2. BIOAVAIBILITAS
• Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati didefinisikan
sebagai jumlah dan kecepatan zat aktif obat tersebut
mencapai sirkulasi sistemik, jumlah obat diukur dari
kadar dalam darah atau urin dengan parameter
farmakokinetik area under curve (AUC) yaitu luas di
bawah kurva obat terhadap waktu.
4. obat
1. Sifat fisika kimia obat
Kelarutan obat dalam air : Faktor
kelarutan sangat mempengaruhi
disolusi seperti bentuk kristal,
amorf, polimorfi, solvate
memiliki kelarutan yang berbeda-
beda.
Ukuran molekul obat : Semakin
kecil ukuran partikel maka
semakin besar luas permukaan
partikel sehingga laju disolusi
lebih cepat
Bentuk non ion dalam lemak :
Faktor transport obat obat larut
dalam lemak akan lebih mudah
melewati membran, besarnya
ionisasi mempengaruhi transport
obat
2. Formulasi obat
Fisik obat (bentuk sediaan) :
absorpsi obat, eliminasi
lintas pertama, laju absorpsi
Eksipien (zat tambahan
obat) : Penggunaan bahan
tambahan sebagai bahan
pengisi, pengikat,
penghancur dan pelicin
dalam proses formulasi
dapat menghambat atau
mempercepat laju disolusi
5. Faktor penderita
Kecepatan pengosongan lambung
Waktu transit dalam GI
Perfusi saluran cerna
Kapasitas absorbsi
Metabolisme dalam GI
Kapasitas metabolisme dalam dinding
GI dan hati
6. Interaksi di GI
Adanya makanan
Perubahan pH GI
Perubahan motilitas GI
Perubahan perfusi GI
Gangguan fungsi normal mukosa usus
Kelasi, adsobsi, terikat resin, larut dalam cairan
yang tidak dapat diabsorbsi