2. RUANG LINGKUP
• Apa pengertian difteri?
• Apa saja klasifikasi difteri?
• Apa etiologi difteri?
• Bagaimana cara penularan difteri?
• Bagaimana patofisiologi difteri?
• Apa manifestasi klinis difteri?
• Apa saja pemeriksaan penunjang difteri?
• Apa saja komplikasi difteri?
• Bagaimana penatalaksanaan difteri?
• Bagaimana prognosis difteri?
• Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan
difteri?
3. DEFINISI….
• Toksikoinfeksi yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheria. (Behrman, 2000:
955)
• Merupakan penyakit infeksi yang sangat
menular dan berbahaya terutama menyerang
saluran pernapasan bagian atas dan ditandai
dengan terbentuknya pseudomembran pada
kulit atau mukosa dan dilepaskannya eksotoksin
yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal
(Suryanah, 1996: 144).
4. KLASIFIKASI…
1 Menurut lokasinya
▫ Difteri saluran pernapasan
Nasal difteri
Difteri faring dan tonsil (difteria fausial)
Difteri laring dan trakea
▫ Difteria kulit
▫ Infeksi di tempat lain
2 Menurut berat, ringannya penyakit
▫ Infeksi ringan
▫ Infeksi sedang
▫ Infeksi berat
5. ETIOLOGI…
• Difteri disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheria, yaitu suatu
bakteri basil aerob, gram positif, tidak
berkapsul, tidak membentuk spora, kebanyakan
tidak bergerak, polimorfik, sensitif terhadap
panas, kering dan sinar matahari dan bersifat
basil.
6. CARA PENULARAN
Seorang penderita difteri dapat menularkan
penyakit sejak hari pertama sakit sampai 4
minggu atau sampai tidak ditemukan lagi
bakteri pada lesi yang ada. Sedangkan dari
carrier (bakteri difteri) dapat menularkan
penyakit sampai 6 bulan (Cahyono, 2010: 61)
• Melalui udara pernafasan saat kontak langsung
• Percikan air ludah
• Benda-benda atau makanan yang sudah
terkontaminasi
8. MANIFESTASI KLINIS…
Dalam waktu 2-4 hari setelah bakteri masuk ke
dalam tubuh, maka dengan segera akan mulai
tampak gejala penyakit difteri. Gejala yang timbul
tergantung pada lokasi infeksi.
• Demam
• Suara parau
• Nyeri tenggorokan
• Keluar sekresi dari hidung
• Perbesaran tonsil
• Dispneu
• Batuk
• Mata merah
• Eksudat
11. PENATALAKSANAAN…
Pengobatan
1. Antitoksin
2. Terapi antimikroba
3. Cara-cara lain
Pencegahan
1. Imunisasi umum dengan toksoid difteri selama
hidup untuk memberikan kadar antitoksin
protektif konstan dan untuk mengurangi pajanan
terhadap C. diphtheriae merupakan satu-satunya
cara pengendalian yang efektif
12. PROGNOSIS…
• Prognosis untuk penderita difteri tergantung pada
virulensi organisme (subspesies gravis mempunyai
kematian tertinggi), umur, status imunisasi, tempat
infeksi dan kecepatan pemberian antitoksin.
• Penyumbatan mekanik karena difteri laring atau bull
neck dan komplikasi miokarditis menyebabkan
kematian difteri yang paling besar.
• Angka kematian kasus hampir 10% untuk difteri saluran
pernapasan dan tidak berubah dalam 50 tahun.
• Pada penyembuhan, pemberian toksoid difteri teindikasi
untuk menyempurnakan seri primer atau dosis
imunisasi booster, karena tidak semua penderita
mengembangkan antibodi pascainfeksi (Behrman, 2000:
958).
13. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan
dengan obstruksi jalan napas
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah
baring/ kelemahan umum
• Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera
• Hipertermia berhubungan dengan penyakit
• Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan
agens cidera (biologi)
14. Prioritas Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan obstruksi jalan napas
• Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
• Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera