2. Pengertian Riba menurut Imam Sarakhsi adalah
tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa
adanya iwadh (atau padanan) yang dibenarkan syariah
atas penambahan tersebut.
Pengertian Riba
3. Pengertian Riba Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, Ketika beliau
ditanya tentang riba, maka beliau menjawab, Sesungguhnya riba
ialah seseorang memiliki utang maka dikatakan kepadanya apakah
akan melunasi atau membayar lebih. Jika ia tidak mampu
maka ia harus menambah dana (dalam bentuk bunga pinjam)
penambahan waktu yang diberikan.
Pengertian Riba
4. Pengertian
Riba secara bahasa adalah ziyadah (tambahan).
Secara linguistik, Pengertian Riba ialah
membesar dan tumbuh. Adapun menurut istilah
teknis, pengertian Riba yaitu pengambilan
tambahan dari harta pokok atau modal secara
batil.
Pengertian Riba
5. Pengertian Riba menurut Bahasa merupakan tambahan, namun yang
dimaksud riba dalam Alquran yaitu setiap penambahan yang diambil
tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang
dibenarkan syariah.
Pengertian Riba
6. Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi:
Macam - Macam Riba
Riba Hutang
Piutang
Riba Jual Beli
Riba Qardh
Riba Jahiliyyah
Riba Fadhl
Riba Nasi`ah
7. Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh).
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
Macam - Macam Riba
8. Riba Fadhl
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda,
sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul
karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan
saat ini dengan yang diserahkan kemudian.
Macam - Macam Riba
9. Dalam surat Ar-Ruum Allah ta’ala berfirman:
ُبْرَي الَف َِّاسنال ِالَوَْمأ ِِف َوُبْرَيِل اًبِر ْنِم ْمُتْيَآت اَمَويِرُت ٍاةَكَز ْنِم ْمُتْيَآت اَمَو َِّاَّلل َدْنِع وَنوُدَِّاَّلل َهْجَو
ونُفِعْضُمْلا ُمُه َكِئَلوُأَف
“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta
manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang
berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
(QS. Ar-Ruum: 39)
Dalil Tentang Riba
10. Dalam surat An-Nisaa, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
ْتَّلُِحأ ٍاتَبِِّيَط ْمِهْيَلَع اَنْمَّرَح اوُادَه َينِذَّلا َنِم ٍمْلُظِبَفااريِثَكَِّاَّلل ِيلِبَس ْنَع ْمِهِِّدَصِبَو ْمََُل–ًَبِِّرال ُمِهِذَْخأَو
ِل ََنْدَتَْعأَو ِلِاطَبْلًِب َِّاسنال َالَوَْمأ ْمِهِلْكَأَو ُهْنَع اوُهُن ْدَقَواايمَِلأ ااًبَذَع ْمُهْنِم َينِرِافََْل
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan makanan)
yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal
Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda
orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih.”
(QS. An-Nisaa’: 160-161)
Dalil Tentang Riba
11. Dalam surat Ali Imran Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
اةَفَاعَضُم اافاَعَْضأ ًَبِّ
ِرال اوُلُكََْت ال اوُنَآم َينِذَّلا اَهَُّيأ ََيَنوُُِلْفُت ْمََُّلَعَل ََّاَّلل اوَُُّاتَو
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
(QS. Ali Imraan: 130)
Dalil Tentang Riba
12. Beberapa ayat pada akhir surat Al-Baqarah, yaitu:
ِّ
ِرال َنِم َيَُِب اَم اوُرَذَو ََّاَّلل اوَُُّات اوُنَآم َينِذَّلا اَهَُّيأ ََيَنِنِمُْْم ْمُتْنُك ْنِِ ًَب(٢٧٨)اوُنَذْأَف اوُلَعْفَت ََْل ْنِإَف
َأ ُوسُءُر ْمََُلَف ْمُتْبُت ْنَِِو ِهِلوُسَرَو َِّاَّلل َنِم ٍبْرَ
ِِبَنوُمَلْظُت الَو َنوُمِلْظَت ال ْمَُِالَوْم(٢٧٩)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(QS. Al-Baqarah: 275-279)
Dalil Tentang Riba
13. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi
Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
َّنُه اَمَو َِّاَّلل َولُسَر ََي اوُلاَق ِاتَُِبوُمْلا َعْبَّالس اوُبِنَتْاجُلْتَقَو ُرُِْ
ِّالسَو ََِّّللًِب ُكْرِِّالش َالَقَّالنِِتَّلا ِسْف
ِتَيْلا ِالَم ُلْكَأَو ًَبِِّالر ُلْكَأَو ِِّقَْْلًِب َّالِِ َُّاَّلل َمَّرَحُُْمْلا ُفْذَقَو ِفْحَّالز َمْوَي ِِّّلََّوالتَو ِميَنَصِات
ِت َالِافَغْلا ِاتَنِمُْْمْلا
“Hindarilah tujuh hal yang membinasakan.” Ada yang bertanya: “Apakah tujuh hal itu
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa
dengan cara yang haram, memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan
perang, menuduh berzina wanita suci yang sudah menikah karena kelengahan mereka. “
Dalil Tentang Riba
15. “Tadi malam aku melihat dua orang lelaki, lalu keduanya mengajakku pergi ke sebuah
tanah yang disucikan. Kamipun berangkat sehingga sampai ke satu sungai yang berair
darah. Di situ terdapat seorang lelaki sedang berdiri. Di tengah sungai terdapat seorang
lelaki lain yang menaruh batu di hadapannya. Ia menghadap ke arah lelaki yang ada di
sungai. Kalau lelaki di sungai itu mau keluar, ia melemparnya dengan batu sehingga
terpaksa lelaki itu kembali ke dalam sungai (dalam kedaan) berdarah. Demikianlah
seterusnya setiap kali lelaki itu hendak keluar, lelaki yang di pinggir sungai melempar
batu ke mulutnya sehingga ia terpaksa kembali lagi seperti semula. Aku bertanya: “Apa
ini?” Salah seorang lelaki yang bersamaku menjawab: “Yang engkau lihat dalam sungai
darah itu adalah pemakan riba.” Bukhari/fathul bari/V:4/H:393/2085.
Dalil Tentang Riba