SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
BAB 2
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, atau potensi. Dalam penelitian kuantitatif,
masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, dan ditunjukkan dengan data yang valid.
Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk
kegiatan penelitian.
B. Masalah
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara
lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Setiap penelitian yang akan dilakukan
harus selalu berangkat dari masalah. Emory (1985) menyatakan bahwa, baik penelitian murni
maupun terapan,semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya
langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi setiap penelitian yang akan
dilakukan harus selalu berangkat dari masalah.
 Sumber masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpanan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksanaan.
Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila
1. Terdapat penyimpanan antara pengalaman dengan kenyataan
2. Terdapat penyimpanan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
3. Adanya pengaduan, dan
4. Ada kompetisi
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan
yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
 Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif
2. Rumusan masalah komperatif
3. Rumusan masalah asosiatif
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
1. Hubungan simetris
2. Hubungan kausal
3. Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik
4. Rumusan masalah komparatif-asosiatif
D. Variabel Penelitian
1. Pengertian
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka Jawabannya berkenaan dengan
variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu 'yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan
atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, h, kepemimpinan, disiplin kerj a,
merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran," bentuk, dan warna merupakan
atribut-atribut dari obyek. Struktur organisasi model pendelegasian, kepemimpinan,
pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerj a, deskripsi pekerjaan, kebijakan,
adalah merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel,
karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain.
Demikian jugaprestasi belajar, kemampuan guru dapat juga dikatakan sebagai variabel
karena misalnya prestasi belajar dari sekelompok murid tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti
akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang obyek, maupun bidang kegiatan
dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan
dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi maka penelitian harus didasarkan pada
sekelompok sumber data obyek yang bervariasi.
2. Macam-macam variable
a. Variable Independen
b. Variable dependen
c. Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara Variabel independen dengan dependen. Variabel
disebut Juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri
akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau
ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator
yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator
yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin
kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila Peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
d. Variabel intervening hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is
thatfactor that theorectically the observed phenomenon but cannot be seen, measure,
or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini
merupakan variabel penyeIa/antara yang terletak di antara variabel independen dan
dependen, sehingga van'abel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
 Pada contoh berikut dikemukakan bahwa tinggi rendaimya
Penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup
(panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variabel antaranya, yaitu yang berupa
gaya hidup seseorang. Antara vanabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat
variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal
E. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti
dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saj a. Pola
hubmgan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma
penelitian.
Jadi pamdigma penelitian dalam hal.ini dapat diartikan, pikir yang menunjukkan hubungan
antara variable yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis statistik yang akan
digunakan. Berdasarkan bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif penelitian survey
seperti gambar berikut:
1. Paradigma Sederhana
2. Paradigma sederhana berurutan
3. Paradigma ganda dengan dua Variabel Independen
4. Paradigma ganda dengan Tiga Variabel Independen
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
6. Paradigma ganda dengan Dua variabel Indrpenden dan dua Dependen
7. Paradigma Jalur
F. Menemukan Masalah
Pada dasamya setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah
akan dimasalahkan oleh orang lain,(hanya orang gila yang tidak mempunyai masalah).
Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan masalah yang betul-betul masalah
bukanlah pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila masalah penelitian telah ditemukan, maka
pekeljaan penelitian telah 50° 0 selesai. Dengan demikian pekeijaan menemukan masalah
merupakan 50% dari kegiatan penelitian.
BAB 3
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian
(Sumadi Suryabrata,1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai
dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan
teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapat data.
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh Neumen (2003), Teori
adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat
fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga dapat
berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa, Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan
proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena.
Sitirahayu Haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang
penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang
ada.
Mark (1963), dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori.
Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat
dibedakan antara lain:
1. Teori yang deduktif
Memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu
kea rah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif
Cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang
positivistic ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional
Adanya interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi
pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:
1. Teori menunjuk pada sekelompok suatu hukum yang logis, sifat hubungan yang deduktif,
dan suatu hubungan yang antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat
diramal sebelumnya.
2. Suatu rangkuman yang tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara
empiris dalam suatu bidang tertentu.
3. Suatu teori juga menunjukkan suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori
yaitu diperoleh dengan jalan yang sistematis, harus di uji kebenarannya, bila tidak, maka itu
bukan suatu teori.
Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation),
meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
Dalam bidang Administrasi Pendidikan ada beberapa para ahli mengemukakan, seperti pada
Hoy dan Miskel (2001), komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan
istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Sedangkan asumsi merupakan
pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Berikut ini diberikan contoh asumsi
dalam bidang administrasi pendidikan.
1. Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam organisasi.
2. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam
organisasi sosial.
Setiap teori akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu terjadi apabila teori sudah
tidak relevan dan kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah.
B. Tingkatan dan Fokus Teori
Numan (2003), mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu, micro, meso, dan macro,
sedangkan fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif, teori formal, dan middle
