Makalah ini membahas tentang kerjasama ekonomi internasional dan badan-badan kerjasama ekonomi internasional seperti ASEAN, OPEC, WTO, IMF, Bank Dunia, UNDP, MEE, AFTA, NAFTA, dan APEC. Tujuan kerjasama ekonomi internasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama melalui peningkatan perdagangan dan investasi antar negara.
Bisnis internasional, 3, yulia ayu priscilla, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, m...
KERJASAMA EKONOMI
1. MAKALAH
KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL
GURU PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Ade Julia Herawati
Marcella Anastasya Lukita
Naura Azzahra Kamila
Oktaviani
Rizkiah Rahmawati
Rizqiy Amelia
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 KOTA TANGERANG
JURUSAN IPA
KEWIRAUSAHAAN
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah karena atas karunia-Nya makalah ekonomi ini telah disusun
secara serentak. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara lisan maupun secara tulisan.
Makalah ekonomi ini ditulis berdasarkan apa yang sudah diterangkan dan didiskusikan
dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan ketrampilan proses. Dengan demikian
tujuan merangkum makalah ini merupakan ketrampilan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri
12 Kota Tangerang Kelas II IPA-5.
Kiranya tidak berlebihan jika makalah ini jadi pegangan setiap kelompok dengan materi
yang lengkap, penyajian yang runtut dan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat membantu
dan menguasai materi yang ada di dalam makalah ini sehingga siswa dengan mudah belajar dan
proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis buku ini tetapi “Tiada gading yang
tak retak”, untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua terutama anak Sekolah
Menengah Atas Negeri 12 Kota Tangerang.
Tangerang, November 20017
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................................. iii
Kerjasama Ekonomi Internasional.......................................................................1
1. Bentuk Kerjasama Internasional......................................................................1
2. Badan Kerjasama Ekonomi Internasional........................................................2
3. Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas...............................6
4. Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas...................................7
5. Integrasi Ekonomi............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
4. PENDAHULUAN
Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara
lain karena adanya saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara masing-masing.
Kerjasama dalam bidang ekonomi dapat dijalin oleh suatu negara dengan satu atau lebih
negara lainnya. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
Hubungan kerjasama antar negara dapat mempercepat proses perkembangan ekonomi.
Hal ini sangat dirasakan sekali pentingnya bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Kerjasama negara-negara maju dapat membahas masalah-masalah bidang tertentu.
5. KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL
1. Bentuk Kerjasama Internasional
a. Bilateral
Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh dua negara.
Misalnya kerjasama ekonomi Indonesia dengan Malaysia. Kerjasama bilateral yang diputuskan
secara sepihak, pemutusannya disebut secara unilateral.
b. Multilateral
Kerjasama multilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi antara beberapa negara,
dimana yang tergabung dalam kerjasama itu saling membantu di bidang ekonomi, misalnya
ASEAN.
c. Regional
Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama ekonomi dari negara-negara
kawasan/daerah tertentu, yang bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-negara satu
kawasan.
d. Antar Regional
Kerjasama antar regional adalah bentuk kerjasama ekonomi antar regional yang satu
dengan regional lainnya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara dua kawasan,
misalnya ASEAN dengan MEE.
e. Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama ekonomi yang mencakup banyak
negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling membantu di
bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misalnya IMF, WTO, dan lain-lain.
6. 2. Badan Kerjasama Ekonomi Internasional
a. ASEAN (Association of South East Asian Nations)
1) Sejarah ASEAN
ASEAN adalah organisasi regional dari negara-negara Asia Tenggara. Organisasi ini
didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 pada saat ditanda-tanganinya “Deklarasi Bangkok” oleh
empat menteri luar negeri dan seorang wakil perdana menteri yaitu :
1. Adam Malik : Menteri Luar Negeri Indonesia
2. S. Rajaratnam : Menteri Luar Negeri Singapura
3. Tun Abdul Razak : Wakil Perdana Menteri Malaysia
4. Narsisco Ramos : Menteri Luar Negeri Filipina
5. Thanat Khoman : Menteri Luar Negeri Thailand
Dengan persetujuan kelima negara anggota ASEAN maka Brunei Darussalamditerima
menjadi anggota ASEAN yakni pada tanggal 7 Januari 1984. Setelah itu, Vietnam secara resmi
diterima sebagai anggota ke-7 pada tanggal 28 Juli 1995 dan menyusul Laos serta Myanmar
yang masuk menjadi anggota tahun 1997. Hal yang mendorong didirikannya ASEAN adalah
untuk menghadapi perluasan pengaruh negara-negara besar terutama negara adi kuasa. Untuk
itu perlu diciptakan stabilitas dan ketahanan nasional tiap-tiap negara di kawasan Asia Tenggara
melalui kerjasama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
2) Tujuan ASEAN
1. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan kebudayaan
melalui usaha bersama masyarakat Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
2. Mendorong perkembangan perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu di bidang sosial, ekonomi,
kebudayaan, teknologi, dan administrasi.
