Karakter emosional, buruk kah gerakan pemuda indonesia berani bermimpi
1. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
2nd May Karakter Emosional, Buruk kah?
Karakter Emosional, Buruk kah?
[http://3.bp.blogspot.com/-Qj-P-
YyVUEM/T6CpkSSGRpI/AAAAAAAAARk/SwdgHLqu-aE/s1600/people.jpg]
Saya merasa perlu membahas mengenai karakter emosional, karena banyak orang yang menisbatkan atau
memberikan lebel buruk kepada orang mempunyai karakter emosional. Agar tulisan ini baik saya akan mengetengahkan
fakta dan teoritis sebagai Masdaru Tafkir.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan
bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi,
emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator
perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia jika tidak mampu
mengarahkanya. (Prawitasari,1995).
Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran),
Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 1/4
2. Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
(ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua
tokoh di atas, yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. Malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada.
Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya
dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
(the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati dan keterampilan sosial.
Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya
satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum
kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal
dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut
sebagai kecerdasan emosional.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang
benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan
memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah
menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas,
melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani
dan mengatasi emosi [http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/15/cara-meningkatkan-kecerdasan-emosi-eq/]
mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani
menjadi sia-sia.
Hubungan Karakter Emosional dengan aspek lain
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 2/4
3. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Aspek Kepemimpinan
Dalam aspek kepemimpinan orang memiliki kecerdasan emosional, biasanya akan menjadi leader dalam setiap
aspek. Jiwa kepemimpinannya akan muncul, rasa empati memahami orang yang dipimpinannya lebih dari orang pendiam,
public relationship sangat baik. Sebagai contoh, Umar bin Khattab.
Siapa yang kemudian tidak kenal dengan seorang sosok sahabat Rasulullah shallahu’alaihiwassalam yang sangat
tegas, keras dan pemberani, yaitu Umar bin Khattab. Ketegasan dan keberaniannya membuat orang-orang kafir tunggang
langgang jika harus kemudian berhadapan dengannya. Seseorang yang dahulunya jahiliyah bahkan mengubur hidup-hidup
anak kandungnya sendiri karena tradisi kejahiliyahan walaupun ia melakukannya penuh dengan isak tangisan “Aku menangis
ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku”. Bukan hanya itu, dia bahkan
sangat marah dan memukul adiknya ketika diketahui telah memeluk ajaran “sesat” yang telah di bawa oleh seseorang yang
bernama Muhammad. Tapi kemudian disitulah hidayah melumpuhkan hatinya hingga kemudian syahadat terlantun dari bibir
lantangnya.
Umar bin Khattab memiliki julukan khusus yang diberikan oleh Rasulullah saw yaitu Al Faruq yang berarti Sang
Pembeda. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim
dikatakan bahwa “Allah telah menempatkan kebenaran pada lisan dan hati Umar. Dialah mampu membedakan yang hak dan
yang batil,” sehingga karena itulah Rasulullah saw memberikan gelar tersebut pada Umar.
Aspek Keyakinan
Orang yang memiliki karakter emosional dan mampu mengelolanya dalam konteks memegang keyakinan, biasanya
akan rela mati untuk mempertahankan dan memperjuangkan apa yang diyakinanya. Sebagai contoh Di saat Nabi berdakwah
secara sembunyi-sembunyi, Umar justru bertanya dengan lantangnya “Ya Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita
dalam kebenaran?” “Ya” jawab Nabi,“Jika demikian, mengapa kita diam-diam mendakwahkan ajaran kita? Demi
Dzat yang mengutusmu atas nama kebenaran, saatnya kita keluar”. Setelah itu Nabi bersama dua barisan yang di
pimpin oleh Umar dan Hamzah hingga tak satupun orang Quraisy yang berani menggangu mereka.
Aspek Pengembangan Diri
Memiliki karakter yang khas dalam mengelola dirinya, akan lebih lama dan tahan untuk memperjuangkan segala cita
dan harapannya. “Ambisi“ untuk terus berprestasi sangat besar, tentu ambisi ini harus dibingkai dengan aturan Syariah
Islam. Dengan pemaduan hal ini akan menjadi lebih unik.
Aspek Cinta
Dalam perkara lain, cinta misalnya. Orang yang berkarakter emosional. Akan lebih setia dan bertanggung jawab.
Orang seperti ini bila jatuh cinta akan terasa sangat melankolis, cintanya bukan sekedar cinta biasa meskipun ada yang
mengatakan jika mencintai jangan terlalu berlebihan. Orang yang seperti ini biasanya akan rela menderita dan mati untuk
orang yang dicintainya. Sebagai contoh, Laela dan Majnun, Hitler bertekuk lutut pada Eva Braun, Julius Caesar bertekuk
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 3/4
4. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
lutut pada Cleoprata dan lain sebagainya.
Wallahualambishawab
Posted 2nd May by Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Labels: Inspirasi
0 Add a comment
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 4/4