PEDOMAN UMUM RENCANA STRATEGI PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020.docx
1. PEDOMAN UMUM
RENCANA STRATEGI PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
DI KABUPATEN SUMEDANG
“STRATEGI KOMPLEMENTER 7 (TUJUH) METODE PEMBELAJARAN
MASA DARURAT COVID-19”
OLEH :
H. AGUS WAHIDIN, S.Pd., M.Si
(KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2020
2. 2
Strategi Komplementer 7 (Tujuh) Metode Pembelajaran
Masa Darurat Covid-19
Oleh :
H. AGUS WAHIDIN, S.Pd., M.Si
(KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG)
I. LATAR BELAKANG
Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021 telah menetapkan bahwa
Semester Ganjil 2020/2021 secara serempak untuk semua tingkatan pendidikan
(PAUD, SD dan SMP) mulai pada tanggal 13 juli 2020. Namun demikian
sebagaimana kita maklum bahwa di masa darurat Covid-19 sekarang ini setiap
Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada yang masih
diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan ada pula yang sudah
memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Secara nasional setiap kabupaten/kota
dalam hal kondisi pandemi Covid-19 tersebut dibagi menjadi zona hijau, kuning,
orange, merah. Adapun untuk provinsi jawa barat dibagi menjadi zona hijau, biru,
kuning, merah dan hitam kondisi saat ini kabupaten sumedang masih dinyatakan
zona biru.
Berdasarkan situasi dan kondisi tersebut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri
mengeluarkan Keputusan Bersama bahwa hanya bagi kabupaten/kota dengan
status zona hijau yang diizinkan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah
mulai tanggal 13 Juli 2020 dengan syarat dan ketentuan tertentu. Sedangkan bagi
kabupaten/kota yang tidak/belum berstatus zona hijau dilarang
menyelenggarakan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah untuk dan
dengan alasan apapun.
Bahkan bagi daerah kabupaten/kota yang sudah dinyatakan berstatus
menjadi zona hijau pun tidak dapat secara serta merta melakukan proses belajar
mengajar tatap muka di sekolah, tetapi harus didahului oleh kajian dan
pembahasan yang cermat dengan mempertimbangkan banyak hal demi
3. 3
mengutamakan keselamatan dan kesehatan peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan. Sehingga dengan demikian proses belajar mengajar tatap muka
harus melalui tahapan dan prosedur yang cermat antara Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota terutama dalam pengecekan sarana
prasarana pendukung protokol kesehatan, skrining kesehatan peserta didik, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan serta SOP pembelajaran.
Sebagaimana dimaklumi, saat ini Kabupaten Sumedang masih berstatus zona
biru, sehingga dengan demikian Kabupaten Sumedang termasuk kabupaten/kota
yang belum diperbolehkan/dilarang melakukan PBM tatap muka pada awal
semester ganjil 2020/2021. Atas dasar hal tersebut di atas, maka kami Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumedang menyusun strategi pembelajaran untuk PAUD,
SD dan SMP agar para peserta didik tetap mendapatkan hak-haknya yakni
mendapat pendidikan dan pengajaran oleh pihak sekolah secara adil, merata dan
menjangkau seluruh peserta didik. Untuk itu perlu maka kami
menyusun/merumuskan sebuah strategi pembelajaran dengan metode-metode
tertentu yang mampu menjangkau peserta didik dengan “Strategi Komplementer 7
(Tujuh) Metode Pembelajaran”, yaitu :
1. Pembelajaran Virtual
2. Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek
3. Pembelajaran melalui Modul / LKS
4. Home Visit
5. Televisi/Radio dan Media Lainnya
6. Grup Media Sosial
7. Penugasan berkala dan terukur
Strategi pembelajaran komplementer yang kami rumuskan merupakan
jawaban sekaligus salah satu alternatif pemecahan masalah yang kami temui diawal
masa darurat pandemi Covid-19 yaitu pembelajaran jarak jauh (Belajar Dari
Rumah) yang lebih menitikberatkan kepada metode pembelajaran Daring yang
ternyata kurang efektif karena secara nyata tidak mampu memenuhi unsur
keadilan dan pemerataan, karena berdasarkan data kasar yang kami miliki di
4. 4
Kabupaten Sumedang metode pembelajaran Daring hanya mampu menjangkau
31% peserta didik, serta kurang efisien karena setiap individu guru dan peserta
didik harus mengeluarkan biaya kuota internet yang tidak murah.