range theory.
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data
adalah teori subtantif.
C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian
Cooper and Schundler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah:
1. Theory narrows the range of fact we need to study.
2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning.
3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in
the most meaningful way.
4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that
lie beyond immediate observation.
5. Theory can be used to predict further fact that should be found.
Ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly, adalah:
1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically.
2. A theory mus be compatible both with observation and with previously validated theory.
3. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explains the most in the
simplest form.
4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationship.
D. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan
sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/ dideskripsikan,
akan tergantung pada luasnya permasalahan clan secara teknis tergantung pada jumlah variabel
yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen,
maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok
teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu,
semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu
dikemukakan. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel
yang diteliti, melalui pendeiinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel
yang akan diteliti menj adi lebih jelas dan terarah.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber baca’an (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian,
Skn'psi, Tesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiaP variabel
yang diteliti.
3. Lihat dafiar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti. (Untuk referensi yang bcrbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian,
permasalahan, teori yang digunalgan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara
satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih deiinisi yang sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa,
renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang
dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang diglmakan sebagai
landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
E. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diidentiflkasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut
berkenaan dua variabel atau lebih, Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau
lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis
untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besama variabel yang diteliti
(Sapto Haryoko, 1999).
Berdasarkan gambar 3.1 tersebut dapat diberi penjelasan sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang diteliti.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berflkir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan tcrlebih dulu variabel penelitiannya.
Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak
untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. ‘
2. Membaca Buku dan HasiI Penelitian (HP)
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks', ensiklopedia, dan
kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi,
Tesis, dan Disertasi.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan
dengan variabel yang djteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, deiinisi
terhadap masing~ masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap
variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. .
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kn'tis terhadap teoriteori dan hasil penelitian
yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil
penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak,
karena sering tetjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian dj dalam
negeri.
5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penélitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang
lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif inj
peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila
dipandang terlalu luas.
6. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap tcori-teori dan basil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, ‘ selanjutnya pencliti dapat melakukan sintesa atau
kesimpulan semcntara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berflkir yang selanjutnya dapat digunakan untuk memmuskan
hipotesis.
7. Kerangka Bedikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya d_isusun
kerangka berflkir. Kerangka berkair yang dihasilkan dapat berupa kerangka berflkir yang
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berflkir asosiatif dapat
menggunakan kalimat: jika begim' maka akan begitu; Jika guru kompeten, maka hasil belajar
akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kery’a sekolah akan baik. Jika
keszakan 'pendidikan dilaks'anakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia
akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berf1kir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berlikir
berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi ”, maka hipotesisnya berbunyi
“ada hubungan yang positif dan signiiikan antara kompetensi guru dengan hasil belajat” Bila
kerangka beriikirberbunyi “Karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi
pembelajaran yang tinggi, makakualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan lembaga Pendidikan B yang teknologi pembelajarannya renda ,” maka hipotesisnya
berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan
A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan
lembaga pendidikan B”.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berflkir yang baik, memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berlikir harus dapat menunjukkan adalah menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu
positif atau negatit; berbentuk simetn’s, kausal atau interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma
penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam
penelitian.
F. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti
mengemukakan landasan teori dan kerangka berIikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap
penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering
tidak perlu merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empiris dengan data. Penelitian yang memmuskan hipotesis adalah penelitian
yang menggunakan pendekatan lmantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dimmuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut
akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian
hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada,
bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak
ada hipotesis statistik.
1. Bentuk-bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila
dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu:
rumusan masalah deskrzptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatzf
(hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis
deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh: l) Rumusan Masalah Deskriptif
a) Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK?
b) Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi negeri? ‘
2) Hipotesis Deskriptif
Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 5 jam/hari (Ho). Ini
mempakan hipotesis n01, karena daya tahan berdiri karyawan lulusn SMK yang ada pada
sampél diharapkfl“ tidak berbeda secara signiflkan dengan daya tahan yang ada pada
pOpulasi. (angka 6 jam/hari merupakann angka basil pengamawn Sementara). Hipotesis
alternatifnya adalah: Daya tahan karyaWan .tokoilulusan SMK :t 600 jam. “Tidak sama
dengan” ini bisa berartl lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam. ‘
3) Hipotesis Statistik (hanya adé bila berdasarkan data sampel)
Ho : p = 6 jam/hari Ha : p at 6 jam/hari p : Adalah nilai rata-rata populasi yang
dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.
Untuk rumusan masalah no. 2) hipotesis nolnya bisa berbentuk demikian.
a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri = 75% dari kriteria ideal yang
ditetapkan.
b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 60% dari kriteria
ideal yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti lebih besar atau sama dengan 2).
c) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling banyak 60° 0 dari kriteria
ideal yang ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan S).
Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis mana yang dipilih
tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada obyek. Hipotesis
altematifnya masing-masing adalah:
a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri ¢ 75% b) Semangat belajar
mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75%
b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negéri > 75%
c) Hipotesis statistik adalah (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
b. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban semezntara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini vanabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang
berbeda, atau keadaan itu texjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh: 1) Rumusan Masalah Komparatif
Bagaimanakah presasi belajar mahaiswa Perguruan Tinggi X biIa dibandingkan dengan
perguruan tinggi Y?
c.Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawab masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis.
Pada bab dua telah disampaikan paradigma penelitian. Dengan paradigma penelitian itu,
peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk merumuskan masalah, dan hipotesis
penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data
dan analisis.
Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penehtlan, yaitu
masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan
hipotesis penelitian.
3. Karakteristik Hipotesis yang Baik
Merupakan dugaan terhadap keadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variabel, pada
berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
(Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan).
a. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
b. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
BAB 12
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Penelitian
Dua hal utama yang mmpengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian,
dan kualitas pengumpulan data.
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas berkenaan dengan validitas dan rehabilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner.
Dalam penelitian kulaikatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu
peneliti sebagai instrumen harus “divalidasi”. Validasi meliputi validasi pemahaman terhadap
penelitian kualikatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti yang
dimasukin obyek.
B. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan
berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan degan
alamiah, pada laboraotarium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga pendidikan
dan kependidikan, di rumah dengan berbagai responden. Dilihat dari sumber datanya,
pengumpulan data menggunakan sumber primer memberikan data adalah sumber yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
1. Pengumpulan data dengan observasi
Observasi adalah semua ilmu pengetahuan Nasution (1988). Macam-macam observasi
adalah sebagai berikut:
a. Observasi Partisipatif
Peneliti akan terlibat dengan kegiatan sehati-hari orang yang diamati. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang didapat akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat maknanya dari setap perilaku yang tampak.
Observasi ini digolongkan menjadi 4, yaitu partisipasi pasif, moderat, observasi aktif,
dan observasi yang lengkap.
b. Observasi terus terang atau tersamar
Peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak
harus terus terang atau tersamar dalam observasi, dalam hal ini kemungkian data yang
diinginkan bersifat rahasia.
c. Observasi Tak Berstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Dalam pengamatan peniliti tidak menggunakan
instrumen yang tela baku, tetapi hanya berupa rambu-rambupengamatan.
Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahw manfaat observasi adalah sebagai
berikut.
1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau
menyeluruh.
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan atau discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan
karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara kerena bersifat sensitif atau ingin ditutupi
karena dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar pesepsi responden,
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.
6. Melalui pengamatan di lapangan, peniliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya,
tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang
diteliti.
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan
situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities
(aktivitas).
1. Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
2. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
3. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga apa yang dapat kita amati adalah:
1. Space: ruang dalam aspek fisiknya.
2. Actor: yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial.
3. Activity: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang.
4. Object: yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu.
5. Act: yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu.
6. Event: yaitu rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang.
7. Time: yaitu urutan kegiatan.
8. Goal: yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-orang.
9. Feeling: emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh orang-orang.
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2) observasi
terfokus 3) observasi terseleksi, adalah sebagai berikut :
1.) Observasi deskripsif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek
penelitian. Peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi
terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil
dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata.
2.) Observasi Terfokus
Pada tahapan ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang
telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.
3.) Observasi terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya
lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini
peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/ perbedaan dan kesamaan antar
kategori, serta menemukan hubungan antara satu kotegori dengan kategori yang lain. Pada
tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau
hipotesis. Menurut Spradley, observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation.
2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview
Esterberg (2002) mendefinisikan interview/ Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dakan suatu topik tertentu.
a. Macam-macam Interview/wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara
terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
1) Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh.
2) Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di
mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
3) Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya.
b. Langkah-langkah wawancara
Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2) Menyiapkan pokok-pok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara
4) Melangsungkan alur wawancara
5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Molleong (2002) menggunakan enam jenis pertanyaan yang saling
berkaitan yaitu:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4. Pertanyaan tentang pengetahuan
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6. Pertanyaan berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi
d. Alat-alat wawancara
1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat digunakan untuk
membantu mencatatn data hasil wawancara.
2. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tap recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kenapa informan apakah
dibolehkan atau tidak.
3. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan
penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.
3. Pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.
4. Triangulasi
Pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber lain.

More Related Content

What's hot

Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisSri Handayani
 
Makalah penelitian ke 3
Makalah penelitian ke 3Makalah penelitian ke 3
Makalah penelitian ke 3ranti silvia
 
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah Assagaf
 
konsep dan teori tentang pengetahuan tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...
konsep dan teori tentang pengetahuan  tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...konsep dan teori tentang pengetahuan  tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...
konsep dan teori tentang pengetahuan tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...AlberstofRadjah
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisNajibatul Labibah
 
Kedudukan teori dalam penelitian sosial
Kedudukan teori dalam penelitian sosialKedudukan teori dalam penelitian sosial
Kedudukan teori dalam penelitian sosialA Pascal
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional pptAge Hadi
 
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisKerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisherniherni
 
Metode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualMetode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualadejuve
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabAnNa Luph Black
 
PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisNona Zesifa
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2newmegapro
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)Islamic Studies
 
Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifNona Nurfiah
 
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianUniversitas Negeri Makassar
 

What's hot (20)

Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
 
Makalah penelitian ke 3
Makalah penelitian ke 3Makalah penelitian ke 3
Makalah penelitian ke 3
 
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
Aminullah assagaf p1 7-metode penelitian_10 juli 2021
 
konsep dan teori tentang pengetahuan tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...
konsep dan teori tentang pengetahuan  tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...konsep dan teori tentang pengetahuan  tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...
konsep dan teori tentang pengetahuan tahap-tahap penelitian kuantitatif, kua...
 
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan HipotesisKerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis
 
Kedudukan teori dalam penelitian sosial
Kedudukan teori dalam penelitian sosialKedudukan teori dalam penelitian sosial
Kedudukan teori dalam penelitian sosial
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
 
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesisKerAngka konsep, variabel dan hipotesis
KerAngka konsep, variabel dan hipotesis
 
Metode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kualMetode penelitian kuant & kual
Metode penelitian kuant & kual
 
Penelitian kualitatif1
Penelitian kualitatif1Penelitian kualitatif1
Penelitian kualitatif1
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
 
Penelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gabPenelitian kuantitatif gab
Penelitian kuantitatif gab
 
PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
 
Metode penelitian first
Metode penelitian firstMetode penelitian first
Metode penelitian first
 
Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2Kerangka konsep hipotesis.do2
Kerangka konsep hipotesis.do2
 
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
DESAIN PARCIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)
 
Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
 
Variabel penelitian
Variabel penelitianVariabel penelitian
Variabel penelitian
 
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
Metode Korelasional 2 (Psikologi Umum)
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 

Similar to [Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)

PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptxPPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptxFutriAuliya
 
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisIrti Andraini
 
Mpa pertemuan 1 a
Mpa pertemuan 1 aMpa pertemuan 1 a
Mpa pertemuan 1 aanis fuad
 
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxChapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxerlyndakasim2
 
Metode peneltian unsur unsur penelitian survai
Metode peneltian unsur unsur penelitian survaiMetode peneltian unsur unsur penelitian survai
Metode peneltian unsur unsur penelitian survai45454567
 
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...rizka lailatul fitriya
 
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdfAbdulMuttalib31
 
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxMetodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxAgusHartawan41
 
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanMetode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanYohanaMagdalenaK
 
Kelompok_2_MetPen.pptx
Kelompok_2_MetPen.pptxKelompok_2_MetPen.pptx
Kelompok_2_MetPen.pptxIlham58558
 
Langkah – langkah penelitian deskriptif
Langkah – langkah penelitian deskriptifLangkah – langkah penelitian deskriptif
Langkah – langkah penelitian deskriptifnorma976405
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-newNovia Widya
 
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptx
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptxPPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptx
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptxIlham58558
 

Similar to [Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5) (20)

PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptxPPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
PPT PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN.pptx
 
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
 
Mpa pertemuan 1 a
Mpa pertemuan 1 aMpa pertemuan 1 a
Mpa pertemuan 1 a
 
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptxChapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
Chapter 5_Veronika Irma dan Yulia Febronia Moi.pptx
 
Metode peneltian unsur unsur penelitian survai
Metode peneltian unsur unsur penelitian survaiMetode peneltian unsur unsur penelitian survai
Metode peneltian unsur unsur penelitian survai
 
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya  prof. dr. sugio...
Rangkuman bab 2, 3 dan 12 metode penelitian pendidikan karya prof. dr. sugio...
 
P3 metode penelitian
P3 metode penelitianP3 metode penelitian
P3 metode penelitian
 
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
2. PPT Materi Ajar Metodologi Penelitian (Ganjil 2018-2019).pdf
 
Contoh
ContohContoh
Contoh
 
Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxMetodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
 
Materi IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMKMateri IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMK
 
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi KeperilakuanMetode Risat Akuntansi Keperilakuan
Metode Risat Akuntansi Keperilakuan
 
M2
M2M2
M2
 
Metode+penelitian+06
Metode+penelitian+06Metode+penelitian+06
Metode+penelitian+06
 
Kelompok_2_MetPen.pptx
Kelompok_2_MetPen.pptxKelompok_2_MetPen.pptx
Kelompok_2_MetPen.pptx
 
Langkah – langkah penelitian deskriptif
Langkah – langkah penelitian deskriptifLangkah – langkah penelitian deskriptif
Langkah – langkah penelitian deskriptif
 
Variabel penelitian-new
Variabel penelitian-newVariabel penelitian-new
Variabel penelitian-new
 
