Dokumen tersebut membahas sejarah perumusan dan perkembangan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, mulai dari masa perumusan hingga interpretasi di berbagai era kepemimpinan. Beberapa poin kunci yang diangkat antara lain proses lahirnya Pancasila sebagai dasar negara melalui sidang BPUPKI dan PPKI, penafsiran di masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi beserta pengakuan Pancasila sebagai
5. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Masa Kerajaan
Pancasila masa
Reformasi
Mistifikasi dan
Ideologisasi Pancasila di
Era Soeharto
Percobaan Demokrasi
(1949-1959)
Lahirnya Dasar Negara
Pancasila
Ortodoksi Ideologi ala
Soekarno
6. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Nilai-nilai Pancasila
Kerajaan
Majapahit
Kerajaan
sebelum
Majapahit
Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan
Kutai
7. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
• Sidang BPUPKI pertama
(29 Mei-1 Juni 1945)
• Sidang BPUPKI kedua
(10-17 Juli 1945)
12. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
“…. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya menurut
dasar Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
13. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Sidang PPKI
18 Agustus 1945
14. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Sidang PPKI, 18 Agustus 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
15. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Masa Perumusan
1. Pancasila sebuah kontrak sosial/kompromi
politik #kalangan nasionalis#
2. Pancasila lebih dari sekedar kontrak sosial,
Tapi sebagai filsafat sosial, weltanschaung
(word view) suatu masyarakat yang
terbentuk dari pengalaman bersama dalam
batas dan kondisi lingkungan tertentu yang
menghasilkan sistem sosiokultural,
khususnya nilai-nilai yang bersifat spesifik #Ir.
Soekarno#
16. Masa Percobaan Demokrasi 1949-1959
Perubahan bentuk Negara Kesatuan menjadi Negara
Republik Indonesia Serikat, sesuai kesepakatan Konferensi
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Meja Bundar, di Den Haag Belanda
17. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Konstitusi RIS
“Maka dengan ini kami menyusun
kemerdekaan kami itu dalam suatu
Piagam negara yang berbentuk republik-federasi,
berdasarkan pengakuan ke-
Tuhanan Yang Maha Esa, peri
kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan
dan keadilan sosial untuk mewujudkan
kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian
dan kemerdekaan dalam masyarakat
negara-hukum Indonesia merdeka yang
berdaulat sempurna”
Alinea 3 Pembukaan Konstitusi RIS
18. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
UUDS 1950
“Maka demi ini kami menyusun
kemerdekaan kami itu dalam suatu
piagam negara yang berbentuk
republik-kesatuan, berdasarkan
pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha
Esa, Peri Kemanusiaan,
Kebangsaan, Kerakyatan dan
keadilan sosial untuk mewujudkan
kebahagiaan, kesejahteraan,
perdamaian dan kemerdekaan
dalam masyarakat negara-hukum
Indonesia merdeka yang berdaulat
sempurna”
Alinea 4 Mukadimah UUDS 1950
19. Masa Percobaan Demokrasi 1949-1959
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
20. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
DEKRIT PRESIDEN
5 Juli 1959
21. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
• 17 Agustus 1959,
Presiden
mengeluarkan
Manifesto Politik
• “Demi revolusi yang
berkesinambungan
dikobarkan kembali
semangat revolusi,
keadilan sosial serta
melengkapi kembali
lembaga dan
organisasi negara”
Universitas
Ahmad Dahlan
22. Awal 1960, Manifesto politik digandengkan dengan USDEK (UUD
1945, sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia)
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
23. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Demokrasi Terpimpin
• Pancasila dan Konstitusi hasil orisinil bangsa
Indonesia (Soekarno)
• Mempersepsikan pemerintahan sosial sebagai
demokrasi terpimpin
• Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya alat
pemersatu dan jawaban terhadap persoalan
bangsa # ideologi negara #
• Pancasila ditafsirkan dalam Manipol-USDEK
• Ekspansi PKI yang begitu besar (atheis) diimbangi
oleh tokoh anti PKI (ajaran Pancasila yang murni)
24. Mistifikasi dan Ideologisasi Pancasila di Era Soeharto
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Masa awal berkuasa (1966-an),
Pancasila adalah sebagai dasar
negara dalam satu rangkaian
integratif dengan UUD 1945
Doktrin melaksanakan
Pancasila secara murni dan
konsekuen
25. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Tahun 1980-an,
Pancasila ditekankan
kembali sebagai dasar
negara, juga mendapat
penekanan ideologis,
Pancasila sebagai
ideologi negara –
Pancasila bersifat kaku
dan mutlak
pemaknaannya – .
