1. E-learning merupakan sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar . E-learning atau pembelajaran elektronik
pertama kali diperkenalkan oleh universitas llionis di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruktion) dan
komputer bernama PLATO.
Adapun Keuntungan menggunakan E-learning ialah :
1. Menghemat waktu proses belajar mengajar
2. Mengurangi biaya perjalanan
3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (Infrastrukrur , peralatan , buku)
4. Menjangkau wilayah geografis yang luas
5. Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Adapun Manfaat dari penerapan e-Learning dilihat dari dua sudut pandang berbeda
antara mahasiswa dan pengajar, sebagai berikut :
1. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat yang sangat terasa bagi mahasiswa melalui sistem e-Learning adalah fleksibilitas
belajar yang tinggi. Materi ajar dapat dipelajari kapan pun dan di mana pun selama ada
fasilitas komputer dan internet. Pembelajaran pun dapat dilakukan berulang-ulang. Jika
ada pertanyaan dari meteri yang sedang dipelajari , mahasiswa tinggal menghubungi
dosen melalui e-mail atau chatting. Pelatihan dan ujian pun bisa dilakukan melalui media
e-Learning. Dengan demikian, mahasiswa dapat menyerahkan langsung jawaban ujian
melalui e-mail atau fasilitas yang tersedia dan dapat mengetahui nilainya melalui media
dan fasilitas yang sama.
2. Manfaat bagi pengajar
Dengan sistem pembelajaran e-Learning, pengajar dala hal ini adalah dosen dapat terus
mengembangkan model pembelajaran dan pembaharuan materi secara terus-menerus. Hal
ini sangat penting mengingat semakin maju dan berkembangnya tuntutan pengajaran di
Indonesia dan di dunia. Dosen dapat memberikan materi daan soal-soal secara online
kepada mahasiswa sehingga menghemat waktu dan biaya pengajaran. Pemeriksaan hasil
ujian atau pelatihan pun dapat di lakukan dengan sistem otomatis.
Pemanfaatan sistem e-Learning di sekolah, terutama di SMA, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia dengan fokus pengembangan
untuk (Gani, 2006) :
2. 1. Mendukung program Wajib Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan
pemerintah.
2. Mendukung program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
3. Memberikan solusi dari masalah pendidikan karena kendala akses informasi dan
komunikasi.
4. Pemerataan kesempatan belajar.
5. Meningkatkan mutu belajar.
6. Peningkatan mutu sumber daya manusia.
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau E-learning juga tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Adapun kekurangan menggunakan media pembelajaan ini ialah :
1. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan
ICT.
5. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengtahui dan memiliki keterampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
E-learning merupakan sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar . E-learning atau pembelajaran elektronik
pertama kali diperkenalkan oleh universitas llionis di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted instruktion) dan
komputer bernama PLATO.
Adapun Keuntungan menggunakan E-learning ialah :
3. 1. Menghemat waktu proses belajar mengajar
2. Mengurangi biaya perjalanan
3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (Infrastrukrur , peralatan , buku)
4. Menjangkau wilayah geografis yang luas
5. Melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Adapun Manfaat dari penerapan e-Learning dilihat dari dua sudut pandang berbeda
antara mahasiswa dan pengajar, sebagai berikut :
1. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat yang sangat terasa bagi mahasiswa melalui sistem e-Learning adalah fleksibilitas
belajar yang tinggi. Materi ajar dapat dipelajari kapan pun dan di mana pun selama ada
fasilitas komputer dan internet. Pembelajaran pun dapat dilakukan berulang-ulang. Jika
ada pertanyaan dari meteri yang sedang dipelajari , mahasiswa tinggal menghubungi
dosen melalui e-mail atau chatting. Pelatihan dan ujian pun bisa dilakukan melalui media
e-Learning. Dengan demikian, mahasiswa dapat menyerahkan langsung jawaban ujian
melalui e-mail atau fasilitas yang tersedia dan dapat mengetahui nilainya melalui media
dan fasilitas yang sama.
2. Manfaat bagi pengajar
Dengan sistem pembelajaran e-Learning, pengajar dala hal ini adalah dosen dapat terus
mengembangkan model pembelajaran dan pembaharuan materi secara terus-menerus. Hal
ini sangat penting mengingat semakin maju dan berkembangnya tuntutan pengajaran di
Indonesia dan di dunia. Dosen dapat memberikan materi daan soal-soal secara online
kepada mahasiswa sehingga menghemat waktu dan biaya pengajaran. Pemeriksaan hasil
ujian atau pelatihan pun dapat di lakukan dengan sistem otomatis.
