SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Tindakan Prosedur diagnostik
invasif & non invasif
Puji Astuti
• Endoskopi
• Barium enema
• USG
• BOF
Endoskopi
• Adalah pemeriksaan atau
tindakan pengobatan kedalam
saluran pencernaan yang
mempergunakan peralatan
berupa teropong (endoscop)
• Tindakan endoskopi dibedakan
menjadi 3 yaitu:
– Gastrokopi
– Kolonoskopi
– ERCP (endocopy retrograde
colangio pancreatography)
Keunggulan pemeriksaan endoskopi
saluran pencernaan:
• Melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan
dalam rongga saluran cerna secara langsung
• Hasil pemeriksaan dapat langsung di cetak,
kelainan langsung didiagnosa dan segera ditentuka
cara mengatasinya
• Dapat dipakai untuk melakukan tindakan
pengobatan kelainan saluran cerna ( atas dan
bawah), dengan risiko yang jauh lebih ringan
daripada operasi.
• Pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi
tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah,
dan rawat inap lebih singkat.
• Dapat juga dilakukan pada bayi dan anak.
• Gastrokopi : digunakan untuk
melihat dan mengetahui keadaan
serta melakukan tindakan terapi
dalam rongga saluran cerna bagian
atas mulai dari tenggorokan
(esophagus), lambung, sampai ke
usus dua belas jari (duodenum).
Tindakan ini juga dimasukkan
forcep biopsy atau brush cytology
untuk pemeriksaan jaringan.
Pemeriksaan gastroscopy
memerlukan anesthesi local dan
dilakukan diruangan endoskopi
Kegunaan Gastroskopi
1. Menentukan diagnose pasien dengan keluhan yang
berulang (kronis) atau berat, seperti nyeri pada ulu
hati, kembung, mual dan muntah
2. Melihat dan mengetahui perdarahan saluran cerna
atas (ditandai dengan muntah darah, serta
menetukan sumber perdarahan dan menghentikan
perdarahan tersebut
3. Pengobatan varices tenggorokan (esophagus)
4. Mengangkat daging tumbuh(polip) di tenggorokon
(esophagus) atau polip pada lambung.
5. Mengambil benda- benda yang tertelan seperti :
koin, gigi palsu, duri ikan, batu baterai (jam tangan)
kancing dan lain- lain.
6. Melakukan gastrostomi adalah tindakan membuat
lubang secara langsung pada lambung untuk
memberikan makanan pada keadaan atau kondisi
tertentu
Prosedur tindakan Gastroskopi
1. Informed concent
2. Pada dewasa puasa (makan & minum) selama 6-8 jam. Pada bayi
dan anak puasa (makan dan minum) selama 4-6 jam
3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsu klien.
4. Menjelaskan kepada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin
akan dingin dan gelap, serta klien tidak dapat berbicara selama
pemeriksaan gastroscopy.
5. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan :
a. Selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar.
b. Pemberian anesthesi local spray pada pharing posterior.
c. Pemberian sedatif, opiat, untuk penenang.
d. Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent ke kiri.
e. Endoskopi akan masuk melalui mulut, esofagus samapi ke
duodenum.
f. Selama pemeriksaan, tanda-tanda vital klien ; tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan dan pulse oximetry akan dimonitor.
g. Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
6. Mengantarkan klien ke ruang endoscopy.
7. Menganjurkan kepada klien untuk menarik nafas dalam saat
pemeriksaan atau bila merasa mual.
Lanjutan gastroskopi…..
8. Setelah klien kembali dari ruang endoscopy :
a. monitor tanda-tanda vital, dan adanya tanda-
tanda perdarahan, serta perforasi.
b. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi
sims sampai sedasi lokal anesthesi berkurang.
c. Menganjurkan kepada klien untuk puasa 1 – 2 jam
setelah pemeriksaan atau sampai gag refleks
kembali normal
• Kolonoskopi
digunakan untuk melihat
dan mengetahui keadaan
serta melakukan tindakan
terapi dalam rongga saluran
cerna bagian bawah (usus
besar) dan bagian akhir
usus halus
Kegunaan Colonoscopy
1. Melihat dan mengetahui kelainan
saluran cerna bawah (ditandai dengan
buang air besar berdarah) serta
menentukan sumber perdarahan dan
menghentikan perdarahan tersebut
2. Menentukan penyebab diare yang
kronis atau menahun.
3. Menentukan penyebab sembelit yang
kronis
4. Mendeteksi kanker usus stadium awal
dan lanjut.
5. Mencari penyebab sakit perut kronis
6. Menangkat polip di usus besar.
Prosedur tindakan
Kolonoskopi:
• Persiapan 24 jam
– Puasa 6-8 jam sebelum
tindakan
– diet makanan tanpa serat
sehari sebelumnya
– memberikan obat pencuci
perut untuk
membersihkan usus dari
seluruh kotoran pada
sore/malam hari.
Post kolonoskopi
• Setelah menjalani pemeriksaan kolonoskopi, pasien disarankan
untuk istirahat dengan membaringkan tubuhnya selama 1 jam
untuk menghilangkan efek dari obat penenang yang telah diberikan
dokter.
• Disarankan pasien pulang ke rumah dengan ditemani keluarga atau
orang lain. Dan sebaiknya pasien tidak mengendarai kendaraan
bermotor setidaknya 4 jam setelah pemeriksaan kolonoskopi.
• Pasien yang baru selesai menjalani kolonoskopi biasanya baru bisa
makan setelah 2 jam setelah masa pemeriksaan.
• Kemungkinan besar dokter akan mengatur diet pasien ataupun
membatasi aktivitas pasien jika dokter melakukan pengangkatan
jaringan atau Polip (Polipektomi) pada saat melakukan kolonoskopi.
• Dokter akan menerangkan pada pasien mengenai hasil pemeriksaan
secara jelas dengan menggunakan foto atau hasil rekaman Video
Tape.
• ERCP (endocopy retrograde colangio
pancreatography) yaitu pemeriksaan untuk
melihat kelainan dan tindakan terapi di dalam
saluran empedu dan pancreas
Kegunaan ERCP (endocopy retrograde
colangio pancreatography)
1. Mengetahui kelainan dikantong empedu, saluran empedu
dan saluran pancreas ( kelenjar liur perut), antara lain :
batu empedu, tumor dan radang.
2. Mengambil batu di saluran empedu.
3. Mengatasi sumbatan saluran empedu atau pancreas
akibat tumor, radang, batu dan lain - lain.
4. Mengatasi kelainan- kelainan yang ada disaluran empedu.
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)
Prosedur tindakan ERCP
• Puasa (makan dan minum) selama 6-8 jam
dan harus dirawat selama 1 malam untuk
melihat kondisi setelah tindakan.
Kapsul Endoskopi
• Adalah sustu pemeriksaan untuk saluran
pencernaan dengan menggunakan
sebuah kapsul kecil, didalamnya terdapat
kamera mini. Kapsul tersebut dapat
mengambil gambar keadaan sepanjang
usus setelah ditelan oleh pasien.
• Prinsip penggunaan:
– Kapsul endoskopi berukuran hampir sama
dengan kapsul obat biasa, sehingga
mudah ditelan
– Setelah ditelan maka akan dapat segera
mengambil gambar di dalam usus
sepanjang perjalanannya sampai ke anus,
dan gambar tersebut dapat di transfer ke
computer
Lanjutan KE..Prosedur penggunaan
• Pasien disiapkan dengan pembersihan isi saluran
pencernaan untuk mendapatkan gambar lebih baik.
• Untuk mendapatkan hasil yang optimal, diharuskan untuk
tidak makan atau minum, kira-kira 10 jam sebelum
periksaan
• Pasien dipasang alat perekam yang ditempelkan diperut
dengan menggunakan semacam sabuk lalu kapsul ditelan
oleh pasien.
• Memerlukan waktu 8-10 jam. Selama pemeriksaan pasien
boleh tetap beraktifitas
• Kapsul endoskopi bersifat disposable
• Setelah ditelan kapsul tersebut akan keluar bersama feses
Lanjutan KE…Indikasi
• Untuk mendiagnosa kelainan usus halus yang tidak
dapat dicapai dengan pemeriksaan endoskopi biasa
• Mencari penyebab perdarahan di saluran cerna yang
tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan endoskopi
biasa
• Mencari penyebab anemia yang belum jelas
• Mencari penyebab nyeri perut yang tidak dapat
dijelaskan pada pemeriksaan konvensional (biasa)
Lanjutan KE…Keunggulan
Pemeriksaan ini nyaman bagi pasien karena :
• Tidak menimbulkan rasa sakit
• Tidak memerlukan pembiusan
• Tidak ada komplikasi
• Kualitas gambar yang diperoleh dapat memberikan
informasi yang jelas untuk diagnose
• Dapat dilakukan pada anak- anak
Lanjutan KE…Kontraindikasi
• Pasien dengan tanda penyumbatan usus
• Pasien yang mengalami gangguan menelan
• Pasien yang pernah mengalami operasi pada
bagian perut, kecuali operasi usus buntu
tanpa komplikasi
FOTO ABDOMEN TANPA KONTRAS
• Foto polos abdomen (FPA) merupakan
pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada
keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar
area urogenital.
• Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk
melihat gambaran secara keseluruhan di
rongga abdomen dan pelvis
• Awal dikerjakan sebelum IVP atau barium
enema
BOF
• Foto Polos Abdomen:
- Distribusi gas di usus Normal
- Kontur Hepar dan lien tidak
membesar
- Kontur ren D/S Normal
- Psoas Shadow simetris
- Tulang baik
- Tidak tampak adanya bayangan
batu radioopak sepanjang tractus
urinarius
FPA dpt dilakukan dg persiapan dan tanpa
persiapan.
Adapun indikasi dilakukannya pemeriksaan
abdomen tanpa persiapan yaitu :
1. Perforasi
2. Ileus obstruksi
3. Ileus paralitik
4. Invaginasi
persiapan
1. 1 hr sebelumnya pasien hanya boleh makan bubur
kecap dan air putih saja
2. Malam hari jam 20.00 setelah makan malam diberi
urus-urus garam inggris 30 gram dalam ½ gelas air
putih hangat
3. Setelah itu pasien hanya boleh minum air putih
sampai jam 22.00. tidak boleh banyak bicara dan tidak
merokok
4. Besok paginya jam 04.30 masukkan dulcolax
supositoria melalui anus
5. Selanjutnya datang ke unit radiologi dalam keadaan
puasa
FOTO ABDOMEN dgn KONTRAS
• Sialography: water soluble kontras (single).
• Oesophagography/Barium Swallow:
barium dan gas(double kontras)
• Magduodenogrphy/Barium meal:
barium dan gas(double kontras).
• Followthrough intestine: Barium(single.c)
• Colon inloop/Barium enema:
barium dan gas(double kontras)
• Sialography : untuk menilai Salivary gland.
• Barium swallow: untuk menilai Oesophagus.
• Barium meal: untuk menilai gaster dan
duodenum.
• Barium followtrough :untuk menilai usus halus
(jejunum dan ileum).
• Barium enema: untuk menilai Usus
besar(colon).
Sialography:
Penyakit yg sering didiagnosa yaitu:
batu(sialolithiasis ) ,Tumor dan
radang(sialodenitis.
Gambaran : obstruksi total/parsial.atau
irreguler out line.
Barium swallow:
• Indikasi: dysphagia,pain,menilai adanya
tracheobronkial fistel (non ionic contras),dan
melihat perforasi (non ionic water soluble
contras). Kontra indikasi : tidak ada.
• Penyakit yg srining: corpus alienum,trauma
chemical,radang dan tumor.
• Yg dinilai: ukuran,btk dan
posisi.obstruksi,mucosal pattern,filling
defek,add.shadow ,indentasi dan striktur.
Barium meal:
• Indikasi: dyspepsia,BB turun,upper abdominal
mass,GI haemorrhagic,perforasi(NICM/LOCM).
• Kontra indikasi: complete large bowel
obstruction.
• Yang dinilai : ukuran,bentuk dan
posisi,mucosal pattern,mobility,filling
defek,add.shadow,indentasi,bentuk-bentuk
khusus mis: nice.apthaosa dll.
• Penilaian duodenum dan gaster sinkron.
Barium followthrough:
• Indikasi: pain,diare,bleeding,partial
obstruction,abdominal mass,failed small
bowel enema.
• Kontra indikasi: complete obstruction,suspek
perforation.
• Yang dinilai: out line,mucosal pattern,bentuk
isi dan transit rate.
Barium enema
• Barium enema adalah pemeriksaan X-ray
pada usus besar ( colon ) yang sebelumnya
colon diisi dengan barium sulfate ( a
radioopaque contrast medium ).
Tujuan Pemeriksaan :
· Membantu menegakkan diagnosis dari
carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon.
· Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan
perubahan struktural pada colon.
