• Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi.
• Perbedaan Sistem Akrual dan Konsep Kas
dalam Pencatatan Transaksi.
• Pengakuan Pendapatan_Berbasis PSAK 72
(berlaku sejak 2020), Biaya dan Cash.
• Perhitungan dan Pengakuan Asset Tetap,
Property Investasi, Tanah dalam
Pengembangan, Persediaan, Hutang, dan
Accrual Expenses.
Pokok Bahasan
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
10 prinsip-prinsip dasar akuntansi yang diterapkan di
Indonesia:
1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
2. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
3. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
5. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue
Recognition Principle)
6. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
7. Prinsip Periode Akuntansi
8. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
9. Prinsip Satuan Moneter
10. Prinsip Materialitas
• Prinsip yang pertama adalah entitas
ekonomi.
• Entitas ekonomi adalah informasi ekonomi
yang berasal dari perusahaan. Perusahaan
harus independen atau berdiri sendiri.
Laporan keuangan perusahaan tersebut
tidak boleh digabung dengan keuangan
pribadi, agar mudah dikelola dengan baik.
1. Prinsip Entitas Ekonomi
(Economic Entity Principle)
• Prinsip biaya historis dilakukan dengan menulis
semua biaya yang dikeluarkan agar bisa
mendapatkan barang. Artinya, prinsip ini
menulis setiap pengeluaran untuk
mendapatkan barang yang diinginkan.
• Tidak hanya berlaku pada barang, tetapi juga
pada jasa yang diperoleh dari biaya tersebut.
• Contohnya adalah ketika membeli
modem/router internet. Biaya yang dicatat
tidak hanya dari harga modem
tersebut, tetapi juga jasa pemasangan WiFi,
biaya teknis, sampai biaya transportasi juga
perlu dihitung.
2. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
• Prinsip akuntansi ini menjelaskan bagaimana
cara yang perlu dilakukan untuk membuat
usaha selalu berjalan dan berkesinambungan.
Prinsip ini mengedepankan perusahaan agar
bisa terus berjalan sehingga perlu melakukan
berbagai cara yang baik.
• Namun, usaha tersebut bisa dihentikan jika
ada hal khusus yang membuatnya berhenti.
3. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
• Setiap perusahaan atau organisasi harus
membuat laporan keuangan. Hal ini menjadi
penting karena pencatatan tersebut akan
membantu dalam menganalisis
perkembangan keuangan sampai dengan
transparansi yang jelas.
• Dengan demikian, penyajian informasi
tersebut akan lebih dinilai dengan objektif
sepenuhnya.
• Jika mengacu pada prinsip ini, informasi
keuangan yang diberikan harus detail dan
terperinci sehingga akuntan bisa mengambil
kebijakan dari laporan yang ada.
4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
• Dalam prinsip akuntansi pengakuan
pendapatan, diketahui bahwa pendapatan
adalah hasil penjualan barang atau jasa.
Pendapatan ini yang akan mendatangkan
harta. Aliran harta tersebut harus selalu
dihitung setiap jangka waktu tertentu.
• Prinsip pengakuan pendapatan membuat kita
harus “mengakui” uang yang masuk tersebut
sebagai penghasilan/pendapatan.
• Misalnya, selama satu bulan Anda berhasil
menjual baju sampai memperoleh Rp 4 juta.
Maka, uang tersebut harus diakui sebagai hasil
dari pendapatan.
5. Prinsip Pengakuan Pendapatan
(Revenue Recognition Principle)
• Dalam prinsip ini harus ada perbandingan dari
pendapatan dengan biaya pengeluarannya.
Prinsip mempertemukan wajib diterapkan di
perusahaan karena untuk mengetahui untung
ruginya usaha.
• Setelah dibandingkan, maka bisa didapatkan
hasil pendapatan yang diperoleh perusahaan.
Jika pendapatan tersebut lebih besar
dibandingkan pengeluaran, maka disebut
untung. Sebaliknya, disebut rugi.
6. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
• Setiap laporan keuangan yang dibuat harus ditulis
dengan terstruktur dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, membuat laporan keuangan satu bulan
sekali, 3 bulan sekali, atau satu tahun.
• Adanya jangka waktu tersebut memudahkan
pelaporan keuangan diketahui secara jelas sesuai
dengan waktunya. Akan lebih baik jika jangka
waktunya tidak terlalu lama agar bisa
menganalisis secara berkala.
• Pembuat laporan ini nantinya harus menjelaskan
keuangan dari kurun waktu yang ditentukan. Bisa
juga dengan menampilkan grafik keuangan. Jadi,
setiap jangka waktu tersebut akan didapatkan
hasil tren keuangan “apakah semakin naik atau
semakin menurun”.
7. Prinsip Periode Akuntansi
• Konsistensi adalah ketetapan yang dilakukan
secara berkelanjutan. Inilah yang juga
diterapkan dalam membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan harus dibuat dengan format
yang sama dan tidak boleh berubah-ubah.
• Hal ini agar mudah dibaca dan tidak
membingungkan dalam
menginterpretasikannya.
• Metode yang digunakan untuk menjalankan
prinsip akuntansi harus sama dan dijadikan
sebagai standar kebijakan perusahaan.
• Sistem dari rumus keuangan juga tidak boleh
berganti semaunya karena ini bisa menyulitkan
pembaca untuk menilai dan
membandingkannya dengan laporan
sebelumnya.
8. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
• Prinsip satuan moneter adalah salah satu
prinsip dasar akuntansi yang mewajibkan
semua keuangan harus memakai satuan
moneter atau mata uang tertentu.
• Hal ini penting agar formatnya menjadi
sama semua, sehingga perhitungannya
menjadi mudah.
• Contoh, laporan keuangan dengan
memakai dollar, rupiah, atau yen semua.
9. Prinsip Satuan Moneter
• Laporan keuangan yang dibuat adalah
pencatatan yang bernilai dan ini harus
diakui.
• Setiap pencatatan keuangan tersebut tidak
terlepas dari nominal dan material.
• Jadi, setiap informasi yang diberikan dapat
mempengaruhi keputusan tentang
bagaimana cara menjaga nilai tersebut.
10. Prinsip Materialitas
Pencatatan Akuntansi secara
Basis Akrual (Accrual Basis) ...
Transaksi bisnis yang bisa dilibatkan pada
akrual adalah:
• Beban, kewajiban, dan kerugian yang sudah
terjadi tapi belum tercatat di dalam akun.
• Aset dan pendapatan yang sudah didapatkan
tapi belum tercatat di dalam akun.
• Alasan utama pencatatan ini adalah karena
akrual basis mampu memberikan gambaran
yang lebih tepat mengenai kinerja perusahaan,
sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan
yang lebih relevan untuk masa depan.
• Penerapan akrual basis pada penyusunan
laporan keuangan telah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013,
dinyatakan berlaku mulai tanggal 1 Januari
2015.
• Sehingga, setiap entitas pelaporan dan entitas
akuntansi pada pemerintah harus menerapkan
akrual basis dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah.
Pencatatan Akuntansi secara
Basis Akrual (Accrual Basis) ...
• Metode akrual dinilai lebih tepat dalam hal
penilaian kondisi keuangan suatu perusahaan.
Penggunaan metode akrual sangat berguna bagi
bisnis yang di dalamnya terdapat banyak sekali
transaksi kredit, termasuk penjualan produk
barang atau jasa secara kredit yang saat
prosesnya tidak ada pertukaran uang secara
tunai.
• Metode akrual dianggap sangat bermanfaat
dalam hal meningkatkan jumlah informasi di
dalam laporan akuntansi, sehingga mampu
memberikan informasi yang gamblang terkait
aktivitas bisnis.
Pencatatan Akuntansi secara
Basis Akrual (Accrual Basis) ...
• Misalnya pada pendapatan berdasarkan kredit
sampai kewajiban yang harus dilakukan di masa
yang akan datang. Dengan melakukan
pencatatan akrual, maka pihak perusahaan jadi
bisa mengukur apa saja yang terutang dalam
jangka waktu pendek.
• Metode akrual dianggap sebagai praktik
akuntansi standar bagi perusahaan besar dan
didukung oleh Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan Prinsip Akuntansi yang
Diterima Umum (PABU).
Pencatatan Akuntansi secara
Basis Akrual (Accrual Basis) ...
Cash Basis Vs Accrual Basis ...
• Selain mencatat transaksi pengeluaran dan
penerimaan kas, jenis laporan keuangan ini juga
mencatat jumlah utang dan piutang
perusahaan.
• Oleh karena itu, akuntansi accrual basis mampu
memberikan gambaran lebih akurat terhadap
kondisi keuangan perusahaan daripada laporan
akuntansi berbasis kas.
• Penggunaan accrual basis pada laporan
keuangan memiliki kompleksitas lebih tinggi
dibandingkan dengan cash basis.
• Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kekurangan. Jika sebuah usaha masih berada
pada tahap merintis atau pilihan pembayaran
yang digunakan hanya dengan uang tunai saja,
maka dapat memilih cash basis karena
kemudahannya.