26. Beberapa Penyimpangan Pancasila masa Orde Baru
• Mistifikasi Pancasila, ia dijadikan instrumen
politik untuk menjaga status quo. Pancasila
menjadi nilai-nilai yang diurai secara positivistik
• Pancasila secara sistemik dimakna secara tunggal
dengan didirikannya badan yang dikenal sebagai
BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan
Pedoman Penghayatatan Pengamalan Pancasila)
lengkap dengan program penataran P4 yang
diorganisirnya
• Menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dalam
kehidupan berpolitik (termasuk partai politik)
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
27. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Orde Reformasi
Dalam peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2006 di
UI
1. Pancasila sebagai kontrak sosial
2. Pancasila sebagai ideologi kebangsaan – ciri
identitas kultural bangsa, nilai-nilainya jadi
perekat sosial
3. Pancasila sebagai visi bangsa dan negara – cita-cita/
harapan yang diraih, bukan kondisi faktual
sekarang
4. Pancasila sebagai konsepsi politik/ideologi
negara yang berlaku di ruang publik/domain
publik
28. Kesepakatan Pancasila dalam era reformasi
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
1. Tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan
2. Tidak menjadikan Pancasila sebagai doktrin
komprehensif yang mengatasi atau menolak
ideologi lain
3. Tidak menjadikan Pancasila sebagai
kebenaran tunggal, mono interpretasi, dan
justifikasi otoritarianisme negara
29. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Tidak mungkin dihindari
1. Meletakan Pancasila sebagai dasar negara
2. Memahami Pancasila sebagai pandangan
dunia (wordview) atau visi masa depan
masyarakat Indonesia. – nilai yang
dikandung Pancasila memang hidup dalam
masyarakat Indonesia –
3. Meletakan Pancasila sebagai visi bangsa,
sebagai konsekuensi Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup masyarakat
Indonesia. Keduanya mengadung visi tetang
masa depan yang dicita-citakan
30. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila sebagai Dasar Negara
Indonesia
31. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Keputusan penting Sidang PPKI
32. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pembukaan UUD 1945
“….. yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawatan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”
Menurut
penafsiran
historis, dan
secara yuridis
formal rumusan
ini dinamakan
Pancasila
33. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila Dasar Negara
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
dasar negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.
Pasal 1 TAP MPR RI No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan TAP MPR RI NO
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara
34. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Maknanya?
Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila (nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan)
menjadi dasar normatif bagi
penyelenggaraan bernegara
Seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan
pemerintahan negara
termasuk peraturan
perundang-undangan
merupakan pencerminan dari
nilai-nilai Pancasila
35. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
o Merupakan sumber tertib hukum di Indonesia
o Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
UUD 1945.
o Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
(baik hukum dasar tertulis maupun tertulis)
o Mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara (termasuk partai politik)
memegang teguh nilai-nilai Pancasila.
o Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945,
penyelenggara negara, para pelaksana tugas
pemerintahan, penyelenggara partai politik dan golongan
fungsional lainnya.
36. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Perbandingan Jenis dan Hierarkis Peraturan Perundang-undangan
Universitas
Ahmad Dahlan
37. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
sebagai
38. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ketentuan
Ketetapan MPR No XVIII/ MPR /1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR RI No II / MPR /
1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa)
dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
sebagai dasar Negara.
39. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila Dasar Negara
Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
dasar negara dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.
Pasal 1 TAP MPR RI No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan TAP MPR RI NO
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia
Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara
40. Catatan Risalah/Penjelasan Tap MPR VIII/1998
Dasar negara yang dimaksud dalam Ketetapan
ini di dalamnya mengandung makna sebagai
ideologi nasional sebagai cita cita dan tujuan
negara.
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
41. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
dan tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
42. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ideologi
Ideologi berintikan serangkaian nilai (norma)
atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh
dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh
suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan
atau pandangan hidup bangsa mereka.
(Oesman dan Alfian, 1990:6)
43. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ideologi
Ideologi merupakan kerangka penyelenggaraan
negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
44. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang terdiri
atas nilai dasar yang menjadi cita-cita dan nilai
instrumental yang berfungsi sebagai metode
atau cara mewujudkan cita-cita tersebut.
45. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ideologi Bangsa
Ideologi bangsa adalah cara pandang suatu
bangsa dalam menyelenggarakan negaranya.
46. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Kekuatan Ideologi
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga
dimensi yang terkandung di dalam dirinya.
1. Dimensi realita
2. Dimensi idealisme
3. Dimensi fleksibilitas atau dimensi
pengembangan
(Oesman dan Alfian, 1990: 7-8).
47. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
1. Dimensi Realita
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi
itu secara riil berakar dan hidup dalam
masyarakat atau bangsanya, terutama karena
nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya
dan pengalaman sejarahnya.
48. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
2. Dimensi Idealisme
Nilai-nilai dasar ideologi mengandung idealisme,
bukan lambungan angan-angan, yang memberi
harapan tentang masa depan yang lebih baik
melalui perwujudan atau pengalamannya dalam
praktik kehidupan bersama mereka sehari-hari
dengan berbagai dimensinya.
49. 3. Dimensi Fleksibilitas atau Dimensi Pengembangan
Ideologi memiliki keluwesan yang
memungkinkan dan bahkan merangsang
pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang
relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan
atau mengingkari hakikat atau jati diri yang
terkandung dalam nilai-nilai dasarnya
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
50. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila memenuhi syarat sebagai
ideologi terbuka
51. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila Ideologi Terbuka
Bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak berasal
dari luar melainkan digali dan diambil dari
moral, budaya masyarakat itu sendiri.
52. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila Ideologi Terbuka
Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok
orang melainkan hasil musyawarah dari
konsensus masyarakat tersebut
53. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Pancasila Ideologi Terbuka
Bahwa ideologi itu tidak diciptakan oleh negara
melainkan digali dan ditemukan dalam
masyarakat itu sendiri. Masyarakatlah yang
memiliki ideologi Pancasila
54. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
55. Pancasila merupakan suatu filsafat bagi bangsa
Indonesia. Hal ini mengandung pengertian
bahwa Pancasila lahir dari suatu aktivitas
berfilsafat para pendiri negara, yang berfungsi
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap
dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari
dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
56. Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Sistem adalah suatu
kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan,
saling bekerja sama untuk
suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
Universitas
Ahmad Dahlan
57. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Ciri-ciri sistem
• Suatu kesatuan bagian-bagian
• Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri
• Saling berhubungan dan saling
ketergantungan
• Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (tujuan sistem)
• Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
(Shore dan Voich, 1974 dalam Kaelan, 2004)
58. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
• Sila-silanya bersifat
organis
• Sila-silanya bersifat
hierarkis piramidal
Kesatuan sila-sila
Pancasila sebagai
suatu sistem
59. Sila-sila Pancasila adalah suatu kesatuan dan keutuhan – setiap sila merupakan unsur
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Bersifat Organis
Universitas
Ahmad Dahlan
dari Pancasila –
60. Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi
Dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila
lainnya.
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah
berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• dst
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
61. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Bersifat hierarkis-piramidal
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
tersusun secara hierarkis piramidal yang bulat
dan utuh serta saling menjiwai.
• Pengertian hierarkis piramidal ini digunakan
untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila
Pancasila dalam hal cakupannya dan isi
sifatnya.
62. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Hierarkis dan Berbentuk Piramidal
Universitas
Ahmad Dahlan
1
2
3
4
5
Sila 1
Sila 5 Sila 2
Sila 4 Sila 3
63. DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
Nilai-nilai Pancasila
Pancasila mengandung nilai subjektif dan
objektif.
1. Nilai-nilai subjektif, artinya nilai-nilai tersebut
merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia
sendiri sepanjang sejarahnya.
2. Nilai objektif, artinya nilai yang diakui
kebenaran dan keadilannya oleh bangsa-bangsa
lain di dunia
64. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, Yang
2. Tuhan ada secara mutlak.
3. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan
4. negara menjamin kebebasan setiap penduduk untuk
5. warga negara Indonesia dilarang melakukan perbuatan
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Maha Esa, dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya.
dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing
Universitas
Ahmad Dahlan
yang menunjukkan sikap anti ketuhanan dan anti
kehidupan beragama
6. kehidupan yang diliputi oleh toleransi antarumat seagama
maupun antaraumat beragama mutlak diwujudkan dan
terus dikembangkan.
65. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
1. manusia memiliki hakekat pribadi yang satu
kemajemukan
2. manusia terdiri dari susunan kodrat jiwa dan raga
3. manusia berkedudukan sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial
4. manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia
yang meyakini adanya prinsip persamaan harkat,
derajat dan martabat sebagai hamba Tuhan, serta
menegakan prinsip keadilan terhadap sesama
manusia
5. manusia beradab adalah yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa, dan keyakinan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan.
66. 3. Persatuan Indonesia
1. persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
mendiami wilayah Indonesia
2. bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa
yang mendiami wilayah Indonesia
3. adanya pengakuan terhadap ke-“Bhineka Tunggal Ika-an”
suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa yang
memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa
4. nilai-nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan
merupakan suatu kenyataan yang dinamis
67. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
Universitas
Ahmad Dahlan
1. kedaulatan negara adalah di tangan rakyat yang
bersumber pada nilai kebersamaan, kekeluargaan
dan kegotongroyongan
2. kerakyatan dikendalikan oleh hikmat kebijaksanaan
yang dilandasi akal sehat
3. manusia Indonesia sebagai warga negara dari warga
masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak,
dan kewajiban yang sama
4. musyawarah untuk mufakat dicapai dalam
permusyawaratan wakil-wakil rakyat
5. musyawarah merupakan cerminan sikap dan
pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah
kebenaran dan keabsahan yang tinggi
68. 1. perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau
2. keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang
DIKDIK BAEHAQI ARIF |
dik2baehaqi@yahoo.com |
kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia
Universitas
Ahmad Dahlan
ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan
pertahanan keamanan nasional
3. cita-cita masyarakat adil makmur, material dan spiritual
yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia
4. adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan
menghormati orang lain
5. bangsa Indonesia cinta akan kemajuan dan pembangunan
6. tidak adanya tirani mayoritas dan minoritas
7. harkat, derajat dan martabat manusia dijunjung tinggi
8. adanya pengahargaan terhadap hasil karya orang lain
9. adanya penolakan terhadap tindakan kesewenang-wenangan
serta pemerasan terhadap sesama.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia