SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Paradigma matematika | 1
MAKALAH
PARADIGMA MATEMATIKA
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen pengampu: Indrya Mulyaningsih, M. Pd.
Disusun oleh:
Nida Hilyatul Mudrikah
(14121530631)
Matematika-C/ II
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
Paradigma matematika | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tidak sedikit orang yang bilang bahwa matematika itu pelajaran yang
sulit. Banyak orang yang bilang bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran
yang sulit. para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan
momok dalam dunia pendidikan.hal itu terbukti dengan banyaknya nilai jelek
yang terjadi dalam kebanyakan nilai ulangan harian maupun ulangan uan. dan
juga hasil survey pendapat yang diadakan kebnyakan siswa berpendapat bahwa
pelajaran matematika meruakan pelajaran yang sukar dan membosankan.
Paradigma ini perlu dibenahi agar dapat menjadikan matematika
sebagai pelajaran yang digemari oleh kalangan pelajar. Banyak sekali metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
B. Rumusan masalah
 Apa sajakah mitos mengenai matematika yang berkembang di
masyarakat ?
 Bagaimana paradigma mengenai matematika di kalangan berbagai
pihak ?
 Bagaimana cara mengubah paradigma negatif tentang matematika ?
 Metode pembelajaran apa saja yang bisa diterapkan pada matematika ?
C. Tujuan masalah
 Untuk mengetahui mitos matematika yang berkembang di masyarakat.
 Mampu menjelaskan paradigma matematika di kalangan masyarakat.
 Dapat mengubah paradigm negatif tentang matematika.
 Mengetahui metode pembelajaran yang bisa diterapkan pada
matematika.
Paradigma matematika | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang matematika
Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Nah, jika
menilik artinya secara harafiah, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak suka atau takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka
matematika itu berarti kita tidak suka belajar. Kalau kita selama ini masih
menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum mengenal
apa itu matematika.
Menurut Morris Kline 1
bahwa jatuh bangunnya suatu Negara dewasa
ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika dan Slamet Imam Santoso2
mengemukakan bahwa fungsi matematika dapat merupakan ketahanan
Indonesia dalam abad 20 di jalan raya, bangsa-bangsa.
Untuk mengenal matematika lebih dekat, lebih dulu kita mesti
mengetahui ciri-ciri atau mengenali sifat-sifatnya. Matematika itu memiliki
beberapa ciri-ciri penting. Pertama, memiliki obyek yang abstrak. Berbeda
dengan ilmu pengetahuan lain, matematika merupakan cabang ilmu yang
spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung
dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda-
benda pikir yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep matematika memiliki pola pikir deduktif dan
konsisten. Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya dan
dianggap saja benar. Dalam matematika, anggapan-anggapan yang dianggap
benar itu dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan aksioma ini dapat
1
Jujun S. Suriasumantri, Opcit. Hal. 172
2
Ibid., hal. 225
Paradigma matematika | 4
digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan lain, dan
pernyataan ini disebut teorema. Dari aksioma dan teorema atau dari teorema
dan teorema kemudian dapat diturunkan teorema lain. Akhirnya matematika
merupakan kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua
jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema.
Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan
empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam
perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak.3
Obyek
matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu
berperan dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu
cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
Selebihnya, kalau lah ada pengetahuan yang tampaknya benar, namun
belum dapat dibuktikan, maka butir pengetahuan itu belum dianggap kebenaran
dan hanya berupa suatu "takhayul" yang masih perlu dibuktikan. (Andi Hakim
Nasution: 2001). Dengan kata lain, kebenaran konsistensi matematika adalah
kebenaran dari suatu pernyataan tertentu yang didasarkan pada kebenaran-
kebenaran pernyataan terdahulu yang telah diterima sebelumnya.
Sehingga satu sama lain tidak mengalami pertentangan.
Disiplin utama dalam matematika awalnya didasarkan pada kebutuhan
perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa
dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga
pembagian umum bidang matematika, yaitu studi tentang struktur, ruang dan
perubahan.
Studi tentang struktur dimulai dengan bilangan, seperti tentang
bilangan asli dan bilangan bulat serta operasi arimetikanya, yang semuanya itu
dijabarkan dalam aljabar dasar. Sedangkan teori bilangan, aljabar linier, aljabar
abstrak, struktur aljabar merupakan bagian lanjut dari studi tentang struktur ini,
yang akan dijumpai ketika seseorang studi lebih mendalam tentang matematika
diperguruantinggi.
3
Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8
Paradigma matematika | 5
Sedangkan ilmu tentang ruang berawal dari geometri, yaitu geometri
Euclid dan trigonometri dari ruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke
dimensi lainnya), kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Non-
euclid yang memegang peran sentral, salah satunya dalam teori relativitas
umum.
Sementara kalkulus merupakan satu contoh bagian dari matematika
yang digunakan untuk memahami dan mendiskripsikan perubahan pada
kuantitas yang dapat dihitung. Konsep utama yang digunakan untuk
menjelaskan perubahan variabel adalah fungsi. Banyak permasalahan yang
berujung secara alamiah pada hubungan antara kuantitas dan laju
perubahannya, dan metode untuk memecahkan masalah ini adalah topik
bahasan dari persamaan differensial.
Dan tentu masih banyak lagi yang lain seperti analisis real, analisis
kompleks, maupun analisis fungsional yang belum akan dipelajari di bangku
SMA. Untuk menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, dikembangkan
bidang teori pasti, logika matematika dan teori model. Saat pertama kali
komputer disusun, beberapa konsep teori yang penting dibentuk oleh
matematikawan dan telah memicu munculnya bidang teori komputabilitas,
teori kompleksitas komputasional, teori informasi dan teori informasi
algoritma.
Nama umum untuk bidang-bidang penggunaan matematika dalam
ilmu komputer ini adalah matematika diskret. Bidang-bidang penting dalam
matematika terapan antara lain adalah statistik, yang menggunakan teori
probabilitas sebagai alat untuk memberikan deskripsi, analisis dan perkiraan
fenomena dan digunakan dalam hampir seluruh ilmu pengetahuan.
B. Mitos tentang matematika
Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang wajib dipelajari di
sekolah. Dari sekian penelitian yang diadakan bisa ditarik kesimpulan bahwa
Matematika merupakan masalah besar bagi para siswa. Kecenderungan
terhadap hal ini memang menjadi salah satu tantangan besar, khususnya bagi
Paradigma matematika | 6
para pendidik dan pengajar mata pelajaran yang berkaitan. Pandangan
masyarakat terhadap matematika yang menyatakan bahwa matematika
merupakan mata pelajaran yang sulit tumbuh dan mengakar kuat di benak kita
semua. Tak terkecuali bagi para siswa.
Dibawah ini akan diterangkan mengenai mitos yang berkembang di
kalangan masyarakat:
1. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sukar dipelajari
Matematika tidak sesulit yang dibayangkan. Sebenarnya tingkat
kesukaran suatu subjek pelajaran dilihat dari minat peserta didik itu
sendiri. Kalau dari awal sudah mulai menjustivikasi pelajaran
matematika itu sulit pasti akan terasa sulit.
2. Banyak rumus yang harus dihafalkan
Ciri mendasar dari matematika memang rumus akan tetapi tidak
semua rumus harus dihafal. Dalam mempelajari ilmu matematika
diperlukan adanya pemahaman konsep. Dengan memahami suatu konsep
rumus pun tak harus lagi di hafal.
3. Harus cepat dalam menghitung
Matematika memang berkaitan dengan hitung-menghitung seperti
yang mutlak harus dikuasai waktu di SD dulu. Tapi menginjak SMP dan
SMA hitung-menghitung hanyalah alat bantu untuk menemukan solusi
pemecahan masalah Matematika. Proses analisis penalaran terhadap
masalah atau soal sehingga bisa menemukan cara dan model Matematika
lalu diselesaikan menggunakan konsep menghitung. Jadi peranan
penalaran dan pemahaman konsep adalah satu hal yang menjadi titik
berat dalam Matematika.
4. Matematika adalah ilmu abstrak, tidak jelas penerapan dalam kehidupan.
5. Matematika itu membosankan
Matematika sangatlah menyenangkan bila kita sudah menjadikan
matematika menjadi salah satu alat untuk menemukan solusi terhadap
sebuah permasalahan tertentu. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
matematika adalah mengubah permasalahan menjadi model matematika
Paradigma matematika | 7
sehingga bisa ditemukan solusinya menggunakan penalaran dan
pemahaman konsep matematika. Dalam proses penemuan jawaban dan
solusi tidak terikat pada satu cara saja, melainkan ada banyak metode dan
langkah penyelesaian yang bisa dikerjakan.
C. Paradigma negatif tentang matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari
bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan
respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai
pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan,
sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran
yang satu ini. Didasari dengan ketakutan ini akhirnya banyak siswa yang
menjustivikasi bahwa semua materi matematika itu sulit. Sehingga, paradigma
negatif bahwa matematika itu membosankan, sulit dipahami, dan tidak menarik
tertanam kuat pada diri siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaali
dalam Surdika (1998: 2) menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika di
sekolah menengah sama dengan sekolah dasar yaitu relatif rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain, yang disebabkan oleh rendahnya
minat belajar siswa.
Faktor yang membuat matematika dipandang negatif oleh para peserta
didik4
:
1. Faktor matematika itu sendiri
Belajar matematika menuntut kemampuan dalam berhitung,
menganalisa, dan lain-lain. Sedangkan kebanyakan siswa lebih memilih
membaca dan menghafal daripada berhitung.
2. Guru
Seorang guru memegang peranan penting dalam pengajaran dan
pendidikan pada siswanya. Paham atau tidaknya siswa kepada materi
pembelajaran tergantung kepada gurunya. Bagaimana guru
menyampaikan materi dan bagaimana guru menciptakan suasana belajar
4
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar. Hal. 103.
Paradigma matematika | 8
di dalam kelas, memiliki pengaruh besar terhadap tingkat pemahaman
siswa. Sementara itu, kebanyakan guru matematika kurang disukai. Jadi,
bagaimana mungkin siswa akan menyukai matematika jika mereka tidak
menyukai guru yang mengajar.
3. Siswa
Secara turun temurun matematika dianggap sebagai musuh besar
bagi para siswa karena tingkat kesulitan yang dimilikinya. Hal ini telah
tersugesti kepada setiap siswa sehingga sebelum mencoba, mereka
menganggapnya sulit. Hal ini dibarengi dengan rendahnya motivasi siswa
untuk mampu menyelesaikan soal matematika. Padahal sesungguhnya,
jika ada sedikit motivasi untuk mencoba, mereka dapat menemukan
bahwa matematika itu menyenangkan.
D. Mengubah paradigma negatif matematika
Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami
perubahan paradigma. Terdapat kesadaran yang kuat, terutama di kalangan
pengambil kebijakan, untuk memperbaharui pendidikan matematika.
Tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa
dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk studi lanjut
maupun untuk memasuki dunia kerja (Sutarto Hadi: 2008).
Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik
sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa
harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu
tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah
perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan
indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri5
.
Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif
dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima
5
JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 4
Paradigma matematika | 9
gagasan dan orang lain, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni,
2000).
Selama ini matematika matematika dianggap sebagai pelajaran
yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi
yang berkembang di masyarakat tentang matematika. Anggapan banyak orang
bahwa matematika pelajaran yang sulit tanpa disadari telah mengkooptasi
pikiran siswa. Sehingga siswa juga beranggapan demikian, ketika berhadapan
dengan matematika. Pandangan bahwa matematika ilmu yang kering, abstrak,
teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit dan
membingungkan.6
Anggapan ini ikut membentuk persepsi negatif siswa
terhadap matematika. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara
objektif lagi.
Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahun kehilangan sifat
netralnya (HJ Sriyanto: 2008). Tentu saja anggapan yang berkembang di
masyarakat tidak dapat disalahkan begitu saja. Anggapan itu muncul karena
pengalaman yang kurang menyenangkan terhadap pembelajaran matematika.
Anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit juga diperparah oleh sikap
guru ketika pembelajaran berlangsung. Sikap guru yang pemarah, suka
mencela, suka menghukum dan kalau mengajar terlalu cepat dan monoton
memperparah kondisi ini.
Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit,
harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada
paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung
didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta
tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru
membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam.
Pembelajaran matematika dilakukan dengan pola instruksi, bukan
konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan.7
Bahkan tanpa memberi kesempatan
6
Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8.
7
JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 13
Paradigma matematika | 10
pada siswa untuk menentukan sendiri arah mana siswa ingin berekplorasi
dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.akibatnya
pembelajaran matematika di sekolah hanya bersifat hafalan dan bukan melatih
pola pikir. Kedua guru harus merubah paradigma tentang matematika.
Matematika bukan sekedar alat bagi ilmu yang lain, tapi matematika juga
merupakan aktivitas manusia.8
Hans Freudental berpendapat bahwa matematika merupakan
aktivitas insani (mathematics as human activity). Menurutnya siswa tidak bisa
di pandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi (passive
receivers of ready-made mathematics). Siswa harus diberi kesempatan untuk
menemukan kembali matematika di bawah bimbingan orang dewasa
(Gravemeijer, 1994).
Selain itu guru dapat memberikan selingan ketika pembelajaran
berlangsung. Selingan dalam pembelajaran matematika dapat berupa teka-teki
matematika, permainan matematika dan menceritakan kisah-kisah matematika.
Misalnya kisah thales yang ketika berada di Mesir, diminta oleh raja untuk
menentukan tingginya sebuah piramid. Thales pun menanti suatu saat disiang
hari ketika bayangan tubuhnya sama panjang dengan tinggi tubunya sendiri.
Kemudian mengukur panjang bayangan piramid yang tentu saja sama panjang
dengan tinngi piramid.
Masih banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang
matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya
juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan
mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru
tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru
diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok
bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.9
.
8
Muhibbi Syah, Psikologi Belajar. Hal. 181.
9
Ibid, hal. 68
Paradigma matematika | 11
E. Teori belajar Matematika
Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia
sehari-hari telah menunjukan hasil nyata seperti dasar bagi desain ilmu teknik
misalnya perhitungan untuk pembangunan antariksa dan di samping dasar
desain ilmu teknik metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran
di bidang social dan ekonomi dapat memberikan warna kepada kegiatan seni
lukis. Arsitektur dan musik.
Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan
teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa
matematika merupakan salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi
tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya.10
Keberhasilan proses balajar mengajar maematika tidak terlepas dari
persiapan peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya
dan bagi peserta didik yang sudah mempunyai minat untuk belajar matematika
akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut.
Pengajaran metematika adalah pemecahan masalah atau yang lebih
mengutamakan proses dari produk, maka teori belajar mengajar yang akan
lebih berperan dalam pemecahan masalah tersebut oleh Prof. ET Russefendi
dibahas hasil penemuan-penemuan para ahli di bidangnya, antara lain:
1. Aliran Latihan Mental
Anak yang belajar harus banyak latihan, semakin banyak, kuat
serta keras latihannya semakin baik.
2. Teori Thorndike
Belajar itu harus dengan pengaitan maksudnya pengaitan antara
pelajaran yang akan dipelajari anak didik dengan pelajaran yang telah
diketahui atau yang dipelajari sebelumnya. Makin kuat kaitannya makin
baik ia belajar. Penekanan teori Thorndike bahwa setiap pelajaran harus
dilatihhapalkan eengan cara stimulus respons berupa hadiah dengan nilai
yang baik dan atau setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada
anak didik, pendidik juga memberikan jawaban.
10
Jujun S. Suriasumantri., op cit. hal. 72.
Paradigma matematika | 12
3. Teori Dewey
Dewey termasuk aliran pendidikan yang progresif dimana Dewey
mengutamakan pada pengertian dan belajar bermakna, maksudnya anak
didik yang belum siap jangan dipaksa belajar. Para pendidik atau oran tua
sebaiknya menunggu kesiapan peserta didik atau anak untuk belajar, atau
dapat dilakukan dengan mengatur suasana pengajaran sehingga siswa
siap untuk belajar.
4. Aliran Psikologi Gestalt
Aliran psikologi Gestalt saling mendukung dengan aliran pengaitan
dari Thorndike dan aliran pendidikan progresif Dewey yaitu pengajaran
ditekankan pada pnegertian belajar bermakna dan pengaitan. Dan
penekanan pada latih hafal yang dilakukan setelah anak didik
memperoleh pengertian.
5. Teori Van Hiele
Penerapan teori Van Hiele diyakini dapat mengatasi kesulitan
belajar siswa dalam geometri. Hal ini disebabkan karena teori Van Hiele
lebih menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap
berpikirsiswa. Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum
matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya.
Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian
abstraksi pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola,
pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik,
geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan
masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor,
dan transformasi. Geometri juga merupakan sarana untuk mempelajari
struktur matematika (Burger & Culpepper, 1993:140).
Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa
percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah
masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat
bernalar secara matematik (Bobango, 1992:148). Sedangkan Budiarto
(2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah
Paradigma matematika | 13
untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan
intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi
yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-
argumen matematik.
Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam
memahami geometri. Van Hiele (Ismail, 1998) menyatakan bahwa
terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu: Tahap pengenalan,analisis,
pengurutan, deduksi, dan keakuratan.
6. Teori Robert M. Gagne
Gagne menggabungkan ide-ide behaviorisme dan kognitivisme
dalam pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran proses
penerimaan informasi, diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara
kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal
adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu.sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
F. Metode mengajar matematika
1. Metode Ceramah
Yang dimaksud ceramah ialah penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk
menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu
seperti gambar-gambar. Tetapi metode pertama berhubungan guru
dengan siswa adalah berbicara.
Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan
dengan teliti serta mencatat pokok penting yang di kemukakan oleh guru.
Pelaksanaan ceramah yang wajar terletak pada pemberian fakta atau
informasi dalam waktu singkat terhadap sejumlah pendengar yang
relative besar dan apabila metode lain tidak mungkin ditempuh karena
Paradigma matematika | 14
tidak tersediannya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan
memperkenalkan sesuatu yang baru.
 Metode ceramah yang tepat digunakan :
a) Apabila guru akan menyampaikan bahan kepada murid yang besar
jumlahnya.
b) Apabila guru atau penceramah adalah pembicara yyang baik,
bersemangat dan berwibawa sehingga dapat merangsang para murid
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
c) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang
akan disampaikan terlalu banyak.
d) Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan hanya merupakan
keterangan atau penjelasan misalnya tentang hal-hal pokok yang telah
dipelajari oleh murid untuk memungkinkan para murid melihat lebih
jelas hubungan pokok yang satu dengan yang lain.
e) Apabila guru akan memperkenalkan okok baru dalam rangka
pelajaran yang lalu.
 Keunggulan metode ceramah
a) Dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan pelajran yang
sebanyak-banyaknya.
b) Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan
pengelompokan murid-murid.
c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah
murid cukup besar.
d) Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi yang konstruktif, yang merangsang para murid untuk
melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
e) Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas bahan dapat
dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, sebaliknya jika
waktu yang disediakan bahan banyak yang diberikan dapat diperluas
dan mendalam.
Paradigma matematika | 15
f) Guru atau penceramah dapat menguasai seluruh arah pembicaraan
mencapai tujuan yang diinginkannya.
 Kelemahan metode ceramah
a) Guru sukar mengetahui sampai dimana batas kemampuan para murid
dalam memahami bahan-bahan yang telah dibicarakan.
b) Tidak jarang guru selalu mengejar target sejumlah bahan yang banyak,
sehingga pelaksanaannya lebih bersifat pemompaan.
c) Para murid lebih cenderung bersikap pasif dan menganggap segala
yang diceramahkan itu benar sehingga dengan demikian bentuk
pelajan menjadi bersifat verbalisme.
d) Mungkin sekali para murid kurang tepat dalam mengambil
kesimpulan sehingga berlainan dari apa yang dimaksud oleh guru.
e) Apabila guru atau penceramah tidak memperhatikan segi psikologis
dan didaktis, pembicaraan dapat melantur dan bertele-tele sehingga
membosankan bagi para murid.atau dapat pula inti ceramah menjadi
kabur karena terlalu banyak humor dalam membangkitkan minat dan
perhatian anak yang terlalu berlebih-lebihan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan
suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku murid. Dalam metode ini semua anak diikut
sertakan secara aktif untuk mencari pemecahan tentang topik tersebut
(diskusi = debat). Karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan
beberapa orang murid yang bekerjasama dalam mencapai kemungkinan
pemecahan yang terbaik, maka metode ini biasa juga disebut metode
musyawarah.
Maksud utanma metode ini adalah untuk merangsang murid
berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri serta secara sungguh-
sungguh menyumbangkan kemampuannya menghadapi masalah
bersama, mencari keputusan terbaik atas persetujuan bersama.
Paradigma matematika | 16
 Adapun sifat masalah yang baik untuk didiskusikan ialah :
a) Masalah itu harus menarik minat anak-anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya dan merupakan topik yang up to date dan aktual.
b) Mempunyai kemungkinan penecahan lebih dari satu kesimpulan yang
masing-masing dapat dipertahankan; bukan atas dasar benar atau salah
melainkan terutama atas dasar pertimbangan atau perbandingan; yang
kemudian bisa dipertemukan suatu konklusi yang setepat-te[patnya
melalui musyawarah.
 Metode diskusi tepat digunakan :
a) Apabila ada masalah yang diperkirakan tepat untuk dipecahkan oleh
para murid.
b) Apabila diperlukan suatu keputusan atau pendapat bersama tentang
suatu masalah.
c) Apabila ingin menggugah kesanggupan pada anak untuk merumuskan
jalan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima
oleh orang lain.
d) Apabila ingin membiasakan anak suka mendengar penmdapat orang
lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri; membiasdaka
bekerjasama dan bersikap terbuka dan penuh toleransi.
 Kebaikan metode diskusi :
a) Suasana kelas sangat hidup sebab anak-anak sepenuhnya
mengarahkan perhatian dan pikirannya kepada masalah yang sedang
didiskusikan. Partisipasi anak, baik perorangan maupun seluruh kelas
lebih meningkat.
b) Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu, seperti : semangat
toleransi, jiwa demokrasi, kritis dalam berfikit, tekun, sabar dan
sebagainya.
c) Hasil-hasil diskusi mudah difahami dan dilaksanakan bersama karena
anak-anak ikut serta secara aktif dalam pembahasan sampai kepada
suatu kesimpulan.
Paradigma matematika | 17
d) Anak-anak dilatih mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam
suatu diskusi sebagai pengalaman berharga bagi kehidupan
sesungguhnya kelak di masyarakat.
 Kelemahan metode diskusi :
a) Terutama dalam kelompok besar mungkin sekali ada diantara anak
yang tidak aktif ambil bagian sehingga diskusi merupakan kesempatan
untuk melepaskan diri dari tanggungjawab.
b) Biasanya guru sulit menduga arah penyelesaian dan hasil diskusi
karena waktu yang dipergunakan cukup panjang serta beberapa faktor
lain yang mempengaruhi lancar tidaknya diskusi.
c) Tidak selamanya mudah bagi anak-anak untuk mengatur cara berfikir
sistematis dan rapih, apalagi secara ilmiah.
 Cara mempersiapakan diskusi yang efektif :
a) Rumuskan tujuan khusus yang akan didiskusikan.
b) Selidiki dan pertimbangkan apakah metode ini tepat untuk dipakai.
c) Persiapkan bahan-bahan sesuai dengan tujuan khusus yang hendak
dicapai dalam diskusi.
d) Guru hendaknya mempersiapkan diri sebagai pimpinan diskusi dari
segala kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi.
e) Usahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan
mengemukakan pendapatnya. Untuk itu guru harus mempunyai
catatan tentang pribadi masing-masing murid yang diikut sertakan
dalam diskusi.
3. Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.
Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu, agar
para murid atau siswa memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah
kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran
berikutnya, dan untuk merangsang perhatian murid karna metode ini
dapat digunakan pula sebagai apersepsi, selingan, dan evaluasi.
Paradigma matematika | 18
 Metode Tanya-jawab tepat digunakan :
a) Apakah ditujukan untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah
kepada masalah yang sedang dibicarakan.
b) Apakah dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan proses
berpikir anak.
c) Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran yang telah
diberikan.
d) Apabila ditujukan sebagai selingan dalam ceramah.
 Kebaikan metode tanya-jawab :
a) Situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berfikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jjawaban-jawabannya atas
pertanyaan guru.
b) Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan
pendapat dengan lisan secara teratur.
c) Timbulnya perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas
pada situasi diskusi yang menarik.
d) Murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih
berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.
e) Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan
control terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang masalah
yang dibicarakan.
 Kelemahan metode tanya-jawab :
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan murid akan
menimbulkan perdebatan sengit sehingga memakan banyak waktu
untuk menyelesaikannya. Lebih-lebih apabila timbul perbedaan
pendapat antara murid yang menyalahkan pendapat guru maka akan
mengandung resiko yang cukup besar.
b) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama
apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik
perhatian murid atau murid mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
Paradigma matematika | 19
mengandung masalah baru padahal jauh dari sasaran pelajaran yang
dituju.
c) Memakan waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan-bahan
pelajaran.
 Bagaimana mempersiapkan tanya-jawab yang efektif :
a) Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dicapai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b) Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah metode tanya-
jawab ini tepat untuk dipakai.
c) Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat
membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong inisiatif anak,
dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
d) Dalam penggunaan mmetode ini hendaknya diarahkan pula untuk
melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah
lain.
e) Tehnik mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh
kelas secara bergilir dan merata, tidak hanya tertuju pada murid
tertentu saja.
f) Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat
menyimpang dari pokok persoalan.
g) Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih
memerlukan penjelasan.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang dilakukan
guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh
kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.
 Metode demonstrasi tepat digunakan :
a) Apabila ingin menjelaskan tentang proses mengatur sesuatu; misalnya
bagaimana mengatur barisan agar tertib dan disiplin, atau tentang
bagaimana mengatur tata ruang belajar agar menyenangkan, bergairah
dan pikiran dapat terkonsentrasi.
Paradigma matematika | 20
b) Apabila ingin mejelaskann tentang bagaimana membuat sesuatu;
misalnya tentang membuat foto, kebun percontohan kolam ikan,
bangunan rumah murah dan sebagainya. Dengan memperlihatkan
proses pembuatannya akan lebih berarti daripada keterangan hanya
dengan lisan semata.
c) Apabila ingin menjelaskan tentang proses bekerja sesuatu; misalnya
tentang bekerjanya mesin sepeda motor, guru mempelihatkan gambar
tentang hubungan onderdil satu dengn yang lainnya serta bekerjanya
mekanisme onderdil-onderdil itu. Kemudian alat sebenarnya di
perlihatkan kepada murid dan para murid-murid diberi kesempatan
mengamat-amati onderdil-onderdil itu. Bilamana mungkin, para murid
diberi kesempatan pula secara praktik melakukan bongkar pasang
mesin tersebut.
d) Apabila ingin menjelaskan tentang bagaimana mengerjakan atau
menggunakan sesuatu; misalnya latihan kemiliteran dalam
menggunakan senjata. Para muris berkumpul menyaksikan instruktur
mendemonstrasikan cara-cara bongkar-pasang senjata dan menembak
serta langkah-langkah pengamanannya.
e) Apabila ingin menjelaskan tentang terdiri dari apa saja sesuatu itu;
misalnya dalam hal masak-memasak atau menganalisa obat-obatan
dan sebagainya.
f) Apabila ingin menjelaskan tentang cara bagaimana yang lebih baik
melakukan sesuatu; misalnya tentang cara menggambar sebuah
rencana gedung sekolah lebih baik menghadap ke Barat atau ke
Timur, atau tentang cara menananm cengkeh yang baik dengan
menggunakan dua cara peraatan, dan sebagainya.
g) Apabila ingin membuktikan tentang kebenaran sesuatu; mialnya
tentang udara yang menurut ilmu alam mengandung kurang lebih 256
zat asam. Untuk membuktikan teori ini, guru mengambil lilin, selas
dan pring yang berisi air berwarna. Lilin kemudian dinyalakan,
diletakkan di tengah-tengah piring dan selanjutnya ditutupi dengan
Paradigma matematika | 21
gelas. Ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas setinggi
kurang lebih setengah gelas. Dengan cara inilah guru men-
demonstrasikan suatu pembuktian tentang kebenaran suatu prinsip
sehingga dengan demikian akan mempertinggi minat dan perhatian
murid.
 Kebaikan metode demonstrasi:
a) Dengan metode ini para murid dapat menghayati dengan sepenuh hati
mengenai pelajaran yang diberikan.
b) Perhatian anak dapat terpusat pada hal-hal penting yang
didemonstrasikan.
c) Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari
apa yang diterangkan guru secara lisan atau apa yang dipelajari di
dalam buku, karena murid memperoleh gambaran melalui pengamatan
langsung terhadap suatu proses.
d) Masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung
terjawab.
 Kelemahan metode demonstrasi:
a) Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan
kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka
metode ini kurang effektif.
b) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
 Mempersiapkan demonstrasi :
a) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai berupa kecakapan serta
ketrampilan para murid setelah demonstrasi itu berakhir.
b)Merencanakan secara matang langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilaksanakan.
c) Memperhitungkan waktu yang tersedia.
d)Menetapkan rencana untuk menilai hasil-hasil demonstrasi yang telah
dicapai.
5. Metode permainan
Paradigma matematika | 22
Sering guru mengeluh, banyak siswa motivasi belajarnya rendah
walaupun guru sudah berupaya menggunakan berbagai metode.
Penerapan media permainan bisa digunakan sebagai salah satu alternative
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Banyak orang yang
beranggapan bahwa bermain dan belajar adalah sesuatu yang bertolak
belakang. ” Banyak bermain akan mengurangi waktu belajar”, begitu
kata para orangtua. Sedangkan menurut anak, ” bermain itu
menyenangkan dan belajar itu menjemukan!”. bermain kadang
disamakan dengan main-main yang lebih bernada sepele, tidak serius dan
dianggap sebagai tindakan yang hanya dilakukan oleh anak kecil.
Padahal, banyak aspek yang terkandung dalm bermain terlebih bermain
yang memiliki unsur pendidikan .
Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, kenikmatan
yang intensif, bebas dari ketegangan atau kedukaan, bersifat
memerdekakan jiwa. Permainan manusia sangat erat dan ekspresi diri,
spontanitas, melatih pribadi untuk siap melewati persaingan, siap
menerima kemenangan sekaligus siap menerima kekalahan, dan
aktualisasi diri. Oleh karena itu, permainan bersifat mendewasakan.
Melalui bermain, seseorang belajar banyak tentang kehidupan
baik itu belajat kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan
menyadari arti akan eksistensi dirinya .
Riset-riset otak mutakhir menunjukkan hasil-hasil luar biasa
berkaitan dengan Learning dan Brain. Misalnya, Peter Kline, dalam The
Everyday Genius mengatakan bahwa proses belajar akan berlangsung
sangat efektif apabila seseorang berada dalam keadaan yang fun. “Bapak
Accelerated Learning” asal Bulgaria, Georgi Lazanov. Lazanov
merumuskan pandangan ini dalam istilah “membangun sugesti positif”.
Proses pemercepatan belajar akan bisa dicapai apabila kondisi kelas
menyenangkan. Salah satu cara praktis membangun suasana kelas yang
menyenangkan, yang diusulkan oleh Lazanov, adalah lewat musik .
Paradigma matematika | 23
Ditengah permainanlah kita paling dekat dengan kekuatan penuh
kita. Kesenangan bermain tidak terhalang terlepaskan segala macam
indofrin positif dalam tubuh, melatih kesehatan dan membuat kita merasa
hidup sepenuhnya. Beberapa manfaat bermain dan belajar adalah sebagai
berikut :
a) Menyingkirkan keseriusan yang menghambat
b) Menghilangkan sterss dalam lingkungan belajar
c) Mengajak orang terlibat penuh
d) Meningkatkan proses belajar
1) Penggunaan Media Permainan
Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar adalah media permainan. Permainan adalah setiap
konteks antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pula. Permainan dapat menjadi sumber belajar atau media
belajar apabila permainan tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau pembelajaran.
Anak dapat belajar berbagai kesempatan dan kegiatan baik
didalam sekolah maupun diluar sekolah. Permainan dapat membuat
suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, segar, hidup,
bahagia, santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif .
Menurut Piageat, bermain adalah manifestasi penyesuaian , salah satu
dasar proses-proses mental menuju pada pertumbuhan intelektual dan
bermain merupakan suatu mekanisme penyesuaian yang penting bagi
perkembangan atau pertumbuhan manusia..
Menurut Sadiman (2006) sebagai media pembelajaran,
permainan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : permainan adalah
sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang
menghibur dan menarik. Permainan memungkunkan adanya
partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Permainan dapat
memberikan umpan balik langsung.
Paradigma matematika | 24
Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah-
masalah yang nyata. Permainan memberikan pengalaman-pengalaman
nyata dan dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki, kesalahan-
kesalahan operasional dapat diperbaiki. Membantu siswa
meningkatkan kemampuan komunikatifnya. Membantu siswa yang
sulit belajar dengan metode tradisional. Permainan besifat luwes,
dapat dipakai untuk bernagai tujuan pendidikan. Permainan dapat
dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
6. Metode Penugasan / Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas resitasi adalah cara penyajian bahan
pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan
kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Tugas
yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat
pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi
merangsang anak untuk aktif belaja baik secara individual maupun
kelompok.
Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru pewrlu merumuskan
tujuan yang jelas yang hendaknya dicapai oleh murid. Sifat daripada
tujuan-tujuan itu adalah :
a) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk inisiatif,
bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
b) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat
siswa yang masih terluang. Waktu-waktu luang dari para siswa agar
dapat digunakan lebih konstruktif.
c) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai
kegiatan-kegiatan di luar kelas.
d) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan
latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaanya.
Selain itu, guru juga perlu memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas mengenai tuga yang diberikan kepada siswa. Tugas yang harus
dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam
Paradigma matematika | 25
memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari
oleh para siswa , agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus
dipentingkan . jika aspek-aspek yang diperlukan sudah jelas, maka
perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek
yang dipentingkan itu.
 Kebaikan metode pemberian tugas :
a) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil percobaan
atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat dan
bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan
lama dan lebih otentik.
b) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
c) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari gur,
lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas wawasan tentang
apa yang dipelajari.
d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah
sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan
dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan
cepat.
e) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar yang
dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
 Kelemahan metode pemberian tugas :
a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.
b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan
tanggungjawab bagi guru, apalagi bila tugas-tugas itu sukar
dilaksanakan, ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.
d) Kalau tugas diberikan secara umum mungkin seorang anak didik akan
mengalami kesulitan karena akan sukar menyelesaikan tugas dengan
Paradigma matematika | 26
adanya perbedaan individual. Kelemahan ini lebih dititikberatkan pada
siswa, tetapi ada juga kelemahan guru.
 Mengatasi kelemahan metode pemberian tugas :
a) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaklah jelas., sehingga mereka
mengerti apa yang harus dikerjakan.
b) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan
perbedaan individu masing-masing.
c) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
d) Adanya kontrol dan pengawasan yang sistematis atas tugas yang
diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-
sungguh.
e) Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan :
- Menarik minat dan perhatian siswa.
- Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan
menyampaiakan.
- Diusahakan tugas itu praktis dan bersifat ilmiah.
- Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal yang
dikenal siswa.
Paradigma matematika | 27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Melihat
matematika dari sudut pandang keilmuan berarti kita harus memahami dengan
baik karakteristik-karakteristik yang menjadi kekhasan dari matematika
tersebut.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari
bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan
respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai
pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan,
sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran
yang satu ini.
Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit,
harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma
pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada
paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung
didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta
tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru
membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam.
Banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang
matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya
juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan
mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru
tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru
diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok
bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.
Paradigma matematika | 28
Penerapan suatu metode atau cara atau pendekatan dalam pengajaran
matematika sebelumnya menysun strategi belajar mengajar, dengan strategi
belajar mengajar yang sudah tersusun dapat ditentukan metode mengajar atau
tehnik mengajar dan akhirnya dapat dipilih media pelajaran sebagi pendukung
materi pelajaran yang akan diajarkan.
Menerapkan metode mengajar matematika pendidik harus dapat
memanfaatkan pengalaman-pengalaman alamiah peserta didik guna
mengembangkan konsep-konsep matematika seperti bilangan, pengukuran, dan
benda-benda lainnya serta dapat memelihara keterampilan yang diperlukan
dengan demikian peserta didik akan menyenangi matematika karena relevan
dengan kehidupan sehari-hari.
Strategi belajar itu sangat penting. Anak dengan mudah
mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapai, untuk hal-hal yang sulit strategi
belajar ama penting. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana siswa
menggunakan pengetahuan baru mereka. Starategi belajar lebih di pentingkan
disbanding dengan hasilnya.
Dari berbagai penjelasan diatas bahwa dalam suatu pembelajaran
banyak metode mengajar yang bisa dilakukan, sehingga guru dapat memilih
metode mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan
banyaknya metode mengajar, penyampaian bahan ajar pun disampaikan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa pada
akhirnya diharapkan dapat memacu motivasi siswa untuk lebih mendalami
bahan ajar yang disajikan.
Paradigma matematika | 29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
J.J. Hasibuan dan Mujiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika dari Kampus ke
Kampung. Cirebon: Eduvision Publishing.
Raka, Joni. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: P3G Departemen P
dan K.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/07/tentang-matematika.html.
( Diunduh tanggal 21 April 2013 Pukul: 16.18)

More Related Content

What's hot

TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdWidiarso Cahyoadi
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananmohdsanusisidik
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika Abdul Rais P
 
Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)Zem Chudhienk
 
Pengertian matematik
Pengertian matematikPengertian matematik
Pengertian matematiksyedx
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutLukman
 
Hakekat matematika
Hakekat matematikaHakekat matematika
Hakekat matematikazuliazaenii
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
 
Perkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkaPerkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkasrirejeki345
 
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran MatematikaDimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematikaardynuryadi
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematikaLukman
 
Berpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematisBerpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematissaudagarkaizen
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKfadhielahya
 

What's hot (20)

TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
 
Hakikat Matematika
Hakikat MatematikaHakikat Matematika
Hakikat Matematika
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Proposal penilitian
Proposal penilitianProposal penilitian
Proposal penilitian
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sd
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan peranan
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika
 
Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)Realistic mathematics education (rme)
Realistic mathematics education (rme)
 
Pengertian matematik
Pengertian matematikPengertian matematik
Pengertian matematik
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 
Tajuk 3
Tajuk 3Tajuk 3
Tajuk 3
 
Hakekat matematika
Hakekat matematikaHakekat matematika
Hakekat matematika
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
 
Perkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkaPerkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angka
 
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran MatematikaDimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematika
 
Berpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematisBerpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematis
 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 

Similar to Uas b.indonesia

Similar to Uas b.indonesia (20)

dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
Realistic mathematics education
Realistic mathematics educationRealistic mathematics education
Realistic mathematics education
 
Matematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkanMatematika ilmu yang mengagumkan
Matematika ilmu yang mengagumkan
 
Pemahaman konsep dengan pmri
Pemahaman konsep dengan pmriPemahaman konsep dengan pmri
Pemahaman konsep dengan pmri
 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6
 
Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6Makalah kelompok 6
Makalah kelompok 6
 
Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)Bab i (edit inty)
Bab i (edit inty)
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Hasratuddin
HasratuddinHasratuddin
Hasratuddin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Kt bib (2)
Kt bib (2)Kt bib (2)
Kt bib (2)
 

More from Nida Hilya

Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaNida Hilya
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranNida Hilya
 
Concept map Statistika
Concept map StatistikaConcept map Statistika
Concept map StatistikaNida Hilya
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritNida Hilya
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryNida Hilya
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cNida Hilya
 
Senja dimatamu Part 2
Senja dimatamu Part  2Senja dimatamu Part  2
Senja dimatamu Part 2Nida Hilya
 

More from Nida Hilya (8)

Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Laporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaranLaporan ev pembelajaran
Laporan ev pembelajaran
 
Concept map Statistika
Concept map StatistikaConcept map Statistika
Concept map Statistika
 
Peluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskritPeluang dan peubah acak diskrit
Peluang dan peubah acak diskrit
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspositoryPendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
Pendekatan Pembelajarn inquiry-ekspository
 
Ppt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk cPpt kelompok 5 mtk c
Ppt kelompok 5 mtk c
 
Senja dimatamu Part 2
Senja dimatamu Part  2Senja dimatamu Part  2
Senja dimatamu Part 2
 

Recently uploaded

Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsBismaAdinata
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 

Recently uploaded (20)

Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran HaditsHakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
Hakikat Penciptaan Manusia - Al-Quran Hadits
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 

Uas b.indonesia

  • 1. Paradigma matematika | 1 MAKALAH PARADIGMA MATEMATIKA Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen pengampu: Indrya Mulyaningsih, M. Pd. Disusun oleh: Nida Hilyatul Mudrikah (14121530631) Matematika-C/ II FAKULTAS TARBIYAH IAIN SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN AKADEMIK 2012/2013
  • 2. Paradigma matematika | 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tidak sedikit orang yang bilang bahwa matematika itu pelajaran yang sulit. Banyak orang yang bilang bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan momok dalam dunia pendidikan.hal itu terbukti dengan banyaknya nilai jelek yang terjadi dalam kebanyakan nilai ulangan harian maupun ulangan uan. dan juga hasil survey pendapat yang diadakan kebnyakan siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika meruakan pelajaran yang sukar dan membosankan. Paradigma ini perlu dibenahi agar dapat menjadikan matematika sebagai pelajaran yang digemari oleh kalangan pelajar. Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. B. Rumusan masalah  Apa sajakah mitos mengenai matematika yang berkembang di masyarakat ?  Bagaimana paradigma mengenai matematika di kalangan berbagai pihak ?  Bagaimana cara mengubah paradigma negatif tentang matematika ?  Metode pembelajaran apa saja yang bisa diterapkan pada matematika ? C. Tujuan masalah  Untuk mengetahui mitos matematika yang berkembang di masyarakat.  Mampu menjelaskan paradigma matematika di kalangan masyarakat.  Dapat mengubah paradigm negatif tentang matematika.  Mengetahui metode pembelajaran yang bisa diterapkan pada matematika.
  • 3. Paradigma matematika | 3 BAB II PEMBAHASAN A. Tentang matematika Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Nah, jika menilik artinya secara harafiah, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak suka atau takut dengan matematika. Karena kalau kita tidak suka matematika itu berarti kita tidak suka belajar. Kalau kita selama ini masih menganggap matematika itu sulit, mungkin sebenarnya kita belum mengenal apa itu matematika. Menurut Morris Kline 1 bahwa jatuh bangunnya suatu Negara dewasa ini tergantung dari kemajuan di bidang matematika dan Slamet Imam Santoso2 mengemukakan bahwa fungsi matematika dapat merupakan ketahanan Indonesia dalam abad 20 di jalan raya, bangsa-bangsa. Untuk mengenal matematika lebih dekat, lebih dulu kita mesti mengetahui ciri-ciri atau mengenali sifat-sifatnya. Matematika itu memiliki beberapa ciri-ciri penting. Pertama, memiliki obyek yang abstrak. Berbeda dengan ilmu pengetahuan lain, matematika merupakan cabang ilmu yang spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia. Substansi matematika adalah benda- benda pikir yang bersifat abstrak. Konsep-konsep matematika memiliki pola pikir deduktif dan konsisten. Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai kebenarannya dan dianggap saja benar. Dalam matematika, anggapan-anggapan yang dianggap benar itu dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan aksioma ini dapat 1 Jujun S. Suriasumantri, Opcit. Hal. 172 2 Ibid., hal. 225
  • 4. Paradigma matematika | 4 digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan lain, dan pernyataan ini disebut teorema. Dari aksioma dan teorema atau dari teorema dan teorema kemudian dapat diturunkan teorema lain. Akhirnya matematika merupakan kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema. Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstrak.3 Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu berperan dalam membentuk proses berpikir matematis, dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis. Selebihnya, kalau lah ada pengetahuan yang tampaknya benar, namun belum dapat dibuktikan, maka butir pengetahuan itu belum dianggap kebenaran dan hanya berupa suatu "takhayul" yang masih perlu dibuktikan. (Andi Hakim Nasution: 2001). Dengan kata lain, kebenaran konsistensi matematika adalah kebenaran dari suatu pernyataan tertentu yang didasarkan pada kebenaran- kebenaran pernyataan terdahulu yang telah diterima sebelumnya. Sehingga satu sama lain tidak mengalami pertentangan. Disiplin utama dalam matematika awalnya didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika, yaitu studi tentang struktur, ruang dan perubahan. Studi tentang struktur dimulai dengan bilangan, seperti tentang bilangan asli dan bilangan bulat serta operasi arimetikanya, yang semuanya itu dijabarkan dalam aljabar dasar. Sedangkan teori bilangan, aljabar linier, aljabar abstrak, struktur aljabar merupakan bagian lanjut dari studi tentang struktur ini, yang akan dijumpai ketika seseorang studi lebih mendalam tentang matematika diperguruantinggi. 3 Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8
  • 5. Paradigma matematika | 5 Sedangkan ilmu tentang ruang berawal dari geometri, yaitu geometri Euclid dan trigonometri dari ruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke dimensi lainnya), kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Non- euclid yang memegang peran sentral, salah satunya dalam teori relativitas umum. Sementara kalkulus merupakan satu contoh bagian dari matematika yang digunakan untuk memahami dan mendiskripsikan perubahan pada kuantitas yang dapat dihitung. Konsep utama yang digunakan untuk menjelaskan perubahan variabel adalah fungsi. Banyak permasalahan yang berujung secara alamiah pada hubungan antara kuantitas dan laju perubahannya, dan metode untuk memecahkan masalah ini adalah topik bahasan dari persamaan differensial. Dan tentu masih banyak lagi yang lain seperti analisis real, analisis kompleks, maupun analisis fungsional yang belum akan dipelajari di bangku SMA. Untuk menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, dikembangkan bidang teori pasti, logika matematika dan teori model. Saat pertama kali komputer disusun, beberapa konsep teori yang penting dibentuk oleh matematikawan dan telah memicu munculnya bidang teori komputabilitas, teori kompleksitas komputasional, teori informasi dan teori informasi algoritma. Nama umum untuk bidang-bidang penggunaan matematika dalam ilmu komputer ini adalah matematika diskret. Bidang-bidang penting dalam matematika terapan antara lain adalah statistik, yang menggunakan teori probabilitas sebagai alat untuk memberikan deskripsi, analisis dan perkiraan fenomena dan digunakan dalam hampir seluruh ilmu pengetahuan. B. Mitos tentang matematika Matematika adalah salah satu ilmu pasti yang wajib dipelajari di sekolah. Dari sekian penelitian yang diadakan bisa ditarik kesimpulan bahwa Matematika merupakan masalah besar bagi para siswa. Kecenderungan terhadap hal ini memang menjadi salah satu tantangan besar, khususnya bagi
  • 6. Paradigma matematika | 6 para pendidik dan pengajar mata pelajaran yang berkaitan. Pandangan masyarakat terhadap matematika yang menyatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit tumbuh dan mengakar kuat di benak kita semua. Tak terkecuali bagi para siswa. Dibawah ini akan diterangkan mengenai mitos yang berkembang di kalangan masyarakat: 1. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sukar dipelajari Matematika tidak sesulit yang dibayangkan. Sebenarnya tingkat kesukaran suatu subjek pelajaran dilihat dari minat peserta didik itu sendiri. Kalau dari awal sudah mulai menjustivikasi pelajaran matematika itu sulit pasti akan terasa sulit. 2. Banyak rumus yang harus dihafalkan Ciri mendasar dari matematika memang rumus akan tetapi tidak semua rumus harus dihafal. Dalam mempelajari ilmu matematika diperlukan adanya pemahaman konsep. Dengan memahami suatu konsep rumus pun tak harus lagi di hafal. 3. Harus cepat dalam menghitung Matematika memang berkaitan dengan hitung-menghitung seperti yang mutlak harus dikuasai waktu di SD dulu. Tapi menginjak SMP dan SMA hitung-menghitung hanyalah alat bantu untuk menemukan solusi pemecahan masalah Matematika. Proses analisis penalaran terhadap masalah atau soal sehingga bisa menemukan cara dan model Matematika lalu diselesaikan menggunakan konsep menghitung. Jadi peranan penalaran dan pemahaman konsep adalah satu hal yang menjadi titik berat dalam Matematika. 4. Matematika adalah ilmu abstrak, tidak jelas penerapan dalam kehidupan. 5. Matematika itu membosankan Matematika sangatlah menyenangkan bila kita sudah menjadikan matematika menjadi salah satu alat untuk menemukan solusi terhadap sebuah permasalahan tertentu. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa matematika adalah mengubah permasalahan menjadi model matematika
  • 7. Paradigma matematika | 7 sehingga bisa ditemukan solusinya menggunakan penalaran dan pemahaman konsep matematika. Dalam proses penemuan jawaban dan solusi tidak terikat pada satu cara saja, melainkan ada banyak metode dan langkah penyelesaian yang bisa dikerjakan. C. Paradigma negatif tentang matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan, sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran yang satu ini. Didasari dengan ketakutan ini akhirnya banyak siswa yang menjustivikasi bahwa semua materi matematika itu sulit. Sehingga, paradigma negatif bahwa matematika itu membosankan, sulit dipahami, dan tidak menarik tertanam kuat pada diri siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaali dalam Surdika (1998: 2) menyimpulkan bahwa prestasi belajar matematika di sekolah menengah sama dengan sekolah dasar yaitu relatif rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, yang disebabkan oleh rendahnya minat belajar siswa. Faktor yang membuat matematika dipandang negatif oleh para peserta didik4 : 1. Faktor matematika itu sendiri Belajar matematika menuntut kemampuan dalam berhitung, menganalisa, dan lain-lain. Sedangkan kebanyakan siswa lebih memilih membaca dan menghafal daripada berhitung. 2. Guru Seorang guru memegang peranan penting dalam pengajaran dan pendidikan pada siswanya. Paham atau tidaknya siswa kepada materi pembelajaran tergantung kepada gurunya. Bagaimana guru menyampaikan materi dan bagaimana guru menciptakan suasana belajar 4 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar. Hal. 103.
  • 8. Paradigma matematika | 8 di dalam kelas, memiliki pengaruh besar terhadap tingkat pemahaman siswa. Sementara itu, kebanyakan guru matematika kurang disukai. Jadi, bagaimana mungkin siswa akan menyukai matematika jika mereka tidak menyukai guru yang mengajar. 3. Siswa Secara turun temurun matematika dianggap sebagai musuh besar bagi para siswa karena tingkat kesulitan yang dimilikinya. Hal ini telah tersugesti kepada setiap siswa sehingga sebelum mencoba, mereka menganggapnya sulit. Hal ini dibarengi dengan rendahnya motivasi siswa untuk mampu menyelesaikan soal matematika. Padahal sesungguhnya, jika ada sedikit motivasi untuk mencoba, mereka dapat menemukan bahwa matematika itu menyenangkan. D. Mengubah paradigma negatif matematika Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami perubahan paradigma. Terdapat kesadaran yang kuat, terutama di kalangan pengambil kebijakan, untuk memperbaharui pendidikan matematika. Tujuannya adalah agar pembelajaran matematika lebih bermakna bagi siswa dan dapat memberikan bekal kompetensi yang memadai baik untuk studi lanjut maupun untuk memasuki dunia kerja (Sutarto Hadi: 2008). Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri5 . Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima 5 JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 4
  • 9. Paradigma matematika | 9 gagasan dan orang lain, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000). Selama ini matematika matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi yang berkembang di masyarakat tentang matematika. Anggapan banyak orang bahwa matematika pelajaran yang sulit tanpa disadari telah mengkooptasi pikiran siswa. Sehingga siswa juga beranggapan demikian, ketika berhadapan dengan matematika. Pandangan bahwa matematika ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit dan membingungkan.6 Anggapan ini ikut membentuk persepsi negatif siswa terhadap matematika. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara objektif lagi. Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahun kehilangan sifat netralnya (HJ Sriyanto: 2008). Tentu saja anggapan yang berkembang di masyarakat tidak dapat disalahkan begitu saja. Anggapan itu muncul karena pengalaman yang kurang menyenangkan terhadap pembelajaran matematika. Anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit juga diperparah oleh sikap guru ketika pembelajaran berlangsung. Sikap guru yang pemarah, suka mencela, suka menghukum dan kalau mengajar terlalu cepat dan monoton memperparah kondisi ini. Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit, harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam. Pembelajaran matematika dilakukan dengan pola instruksi, bukan konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan.7 Bahkan tanpa memberi kesempatan 6 Darhim Kas, Media Pendidikan Matematika. Hal. 8. 7 JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. Hal. 13
  • 10. Paradigma matematika | 10 pada siswa untuk menentukan sendiri arah mana siswa ingin berekplorasi dalam menemukan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.akibatnya pembelajaran matematika di sekolah hanya bersifat hafalan dan bukan melatih pola pikir. Kedua guru harus merubah paradigma tentang matematika. Matematika bukan sekedar alat bagi ilmu yang lain, tapi matematika juga merupakan aktivitas manusia.8 Hans Freudental berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (mathematics as human activity). Menurutnya siswa tidak bisa di pandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi (passive receivers of ready-made mathematics). Siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali matematika di bawah bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Selain itu guru dapat memberikan selingan ketika pembelajaran berlangsung. Selingan dalam pembelajaran matematika dapat berupa teka-teki matematika, permainan matematika dan menceritakan kisah-kisah matematika. Misalnya kisah thales yang ketika berada di Mesir, diminta oleh raja untuk menentukan tingginya sebuah piramid. Thales pun menanti suatu saat disiang hari ketika bayangan tubuhnya sama panjang dengan tinggi tubunya sendiri. Kemudian mengukur panjang bayangan piramid yang tentu saja sama panjang dengan tinngi piramid. Masih banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.9 . 8 Muhibbi Syah, Psikologi Belajar. Hal. 181. 9 Ibid, hal. 68