Yang dinilai: ukuran,bentuk dan posisi,
haustrasi, mucosal pattern, obstruksi, filling
defek,add.shadow, indentasi dan bentuk
khusus.
INDIKASI :
1. Gangguan pola buang air besar
2. Nyeri daerah colon
3. Kecurigaan massa daerah colon
4. Melena
5. Kecurigaan obstruksi colon
KONTRA INDIKASI :
1. Absolute
a. toxic megacolon
b. pseudo membranous colitis
c. post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari)
2. Relatif
a. persiapan colon kurang baik
b. baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian
atas dengan kontras
Persiapan Penderita
 Mengikuti instruksi untuk membersihkan perut (
colon)/ enema air hangat untuk membersihkan
partikel kotoran agar gambaran X-ray optimal.
 Diet rendah residu
 Diberikan laxative
 Ketika penderita datang, penderita diharapkan
untuk berganti pakaian yang telah disiapkan.
Selama pemeriksaan
· X-ray diambil pada bagian colon / lower bowel.
· Memelihara posisi sesuai permintaan radiographer. Mempertahankan hingga film diexposed.
· Radiographer akan memberitahu penderita ketika penderita dapat bergerak dan bernafas lagi.
· Barium dan atau dengan udara masuk ke dalam colon.
· Gerakkan dari barium diikuti melalui fruoroscopy, sepanjang memasuki colon dan masuk caecum dan bagian
akhir dari usus halus.
· Ketika semua gambar selesai diambil, penderita diharapkan mengosongkan / mengeluarkan barium di toilet.
· Penderita diminta menunggu beberapa saat hingga film-film dicetak.
Setelah Pemeriksaan
Perawatan Langsung Setelah Pemeriksaan :
· Jika X-ray lebih lanjut tidak dimintakan , maka penderita dapat kembali makan secara normal.
· Minum banyak cairan karena pemeriksaan dapat menyebabkan dehydrasi.
Aktivitas Setelah Pemeriksaan :
· Kotoran penderita akan berwarna keputihan hingga 24 – 72 jam ( 1 – 3 hari ).
Hasil – Hasil Pemeriksaan
Nilai Pemeriksaan :
· Hasil pemeriksaan ditentukan oleh study dari X-ray dan gambaran fluoroscopy.
Nilai Normal :
· Tidak tampak adanya abnormalitas pada X-ray colon.
Apa indikasi “ Abnormal “ :
· Adenocarcinoma, Sarcomas, Carcinoma, Diverticulitis, Granulomatous colitis, Ulcerative colitis, Broad-based
villous polyps, Gastroenteritis, perubahan struktur intestinal, Irritable colon, saccular adenomatous polyps,
Acute Appendicitis, sigmoid torsion, Kelainan Vaskular yang disebabkan oleh arterial occlusion
Oral cholecystography
• Pemeriksaan sinar X untuk memeriksa kandung
empedu dengan menggunakan zat kontras yang
diminum
INDIKASI
1. Cholelithiasis
2. Cholecystitis
3. Billiary Neoplasia
4. Opasities atau massa quadrant atas
5. Billiary Stenosis
KONTRAINDIKASI :
1. Vomiting or diarrhea
2. Pyloric obstruction
3. Malabsorption syndrome
4. Severe jaundice
5. Liver dysfunction
6. Hepatocellular disease, atau
• Hipersensitive terhadap kontras media
PERSIAPAN PASIEN
• Siang hari sebelum pemeriksaan, pasien diberikan makanan
yang kaya Simple Fat
• Malam hari sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah
lemak
• Media kontras diberikan 3-4 jam setelah makan malam
terakhir, single dose 3 gram (tablet/kapsul/liquid)
• Kontras media : Telepaque (tablet/powder/liquid), Biliodyl
(tablet) dan Orabilix
• Konsentrasi kontras maximal : 10-12 jam setelah
administrasi,--> maka radiograf dapat dimulai.
• Bila menggunakan BILOPTIN (kapsul/granula/liquid), atau
SOLUBILOPTIN (powder sachet) --> kontras diberikan pada
pagi hari pemeriksaan, dan radiograf diambil 3-4 jam
setelahnya.
USG
Ultrasonografi (USG) adalah suatu
pemeriksaan diagnostik non invasif dengan
menggunakan gelombang frekuensi tinggi
kedalam abdomen. Gelombang-gelombang
ini dipantulkan kembali dari permukaan
struktur organ sehingga komputer dapat
menginterprertasikan densitas jaringan
berdasarkan gelombang-gelombang
tersebut.
TUJUAN
1. Mendeteksi adanya massa diabdomen.
2. Membedakan antara kista yang berisi air
atau massa padat.
3. Mengevaluasi dan memetakan organ di
abdomen sebelum dilakukan biopsi.
4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang
terdapat dalam rongga abdomen
Persiapan Pemeriksaan USG
• USG ABDOMEN ATAS
– Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH
mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM
SUSU.
• USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN)
– Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH
mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM
SUSU.
– Satu (1) jam sebelum pemeriksaan MINUM AIR PUTIH 3
(tiga) gelas dan MENAHAN BUANG AIRKECIL.
• USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN)
– pada kondisi akut boleh tidak Puasa
Kelainan yang dapat ditemukan
• Pembesaran organ perut seperti hati, limfa, pankreas
• Tumor atau kanker di organ perut (hati, ginjal,
pancreas, kandung empedu, limfa, kandung kencing)
ataupun di usus.
• Batu di Kandung Empedu dan Ginjal.
• Peradangan usus buntu (Appendicitis).
• Cairan di perut dan paru.
• Mencari penyebab muntah-muntah pada bayi usia
muda, biasanya karena ada penyempitan di bagian
bawah lambung (Pyloric stenosis), yang menghambat
aliran makanan ke saluran pencernaan.
Prosedur tindakan USG
1. Melaporkan / membuat perjanjian dengan petugas USG.
2. Mencuci tangan.
3. Membawa klien ketempat pemeriksaan dengan menggunakan
kursi roda atau meja dorong (sesuai kondisi klien) bersama
rekam medik dan formulir USG klien.
4. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalkukan.
5. Menjamin kebutuhan privacy klien.
6. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaan dan
mengolesi jelly / lubricant pada area permukaan kulit yang
akandiperiksa).
7. Pemeriksaan oleh dokter radiologi
8. Merapikan klien dan membawa klien kembali keruang
perawatan.
9. Mencuci tangan.
• Terima kasih…

