SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
CPOB
PRODUKSI
By. TEGUH IMANTO, M. Farm., Apt.
PRODUKSI
PRINSIP :
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan, memenuhi ketentuan
CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk
yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
PRODUKSI
UMUM :
• Dilakukan dan diawasi oleh personil yang
kompeten.
• Semua kegiatan sesuai prosedur (SOP) atau
instruksi yang tertulis dan dicatat.
• Bahan diterima harus sesuai pesanan, dan
wadah dibersihkan.
• Kerusakan wadah harus sepengetahuan QC,
diselidiki dan dicatat.
• Bahan diterima dan produk jadi harus
dikarantina sebelum dinyatakan lulus oleh QC.
PRODUKSI
UMUM
• Produk antara dan produk ruahan ditangani
seperti bahan awal
• Penyimpanan bahan dan produk jadi sesuai
dengan kondisi yang disarankan pabrik dan
dipisah antar batch dan memudahkan rotasi
stock.
• Lakukan pemeriksaan sehingga tidak ada
penyimpangan atas batas yang ditetapkan.
• Pengolahan produk berbeda tidak boleh dalam
bersamaan atau bergantian dalam ruang kerja
kecuali tidak ada risiko pencemaran silang.
PRODUKSI
UMUM :
• Pengolahan, produk dan bahan harus terbebas
dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
• Pada produk kering harus dijaga timbulnya
debu.
• Semua bahan, wadah, peralatan, mesin
produksi dan bila perlu ruang kerja diberi label /
penandaan yang menunjukkan produk yang
diolah dan nomor batch yang jelas dengan
format yang telah ditetapkan dan tidak berarti
ganda. Label jelas tidak dapat diartikan ganda.
Label berwarna sangat membantu.
PRODUKSI
UMUM
• Pipa penyalur perlu dipastikan terhubung
dengan benar.
• Penyimpangan terhadap instruksi tertulis harus
ada persetujuan tertulis dari Pemastian Mutu.
• Akses ke area produksi dibatasi hanya personil
berwenang.
• Pembuatan produk non obat hendaknya
dihindari.
BAHAN AWAL
• Hanya dari pemasok yang
disetujui & spesifikasinya
relevan.
• Semua penerimaan &
pengeluaran harus dicatat.
Pencatatan meliputi nomor
batch, tgl. penerimaan, tgl
pelulusan dan ED bila ada.
• Harus dipisah saat di
karantina sampai dinyatakan
lulus oleh bagian QC.
• Label penyimpanan harus
memuat informasi sesuai
ketentuan. (Boleh dengan
bar code)
BAHAN AWAL
• Persediaan bahan awal
hendaklah diperiksa secara
berkala.
• Penyimpanan harus sesuai
persyaratan bahan.
• Serah terima hanya oleh
personil yang berwenang dan
tercatat dengan baik.
• Alat timbang dan alat ukur
untuk serah terima terkalibrasi.
• Barang tak memenuhi syarat
dipisahkan, dan segera
dimusnahkan.
• Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor harus disimpan
terpisah dan terkunci.
VALIDASI PROSES
• Prosedur Produksi harus divalidasi dahulu ( 3 batch
berturut berhasil ) yang didokumentasikan.
• Tingkat dan luas validasi tergantung kerumitan proses.
• Dari hasil validasi proses dibuat “Prosedur Pengolahan
Induk”.
• Setiap perubahan dalam proses perlu validasi ulang.
• Harus ada evaluasi ulang secara periodis atas prosedur
yang dibuat.
RUANG PENCAMPURAN
x Lantai
Mixer (Kneader)
Tidak dapat di validasi
Mixer
Tervalidasi
Lantai
Memenuhi ketentuan
Tidak Memenuhi
ketentuan
Direktorat Pengawasan Produksi PT dan PKRT……………………… ……
PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG
• Pencemaran kimiawi atau mikrobiologi yang berpengaruh terhadap
mutu obat tidak dapat diterima, terlebih bahan yang berbahaya.
Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah produk
parenteral, sediaan dalam dosis besar atau yang diberikan dalam
jangka panjang.
• Tiap tahapan proses, produk dan bahan harus dilindungi dari
kemungkinan pencemaran.
• Pencemaran silang harus diberi perhatian khusus, walau dalam
tingkat rendah karena menunjukkan kerja yang tidak sesuai dengan
pedoman pelaksanaan CPOB.
• Prosedur pencegahan pencemaran silang dan efektifitasnya harus
diperiksa ulang secara berkala.
PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG
Pencemaran Silang hendaknya dihindarkan. Resiko
pecemaran silang dapat timbul akibat debu, gas, uap,