4. Menciptakan usaha-usaha yang efektif guna meningkatkan pemanfaatan dalam bidang
pertanian, industri, perdagangan, termasuk perdagangan internasional, perbaikan sarana-
sarana pengangkutan dan komunikasi.
5. Mempertinggi taraf hidup masyarakat di wilayah Asia Tenggara.
b. OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
Organisasi negara pengekspor minyak didirikan 14 September 1960 di Baghdad atas
prakarsa negara : Irak, Iran, Kuwait, Saudi Arabia, dan Venezuela. Markas besar OPEC di Wina,
Austria. Indonesia menjadi anggota OPEC tahun 1962.
7. 1) Tujuan OPEC
Sebagai wadah kerjasama negara-negara penghasil dan pengekspor minyak, organisasi ini
bertujuan :
1. Menjaga kestabilan harga minyak di pasar internasional.
2. Menaikkan pendapatan negara anggota dari sektor minyak bumi.
3. Menghindarkan persaingan sesama negara anggota OPEC.
4. Mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan minyak dunia.
2) Anggota OPEC
Negara-negara anggota OPEC :
1. Arab Saudi 8. Nigeria
2. Aljazair 9. Gabon
3. Irak 10. Persatuan Emirat Arab
4. Iran 11. Venezuela
5. Indonesia 12. Qatar
6. Kuwait 13. Brunei
7. Libya
Bahan bakar minyak semakin lama akan semakin berkurang. Oleh karena itu, setiap
negara akan berusaha untuk menghemat pemakaian bahan bakar dan juga berusaha untuk
mencari bahan penggantinya.
c. WTO (World Trade Organization)
WTO adalah organisasi perdagangan dunia yang ditransformasikan dari GATT (General
Agreement of Tariff and Trade). GATT dibentuk di Jenewa, Swiss pada tahun 1947 dalam
konferensi yang diselenggarakan PBB dan diikuti oleh 23 negara. Indonesia masuk menjadi
anggota GATT pada tahun 1950. GATT bertujuan untuk mengadakan pengurangan tarif untuk
barang-barang tertentu yang dapat merintangi perdagangan internasional. Dalam
pelaksanaannya badan ini berasaskan :
1. The most favour nation; maksudnya ialah bahwa setiap fasilitas yang diberikan suatu negara
kepada negara lain, harus diberikan juga kepada semua negara anggota GATT.
2. Reciprocity; memberikan kemudahan-kemudahan kepada negara lain sehingga terjadi
kerjasama yang saling menguntungkan.
8. 3. Nondiscrimination; setiap barang impor yang masuk ke suatu negara harus diperlakukan
sama dengan barang domestik.
d. IMF (International Monetary Fund)
IMF atau Dana Moneter Internasional didirikan pada tanggal 27 September 1945
sebagai hasil konferensi di Breton Words, Amerika Serikat. Markas besar IMF di Washington DC,
AS. Tujuan IMF tercantum dalam Articles of Agreement, yaitu :
1. Membantu negara-negara anggota memperbaiki neraca pembayaran yang tidak seimbang
dengan jalan penyediaan dana.
2. Membantu memperluas perdagangan internasional dan perekonomian negara-negara
anggota.
3. Menjadi pusat pertemuan dan perundingan untuk mencapai kerjasama internasional dalam
hal keuangan.