More Related Content

What's hot

Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensiveYoseph Buga
 
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxIndikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxGalih Endradita M
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Nona Zesifa
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarNur Hajriya
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratAris Rahmanda
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
 

What's hot (20)

Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Uji statistik
Uji statistikUji statistik
Uji statistik
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Pengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomiPengantar ilmu anatomi
Pengantar ilmu anatomi
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxIndikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadarEkstubasi dalam & ekstubasi sadar
Ekstubasi dalam & ekstubasi sadar
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 

Viewers also liked

Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333
Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333
Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333Gunk Arie'sti
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahRumandani Choirunisa
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanCahya
 
Formulir 1 nasionalisme
Formulir 1 nasionalismeFormulir 1 nasionalisme
Formulir 1 nasionalismeEko Arianto
 
Penolakan tindakan medis
Penolakan tindakan medisPenolakan tindakan medis
Penolakan tindakan medistheloserbody
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikCahya
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitKANDA IZUL
 
Blood Flow Sensors and Meters with their working
Blood Flow Sensors and Meters with their workingBlood Flow Sensors and Meters with their working
Blood Flow Sensors and Meters with their workingjafarfarwa
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infuspjj_kemenkes
 
Bedah jantung
Bedah jantung Bedah jantung
Bedah jantung eskelemen
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Ai Ela Ayu Ningsih
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 

Viewers also liked (20)

Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333
Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333
Diagnostik invasif dan intervensi non bedah3333333333333
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Bab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasienBab pelayanan pasien
Bab pelayanan pasien
 
Identifikasi copy
Identifikasi   copyIdentifikasi   copy
Identifikasi copy
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Aplikasi Klinik USG
Aplikasi Klinik USGAplikasi Klinik USG
Aplikasi Klinik USG
 
Circadian rhythm
Circadian rhythmCircadian rhythm
Circadian rhythm
 
Thermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatanThermofisika keperawatan
Thermofisika keperawatan
 
Konsep dasar kgd
Konsep dasar kgdKonsep dasar kgd
Konsep dasar kgd
 
Formulir 1 nasionalisme
Formulir 1 nasionalismeFormulir 1 nasionalisme
Formulir 1 nasionalisme
 
Penolakan tindakan medis
Penolakan tindakan medisPenolakan tindakan medis
Penolakan tindakan medis
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 
Manajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakitManajemen obat di rumah sakit
Manajemen obat di rumah sakit
 
Blood Flow Sensors and Meters with their working
Blood Flow Sensors and Meters with their workingBlood Flow Sensors and Meters with their working
Blood Flow Sensors and Meters with their working
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infus
 
Pedoman pelayan pasien
Pedoman pelayan pasienPedoman pelayan pasien
Pedoman pelayan pasien
 
Bedah jantung
Bedah jantung Bedah jantung
Bedah jantung
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
Lembar konsultasi
Lembar konsultasiLembar konsultasi
Lembar konsultasi
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 

Similar to Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)

PPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptxPPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptxRosihanBahtiar
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiArinsahara
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariNona Zesifa
 
Akut Abdomen-Anas.pdf
Akut Abdomen-Anas.pdfAkut Abdomen-Anas.pdf
Akut Abdomen-Anas.pdfCasvinJus1
 
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdf
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdfadoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdf
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdfAuraAndini2
 
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostik
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostikKetrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostik
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostikSisko Sipir
 
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaTeknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaIch Bin Fandy
 
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxLapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxabdurrahmanafaharidh
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
 
2. Gangguan saluran cerna.pptx
2. Gangguan saluran cerna.pptx2. Gangguan saluran cerna.pptx
2. Gangguan saluran cerna.pptxsetiaji6
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampungyeti2023207209068
 
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTANindi Yulianti
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxjehandra1
 

Similar to Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System) (20)

PPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptxPPT FAISOL ROHMAN.pptx
PPT FAISOL ROHMAN.pptx
 
Ultrasonography
Ultrasonography Ultrasonography
Ultrasonography
 
ABDOMINAL PARACENTESIS & OGDS
ABDOMINAL PARACENTESIS & OGDSABDOMINAL PARACENTESIS & OGDS
ABDOMINAL PARACENTESIS & OGDS
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
 
Akut Abdomen-Anas.pdf
Akut Abdomen-Anas.pdfAkut Abdomen-Anas.pdf
Akut Abdomen-Anas.pdf
 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
 
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdf
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdfadoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdf
adoc.pub_presentasi-kasus-atresia-ani.pdf
 
Memasukkan Tiub Ryle dan NGT
Memasukkan Tiub Ryle dan NGTMemasukkan Tiub Ryle dan NGT
Memasukkan Tiub Ryle dan NGT
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostik
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostikKetrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostik
Ketrampilan dasar Kebidanan pemeriksaan diagnostik
 
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra venaTeknik pemeriksaan colecystografy intra vena
Teknik pemeriksaan colecystografy intra vena
 
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxLapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Rectoscopy
RectoscopyRectoscopy
Rectoscopy
 
2. Gangguan saluran cerna.pptx
2. Gangguan saluran cerna.pptx2. Gangguan saluran cerna.pptx
2. Gangguan saluran cerna.pptx
 
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu LampungPPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
 
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTAOBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
OBSTRUKSI BILIARIS/POLTEKKES SURAKARTA
 
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptxMateri peran perawat (rontgen dan USG).pptx
Materi peran perawat (rontgen dan USG).pptx
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 

Recently uploaded

Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianhaslinahaslina3
 
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptPROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptdodiharyanto42
 
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Robertus Arian Datusanantyo
 
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfMateri tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfUlimarthaManurung
 
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptx
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptxPPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptx
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptxMadeSuardana20
 
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDFMSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDFSUDIRO11
 
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnyaMANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnyaLidia941960
 
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptxAsuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptxdhykz1
 

Recently uploaded (8)

Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberianIndikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
Indikasi obat dan kontra indikasi di dalam pemberian
 
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.pptPROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
PROFIL KESEHATAN Puskesmas Tahun 2022 - Copy.ppt
 
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
Pengantar Luka Akut untuk Mahasiwa Pendidikan Dokter (Pembaruan 2024)
 
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdfMateri tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
Materi tatalaksana standar operasional prosedur stunting.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptx
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptxPPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptx
PPT SOSIALISASI PENGAJUAN SKP KEMENKES IFA.pptx
 
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDFMSDS  Sodium  Hypochlorite (Bayclin).PDF
MSDS Sodium Hypochlorite (Bayclin).PDF
 
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnyaMANAJEMEN PELAYANAN  RAWAT INAP dan detailnya
MANAJEMEN PELAYANAN RAWAT INAP dan detailnya
 
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptxAsuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx
Asuhan Keperawatan Kesehatan Penerbangan (2).pptx
 

Tindakan Invasif & Non Invasif (Digestive System)

  • 1. Tindakan Prosedur diagnostik invasif & non invasif Puji Astuti
  • 2. • Endoskopi • Barium enema • USG • BOF
  • 3. Endoskopi • Adalah pemeriksaan atau tindakan pengobatan kedalam saluran pencernaan yang mempergunakan peralatan berupa teropong (endoscop) • Tindakan endoskopi dibedakan menjadi 3 yaitu: – Gastrokopi – Kolonoskopi – ERCP (endocopy retrograde colangio pancreatography)
  • 4. Keunggulan pemeriksaan endoskopi saluran pencernaan: • Melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna secara langsung • Hasil pemeriksaan dapat langsung di cetak, kelainan langsung didiagnosa dan segera ditentuka cara mengatasinya • Dapat dipakai untuk melakukan tindakan pengobatan kelainan saluran cerna ( atas dan bawah), dengan risiko yang jauh lebih ringan daripada operasi. • Pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah, dan rawat inap lebih singkat. • Dapat juga dilakukan pada bayi dan anak.
  • 5. • Gastrokopi : digunakan untuk melihat dan mengetahui keadaan serta melakukan tindakan terapi dalam rongga saluran cerna bagian atas mulai dari tenggorokan (esophagus), lambung, sampai ke usus dua belas jari (duodenum). Tindakan ini juga dimasukkan forcep biopsy atau brush cytology untuk pemeriksaan jaringan. Pemeriksaan gastroscopy memerlukan anesthesi local dan dilakukan diruangan endoskopi
  • 6. Kegunaan Gastroskopi 1. Menentukan diagnose pasien dengan keluhan yang berulang (kronis) atau berat, seperti nyeri pada ulu hati, kembung, mual dan muntah 2. Melihat dan mengetahui perdarahan saluran cerna atas (ditandai dengan muntah darah, serta menetukan sumber perdarahan dan menghentikan perdarahan tersebut 3. Pengobatan varices tenggorokan (esophagus) 4. Mengangkat daging tumbuh(polip) di tenggorokon (esophagus) atau polip pada lambung. 5. Mengambil benda- benda yang tertelan seperti : koin, gigi palsu, duri ikan, batu baterai (jam tangan) kancing dan lain- lain. 6. Melakukan gastrostomi adalah tindakan membuat lubang secara langsung pada lambung untuk memberikan makanan pada keadaan atau kondisi tertentu
  • 7. Prosedur tindakan Gastroskopi 1. Informed concent 2. Pada dewasa puasa (makan & minum) selama 6-8 jam. Pada bayi dan anak puasa (makan dan minum) selama 4-6 jam 3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsu klien. 4. Menjelaskan kepada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin akan dingin dan gelap, serta klien tidak dapat berbicara selama pemeriksaan gastroscopy. 5. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan : a. Selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar. b. Pemberian anesthesi local spray pada pharing posterior. c. Pemberian sedatif, opiat, untuk penenang. d. Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent ke kiri. e. Endoskopi akan masuk melalui mulut, esofagus samapi ke duodenum. f. Selama pemeriksaan, tanda-tanda vital klien ; tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan pulse oximetry akan dimonitor. g. Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan laboratorium. 6. Mengantarkan klien ke ruang endoscopy. 7. Menganjurkan kepada klien untuk menarik nafas dalam saat pemeriksaan atau bila merasa mual.
  • 8. Lanjutan gastroskopi….. 8. Setelah klien kembali dari ruang endoscopy : a. monitor tanda-tanda vital, dan adanya tanda- tanda perdarahan, serta perforasi. b. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi sims sampai sedasi lokal anesthesi berkurang. c. Menganjurkan kepada klien untuk puasa 1 – 2 jam setelah pemeriksaan atau sampai gag refleks kembali normal
  • 9. • Kolonoskopi digunakan untuk melihat dan mengetahui keadaan serta melakukan tindakan terapi dalam rongga saluran cerna bagian bawah (usus besar) dan bagian akhir usus halus
  • 10. Kegunaan Colonoscopy 1. Melihat dan mengetahui kelainan saluran cerna bawah (ditandai dengan buang air besar berdarah) serta menentukan sumber perdarahan dan menghentikan perdarahan tersebut 2. Menentukan penyebab diare yang kronis atau menahun. 3. Menentukan penyebab sembelit yang kronis 4. Mendeteksi kanker usus stadium awal dan lanjut. 5. Mencari penyebab sakit perut kronis 6. Menangkat polip di usus besar.
  • 11. Prosedur tindakan Kolonoskopi: • Persiapan 24 jam – Puasa 6-8 jam sebelum tindakan – diet makanan tanpa serat sehari sebelumnya – memberikan obat pencuci perut untuk membersihkan usus dari seluruh kotoran pada sore/malam hari.
  • 12. Post kolonoskopi • Setelah menjalani pemeriksaan kolonoskopi, pasien disarankan untuk istirahat dengan membaringkan tubuhnya selama 1 jam untuk menghilangkan efek dari obat penenang yang telah diberikan dokter. • Disarankan pasien pulang ke rumah dengan ditemani keluarga atau orang lain. Dan sebaiknya pasien tidak mengendarai kendaraan bermotor setidaknya 4 jam setelah pemeriksaan kolonoskopi. • Pasien yang baru selesai menjalani kolonoskopi biasanya baru bisa makan setelah 2 jam setelah masa pemeriksaan. • Kemungkinan besar dokter akan mengatur diet pasien ataupun membatasi aktivitas pasien jika dokter melakukan pengangkatan jaringan atau Polip (Polipektomi) pada saat melakukan kolonoskopi. • Dokter akan menerangkan pada pasien mengenai hasil pemeriksaan secara jelas dengan menggunakan foto atau hasil rekaman Video Tape.
  • 13. • ERCP (endocopy retrograde colangio pancreatography) yaitu pemeriksaan untuk melihat kelainan dan tindakan terapi di dalam saluran empedu dan pancreas
  • 14. Kegunaan ERCP (endocopy retrograde colangio pancreatography) 1. Mengetahui kelainan dikantong empedu, saluran empedu dan saluran pancreas ( kelenjar liur perut), antara lain : batu empedu, tumor dan radang. 2. Mengambil batu di saluran empedu. 3. Mengatasi sumbatan saluran empedu atau pancreas akibat tumor, radang, batu dan lain - lain. 4. Mengatasi kelainan- kelainan yang ada disaluran empedu.
  • 17. Prosedur tindakan ERCP • Puasa (makan dan minum) selama 6-8 jam dan harus dirawat selama 1 malam untuk melihat kondisi setelah tindakan.
  • 18. Kapsul Endoskopi • Adalah sustu pemeriksaan untuk saluran pencernaan dengan menggunakan sebuah kapsul kecil, didalamnya terdapat kamera mini. Kapsul tersebut dapat mengambil gambar keadaan sepanjang usus setelah ditelan oleh pasien. • Prinsip penggunaan: – Kapsul endoskopi berukuran hampir sama dengan kapsul obat biasa, sehingga mudah ditelan – Setelah ditelan maka akan dapat segera mengambil gambar di dalam usus sepanjang perjalanannya sampai ke anus, dan gambar tersebut dapat di transfer ke computer
  • 19. Lanjutan KE..Prosedur penggunaan • Pasien disiapkan dengan pembersihan isi saluran pencernaan untuk mendapatkan gambar lebih baik. • Untuk mendapatkan hasil yang optimal, diharuskan untuk tidak makan atau minum, kira-kira 10 jam sebelum periksaan • Pasien dipasang alat perekam yang ditempelkan diperut dengan menggunakan semacam sabuk lalu kapsul ditelan oleh pasien. • Memerlukan waktu 8-10 jam. Selama pemeriksaan pasien boleh tetap beraktifitas • Kapsul endoskopi bersifat disposable • Setelah ditelan kapsul tersebut akan keluar bersama feses
  • 20. Lanjutan KE…Indikasi • Untuk mendiagnosa kelainan usus halus yang tidak dapat dicapai dengan pemeriksaan endoskopi biasa • Mencari penyebab perdarahan di saluran cerna yang tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan endoskopi biasa • Mencari penyebab anemia yang belum jelas • Mencari penyebab nyeri perut yang tidak dapat dijelaskan pada pemeriksaan konvensional (biasa)
  • 21. Lanjutan KE…Keunggulan Pemeriksaan ini nyaman bagi pasien karena : • Tidak menimbulkan rasa sakit • Tidak memerlukan pembiusan • Tidak ada komplikasi • Kualitas gambar yang diperoleh dapat memberikan informasi yang jelas untuk diagnose • Dapat dilakukan pada anak- anak
  • 22. Lanjutan KE…Kontraindikasi • Pasien dengan tanda penyumbatan usus • Pasien yang mengalami gangguan menelan • Pasien yang pernah mengalami operasi pada bagian perut, kecuali operasi usus buntu tanpa komplikasi
  • 23. FOTO ABDOMEN TANPA KONTRAS • Foto polos abdomen (FPA) merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar area urogenital. • Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvis • Awal dikerjakan sebelum IVP atau barium enema
  • 24. BOF • Foto Polos Abdomen: - Distribusi gas di usus Normal - Kontur Hepar dan lien tidak membesar - Kontur ren D/S Normal - Psoas Shadow simetris - Tulang baik - Tidak tampak adanya bayangan batu radioopak sepanjang tractus urinarius
  • 25. FPA dpt dilakukan dg persiapan dan tanpa persiapan. Adapun indikasi dilakukannya pemeriksaan abdomen tanpa persiapan yaitu : 1. Perforasi 2. Ileus obstruksi 3. Ileus paralitik 4. Invaginasi
  • 26. persiapan 1. 1 hr sebelumnya pasien hanya boleh makan bubur kecap dan air putih saja 2. Malam hari jam 20.00 setelah makan malam diberi urus-urus garam inggris 30 gram dalam ½ gelas air putih hangat 3. Setelah itu pasien hanya boleh minum air putih sampai jam 22.00. tidak boleh banyak bicara dan tidak merokok 4. Besok paginya jam 04.30 masukkan dulcolax supositoria melalui anus 5. Selanjutnya datang ke unit radiologi dalam keadaan puasa
  • 27. FOTO ABDOMEN dgn KONTRAS • Sialography: water soluble kontras (single). • Oesophagography/Barium Swallow: barium dan gas(double kontras) • Magduodenogrphy/Barium meal: barium dan gas(double kontras). • Followthrough intestine: Barium(single.c) • Colon inloop/Barium enema: barium dan gas(double kontras)
  • 28. • Sialography : untuk menilai Salivary gland. • Barium swallow: untuk menilai Oesophagus. • Barium meal: untuk menilai gaster dan duodenum. • Barium followtrough :untuk menilai usus halus (jejunum dan ileum). • Barium enema: untuk menilai Usus besar(colon).
  • 29. Sialography: Penyakit yg sering didiagnosa yaitu: batu(sialolithiasis ) ,Tumor dan radang(sialodenitis. Gambaran : obstruksi total/parsial.atau irreguler out line.
  • 30. Barium swallow: • Indikasi: dysphagia,pain,menilai adanya tracheobronkial fistel (non ionic contras),dan melihat perforasi (non ionic water soluble contras). Kontra indikasi : tidak ada. • Penyakit yg srining: corpus alienum,trauma chemical,radang dan tumor. • Yg dinilai: ukuran,btk dan posisi.obstruksi,mucosal pattern,filling defek,add.shadow ,indentasi dan striktur.
  • 31. Barium meal: • Indikasi: dyspepsia,BB turun,upper abdominal mass,GI haemorrhagic,perforasi(NICM/LOCM). • Kontra indikasi: complete large bowel obstruction. • Yang dinilai : ukuran,bentuk dan posisi,mucosal pattern,mobility,filling defek,add.shadow,indentasi,bentuk-bentuk khusus mis: nice.apthaosa dll. • Penilaian duodenum dan gaster sinkron.
  • 32. Barium followthrough: • Indikasi: pain,diare,bleeding,partial obstruction,abdominal mass,failed small bowel enema. • Kontra indikasi: complete obstruction,suspek perforation. • Yang dinilai: out line,mucosal pattern,bentuk isi dan transit rate.
  • 33. Barium enema • Barium enema adalah pemeriksaan X-ray pada usus besar ( colon ) yang sebelumnya colon diisi dengan barium sulfate ( a radioopaque contrast medium ). Tujuan Pemeriksaan : · Membantu menegakkan diagnosis dari carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon. · Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan struktural pada colon. Yang dinilai: ukuran,bentuk dan posisi, haustrasi, mucosal pattern, obstruksi, filling defek,add.shadow, indentasi dan bentuk khusus.
  • 34. INDIKASI : 1. Gangguan pola buang air besar 2. Nyeri daerah colon 3. Kecurigaan massa daerah colon 4. Melena 5. Kecurigaan obstruksi colon KONTRA INDIKASI : 1. Absolute a. toxic megacolon b. pseudo membranous colitis c. post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari) 2. Relatif a. persiapan colon kurang baik b. baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian atas dengan kontras
  • 35. Persiapan Penderita  Mengikuti instruksi untuk membersihkan perut ( colon)/ enema air hangat untuk membersihkan partikel kotoran agar gambaran X-ray optimal.  Diet rendah residu  Diberikan laxative  Ketika penderita datang, penderita diharapkan untuk berganti pakaian yang telah disiapkan.
  • 36. Selama pemeriksaan · X-ray diambil pada bagian colon / lower bowel. · Memelihara posisi sesuai permintaan radiographer. Mempertahankan hingga film diexposed. · Radiographer akan memberitahu penderita ketika penderita dapat bergerak dan bernafas lagi. · Barium dan atau dengan udara masuk ke dalam colon. · Gerakkan dari barium diikuti melalui fruoroscopy, sepanjang memasuki colon dan masuk caecum dan bagian akhir dari usus halus. · Ketika semua gambar selesai diambil, penderita diharapkan mengosongkan / mengeluarkan barium di toilet. · Penderita diminta menunggu beberapa saat hingga film-film dicetak. Setelah Pemeriksaan Perawatan Langsung Setelah Pemeriksaan : · Jika X-ray lebih lanjut tidak dimintakan , maka penderita dapat kembali makan secara normal. · Minum banyak cairan karena pemeriksaan dapat menyebabkan dehydrasi. Aktivitas Setelah Pemeriksaan : · Kotoran penderita akan berwarna keputihan hingga 24 – 72 jam ( 1 – 3 hari ). Hasil – Hasil Pemeriksaan Nilai Pemeriksaan : · Hasil pemeriksaan ditentukan oleh study dari X-ray dan gambaran fluoroscopy. Nilai Normal : · Tidak tampak adanya abnormalitas pada X-ray colon. Apa indikasi “ Abnormal “ : · Adenocarcinoma, Sarcomas, Carcinoma, Diverticulitis, Granulomatous colitis, Ulcerative colitis, Broad-based villous polyps, Gastroenteritis, perubahan struktur intestinal, Irritable colon, saccular adenomatous polyps, Acute Appendicitis, sigmoid torsion, Kelainan Vaskular yang disebabkan oleh arterial occlusion
  • 37. Oral cholecystography • Pemeriksaan sinar X untuk memeriksa kandung empedu dengan menggunakan zat kontras yang diminum INDIKASI 1. Cholelithiasis 2. Cholecystitis 3. Billiary Neoplasia 4. Opasities atau massa quadrant atas 5. Billiary Stenosis KONTRAINDIKASI : 1. Vomiting or diarrhea 2. Pyloric obstruction 3. Malabsorption syndrome 4. Severe jaundice 5. Liver dysfunction 6. Hepatocellular disease, atau • Hipersensitive terhadap kontras media
  • 38. PERSIAPAN PASIEN • Siang hari sebelum pemeriksaan, pasien diberikan makanan yang kaya Simple Fat • Malam hari sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah lemak • Media kontras diberikan 3-4 jam setelah makan malam terakhir, single dose 3 gram (tablet/kapsul/liquid) • Kontras media : Telepaque (tablet/powder/liquid), Biliodyl (tablet) dan Orabilix • Konsentrasi kontras maximal : 10-12 jam setelah administrasi,--> maka radiograf dapat dimulai. • Bila menggunakan BILOPTIN (kapsul/granula/liquid), atau SOLUBILOPTIN (powder sachet) --> kontras diberikan pada pagi hari pemeriksaan, dan radiograf diambil 3-4 jam setelahnya.
  • 39. USG Ultrasonografi (USG) adalah suatu pemeriksaan diagnostik non invasif dengan menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen. Gelombang-gelombang ini dipantulkan kembali dari permukaan struktur organ sehingga komputer dapat menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang-gelombang tersebut. TUJUAN 1. Mendeteksi adanya massa diabdomen. 2. Membedakan antara kista yang berisi air atau massa padat. 3. Mengevaluasi dan memetakan organ di abdomen sebelum dilakukan biopsi. 4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang terdapat dalam rongga abdomen
  • 40. Persiapan Pemeriksaan USG • USG ABDOMEN ATAS – Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM SUSU. • USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN) – Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM SUSU. – Satu (1) jam sebelum pemeriksaan MINUM AIR PUTIH 3 (tiga) gelas dan MENAHAN BUANG AIRKECIL. • USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN) – pada kondisi akut boleh tidak Puasa
  • 41. Kelainan yang dapat ditemukan • Pembesaran organ perut seperti hati, limfa, pankreas • Tumor atau kanker di organ perut (hati, ginjal, pancreas, kandung empedu, limfa, kandung kencing) ataupun di usus. • Batu di Kandung Empedu dan Ginjal. • Peradangan usus buntu (Appendicitis). • Cairan di perut dan paru. • Mencari penyebab muntah-muntah pada bayi usia muda, biasanya karena ada penyempitan di bagian bawah lambung (Pyloric stenosis), yang menghambat aliran makanan ke saluran pencernaan.
  • 42. Prosedur tindakan USG 1. Melaporkan / membuat perjanjian dengan petugas USG. 2. Mencuci tangan. 3. Membawa klien ketempat pemeriksaan dengan menggunakan kursi roda atau meja dorong (sesuai kondisi klien) bersama rekam medik dan formulir USG klien. 4. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalkukan. 5. Menjamin kebutuhan privacy klien. 6. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaan dan mengolesi jelly / lubricant pada area permukaan kulit yang akandiperiksa). 7. Pemeriksaan oleh dokter radiologi 8. Merapikan klien dan membawa klien kembali keruang perawatan. 9. Mencuci tangan.