Tabaruk diambil dari kata berkah, yang substansinya adalah bertambah dan berkembang.
Tabaruk adalah mencari tambahan dan perkembangan dari sesuatu yang menjadi sarana tabaruk
DEFINISI TABARUK
Tabaruk diambil dari kata berkah, yang
substansinya adalah bertambah dan
berkembang.
Tabaruk adalah mencari tambahan dan
perkembangan dari sesuatu yang menjadi
sarana tabaruk.
AL-QUR’AN DAN TABARUK
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah
kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat
ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan
keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa
oleh Malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman.
AL-QUR’AN DAN TABARUK
Pergilah kamu dengan membawa baju
gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah
ayahku, nanti ia akan melihat kembali. (93).
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira
itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke
wajah Yakub, lalu kembalilah dia dapat
melihat. (96)
KHILAFIYAH SUNNI - WAHABI
NO TABARUK SUNNI WAHABI
01 TABARUK DENGAN DZAT
PARA NABI SEPERTI
KERINGAT DAN BAJU
MEREKA
BOLEH BOLEH
02 TABARUK DENGAN TEMPAT
PARA NABI DAN TEMPAT
YANG PERNAH DISENTUH
OLEH MEREKA
BOLEH SYIRIK
03 TABARUK DENGAN DZAT
DAN PENINGGALAN ORANG
SHALIH
BOLEH SYIRIK
RAMBUT NABI
Rasulullah menyuruh tukang pangkas
rambutnya, untuk mencukur rambut bagian
kanan dan kirinya, lalu rambut-rambut itu
dibagi-bagikannya kepada para sahabat
RAMBUT NABI
Sahabat Khalid bin Walid bertabaruk
dengan rambut ubun-ubun Rasulullah
, ditaruh di dalam kopiahnya untuk
kemenangan perang. Setiap
peperangan, ia selalu menang.
LUDAH NABI
Para
sahabat
bertabaruk
dengan air
sumur
Bidha’ah,
yang
pernah
diludahi
oleh Nabi
DAHAK NABI
Setiap Rasulullah berdahak, pasti dahak
beliau jatuh ke tangan salah seorang
sahabat yang menangkapnya, lalu ia
gosokkan ke wajah dan kulitnya.
KERINGAT NABI
Sahabat Ummu Sulaim
mengambil keringat Nabi dan
menaruhnya ke dalam botol,
sebagai minyak wangi.
DARAH NABI
Abdullah bin Zubair bertabaruk, meminum darah
bekam Nabi , sehingga menjadikan tubuhnya
sangat kuat.
AIR SENI NABI
Barokah, pelayan Ummu Salamah (istri Nabi ),
bertabaruk dengan menimun air seni Nabi yang
akan menjadi pelindungnya dari api neraka.
TABARUK TIDAK SYIRIK
Dalam hadits-hadits di atas,
para sahabat bertabaruk
dengan air wudhu, ludah,
dahak, darah, keringat dan air
seni Nabi , dan Nabi pun
tidak melarangnya, pertanda
bahwa tabaruk memang bukan
syirik ketika dilakukan oleh
seorang Mukmin sepanjang
masa.
MENCIUM MAKAM NABI
Sahabat Abu Ayyub al-Anshari
, bertabaruk dengan mencium
makam Nabi
MENCIUM MAKAM NABI
Imam Ahmad bin Hanbal
membolehkan bertabaruk
dengan cara mengusap
dan mencium mimbar dan
makam Nabi dengan
maksud taqarub kepada
Allah
UNTA NABI SHALEH
Rasulullah
melarang para
sahabat
mengambil air
dari daerah
kaum Tsamud
yang diazab oleh
Allah, dan
memerintahkan
mereka
mengambil air
tempat minum
unta Nabi Sholeh
TANGAN MENYENTUH NABI
Abdurrahman bin Razin,
ulama tabi’in, bertabaruk
dengan mencium tangan
sahabat Salamah bin al-
Akwa’ , yang pernah
disentuh dan dibai’at
Rasulullah
TANGAN MENYENTUH NABI
Tsabit al-Bunani,
ulama tabi’in,
mencium tangan
sahabat Anas bin
Malik , yang
pernah
menyentuh
Rasulullah
TANGAN DAN KAKI NABI
Sahabat Wazi’ bin
Amir , mencium
kedua tangan dan
kedua kaki Nabi
TANGAN DAN KAKI ORANG SHALEH
Sahabat Ali bin
Abi Thalib ,
mencium tangan
dan kedua kaki
sahabat Abbas ,
paman Nabi
TANGAN DAN KAKI ORANG SHALEH
Imam Muslim mencium wajah
gurunya al-Imam al-Bukhari,
lalu meminta restu untuk
mencium kedua kaki al-Imam
al-Bukhari.
