1. PERAN POLRI DALAM
DEKADE AKSI KESELAMATAN INDONESIA 2011-2020
DALAM RANGKA PEKAN KESELAMATAN DI JALAN DAN
IMPLEMENTASI UU NO 22 TH 2009 TTG LLAJ
Pontianak, 7 Mei 2013
2. Target RPJMN 2010-2014 menurunnya tingkat kecelakaan
transportasi lebih kecil dari 50% dari kondisi tahun 2009.
Workshop Koordinasi Pusat-Daerah tentang Peningkatan
Keselamatan Transportasi Darat di Bogor tanggal 8
Desember 2010 menyepakati perlu peningkatan koordinasi
dalam upaya Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat.
Hasil Pertemuan Global Road Safety di Kamboja Tahun
2010.
Resolusi PBB No 62/255 tentang Improving Road Safety
Pasal 203 UU No. 22 Tahun 2009: perlu ditetapkan rencana
Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Tindak Lanjut Renaksi Polri dalam RUNK dan Decade of
Action (DoA) For Road Safety 2
3. 1. AWALNYA KESELAMATAN
JALAN HANYALAH
PERMASALAHAN DI BIDANG
TRANSPORTASI.
2. KESELAMATAN MERUPAKAN
BAGIAN DARI MASALAH
KESEHATAN.
3. KESELAMATAN MERUPAKAN
MASALAH SOSIAL
KEMASYARA-KATAN DALAM
RANGKA MENCAPAI TUJUAN
PEMBANGUNAN.
4. KESELAMATAN DIUSULKAN
JUGA MENJADI BAGIAN DARI
HAK AZASI MANUSIA (ROAD
SAFETY IS A PART OF THE
HUMAN RIGHT ISSUE)
Tahun 2011–2020
"Decade of
Action for Road
Safety"
RUNK LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN
JALAN 2011-2020
3
4. RUNK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
MEMUAT PROGRAM DAN RENCANA AKSI :
1. MANAJEMEN KESELAMATAN JALAN (ROAD
SAFETY MANAGEMENT)
2. JALAN YANG BERKESELAMATAN DAN
MOBILITAS (SAFER ROAD AND MOBILITY)
3. KENDARAAN BERKESELAMATAN (SAFER
VEHICLES)
4. MANUSIA ATAU PENGGUNA JALAN
BERKESELAMATAN (SAFER POEPLE OR
ROAD USERS)
5. RESPON TERHADAP SETELAH KEJADIAN
KECELAKAAN (POST CRASH RESPONSE)
STAKEHOLDERS:
• KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
• KEMENTERIAN PEKERJAAN
UMUM
• KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN SERTA
RISET DAN TEKNOLOGI
• POLRI
• KEMENTERIAN KESEHATAN
4
• JASA RAHARJA
10. RSPA / FORUM LLAJ
PENINGKATAN KUALITAS INVESTISIGASI
LAKA LANTAS
)
KAJIAN LOKASI RAWAN LAKA (BLACKSPOT)
GAKUM TERHADAP MUATAN LEBIH
(OVERLOADING)
PENYEMPURNAAN SITEM REG IDENT RANMOR
SESUAI STANDAR KEAMANAN
PENYEMPURNAAN SISTEM PENERBITAN SIM
BERBASIS KOMPETENSI
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN
YANG BERPOTENSI LAKA LANTAS
