Wilayah administratif Kabupaten Gorontalo terletak antara 0o 24’ - 1o 02’ LU dan 121o 59’ - 123o 02’ BT. Dokumen ini menggambarkan proses program AMPL di Desa Olimoo'o, termasuk sosialisasi program, pembangunan prasarana air minum dan sanitasi, serta manfaat yang dirasakan masyarakat seperti mudah memperoleh air minum dan peningkatan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Desa Percontohan Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Desa Olimoo'o Kabupaten Gorontalo
1. Disampaikan pada Sosialisasi Hukum & Perundangan
Kebijakan AMPL
Di Aston Hotel, Kuta Bali
Tanggal 6-8 September 2008
2. WILAYAH ADMINISTRATIF KAB. GORONTALO
LETAK WILAYAH
SECARA GEOGRAFIS KABUPATEN GORONTALO, TERLETAK ANTARA 0º 24’ - 1º 02’ LU dan
121º 59’ - 123º 02’ BT
Mootilango
Pulubala
Tolangohula Tibawa Telaga Biru
Limboto. B
Limboto
Telaga
Boliyohuto
Bongomeme
Batudaa Pantai. Batudaa
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Gorontalo Utara
- Sebelah Selatan berbatasan dengan teluk Tomini.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone Bolango dan Bolaang Mongondow.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buol (Sulawesi tengah).
Kabupaten Gorontalo terdiri dari 12 Kecamatan, 146 Desa dan 12 Kelurahan.
3. GAMBARAN UMUM DESA OLIMOO’O
- Luas desa 18 km2. Terdiri dari 3 Dusun.
- Jarak 23 km dari Ibu Kota Kecamatan, 64 km dari Ibu
Kota Kabupaten
- Jumlah penduduk 168 KK atau 721 jiwa (KK miskin 25,37%)
- Potensi SDA: perikanan laut dan pertanian
- Mata pencaharian penduduk sebahagian besar sektor
perikanan
- Potensi air: sumber mata air
6. KONDISI DESA SEBELUM ADA PROGRAM
- Masyarakat sulit memperoleh air.
- Prosentase penyakit tinggi.
- Kesadaran masyarakat tentang PHBS rendah.
- Partisipasi masyarakat rendah.
7. PROSES PROGRAM/KEGIATAN AMPL DI DESA OLIMOO’O
Melalui Sosialisasi dari Pemda baik Provinsi maupun
Kabupaten tentang Program AMPL melalui POKJA
AMPL.
Usulan masyarakat desa melalui MUSRENBANGDES
tentang kebutuhan air dan sanitasi di desa.
Survey identifikasi oleh POKJA AMPL.
Pendekatan melalui metode MPA-PHAST
12. PROSES PROGRAM/KEGIATAN AMPL DI DESA OLIMOO’O
• Musyawarah Desa (Rembug Desa) I membahas:
- Komitmen masyarakat untuk berpartisipasi
- Pembentukan/pemilihan unit pengelola sarana
- Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
- Penyusunan Anggaran Biaya (RAB)
17. PELAKSANAAN INFRASTRUKTUR AMPL
Kondisi prasarana sebelum adanya Program AMPL :
- Sarana air minum (sumur gali sebanyak 2 buah)
- Jamban (MCK Program PPK sebanyak 3 buah)
Rencana pembangunan infrastruktur AMPL melalui
dana stimulan Rp. 67.500.000 + partisipasi masyarakat
Rp. 29.250.000 dalam bentuk material lokal dan tenaga:
A. Sarana Air Minum :
- Kran umum 17 unit
- Instalasi Saringan Pasir Lambat (SPL) 2 unit
- Pipa jaringan 684 m’
- Pembuatan saluran setempat 17 unit
B. Sanitasi Dasar :
Jamban semi permanen 46 unit
18. REALISASI
ur AMPL:
menjadi 23 unit
sir Lambat (SPL) 2 unit
etempat 17 unit menjadi 23 unit
nen 46 unit menjadi jamban
Jiwa atau 161 KK (98%)
: 568 Jiwa atau 124 KK (79%)
22. Musyawarah Desa (Rembug Desa) II membahas:
- Penyusunan Draft Perdes AMPL oleh Pemerintah Desa, BPD dan
LPM yang difasilitasi oleh POKJA AMPL
- Sosialisasi Draft Perdes kepada masyarakat
- Penetapan Perdes No. 1 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air Desa Olimoo’o, Perdes No.2 tahun 2007 tentang Pungutan
Iuran PAB
- Penetapan pengurus UPS melalui SK Kepala Desa No. 1 tahun 2007
23. MANFAAT
• Mudah memperoleh air minum
• Kesadaran akan PHBS meningkat
• Kesejahteraan masyarakat meningkat
• Kelestarian sumber air melalui
pengelolaan yang berkelanjutan