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptx
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptxPPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptx
PPT METPEN KELOMPOK 2 - MEYSHA, ILHAM.pptx
 

Recently uploaded

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)

  • 1. BAB 2 PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN A. Proses Penelitian Kuantitatif Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, atau potensi. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, dan ditunjukkan dengan data yang valid. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian. B. Masalah Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Emory (1985) menyatakan bahwa, baik penelitian murni maupun terapan,semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah.  Sumber masalah Masalah dapat diartikan sebagai penyimpanan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila 1. Terdapat penyimpanan antara pengalaman dengan kenyataan 2. Terdapat penyimpanan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan 3. Adanya pengaduan, dan 4. Ada kompetisi C. Rumusan Masalah Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.  Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian Bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu: 1. Rumusan masalah deskriptif 2. Rumusan masalah komperatif 3. Rumusan masalah asosiatif Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: 1. Hubungan simetris 2. Hubungan kausal 3. Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik 4. Rumusan masalah komparatif-asosiatif
  • 2. D. Variabel Penelitian 1. Pengertian Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka Jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu 'yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, h, kepemimpinan, disiplin kerj a, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran," bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari obyek. Struktur organisasi model pendelegasian, kepemimpinan, pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerj a, deskripsi pekerjaan, kebijakan, adalah merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian jugaprestasi belajar, kemampuan guru dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya prestasi belajar dari sekelompok murid tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data obyek yang bervariasi. 2. Macam-macam variable a. Variable Independen b. Variable dependen c. Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara Variabel independen dengan dependen. Variabel disebut Juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila Peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar. d. Variabel intervening hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An intervening variable is thatfactor that theorectically the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyeIa/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga van'abel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
  • 3.  Pada contoh berikut dikemukakan bahwa tinggi rendaimya Penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini ada variabel antaranya, yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara vanabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal E. Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saj a. Pola hubmgan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian. Jadi pamdigma penelitian dalam hal.ini dapat diartikan, pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif penelitian survey seperti gambar berikut: 1. Paradigma Sederhana 2. Paradigma sederhana berurutan 3. Paradigma ganda dengan dua Variabel Independen 4. Paradigma ganda dengan Tiga Variabel Independen 5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen 6. Paradigma ganda dengan Dua variabel Indrpenden dan dua Dependen 7. Paradigma Jalur F. Menemukan Masalah Pada dasamya setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah akan dimasalahkan oleh orang lain,(hanya orang gila yang tidak mempunyai masalah). Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan masalah yang betul-betul masalah bukanlah pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila masalah penelitian telah ditemukan, maka pekeljaan penelitian telah 50° 0 selesai. Dengan demikian pekeijaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian.
  • 4. BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata,1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapat data. Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh Neumen (2003), Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa, Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sitirahayu Haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Mark (1963), dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain: 1. Teori yang deduktif Memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu kea rah data akan diterangkan. 2. Teori yang induktif Cara menerangkan dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada kaum behaviorist. 3. Teori yang fungsional Adanya interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut: 1. Teori menunjuk pada sekelompok suatu hukum yang logis, sifat hubungan yang deduktif, dan suatu hubungan yang antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya. 2. Suatu rangkuman yang tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. 3. Suatu teori juga menunjukkan suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
  • 5. Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori yaitu diperoleh dengan jalan yang sistematis, harus di uji kebenarannya, bila tidak, maka itu bukan suatu teori. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala. Dalam bidang Administrasi Pendidikan ada beberapa para ahli mengemukakan, seperti pada Hoy dan Miskel (2001), komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Berikut ini diberikan contoh asumsi dalam bidang administrasi pendidikan. 1. Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam organisasi. 2. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam organisasi sosial. Setiap teori akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu terjadi apabila teori sudah tidak relevan dan kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah. B. Tingkatan dan Fokus Teori Numan (2003), mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu, micro, meso, dan macro, sedangkan fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif, teori formal, dan middle range theory. Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif. C. Kegunaan Teori Dalam Penelitian Cooper and Schundler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah: 1. Theory narrows the range of fact we need to study. 2. Theory suggest which research approaches are likely to yield the greatest meaning. 3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way. 4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation. 5. Theory can be used to predict further fact that should be found. Ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly, adalah: 1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically. 2. A theory mus be compatible both with observation and with previously validated theory. 3. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explains the most in the simplest form. 4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationship.