Pemanfaatan sistem e-Learning di sekolah, terutama di SMA, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia dengan fokus pengembangan
untuk (Gani, 2006) :
1. Mendukung program Wajib Pendidikan Dasar 9 Tahun yang dicanangkan
pemerintah.
2. Mendukung program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
3. Memberikan solusi dari masalah pendidikan karena kendala akses informasi dan
komunikasi.
4. 4. Pemerataan kesempatan belajar.
5. Meningkatkan mutu belajar.
6. Peningkatan mutu sumber daya manusia.
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau E-learning juga tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Adapun kekurangan menggunakan media pembelajaan ini ialah :
1. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu
sendiri.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek social dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis / komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran menggunakan
ICT.
5. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengtahui dan memiliki keterampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Komponen E-learning
Menurut Anonim (2009) E-learning yang terintegrasi/terbentuk mempunyai komponen-
komponen berikut ini :
1. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference
apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.[2]
synchronous learning mengacu pada sekelompok orang belajar hal yang sama pada saat
yang sama di tempat yang sama. Ini adalah jenis pedagogi dipraktekkan di sebagian besar
sekolah dan program sarjana, tapi tidak di program pascasarjana. Kuliah adalah contoh
5. pembelajaran sinkronisasi di lingkungan tatap muka dan dengan munculnya alat-alat web
conferencing, orang dapat belajar pada saat yang sama di tempat yang berbeda juga.
Sebagai contoh, penggunaan instant messaging (pesan singkat) atau live chat (obrol
langsung), webinar (web-based seminar) dan konferensi video memungkinkan siswa dan
guru untuk berkolaborasi dan belajar dalam real time (waktu nyata).[3]
2. Learning Management System/Sistem Belajar Manajemen (LMS)
LMS adalah Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan
dengan manajemen proses belajar mengajar. LMS merupakan platform (rencana
kerja/progam) untuk pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang
tidak terbatas hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal
manajemen dan evaluasi hasil-hasil pembelajaran. LMS banyak yang berupa open source
(sumber terbuka), sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk
dibangun di sekolah dan universitas kita.
Fitur LMS terdiri dari:
a. Manajemen siswa dan kompetensi.
b. Manajemen dan distribusi materi/content (isi).
c. Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll).
d. Manajemen program.
e. Manajemen data.
f. Anggaran.
3. Knowledge Management System/Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge (pengetahuan), baik formal
maupun berdasarkan pengalaman, kedalam bentuk digital untuk memudahkan akses bagi
para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing.
Fitur KMS terdiri dari:
a. Data collection adalah kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dsb) yg sering
dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yg lengkap); atau kumpulan yg berhubungan
dengan studi penelitian.
b. Data digitalization adalah data yg berhubungan dengan angka untuk sistem
perhitungan tertentu.
6. c. Indexing and knowledge sharing/ Pengindeksan dan berbagi pengetahuan
4. Learning Content Management System/ Sistem Belajar Manajemen Konten (LCMS)
LCMS memungkinkan trainer/pelatih, dosen, dan instruktur untuk membuat dan
mengembangkan materi/e-learning content sendiri dengan mudah, walaupun mereka
tidak menguasai pemrogaman komputer.
Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti
pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS)
sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif
bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran.
Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia
pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan
perkembangan e-Learning dari sisi konten.[4]
Fitur LCMS terdiri dari:
a. Template outline (kerangka templat) kursus/mata pelajaran/mata kuliyah
b. Manajemen gambar, animasi, dan konten audio-video
c. Kustomisasi konten : kursus, test, simulasi
d. Manajemen obyek pembelajaran
5. Electronic Library/perpustakaan elektronik (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT (Information Technology) terintegrasi untuk manajemen
perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan
customized/disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna.
6. Mobile Learning/pembelajaran memakai ponsel.
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi:
konten, sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan ponsel pelacakan
sistem (mobile device tracking system).
7. E-Content Development/elektronik pengembangan materi (isi)
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan
utama. E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara
visual menarik dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone)
maupun format standar e-content seperti SCROM and AICC.[5]
7. B. Karakteristik E-learning
Karakteristik e-learning, antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi); di mana guru
dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Teknologi yang
digunakan dapat berupa internet sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara
pebelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan
pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c. Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana
saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar
dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran
tidak dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007) menjelaskan online learner harus
memiliki kemampuan learn how to learn, memiliki disiplin, mampu memonitor
perkembangannya sendiri, mampu memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri.
Intinya, dengan menggunakan e-learning pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir
dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat mendesain e-
learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen (2007) memotivasi pebelajar
dalam e-learning dapat dilakukan melalui konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi,
dan umpan balik yang membangun.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.[6]
e. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
f. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil
kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang
banyak dari berbagai sumber informasi.
Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa pengembangan ELearning
tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara online saja, namun harus
komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru
melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat
menghasilkan E-Learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang E-Learning, yaitu
“sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan siswa dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang
8. disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem E-Learning itu sendiri, sehingga waktu
belajar siswa dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem ELearning nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang
guru yang berkomunikasi dengan siswa di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi
yang lebih personal, siswa diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan
yang dihadapinya. Hal ini akan membuat siswa betah berlama-lama di depan layar
komputernya.
Secara ringkas, E-Learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara
konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Karena itu
E-Learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem
pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional
dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre tes, membangkitkan motivasi, menggunakan
bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas. Contoh-contoh konkrit, problem
solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya.
Oleh karena itu merancang E-Learning perlu melibatkan pihak pihak terkait, seperti
pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer dan ahli ahli lain yang terkait.
Home
Ekonomi Umum
Manajemen
Akuntansi
Tempat Sharing
Banner Sobat
Daftar Isi
Search...
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PEMBELAJARAN MELALUI E-LEARNING
Dengan berkembangnya zaman yang mengharuskan seluruh segi kehidupan bergantung
pada teknologi dan informasi, metode pembelajaran pun bergeser dari metode
konvensional yang mengharuskan guru dan siswanya bertatap muka secara langsung di
suatu ruangan, menjadi metode digital yang menggunakan perangkat elektronik dan
jaringan untuk membantu pembelajaran antara guru dan siswanya. Metode pembelajaran
digital ini sering juga disebut sebagai E-Learning.
DAMPAK E-LEARNING BAGI PENGAJAR DAN SISWA
9. E-Learning merupakan metode pembelajaran yang dipersepsikan berbasis pada student
centered, yakni metode pembelajaran yang tertuju pada keaktifan dan kemandirian siswa
dalam memahami materi yang diajarkan. E-Learning yang berbasis student centered ini
akan membuat mahasiswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga mereka mudah
memahami materi yang disampaikan dengan pemahaman mereka sendiri.
Dari penerapan E-Learning ini akan berdampak pula pada proses pembelajaran antara
pengajar dan siswanya. Berikut merupakan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
penerapan E-Learning:
DAMPAK POSITIF
Bagi PengajarE-Learning dapat membuat para pengajar dapat mengontrol siswanya
melalui tugas yang diberikan melalui internet. Selain itu juga pengajar dapat
mengembangkan materi pembelajaran dari manapun, sehingga materi yang diajarkan
akan mengembang dan mendetail.
Manfaat lainnya ialah para pengajar tidak akan repot-repot datang terus menerus karena
materi yang akan diajarkan sudah di-update pada perangkat elektronik yang sudah
dikteahui oleh siswanya. Dari sini jugalah para pengajar dapat menemukan metode
terbaik dalam proses pembelajaran.
Bagi Siswa
E-Learning dapat membuat siswa menghemat waktu dalam memperoleh materi yang
diajarkan. Siswa jadi tidak harus repot-repot mencari materi untuk memenuhi tugasnya.
Selain itu, E-Learning juga dapat membantu siswa ketika tidak hadir di kelas, karena
materi yang diajarkan bisa diakses dimanapun dan kapanpun mereka berada, tanpa harus
terpaku pada materi yang diajarkan di kelas.
DAMPAK NEGATIF
Bagi Pengajar
Dengan berkembangnya metode pembelajaran E-Learning, para pengajar menjadi kurang
memperhatikan siswanya karena materi yang diajarkan sudah ada di E-Learning. Dengan
kata lain para pengajar akan mengurangi perannya sebagai pendidik siswanya, sehingga
nilai moral yang ditanamkan akan berkurang dan nilai persaingan akan meningkat.
10. Bagi Siswa
E-Learning memang dapat membantu para siswa untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Disisi lain, kualitas tugas yang diberikan akan berkurang karena lebih banyak
dihasilkan dari copy-paste materi yang ada sebelumnya. Selain itu juga, bagi siswa yang
kurang termotivasi akan malas membuka materi E-Learning yang sudah diberikan oleh
pengajarnya, sehingga mereka akan jauh tertinggal materi pelajaran.
EFEKTIVITAS E-LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN
E-Learning seperti dikatakan diatas memang sangat membantu baik bagi pengajar dalam
menyediakan materi pelajaran, maupun bagi siswa dalam mempelajari materi yang
diajarkan. Keberadaan E-Learning ini dianggap sangat penting dalam menunjang
kurangnya materi pelajaran pada waktu tertentu, misalnya pada saat siswa dispensasi
mewakili sekolahnya di ajang tertentu. Karena kesibukkannya latihan sehingga
mengorbankan waktunya untuk belajar, siswa tersebut akan ketinggalan materi pelajaran.