  • 11. Paradigma matematika | 11 E. Teori belajar Matematika Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan manusia sehari-hari telah menunjukan hasil nyata seperti dasar bagi desain ilmu teknik misalnya perhitungan untuk pembangunan antariksa dan di samping dasar desain ilmu teknik metode matematis memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang social dan ekonomi dapat memberikan warna kepada kegiatan seni lukis. Arsitektur dan musik. Pengetahuan mengenai matematika memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan yang akhirnya bahwa matematika merupakan salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya.10 Keberhasilan proses balajar mengajar maematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya dan bagi peserta didik yang sudah mempunyai minat untuk belajar matematika akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Pengajaran metematika adalah pemecahan masalah atau yang lebih mengutamakan proses dari produk, maka teori belajar mengajar yang akan lebih berperan dalam pemecahan masalah tersebut oleh Prof. ET Russefendi dibahas hasil penemuan-penemuan para ahli di bidangnya, antara lain: 1. Aliran Latihan Mental Anak yang belajar harus banyak latihan, semakin banyak, kuat serta keras latihannya semakin baik. 2. Teori Thorndike Belajar itu harus dengan pengaitan maksudnya pengaitan antara pelajaran yang akan dipelajari anak didik dengan pelajaran yang telah diketahui atau yang dipelajari sebelumnya. Makin kuat kaitannya makin baik ia belajar. Penekanan teori Thorndike bahwa setiap pelajaran harus dilatihhapalkan eengan cara stimulus respons berupa hadiah dengan nilai yang baik dan atau setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada anak didik, pendidik juga memberikan jawaban. 10 Jujun S. Suriasumantri., op cit. hal. 72.
  • 12. Paradigma matematika | 12 3. Teori Dewey Dewey termasuk aliran pendidikan yang progresif dimana Dewey mengutamakan pada pengertian dan belajar bermakna, maksudnya anak didik yang belum siap jangan dipaksa belajar. Para pendidik atau oran tua sebaiknya menunggu kesiapan peserta didik atau anak untuk belajar, atau dapat dilakukan dengan mengatur suasana pengajaran sehingga siswa siap untuk belajar. 4. Aliran Psikologi Gestalt Aliran psikologi Gestalt saling mendukung dengan aliran pengaitan dari Thorndike dan aliran pendidikan progresif Dewey yaitu pengajaran ditekankan pada pnegertian belajar bermakna dan pengaitan. Dan penekanan pada latih hafal yang dilakukan setelah anak didik memperoleh pengertian. 5. Teori Van Hiele Penerapan teori Van Hiele diyakini dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam geometri. Hal ini disebabkan karena teori Van Hiele lebih menekankan pada pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap berpikirsiswa. Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Geometri juga merupakan sarana untuk mempelajari struktur matematika (Burger & Culpepper, 1993:140). Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik (Bobango, 1992:148). Sedangkan Budiarto (2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah
  • 13. Paradigma matematika | 13 untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen- argumen matematik. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Van Hiele (Ismail, 1998) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri yaitu: Tahap pengenalan,analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. 6. Teori Robert M. Gagne Gagne menggabungkan ide-ide behaviorisme dan kognitivisme dalam pembelajaran. Menurut Gagne, dalam pembelajaran proses penerimaan informasi, diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi di dalam individu.sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. F. Metode mengajar matematika 1. Metode Ceramah Yang dimaksud ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode pertama berhubungan guru dengan siswa adalah berbicara. Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang di kemukakan oleh guru. Pelaksanaan ceramah yang wajar terletak pada pemberian fakta atau informasi dalam waktu singkat terhadap sejumlah pendengar yang relative besar dan apabila metode lain tidak mungkin ditempuh karena
  • 14. Paradigma matematika | 14 tidak tersediannya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan memperkenalkan sesuatu yang baru.  Metode ceramah yang tepat digunakan : a) Apabila guru akan menyampaikan bahan kepada murid yang besar jumlahnya. b) Apabila guru atau penceramah adalah pembicara yyang baik, bersemangat dan berwibawa sehingga dapat merangsang para murid untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. c) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak. d) Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan hanya merupakan keterangan atau penjelasan misalnya tentang hal-hal pokok yang telah dipelajari oleh murid untuk memungkinkan para murid melihat lebih jelas hubungan pokok yang satu dengan yang lain. e) Apabila guru akan memperkenalkan okok baru dalam rangka pelajaran yang lalu.  Keunggulan metode ceramah a) Dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan pelajran yang sebanyak-banyaknya. b) Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokan murid-murid. c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar. d) Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang para murid untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. e) Metode ini lebih fleksibel dalam arti jika waktu terbatas bahan dapat dipersingkat dengan mengambil garis besarnya saja, sebaliknya jika waktu yang disediakan bahan banyak yang diberikan dapat diperluas dan mendalam.
  • 15. Paradigma matematika | 15 f) Guru atau penceramah dapat menguasai seluruh arah pembicaraan mencapai tujuan yang diinginkannya.  Kelemahan metode ceramah a) Guru sukar mengetahui sampai dimana batas kemampuan para murid dalam memahami bahan-bahan yang telah dibicarakan. b) Tidak jarang guru selalu mengejar target sejumlah bahan yang banyak, sehingga pelaksanaannya lebih bersifat pemompaan. c) Para murid lebih cenderung bersikap pasif dan menganggap segala yang diceramahkan itu benar sehingga dengan demikian bentuk pelajan menjadi bersifat verbalisme. d) Mungkin sekali para murid kurang tepat dalam mengambil kesimpulan sehingga berlainan dari apa yang dimaksud oleh guru. e) Apabila guru atau penceramah tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis, pembicaraan dapat melantur dan bertele-tele sehingga membosankan bagi para murid.atau dapat pula inti ceramah menjadi kabur karena terlalu banyak humor dalam membangkitkan minat dan perhatian anak yang terlalu berlebih-lebihan. 2. Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara mengajar dengan jalan mendiskusikan suatu topik mata pelajaran tertentu, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid. Dalam metode ini semua anak diikut sertakan secara aktif untuk mencari pemecahan tentang topik tersebut (diskusi = debat). Karena dalam diskusi memerlukan dan melibatkan beberapa orang murid yang bekerjasama dalam mencapai kemungkinan pemecahan yang terbaik, maka metode ini biasa juga disebut metode musyawarah. Maksud utanma metode ini adalah untuk merangsang murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri serta secara sungguh- sungguh menyumbangkan kemampuannya menghadapi masalah bersama, mencari keputusan terbaik atas persetujuan bersama.
  • 16. Paradigma matematika | 16  Adapun sifat masalah yang baik untuk didiskusikan ialah : a) Masalah itu harus menarik minat anak-anak sesuai dengan tingkat perkembangannya dan merupakan topik yang up to date dan aktual. b) Mempunyai kemungkinan penecahan lebih dari satu kesimpulan yang masing-masing dapat dipertahankan; bukan atas dasar benar atau salah melainkan terutama atas dasar pertimbangan atau perbandingan; yang kemudian bisa dipertemukan suatu konklusi yang setepat-te[patnya melalui musyawarah.  Metode diskusi tepat digunakan : a) Apabila ada masalah yang diperkirakan tepat untuk dipecahkan oleh para murid. b) Apabila diperlukan suatu keputusan atau pendapat bersama tentang suatu masalah. c) Apabila ingin menggugah kesanggupan pada anak untuk merumuskan jalan pikirannya secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain. d) Apabila ingin membiasakan anak suka mendengar penmdapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri; membiasdaka bekerjasama dan bersikap terbuka dan penuh toleransi.  Kebaikan metode diskusi : a) Suasana kelas sangat hidup sebab anak-anak sepenuhnya mengarahkan perhatian dan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi anak, baik perorangan maupun seluruh kelas lebih meningkat. b) Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu, seperti : semangat toleransi, jiwa demokrasi, kritis dalam berfikit, tekun, sabar dan sebagainya. c) Hasil-hasil diskusi mudah difahami dan dilaksanakan bersama karena anak-anak ikut serta secara aktif dalam pembahasan sampai kepada suatu kesimpulan.
  • 17. Paradigma matematika | 17 d) Anak-anak dilatih mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu diskusi sebagai pengalaman berharga bagi kehidupan sesungguhnya kelak di masyarakat.  Kelemahan metode diskusi : a) Terutama dalam kelompok besar mungkin sekali ada diantara anak yang tidak aktif ambil bagian sehingga diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggungjawab. b) Biasanya guru sulit menduga arah penyelesaian dan hasil diskusi karena waktu yang dipergunakan cukup panjang serta beberapa faktor lain yang mempengaruhi lancar tidaknya diskusi. c) Tidak selamanya mudah bagi anak-anak untuk mengatur cara berfikir sistematis dan rapih, apalagi secara ilmiah.  Cara mempersiapakan diskusi yang efektif : a) Rumuskan tujuan khusus yang akan didiskusikan. b) Selidiki dan pertimbangkan apakah metode ini tepat untuk dipakai. c) Persiapkan bahan-bahan sesuai dengan tujuan khusus yang hendak dicapai dalam diskusi. d) Guru hendaknya mempersiapkan diri sebagai pimpinan diskusi dari segala kemungkinan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi. e) Usahakan agar setiap murid mendapat giliran berbicara dan mengemukakan pendapatnya. Untuk itu guru harus mempunyai catatan tentang pribadi masing-masing murid yang diikut sertakan dalam diskusi. 3. Metode Tanya-Jawab Metode Tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu, agar para murid atau siswa memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya, dan untuk merangsang perhatian murid karna metode ini dapat digunakan pula sebagai apersepsi, selingan, dan evaluasi.
  • 18. Paradigma matematika | 18  Metode Tanya-jawab tepat digunakan : a) Apakah ditujukan untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan. b) Apakah dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan proses berpikir anak. c) Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan. d) Apabila ditujukan sebagai selingan dalam ceramah.  Kebaikan metode tanya-jawab : a) Situasi kelas lebih hidup karena para murid aktif berfikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jjawaban-jawabannya atas pertanyaan guru. b) Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapat dengan lisan secara teratur. c) Timbulnya perbedaan pendapat diantara para murid, membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik. d) Murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian, menjadi lebih berhati-hati dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran. e) Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban tetapi guru dapat melakukan control terhadap pemahaman dan pengertian murid tentang masalah yang dibicarakan.  Kelemahan metode tanya-jawab : a) Apabila terjadi perbedaan pendapat antara murid dengan murid akan menimbulkan perdebatan sengit sehingga memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Lebih-lebih apabila timbul perbedaan pendapat antara murid yang menyalahkan pendapat guru maka akan mengandung resiko yang cukup besar. b) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok persoalan, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan lebih menarik perhatian murid atau murid mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
  • 19. Paradigma matematika | 19 mengandung masalah baru padahal jauh dari sasaran pelajaran yang dituju. c) Memakan waktu yang cukup lama untuk merangkum bahan-bahan pelajaran.  Bagaimana mempersiapkan tanya-jawab yang efektif : a) Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang akan dicapai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. b) Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah metode tanya- jawab ini tepat untuk dipakai. c) Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong inisiatif anak, dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama. d) Dalam penggunaan mmetode ini hendaknya diarahkan pula untuk melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain. e) Tehnik mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas secara bergilir dan merata, tidak hanya tertuju pada murid tertentu saja. f) Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang dapat menyimpang dari pokok persoalan. g) Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih memerlukan penjelasan. 4. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi ialah suatu metode mengajar yang dilakukan guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.  Metode demonstrasi tepat digunakan : a) Apabila ingin menjelaskan tentang proses mengatur sesuatu; misalnya bagaimana mengatur barisan agar tertib dan disiplin, atau tentang bagaimana mengatur tata ruang belajar agar menyenangkan, bergairah dan pikiran dapat terkonsentrasi.