PENDIDIKAN BERKESELAMATAN
SEJAK USIA DINI
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN,
ASURANSI PASCA LAKA LANTAS
PENYEMPURNAAN SISTEM PENCATATAN DATA
LAKA LANTAS (IRSMS2)
ROAD
SAFETY
PROGRAM2
DITLANTAS
POLDA
KALBAR
CEGAH LAKA LANTAS &
TURUNKAN FATALITAS
KORBAN LAKA
LANGKAH TUPOKSI / PERAN :
1. TERHINDAR DARI LAKA
2. TIDAK TERLIBAT LAKA
3. TIDAK TERJADI LAKA
10
PONTIANAK TERTIB BERLALU LINTAS
SEKOLAH PELOPOR TERTIB BERLALU LINTAS
AYO PATROLI
KAMPONG TERTIB BERLALU LINTAS
KAMPANYE BERKESELAMATAN
12. KENDARAAN YANG TERLIBAT LAKA LANTAS
NO BULAN SEPEDA MOBIL MOBIL BUS KENDARAAN
MOTOR PENUMPANG BARANG KHUSUS
1 JANUARI 206 35 31 6 2
2 FEBRUARI 169 24 31 9 3
3 MARET 204 25 26 2 1
4 APRIL
5 MEI
6 JUNI
7 JULI
8 AGUSTUS
9 SEPTEMBER
10 OKTOBER
11 NOPEMBER
12 DESEMBER
JUMLAH 579 84 88 17 6
12
13. KENDARAAN YANG TERLIBAT LAKA LANTAS
NO BULAN SEPEDA MOBIL MOBIL BUS KENDARAAN
MOTOR PENUMPANG BARANG KHUSUS
1 JANUARI 258 27 31 6 1
2 FEBRUARI 230 18 50 10 3
3 MARET 230 19 38 10 2
4 APRIL 206 12 38 17 1
5 MEI 259 32 35 6 0
6 JUNI 236 29 44 6 1
7 JULI 188 18 52 5 1
8 AGUSTUS 248 33 44 5 3
9 SEPTEMBER 211 28 43 5 1
10 OKTOBER 209 25 39 7 1
11 NOPEMBER 207 22 47 4 3
12 DESEMBER 206 33 45 5 1
JUMLAH 2688 296 506 86 18
13
15. PROFESI PELAKU LAKA PROFESI KORBAN LAKA
NO BULAN PEGAWAI KARYAWAN
MAHA
SISWA
PELAJAR
PENGEMU
DI TNI POLRI
PEGAWAI KARYAWAN
MAHASI
SWA
PELAJAR
PENGE
MUDI TNI POLRI
NEGERI
SIPIL
SWASTA
NEGERI
SIPIL
SWASTA
1 JANUARI
8 164 4 28 12 2 1 9 211 10 58 2 3 0
2 FEBRUARI
3 145 6 36 15 0 1 6 156 7 56 7 1 0
3 MARET
9 140 6 23 16 3 2 11 185 6 50 1 3 4
4 APRIL
6 128 7
17
5 0 5 11 156 4 56 2 1 5
5 MEI 13 147 13 42 7 2 1 15 189 10 62 4 1 3
6 JUNI 8 154 7 32 8 3 1 12 154 5 60 0 4 2
7 JULI 1 119 3 26 13 4 2 7 161 11 56 6 3 11
8 AGUSTUS 10 165 5 27 13 3 5 10 198 5 69 2 2 4
9 SEPTEMBER 3 144 5 26 4 4 5 5 187 10 51 1 3 6
10 OKTOBER 5 127 11 30 5 1 5 14 140 9 57 1 2 7
11 NOPEMBER 24 120 6 37 7 3 3 11 165 2 47 4 3 0
12 DESEMBER 8 132 5 33 21 0 7 9 175 8 45 2 2 4
JUMLAH 98 1685 78 357 126 25 38 120 2077 87 667 32 28 4615
16. NO BULAN FAKTOR PENGEMUDI
LENGAH LELAH
MENGA
NTUK
SAKIT
TIDAK
TERTIB
TKNAN
PSIKO
PENGARUH
OBAT
PENG
ALKOHOL
BTS
KCPTAN
1 JANUARI 35 1 5 1 89 0 1 3 31
2 FEBRUARI 32 5 5 0 95 0 0 7 31
3 MARET 27 5 1 0 100 0 0 2 30
4 APRIL 32 0 2 0 80 0 2 2 35
5 MEI 26 4 7 0 103 0 0 4 25
6 JUNI 32 1 4 0 105 1 0 2 31
7 JULI 17 6 3 0 46 0 0 3 26
8 AGUSTUS 22 5 3 2 103 0 0 6 32
9 SEPTEMBER 20 4 2 1 85 0 0 2 43
10 OKTOBER 23 5 12 2 71 1 0 1 30
11 NOPEMBER 24 0 1 0 81 0 0 3 37
12 DESEMBER 28 1 3 1 95 0 0 5 17
JUMLAH 318 37 48 7 1053 2 3 40 368
16
17. • Sekitar 85% dari semua kecelakaan
melibatkan lebih dari 1 kendaraan
• 15% sisanya adalah kecelakaan
tunggal
• 2 yang paling sering terjadi pada
kecelakaan lebih dari 1 kendaraan
adalah : Tabrak depan dan
lokasinya dipersimpangan jalan
17
18. • PENYEBAB KECELAKAAN LALU
LINTAS ADA EMPAT FAKTOR YAITU:
1. FAKTOR MANUSIA
2. FAKTOR CUACA
3. FAKTOR JALAN
4. FAKTOR KENDARAAN
18
23. MENGGUNAKAN HP SAMBIL
MENGEMUDI AKAN
MENYUMBANGKAN
SATU DARI SETIAP EMPAT
KECELAKAAN MOBIL.
MENURUT DATA STATISTIK
INTERNASIONAL TERJADI
1,500,000
KECELAKAAN SETIAP
TAHUNNYA.
ATAU LEBIH DARI 4,000
KECELAKAAN SETIAP
HARINYA.
26. • Sekitar 85% dari semua kecelakaan
melibatkan lebih dari 1 kendaraan
• 15% sisanya adalah kecelakaan tunggal
• 2 yang paling sering terjadi pada
kecelakaan lebih dari 1 kendaraan adalah
: Tabrak dari belakang dan persimpangan
jalanKEJADIAN YANG SAMA TERJADI DI
PONTIANAK BEBERAPA WAKTU YANG
LALU DI JL ADIS SUCIPTO PTK
27. LAKA LANTAS ANTARA SEPEDA
MOTOR DENGAN TRACK TERJADI DI
JALAN RAYA PANIRAMAN KEC. SUNGAI
PINYUH APRIL TAHUN 2011
36. APA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENGURANGI RESIKO DAN
MENINGKATKAN KESELAMATAN
BERKENDARAAN ???
37. SAFETY DIMULAI DARI ANDA
PASTIKAN ANDA MAMPU
MENGEMUDI DENGAN AMAN,
BENAR DAN EFISIEN DENGAN
MENGACU PADA STANDAR-
STANDAR KESELAMATAN
BERKENDARAAN.
37
38. EMPAT ELEMEN KUNCI MENJADI
PENGEMUDI DEFENSIVE
Alertness
(Kewaspadaan)
Awareness
(Kesadaran)
Attitude
(Perilaku)
Anticipation
(Antisipasi)
“TIDAK TERLIBAT KECELAKAAN” !!!
40. • MEMPUNYAI KESADARAN YANG TINGGI, YAITU
SADAR AKAN RESIKO MENGEMUDI.
• MENJADI PENGEMUDI YANG LEBIH BERTANGGUNG
JAWAB.
• TAKUT MENYEBABKAN ORANG LAIN CELAKA.
• SELALU BERPIKIRAN POSITIF.
• SELALU DAPAT MENGONTROL EMOSINYA.
• TIDAK MUDAH TERPROVOKASI.
• PROAKTIF.
40“UTAMAKAN KESELAMATAN”
41. • BERPIKIR JAUH KE DEPAN.
• TIDAK EGOIS.
• SELALU BERSIKAP TENANG DALAM MENGEMUDI
• SELALU SOPAN DALAM MENGEMUDI.
• MEMPUNYAI BUDAYA KESELAMATAN (SAFETY
CULTURE) YANG BAIK.
41
“PASTIKAN DIRI ANDA
SELAMAT BERLALU LINTAS”
42. IMPLEMENTASI
42
UU NO 22 TH 2009
DLM BERKENDARAAN SEP MOT YG AMAN DAN
BERKESELAMATAN :
1. Psl 106 ayat :
(1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan
wajib mengemudikan kendaraan dengan wajar dan penuh
konsentrasi.
(2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan
wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.
43. ....... LANJUTAN
43
(4) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan di Jalan
wajib mematuhi ketentuan :
a. Rambu perintah atau rembu larangan;
b. Marka jalan;
c. Alat permberi Isyarat Lalu Lintas;
d. Gerakan Lalu Lintas;
e. Berhenti dan Parkir;
f. Peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. Kecepatan maksimal atau minimal; dan / atau
h. Tata cara pengandengan dan penempel dengan
Kendaraan lain.
(8) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan
Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm
yang memenuhi standar nasional Indonesia
44. ....... LANJUTAN
44
1. Psl 107 ayat :
(1) Pengemudi Kendaraan Bermotor wajib menyalakan
lampu utama Kendaraan Bermotor yang digunakan di
Jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu.
(2) Pengemudi Sepeda Motor selain mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyalakan
lampu utama pada siang hari.
45.
46. PENTINGNYA HELM SNI BAGI KESELAMATAN
PENGGUNA SEPEDA MOTOR
Helm (dari bahasa Belanda : Helm) adalah bentuk
pelindung tubuh yang dikenakan di kepala dan biasanya
dibuat dari metal atau bahan keras lainnya seperti kevlar,
serat resin, Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS) atau
Polypropilene (PP).
Peningkatan penggunaan sepeda motor menaikkan tingkat
kecelakaan secara signifikan.
Salah satu perlengkapan yang sangat penting bagi pengendara
sepeda motor adalah helm.
Dilaporkan sekitar 80% dari seluruh kecelakaan di jalan raya
adalah pengendara sepeda motor dan sekitar 90% di antaranya
menderita luka yang serius di bagian kepala.
47. Lapisan luar yang keras (hard outer shell)
Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner)
Lapisan dalam yang lunak (comfort padding)
Tali Pengikat
• Memperhatikan pentingnya helm
sebagai pelindung kepala, maka produksi
dan penggunaan helm harus memenuhi
persyaratan SNI No. 1811-2007.
• Telah diterbitkan Peraturan Menteri
Perindustrian No.40 tahun 2008 dan
No.40 tahun 2009 tentang Pemberlakuan
SNI Helm Pengendara Kendaraan
Bermotor Roda Dua secara wajib yang
diberlakuan mulai tanggal
1 April 2010.
48. Penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor
ditetapkan secara resmi didalam UU No 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 57 :
(1) Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di
Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan
Kendaraan Bermotor.
(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bagi Sepeda Motor berupa helm standar nasional
Indonesia.
Pasal 106 :
(8) Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan
Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm
yang memenuhi standar nasional Indonesia.
49.
50. UULAJ No 22 tahun 2009 juga mengatur lajur bagi sepeda motor,
Sebenarnya peraturan ini sudah pernah diterapkan di beberapa daerah
di Indonesia termasuk di Kalbar. Kalau sebelumnya baru bersifat lokal,
maka dengan UU baru ini peraturan sepeda motor dan kendaraan
tertentu harus di lajur kiri telah di atur dalam UULAJ No 22 thn 2009
pada pasal108.
Pasal 108
ayat 3 :
“Sepeda Motor, Kendaraan Bermotor yang kecepatannya lebih rendah,
mobil barang, dan Kendaraan Tidak Bermotor berada pada lajur kiri
Jalan.”
ayat 4 :
“Penggunaan lajur sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi
Kendaraan dengan kecepatan lebih tinggi, akan mengubah arah, atau
mendahului Kendaraan lain.”
Apa Dasar Hukum nya ?