II. DASAR/LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tenatang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
Pendidikan
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 Tentang
Satuan Pendidikan Aman Bencana
3. Keputusan bersama 4 Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020,
Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882
Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun
Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
4. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020
Tentang Kebijakan Merdeka Belajar Dalam Menentukan Kelulusan Peserta
Didik Dan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran
2020/2021
5. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor
15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
III. KAIDAH DAN PRINSIP DASAR KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19
Word Health Organization (WHO) telah mengambil kebijakan untuk dipatuhi oleh
semua negara di dunia bahwa kaidah dan prinsip dasar kebijakan pendidikan dan
strategi pembelajaran di masa pandemi covid-19 adalah sebagai berikut:
5. 5
1. Compensating Learning; adalah Siswa harus mengambil manfaat dari
pembelajaran yang diberikan oleh guru
2. Regulasi Protocol; adalah Adanya aturan terkait tata cara pembelajaran
3. Safe Operation; adalah Pembelajaran berjalan dengan aman
4. Reaching The Most Marginalized; adalah Pendidikan dapat menjangkau yang
strata sosial
5. Wellness & Protection; adalah Dapat menjamin kesehatan dan perllindungan
Kaidah dan prinsip dasar kebijakan pendidikan dan strategi pembelajaran di
masa pandemi covid-19 diperkuat/ditegaskan kembali dalam Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan
Menteri Dalam Negeri yaitu:
1. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan
kebijakan pembelajaran.
2. Pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan di kabupaten/kota zona hijau.
Sedangkan untuk daerah yang berada di zona biru, kuning, oranye, merah, dan
hitam dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan
(Satuan pendidikan pada kabupaten/kota selain zona hijau wajib melaksanakan
proses belajar mengajar jarak jauh).
3. Mematuhi protokol kesehatan sesuai ketentuan Gugus Tugas Nasional
Percepatan Penanganan Covid-19.
4. Setiap SKPD penyeleggaran pendidikan dan satuan pendidikan harus menyusun
Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pembelajaran.
IV. NAMA DAN DEFINISI STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran ini kami namakan “Strategi Komplementer 7 Metode
Pembelajaran” yang terdiri atas:
1. Pembelajaran Virtual
2. Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek
3. Pembelajaran melalui Modul / LKS
4. Home Visit
6. 6
5. Televisi/Radio dan Media Lainnya
6. Grup Media Sosial
7. Penugasan berkala dan terukur
Dimana strategi tersebut merupakan kombinasi antara metode Daring dan
Luring yang bersifat komplementer yaitu antara 7 (Tujuh) metode tersebut saling
mengisi dan saling melengkapi dengan pembobotan yang berbeda pada setiap
metode tergantung karakteristik dan situasi kondisi sekolah, sehingga dengan
strategi itu pembelajaran jarak jauh di masa darurat Covid-19 tetap dapat
dilaksanakan secara berdaya dan berhasil guna serta yang paling utama adalah
dapat terselenggara secara adil, merata, dan menjangkau semua peserta didik.
Yang dimaksud saling melengkapi dengan pembobotan yang berbeda pada
setiap satuan pendidikan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh satuan
pendidikan untuk menerapkan secara keseluruhan 7 (Tujuh) metode tersebut di
atas dengan proporsi yang seimbang atau kemampuan yang dimiliki oleh satuan
pendidikan hanya mampu menerapkan sebagian besar atau sebagian kecil dari
7 (Tujuh) metode tersebut di atas dengan pembobotan yang lebih terhadap metode
yang dapat dilakukan tersebut sebagai bentuk kompensasi dari tidak dapat
dilaksanakannya salah satu metode karena alasan keterbatasan tertentu.