• Namun, jika suatu usaha memiliki perputaran
bisnis besar yang melibatkan transaksi kompleks
seperti pinjaman, pembayaran, inventaris,
kreditor, cadangan serta piutang, akan lebih baik
menggunakan metode accrual basis. Metode
accrual basis ini dianggap menunjukkan
gambaran yang lebih baik tentang profitabilitas
bisnis dan operasinya.
Cash Basis Vs Accrual Basis ...
Faktor yang Membedakan
Cash Basis dan Accrual Basis
1. Waktu
Akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis kas
memiliki perbedaan waktu pencatatan. Pada accrual
basis pencatatan segera dilakukan setelah terjadinya
transaksi, sedangkan pada cash basis pencatatan
dilakukan setelah terjadinya penerimaan uang.
2. Ketepatan
Akuntansi berbasis kas kurang efektif digunakan dalam
jangka panjang. Kemungkinan hal ini bisa memberikan
waktu yang sangat lama bagi perusahaan untuk
menerima dana dari penjualan yang telah dilakukan.
Dalam pandangan bisnis, ini sangat merugikan dan tidak
ada kontrol pada transaksi non-tunai yang mungkin lebih
kompleks. Sedangkan akuntansi berbasis akrual memiliki
representasi yang lebih akurat dan memberikan
gambaran nyata tentang posisi bisnis secara real-time.
Faktor yang Membedakan ...
3. Arus kas
Cash basis memberi gambaran secara lebih akurat
terhadap arus kas yang masuk dan keluar dari sistem.
Sedangkan untuk akuntansi berbasis akrual lebih sulit
merepresentasikan laporan kas yang benar. Banyak
akuntan perusahaan harus membuat laporan arus kas
terpisah ketika menggunakan laporan dengan
jenis accrual basis.
4. Kemudahan Penggunaan
Pencatatan dan pemeriksaan laporan keuangan dalam
model cash basis bisa dikatakan lebih mudah karena
hanya membutuhkan lebih sedikit entri jurnal. Berbeda
dengan akuntansi berbasis akrual yang membutuhkan
lebih banyak entri jurnal pada setiap transaksi yang
terjadi.
5. Penerapan Industri ..>>
• Penerapan Industri
Metode cash basis bukanlah metode yang cocok untuk
bisnis dengan arus modal besar dan perputaran bisnis yang
cepat. Misalnya konstruksi atau manufaktur. Jenis laporan
keuangan ini umumnya dipakai oleh usaha kecil atau usaha
yang sedang berkembang. Bisnis dengan tingkat perputaran
produksi yang cepat dan modal yang lebih besar banyak
menggunakan metode akuntansi accrual basis.
• Analisis Tren
Dalam metode cash basis, ada celah waktu pencatatan dari
kejadian aktual dan pencatatan, karena penulisan laporan
keuangan hanya dilakukan ketika dana berpindah tangan.
Karena itu analisis tren tidak mungkin dilakukan. Sedangkan
untuk metode accrual basis yang mencatat setiap transaksi,
ada representasi yang akurat pada setiap transaksi yang
terjadi. Dengan demikian pola penjualan dan pengeluaran
lebih mudah untuk dianalisis.
Faktor yang Membedakan ...
Pengakuan Pendapatan
(Berdasarkan PSAK 72 sejak 2020)
• PSAK 72 merupakan standar akuntansi baru
yang mengatur tentang pendapatan dari
kontrak dengan pelanggan dan menjadi
standar tunggal yang mengatur pengakuan
pendapatan untuk seluruh jenis industri
(termasuk bagi Perusahaan Properti, Real
Estat, dan Konstruksi Bangunan).
Ade RizkyAulia (2021)
Pengakuan Pendapatan ...
• Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus
diukur dan diakui secara tepat dalam laporan
keuangan.
• Pengakuan pendapatan merupakan waktu
sebuah transaksi harus diakui sebagai
pendapatan bagi perusahaan.
• Pengakuan pendapatan harus dilakukan secara
akurat dan teliti untuk menghindari kesalahan
(seperti mengakui pendapatan untuk periode
yang akan datang di periode sekarang).
• pendapatan diakui ketika besar kemungkinan
bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke
dalam perusahaan dan nilai manfaat
tersebut dapat diukur dengan andal.
• Secara umum, pengakuan pendapatan suatu
perusahaan dapat terjadi pada saat,
sebelum, atau sesudah penyerahan
kewajiban pelaksanaan.
Martani, dkk (2019)
Pengakuan Pendapatan ...
• Perusahaan memiliki kewajiban pelaksanaan
ketika perusahaan setuju untuk memberikan
layanan atau produk kepada pelanggan.
• Perusahaan mengakui pendapatan saat
perusahaan memenuhi kewajiban pelaksanaan
tersebut. Oleh karena itu, prinsip pengakuan
pendapatan mengharuskan perusahaan
mengakui pendapatan dalam periode kewajiban
pelaksanaan terpenuhi.
