SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KAUSALITAS KOTA DAN WILAYAH
BELAKANGNYA
ANISA REDINA TRIJAYANTI
ANITA SILVIA DAMAYANTI
FIRMAN SAKSONO
Pengertian Kota dan Wilayah Belakangnya
WILAYAH
WILAYAH FORMAL
(FORMAL REGION)
WILAYAH FUNGSIONAL
(FUNCTIONAL REGION)
(NODAL REGION)
Formal Region
Wilayah/daerah
pesisir
Wilayah/daerah rawa
Wilayah/daerah
pertanian
Nodal Region
• Nodus atau inti yang
merupakan pusat
kota (city).
• Internal area
(hinterland),
adalah wilayah
sekitar kota yang
fungsinya memasok
kebutuhan harian
kota tersebut.
• Eksternal area,
adalah jalur
penghubung antara
kota wilayah
pemasok kebutuhan
kota tersebut.
• Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antara pusat (center) dan daerah
belakangnya (hinterland).
• Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus
penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa,
ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam
konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam
Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh
sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan
ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain
(Centre – Periphery).
• Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling
ketergantungan secara fungsional antar pusat dan
daerah belakangnya.
Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor,
Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)
AL
ALIRAN KLASIK
ALIRAN MODERN
Hinterland
suatu daerah yang
berbatasan dengan kota
dan baik secara langsung
maupun tidak langsung
mendapatkan pengaruh
dari kota, hinterland itu
sendiri biasanya berperan
sebagai pemasok sumber
daya baik alam maupun
manusia bagi kota tersebut.
Wilayah hinterland
biasanya berupa perdesaan.
Definisi Kausalitas
• Sebab-akibat
• Dibangun oleh adanya hubungan
• Keterkaitan dan ketergantungan
Interaksi Desa dan Kota
Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat
dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan
sering terjadi “interface” antara keduanya.
Cara-cara kota mempengaruhi desa
INVASI KOTA
PENETRASI KOTA KE DESA
KO-OPERASi KOTA DAN DESA
EKSPANSI KOTA KE DESA
Sifat Hubungan Kota dan Desa
1. Hubungan Saling menguntungkan
2. Hubungan yang Merugikan
Nilai tukar yang tidak seimbang
Surplus wilayah pedesaan banyak terserap
ke kota
Alokasi dana pembangunan yang tidak
seimbang
(+) Wilayah sekitar
(-) Kota
Migrasi Desa-Kota
Kota sebagai pasar produk perdesaan.
Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa.
Ekonomi kota berkembang
(-) Wilayah sekitar
(+) Kota
Sistem Ekonomi Desa-Kota
Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota.
Surplus dari desa mengalir ke kota.
Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa.
lkut menikmati subsidi produk desa
Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota.
(+) Wilayah Sekitar
(-) Kota
Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota.
Beban pelayanan kota bertambah.
(-) Wilayah Sekitar
(+) Kota
Tenaga produktif desa berkurang.
Beban pelayanan kota bertambah.
SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN
Bentuk-bentuk Kausalitas kota dan
wilayah belakangnya
GENERATIF
PARASITIF
ENCLAVE
GENERATIF
kota yang menjalankan bermacam-macam
fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk
daerah belakngnya, sehingga bersifat saling
menguntungkan/mengembangkan
SOLO
BARABAI
PARASITIF
kota yang tidak banyak berfungsi untuk
menolong daerah belakangnya dan bisa
mematikan berbagai usaha yang mulai
tumbuh di desa.
BANDUNG
ENKLATIF
Enclatif merupakan bentuk kota
yang tidak menguntungkan
wilayah
pedalaman/desa/hinterlandnya
bersifat enclape(tertutup).
Terjadi karena kota itu
berkembang tetapi tidak
mengharapkan input dari
daerah sekitarnya melainkan
dari luar
TembagaPura
Sawahlunto

More Related Content

What's hot

Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk Jeung Titiez
 
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...bramantiyo marjuki
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologidandi rustandi
 
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1suningterusberkarya
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboPenataan Ruang
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalEly Goro Leba
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemNur Baqin
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganYuni Yolanda
 

What's hot (20)

Metoda Von Thunen
Metoda Von ThunenMetoda Von Thunen
Metoda Von Thunen
 
Desa
DesaDesa
Desa
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk
 
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Bab 4 pendekatan dan metodologi
Bab 4   pendekatan dan metodologiBab 4   pendekatan dan metodologi
Bab 4 pendekatan dan metodologi
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1
Pertemuan 01 prasarana dan sarana wilayah kota 1
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten WonosoboRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo
 
Teori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kotaTeori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kota
 
Pembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regionalPembangunan ekonomi regional
Pembangunan ekonomi regional
 
Jenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistemJenis jasa ekosistem
Jenis jasa ekosistem
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
 

Similar to KOTA DAN WILAYAH

Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptxInteraksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptxIwanDenBaguseSaputra
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxTriasFebri2
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaIvanBayhaqi1
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx32vivianggarista
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIJacqueline Celine
 
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.pptManajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.pptssuser8b16741
 
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaC. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaNashriyah Tsabitah
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptMukarobinspdMukarobi
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptMukarobinspdMukarobi
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptbaya13
 
Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasiPengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasizansuck
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarAn'am Lach
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakandandi rustandi
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxNosaLin
 

Similar to KOTA DAN WILAYAH (20)

Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptxInteraksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota Interaksi Desa Kota.pptx
 
Geografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptxGeografi Kota (1).pptx
Geografi Kota (1).pptx
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kota
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.pptManajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
Manajemen-Perkotaan-Pertemuan-Kuliah.ppt
 
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kotaC. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
C. pola interaksi dan faktor faktor yang memengaruhi interaksi desa-kota
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.pptInteraksi keruangan Desa - Kota.ppt
Interaksi keruangan Desa - Kota.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
pola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.pptpola-keruangan-01.ppt
pola-keruangan-01.ppt
 
Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasiPengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasi
 
Urbanisasi
UrbanisasiUrbanisasi
Urbanisasi
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
 
DESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdfDESA KOTA.pdf
DESA KOTA.pdf
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 

KOTA DAN WILAYAH

  • 1. KAUSALITAS KOTA DAN WILAYAH BELAKANGNYA ANISA REDINA TRIJAYANTI ANITA SILVIA DAMAYANTI FIRMAN SAKSONO
  • 2. Pengertian Kota dan Wilayah Belakangnya WILAYAH WILAYAH FORMAL (FORMAL REGION) WILAYAH FUNGSIONAL (FUNCTIONAL REGION) (NODAL REGION)
  • 4. Nodal Region • Nodus atau inti yang merupakan pusat kota (city). • Internal area (hinterland), adalah wilayah sekitar kota yang fungsinya memasok kebutuhan harian kota tersebut. • Eksternal area, adalah jalur penghubung antara kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut.
  • 5. • Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (center) dan daerah belakangnya (hinterland). • Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa, ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain (Centre – Periphery). • Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling ketergantungan secara fungsional antar pusat dan daerah belakangnya. Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor, Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)
  • 7. Hinterland suatu daerah yang berbatasan dengan kota dan baik secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan pengaruh dari kota, hinterland itu sendiri biasanya berperan sebagai pemasok sumber daya baik alam maupun manusia bagi kota tersebut. Wilayah hinterland biasanya berupa perdesaan.
  • 8. Definisi Kausalitas • Sebab-akibat • Dibangun oleh adanya hubungan • Keterkaitan dan ketergantungan
  • 9. Interaksi Desa dan Kota Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan sering terjadi “interface” antara keduanya. Cara-cara kota mempengaruhi desa INVASI KOTA PENETRASI KOTA KE DESA KO-OPERASi KOTA DAN DESA EKSPANSI KOTA KE DESA
  • 10. Sifat Hubungan Kota dan Desa 1. Hubungan Saling menguntungkan 2. Hubungan yang Merugikan Nilai tukar yang tidak seimbang Surplus wilayah pedesaan banyak terserap ke kota Alokasi dana pembangunan yang tidak seimbang
  • 11. (+) Wilayah sekitar (-) Kota Migrasi Desa-Kota Kota sebagai pasar produk perdesaan. Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa. Ekonomi kota berkembang (-) Wilayah sekitar (+) Kota Sistem Ekonomi Desa-Kota Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota. Surplus dari desa mengalir ke kota. Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa. lkut menikmati subsidi produk desa Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota. (+) Wilayah Sekitar (-) Kota Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota. Beban pelayanan kota bertambah. (-) Wilayah Sekitar (+) Kota Tenaga produktif desa berkurang. Beban pelayanan kota bertambah. SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN
  • 12. Bentuk-bentuk Kausalitas kota dan wilayah belakangnya GENERATIF PARASITIF ENCLAVE
  • 13. GENERATIF kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk daerah belakngnya, sehingga bersifat saling menguntungkan/mengembangkan
  • 14. SOLO
  • 16. PARASITIF kota yang tidak banyak berfungsi untuk menolong daerah belakangnya dan bisa mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa.
  • 18. ENKLATIF Enclatif merupakan bentuk kota yang tidak menguntungkan wilayah pedalaman/desa/hinterlandnya bersifat enclape(tertutup). Terjadi karena kota itu berkembang tetapi tidak mengharapkan input dari daerah sekitarnya melainkan dari luar