4. Nodal Region
• Nodus atau inti yang
merupakan pusat
kota (city).
• Internal area
(hinterland),
adalah wilayah
sekitar kota yang
fungsinya memasok
kebutuhan harian
kota tersebut.
• Eksternal area,
adalah jalur
penghubung antara
kota wilayah
pemasok kebutuhan
kota tersebut.
5. • Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antara pusat (center) dan daerah
belakangnya (hinterland).
• Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus
penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa,
ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam
konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam
Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh
sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan
ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain
(Centre – Periphery).
• Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling
ketergantungan secara fungsional antar pusat dan
daerah belakangnya.
Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor,
Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)
7. Hinterland
suatu daerah yang
berbatasan dengan kota
dan baik secara langsung
maupun tidak langsung
mendapatkan pengaruh
dari kota, hinterland itu
sendiri biasanya berperan
sebagai pemasok sumber
daya baik alam maupun
manusia bagi kota tersebut.
Wilayah hinterland
biasanya berupa perdesaan.
9. Interaksi Desa dan Kota
Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat
dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan
sering terjadi “interface” antara keduanya.
Cara-cara kota mempengaruhi desa
INVASI KOTA
PENETRASI KOTA KE DESA
KO-OPERASi KOTA DAN DESA
EKSPANSI KOTA KE DESA
10. Sifat Hubungan Kota dan Desa
1. Hubungan Saling menguntungkan
2. Hubungan yang Merugikan
Nilai tukar yang tidak seimbang
Surplus wilayah pedesaan banyak terserap
ke kota
Alokasi dana pembangunan yang tidak
seimbang
11. (+) Wilayah sekitar
(-) Kota
Migrasi Desa-Kota
Kota sebagai pasar produk perdesaan.
Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa.
Ekonomi kota berkembang
(-) Wilayah sekitar
(+) Kota
Sistem Ekonomi Desa-Kota
Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota.
Surplus dari desa mengalir ke kota.
Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa.
lkut menikmati subsidi produk desa
Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota.
(+) Wilayah Sekitar
(-) Kota
Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota.
Beban pelayanan kota bertambah.
(-) Wilayah Sekitar
(+) Kota
Tenaga produktif desa berkurang.
Beban pelayanan kota bertambah.
SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN
13. GENERATIF
kota yang menjalankan bermacam-macam
fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk
daerah belakngnya, sehingga bersifat saling
menguntungkan/mengembangkan
18. ENKLATIF
Enclatif merupakan bentuk kota
yang tidak menguntungkan
wilayah
pedalaman/desa/hinterlandnya
bersifat enclape(tertutup).
Terjadi karena kota itu
berkembang tetapi tidak
mengharapkan input dari
daerah sekitarnya melainkan
dari luar