BENDA DISENTUH TANGAN
YANG DISENTUH NABI
Abu al-Aliyah, ulama salaf, mencium
apel pemberian sahabat Anas bin
Malik , sahabat Nabi
KITAB KHUSUS TENTANG MENCIUM
TANGAN DAN KAKI
Al-Imam al-Hafizh
Abu Bakar bin al-
Muqri’ al-
Ashbahani (w. 381
H) menulis kitab
khusus tentang
mencium tangan,
berjudul al-
Rukhshah fi
Taqbil al-Yad.
KITAB KHUSUS TENTANG MENCIUM
TANGAN DAN KAKI
Al-Imam al-Hafizh
Abu Sa’id Ibnu al-
A’rabi (w. 381 H)
menulis kitab
khusus tentang
mencium tangan,
berjudul al-Qubal
wa al-Mu’anaqah
wa al-Mushafahah
KITAB KHUSUS TENTANG MENCIUM
TANGAN DAN KAKI
Al-Imam Abu al-
Fadhl Abdullah bin
Muhammad al-
Shiddiq al-Ghumari
(w. 1990) menulis
kitab khusus
tentang mencium
tangan dan kaki,
berjudul I’lam al-
Nabil bi-Jawaz al-
Taqbil.
BERKAH AIR HUJAN
Sahabat Ibnu Abbas ,
bertabaruk dengan air
hujan dengan cara
menghujankan pelana
dan baju-bajunya.
AIR WUDHU KAUM MUSLIMIN
Rasulullah bertabaruk dengan air
wudhu kaum Muslimin dengan cara
menyuruh mengambilkan air dari tempat
bersesuci kaum Muslimin lalu
meminumnya karena mengharap berkah
kaum Muslimin.
AIR WUDHU KAUM MUSLIMIN
Rasulullah bertabaruk
dengan air wudhu kaum
Muslimin dengan cara
menyuruh mengambilkan
air dari tempat bersuci
kaum Muslimin lalu
meminumnya karena
mengharap berkah kaum
Muslimin.
MAKAM NABI
Pada musim paceklik, para sahabat bertabaruk
dengan makam Nabi , dengan cara membuatkan
lubang dari makam itu ke langit, sehingga antara
makam dan langit tidak ada atap yang
menghalanginya. Sehingga setelah itu, hujan pun
turun dengan lebat sekali, rerumputan tumbuh
dengan subur dan unta-unta menjadi sangat gemuk
MAKAM ABU HANIFAH
Imam al-Syafi’i bertabaruk dengan makam
al-Imam Abu Hanifah, ketika ada hajat,
beliau menunaikan sholat dua raka’at, lalu
berziarah ke makam Abu Hanifah dan
berdoa di sana, dan hajatnya segera
dikabulkan oleh Allah.
MAKAM AHLUL BAIT
Al-Imam al-Hafizh Ibnu Hibban, pengarang
Shahih Ibn Hibban, ketika menghadapi
kesulitan, berziarah ke makam Sayyidina Ali
ar-Ridha bin Musa al-Kazhim, berdoa di
sampingnya, dari selalu dikabulkan oleh Allah.
MAKAM AHLUL BAIT
Al-Imam Abu Ali al-Khallal, guru para ulama
madzhab Hanbali, setiap ada problem, bertabaruk
dengan berziarah ke makam Sayyidina Musa al-
Kazhim bin Ja’far as-Shadiq dan bertawasul
dengannya, sehingga Allah memudahkan
keinginannya.
MAKAM AHLUL BAIT
Imam Ibnu Khuzaimah, ulama salaf dan
pengarang kitab Shahih Ibn Khuzaimah,
bertabaruk dengan berziarah dan berdoa di
depan makam Sayidina Ali ar-Ridha bin Musa
al-Kazhim di Thus
MAKAM AHLUL BAIT
Di pintu al-Bardan, Baghdad ada
makam cucu Sayidina Ali bin Abi
Thalib . Masyarakat Muslim
bertabaruk dengan berziarah ke sana,
agar hajat segera dikabulkan.
MAKAM AHLI HADITS
Al-Imam Abu Ali an-Naisaburi, guru al-Imam al-
Hakim pengarang kitab al-Mustadrak bertabaruk
dengan berziarah dan berdoa di makam Imam
Yahya bin Yahya sesuai dengan petunjuk Nabi
melalui mimpinya.