peracikan, mikroorganisme dari bahan yang diproses.
Secara teknis dengan pengaturan tepat a.l :
• Diproduksi di gedung terpisah (ex. Penisilin, hormon,
vaksin)
• Tersedia penyangga udara & penghisap udara.
• Pengaturan pengolahan sirkulasi udara.
• Pengenaan pakaian pelindung khusus.
• Prosedur pembersihan & dekontaminasi khusus.
• Sistem “self contained”
• Uji residu dan pengenaan label kebersihan pada alat.
Tata-letak Ruang Dispensing
PRE-WEIGH
STAGING
POST-WEIGH
STAGING
WEIGH
BOOTH 1
WEIGH
BOOTH 2
UNI-DIRECTIONAL
AIRFLOW
UNI-DIRECTIONAL
AIRFLOW
MATEREALS
FROM
WAREHOUSE
WEIGHED
MATERIALS TO
PRODUCTION
10Pa 2 20Pa 3 30Pa 4
20Pa 3
Airflow direction
Poor Design Extract System
Extract air
EA Hood
Door
Grille
SAMPLING CUBICLE or WEIGH BOOTH
Section Through Sampling Booth
Source : WHO
Lampiran 3.19
(Contoh)
INSTALASI LUBANG UDARA MASUK (‘Diffuser’)
High induction
office type diffusor
(avoid)
Source : WHO
Return
Air
Return
Air
Return
Air
Return
Air
Return
Air
Reduced
induction
of air
Perforated Plate
diffuser
Normal office type diffuser
w ith coanda effect
Induced room air
mixing w ith supply air
Reduc
induct
of a
Perforated plate
diffuser
(Recommended)
Source : WHO
SISTEM NOMOR BATCH
• Dengan nomor batch maka dapat dipastikan pelacakan
kembali atas produk antara, produk ruahan dan produk
jadi yang dibuat.
• Sistem penomoran pada pengolahan dan pengemasan
harus saling berkaitan.
• Sistem penomoran batch / lot yang sama tidak dipakai
secara berulang.
• Pemberian nomor batch harus dicatat dalam catatan
khusus (log book)
PENIMBANGAN & PENYERAHAN
• Harus ada prosedur tertulis dalam penimbangan.
• Hanya bahan yang telah dinyatakan lulus oleh QC,
dilihat sebelum ditimbang.
• Harus didokumentasikan.
• Hanya bahan untuk satu batch dari produk yang sama
yang boleh ditempatkan dalam daerah penyerahan
tertentu ( pallet, keranjang, kotak ).
• Hanya bahan cetakan untuk pengemas untuk satu batch
dari produk yang sama yang boleh ditempatkan dalam
daerah penyerahan tertentu ( pallet, keranjang, kotak ).
• Penimbangan & penakaran dilakukan oleh dua orang
terpisah dan ditandatangani.
• Penggunaan timbangan & alat takar yang cocok.
• Penimbangan untuk produk steril juga pada ruang yang
sesuai kelasnya.
PENGEMBALIAN
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan
hendaklah didokumentasikan dengan benar.
PENGOLAHAN
– Bahan harus telah diperiksa.
– Peralatan dan ruang dinyatakan bersih, bebas dari
bahan lain yang tidak diperlukan.
– Harus mengikuti prosedur tertulis yang ditetapkan.
– Semua produk antara / ruahan diberi label,
dikarantina sampai diluluskan oleh QC.
– Ada Rekaman Batch dari tiap batch.
Rekomendasi Jumlah Partikel di
Lingkungan Produksi
AIRBORNE PARTICLE COUNTER
MASUK KE AREA NON STERIL
MASUK KE AREA NON STERIL
• Masuk locker lepas
sandal / sepatu.
• Ambil pakaian dan
sepatu kerja
• Pindah ke kamar ganti
pakaian.
• Pakai pakaian kerja.
• Lompati batas, pakai
sepatu.
• Cuci tangan.
AREA PROSES
AREA PROSES
BAHAN DAN PRODUK KERING
• Pengendalian debu dan pencemaran silang
perlu perhatian khusus.
• Pengendalian sistem penghisap udara yang
efektif
• Dalam pengolahan tablet hendaklah ayakan,
punch dan die hendaklah diperiksa keausannya.
• Hendaklah dijaga agar tablet/kapsul tidak ada
yang terselip tanpa terdeteksi di mesin.
PENCAMPURAN DAN
GRANULASI
• Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk hendaknya
dilengkapi sistem pengendali debu.
• Parameter operasional kritis di catat dalam catatan bets
(waktu, kecepatan dan suhu) pada proses pencampuran
dan pengadukan.
• Pembuatan dan penggunaan larutan / suspensi
dihindarkan dari resiko pencemaran, contoh pada tahap
granulasi.
• Proses granulasi pada pembuatan tablet antara lain :
granulasi basah, kering dan cetak langsung.
Macam-macam mixer skala lab
30
FLUID BED GRANULATOR
31
RAPID MIXER GRANULATOR
PENCETAKAN TABLET
• Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan
fasilitas pengendali debu.
• Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan
pengendalian fisik, prosedural dan penandaan.