4. Mengusahakan kestabilan kurs.
5. Memberikan bantuan kredit kepada negara-negara anggota yang mengalami kesulitan
pembayaran luar negeri.
e. Bank Dunia (World Bank)
Bank Dunia adalah salah satu badan keuangan internasional yang memberikan bantuan
kepada negara-negara untuk perbaikan dan pengembangan usaha-usaha seperti : industri,
pertanian, perhubungan atau jalan raya. Bank Dunia merupakan saluran dana bagi negara
kreditor (negara kaya) untuk membantu meningkatkan kemakmuran/kemajuan sosial ekonomi
bagi negara berkembang. Prioritasnya adalah mendorong peningkatan produktivitas negara-
negara debitor (penerima pinjaman). Bank Dunia mengeluarkan obligasi yang ditawarkan
kepada bank-bank sentral dengan tujuan memperbesar modal bank dan menjual obligasi
kepada negara-negara anggota. Indonesia merupakan salah satu penerima bantuan dari Bank
Dunia yang dipergunakan untuk pengembangan berbagai proyek.
f. UNDP (United Nation Development Program)
UNDP adalah suatu badan PBB yang memberikan sumbangan untuk membiayai survei
jalan di Indonesia. Dana UNDP diperoleh dari sumbangan negara-negara : USA, Denmark,
Kanada, Belanda, Inggris, dan Perancis. Pada tahun 1970 – 1983 UNDP memberikan bantuan
kepada Indonesia sebesar US$ 74.2 juta sebagai program kerjasama teknik UNDP.
g. MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa)
MEE adalah suatu wadah kerjasama regional untuk kawasan Eropa Barat. Kerjasama ini
didirikan pada tanggal 1 Januari 1958 di Roma (Italia) oleh beberapa negara yaitu : Italia,
Perancis, Inggris, Belgia, Irlandia, Luxemburg, dan Denmark. Tujuan utama dari MEE adalah
9. untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan secara bertahap, baik sesama anggota
MEE maupun negara Eropa Barat yang tidak termasuk daerah perdagangan bebas Eropa.
Sementara itu, MEE telah mencapai persetujuan perdagangan dengan sebagian besar negara di
Lautan Tengah yang bukan anggota MEE. Dalamrangka kerjasama masyarakat Eropa, telah
dikembangkan konsep “Pasar Tunggal Eropa”.
h. AFTA
AFTA adalah kerjasama ekonomi intra ASEAN, yang pertama kali dicetuskan dalamKTT
ASEAN ke-4 di Singapura tanggal 27-28 Januari 1992, tetapi secara resmi dimulai 1 Januari 1993.
AFTA beranggotakan 7 negara anggota ASEAN. Kepala-kepala negara/pemerintahan negara
ASEAN menyepakati suatu kerangka persetujuan mengenai peningkatan kerjasama ekonomi
ASEAN yang berfungsi sebagai pelindung bagi segala kerjasama ekonomi ASEAN di masa
datang. Dengan AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan perdagangan dan
spesialisasidalamintra ASEAN. Di samping itu, juga meningkatkan investasi dalamkegiatan
produksi barang dan jasa antar anggota ASEAN.
i.NAFTA (North American Free Trade Area)
NAFTA adalah badan kerjasama ekonomi negara-negara Amerika Utara, yang didirikan
pada tanggal 12 Agustus 1992. Anggota-anggotanya adalah Amerika Serikat, Kanada, dan
Meksiko.
NAFTA bertujuan membentuk kawasan perdagangan bebas di daerah Amerika Utara.
Kendala utama untuk mewujudkan perdagangan bebas di Amerika Utara adalah karena tingkat
pertumbuhan ekonomi antara Amerika Serikat dan Meksiko sulit untuk mewujudkan
perdagangan bebas dengan persaingan yang sehat. Peluang bagi Meksiko hanyalah ekspansi
tenaga kerja ke Amerika Serikat.
j. APEC (Asia Pacific Economic Corporation)
APEC adalah sarana kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik yang dibentuk pada
bulan November 1989 di Canberra, Australia atas usul Perdana Menteri Australia Bob Hawke.
Prinsip dasar pembentukan APEC adalah sebagai forum konsultasi dalam memecahkan masalah
ekonomi, perdagangan, dan investasi anggotanya.
Keanggotaan APEC terdiri dari 18 negara yaitu : Amerika Serikat, Australia, Kanada,
Meksiko, Cina, Jepang, Brunei Darussalam, Hong Kong, Korea Selatan, Malaysia, Papua Nugini,
Thailand, Singapura, Indonesia, Selandia Baru, Filipina, Chili, dan Taiwan.
Tujuan APEC adalah untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik,
terutama di bidang perdagangan dan investasi.
Badan-badan yang mengatur APEC adalah :
1. KTM : Konferensi Tingkat Menteri
10. 2. SOM : Senator Official Meeting
3. CTI : Komite Perdagangan dan Investasi
4. BAC : Komite Anggaran dan Administrasi
5. ETI : Kelompok Ad Hoc mengenai Kelompok Kerja
Tanggal 15 November 1994 diselenggarakan pertemuan KTT II APEC di Bogor, Indonesia.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 18 kepala negara/pemerintahan anggota APEC. Pada
pertemuan tersebut dihasilkan Deklarasi Bogor (Bogor Declaration). Negara-negara anggota
APEC telah mencanangkan liberalisasi perekonomian (perdagangan tanpa hambatan) yang akan
dilaksanakan paling lambat tahun 2020 untuk negara-negara berkembang dan tahun 2010
untuk negara-negara maju.
APEC diperkirakan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini mengingat
besarnya peranan kawasan Asia Pasifik sebagai negara tujuan ekspor produk Indonesia, sumber
prestasi, dan sumber wisatawan.
11. 3. Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas
Globalisasi adalah pahamkebijaksanaan nasional yang memperlakukan seluruh dunia
sebagai lingkungan yang pantas untuk pengaruh politik. Hal ini senada dengan yang dihadapi
masyarakat dunia untuk mencapai tujuan yang menggembirakan sekaligus mengkhawatirkan.
Globalisasi ekonomi adalah suatu paham nasionalisme yang menganggap seluruh dunia sebagai
suatu lingkungan ekonomi. Paham ini timbul karena revolusi informasi yang menyebabkan
dunia menyatu. Globalisasi ekonomi memandang dunia sebagai satu kesatuan ketika sisi
perdagangan dan investasi bergerak bebas menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia
secara menyeluruh.
Perdagangan bebas (free trade) adalah sistemperdagangan dan investasi bebas di
seluruh dunia. Bisnis finansialdunia berlangsung 24 jam penuh dengan sistemonline yang
memungkinkan melakukan transaksi secara cepat dan efisien.
Pada sistemperdagangan bebas semua hambatan perdagangan internasional dan
investasi dihapuskan. Landasan kerjanya adalah yang kuat membantu yang lemah.
Pada perdagangan bebas perlu dikembangkan sikap kemitraan yang setara dan saling
menghormati antar negara, apakah itu negara maju maupun negara berkembang, agar
kerjasama ekonomi saling menguntungkan.
Bagi negara maju (kaya) membantu negara yang masih lemah ekonominya, tetapi bukan
berarti negara yang lemah terus-menerus menggantungkan diri kepada yang kaya. Negara
lemah harus berusaha meningkatkan kemampuan agar kesejahteraan rakyatnya
tercapai/terpenuhi.
12. 4. Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan Bebas
Dengan adanya proses globalisasi dan perdagangan bebas akan berpengaruh terhadap
perekonomian setiap negara termasuk Indonesia. Indonesia pada prinsipnya harus siap
menghadapi berlakunya perdagangan bebas.
a. Dampak Positif
1. Mendorong pengusaha untuk lebih maju karena kan bersaing di tingkat regional maupun
internasional.
2. Memperluas penciptaan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan kegiatan ekonomi melalui investasi langsung, usaha patungan, dan kredit.
4. Meningkatkan devisa negara melalui peningkatan perdagangan internasional.
5. Dapat membuka peluang baru berupa tersebarnya pasar yang berskala lebih luas.
b. Dampak Negatif
1. Persaingan yang tidak seimbang antara negara maju dan negara berkembang, dapat
menghambat perkembangan ekonomi nasional.
2. Akibat persaingan yang tidak seimbang, negara berkembang semakin ketinggalan dan
tergantung kepada negara-negara maju.
3. Masuknya teknologi canggih yang sebetulnya belum dibutuhkan negara berkembang.
Untuk menghindari dampak negatif bagi negara berkembang, prinsip kemitraan dan saling
menghormati harus benar-benar ditegakkan.
