Dokumen tersebut berisi komentar-komentar dari tokoh-tokoh non-Muslim tentang keagungan Nabi Muhammad. Mereka memuji kesederhanaan, ketulusan, dan pengaruh besar Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga ia dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah.
1. You Have to Know
What Do They Say About
Muhammad Rosulullah
Apa Kata Mereka Tentang
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?
By : @noieverain
2. "I wanted to know the best of one who holds today
undisputed sway over the hearts of millions of mankind. I
became more than convinced that it was not the sword that
won a place for Islam in those days in the scheme of life. It
was the rigid simplicity, the utter self-effacement of the
Prophet, the scrupulous regard for his pledges, his intense
devotion to his friends and followers, his intrepidity, his
fearlessness, his absolute trust in God and in his own mission.
These and not the sword carried everything before them and
surmounted every obstacle. When I closed the 2nd volume (of
the Prophet's biography), I was sorry there was not more for
me to read of the great life.“
(Mahatma Gandi in 'Young India’)
3. “Saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling
mempengaruhi manusia. Saya lebih dari yakin bahwa bukan
pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada
masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan,
kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa
kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya,
serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan
bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya
menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad),
saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya
yang agung. (Komentar Mahatma Gandhi, pemimpin
nasionalis India, di YOUNG INDIA).
4. "If any religion had the chance of ruling over England, may Europe
within the next hundred years, it could be Islam. I have always held
the religion of Muhammad in high estimation because of its
wonderful vitality. It is the only religion which appears to me to
possess that assimilating capacity to the changing phase of
existence which can make itself appeal to every age. I have studied
him - the wonderful man and in my opinion for from being an anti-
Christ, he must be called the Savior of Humanity. I believe that if a
man like him were to assume the dictatorship of the modern world
he would succeed in solving its problems in a way that would bring
it the much needed peace and happiness: I have prophesied about
the faith of Muhammad that it would be acceptable to the Europe
of tomorrow as it is beginning to be acceptable to the Europe of
today.” (George Bernard Shaw, a famous writer and non-Muslim
said in The Genuine Islam, Singapore, Vol. 1, No. 8, 1936)
5. “Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa
– beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.
Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi
yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya
memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya
sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh
dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang
penyelamat kemanusiaan. Saya yakin, apabila orang semacam
Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia
akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga
membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia:
Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa
datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini. Dia
adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di
bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa,
6. meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan
pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat
dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia
juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa
yang akan datang. Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab
tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam
(penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini
pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia
telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk
menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan
perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum
pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari
kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari
kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah
mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini
bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA
DEKADE.” (Sir George Bernard Shaw, Tokoh Irlandia dan pendiri
London School of Economics)
7. “My choice of Muhammad to lead the list of the world’s most
influential persons may surprise some readers and may be
questioned by others, but he was the only man in history who
was supremely successful on both the secular and religious level.
...It is probable that the relative influence of Muhammad on
Islam has been larger than the combined influence of Jesus
Christ and St. Paul on Christianity. ...It is this unparalleled
combination of secular and religious influence which I feel
entitles Muhammad to be considered the most influential single
figure in human history.”
(Michael Hart in 'The 100, A Ranking of the Most Influential
Persons In History,' New York, 1978.)
8. “Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas
mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang
yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33).
Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika
keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk
mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai
menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang
berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah
modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun
pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan
kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata
mereka sendiri. Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara,
hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per
tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-
altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta
9. jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang
dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat
membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan
Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah
kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia
memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang
mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang
mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu
dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan
kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle
(hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli
hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah
ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan
spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan
seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang
lebih agung dari dia?” (MICHAEL H. HART , Profesor astronomi, fisika dan
sejarah sain)
10. (Regarding Muhammad)” "Muhammad is the most successful of
all Prophets and religious personalities." .”
(Encyclopedia Britannica, vol 11)
“Muhammad adalah pribadi religius yang paling sukses yang
pernah ada.” (Encyclopedia Britannica, edisi ke-11)
11. “Four years after the death of Justinian, A.D. 569, was born in
Mecca, in Arabia, the man who, of all men, has exercised the
greatest influence upon the human race... To be the religious head
of many empires, to guide the daily life of one-third of the human
race, may perhaps justify the title o f a Messenger of God.”