• Hendaklah tersedia alat timbang untuk memantau bobot
tablet.
• Tablet yang digunakan untuk uji tidak boleh
dikembalikan.
• Tiap kali sebelum proses hendaklah dilakukan
pengecekan punch dan die
PENGOLAHAN TABLET
Alat Uji Granul
MESIN CETAK TABLET
The process of tablet
compaction
The process of tablet
compaction
Rotary press:
PENYALUTAN
• Udara yang dialirkan kedalam panci penyalut
hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang
tepat.
• Larutan penyalut dibuat sedemikian rupa dan
digunakan sedemikian rupa serta dikendalikan
dari resiko pertumbuhan mikroba.
• Semua proses didokumentasikan
Mesin Tablet Salut
PENGOLAHAN LIQUID & SEMI SOLID
• Kwalitas bahan
diperiksa sebelum
ditransfer ke tangki
penampung ruahan.
• Bahan yang melepas
serat (kardus, kayu)
tidak dimasukkan ke
area dimana produk
atau wadah bersih
terpapar.
PENGOLAHAN LIQUID & SEMI SOLID
Dengan Vacuum Processing
MASUK KE AREA STERIL
MASUK KE AREA STERIL
MASUK KE AREA STERIL
MASUK KE AREA STERIL
AREA STERIL
AREA STERIL
MASUK KE AREA STERIL
• Masuk, lepas sepatu.
• Ganti pakaian rumah dengan pakaian
perantara.
• Cuci tangan dan bagian tubuh lain.
• Ambil pakaian steril dan semua
perlengkapannya.
• Lompati batas steril dan pakailah sepatu.
• Masuk ke locker perantara.
• Memasuki air shower sebelum ke ruang
steril.
PRODUK STERIL (1)
• DIBAHAS KHUSUS DALAM ANEKS 1 – CPOB 2012.
• Perlu pengawasan khusus.
• Ada dua jenis pembuatan : aseptis dan sterilisasi akhir.
• Semuanya perlu pemantauan kandungan mikroba dan
partikel.
• Ruang masuk ke area proses harus lewat penyangga
udara dengan tekanan udara yang diatur.
• Diperlukan tingkatan ruangan untuk masuk ke
pengolahan.
• Perlu pemantauan mikroba dan partikel di udara ruang.
• Sanitasi & Higiene personalia diawasi saksama.
• Pakaian harus khusus.
PRODUK STERIL (2)
• Bangunan jauh lebih rumit pembuatannya.
• Sanitasi dan higiene ruang harus dijaga, termasuk
dengan penggunaan disinfektan saat pembersihan.
• Peralatan mudah dibersihkan, didisinfeksi dan
disterilisasi sesuai kebutuhan.
• Sterilisasi dengan cara sesuai.
• Perhatian pada air yang digunakan. Air yang tidak
sirkulasi pada 70º C selama 24 jam tidak boleh dipakai.
• WFI harus diperlakukan sebagai bahan awal.
• Pengawasan partikel debu / mikroba dalam proses
aseptis berlangsung selama proses.
E
10Pa
D
COMPONENT
PREP
H
E
P
A
A
B
STERILE
STAGING
B
A
FILLING
STER.
OVEN
AUTO-
CLAVES
50Pa
C
Ruang Formulasi
Produk dengan
flitrasi
40Pa
60Pa
40Pa
B/C
C
30Pa
C
25Pa
MAT
A/L
Ruang staging
bahan baku
F
20Pa
FINISHED PRODUCT STAGING
D/E
D
10Pa
A/L
PERSONIL
CHANGE
15Pa
C/D
A/L
20Pa
B
A
Lihat Aneks 1
butir 19 dan 20
A/L
Material Airlock
B
Ruang Cuci Alat
40Pa 20Pa
Pass Box
Ruang Formulasi
Produk tanpa Flitrasi
Passthrough
Area Capping dan
Crimping
dengan HEPA filter
Ruang
inspeksi visual
E / F
E / F
Ruang pengemasan
sekunder
D
Material Airlock
untuk Komponen
D/E
Personil Airlock
20Pa D/E
20Pa
D
30Pa
PassBox
A/L
Pass Box30Pa
Material
Pass Box
CHANGE
C/B
Lampiran 3.6c
(Contoh)
Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Aseptis
C
STERILE
STAGING
STERILE
CHANGE
FILLINGMACHINE
50Pa
D
FORMULATION
ROOM
40Pa
60Pa
40Pa
C/D
D
30Pa
D/E
20Pa
A/L
E
FINISHED PRODUCT STAGING
E
D/E
10Pa
A/L
PERSONEL
CHANGE
20Pa
A
C
Persiapan
Komponen
D
D/E
D
AUTO-
CLAVES
STER.
OVENH
E
P
A
D/E
Personil Airlock
Material Airlock
Produk Ruahan
A
10Pa
30Pa
20Pa
20Pa
E
10Pa
MAT
A/L
Material Airlock
untuk Komponen
D/E
20Pa
5'-6"
Lampiran 3.6d
(Contoh)
Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Sterilisasi Akhir
PEMBUATAN ASEPTIS
• Komponen yang telah dicuci hendaklah
ditangani minimal di ruang kelas D, sedang
bahan awal dan komponen steril yang tidak
akan difiltrasi dengan filter mikroba penanganan
dilakukan di kelas A dengan latar belakan kelas
B.
• Filtrasi dapat dilakukan di kelas C, namun bila
tidak dilakukan filtrasi harus di kelas A dengan
latar belakang kelas B.
• Pengisian produk dilakukan di kelas A dengan
latar belakang kelas B.
PEMBUATAN ASEPTIS
• Pembuatan pengisian krim, saleb, suspensi dan
emulsi dengan cara aseptis hendaklah dilakukan
di kelas A dengan latar belakang kelas B.
• Mesin peniup/ pengisi/ penyegel (blow/fill/ seal0
untuk proses aseptis harus dilengkapi dengan
air shower yang efektifitasnya sama dengan
kelas A dan dapat dipasang dengan lingkungan
kelas C.
PENGEMASAN SECARA UMUM
• Pengemasan primer di kelas ruang yang sama dengan
proses produksi.
• Pengemasan sekunder atas produk yang telah ditutup
rapat dapat dilakukan di ruang kelas F.
• Label dan bahan pengemas hendaknya dipersiapkan
sesuai kebutuhan dan ditetapkan dalam tempat tertutup.
• Ruang kerja terbebas dari kemasan lain sebelumnya
(line clearance).
• Sisa kemasan yang tak terpakai hendaknya
direkonsiliasikan kembali.
IN PROCESS CONTROL
• Pengujian selama proses untuk memastikan keseragaman di dalam
batch maupun antar bacth sesuai prosedur yang dibuat oleh bagian
pemastian mutu.
• Prosedur pemastian mutu ini hendaklah menjelaskan titik
pengambilan sample, frekwensi, jumlah sample diambil, spesifikasi
pemeriksaan dan batas penerimaan untuk tiap spesifikasi.
• Hendaklah mencakup semua parameter produk, volume / jumlah isi
pada saat awal, tengah dan akhir proses, termasuk juga kemasan
produk.
• Hasil pengujian dicatat dan menjadi bagian dari rekaman batch
(catatan bets).
• Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten
dengan spesifikasi produk.
BAHAN / PRODUK PULIHAN
• Produk yang ditolak harus diberi penandaan yang jelas.
• Sepanjang masih dapat diolah ulang boleh dilakukan
dengan prosedur yang telah teruji dan didokumentasikan
yang disahkan oleh Bagian QA.
• Sisa produk yang layak boleh ditambahkan ke batch
berikut, sepanjang prosedur yang digunakan telah teruji
dan dalam batasan jumlah yang disepakati serta
didokumentasikan.
• Pengolahan ulang harus dilakukan penelitian dengan
kesimpulan resiko minimal, serta dilakukan dengan
persetujuan Bagian QA.
KARANTINA & PENYERAHAN PRODUK JADI
– Karantina baru berakhir setelah Bagian QC
menyatakan kelulusan.
– Karantina harus terpisah dan diberi tanda dan
pembatas yang jelas.
CATATAN PENGENDALIAN & PENGIRIMAN OBAT
– Penyimpanan harus menjamin sistem FIFO / FEFO.
– Sistem pencatatan pengiriman harus dilakukan agar
memudahkan pelacakan jika terjadi penyelidikan dan
penarikan kembali produk.
– Penyimpangan prosedur FIFO hanya dalam jangka
pendek dengan persetujuan pimpinan.
PENYIMPANAN
• Penyimpanan dari Bahan Baku, produk antara, produk ruahan dan
barang jadi hendaknya teratur rapi dan dicegah tercampur baur.
• Penyimpanan bahan baku dan pengemas hendaknya disertai label
keterangan yang memadai. Bahan yang sudah ditolak harus
diletakkan terpisah dengan tanda khusus.
• Bahan dan produk disimpan dalam ruang dengan kondisi yang
sesuai prosedur penyimpanan.
• Data pemantauan suhu (dan kelembaban jika diperlukan)
hendaklah tersedia dan dievaluasi.
• Penyimpanan di luar gedung diperbolehkan untuk bahan yang
dikemas dalam wadah kedap dan mutunya tidak terpengaruh suhu
dan kondisi lain.
• Kartu stock secara periodik harus direkonsiliasi.
• Setiap serah terima bahan / produk antara / produk ruahan / obat
jadi harus didokumentasikan.
PENGIRIMAN
• Pengangkutan hendaklah sedemikian sehingga tidak
merusak produk. Perhatian khusus bila diperlukan es
kering.
• Hendaklah menggunakan alat pemantau suhu.
• Perhatian khusus untuk obat yang peka terhadap suhu
(vaksin, serum)
• Pengiriman hanya dapat dilakukan setelah ada order
pengiriman yang harus didokumentasikan.
• Wadah luar yang akan dikirim harus memberi
perlindungan yang cukup terhadap pengaruh luar.
• Catatan pengiriman hendaklah meliputi minimal : tanggal
pengiriman, nama dan alamat pelanggan, uraian produk
(nama, bentuk kekuatan sediaan, nomor batch dan
jumlah). Catatan ini harus mudah diakses.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologikhoiril anwar
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical careDokter Tekno
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01roywidhie
 

