materi

1. 2. ABU
Abu adalah sisa anorganik dari pembakaran sempurna suatu bahan pada
suhu 600 o
C selama beberapa waktu ( 2 – 8 jam). Kandungan abu dan
komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar
abu ada hubungannya dengan kandungan mineral suatu bahan.
Berdasarkan kandungan nutrien pada sampel, ada dua cara pengabuan
yaitu pengabuan kering (dry ashing) untuk sampel pada umumnya dan
pengabuan basah (wet ashing) untuk sampel yang tinggi kandungan glukosa dan
atau glikogen.
Penentuan kadar abu secara kering:
Prinsip : mengoksidasikan semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500
– 600 o
C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal
setelah proses pembakaran tersebut.
Alat :
Cawan porselin , Eksikator, Timbangan analitik, Penjepit, Tanur (Muffle)
Cara:
• Cawan porselin bersih dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o
C selama 1
jam, kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang
• Timbang sampel kering sebanyak 1,5 – 2 g dalam cawan porselin dan
selanjutnya dibakar sempurna dalam tanur pada suhu 600 o
C selama 12 jam
atau sampai terbentuk abu yang sempurna (berwarna putih )
• Pindahkan cawan dalam oven suhu 120 o
C selama 1 jam dan dinginkan
dalam eksikator.
• Setelah dingin ditimbang
Perhitungan:
% Abu = berat abu x 100 %
Berat sample

2. Penentuan kadar abu secara basah:
Prinsip : memberikan reagensia kimia tertentu ke dalam bahan sebelum
dilakukan pengabuan.
Contoh reagensia:
1. Asam Sulfat pekat
2. Campuran Asam Sulfat dan Potasium Sulfat
3. Campuran Asam Sulfat dan asam Nitrat
4. Asam Perchlorat dan Asam Nitrat