1. LEARNING AGILITY
Apakah yang lebih cerdas dibanding
IQ?
Adalah Learning Agility. Diatas dari
kemampuan intelegensi dan tingkat
pendidikan. Tingginya kemampuan
atau kompetensi learning agility
“nendang” ke sebuah kesuksesan karir,
kesuksesan leadership. Sebuah cerita
tentang Si Badu, dia seorang lulusan
S1 dan si Budi juga lulusan S1 dengan
IPK yang sama yaitu 3,5 namun dalam
7 tahun si Badu masih menjadi
Supervisor sedangkan si Budi sudah
menempati posisi General Manager.
Si Badu berkutat dari pagi sampai malam pada lingkup teknis pekerjaanya sedangkan si Budi
sebagian sudah berkutat untuk memberi pelatihan dan memotivasi orang lain. Namanya dikenal
baik didalam maupun diluar perusahaan karena semangatnya untuk mengubah individu-individu
disekitarnya lebih baik.
Dari segi kinerja Si Badu selalu mencapai target bahkan sering melampaui target demikian juga si
Budi. Keduanya sama-sama high performer namun si Badu sangat dimungkinkan bukan termasuk
high potential.
Calon pemimpin cukup dekat kaitannya dengan high potential sebagai contoh teknisi mesin bisa
jadi dia berkinerja baik namun apakah dia berpotensi untuk menjadi seorang direktur teknik. Si
Budi dan Badu punya IQ yang boleh dibilang sama, namun ada hal lain diatas IQ yang mendorong
seseorang berkinerja baik (high performer) dan juga berpotensi menjadi seorang pemimpin (high
potential). Ialah learning Agility yang membedakan antara si Budi dan Badu.
Dalam pengujian melalui assesment center kedua orang ini dipetakan untuk ditetapkan posisi si
Badu dan Budi. Hasilnya si Badu berada di kotak nomor 4 sedang si Budi masuk dalam kotak
nomor 9.
Lalu apakah yang dimaksud learning
agility?
Learning agility adalah mau dan mampu
untuk mempelajari dari pengalaman
sebelumnya untuk melakukan hal yang lebih
baik lagi dengan pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang baru pada kesempatan
selanjutnya dalam situasi yang penuh
tantangan. Dalam kondisi saat ini perusahaan
membutuhkan orang-orang high potential
yang berpikir terbuka, mau belajar dan
fleksibilitas dalam mengeksekusi strategy
dalam situasi yang rumit/ kompleks.
2. Beberapa ciri orang yang punya learning agility yang baik ialah:
1. Suka bersosialisasi/ berkomunikasi dengan banyak pihak, memperbesar lingkaran pengaruh.
2. Aktif untuk bergerak/ tidak suka diam, mengotimalkan segenap waktu.
3. Suka mengambil kesempatan/ tidak menolak sebuah penunjukan.
4. Suka untuk menciptakan ide-ide dan rencana kerja baru
5. Siap menerima perubahan dan inovasi baru
6. Suka mengeluarkan pendapat
7. Lebih tenang menghadapi tekanan atau perbedaan
8. Lebih optimis dalam mencapai sesuatu
9. Cepat bangkit dari situasi yang menekan
10. Haus memperbaharui dan mengasah kecakapan diri
Learning agility hasil research dari Korn Ferry Institute terhadap lebih dari 2200 managers
menyimpulkan bahwa learning agility adalah indikator yang reliable terhadap orang-orang yang
berpotensi menjadi pemimpin di masa depan. Dalam penelitian lain oleh Center for creative
leadership menyimpulkan hal yang sama bahwa indikator kompetensi learning agility adalah
“nendang” menjadikan seseorang menjadi pemimpin, artinya Learning agility adalah indikator
kunci untuk orang yang masuk dalam area high potential. Dalam kaidah ini, maka pemilihan orang-
orang yang berbakat menjadi pemimpin atau dapat di promosikan ke jenjang selanjutnya adalah
learning agility. Dilain hal sebuah penelitian oleh Corporate Leadership Center menyimpulkan 71%
high performers adalah tidak high potential, dalam study lain menyimpulkan 93% high potential
employee juga high performers.
Banyak perusahaan yang memperlihatkan bahwa mereka sedang menentukan orang-orang yang
high potential secara sederhana melalui penilaian prestasi kerjanya (pencapaian KPI's). Penelitian
menunjukkan secara jelas bahwa seseorang high performers tidak butuh high potential untuk
menangani tugas dan tanggung jawab baru, bisa jadi dia perform namun tidak berpotensi untuk
dikembangkan atau tidak musti perlu high potential untuk menjadi perfom.
5 Dimensi Learning Agility.
Dikatakan learning agilitynya baik ditinjau dalam 5 dimensi yaitu:
1. Mental Agility; mampu melakukan analisa
masalah secara unik dan dengan cara yang tidak
biasa.
2. People agility; mampu berkomunikasi dengan
berbagai pihak yang berbeda.
3. Change agility; suka dalam pengujian,
percobaan dan nyaman dengan setiap perubahan.
4. Result agility; menunjukkan hasil kerja yang
menantang.
5. Self-Awareness: Tahu tentang keunggulan dan
kelemahan diri.
Bagaimana meningkatkan Learning Agility
kita?
1. Berkomitmen dalam diri untuk senantiasa
belajar, tumbuhkan semangat untuk
belajar bukan untuk karir, bukan untuk
pencapaian finansial melainkan untuk
lebih berharga dimata manusia dan
3. dihadapan Tuhan.
2. Baca buku-buku yang beredar di pasaran, luaskan jenis bacaan bukan hanya menyangkut
pekerjaan kita melainkan semua hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
3. Keluar dari zona nyaman anda, tetapkan target pengetahuan dalam setahun, lima tahun
atau 7 tahun mendatang. Set visi misi dan strategy objective pribadi.
4. Ambil resiko, ambil setiap peluang yang datang. Semua ada resiko dan resiko yang
terbesar adalah kegagalan karena tidak berbuat/ melangkah.
5. Empati dan toleran terhadap hal atau perilaku orang lain. Tidak ada yang paling benar,
namun semua punya keunggulan dan kelemahan.
6. Secara aktif kembangkan prespektif/ cara pandang yang berbeda. Pohon itu tinggi karena
dilihat oleh manusia, bagaiman jika sang jerapah yang melihatnya?.
7. Bebaskan diri untuk menerima setiap sharing yang diberikan orang lain. Semua sharing
itu baik, sharing itu sedekah.
8. Siap kerja keras dan berkorban (investasi). Jer besuki mowo bea, pepatah warga Jawa
Timur. Kejayaan itu memerlukan pengorbanan.
9. Uji kemampuan kita untuk menangani situasi yang sulit atau adanya pertikaian. Pimpin
sebuah program kerja yang baru. Berbahagialah jika mendapat kesempatan untuk
memimpinnya.
10. Tetapkan “Saya bisa” dalam setiap pekerjaan. Yes I Can, dan set strategy bagaimana
untuk mencapainya. Pemimpin bicara tentang solusi sedang lainnya berkutat pada
masalah.
Semoga kita senantiasa meningkatkan
learning agility kita untuk kehidupan
pribadi, orang-orang yang kita cintai dan
kita menjadi bagian pemberi kebaikan
bagi seluruh alam. Amin.
Authors:
Bambang Eko Cahyono
OSM Head PT. SPIL Surabaya.
www.ecahyono.blogspot.com