What's hot (20)

cpob 2018.pdf
cpob 2018.pdfcpob 2018.pdf
cpob 2018.pdf
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
CPOTB.ppt
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Analisis resep
Analisis resepAnalisis resep
Analisis resep
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
 
pharmaceutical care
pharmaceutical carepharmaceutical care
pharmaceutical care
 
Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01Dispensing sediaan steril01
Dispensing sediaan steril01
 

Similar to Cpob produksi

gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxssuser2c8e5b1
 
Roy teknik aseptik
Roy teknik aseptikRoy teknik aseptik
Roy teknik aseptikroywidhie
 
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfSinta Lestari
 
DOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptxDOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptxKartiniNNani
 
Kod amali udang beku
Kod amali udang bekuKod amali udang beku
Kod amali udang bekuAsif Yahya
 
Copy of kod amali udang beku
Copy of kod amali udang bekuCopy of kod amali udang beku
Copy of kod amali udang bekuAsif Yahya
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
 
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdfEVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdfAkhmadFattah1
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOPSyartiwidya Syariful
 
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptxEchykRema
 

Similar to Cpob produksi (20)

gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
 
Roy teknik aseptik
Roy teknik aseptikRoy teknik aseptik
Roy teknik aseptik
 
Gmp bakso
Gmp baksoGmp bakso
Gmp bakso
 
4 QC.pptx
4 QC.pptx4 QC.pptx
4 QC.pptx
 
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdfBab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
Bab 4 Peralatan Industri Farmasi (CPOB) PerBPOM No 34 2018.pdf
 
GMP.pptx
GMP.pptxGMP.pptx
GMP.pptx
 
pengendalian proses
pengendalian prosespengendalian proses
pengendalian proses
 
Ssop
SsopSsop
Ssop
 
DOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptxDOC-20230319-WA0020..pptx
DOC-20230319-WA0020..pptx
 
CDAKB.ppt
CDAKB.pptCDAKB.ppt
CDAKB.ppt
 
Kod amali udang beku
Kod amali udang bekuKod amali udang beku
Kod amali udang beku
 
Copy of kod amali udang beku
Copy of kod amali udang bekuCopy of kod amali udang beku
Copy of kod amali udang beku
 
TRAINING CDOB 2020.pptx
TRAINING CDOB 2020.pptxTRAINING CDOB 2020.pptx
TRAINING CDOB 2020.pptx
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
 
Premisies : GMP MODUL
Premisies : GMP MODULPremisies : GMP MODUL
Premisies : GMP MODUL
 
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdfEVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
EVALUASI CAPA INSPEKSI SARANA PRODUKSI PANGAN 5 APRIL.pdf
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx
2023.03.06 CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK_RevART_16.15.pptx
 

Recently uploaded

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxfais1231
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 

Recently uploaded (13)

