Dokumen tersebut membahas tentang berbagai prosedur diagnostik invasif dan non-invasif seperti endoskopi, barium enema, USG, dan BOF. Secara khusus dijelaskan tentang prosedur, indikasi, dan hasil yang dinilai pada endoskopi, gastroskopi, kolonoskopi, ERCP, kapsul endoskopi, dan berbagai pemeriksaan dengan kontrast seperti barium swallow dan barium enema."
3. Endoskopi
• Adalah pemeriksaan atau
tindakan pengobatan kedalam
saluran pencernaan yang
mempergunakan peralatan
berupa teropong (endoscop)
• Tindakan endoskopi dibedakan
menjadi 3 yaitu:
– Gastrokopi
– Kolonoskopi
– ERCP (endocopy retrograde
colangio pancreatography)
4. Keunggulan pemeriksaan endoskopi
saluran pencernaan:
• Melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan
dalam rongga saluran cerna secara langsung
• Hasil pemeriksaan dapat langsung di cetak,
kelainan langsung didiagnosa dan segera ditentuka
cara mengatasinya
• Dapat dipakai untuk melakukan tindakan
pengobatan kelainan saluran cerna ( atas dan
bawah), dengan risiko yang jauh lebih ringan
daripada operasi.
• Pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi
tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah,
dan rawat inap lebih singkat.
• Dapat juga dilakukan pada bayi dan anak.
5. • Gastrokopi : digunakan untuk
melihat dan mengetahui keadaan
serta melakukan tindakan terapi
dalam rongga saluran cerna bagian
atas mulai dari tenggorokan
(esophagus), lambung, sampai ke
usus dua belas jari (duodenum).
Tindakan ini juga dimasukkan
forcep biopsy atau brush cytology
untuk pemeriksaan jaringan.
Pemeriksaan gastroscopy
memerlukan anesthesi local dan
dilakukan diruangan endoskopi
6. Kegunaan Gastroskopi
1. Menentukan diagnose pasien dengan keluhan yang
berulang (kronis) atau berat, seperti nyeri pada ulu
hati, kembung, mual dan muntah
2. Melihat dan mengetahui perdarahan saluran cerna
atas (ditandai dengan muntah darah, serta
menetukan sumber perdarahan dan menghentikan
perdarahan tersebut
3. Pengobatan varices tenggorokan (esophagus)
4. Mengangkat daging tumbuh(polip) di tenggorokon
(esophagus) atau polip pada lambung.
5. Mengambil benda- benda yang tertelan seperti :
koin, gigi palsu, duri ikan, batu baterai (jam tangan)
kancing dan lain- lain.
6. Melakukan gastrostomi adalah tindakan membuat
lubang secara langsung pada lambung untuk
memberikan makanan pada keadaan atau kondisi
tertentu
7. Prosedur tindakan Gastroskopi
1. Informed concent
2. Pada dewasa puasa (makan & minum) selama 6-8 jam. Pada bayi
dan anak puasa (makan dan minum) selama 4-6 jam
3. Melepaskan perhiasan dan gigi palsu klien.
4. Menjelaskan kepada klien bahwa ruangan pemeriksaan mungkin
akan dingin dan gelap, serta klien tidak dapat berbicara selama
pemeriksaan gastroscopy.
5. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan selama pemeriksaan :
a. Selama pemeriksaan klien dalam keadaan sadar.
b. Pemberian anesthesi local spray pada pharing posterior.
c. Pemberian sedatif, opiat, untuk penenang.
d. Posisi klien selama prosedur adalah lateral recumbent ke kiri.
e. Endoskopi akan masuk melalui mulut, esofagus samapi ke
duodenum.
f. Selama pemeriksaan, tanda-tanda vital klien ; tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan dan pulse oximetry akan dimonitor.
g. Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
6. Mengantarkan klien ke ruang endoscopy.
7. Menganjurkan kepada klien untuk menarik nafas dalam saat
pemeriksaan atau bila merasa mual.
8. Lanjutan gastroskopi…..
8. Setelah klien kembali dari ruang endoscopy :
a. monitor tanda-tanda vital, dan adanya tanda-
tanda perdarahan, serta perforasi.
b. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi
sims sampai sedasi lokal anesthesi berkurang.
c. Menganjurkan kepada klien untuk puasa 1 – 2 jam
setelah pemeriksaan atau sampai gag refleks
kembali normal
9. • Kolonoskopi
digunakan untuk melihat
dan mengetahui keadaan
serta melakukan tindakan
terapi dalam rongga saluran
cerna bagian bawah (usus
besar) dan bagian akhir
usus halus
10. Kegunaan Colonoscopy
1. Melihat dan mengetahui kelainan
saluran cerna bawah (ditandai dengan
buang air besar berdarah) serta
menentukan sumber perdarahan dan
menghentikan perdarahan tersebut
2. Menentukan penyebab diare yang
kronis atau menahun.
3. Menentukan penyebab sembelit yang
kronis
4. Mendeteksi kanker usus stadium awal
dan lanjut.
5. Mencari penyebab sakit perut kronis
6. Menangkat polip di usus besar.
11. Prosedur tindakan
Kolonoskopi:
• Persiapan 24 jam
– Puasa 6-8 jam sebelum
tindakan
– diet makanan tanpa serat
sehari sebelumnya
– memberikan obat pencuci
perut untuk
membersihkan usus dari
seluruh kotoran pada
sore/malam hari.
12. Post kolonoskopi
• Setelah menjalani pemeriksaan kolonoskopi, pasien disarankan
untuk istirahat dengan membaringkan tubuhnya selama 1 jam
untuk menghilangkan efek dari obat penenang yang telah diberikan
dokter.
• Disarankan pasien pulang ke rumah dengan ditemani keluarga atau
orang lain. Dan sebaiknya pasien tidak mengendarai kendaraan
bermotor setidaknya 4 jam setelah pemeriksaan kolonoskopi.
• Pasien yang baru selesai menjalani kolonoskopi biasanya baru bisa
makan setelah 2 jam setelah masa pemeriksaan.
• Kemungkinan besar dokter akan mengatur diet pasien ataupun
membatasi aktivitas pasien jika dokter melakukan pengangkatan
jaringan atau Polip (Polipektomi) pada saat melakukan kolonoskopi.
• Dokter akan menerangkan pada pasien mengenai hasil pemeriksaan
secara jelas dengan menggunakan foto atau hasil rekaman Video
Tape.
13. • ERCP (endocopy retrograde colangio
pancreatography) yaitu pemeriksaan untuk
melihat kelainan dan tindakan terapi di dalam
saluran empedu dan pancreas
14. Kegunaan ERCP (endocopy retrograde
colangio pancreatography)
1. Mengetahui kelainan dikantong empedu, saluran empedu
dan saluran pancreas ( kelenjar liur perut), antara lain :
batu empedu, tumor dan radang.
2. Mengambil batu di saluran empedu.
3. Mengatasi sumbatan saluran empedu atau pancreas
akibat tumor, radang, batu dan lain - lain.
4. Mengatasi kelainan- kelainan yang ada disaluran empedu.
17. Prosedur tindakan ERCP
• Puasa (makan dan minum) selama 6-8 jam
dan harus dirawat selama 1 malam untuk
melihat kondisi setelah tindakan.
18. Kapsul Endoskopi
• Adalah sustu pemeriksaan untuk saluran
pencernaan dengan menggunakan
sebuah kapsul kecil, didalamnya terdapat
kamera mini. Kapsul tersebut dapat
mengambil gambar keadaan sepanjang
usus setelah ditelan oleh pasien.
• Prinsip penggunaan:
– Kapsul endoskopi berukuran hampir sama
dengan kapsul obat biasa, sehingga
mudah ditelan
– Setelah ditelan maka akan dapat segera
mengambil gambar di dalam usus
sepanjang perjalanannya sampai ke anus,
dan gambar tersebut dapat di transfer ke
computer
19. Lanjutan KE..Prosedur penggunaan
• Pasien disiapkan dengan pembersihan isi saluran
pencernaan untuk mendapatkan gambar lebih baik.
• Untuk mendapatkan hasil yang optimal, diharuskan untuk
tidak makan atau minum, kira-kira 10 jam sebelum
periksaan
• Pasien dipasang alat perekam yang ditempelkan diperut
dengan menggunakan semacam sabuk lalu kapsul ditelan
oleh pasien.
• Memerlukan waktu 8-10 jam. Selama pemeriksaan pasien
boleh tetap beraktifitas
• Kapsul endoskopi bersifat disposable
• Setelah ditelan kapsul tersebut akan keluar bersama feses
20. Lanjutan KE…Indikasi
• Untuk mendiagnosa kelainan usus halus yang tidak
dapat dicapai dengan pemeriksaan endoskopi biasa
• Mencari penyebab perdarahan di saluran cerna yang
tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan endoskopi
biasa
• Mencari penyebab anemia yang belum jelas
• Mencari penyebab nyeri perut yang tidak dapat
dijelaskan pada pemeriksaan konvensional (biasa)
21. Lanjutan KE…Keunggulan
Pemeriksaan ini nyaman bagi pasien karena :
• Tidak menimbulkan rasa sakit
• Tidak memerlukan pembiusan
• Tidak ada komplikasi
• Kualitas gambar yang diperoleh dapat memberikan
informasi yang jelas untuk diagnose
• Dapat dilakukan pada anak- anak
22. Lanjutan KE…Kontraindikasi
• Pasien dengan tanda penyumbatan usus
• Pasien yang mengalami gangguan menelan
• Pasien yang pernah mengalami operasi pada
bagian perut, kecuali operasi usus buntu
tanpa komplikasi
23. FOTO ABDOMEN TANPA KONTRAS
• Foto polos abdomen (FPA) merupakan
pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada
keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar
area urogenital.
• Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk
melihat gambaran secara keseluruhan di
rongga abdomen dan pelvis
• Awal dikerjakan sebelum IVP atau barium
enema
24. BOF
• Foto Polos Abdomen:
- Distribusi gas di usus Normal
- Kontur Hepar dan lien tidak
membesar
- Kontur ren D/S Normal
- Psoas Shadow simetris
- Tulang baik
- Tidak tampak adanya bayangan
batu radioopak sepanjang tractus
urinarius
25. FPA dpt dilakukan dg persiapan dan tanpa
persiapan.
Adapun indikasi dilakukannya pemeriksaan
abdomen tanpa persiapan yaitu :
1. Perforasi
2. Ileus obstruksi
3. Ileus paralitik
4. Invaginasi
26. persiapan
1. 1 hr sebelumnya pasien hanya boleh makan bubur
kecap dan air putih saja
2. Malam hari jam 20.00 setelah makan malam diberi
urus-urus garam inggris 30 gram dalam ½ gelas air
putih hangat
3. Setelah itu pasien hanya boleh minum air putih
sampai jam 22.00. tidak boleh banyak bicara dan tidak
merokok
4. Besok paginya jam 04.30 masukkan dulcolax
supositoria melalui anus
5. Selanjutnya datang ke unit radiologi dalam keadaan
puasa
27. FOTO ABDOMEN dgn KONTRAS
• Sialography: water soluble kontras (single).
• Oesophagography/Barium Swallow:
barium dan gas(double kontras)
• Magduodenogrphy/Barium meal:
barium dan gas(double kontras).
• Followthrough intestine: Barium(single.c)
• Colon inloop/Barium enema:
barium dan gas(double kontras)
28. • Sialography : untuk menilai Salivary gland.
• Barium swallow: untuk menilai Oesophagus.
• Barium meal: untuk menilai gaster dan
duodenum.
• Barium followtrough :untuk menilai usus halus
(jejunum dan ileum).
• Barium enema: untuk menilai Usus
besar(colon).
29. Sialography:
Penyakit yg sering didiagnosa yaitu:
batu(sialolithiasis ) ,Tumor dan
radang(sialodenitis.
Gambaran : obstruksi total/parsial.atau
irreguler out line.
30. Barium swallow:
• Indikasi: dysphagia,pain,menilai adanya
tracheobronkial fistel (non ionic contras),dan
melihat perforasi (non ionic water soluble
contras). Kontra indikasi : tidak ada.
• Penyakit yg srining: corpus alienum,trauma
chemical,radang dan tumor.
• Yg dinilai: ukuran,btk dan
posisi.obstruksi,mucosal pattern,filling
defek,add.shadow ,indentasi dan striktur.
31. Barium meal:
• Indikasi: dyspepsia,BB turun,upper abdominal
mass,GI haemorrhagic,perforasi(NICM/LOCM).
• Kontra indikasi: complete large bowel
obstruction.
• Yang dinilai : ukuran,bentuk dan
posisi,mucosal pattern,mobility,filling
defek,add.shadow,indentasi,bentuk-bentuk
khusus mis: nice.apthaosa dll.
• Penilaian duodenum dan gaster sinkron.
32. Barium followthrough:
• Indikasi: pain,diare,bleeding,partial
obstruction,abdominal mass,failed small
bowel enema.
• Kontra indikasi: complete obstruction,suspek
perforation.
• Yang dinilai: out line,mucosal pattern,bentuk
isi dan transit rate.
33. Barium enema
• Barium enema adalah pemeriksaan X-ray
pada usus besar ( colon ) yang sebelumnya
colon diisi dengan barium sulfate ( a
radioopaque contrast medium ).
Tujuan Pemeriksaan :
· Membantu menegakkan diagnosis dari
carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon.
· Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan
perubahan struktural pada colon.
Yang dinilai: ukuran,bentuk dan posisi,
haustrasi, mucosal pattern, obstruksi, filling
defek,add.shadow, indentasi dan bentuk
khusus.
34. INDIKASI :
1. Gangguan pola buang air besar
2. Nyeri daerah colon
3. Kecurigaan massa daerah colon
4. Melena
5. Kecurigaan obstruksi colon
KONTRA INDIKASI :
1. Absolute
a. toxic megacolon
b. pseudo membranous colitis
c. post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari)
2. Relatif
a. persiapan colon kurang baik
b. baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian
atas dengan kontras
35. Persiapan Penderita
Mengikuti instruksi untuk membersihkan perut (
colon)/ enema air hangat untuk membersihkan
partikel kotoran agar gambaran X-ray optimal.
Diet rendah residu
Diberikan laxative
Ketika penderita datang, penderita diharapkan
untuk berganti pakaian yang telah disiapkan.
36. Selama pemeriksaan
· X-ray diambil pada bagian colon / lower bowel.
· Memelihara posisi sesuai permintaan radiographer. Mempertahankan hingga film diexposed.
· Radiographer akan memberitahu penderita ketika penderita dapat bergerak dan bernafas lagi.
· Barium dan atau dengan udara masuk ke dalam colon.
· Gerakkan dari barium diikuti melalui fruoroscopy, sepanjang memasuki colon dan masuk caecum dan bagian
akhir dari usus halus.
· Ketika semua gambar selesai diambil, penderita diharapkan mengosongkan / mengeluarkan barium di toilet.
· Penderita diminta menunggu beberapa saat hingga film-film dicetak.
Setelah Pemeriksaan
Perawatan Langsung Setelah Pemeriksaan :
· Jika X-ray lebih lanjut tidak dimintakan , maka penderita dapat kembali makan secara normal.
· Minum banyak cairan karena pemeriksaan dapat menyebabkan dehydrasi.
Aktivitas Setelah Pemeriksaan :
· Kotoran penderita akan berwarna keputihan hingga 24 – 72 jam ( 1 – 3 hari ).
Hasil – Hasil Pemeriksaan
Nilai Pemeriksaan :
· Hasil pemeriksaan ditentukan oleh study dari X-ray dan gambaran fluoroscopy.
Nilai Normal :
· Tidak tampak adanya abnormalitas pada X-ray colon.
Apa indikasi “ Abnormal “ :
· Adenocarcinoma, Sarcomas, Carcinoma, Diverticulitis, Granulomatous colitis, Ulcerative colitis, Broad-based
villous polyps, Gastroenteritis, perubahan struktur intestinal, Irritable colon, saccular adenomatous polyps,
Acute Appendicitis, sigmoid torsion, Kelainan Vaskular yang disebabkan oleh arterial occlusion
37. Oral cholecystography
• Pemeriksaan sinar X untuk memeriksa kandung
empedu dengan menggunakan zat kontras yang
diminum
INDIKASI
1. Cholelithiasis
2. Cholecystitis
3. Billiary Neoplasia
4. Opasities atau massa quadrant atas
5. Billiary Stenosis
KONTRAINDIKASI :
1. Vomiting or diarrhea
2. Pyloric obstruction
3. Malabsorption syndrome
4. Severe jaundice
5. Liver dysfunction
6. Hepatocellular disease, atau
• Hipersensitive terhadap kontras media
38. PERSIAPAN PASIEN
• Siang hari sebelum pemeriksaan, pasien diberikan makanan
yang kaya Simple Fat
• Malam hari sebelum pemeriksaan, makan makanan rendah
lemak
• Media kontras diberikan 3-4 jam setelah makan malam
terakhir, single dose 3 gram (tablet/kapsul/liquid)
• Kontras media : Telepaque (tablet/powder/liquid), Biliodyl
(tablet) dan Orabilix
• Konsentrasi kontras maximal : 10-12 jam setelah
administrasi,--> maka radiograf dapat dimulai.
• Bila menggunakan BILOPTIN (kapsul/granula/liquid), atau
SOLUBILOPTIN (powder sachet) --> kontras diberikan pada
pagi hari pemeriksaan, dan radiograf diambil 3-4 jam
setelahnya.
39. USG
Ultrasonografi (USG) adalah suatu
pemeriksaan diagnostik non invasif dengan
menggunakan gelombang frekuensi tinggi
kedalam abdomen. Gelombang-gelombang
ini dipantulkan kembali dari permukaan
struktur organ sehingga komputer dapat
menginterprertasikan densitas jaringan
berdasarkan gelombang-gelombang
tersebut.
TUJUAN
1. Mendeteksi adanya massa diabdomen.
2. Membedakan antara kista yang berisi air
atau massa padat.
3. Mengevaluasi dan memetakan organ di
abdomen sebelum dilakukan biopsi.
4. Mengevaluasi kelainan-kelainan lain yang
terdapat dalam rongga abdomen
40. Persiapan Pemeriksaan USG
• USG ABDOMEN ATAS
– Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH
mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM
SUSU.
• USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN)
– Puasa minimal 6 Jam. Makan terakhir TIDAK BOLEH
mengandung LEMAK / SANTAN, TIDAK BOLEH MINUM
SUSU.
– Satu (1) jam sebelum pemeriksaan MINUM AIR PUTIH 3
(tiga) gelas dan MENAHAN BUANG AIRKECIL.
• USG ABDOMEN ATAS + BAWAH (WHOLE ABDOMEN)
– pada kondisi akut boleh tidak Puasa
41. Kelainan yang dapat ditemukan
• Pembesaran organ perut seperti hati, limfa, pankreas
• Tumor atau kanker di organ perut (hati, ginjal,
pancreas, kandung empedu, limfa, kandung kencing)
ataupun di usus.
• Batu di Kandung Empedu dan Ginjal.
• Peradangan usus buntu (Appendicitis).
• Cairan di perut dan paru.
• Mencari penyebab muntah-muntah pada bayi usia
muda, biasanya karena ada penyempitan di bagian
bawah lambung (Pyloric stenosis), yang menghambat
aliran makanan ke saluran pencernaan.
42. Prosedur tindakan USG
1. Melaporkan / membuat perjanjian dengan petugas USG.
2. Mencuci tangan.
3. Membawa klien ketempat pemeriksaan dengan menggunakan
kursi roda atau meja dorong (sesuai kondisi klien) bersama
rekam medik dan formulir USG klien.
4. Menjelaskan kepada klien prosedur yang akan dilalkukan.
5. Menjamin kebutuhan privacy klien.
6. Mengatur posisi klien (berbaring pada tempat pemeriksaan dan
mengolesi jelly / lubricant pada area permukaan kulit yang
akandiperiksa).
7. Pemeriksaan oleh dokter radiologi
8. Merapikan klien dan membawa klien kembali keruang
perawatan.
9. Mencuci tangan.