(Dr. William Draper in 'History of Intellectual Development of
Europe‘)
“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar
Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab,
lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah
memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia…
Muhammad.” (John William Draper Ilmuwan, filosof, dan
sejarawan Amerika dalam ‘A History of the Intellectual
Development of Europe’)
12. “He was sober and abstemious in his diet and a rigorous observer of fasts.
He indulged in no magnificence of apparel, the ostentation of a petty
mind; neither was his simplicity in dress affected but a result of real
disregard for distinction from so trivial a source. In his private dealings he
was just. He treated friends and strangers, the rich and poor, the powerful
and weak, with equity, and was beloved by the common people for the
affability with which he received them, and listened to their complaints.
His military triumphs awakened no pride nor vain glory, as they would
have done had they been effected for selfish purposes. In the time of his
greatest power he maintained the same simplicity of manners and
appearance as in the days of his adversity. So far from affecting a regal
state, he was displeased if, on entering a room, any unusual testimonials
of respect were shown to him. If he aimed at a universal dominion, it was
the dominion of faith; as to the temporal rule which grew up in his hands,
as he used it without ostentation, so he took no step to perpetuate it in
his family” (Washington Irving)
13. “Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat
gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam
berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya
dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak
mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan
pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing,
orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara
yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka
dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka….
Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali
tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan
untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat
besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti
ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja,
dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan
penghormatan yang berlebihan kepadanya.” (Washington Irving dikenal
sebagai “sastrawan Amerika pertama)
14. “Jiwa yang besar yang pendiam, adalah orang yang walaupun
tidak bisa, ia akan bersungguh-sungguh karena sifat dasarnya
membawa dia untuk berlaku sungguh-sungguh. Sewaktu orang
lain berpura-pura seolah-olah bersungguh-sungguh, laki-laki ini
tidak bisa berbuat demikian dan dia sendirian dengan jiwanya
dan kenyataan terhadap apa yang terjadi… Kesungguhan telah
ada dalam kebenaran Tuhan. Kata-kata dari laki-laki ini adalah
suara hatinya langsung tanpa berpura-pura. Orang-orang harus
mendengarkan yang dikatakannya daripada mendengarkan yang
lain. Yang lain adalah bagaikan angin lalu.”
(Thomas Carlyle, English Author, dalam ‘Hero and Hero-worship’,
halaman 71)
15. “Muhammad adalah seorang jenius yang sangat luar biasa. …..
Berbeda dengan Kristus, Muhammad bukanlah figur kegagalan,
namun figur dengan keberhasilan yang mengagumkan. …..
Perhatian pada apa yang ada di sini dan di saat ini menjadi ciri
khusus Islam : tak ada seorang realis yang melebihi Nabi
Muhammad SAW, yang merupakan seorang jenius politik
sekaligus spiritual.”
(Karen Armstrong, Penulis, Sejarawan, Mantan Biarawati, dalam
A History of God: The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity
and Islam)
16. "People like Pasteur and Salk are leaders in the first sense. People like
Gandhi and Confucius, on one hand, and Alexander, Caesar and Hitler
on the other, are leaders in the second and perhaps the third sense.
Jesus and Buddha belong in the third category alone. Perhaps the
greatest leader of all times was Mohammed, who combined all three
functions. To a lesser degree, Moses did the same.“ (Professor Jules
Masserman)
“Orang-orang seperti Gandhi dan Confucius di satu pihak, dan
Alexander, Caesar dan Hitler di pihak lain, adalah pemimpin yang
memenuhi fungsi yang kedua atau mungkin yang ketiga. Yesus dan
Buddha memenuhi fungsi yang ketiga. Mungkin pemimpin yang
terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang
mengkombinasikan ketiga fungsi. Untuk kriteria yang sama, Musa
menduduki tempat kedua.” (Jules Masserman, Psykoanalis, Yahudi
Amerika, dalam majalah Time, 15 Juli 1974)
17. “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”
(QS. al-Ahzab:21)