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 

Cpob produksi

  • 2. PRODUKSI PRINSIP : Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
  • 3. PRODUKSI UMUM : • Dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten. • Semua kegiatan sesuai prosedur (SOP) atau instruksi yang tertulis dan dicatat. • Bahan diterima harus sesuai pesanan, dan wadah dibersihkan. • Kerusakan wadah harus sepengetahuan QC, diselidiki dan dicatat. • Bahan diterima dan produk jadi harus dikarantina sebelum dinyatakan lulus oleh QC.
  • 4. PRODUKSI UMUM • Produk antara dan produk ruahan ditangani seperti bahan awal • Penyimpanan bahan dan produk jadi sesuai dengan kondisi yang disarankan pabrik dan dipisah antar batch dan memudahkan rotasi stock. • Lakukan pemeriksaan sehingga tidak ada penyimpangan atas batas yang ditetapkan. • Pengolahan produk berbeda tidak boleh dalam bersamaan atau bergantian dalam ruang kerja kecuali tidak ada risiko pencemaran silang.
  • 5. PRODUKSI UMUM : • Pengolahan, produk dan bahan harus terbebas dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain. • Pada produk kering harus dijaga timbulnya debu. • Semua bahan, wadah, peralatan, mesin produksi dan bila perlu ruang kerja diberi label / penandaan yang menunjukkan produk yang diolah dan nomor batch yang jelas dengan format yang telah ditetapkan dan tidak berarti ganda. Label jelas tidak dapat diartikan ganda. Label berwarna sangat membantu.
  • 6. PRODUKSI UMUM • Pipa penyalur perlu dipastikan terhubung dengan benar. • Penyimpangan terhadap instruksi tertulis harus ada persetujuan tertulis dari Pemastian Mutu. • Akses ke area produksi dibatasi hanya personil berwenang. • Pembuatan produk non obat hendaknya dihindari.
  • 7. BAHAN AWAL • Hanya dari pemasok yang disetujui & spesifikasinya relevan. • Semua penerimaan & pengeluaran harus dicatat. Pencatatan meliputi nomor batch, tgl. penerimaan, tgl pelulusan dan ED bila ada. • Harus dipisah saat di karantina sampai dinyatakan lulus oleh bagian QC. • Label penyimpanan harus memuat informasi sesuai ketentuan. (Boleh dengan bar code)
  • 8. BAHAN AWAL • Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkala. • Penyimpanan harus sesuai persyaratan bahan. • Serah terima hanya oleh personil yang berwenang dan tercatat dengan baik. • Alat timbang dan alat ukur untuk serah terima terkalibrasi. • Barang tak memenuhi syarat dipisahkan, dan segera dimusnahkan. • Narkotika, Psikotropika dan Prekursor harus disimpan terpisah dan terkunci.
  • 9. VALIDASI PROSES • Prosedur Produksi harus divalidasi dahulu ( 3 batch berturut berhasil ) yang didokumentasikan. • Tingkat dan luas validasi tergantung kerumitan proses. • Dari hasil validasi proses dibuat “Prosedur Pengolahan Induk”. • Setiap perubahan dalam proses perlu validasi ulang. • Harus ada evaluasi ulang secara periodis atas prosedur yang dibuat.
  • 10. RUANG PENCAMPURAN x Lantai Mixer (Kneader) Tidak dapat di validasi Mixer Tervalidasi Lantai Memenuhi ketentuan Tidak Memenuhi ketentuan Direktorat Pengawasan Produksi PT dan PKRT……………………… ……
  • 11. PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG • Pencemaran kimiawi atau mikrobiologi yang berpengaruh terhadap mutu obat tidak dapat diterima, terlebih bahan yang berbahaya. Produk yang paling terpengaruh oleh pencemaran adalah produk parenteral, sediaan dalam dosis besar atau yang diberikan dalam jangka panjang. • Tiap tahapan proses, produk dan bahan harus dilindungi dari kemungkinan pencemaran. • Pencemaran silang harus diberi perhatian khusus, walau dalam tingkat rendah karena menunjukkan kerja yang tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan CPOB. • Prosedur pencegahan pencemaran silang dan efektifitasnya harus diperiksa ulang secara berkala.
  • 12. PENCEGAHAN PENCEMARAN SILANG Pencemaran Silang hendaknya dihindarkan. Resiko pecemaran silang dapat timbul akibat debu, gas, uap, peracikan, mikroorganisme dari bahan yang diproses. Secara teknis dengan pengaturan tepat a.l : • Diproduksi di gedung terpisah (ex. Penisilin, hormon, vaksin) • Tersedia penyangga udara & penghisap udara. • Pengaturan pengolahan sirkulasi udara. • Pengenaan pakaian pelindung khusus. • Prosedur pembersihan & dekontaminasi khusus. • Sistem “self contained” • Uji residu dan pengenaan label kebersihan pada alat.
  • 13. Tata-letak Ruang Dispensing PRE-WEIGH STAGING POST-WEIGH STAGING WEIGH BOOTH 1 WEIGH BOOTH 2 UNI-DIRECTIONAL AIRFLOW UNI-DIRECTIONAL AIRFLOW MATEREALS FROM WAREHOUSE WEIGHED MATERIALS TO PRODUCTION 10Pa 2 20Pa 3 30Pa 4 20Pa 3 Airflow direction
  • 14. Poor Design Extract System Extract air EA Hood Door Grille SAMPLING CUBICLE or WEIGH BOOTH Section Through Sampling Booth
  • 15. Source : WHO Lampiran 3.19 (Contoh) INSTALASI LUBANG UDARA MASUK (‘Diffuser’)
  • 16. High induction office type diffusor (avoid) Source : WHO
  • 17. Return Air Return Air Return Air Return Air Return Air Reduced induction of air Perforated Plate diffuser Normal office type diffuser w ith coanda effect Induced room air mixing w ith supply air Reduc induct of a Perforated plate diffuser (Recommended) Source : WHO