Contoh I: PAUD, SD dan SMP di wilayah Kecamatan Sumedang Utara,
Sumedang Selatan, Jatinangor, Cimanggung, dan Tanjungsari (Wilayah
perkotaan) diperkirakan akan mampu menerapkan/ melaksanakan 7 (Tujuh)
metode pembelajaran tersebut di atas dengan pembobotan sebagai berikut:
No Uraian Metode Jml
1 Pembelajaran Virtual 15%
2 Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek 20%
3 Pembelajaran melalui Modul/LKS 15%
4 Home Visit 10%
5 Televisi/Radio dan Media Lainnya 10%
6 Grup Media Sosial 25%
7 Penugasan berkala dan terukur 5%
Jumlah 100%
7. 7
Contoh II: PAUD, SD dan SMP di wilayah Kecamatan Jatigede, Tanjungmedar,
dan Surian wilayah pinggir/perbukitan/hutan diperkirakan hanya akan mampu
melaksanakan/menyelenggarakan 4 (Empat) metode dari 7 (Tujuh) metode
pembelajaran komplementer dengan pembobotan sebagai berikut:
No Uraian Metode Jml
1 Pembelajaran Virtual 0%
2 Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek 30%
3 Pembelajaran melalui Modul/LKS 30%
4 Home Visit 20%
5 Televisi/Radio dan Media Lainnya 5%
6 Grup Media Sosial 5%
7 Penugasan berkala dan terukur 10%
Jumlah 100%
Contoh III: PAUD, SD dan SMP di wilayah Kecamatan Selain 2 (Dua) contoh di
atas diperkirakan akan mampu melaksanakan/menyelenggarakan 7 (Tujuh)
metode pembelajaran komplementer namun dengan pembobotan sangat kecil pada
metode (1), (5), dan (6)
V. TAHAPAN PENYUSUNAN
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang memaparkan ide/gagasan awal
tentang strategi pembelajaran komplementer kepada para pejabat struktural
dan fungsional di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
2. Bidang PAUD Dikmas, Bidang SD, dan Bidang SMP pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumedang menindaklanjuti paparan hasil paparan Kepala Dinas
dengan menyusun draf Pedoman Umum Strategi Pembelajaran.
3. Para Pengawas/Penilik melakukan sosialisasi dan penjajagan awal kepada
sekolah binaannya masing-masing
4. Rapat penyusunan/perumusan awal melibatkan pejabat struktural, fungsional
dan kepala sekolah
8. 8
5. Sosialisasi awal kepada seluruh guru melalui berbagai jejaring media sosial
(WA, FB dan Youtube) untuk selanjutnya mendapat saran masukan dari para
guru kelas dan guru mata pelajaran
6. Melakukan virtual meeting dengan keynote speaker pakar kurikulum Prof. Dr.
Dinn Wahyudin (Guru Besar UPI Bandung) yang difasilitasi oleh Paguyuban
Dosen UPI asal Sumedang
7. Finalisasi perumusan Pedoman Umum Strategi Kebijakan Pembelajaran
Semester Ganjil 2020/2021
8. Konsultasi dengan pimpinan daerah
9. Kalibrasi yaitu berkonsultasi kepada ahli/pakar/akademisi untuk mendapat
penguatan, masukan dan pengesahan
10. Pembuatan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang tentang
Pedoman Umum Strategi Pembelajaran Semester Ganjil 2020/2021 Pada
Satuan Pendidikan PAUD, SD, SMP dan Dikmas
VI. PENJELASAN UMUM STRATEGI KOMPLEMENTER 7 TEKNIK PEMBELAJARAN
1. Pembelajaran Virtual
Adalah proses pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Baik pertemuan, penyampaian materi dan diskusi
dilakukan dengan bantuan berbagai teknologi yang ada (Menurut Wilson (MC
Feat Zean:2001);
Sebuah platform berbasis web untuk pembelajaran dalam aspek digital yang
biasa dipakai oleh beberapa institusi pendidikan.
2. Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek
Model pembelajaran yang mengintegrasikan semua mata pelajaran dengan
tema sebagai payung dan proyek sebagai medianya. Tema ditentukan
berdasarkan hasil analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu aspek
sikap spriritual dan mental, pengetahuan dan keterampilan yang memiliki irisan
satu sama lain sehingga membentuk suatu tema/proyek.
3. Pembelajaran melalui Modul / LKS
Pembelajaran yang memanfaatkan modul sebagai bahan ajar yang harus
dipelajari oleh siswa. Modul/LKS ini disusun oleh guru kelas/guru mata
9. 9
pelajaran sesederhana mungkin dan sepraktis mungkin serta tidak
diperjualbelikan kepada peserta didik. Modul/LKS setidaknya merupakan
panduan sederhana bagi peserta didik dan orang tua dalam rangka belajar di
rumah yang efektif dan terukur.
4. Home Visit
Kunjungan guru ke rumah peserta didik dan atau ke daerah tertentu dimana
peserta didik dalam kelompok kecil berada. Hal ini harus dilakukan oleh guru
kelas/ guru mata pelajaran sebagai bentuk penguatan kepada peserta didik dan
orang tua peserta didik bahwa pada saat darurat Covid-19 seperti sekarang ini
peserta didik dan orang tua tetap merasa bahwa walaupun peserta didik berada
di rumah mereka tetap dalam proses pembelajaran semester ganjil tahun
pelajaran 2020/2021.
5. Televisi/Radio dan Media Lainnya
Sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan melalui 6 jenis media pembelajaran baik cetak
maupun elektronik untuk memudahkan proses belajar mengajar berlangsung
dengan memanfaatkan peralatan, gambar, suara, media dan alat lainnya
sehingga dapat memberikan pengalaman kongkrit serta memotivasi belajar
para peserta didik untuk menyerap ilmu-ilmu yang diajarkan
6. Grup Media Sosial
Merupakan interaksi pembelajaran secara online dengan memanfaatkan
jejaring sosial untuk kepentingan belajar mengajar agar proses komunikasi dan
pembelajaran menjadi lebih efektif. Contohnya pemberian materi dan tugas
pembelajaran.
7. Penugasan berkala dan terukur
Metode pemberian tugas yaitu cara dalam PBM dengan jalan memberi tugas
kepada peserta didik oleh guru untuk mendukung metode yang lainnya
(ceramah, inkuiri, diskusi, tanya jawab)
VII. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS PENYUSUNAN IMPLEMENTASI STRATEGI
PEMBELAJARAN KOMPLEMENTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
10. 10
1. Setiap satuan pendidikan mengadakan In House Trainning (IHT) terhadap
Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran/Guru BK yang dibimbing oleh Pengawas
Pembina dan Akademisi (Dapat dilaksanakan secara mandiri oleh satuan
pendidikan atau gabungan beberapa satuan pendidikan)
2. Pengawas Pembina pada satuan pendidikan melakukan asistensi terhadap
guru dalam menyusun RPP
3. Satuan pendidikan membuat jadwal dan pembobotan dari 7 (Tujuh) Metode
Strategi Pembelajaran Komplementer sesuai dengan karakteristik serta situasi
dan kondisi sekolah serta daya dukung lingkungan
4. Satuan pendidikan membuat dokumen resmi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk Semester Ganjil 2020/2021.
5. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran pada semester ganji tahun
pelajaran 2020/2021, khususnya bagi anak kelas I SD dan kelas VII SMP, setiap
Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran/Guru BK harus melakukan Test/Assassment
Defisit Competention yaitu suatu langkah tes diagnostik walaupun
dilaksanakan sesederhana mungkin sesuai dengan kemampuan sekolah dan
guru yang dimaksudkan untuk memetakan kemampuan minimal peserta didik
pada tingkat/kelas peserta didik tersebut yang kemungkinan besar defisit
(tidak sesuai KI/KD akibat dari adanya dampak pandemi Covid-19 yang sudah
berlangsung selama ini), sehingga dengan demikian Guru Kelas/Guru Mata
Pelajaran/Guru BK akan mengetahui mulai dari mana mereka harus
melakukan pembelajaran
Adapun langkah-langkah teknis spesifik dari setiap metode pembelajaran
dalam strategi komplementer dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran Virtual
a. Analisis kebutuhan yaitu Mencakup studi kelayakan baik secara teknis,
ekonomis maupun sosial
b. Rancangan intruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik dan bahan
ajar
c. Pemilihan media virtual untuk proses kegiatan belajar mengajar
11. 11
d. Penetapan jadwal kegiatan belajar mengajar melalui virtual maksimal 3
kali dalam sebulan (hanya dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya sangat
penting)
e. Apabila poin 1 (Satu) tidak terpenuhi sekolah tidak perlu melaksanakan
pembelajaran melalui virtual
2. Pembelajaran Tematik Terintegrasi Berbasis Proyek
a. Sekolah melalui Kepala Sekolah melakukan konsolidasi dengan guru-guru
Melakukan analisis KI/KD untuk semua mata pelajaran yang memiliki
irisan untuk menentukan sebuah proyek atau tema. Contoh: untuk peserta
didik PAUD dan SD Kelas Bawah. Guru menginstruksikan kepada peserta
didik yang dibimbing oleh orang tua/wali untuk menanam biji tomat,
sehingga anak yang dibimbing orang tua akan melakukan pemilihan bibit
biji tomat yang baik, Menyiapkan media tanam, Menanam/ menyemai biji,
Menyiram, dan Mengamati pertumbuhan sehingga anak merasa memiliki
dan bangga terhadap apa yang ditanamnya juga anak secara langsung
belajar tentang tumbuhan.
Contoh untuk SD Kelas Atas IV, V dan VI Guru menugaskan untuk menanam
pohon yang berbunga sehingga anak melakukan pemilihan bibit jenis
tanaman, menyiapkan media tanam, menanam, menyiram dan mengamati
sehingga anak akan mengenal nama atau jenis tanaman kemudian anak
akan mengetahui berapa lama tanaman berbunga, anak akan mengetahui
berapa lama bunga tersebut bertahan serta anak akan mengetahui bahwa
di dalam bunga terdapat putik dan benang sari yang akan menjadi buah
apabila dihinggapi oleh serangga.
Contoh untuk SMP Kelas VII, VIII, IX anak diperintahkan menyiapkan
masing-masing segenggam beras dan ketan selanjutnya anak ditugaskan
mengisi kolom isian produk lanjutan dari beras dan ketan (sebanyak-
banyaknya berbagai jenis produk olahan beras dan ketan). Sehingga
dengan demikian anak akan mampu membedakan perbedaan beras dan
ketan serta mampu membedakan produk-produk olahan yang bahan
bakunya dari beras dan yang bahan bakunya dari ketan
12. 12
b. Mengembangkan desain pembelajaran (Masalah, Isu, Prediksi Respon
Siswa, Antisipasi bantuan dan lembar kerja)
c. Setiap guru kelas/guru mata pelajaran menyusun instrumen yang
mendukung tema/proyek
d. Melakukan orientasi sistem belajar dari rumah oleh wali kelas
e. Simulasi pembelajaran dan penyelarasan akhir
f. Perancangan pelaksanaan penyelesaian dan presentasi proyek
3. Pembelajaran melalui Modul / LKS
a. Setiap Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran menyusun modul sebagai bahan
ajar
b. Sekolah menggandakan modul
c. Distribusi modul ke setiap peserta didik
d. Evaluasi dan Penilaian
e. Modul yang dibuat berisi materi atau KD yang esensial
f. Sekolah/Guru tidak boleh diperjualbelikan modul
4. Home Visit
a. Persiapan/Pembuatan Jadwal kunjungan
b. Pelaksanaan
c. Penutupan
d. Pembuatan Laporan
5. Televisi/Radio dan Media Lainnya
Televisi/Radio Nasional : Waktu pembelajaran dan pengerjaan tugas
disesuaikan dengan jadwal tayang/siaran dan waktu pengumpulan tugas
setiap akhir minggu atau disesuaikan dengan kondisi peserta didik
ketersediaan waktu peserta didik dan orang tua/wali.
Televisi/Radio Lokal : Guru kelas dan guru mata pelajaran merumuskan bahan
ajar dan melakukan perekaman pada stasiun televisi dan radio sebagaiamana
yang diatur oleh Dinas.
13. 13
Setiap satuan pendidikan menginformasikan jadwal tayang pembelajaran
kepada peserta didiknya masing-masing
1) Pra-Pembelajaran
Mendapatkan informasi mengenai jadwal pembelajaran melalui siaran
televisi/radio
Mensosialisasikan jadwal pembelajaran kepada orang tua/wali dan
peserta didik
2) Saat pembelajaran
Guru ikut menyaksikan pembelajaran televisi/radio
Guru mencatat pertanyaan/penugasan yang diberikan di akhir
pembelajaran
Guru membuat tugas tambahan informasi berdasarkan pembelajaran
televisi/radio (jika dibutuhkan)
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
3) Usai pembelajaran
Guru membuat kunci jawaban atas penugasan
Mengumpulkan hasil penugasan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan ketuntasan seluruh
aktivitas dan penugasan
6. Grup Media Sosial
Kegiatan belajar mengajar peserta didik melalui pemanfaatan jejaring sosial
untuk penugasan contoh : WA Grup
7. Penugasan berkala dan terukur
Yang dimaksud dengan penugasan berkala dan terukur adalah sebagai bentuk
lain dari ulangan harian, dan atau mingguan dan atau bulanan (guru tidak
diperkenankan memberikan tugas yang berlebih tanpa terukur hasilnya)
VIII. KENDALA DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
1. Pada umumnya setiap sekolah tidak memiliki fasilitas Daring seperti :
Laptop/Komputer, HP Android, Kuota, masih ada wilayah yang tidak tersentuh
jaringan internet (Blankspot)
14. 14
2. Pada umumnya setiap sekolah tidak memiliki fasilitas Luring seperti : Modul,
Televisi dan Radio
Solusi: Siswa dihimbau bergabung dengan teman yang memiliki perangkat,
Pemantauan oleh guru yang domisilinya dekat dengan siswa, dan kepada orang
tua untuk memperhatikan siswa belajar di rumah.
Alternatif Pemecahan masalah yaitu Pembelajaran Tematik Terintegrasi
Berbasis Proyek yang dapat membangun berfikir kritis, kreatifitas, kolaborasi,
komunikasi dan enterpreneurshif dengan melibatkan beberapa mata pelajaran
atau bahkan semua mata pelajaran terlibat.
IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa 7 (Tujuh) metode pembelajaran tersebut di atas merupakan satu
kesatuan yang saling mengisi/saling melengkapi satu sama lain
(komplementer) dengan pembobotan yang berbeda pada setiap satuan
pendidikan tergantung karakteristik, dan demografis sekolah, serta sosial
ekonomi orang tua peserta didik.
2. Bahwa setiap kepala sekolah pada semua tingkatan satuan pendidikan
selaku manajer berkewajiban untuk memimpin perumusan langkah-
langkah implementasi 7 (Tujuh) metode pembelajaran, dengan senantiasa
berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pengawas pembina/penilik/
bidang terkait pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.
3. Setiap sekolah terlebih dahulu menyampaikan dokumen tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 (Satu) Lembar per KD per mata
pelajaran sebagaimana SE Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019. Yang
dikaitkan dengan 7 (Tujuh) metode pembelajaran strategi komplementer
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang melalui bidang
masing-masing.
B. Rekomendasi
1. Setiap satuan pendidikan agar melaksanakan In House Trainning
(IHT)/Pelatihan singkat bagi para guru tentang 7 (Tujuh) metode
15. 15
pembelajaran strategi komplementer dengan mengundang/menghadirkan
ahli/pakar/akademisi (dapat dilaksanakan secara mandiri per satuan
pendidikan atau secara kolektif beberapa satuan pendidikan)
2. Strategi komplementer dengan 7 (Tujuh) metode pembelajaran tersebut di
atas, merupakan acuan umum yang dapat dikembangkan lebih jauh dan
lebih spesifik oleh satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik sekolah
dengan tetap mengacu kepada ketercapaian KI/KD
3. Agar strategi komplementer 7 (Tujuh) metode pembelajaran dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka pihak sekolah
hendaknya membangun kerjasama yang baik antara Guru, Peserta Didik,
Orang Tua Peserta Didik, dan Masyarakat.
4. Strategi komplementer 7 (Tujuh) metode pembelajaran merupakan momen
terbaik bagi guru untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas tentang
pembelajaran di masa darurat.
5. Jika dalam pelaksanaannya ditemui berbagai permasalahan dan kendala
agar Kepala Satuan Pendidikan segera melaporkan/berkonsultasi dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.
6. Agar setiap satuan pendidikan mempedomani dan mematuhi Keputusan
bersama 4 Menteri (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/KB/2020, Nomor
516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882
Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun
Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).