimantan cenderung naik . Tingkat kesejahteraan
ekonomi adalah 17,28% sedangkan kecenderungan tingkat
kesejahteraan ekonomi nasional adalah 3,58%. Tingkat
pencapaian kesejahteraan ekonomi adalah Kaltim adalah
57,154 dan tingkat kesejahteraan nasional dicapai 76.
• Kecenderungan garis trend kesejahteraan ekonomi
Kalimantan Timur cenderung naik akan berdampak pada
tingkat kemiskinan maupun jumlah penganggur yang
diakibatkan oleh tingkat investasi yang cenderung naik.
8
9. Tingkat Pembangunan Ekonomi (2)
• Efektivitas pembangunan dapat dilihat dari sasaran
pembangunan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat, apabila dilihat
secara nasional tingkat pertumbuhan ekonomi semakin lama
semakin baik, dapat dilihat dari tren pertumbuhan ekonomi
dari 4,25% pada tahun 2004 menjadi 6,3% pada tahun 2008.
Sedangkan Provinsi Kalimantan Timur tingkat pertumbuhan
ekonomi 3,17% pada 2005 turun menjadi 1,1% pada tahun
2008.
• Apabila dilihat dari tren kesejahteraan ekonomi Kalimantan
Timur naik sangat drastis dari 34,91% naik menjadi 86%.
Sementara kesejahteraan nasional dari 15,45% naik menjadi
26,29%.
9
10. Tingkat Pembangunan Ekonomi (3)
• Efisiensi pembangunan dapat diukur dengan membandingkan
antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan.
• Tingkat efisiensi pembangunan di Kalimantan timur dari tahun
ke tahun cenderung turun. Ini dapat dilihat pada tahun 2004
tingkat efisiensi -17,23% naik menjadi 1,36%. Sedang
efisiensi pembangunan di tingkat nasional pada tahun 2004
adalah 86,91% turun menjadi 5,52% pada tahun 2005 dan
naik kembali menjadi 57,27%. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat efeisiensi pembayaran di tingkat nasional jauh lebih
tinggi disbanding tingkat efisiensi pembangunan ditingkat
Provinsi Kalimantan Timur.
10
11. Tingkat Pengelolaan SDA dan
Lingkungan Hidup
Capaian Indikator Outcomes (%)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2004 2005 2006 2007 2008
Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur
Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Nasional
2 per. Mov. Avg. (Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Provinsi
Kalimantan Timur)
2 per. Mov. Avg. (Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam Nasional)
11
Indikator IV
12. Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup (1)
Analisis Relevansi
Secara umum capaian indikator outcomes Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam
berasal dari sektor Kehutanan dan sektor Kelautan yang ditunjang oleh indikator
pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis dan
persentase terumbu karang dalam keadaan baik. Berdasarkan hasil analisis kedua
indikator pendukung tersebut dari tahun 2004 – 2008 ternyata capaian indikator
outcomes dari pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Provinsi
Kalimantan Timur relatif sejalan atau relevan dengan capaian indikator outcomes dari
pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Alam secara nasional
Hal ini juga diperlihatkan oleh yang menunjukkan bahwa tren atau kecenderungan
capaian indikator outcomes tersebut baik di Propinsi Kalimantan Timur maupun
secara nasional relatif hampir sama.
Terutama capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang
ditunjang oleh indikator pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan
terhadap lahan kritis, baik di Provinsi Kalimantan Timur maupun secara nasional
apabila dibandingkan dengan luasan lahan kritis yang ada, maka realisasi
pelaksanaan kegiatan rehabilitasinya jauh relatif masih sedikit luasannya. Oleh
karena itu, di masa yang akan datang pelaksanaan kegitan tersebut perlu
ditingkatkan luasannya.
13. Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup (2)
Analisis Efektivitas
Secara umum apabila didasarkan pada hasil analisis indikator outcomes Kualitas Pengelolaan
Sumber Daya Alam dari indikator pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan
terhadap lahan kritis dan persentase terumbu karang dalam keadaan baik, ternyata capaian
indikator outcomes-nya dari awal sampai pertengahan periode tahun 2004 – 2008 relatif baik,
namun setelah itu sampai akhir periode tahun 2004 – 2008 cenderung sedikit mengalami
penurunan. Oleh karena itu, diharapkan pengelolaan sumber daya alam ke depan lebih
diefektivkan.
