SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
9
BAB III
CYBERLAW
3.1. Definisi Cyberlaw
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya),
yang umumnya disosialisasikan dengan internet. Cyberlaw dibutuhkan karena
dasar atau fondasi dari hukum di banyak negara adalah “ruang dan waktu”.
Sementara itu, internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu
ini. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan
dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang
berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan
demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah
melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dari sinilah Cyberlaw bukan saja
keharusan, melainkan sudah merupakan kebutuhan untuk menghadapi kenyataan
yang ada sekarang ini, yaitu dengan banyaknya berlangsung kegiatan cybercrime.
3.2. Ruang Lingkup Cyberlaw
Menurut Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw-The Law Of Internet
menyebutkan ruang lingkup cyberlaw diantaranya:
1. Hak Cipta (Copy Right)
2. Hak Merk (Trademark)
3. Pencemaran nama baik (Defamation)
4. Fitnah, penistaan, dan penghinaan (Hate Speech)
5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)
6. Pengaturan sumber daya internet (Regulation Internet Resource)
10
7. Kenyamanan individu (Privacy)
8. Prinsip kehati-hatian (Duty Care)
9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI (Criminal Liability)
10. Isu prosedural (Procedural Issues) seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan,
dan lain-lain (Jurisdiction, Investigation, Evidence, etc)
11. Kontrak elektronik (Electronic Contract)
12. Pornografi (Pornography)
13. Pencurian melalui internet (Robbery)
14. Perlindungan konsumen (Consumer Protection)
15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-
government, e-education, dan lain-lain.
3.3. Undang-Undang Terkait Cyberlaw
Ada beberapa undang-undang yang terkait cyberlaw, diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi
Elektronik (ITE). Undang-undang ini telah disahkan dan diundangkan pada
tanggal 21 April 2008.
 Pasal 27 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1)
KUHP. Pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Diatur pula dalam
KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan.
11
 Pasal 28 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.
 Pasal 29 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
berisi ancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang dutujukkan secara
pribadi (Cyber Stalking). Ancaman pidana pasal 45 (3) Setiap orang yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
 Pasal 30 UU ITE tahun 2008 ayat 3 : Setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem
elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui,
atau menjebol sistem pengaman (cracking, hacking, illegal access).
Ancaman pidana pasal 46 ayat 3 setiap orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 8 (delapan) dan/atau denda paling banyak Rp
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
 Pasal 33 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat
terganggunya sistem elektronik dan/atau mengakibatkan sistem elektronik
menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
12
 Pasal 34 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk
digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan atau memiliki.
 Pasal 35 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan,
penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik tersebut seolah-olah data yang otentik (Phising = penipuan
situs).
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
 Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding.
 Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan.
 Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan
pemerasan yang dilakukan melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku
untuk memaksa korban melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkannya.
 Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik
dengan menggunakan media Internet.
 Pasal 303 KUHP dapat dikenakan untuk menjerat permainan judi yang
dilakukan secara online di Internet dengan penyelenggara dari Indonesia.
 Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi.
 Pasal 282 dan 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus penyebaran foto
atau film pribadi seseorang.
13
 Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang
membuat sistem milik orang lain.
3. Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Menurut Pasal 1 angka (8) Undang – Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta, program komputer adalah sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam
bentuk bahasa, kode, skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan
dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat
komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk
mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang intruksi-
intruksi tersebut.
4. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Menurut Pasal 1
angka (1) Undang – Undang No 36 Tahun 1999, Telekomunikasi adalah
setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dan setiap informasi
dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui
sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.
5. Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Undang-
Undang No. 8 Tahun 1997 tanggal 24 Maret 1997 tentang Dokumen
Perusahaan, pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm
dan media lainnya (alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan
mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen
yang dialihkan atau ditransformasikan. Misalnya Compact Disk – Read Only
Memory (CD – ROM), dan Write – Once -Read – Many (WORM), yang diatur
dalam Pasal 12 Undang-Undang tersebut sebagai alat bukti yang sah.
14
6. Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang
No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Jenis tindak
pidana yang termasuk dalam pencucian uang (Pasal 2 Ayat (1) Huruf q).
Penyidik dapat meminta kepada bank yang menerima transfer untuk
memberikan identitas dan data perbankan yang dimiliki oleh tersangka tanpa
harus mengikuti peraturan sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang
Perbankan.
7. Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik
sesuai dengan Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang
diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat
optik atau yang serupa dengan itu. Digital evidence atau alat bukti elektronik
sangatlah berperan dalam penyelidikan kasus terorisme. karena saat ini
komunikasi antara para pelaku di lapangan dengan pimpinan atau aktor
intelektualnya dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas di internet untuk
menerima perintah atau menyampaikan kondisi di lapangan karena para
pelaku mengetahui pelacakan terhadap internet lebih sulit dibandingkan
pelacakan melalui handphone. Fasilitas yang sering digunakan adalah e-mail
dan chat room selain mencari informasi dengan menggunakan search engine
serta melakukan propaganda melalui bulletin board atau mailing list.