MAKAM WALI ALLAH
Menurut al-Imam al-Dzahabi,
makam Ibnu Zirak banyak
diziarahi orang dengan tujuan
tabaruk
MAKAM WALI ALLAH
Imam Ibrahim al-Harbi, murid al-Imam
Ahmad bin Hanbal berkata: “Makam
Ma’ruf al-Karakhi penawar yang mujarab”.
Maksudnya, berdoa di sampingnya,
mempermudah terkabulnya permohonan.
MAKAM ORANG SHALEH
Makam orang-orang
shaleh
mengalirkan
berkah bagi
peziarahnya.
MAKAM ORANG SHALEH
Al-Imam al-Hafizh al-Dzahabi:
“Makam para wali itu berkah,
berdoa di sana memudahkan
terkabulnya doa.”
MAKAM ORANG SHALEH
Al-Imam al-Hafizh Abdul Ghani bin
Sa’id al-Maqdisi al-Hanbali
bertabaruk dengan makam Imam
Ahmad bin Hanbal, ketika terkena
bisul tidak sembuh-sembuh begitu
lama. Ia usapkan tangan itu ke
makam Imam Ahmad, lalu sembuh
dan tidak kambuh lagi
MAKAM ORANG SHALEH
Al-Imam al-Hafizh al-Khathib al-
Baghdadi (w. 463 H), pengarang Tarikh
Baghdad, bertabaruk dengan makam
Imam Bisyr al-Hafi, ulama shufi dan
wali Allah, agar dimakamkan di
samping makam beliau
MAKAM ORANG SHALEH
Pada masa Ibnu
Taimiyah (abad ke-7 dan
8 H), banyak ulama yang
ahli ibadah dan memiliki
karomah memilih berdoa
dan beribadah kepada
Allah di depan makam
orang-orang shaleh
BAJU ORANG SHALEH
Imam al-Syafi’i bertabaruk dengan air rendaman
baju al-Imam Ahmad bin Hanbal. Baju tersebut
dipakai oleh Imam Ahmad ketika disiksa oleh
penguasa Bani Abbasiyah dalam tragedi mihnah
kemakhlukan al-Qur’an
TEMPAT ORANG SHALEH
Al-Imam al-Hafizh al-Mujtahid
Taqiyuddin as-Subki bertabaruk
dengan tempat duduk al-Imam
an-Nawawi ketika mengajar di
Madrasah Darul Hadits al-
Asyrafiyyah, dengan cara
mengguling-gulingkan wajah dan
jenggotnya pada tempat tersebut
TANAH MAKAM WALI ALLAH
Mengambil debu makam para ulama,
syuhada dan orang shaleh untuk tujuan
tabaruk, hukumnya boleh dan bukan bid’ah
yang diharamkan.
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Sebagian kelompok ada yang berasumsi bahwa Sayidina
Umar bin al-Khatthab melarang tabaruk dengan
atsar/peninggalan orang-orang shaleh, dengan dasar,
hadits mauquf riwayat Ibnu Abi Syaibah dan lain-lain,
ketika melihat orang-orang mengunjungi masjid yang
pernah ditempati Rasulullah shalat, Umar berkata:
“Begitulah Ahlul-Kitab itu celaka, menjadikan
peninggalan para nabi sebagai gereja.”
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Pernyataan Sayidina Umar bin al-Khatthab
tersebut, bukan dimaksudkan melarang tabaruk
dengan atsar orang-orang shaleh, akan tetapi
Umar tidak suka orang-orang berziarah tanpa
menunaikan sholat di situ, atau khawatir
persoalannya disalahpahami oleh sebagian orang
dan dianggapnya sebagai perkara wajib.
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Umar berkata: “Wahai Rasulullah,
bagaimana seandainya maqam Ibrahim ini
kita jadikan tempat sholat?” Lalu turunlah
ayat: “Dan jadikanlah maqam Ibrahim
sebagai tempat sholat.”
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Ketika penaklukan Baitul Maqdis di Palestina,
Sayidina Umar menunaikan sholat di
tempat Rasulullah menunaikan sholat.
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Umar sangat memperhatikan Masjid Quba’,
masjid yang sering didatangi Rasulullah
Umar : “Seandainya Masjid Quba’ ada di
tempat yang jauh, tentu kita akan
mendatanginya dengan mengendarai unta.”
SAYIDINA UMAR DAN TABARUK
Umar sangat
memperhatikan talang rumah
Abbas, yang pernah ditaruh
oleh Rasulullah