Untuk itulah E-Learning dapat menjadi alternatif untuk mengejar materi yang tertinggal
karena kesibukan latihan.
E-Learning dapat menjadi efektif apabila adanya kerjasama antara pengajar dan siswanya
untuk mensukseskannya, tanpa salah satu dari keduanya keberadaan E-Learning tidak
akan berjalan secara lancar. Untuk itulah diperlukan komunikasi yang erat antar
keduanya. Selain dari itu, efektivitas E-Learning juga didukung oleh keahlian dan
kreativitas pengajar dalam meracik materi yang akan disampaikan. Hal ini juga termasuk
pada keahlian pengajar dalam mengoperasikan perangkat elektronik.
Terkadang E-Learning juga menjadi beban bagi para pengajar yang belum menguasai
operasional perangkat elektronik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Pendidikan
terkait banyak melakukan pelatihan bagi guru-guru yang belum menguasai operasional
perangkat elektronik, terlebih untuk daerah terpencil. Selain langkah tersebut, para
pengajar dapat memanfaatkan situs jejaring sosial untuk bertukar pikiran mengenai
pengalaman mengajarnya, seperti di Grup Asosiasi Guru Matematika Indonesia.
EFISIENSI PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN E-LEARNING
Untuk memperoleh suatu hal diperlukan suatu biaya untuk mendapatkannya, sama halnya
dalam proses pembelajaran. Metode E-Learning dapat menekan biaya yang akan
dikeluarkan selama proses pembelajaran, misalnya saja dalam proses mengerjakan tugas.
Biasanya dalam mengerjakan tugas siswa diharuskan untuk mengerjakannya dalam
bentuk Hardcopy dengan mem-print tugasnya tersebut. Akan tetapi dengan adanya E-
Learning, tugas pun dapat dikrimkan dalam bentuk Softcopy dengan mengirimkan lewat
e-mail. Hal ini tentu dapat menekan biaya untuk membuat tugas.
11. EKSISTENSI E-LEARNING DI DAERAH TERPENCIL
Proses pembelajaran secara E-Learning haruslah merata pada semua wilayah, termasuk
pada daerah terpencil. Minimnya akses informasi dan lingkungan bisa menjadi kendala
bagi pemerataan E-Learning di daerah terpencil. Banyak permasalahan yang
mengakibatkan E-Learning sulit untuk menjangkau ke wilayah terpencil, antara lain:
Sulitnya akses jalan menuju sekolah. Akses jalan menuju sekolah di beberapa daerah
terpencil yang sulit untuk dijangkau karena medan yang berat. Efektivitas E-Learning di
sekolah terpencil menjadi sulit untuk diwujudkan.
Jaringan Listrik yang belum memadai. Banyak daerah terpencil yang belum dialiri listrik
mengakibatkan E-Learning susah untuk dilakukan, karena proses pembelajaran E-
Learning harus menggunakan listrik.
SDM yang belum mengerti pemakaian E-Learning. Para pengajar didaerah terpencil
banyak yang belum paham dalam pemakaian perangkat elektronik yang menunjang E-
Learning. Hal ini mungkin saja dikarenakan kurangnya akses informasi dan pelatihan
yang diberikan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah meluncurkan akses intenet
kecamatan yang tersebar di bebrbagai wilayah terpencil, tujuannya ialah akses internet
dapat digunakan oleh masyakarat. Walaupun program ini belum terlalu efektif
menjangkau masyakarat tertentu, akan tetapi minat masyarakat dalam memperoleh
informasi interntetsangat tinggi. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan dalam embrio E-
Learning di daerah terpencil.
Pada intinya, E-Learning memiliki banyak manfaat yang sangat penting abgi proses
pembelajaran, tak terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan. Sebagai pengguna E-
Learning, sudah sepantasnya kita dapat meninimalisir dampak buruknya tersebut. Dan hal
yang tidak kalah penting ialah pemerataan E-Learning di berbagai wilayah terpencil,
semoga E-Learning dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan masyarakat, tidak hanya
di daerah perkotaan saja, tapi juga bsia dinikmati di daerah terpencil.
DAFTAR PUSTAKA
anonim, http://peloporbangsaschool.com/berita/manfaat-e-learning-sebagai-sarana-
pengajaran/ (21 Desember 2017, 21:26)
12. anonim2, http://oktanemamah.blogspot.co.id/ (21 Desember 2017, 21:26)
anonim3, http://ikubaru93.blogspot.co.id/2013/12/efektivitas-dan-efisiensi-
pembelajaran.html (21 Desember 2017, 21:40)
anonim4, http://peloporbangsaschool.com/berita/manfaat-e-learning-sebagai-sarana-
pengajaran/ (21 Desember 2017, 21:26)