Pengakuan Pendapatan ...
• PSAK 72 (adopsi IFRS 15 Revenue from
Contracts with Customers), mengatur tentang
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
• PSAK 72 bertujuan untuk menetapkan prinsip
yang diterapkan entitas untuk melaporkan
informasi kepada pengguna laporan keuangan
mengenai sifat, jumlah, waktu, dan
ketidakpastian pendapatan serta arus kas dari
kontrak dengan pelanggan.
Pengakuan Pendapatan ...
• Entitas mengakui pendapatan untuk
menggambarkan pengalihan barang atau jasa
yang dijanjikan kepada pelanggan dalam jumlah
yang menjadi hak entitas.
• Entitas mempertimbangkan syarat kontrak serta
seluruh fakta dan keadaan yang harus melewati
5 tahap, yaitu :
1. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
2. Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan
3. Menentukan harga transaksi
4. Mengalokasikan harga transaksi terhadap
kewajiban pelaksanaan
5. Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan.
Pengakuan Pendapatan ...
• PSAK 72 mengharuskan perusahaan untuk
lebih transparan dalam mengungkapkan
pendapatan yang diperoleh. Semakin
transparan informasi dalam laporan
keuangan, maka semakin valid informasi
keuangan yang akan diperoleh para
pengguna laporan keuangan, sehingga
asimetri informasi dalam teori agensi dapat
diatasi.
Pengakuan Pendapatan ...
• Aset Tetap dalam akuntansi (menurut Standar Akuntansi
Keuangan) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain,atau tujuan
administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode.
• Di dalam IAS (International Accounting Standards) 40
tahun 2003, Investment Property dijelaskan bahwa
Properti Investasi yaitu tanah dan/ atau bangunan yang
dimiliki untuk menghasilkan rental (pendapatan sewa),
apresiasi modal, atau keduanya. Prinsip- prinsip yang
berkaitan dengan akuntansi untuk peralatan biasanya
berlaku untuk properti investasi, termasuk pilihan untuk
menggunakan model biaya atau model nilai wajar dalam
pengukuran nilai investasi setelah akuisisi aslinya.
Pengakuan Asset Tetap, Property Investasi,
Tanah dalam Pengembangan, Persediaan,
Hutang, dan Accrual Expenses.
Ika Nurul Fathonah, 2014
Pengakuan Asset . . .
• Properti Investasi merupakan jenis aset baru
yang dikelompokkan dalam akun investasi.
• Properti Investasi dahulunya masuk dalam
pengelompokkan aset tetap, karena merupakan
aset berwujud yang dijadikan sebagai investasi
perusahaan.
• Dengan adanya revisi atas Standar Akuntansi
keuangan, maka Properti investasi dipisahkan
dari aset tetap, karena sifatnya yang berbeda.
Properti investasi ini hanya disimpan dan tidak
digunakan (tidak seperti aset tetap), tetapi
dapat dijual atau disewakan seperti persediaan.
• Persediaan (menurut Standar Akuntansi
Keuangan nomor 14) adalah sesuatu untuk
dijual dalam kegiatan normal, dapat dalam
proses produksi dan atau dalam perjalanan,
dan dalam bentuk bahan baku atau
perlengkapan dalam proses produksi
pemberian jasa.
Pengakuan Asset . . .
• Properti Investasi memang merupakan aset
berwujud, tetapi sifatnya tidak digunakan
sepenuhnya oleh perusahaan seperti aset tetap.
Properti Investasi hanya disimpan hingga
nilainya naik, dan dapat disewakan kepada
konsumen.
• Alasan mengenai properti investasi yang
sifatnya tak sama dengan aset tetap
menyebabkan jenis Properti Investasi ini mulai
dimasukkan dalam jenis aset tersendiri.
• Properti Investasi tidak dapat masuk dalam aset
lancar (persediaan) atau aktiva tetap.
Pengakuan Asset . . .
• Properti Investasi merupakan aset yang
disimpan oleh perusahaan untuk jangka waktu
yang dapat atau tidak dapat ditentukan.
• Jenis aset ini digunakan sebagai investasi
perusahaan yang sewaktu-waktu akan
disewakan atau dijual untuk menambah
pendapatan operasional perusahaan.
• Seperti layaknya semua jenis investasi, aset
yang masuk sebagai investasi perusahaan tidak
disusutkan seperti halnya aset tetap. Karena
aset yang masuk sebagai investasi hanya
disimpan dan tidak digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Di saat disewakan atau
dijual inilah properti investasi baru akan
diperhitungkan penyusutannya.
Pengakuan Asset . . .