  • 6. D. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/ dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan clan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang perlu dikemukakan. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendeiinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menj adi lebih jelas dan terarah. Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya. 2. Cari sumber-sumber baca’an (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, Skn'psi, Tesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiaP variabel yang diteliti. 3. Lihat dafiar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang bcrbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunalgan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan). 4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih deiinisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. 6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang diglmakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. E. Kerangka Berfikir Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentiflkasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih, Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besama variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).
  • 7. Berdasarkan gambar 3.1 tersebut dapat diberi penjelasan sebagai berikut: 1. Menetapkan variabel yang diteliti. Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berflkir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan tcrlebih dulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. ‘ 2. Membaca Buku dan HasiI Penelitian (HP) Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks', ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. 3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP) Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang djteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, deiinisi terhadap masing~ masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. . 4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kn'tis terhadap teoriteori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering tetjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian dj dalam negeri. 5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penélitian Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif inj peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. 6. Sintesa kesimpulan Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap tcori-teori dan basil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, ‘ selanjutnya pencliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan semcntara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berflkir yang selanjutnya dapat digunakan untuk memmuskan hipotesis. 7. Kerangka Bedikir Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya d_isusun kerangka berflkir. Kerangka berkair yang dihasilkan dapat berupa kerangka berflkir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berflkir asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begim' maka akan begitu; Jika guru kompeten, maka hasil belajar
  • 8. akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kery’a sekolah akan baik. Jika keszakan 'pendidikan dilaks'anakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi. 8. Hipotesis Berdasarkan kerangka berf1kir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berlikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi ”, maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signiiikan antara kompetensi guru dengan hasil belajat” Bila kerangka beriikirberbunyi “Karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, makakualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga Pendidikan B yang teknologi pembelajarannya renda ,” maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B”. Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berflkir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan. 2. Diskusi dalam kerangka berlikir harus dapat menunjukkan adalah menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari. 3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatit; berbentuk simetn’s, kausal atau interaktif (timbal balik). 4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. F. Hipotesis Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berIikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris dengan data. Penelitian yang memmuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan lmantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dimmuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada,
  • 9. bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. 1. Bentuk-bentuk Hipotesis Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskrzptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatzf (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan. a. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh: l) Rumusan Masalah Deskriptif a) Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK? b) Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi negeri? ‘ 2) Hipotesis Deskriptif Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 5 jam/hari (Ho). Ini mempakan hipotesis n01, karena daya tahan berdiri karyawan lulusn SMK yang ada pada sampél diharapkfl“ tidak berbeda secara signiflkan dengan daya tahan yang ada pada pOpulasi. (angka 6 jam/hari merupakann angka basil pengamawn Sementara). Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan karyaWan .tokoilulusan SMK :t 600 jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berartl lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam. ‘ 3) Hipotesis Statistik (hanya adé bila berdasarkan data sampel) Ho : p = 6 jam/hari Ha : p at 6 jam/hari p : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel. Untuk rumusan masalah no. 2) hipotesis nolnya bisa berbentuk demikian. a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri = 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan. b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti lebih besar atau sama dengan 2). c) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling banyak 60° 0 dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih kecil atau sama dengan S). Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu saja, dan hipotesis mana yang dipilih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pada obyek. Hipotesis altematifnya masing-masing adalah: a) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri ¢ 75% b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75%