  • 18. SISTEM NOMOR BATCH • Dengan nomor batch maka dapat dipastikan pelacakan kembali atas produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang dibuat. • Sistem penomoran pada pengolahan dan pengemasan harus saling berkaitan. • Sistem penomoran batch / lot yang sama tidak dipakai secara berulang. • Pemberian nomor batch harus dicatat dalam catatan khusus (log book)
  • 19. PENIMBANGAN & PENYERAHAN • Harus ada prosedur tertulis dalam penimbangan. • Hanya bahan yang telah dinyatakan lulus oleh QC, dilihat sebelum ditimbang. • Harus didokumentasikan. • Hanya bahan untuk satu batch dari produk yang sama yang boleh ditempatkan dalam daerah penyerahan tertentu ( pallet, keranjang, kotak ). • Hanya bahan cetakan untuk pengemas untuk satu batch dari produk yang sama yang boleh ditempatkan dalam daerah penyerahan tertentu ( pallet, keranjang, kotak ). • Penimbangan & penakaran dilakukan oleh dua orang terpisah dan ditandatangani. • Penggunaan timbangan & alat takar yang cocok. • Penimbangan untuk produk steril juga pada ruang yang sesuai kelasnya.
  • 20. PENGEMBALIAN Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan benar. PENGOLAHAN – Bahan harus telah diperiksa. – Peralatan dan ruang dinyatakan bersih, bebas dari bahan lain yang tidak diperlukan. – Harus mengikuti prosedur tertulis yang ditetapkan. – Semua produk antara / ruahan diberi label, dikarantina sampai diluluskan oleh QC. – Ada Rekaman Batch dari tiap batch.
  • 21. Rekomendasi Jumlah Partikel di Lingkungan Produksi
  • 23. MASUK KE AREA NON STERIL
  • 24. MASUK KE AREA NON STERIL • Masuk locker lepas sandal / sepatu. • Ambil pakaian dan sepatu kerja • Pindah ke kamar ganti pakaian. • Pakai pakaian kerja. • Lompati batas, pakai sepatu. • Cuci tangan.
  • 27. BAHAN DAN PRODUK KERING • Pengendalian debu dan pencemaran silang perlu perhatian khusus. • Pengendalian sistem penghisap udara yang efektif • Dalam pengolahan tablet hendaklah ayakan, punch dan die hendaklah diperiksa keausannya. • Hendaklah dijaga agar tablet/kapsul tidak ada yang terselip tanpa terdeteksi di mesin.
  • 28. PENCAMPURAN DAN GRANULASI • Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk hendaknya dilengkapi sistem pengendali debu. • Parameter operasional kritis di catat dalam catatan bets (waktu, kecepatan dan suhu) pada proses pencampuran dan pengadukan. • Pembuatan dan penggunaan larutan / suspensi dihindarkan dari resiko pencemaran, contoh pada tahap granulasi. • Proses granulasi pada pembuatan tablet antara lain : granulasi basah, kering dan cetak langsung.
  • 32. PENCETAKAN TABLET • Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu. • Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan pengendalian fisik, prosedural dan penandaan. • Hendaklah tersedia alat timbang untuk memantau bobot tablet. • Tablet yang digunakan untuk uji tidak boleh dikembalikan. • Tiap kali sebelum proses hendaklah dilakukan pengecekan punch dan die
  • 36. The process of tablet compaction
  • 37. The process of tablet compaction
  • 39. PENYALUTAN • Udara yang dialirkan kedalam panci penyalut hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang tepat. • Larutan penyalut dibuat sedemikian rupa dan digunakan sedemikian rupa serta dikendalikan dari resiko pertumbuhan mikroba. • Semua proses didokumentasikan
  • 41. PENGOLAHAN LIQUID & SEMI SOLID • Kwalitas bahan diperiksa sebelum ditransfer ke tangki penampung ruahan. • Bahan yang melepas serat (kardus, kayu) tidak dimasukkan ke area dimana produk atau wadah bersih terpapar.
  • 42. PENGOLAHAN LIQUID & SEMI SOLID Dengan Vacuum Processing
  • 43. MASUK KE AREA STERIL
  • 44. MASUK KE AREA STERIL
  • 45. MASUK KE AREA STERIL
  • 46. MASUK KE AREA STERIL
  • 49. MASUK KE AREA STERIL • Masuk, lepas sepatu. • Ganti pakaian rumah dengan pakaian perantara. • Cuci tangan dan bagian tubuh lain. • Ambil pakaian steril dan semua perlengkapannya. • Lompati batas steril dan pakailah sepatu. • Masuk ke locker perantara. • Memasuki air shower sebelum ke ruang steril.
  • 50. PRODUK STERIL (1) • DIBAHAS KHUSUS DALAM ANEKS 1 – CPOB 2012. • Perlu pengawasan khusus. • Ada dua jenis pembuatan : aseptis dan sterilisasi akhir. • Semuanya perlu pemantauan kandungan mikroba dan partikel. • Ruang masuk ke area proses harus lewat penyangga udara dengan tekanan udara yang diatur. • Diperlukan tingkatan ruangan untuk masuk ke pengolahan. • Perlu pemantauan mikroba dan partikel di udara ruang. • Sanitasi & Higiene personalia diawasi saksama. • Pakaian harus khusus.
  • 51. PRODUK STERIL (2) • Bangunan jauh lebih rumit pembuatannya. • Sanitasi dan higiene ruang harus dijaga, termasuk dengan penggunaan disinfektan saat pembersihan. • Peralatan mudah dibersihkan, didisinfeksi dan disterilisasi sesuai kebutuhan. • Sterilisasi dengan cara sesuai. • Perhatian pada air yang digunakan. Air yang tidak sirkulasi pada 70º C selama 24 jam tidak boleh dipakai. • WFI harus diperlakukan sebagai bahan awal. • Pengawasan partikel debu / mikroba dalam proses aseptis berlangsung selama proses.