Terutama capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang ditunjang oleh
indikator pendukung persentase luas lahan rehabilitasi dalam hutan terhadap lahan kritis, baik di
Provinsi Kalimantan Timur maupun secara nasional dari tahun ke tahun penambahan luasan
pelaksanaan kegiatan semakin sedikit luasannya selama periode tahun 2004 – 2008. Sehingga,
dikhawatirkan upaya rehabilitasi tersebut tidak akan efektif untuk mengantisipasi perluasan lahan
kritis.
Capaian indikator outcomes Pengelolaan Sumber Daya Alam yang ditunjang oleh indikator
pendukung dari persentase terumbu karang dalam keadaan baik, maka ekosistem wilayah pesisir
dan laut menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung
maupun tidak langsung, seperti sumberdaya alam hayati yang dapat pulih, diantaranya sumber
perikanan, mengrove, terumbu karang dan rumput laut. Wilayah pesisir merupakan penyedia
sumberdaya alam yang produktif, pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dapat
pulih harus dilakukan dengan tepat agar tidak melebihi kemampuannya untuk memulihkan diri
pada priode waktu tertentu. Agar lingkungan dapat lestari diperlukan kecermatan pemanfaatan
sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak merusak
lingkungan sekitarnya.
13
14. Tingkat Kesejahteraan Sosial
90,00 0,02
0,015
89,00
0,01
88,00
0,005
87,00
0
86,00 -0,005
-0,01
85,00
-0,015
84,00
-0,02
83,00
-0,025
82,00 -0,03
2004 2005 2006 2007 2008
Tingkat Kesejahteraan Sosial Provinsi Kaltim (outcome)
Tingkat Kesejahteraan Sosial Nasional (outcome)
Tren Provinsi
Tren Nasional
14
Indikator V
15. Tingkat Kesejahteraan Sosial (1)
• Analisis Relevansi
• Kesejahteraan rakyat mengandung makna kesejahteraan
lahir dan bathin. Dalam konteks pembahasan tentang
kesejahteraan maka seringkali kita dihadapkan pada suatu
permasalahan pengangguran dan kemiskinan. Dari hasil
perhitungan menunjukkan bahwa tahun 2004 outcome
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan rakyat cukup baik
dibandingkan provinsi Kalimantan Timur, namun pada periode
berikutnya provinsi Kalimantan Timur lebih baik.
Pembangunan kesejahteraan sosial sejak tahun 2005 sampai
2008 berjalan searah baik provinsi maupun nasional dan
provinsi nampaknya lebih baik dibandingkan nasional.
Artinya program penurunan kemiskinan dan pengagguran
relatif berhasil.
15
16. Tingkat Kesejahteraan Sosial (2)
• Analisis Efektivitas
• Program pengentasan kemiskinan dan pengurangan angka
pengangguran yang telah dilakukan dengan berbagai
kebijakan nampaknya membuahkan hasil baik, karena data
menunjukkan telah terjadi terjadi penurunan dalam skala
nasional pada 2006 - 2008, sementara itu di provinsi
Kalimantan Timur pada periode yang sama terjadi kenaikan
penduduk miskin dan pengangguran. Realitas capaian
pembangunan semakin membaik karena dua indikator yang
digunakan dalam menghitung tingkat kesejahteraan rakyat ini
semakin mengecil, artinya secara nasional sudah berhasil
meningkatkan kesejahteraan rakyat sedangkan provinsi
Kalimantan Timur masih terus berjuang untuk mengurangi
angka kemiskinan dan pengangguran, karena angka tren
menunjukkan angka positif.
16
18. Kesimpulan
Jika dilihat secara umum capaian pembangunan ekonomi
sosial di kalimantan timur sesuai dengan sasaran
pembangunan, karena mendukung pembangunan nasional,
meskipun ada beberapa masalah yang masih perlu dibenahi
guna memaksimalkan pembangunan sesuai dengan terget
yang diinginkan
Sementara itu efektivitas yang diukur berdasarkan
sejauhmana capaian pembangunan daerah membaik
dibandingkan dari tahun sebelumnya juga menunjukkan
kecenderungan yang semakin membaik, meskipun ada
terlihat dibeberapa tahun yang nampaknya kurang sesuai
karena berbagai kendala yang dihadapi.
19. Quesioner (diisi tim EKPD Prov)
Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat
Item Tinggi rendah
Tingkat Pelayanan Publik dan
Demokrasi
√
Tingkat Kualitas SDM
√
Tingkat Pembangunan
Ekonomi
√
Tingkat Pengelolaan SDA dan
Lingkungan Hidup
√
Tingkat Kesejahteraan Sosial
√