  • 10. b) Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negéri > 75% c) Hipotesis statistik adalah (hanya ada bila berdasarkan data sampel) b. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban semezntara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini vanabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu texjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: 1) Rumusan Masalah Komparatif Bagaimanakah presasi belajar mahaiswa Perguruan Tinggi X biIa dibandingkan dengan perguruan tinggi Y? c.Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah jawab masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis. Pada bab dua telah disampaikan paradigma penelitian. Dengan paradigma penelitian itu, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis. Pada setiap paradigma penelitian minimal terdapat satu rumusan masalah penehtlan, yaitu masalah deskriptif. Berikut ini contoh judul penelitian, paradigma, rumusan masalah dan hipotesis penelitian. 3. Karakteristik Hipotesis yang Baik Merupakan dugaan terhadap keadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variabel, pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan). a. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. b. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
  • 11. BAB 12 INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA A. Instrumen Penelitian Dua hal utama yang mmpengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas berkenaan dengan validitas dan rehabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner. Dalam penelitian kulaikatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen harus “divalidasi”. Validasi meliputi validasi pemahaman terhadap penelitian kualikatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti yang dimasukin obyek. B. Teknik Pengumpulan Data Tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan degan alamiah, pada laboraotarium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan berbagai responden. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data menggunakan sumber primer memberikan data adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 1. Pengumpulan data dengan observasi Observasi adalah semua ilmu pengetahuan Nasution (1988). Macam-macam observasi adalah sebagai berikut: a. Observasi Partisipatif Peneliti akan terlibat dengan kegiatan sehati-hari orang yang diamati. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang didapat akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat maknanya dari setap perilaku yang tampak. Observasi ini digolongkan menjadi 4, yaitu partisipasi pasif, moderat, observasi aktif, dan observasi yang lengkap. b. Observasi terus terang atau tersamar Peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak harus terus terang atau tersamar dalam observasi, dalam hal ini kemungkian data yang diinginkan bersifat rahasia. c. Observasi Tak Berstruktur
  • 12. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam pengamatan peniliti tidak menggunakan instrumen yang tela baku, tetapi hanya berupa rambu-rambupengamatan. Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahw manfaat observasi adalah sebagai berikut. 1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. 2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. 4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara kerena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar pesepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peniliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti. Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas). 1. Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. 2. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu. 3. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Tiga elemen utama tersebut, dapat diperluas, sehingga apa yang dapat kita amati adalah: 1. Space: ruang dalam aspek fisiknya. 2. Actor: yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial. 3. Activity: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang. 4. Object: yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu. 5. Act: yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu. 6. Event: yaitu rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang. 7. Time: yaitu urutan kegiatan. 8. Goal: yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-orang. 9. Feeling: emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh orang-orang.
  • 13. Menurut Spradley (1980) tahapan observasi ada tiga yaitu 1) observasi deskriptif, 2) observasi terfokus 3) observasi terseleksi, adalah sebagai berikut : 1.) Observasi deskripsif Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Peneliti melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam, oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata. 2.) Observasi Terfokus Pada tahapan ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. 3.) Observasi terseleksi Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/ perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kotegori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. Menurut Spradley, observasi terseleksi ini masih dinamakan mini tour observation. 2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview Esterberg (2002) mendefinisikan interview/ Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dakan suatu topik tertentu. a. Macam-macam Interview/wawancara Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. 1) Wawancara terstruktur (structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. 2) Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. 3) Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
  • 14. b. Langkah-langkah wawancara Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2) Menyiapkan pokok-pok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3) Mengawali atau membuka alur wawancara 4) Melangsungkan alur wawancara 5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. c. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara Patton dalam Molleong (2002) menggunakan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu: 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat 3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 4. Pertanyaan tentang pengetahuan 5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera 6. Pertanyaan berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi d. Alat-alat wawancara 1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat digunakan untuk membantu mencatatn data hasil wawancara. 2. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tap recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kenapa informan apakah dibolehkan atau tidak. 3. Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. 3. Pengumpulan data dengan dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. 4. Triangulasi Pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber lain.