  • 52. E 10Pa D COMPONENT PREP H E P A A B STERILE STAGING B A FILLING STER. OVEN AUTO- CLAVES 50Pa C Ruang Formulasi Produk dengan flitrasi 40Pa 60Pa 40Pa B/C C 30Pa C 25Pa MAT A/L Ruang staging bahan baku F 20Pa FINISHED PRODUCT STAGING D/E D 10Pa A/L PERSONIL CHANGE 15Pa C/D A/L 20Pa B A Lihat Aneks 1 butir 19 dan 20 A/L Material Airlock B Ruang Cuci Alat 40Pa 20Pa Pass Box Ruang Formulasi Produk tanpa Flitrasi Passthrough Area Capping dan Crimping dengan HEPA filter Ruang inspeksi visual E / F E / F Ruang pengemasan sekunder D Material Airlock untuk Komponen D/E Personil Airlock 20Pa D/E 20Pa D 30Pa PassBox A/L Pass Box30Pa Material Pass Box CHANGE C/B Lampiran 3.6c (Contoh) Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Aseptis
  • 53. C STERILE STAGING STERILE CHANGE FILLINGMACHINE 50Pa D FORMULATION ROOM 40Pa 60Pa 40Pa C/D D 30Pa D/E 20Pa A/L E FINISHED PRODUCT STAGING E D/E 10Pa A/L PERSONEL CHANGE 20Pa A C Persiapan Komponen D D/E D AUTO- CLAVES STER. OVENH E P A D/E Personil Airlock Material Airlock Produk Ruahan A 10Pa 30Pa 20Pa 20Pa E 10Pa MAT A/L Material Airlock untuk Komponen D/E 20Pa 5'-6" Lampiran 3.6d (Contoh) Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Sterilisasi Akhir
  • 54. PEMBUATAN ASEPTIS • Komponen yang telah dicuci hendaklah ditangani minimal di ruang kelas D, sedang bahan awal dan komponen steril yang tidak akan difiltrasi dengan filter mikroba penanganan dilakukan di kelas A dengan latar belakan kelas B. • Filtrasi dapat dilakukan di kelas C, namun bila tidak dilakukan filtrasi harus di kelas A dengan latar belakang kelas B. • Pengisian produk dilakukan di kelas A dengan latar belakang kelas B.
  • 55. PEMBUATAN ASEPTIS • Pembuatan pengisian krim, saleb, suspensi dan emulsi dengan cara aseptis hendaklah dilakukan di kelas A dengan latar belakang kelas B. • Mesin peniup/ pengisi/ penyegel (blow/fill/ seal0 untuk proses aseptis harus dilengkapi dengan air shower yang efektifitasnya sama dengan kelas A dan dapat dipasang dengan lingkungan kelas C.
  • 56. PENGEMASAN SECARA UMUM • Pengemasan primer di kelas ruang yang sama dengan proses produksi. • Pengemasan sekunder atas produk yang telah ditutup rapat dapat dilakukan di ruang kelas F. • Label dan bahan pengemas hendaknya dipersiapkan sesuai kebutuhan dan ditetapkan dalam tempat tertutup. • Ruang kerja terbebas dari kemasan lain sebelumnya (line clearance). • Sisa kemasan yang tak terpakai hendaknya direkonsiliasikan kembali.
  • 57. IN PROCESS CONTROL • Pengujian selama proses untuk memastikan keseragaman di dalam batch maupun antar bacth sesuai prosedur yang dibuat oleh bagian pemastian mutu. • Prosedur pemastian mutu ini hendaklah menjelaskan titik pengambilan sample, frekwensi, jumlah sample diambil, spesifikasi pemeriksaan dan batas penerimaan untuk tiap spesifikasi. • Hendaklah mencakup semua parameter produk, volume / jumlah isi pada saat awal, tengah dan akhir proses, termasuk juga kemasan produk. • Hasil pengujian dicatat dan menjadi bagian dari rekaman batch (catatan bets). • Spesifikasi pengawasan selama proses hendaklah konsisten dengan spesifikasi produk.
  • 58. BAHAN / PRODUK PULIHAN • Produk yang ditolak harus diberi penandaan yang jelas. • Sepanjang masih dapat diolah ulang boleh dilakukan dengan prosedur yang telah teruji dan didokumentasikan yang disahkan oleh Bagian QA. • Sisa produk yang layak boleh ditambahkan ke batch berikut, sepanjang prosedur yang digunakan telah teruji dan dalam batasan jumlah yang disepakati serta didokumentasikan. • Pengolahan ulang harus dilakukan penelitian dengan kesimpulan resiko minimal, serta dilakukan dengan persetujuan Bagian QA.
  • 59. KARANTINA & PENYERAHAN PRODUK JADI – Karantina baru berakhir setelah Bagian QC menyatakan kelulusan. – Karantina harus terpisah dan diberi tanda dan pembatas yang jelas. CATATAN PENGENDALIAN & PENGIRIMAN OBAT – Penyimpanan harus menjamin sistem FIFO / FEFO. – Sistem pencatatan pengiriman harus dilakukan agar memudahkan pelacakan jika terjadi penyelidikan dan penarikan kembali produk. – Penyimpangan prosedur FIFO hanya dalam jangka pendek dengan persetujuan pimpinan.
  • 60. PENYIMPANAN • Penyimpanan dari Bahan Baku, produk antara, produk ruahan dan barang jadi hendaknya teratur rapi dan dicegah tercampur baur. • Penyimpanan bahan baku dan pengemas hendaknya disertai label keterangan yang memadai. Bahan yang sudah ditolak harus diletakkan terpisah dengan tanda khusus. • Bahan dan produk disimpan dalam ruang dengan kondisi yang sesuai prosedur penyimpanan. • Data pemantauan suhu (dan kelembaban jika diperlukan) hendaklah tersedia dan dievaluasi. • Penyimpanan di luar gedung diperbolehkan untuk bahan yang dikemas dalam wadah kedap dan mutunya tidak terpengaruh suhu dan kondisi lain. • Kartu stock secara periodik harus direkonsiliasi. • Setiap serah terima bahan / produk antara / produk ruahan / obat jadi harus didokumentasikan.
  • 61. PENGIRIMAN • Pengangkutan hendaklah sedemikian sehingga tidak merusak produk. Perhatian khusus bila diperlukan es kering. • Hendaklah menggunakan alat pemantau suhu. • Perhatian khusus untuk obat yang peka terhadap suhu (vaksin, serum) • Pengiriman hanya dapat dilakukan setelah ada order pengiriman yang harus didokumentasikan. • Wadah luar yang akan dikirim harus memberi perlindungan yang cukup terhadap pengaruh luar. • Catatan pengiriman hendaklah meliputi minimal : tanggal pengiriman, nama dan alamat pelanggan, uraian produk (nama, bentuk kekuatan sediaan, nomor batch dan jumlah). Catatan ini harus mudah diakses.