More Related Content

What's hot

Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Idik Saeful Bahri
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crimetahmabsi
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Antonius Sihombing
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawNieya Moetz
 
UU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditungguUU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditunggulengky
 
Contoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteContoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteagusjepara
 
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareRahmat Inggi
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkupiwan setiawan
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiFeraldyClaudioSumend
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
Presentasi eptik
Presentasi eptikPresentasi eptik
Presentasi eptikellahasyu1
 
cybercrime dalam hukum national
cybercrime dalam hukum nationalcybercrime dalam hukum national
cybercrime dalam hukum nationaliwan setiawan
 

What's hot (20)

Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
Materi EC_Hukum ecommerce (cyberlaw)
 
cybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlawcybercrime and cyberlaw
cybercrime and cyberlaw
 
Cyberlaw 2
Cyberlaw 2Cyberlaw 2
Cyberlaw 2
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pp eptik
Pp  eptikPp  eptik
Pp eptik
 
UU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditungguUU PDP yang sangat ditunggu
UU PDP yang sangat ditunggu
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Contoh kasus uu ite
Contoh kasus uu iteContoh kasus uu ite
Contoh kasus uu ite
 
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
 
tujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkuptujuan dan ruang lingkup
tujuan dan ruang lingkup
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tugas presentasi
Tugas presentasiTugas presentasi
Tugas presentasi
 
Tugas pti
Tugas ptiTugas pti
Tugas pti
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Pengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasiPengantar hukum teknologi informasi
Pengantar hukum teknologi informasi
 
RUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITERUU Perubahan UU ITE
RUU Perubahan UU ITE
 
Presentasi eptik
Presentasi eptikPresentasi eptik
Presentasi eptik
 
cybercrime dalam hukum national
cybercrime dalam hukum nationalcybercrime dalam hukum national
cybercrime dalam hukum national
 

Viewers also liked

Chep tr palet havuzlama sistemi
Chep tr palet havuzlama sistemiChep tr palet havuzlama sistemi
Chep tr palet havuzlama sistemiSerdar Tekbar
 
Cabatuan central elementary school class 1986
Cabatuan central elementary school class 1986Cabatuan central elementary school class 1986
Cabatuan central elementary school class 1986Ruby Espia
 
Media & collective identity
Media & collective identityMedia & collective identity
Media & collective identityNatasha Newman
 
Sense of urgency
Sense of urgencySense of urgency
Sense of urgencyvrtheteam
 
Counseling form 092013
Counseling form 092013Counseling form 092013
Counseling form 092013vrtheteam
 
Hsm 216 british sbg kuasa tunggal
Hsm 216 british sbg kuasa tunggalHsm 216 british sbg kuasa tunggal
Hsm 216 british sbg kuasa tunggalSoulle Holic
 
Media power point presentation
Media power point presentationMedia power point presentation
Media power point presentationJoelHunt544
 
Kata pengantar+daftar isi
Kata pengantar+daftar isiKata pengantar+daftar isi
Kata pengantar+daftar isiArtiny Tianis
 
Audience Survey Results & Audience Profile
Audience Survey Results &  Audience ProfileAudience Survey Results &  Audience Profile
Audience Survey Results & Audience ProfileSebastian Bundhoo
 
How to do gsr apr2014
How to do gsr   apr2014How to do gsr   apr2014
How to do gsr apr2014vrtheteam
 

Viewers also liked (16)

Barbara
BarbaraBarbara
Barbara
 
Ppt eptik
Ppt eptikPpt eptik
Ppt eptik
 
Chep tr palet havuzlama sistemi
Chep tr palet havuzlama sistemiChep tr palet havuzlama sistemi
Chep tr palet havuzlama sistemi
 
Evaluation 2
Evaluation 2Evaluation 2
Evaluation 2
 
Cabatuan central elementary school class 1986
Cabatuan central elementary school class 1986Cabatuan central elementary school class 1986
Cabatuan central elementary school class 1986
 
Homeschooling 2013/14
Homeschooling 2013/14Homeschooling 2013/14
Homeschooling 2013/14
 
Si̇can ve dəvə
Si̇can ve dəvəSi̇can ve dəvə
Si̇can ve dəvə
 
Media & collective identity
Media & collective identityMedia & collective identity
Media & collective identity
 
Sense of urgency
Sense of urgencySense of urgency
Sense of urgency
 
Counseling form 092013
Counseling form 092013Counseling form 092013
Counseling form 092013
 
Hsm 216 british sbg kuasa tunggal
Hsm 216 british sbg kuasa tunggalHsm 216 british sbg kuasa tunggal
Hsm 216 british sbg kuasa tunggal
 
Media power point presentation
Media power point presentationMedia power point presentation
Media power point presentation
 
Kata pengantar+daftar isi
Kata pengantar+daftar isiKata pengantar+daftar isi
Kata pengantar+daftar isi
 
Audience Survey Results & Audience Profile
Audience Survey Results &  Audience ProfileAudience Survey Results &  Audience Profile
Audience Survey Results & Audience Profile
 
How to do gsr apr2014
How to do gsr   apr2014How to do gsr   apr2014
How to do gsr apr2014
 
Hst 225
Hst 225Hst 225
Hst 225
 

Similar to RUANG LINGKUP CYBERLAW

Revisi cybercrime & offence against intellectual property
Revisi cybercrime & offence against intellectual propertyRevisi cybercrime & offence against intellectual property
Revisi cybercrime & offence against intellectual propertyMuhammad Farabi
 
Cybercrime & offence against intellectual property
Cybercrime & offence against intellectual propertyCybercrime & offence against intellectual property
Cybercrime & offence against intellectual propertyMuhammad Farabi
 
Cybercrime & offence against intellectual property tugas
Cybercrime & offence against intellectual property tugasCybercrime & offence against intellectual property tugas
Cybercrime & offence against intellectual property tugasMuhammad Farabi
 
PTI Part Three.pptx
PTI Part Three.pptxPTI Part Three.pptx
PTI Part Three.pptxRedyWinatha1
 
Cyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di IndonesiaCyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di IndonesiaNovi Suryani
 
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008sitirahmadalimunte
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxSudirman45
 
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptSlide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptwahyurezanuaripraset
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Ridho D'vhavoline
 
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalSituasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
 
Etika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkEtika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkAdrian Excel
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Fitriadye Banjang
 

Similar to RUANG LINGKUP CYBERLAW (20)

Revisi cybercrime & offence against intellectual property
Revisi cybercrime & offence against intellectual propertyRevisi cybercrime & offence against intellectual property
Revisi cybercrime & offence against intellectual property
 
Cybercrime & offence against intellectual property
Cybercrime & offence against intellectual propertyCybercrime & offence against intellectual property
Cybercrime & offence against intellectual property
 
Cybercrime & offence against intellectual property tugas
Cybercrime & offence against intellectual property tugasCybercrime & offence against intellectual property tugas
Cybercrime & offence against intellectual property tugas
 
Power Point Cyber crime
Power Point Cyber crimePower Point Cyber crime
Power Point Cyber crime
 
PTI Part Three.pptx
PTI Part Three.pptxPTI Part Three.pptx
PTI Part Three.pptx
 
Cyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di IndonesiaCyber Crime di Indonesia
Cyber Crime di Indonesia
 
PPT EPTIK
PPT EPTIKPPT EPTIK
PPT EPTIK
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Cyber Crime
Cyber CrimeCyber Crime
Cyber Crime
 
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008
Hukum HAM dan UU ITE Nomor 11 tahun 2008
 
Eptik
EptikEptik
Eptik
 
Tugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptxTugas Etika Profesi.pptx
Tugas Etika Profesi.pptx
 
ppt
pptppt
ppt
 
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.pptSlide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
Slide-SIF324-W2-Keamanan-Informasi.ppt
 
Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2Etika dan profesionalisme tsi part 2
Etika dan profesionalisme tsi part 2
 
Ppt eptik
Ppt eptikPpt eptik
Ppt eptik
 
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalSituasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digital
 
Etika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social networkEtika berinternet dan social network
Etika berinternet dan social network
 
Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2Dampak negatif internet bag.2
Dampak negatif internet bag.2
 
Cyber Law
Cyber LawCyber Law
Cyber Law
 

More from Artiny Tianis

More from Artiny Tianis (6)

Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Uu no 11_2008
Uu no 11_2008Uu no 11_2008
Uu no 11_2008
 
Makalah eptik
Makalah eptikMakalah eptik
Makalah eptik
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bab ii cybercrime 3 8
Bab ii cybercrime 3 8Bab ii cybercrime 3 8
Bab ii cybercrime 3 8
 
Bab i pendahuluan 1 2
Bab i pendahuluan 1 2Bab i pendahuluan 1 2
Bab i pendahuluan 1 2
 

RUANG LINGKUP CYBERLAW

  • 1. 9 BAB III CYBERLAW 3.1. Definisi Cyberlaw Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya disosialisasikan dengan internet. Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di banyak negara adalah “ruang dan waktu”. Sementara itu, internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan waktu ini. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dari sinilah Cyberlaw bukan saja keharusan, melainkan sudah merupakan kebutuhan untuk menghadapi kenyataan yang ada sekarang ini, yaitu dengan banyaknya berlangsung kegiatan cybercrime. 3.2. Ruang Lingkup Cyberlaw Menurut Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw-The Law Of Internet menyebutkan ruang lingkup cyberlaw diantaranya: 1. Hak Cipta (Copy Right) 2. Hak Merk (Trademark) 3. Pencemaran nama baik (Defamation) 4. Fitnah, penistaan, dan penghinaan (Hate Speech) 5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) 6. Pengaturan sumber daya internet (Regulation Internet Resource)
  • 2. 10 7. Kenyamanan individu (Privacy) 8. Prinsip kehati-hatian (Duty Care) 9. Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI (Criminal Liability) 10. Isu prosedural (Procedural Issues) seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan, dan lain-lain (Jurisdiction, Investigation, Evidence, etc) 11. Kontrak elektronik (Electronic Contract) 12. Pornografi (Pornography) 13. Pencurian melalui internet (Robbery) 14. Perlindungan konsumen (Consumer Protection) 15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e- government, e-education, dan lain-lain. 3.3. Undang-Undang Terkait Cyberlaw Ada beberapa undang-undang yang terkait cyberlaw, diantaranya: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi Elektronik (ITE). Undang-undang ini telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 21 April 2008.  Pasal 27 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1) KUHP. Pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Diatur pula dalam KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan.
  • 3. 11  Pasal 28 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.  Pasal 29 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasaan atau menakut-nakuti yang dutujukkan secara pribadi (Cyber Stalking). Ancaman pidana pasal 45 (3) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).  Pasal 30 UU ITE tahun 2008 ayat 3 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengaman (cracking, hacking, illegal access). Ancaman pidana pasal 46 ayat 3 setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) dan/atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).  Pasal 33 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya sistem elektronik dan/atau mengakibatkan sistem elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
  • 4. 12  Pasal 34 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan atau memiliki.  Pasal 35 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tersebut seolah-olah data yang otentik (Phising = penipuan situs). 2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana  Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding.  Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan.  Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk memaksa korban melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.  Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan media Internet.  Pasal 303 KUHP dapat dikenakan untuk menjerat permainan judi yang dilakukan secara online di Internet dengan penyelenggara dari Indonesia.  Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi.  Pasal 282 dan 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus penyebaran foto atau film pribadi seseorang.
  • 5. 13  Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain. 3. Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Menurut Pasal 1 angka (8) Undang – Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, program komputer adalah sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang intruksi- intruksi tersebut. 4. Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Menurut Pasal 1 angka (1) Undang – Undang No 36 Tahun 1999, Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. 5. Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Undang- Undang No. 8 Tahun 1997 tanggal 24 Maret 1997 tentang Dokumen Perusahaan, pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm dan media lainnya (alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan. Misalnya Compact Disk – Read Only Memory (CD – ROM), dan Write – Once -Read – Many (WORM), yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang tersebut sebagai alat bukti yang sah.
  • 6. 14 6. Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Jenis tindak pidana yang termasuk dalam pencucian uang (Pasal 2 Ayat (1) Huruf q). Penyidik dapat meminta kepada bank yang menerima transfer untuk memberikan identitas dan data perbankan yang dimiliki oleh tersangka tanpa harus mengikuti peraturan sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. 7. Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik sesuai dengan Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. Digital evidence atau alat bukti elektronik sangatlah berperan dalam penyelidikan kasus terorisme. karena saat ini komunikasi antara para pelaku di lapangan dengan pimpinan atau aktor intelektualnya dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas di internet untuk menerima perintah atau menyampaikan kondisi di lapangan karena para pelaku mengetahui pelacakan terhadap internet lebih sulit dibandingkan pelacakan melalui handphone. Fasilitas yang sering digunakan adalah e-mail dan chat room selain mencari informasi dengan menggunakan search engine serta melakukan propaganda melalui bulletin board atau mailing list.