Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pengembangan modul pelajaran. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) pengertian dan karakteristik modul, (2) komponen-komponen modul, dan (3) langkah-langkah penyusunan modul yang meliputi penyusunan kerangka, penulisan program secara terperinci, dan penyusunan komponen modul.
2. POKOK BAHASAN
Adapun pokok Bahasan Meliputi:
1. Pengertian dan karakterisitik Modul
2. Komponen - Komponen Modul
3. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar
4. Langkah-langkah penyusunan Modul
3. Pengertian dan karakterisitik
Modul
• Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur
yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang
dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya
(1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang
disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar
• Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik
Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul
sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam
bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun
di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan
bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
4. .
LANJUTAN
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram
yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara
terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan
mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada
pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah
belajar tertentu, karena modul merupakan paket
program untuk keperluan belajar.
5. KarakterisTI modul
Terdapat karakteristik Modul sebagai berikut.
1.Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut
seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan
diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain
2.Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran
dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang
tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan
yang utuh
6. LANJUTAN
. 3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang
dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran
lain
• 4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang
tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan
adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan
• 5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang
tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan
7. . KOMPONEN - KOMPONEN MODUL
Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa
komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, adalah
sebagai berikut:
a. Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat
diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:
1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.
2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.
3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.
b. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah
sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran
kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa,
misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya
8. LANJUTAN
c. Lembar kerja
Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau
mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.
d. Kunci lembaran kerja
Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya,
apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau
kembali pekerjaannya.
e. Lembaran tes
Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat
pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam
modul itu
F. Kunci jawaban untuk lembaran tes
Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran
penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap
pekerjaan yang dilakukan.
9. . 3 Tujuan Modul dalam Kegiatan
Belajar
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B.
Suryosubroto (1983:18), ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan
kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
e. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui
evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
f. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu
konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan
pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi
bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya
sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
10. Langkah-langkah penyusunan Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan
melalui langkah-langkah seperti berikut:
1. Menyusun kerangka modul
a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan
dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian
atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan
intruksional khusus bisa dicapai.
d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan
intruksional khusus.
e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan
yang logis dan fungsional.
f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid
11. LANJUTAN
2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua
unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja
murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.
Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan
modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-
langkah berikut:
• 1. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk
kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
• 2. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti
dalam modul itu.
• 3. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan,
dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk
menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
12. LANJUTAN
4. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus
tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat
modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
5. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam
tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film,
mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat
soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang
dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan
inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut
proses belajar itu sendiri.
6. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia
menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes
yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.
7. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa
setiap waktu ia memerlukannya.