  • 20. Paradigma matematika | 20 b) Apabila ingin mejelaskann tentang bagaimana membuat sesuatu; misalnya tentang membuat foto, kebun percontohan kolam ikan, bangunan rumah murah dan sebagainya. Dengan memperlihatkan proses pembuatannya akan lebih berarti daripada keterangan hanya dengan lisan semata. c) Apabila ingin menjelaskan tentang proses bekerja sesuatu; misalnya tentang bekerjanya mesin sepeda motor, guru mempelihatkan gambar tentang hubungan onderdil satu dengn yang lainnya serta bekerjanya mekanisme onderdil-onderdil itu. Kemudian alat sebenarnya di perlihatkan kepada murid dan para murid-murid diberi kesempatan mengamat-amati onderdil-onderdil itu. Bilamana mungkin, para murid diberi kesempatan pula secara praktik melakukan bongkar pasang mesin tersebut. d) Apabila ingin menjelaskan tentang bagaimana mengerjakan atau menggunakan sesuatu; misalnya latihan kemiliteran dalam menggunakan senjata. Para muris berkumpul menyaksikan instruktur mendemonstrasikan cara-cara bongkar-pasang senjata dan menembak serta langkah-langkah pengamanannya. e) Apabila ingin menjelaskan tentang terdiri dari apa saja sesuatu itu; misalnya dalam hal masak-memasak atau menganalisa obat-obatan dan sebagainya. f) Apabila ingin menjelaskan tentang cara bagaimana yang lebih baik melakukan sesuatu; misalnya tentang cara menggambar sebuah rencana gedung sekolah lebih baik menghadap ke Barat atau ke Timur, atau tentang cara menananm cengkeh yang baik dengan menggunakan dua cara peraatan, dan sebagainya. g) Apabila ingin membuktikan tentang kebenaran sesuatu; mialnya tentang udara yang menurut ilmu alam mengandung kurang lebih 256 zat asam. Untuk membuktikan teori ini, guru mengambil lilin, selas dan pring yang berisi air berwarna. Lilin kemudian dinyalakan, diletakkan di tengah-tengah piring dan selanjutnya ditutupi dengan
  • 21. Paradigma matematika | 21 gelas. Ternyata lilin padam dan air naik ke dalam gelas setinggi kurang lebih setengah gelas. Dengan cara inilah guru men- demonstrasikan suatu pembuktian tentang kebenaran suatu prinsip sehingga dengan demikian akan mempertinggi minat dan perhatian murid.  Kebaikan metode demonstrasi: a) Dengan metode ini para murid dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran yang diberikan. b) Perhatian anak dapat terpusat pada hal-hal penting yang didemonstrasikan. c) Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang diterangkan guru secara lisan atau apa yang dipelajari di dalam buku, karena murid memperoleh gambaran melalui pengamatan langsung terhadap suatu proses. d) Masalah yang mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat langsung terjawab.  Kelemahan metode demonstrasi: a) Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para murid, maka metode ini kurang effektif. b) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.  Mempersiapkan demonstrasi : a) Merumuskan tujuan yang hendak dicapai berupa kecakapan serta ketrampilan para murid setelah demonstrasi itu berakhir. b)Merencanakan secara matang langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. c) Memperhitungkan waktu yang tersedia. d)Menetapkan rencana untuk menilai hasil-hasil demonstrasi yang telah dicapai. 5. Metode permainan
  • 22. Paradigma matematika | 22 Sering guru mengeluh, banyak siswa motivasi belajarnya rendah walaupun guru sudah berupaya menggunakan berbagai metode. Penerapan media permainan bisa digunakan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Banyak orang yang beranggapan bahwa bermain dan belajar adalah sesuatu yang bertolak belakang. ” Banyak bermain akan mengurangi waktu belajar”, begitu kata para orangtua. Sedangkan menurut anak, ” bermain itu menyenangkan dan belajar itu menjemukan!”. bermain kadang disamakan dengan main-main yang lebih bernada sepele, tidak serius dan dianggap sebagai tindakan yang hanya dilakukan oleh anak kecil. Padahal, banyak aspek yang terkandung dalm bermain terlebih bermain yang memiliki unsur pendidikan . Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, kenikmatan yang intensif, bebas dari ketegangan atau kedukaan, bersifat memerdekakan jiwa. Permainan manusia sangat erat dan ekspresi diri, spontanitas, melatih pribadi untuk siap melewati persaingan, siap menerima kemenangan sekaligus siap menerima kekalahan, dan aktualisasi diri. Oleh karena itu, permainan bersifat mendewasakan. Melalui bermain, seseorang belajar banyak tentang kehidupan baik itu belajat kemandirian, keberanian, sosialisasi, kepemimpinan dan menyadari arti akan eksistensi dirinya . Riset-riset otak mutakhir menunjukkan hasil-hasil luar biasa berkaitan dengan Learning dan Brain. Misalnya, Peter Kline, dalam The Everyday Genius mengatakan bahwa proses belajar akan berlangsung sangat efektif apabila seseorang berada dalam keadaan yang fun. “Bapak Accelerated Learning” asal Bulgaria, Georgi Lazanov. Lazanov merumuskan pandangan ini dalam istilah “membangun sugesti positif”. Proses pemercepatan belajar akan bisa dicapai apabila kondisi kelas menyenangkan. Salah satu cara praktis membangun suasana kelas yang menyenangkan, yang diusulkan oleh Lazanov, adalah lewat musik .
  • 23. Paradigma matematika | 23 Ditengah permainanlah kita paling dekat dengan kekuatan penuh kita. Kesenangan bermain tidak terhalang terlepaskan segala macam indofrin positif dalam tubuh, melatih kesehatan dan membuat kita merasa hidup sepenuhnya. Beberapa manfaat bermain dan belajar adalah sebagai berikut : a) Menyingkirkan keseriusan yang menghambat b) Menghilangkan sterss dalam lingkungan belajar c) Mengajak orang terlibat penuh d) Meningkatkan proses belajar 1) Penggunaan Media Permainan Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah media permainan. Permainan adalah setiap konteks antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Permainan dapat menjadi sumber belajar atau media belajar apabila permainan tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran. Anak dapat belajar berbagai kesempatan dan kegiatan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Permainan dapat membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, segar, hidup, bahagia, santai namun tetap memiliki suasana belajar yang kondusif . Menurut Piageat, bermain adalah manifestasi penyesuaian , salah satu dasar proses-proses mental menuju pada pertumbuhan intelektual dan bermain merupakan suatu mekanisme penyesuaian yang penting bagi perkembangan atau pertumbuhan manusia.. Menurut Sadiman (2006) sebagai media pembelajaran, permainan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menghibur dan menarik. Permainan memungkunkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.
  • 24. Paradigma matematika | 24 Permainan memungkinkan siswa untuk memecahkan masalah- masalah yang nyata. Permainan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki, kesalahan- kesalahan operasional dapat diperbaiki. Membantu siswa meningkatkan kemampuan komunikatifnya. Membantu siswa yang sulit belajar dengan metode tradisional. Permainan besifat luwes, dapat dipakai untuk bernagai tujuan pendidikan. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak. 6. Metode Penugasan / Pemberian Tugas Metode pemberian tugas resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belaja baik secara individual maupun kelompok. Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru pewrlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendaknya dicapai oleh murid. Sifat daripada tujuan-tujuan itu adalah : a) Merangsang agar siswa berusaha lebih baik memupuk inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. b) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang. Waktu-waktu luang dari para siswa agar dapat digunakan lebih konstruktif. c) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas. d) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaanya. Selain itu, guru juga perlu memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas mengenai tuga yang diberikan kepada siswa. Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam
  • 25. Paradigma matematika | 25 memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa , agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus dipentingkan . jika aspek-aspek yang diperlukan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan itu.  Kebaikan metode pemberian tugas : a) Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat dan bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik. b) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. c) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari gur, lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat. e) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar yang dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.  Kelemahan metode pemberian tugas : a) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. b) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggungjawab bagi guru, apalagi bila tugas-tugas itu sukar dilaksanakan, ketegangan mental mereka dapat terpengaruh. d) Kalau tugas diberikan secara umum mungkin seorang anak didik akan mengalami kesulitan karena akan sukar menyelesaikan tugas dengan
  • 26. Paradigma matematika | 26 adanya perbedaan individual. Kelemahan ini lebih dititikberatkan pada siswa, tetapi ada juga kelemahan guru.  Mengatasi kelemahan metode pemberian tugas : a) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaklah jelas., sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan. b) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing. c) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup. d) Adanya kontrol dan pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh- sungguh. e) Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan : - Menarik minat dan perhatian siswa. - Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaiakan. - Diusahakan tugas itu praktis dan bersifat ilmiah. - Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal yang dikenal siswa.
  • 27. Paradigma matematika | 27 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kata "matematika" berasal dari kata μάθημα (máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar", juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar". Melihat matematika dari sudut pandang keilmuan berarti kita harus memahami dengan baik karakteristik-karakteristik yang menjadi kekhasan dari matematika tersebut. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari bahkan dibenci oleh kebanyakan siswa. Banyak siswa yang memberikan respon negatif saat mendengar kata matematika. Matematika dianggap sebagai pelajaran rumit dengan ratusan rumus dan logika yang membingungkan, sehingga tidak jarang banyak nilai yang tidak memuaskan pada mata pelajaran yang satu ini. Untuk menghilangkan persepsi pada siswa bahwa matematika sulit, harus dimulai dari diri guru. Pertama guru harus merubah paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran progresif. Pada paradigma tradisional pembelajaran matematika disekolah cendrung didominasi oleh transfer pengetahuan. Materi yang banyak dan sulit, serta tuntutan untuk menyelesaikan materi pembelajaran telah membuat guru membelajarkan matematika dengan cepat tapi tidak mendalam. Banyak tehnik lain untuk mengubah persepsi siswa tentang matematika. Karena matematika adalah aktivitas manusia, alangkah baiknya juga dalam pembelajaran matematika guru beraktivitas mempelajari dan mencari metode-metode baru dalam pembelajaran matematika. Sehingga guru tidak monoton pada metode-metode tertentu saja. Dengan kreatifitas guru diharapkan beberapa tahun mendatang matematika bukan lagi menjadi momok bagi siswa tapi justru menjadi pelajaran yang disenangi.
  • 28. Paradigma matematika | 28 Penerapan suatu metode atau cara atau pendekatan dalam pengajaran matematika sebelumnya menysun strategi belajar mengajar, dengan strategi belajar mengajar yang sudah tersusun dapat ditentukan metode mengajar atau tehnik mengajar dan akhirnya dapat dipilih media pelajaran sebagi pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan. Menerapkan metode mengajar matematika pendidik harus dapat memanfaatkan pengalaman-pengalaman alamiah peserta didik guna mengembangkan konsep-konsep matematika seperti bilangan, pengukuran, dan benda-benda lainnya serta dapat memelihara keterampilan yang diperlukan dengan demikian peserta didik akan menyenangi matematika karena relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi belajar itu sangat penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapai, untuk hal-hal yang sulit strategi belajar ama penting. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Starategi belajar lebih di pentingkan disbanding dengan hasilnya. Dari berbagai penjelasan diatas bahwa dalam suatu pembelajaran banyak metode mengajar yang bisa dilakukan, sehingga guru dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan banyaknya metode mengajar, penyampaian bahan ajar pun disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa pada akhirnya diharapkan dapat memacu motivasi siswa untuk lebih mendalami bahan ajar yang disajikan.
  • 29. Paradigma matematika | 29 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. J.J. Hasibuan dan Mujiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Manfaat, Budi. 2010. Membumikan Matematika dari Kampus ke Kampung. Cirebon: Eduvision Publishing. Raka, Joni. 1980. Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta: P3G Departemen P dan K. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Simanjuntak, Lisnawaty. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/07/tentang-matematika.html. ( Diunduh tanggal 21 April 2013 Pukul: 16.18)