13. 5. Integrasi Ekonomi
Integrasi ekonomi terjadi apabila beberapa negara yang berada dalamsatu wilayah
memutuskan untuk menciptakan perdagangan bebas di antara sesama negara anggota dan
menetapkan tarif yang sama terhadap impor barang-barang produksi negara-negara lain yang
bukan merupakan anggota. Beberapa jenis integrasi ekonomi yang terdapat saat ini diantaranya
adalah daerah perdagangan bebas (free trade area), perserikatan pabean (customs union),
pasar bersama (common market), dan kesatuan ekonomi (economic union). Berbagai jenis
integrasi ekonomi tersebut akan dibahas dibawah ini :
A.Daerah Perdagangan Bebas
Daerah atau kawasan perdagangan bebas terjadi jika sekelompok negara sepakat untuk
menghapuskan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif dan kuota, antar sesama negara
anggota. Meskipun demikian, masing-masing negara tetap memiliki dan memberlakukan
berbagai hambatan terhadap negara-negara bukan anggota kawasan tersebut.
Contoh daerah perdagangan bebas adalah The European Free Trade Area (EFTA) yang
dibentuk tahun 1960 dan menghasilkan konvensi Stockholm. Konvensi tersebut menciptakan
Daerah Perdagangan Bebas Eropa antar tujuh negara, yaitu Austria, Denmark, Norwegia,
Portugal, Swedia, Swiss, dan Inggris. Hambatan antar negara-negara ini dapat dihilangkan
secara bertahap dalamtahun 1960 sampai dengan tahun 1966. Setelah itu, Finlandia bergabung
pada tahun 1961 dan Islandia tahun 1977.
Di wilayah Asia Tenggara, negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan perdagangan
bebas yang dikenal dengan nama ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA dibentuk pada awal
tahun 1993 oleh tujuh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand,
Malaysia, Brunei dan Vietnam. Anggotanya kemudian bertambah dengan masuknya Laos,
Kamboja, dan Myanmar. Keringanan yang diterapkan antar sesama anggota, misalnya, adalah
penurunan tarif bea masuk dari negara-negara sesama anggota AFTA. Misalnya, Indonesia akan
memberikan tarif bea masuk yang lebih rendah terhadap impor radio buatan Malaysia
dibandingkan dengan impor radio dari Cina (bukan anggota AFTA).
b. Perserikatan pabean (custom unions)
Pada perserikatan pabean, antar sesama negara anggota memberlakukan ketentuan
perdagangan bebas dan tarif bea masuk serta kuota yang seragamterhadap impor dari negara-
negara bukan anggota. Misalnya negara X, Y, dan Z membentuk perserikatan pabean.
Perdagangan di antara ketiga negara tersebut akan berlangsung secara bebas atau tidak ada
hambatan baik berupa tarif maupun kuota. Namun jika negara X, Y, dan Z mengimpor produk
tertentu dari negara di luar anggota, maka ketiganya akan memberlakukan tarif yang seragam
terhadap produk tersebut.
c. Pasar bersama (common market)
14. Dalamintegrasi ekonomi berbentuk pasar bersama, sesama negara anggota mempunyai
kebebasan secara penuh untuk memindahkan faktor-faktor produksi, khususnya modal dan
tenaga kerja, serta membentuk kawasan perdagangan bebas dan menyeragamkan peraturan
tarif bea masuk.
Contoh bentuk kerjasama ini adalah Masyarakat Eropa (ME) atau European Community
(EC). ME didirikan pada tahun 1958 oleh Jerman Barat (sekarang Jerman), Perancis, Belgia,
Italia, Luxemburg, dan Belanda. Saat ini anggotanya bertambah lagi dengan masuknya negara
Inggris, Yunani, Spanyol, Portugal, Irlandia, dan Denmark. Nama European Community ini juga
kemudian berubah menjadi European Union (EU).
d. Kesatuan ekonomi (economic union)
Negara-negara yang membentuk kerjasama kesatuan ekonomi (economic union)
memiliki kebijakan ekonomi tunggal atau serupa, termasuk kebijakan moneter, pajak, maupun
perdagangan. Sampai saat ini hanya European Union yang mengarah pada bentuk kerjasama
ini. Hal ini, misalnya, ditandai dengan diberlakukannya mata uang tunggal untuk kawasan
tersebut yang dinamakan European Currency Unit (ECU) atau Euro.
15. DAFTAR PUSTAKA
1. Boediono. Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
2. Amir M.S. 1990. Penuntun Ekspor. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
3. Salvatore, Dominick. 1992. Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga.
Sobri. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.